PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAI F4 DAN EVALUASI DAYA HASILNYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PERBESARAN (AUGMENTED DESIGN)
|
|
- Yuliani Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAI F4 DAN EVALUASI DAYA HASILNYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PERBESARAN (AUGMENTED DESIGN) Muhamad Syukur 1*), Sriani Sujiprihati 1) dan Asril Sirear 1) 1) Departemen Aronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Boor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaa, Boor Telp/fax: *) Penulis untuk korespondensi. ABSTRACT ESTIMATION OF GENETIC PARAMETERS OF AGRONOMIC CHARACTERS AND YIELD EVALUTION ON F4 PEPPER USING AUGMENTED DESIGN. The objective of this research was to estimated heritability and variability of aronomic characters and yield evaluation on F4 enerations of pepper. This research was conducted at Ciampea, Boor. The experimental desin used was arraned in Aumented Desins. Plant materials were 41 F4 enotypes and check varieties. The result indicated that the character of plant heiht, dichotomus heiht, stem diameter, yield per plant, fruit per plant, fruit lenth, fruit diameter, and fruit flesh thickness had broad enetic variability and hih broad-sense heritability. The character of time of flowerin, time of harvest and fruit weiht had narrow enetic variability and low to medium broad-sense heritability. There were 7 selected enotypes: CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , and CCA Key words: heritability, variability, pepper, aumented desin PENDAHULUAN heritabilitas tini akan lebih efektif daripada populasi yan memiliki heritabilitas rendah. Hal ini Cabai merupakan sayuran unulan nasional disebabkan penaruh enetiknya yan lebih besar dan salah satu sayuran pentin dunia. Upaya daripada penaruh linkunan yan berperan dalam peninkatan produksi sanat diperlukan untuk ekspresi karakter tersebut. Ada dua macam memenuhi konsumsi dalam neeri yan semakin heritabilitas, yaitu heritabilitas arti luas dan arti meninkat. Menurut Badan Pusat Statistik (009), sempit. Heritabilitas arti luas mempertimbankan produktivitas cabai nasional Indonesia tahun 008 keraaman total enetik dalam kaitannya denan adalah 6,44 ton per hektar. Anka tersebut masih keraaman fenotipiknya, sedankan heritabilitas arti sanat rendah jika dibandinkan denan potensi sempit melihat lebih spesifik pada penaruh raam produksinya yan dapat mencapai 1 ton per hektar aditif terhadap keraaman fenotipiknya (Poehlman (Purwati et al., 000). dan Sleeper, 1995). Penembanan tanaman cabai masih Dalam tahap awal pemuliaan, umumnya menhadapi beberapa kendala, di antaranya adalah terdapat enotipe dalam jumlah besar tetapi jumlah rendahnya daya hasil dan adanya seranan penyakit benih yan tersedia tiap enotipe terbatas, sehina yan disebabkan oleh bakteri, cendawan dan virus. untuk menatasi masalah ini dan menoptimalkan Salah satu upaya untuk meninkatkan produksi dan sumberdaya yan ada biasanya pemulia kualitas hasil cabai adalah melalui proram menunakan rancanan perbesaran (aumented pemuliaan tanaman. Perbaikan karakter tanaman desin). Rancanan perbesaran diunakan untuk cabai melalui proram pemuliaan tanaman menyarin enotipe-enotipe dalam percobaan membutuhkan banyak informasi antara lain nilai pemuliaan. Dalam rancanan ini enotipe baru yan heritabilitas, kemajuan enetik, keraaman enetik diuji tidak diulan tetapi enotipe pembandin yan dan peran en yan mempenaruhi fenotipe populasi diulan (Federer et al., 001). Scott dan Milliken tanaman tersebut. Menurut Sujiprihati et al. (008), (1993) menyatakan pembandin dalam rancanan populasi yan memiliki nilai heritabilitas yan tini perbesaran ini diunakan untuk mendua penaruh akan lebih mudah dilakukan perbaikan karakter blok dan penaruh linkunan. Menurut Peterson melalui seleksi dibandinkan denan populasi yan (1994), tujuan dari rancanan perbesaran yaitu bernilai heritabilitas rendah. Nilai kemajuan enetik merupakan suatu cara membandinkan antara mencerminkan besarnya kemajuan perbaikan enotipe yan diuji denan pembandin, dan untuk karakter yan dapat dicapai bila dilakukan seleksi. menyesuaikan hasil enotipe yan berbeda dari blok Heritabilitas merupakan tolok ukur yan ke blok. menentukan apakah perbedaan penampilan suatu Beberapa penelitian tentan keraaman karakter disebabkan oleh faktor enetik atau enetik, heritabilitas dan pewarisan pada cabai telah linkunan. Seleksi terhadap populasi yan memiliki dilakukan, antara lain oleh Manju dan Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni 010 9
2 Sreelathakumary (00), Sreelathakumary dan Rajamony (004), Lestari et al. (006), Hilmayanti et al. (006), dan Marame et al. (008). Namun demikian tidak banyak yan memanfaatkan data yan menunakan rancanan perbesaran dalam mendua parameter enetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendua nilai heritabilitas dan variabilitas enetik beberapa karakter aronomi serta mempelajari daya hasil enotipe-enotipe F4 cabai menunakan rancanan perbesaran (aumented desin). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai denan Juni 006. Penanaman dilaksanakan di Kebun Petani Cihideun, Ciampea, Kabupaten Boor, yan memiliki ketinian 50 m dpl denan curah hujan rata-rata 31 mm per bulan. Penelitian menunakan 43 enotipe cabai, terdiri atas 41 enotipe F4 dan dua varietas pembandin yaitu Tit Super dan Jatilaba. Genotipe F4 merupakan hasil persilanan sinle cross dan three way cross antara alur cabai AVRDC (Asian Veetable Research and Development Centre) denan varietas cabai lokal Indonesia (Jatilaba, Tit Super dan KR-B). Seleksi menunakan metode pediree mulai dilakukan pada populasi F. Selanjutnya dilakukan penyerbukan sendiri dan seleksi hina populasi F4. Rancanan percobaan yan diunakan adalah rancanan perbesaran atau aumented desin (Baihaki, 000). Genotipe F4 ditanam tanpa ulanan, sedankan dua varietas pembandin (Jatilaba dan Tit Super) diulan empat kali, sehina terdapat 41 + ( x 4) satuan percobaan. Setiap petak percobaan terdiri atas 0 tanaman. Setelah bibit memiliki 4 helai daun sempurna, kuran lebih empat minu di tray pembibitan, bibit ditanam di lapanan. Bibit ditanam denan jarak tanam 0,5 m x 0,5 m dalam dua baris tanam (double row). Setiap luban tanam diberi Furadan 3G untuk menceah lalat bibit dan hama tanah lainnya. Pada setiap tanaman diberi ajir bantu. Pemupukan dilakukan menunakan larutan pupuk NPK seminu sekali denan konsentrasi 10 /l. Pupuk diberikan denan cara dikocor denan volume 50 ml larutan per tanaman. Selain itu, pemupukan jua dilakukan menunakan pupuk daun Gandasil D (N:P:K:M = 0:15:15:1) denan konsentrasi 1-3 /l dan pupuk multimikro denan konsentrasi -3 ml/l pada 4 dan 5 MST. Pemeliharaan tanaman yan dilakukan meliputi penyiraman, penendalian ulma, penendalian hama dan penyakit, dan sanitasi pada tanaman. Penyemprotan pestisida dilakukan seminu dua kali denan pestisida Antracol (Propineb 0%) konsentrasi -4 /l, Curacron (Profenopos 500 /l) konsentrasi ml/l, Kelthane (Dikofol 191 /l) konsentrasi 1 ml/l dan Plantomycin 7SP (1 /l). Penamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh yan dipilih secara acak pada setiap petak percobaan. Peubah yan diamati meliputi umur berbuna, umur panen, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, panjan buah, bobot buah, diameter buah, tebal dain buah, tini tanaman, tini dikotomus, dan diameter batan. Analisis raam menunakan uji F. Jika ada perbedaan nyata antar enotipe, dilakukan pemisahan nilai tenah menunakan uji Dunnet pada taraf α = 5%. Nilai heritabilitas (h ) dihitun menunakan rumus heritabilitas dalam arti luas berdasarkan Poehlman dan Sleeper (1995). Penduaan heritabilitas diturunkan dari sidik raam (Tabel 1). Tabel 1. Sidik raam aumented desin Sumber Keraaman db Jumlah Kuadrat (JK) Perlakuan Genotipe (G) Kontrol (K) GxK Galat Total terkoreksi ( + k) 1 1 k-1 1 ((+rk)-1)-((+k)-1)) ( + rk) - 1 JK P JK G JK K JK GxK JK E Kuadrat Tenah (KT) KT P KT G KT K KT GxK KT E 10 Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni 010 Nilai Harapan Kuadrat Tenah E(KT) σ e + σ G σ e + rσ K Sumber: Baihaki (000) Keteranan: = jumlah enotipe uji, k = jumlah enotipe pembandin, r = ulanan, σ G = raam enetik, σ K = raam pembandin, σ e = raam alat KTalat G E G ( KTenotipe KTalat) / r P G E h bs x 100% r P Keteranan : h bs = heritabilitas arti luas; σ P = raam fenotipe; σ G = raam enetik; σ G = raam enetik σ e
3 McWhirter (1978) dikutip Bahar dan Zen (1993) menklasifikasikan nilai dua heritabilitas arti luas sebaai berikut : h bs > 50% (tini); 0% < h bs 50% (sedan); dan h bs 0% (rendah). Luas dan sempitnya variabilitas enetik dan fenotipik karakter yan diamati didua menunakan perhitunan alat baku raam enotipik dan standar error raam fenotipik menikuti Anderson dan Bancroft (195) dikutip Wahdah et al. (1996) sebaai berikut : p Keteranan: r r MS db MS db MS db e e σ σ = alat baku raam enetik σ σ p = alat baku raam fenotipe MS = kuadrat tenah enotipe MS e = kuadrat tenah alat r = jumlah ulanan db = derajat bebas enotipe db = derajat bebas alat Keraaman enetik dikatakan luas apabila σ (σ σ ) dan dikatakan sempit apabila σ < (σ σ ). Keraaman fenotipik dikatakan luas apabila σ p (σ σ p ) dan dikatakan sempit apabila σ p < (σ σ p ). σ merupakan raam enetik, σ σ merupakan alat baku raam enetik, σ p merupakan raam fenotipe, σ σ p merupakan alat baku raam fenotipe. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis raam, enotipe berpenaruh sanat nyata terhadap peubah diameter batan, diameter buah, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, dan panjan buah. Sementara itu enotipe berpenaruh nyata terdapat pada peubah tini tanaman (Tabel ). Keraaman Genetik dan Heritabilitas Karakter yan memiliki keraaman enetik yan luas adalah tini tanaman, tini dikotomus, diameter batan, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, panjan buah, diameter buah, dan tebal dain buah. Karakter yan memiliki keraaman enetik yan sempit adalah umur panen, umur berbuna, dan bobot buah (Tabel 3). Beberapa penelitian pada cabai menunjukkan bahwa terdapat keraaman enetik yan luas untuk karakter bobot buah, bobot buah per tanaman (Manju dan Sreelathakumary, 00; Sreelathakumary dan Rajamony, 004), panjan buah dan jumlah buah per tanaman (Sreelathakumary dan Rajamony, 004; Lestari et al., 006). Menurut Allard (1960), proses seleksi akan lebih efektif pada suatu populasi denan keraaman enetik yan luas. Salah satu komponen pentin keberhasilan proram seleksi dalam proram pemuliaan adalah keraaman enetik. Keraaman enetik yan luas untuk beberapa karakter pada populasi ini disebabkan latar belakan enetik populasi yan berbeda. Penetahuan tentan latar belakan enetik populasi sanat pentin untuk memulai seleksi. Menurut Pinaria (1995), keraaman enetik suatu populasi terantun pada apakah populasi tersebut merupakan enerasi bersereasi dari suatu persilanan, pada enerasi ke berapa, dan baaimana latar belakan enetiknya. Lestari et al. (006), menunakan cabai merah hasil persilanan antarspecies cabai rawit (C. frustecens) denan cabai merah (C. annuum); Manju dan Sreelathakumary (00) menunakan 3 aksesi cabai spesies C. chinense dan Sreelathakumary dan Tabel. Rekapitulasi uji F beberapa karakter aronomi enotipe cabai F4 Karakter F Hitun Koefisien Keraaman (%) Tini dikotomus 1.36 tn Tini tanaman 4.39* Umur berbuna 1.4 tn Umur panen 1.01 tn 8.58 Diameter batan 8.6** 7.08 Diameter buah 8.7** 9.7 Bobot buah 1.8 tn Bobot buah per tanaman 7.14** Jumlah buah per tanaman 8.83** 9.96 Tebal dain buah 3.70 tn Panjan buah 8.94** 6.33 Keteranan : *; ** berturut-turut berbeda nyata pada taraf α = 5% dan α = 1%, tn = tidak berbeda nyata Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni
4 Tabel 3. Nilai dua raam fenotipe, raam enotipe, dan standar deviasi raam enotipe karakter cabai F4 Karakter σ P σ G σ σ G Kriteria Umur panen Sempit Umur berbuna Sempit Tini tanaman Luas Tini dikotomus Luas Diameter batan Luas Bobot buah per tanaman Luas Jumlah buah per tanaman Luas Panjan buah Luas Bobot buah Sempit Diameter buah Luas Tebal dain buah Luas Keteranan: σ P = raam fenotipe, σ G = raam enotipe, σ σ G = alat baku raam enotipe Rajamony (004) menunakan 35 enotipe cabai spesies C. annuum L. dalam mendua keraaman enetik. Nilai dua heritabilitas suatu karakter perlu diketahui untuk mendua kemajuan dari suatu seleksi, apakah karakter tersebut penampilannya banyak dipenaruhi oleh faktor enetik atau linkunan. Menurut Poehlman dan Sleeper (1995), jika raam enetik lebih besar dari pada raam linkunan dalam mempenaruhi fenotipe maka heritabilitas akan tini, namun jika raam enetik lebih kecil dari pada raam linkunan mempenaruhi fenotipe maka heritabilitas akan rendah. Berdasarkan Tabel 4, karakter yan memiliki heritabilitas yan luas adalah tini tanaman, tini dikotomus, diameter batan, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, panjan buah, dan diameter buah. Heritabilitas sedan hanya terdapat pada karakter umur berbuna, sedankan karakter yan memiliki heritabilitas rendah adalah karakter umur panen, bobot buah dan tebal dain buah. Beberapa penelitian pada cabai menunjukkan bahwa nilai dua heritabilitas arti luas yan tini pada karakter bobot buah, bobot per tanaman (Sreelathakumary and Rajamony, 004; Lestari et al., 006; Marame et al., 008), panjan buah (Manju and Sreelathakumary, 00; Sreelathakumary and Rajamony, 004; Marame et al., 008), diameter buah (Manju and Sreelathakumary, 00; Sreelathakumary and Rajamony, 004; Lestari et al., 006), umur berbuna (Lestari et al., 006) dan umur panen (Manju and Sreelathakumary, 00; Marame et al., 008). Keraaan Daya Hasil Terdapat tia enotipe yan memiliki bobot buah per tanaman lebih dari 500 yaitu CCA (614.9 ), CCA ( ), dan CCA (507.6 ). Bobot buah ketia enotipe tersebut tidak berbeda nyata denan varietas pembandin Jatilaba (53.43 ) dan Tit Super (644.9 ) (Tabel 5). Bobot buah per tanaman CCA sama denan hibrida IPB CH3 (614.6 ) hasil penelitian Syukur et al. (010). Jika jarak tanam 50 cm x 50 cm denan lebar bedenan 1 m maka jumlah populasi tanaman per hektar lebih kuran tanaman (Berke dan Gniffke, 006). Denan asumsi bahwa hanya 80% tanaman yan dapat berproduksi denan baik maka CCA mempunyai produktivitas ton/ha. Permadi dan Kusandriani (006) menyatakan bahwa jika petani menunakan benih unul dan sistem budidaya intensif maka produktivitas cabai dapat mencapai 1 ton/ha. Hal ini dapat dicapai jika bobot buah cabai minimal 500 /tanaman. Karakter jumlah buah per tanaman menunjukkan jumlah buah rata-rata yan dimiliki oleh tanaman tiap enotipe. Genotipe CCA , CCA555-5-, CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , dan CCA memiliki jumlah buah per tanaman lebih banyak daripada varietas Jatilaba dan Tit Super (Tabel 6). Genotipe CCA (15.17 cm) memiliki panjan buah lebih panjan daripada Varietas Jatilaba (11.06) dan Tit Super (11.4) (Tabel 7). Menurut Badan Standar Nasional (1998), cabai besar termasuk ke dalam kriteria mutu I jika mempunyai panjan 1 14 cm, mutu II denan panjan 9 11 cm dan mutu III denan panjan < 9 cm. Menurut Sayaka et al. (008), salah satu industri yan berbahan baku cabai di Indonesia mensyaratkan kualitas cabai denan ukuran panjan cm. Denan demikian, berdasarkan Tabel 8, panjan CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , dan CCA sesuai denan kriteria cabai industri mutu I 1 Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni 010
5 Tabel 4. Nilai dua raam enetik, raam fenotipe dan heritabilitas arti luas (h bs) Karakter σ P σ G h bs (%) Kriteria Umur panen Rendah Umur berbuna Sedan Tini tanaman Tini Tini dikotomus Tini Diameter batan Tini Bobot buah per tanaman Tini Jumlah buah per tanaman Tini Panjan buah Tini Bobot buah Rendah Diameter buah Tini Tebal dain buah Rendah Keteranan: σ P = raam fenotipe, σ G = raam enotipe, h bs = heritabilitas arti luas Tabel 5. Nilai tenah bobot buah per tanaman dari 41 enotipe cabai F4 dan kedua varietas pembandin Genotipe Bobot Buah per Tanaman () Genotipe Bobot Buah per Tanaman () Tit Super CCA ab Jatilaba CCA a CCA a CCA CCA CCA ab CCA CCA a CCA ab CCA ab CCA a CCA ab CCA a CCA ab CCA ab CCA ab CCA CCA ab CCA a CCA ab CCA a CCA ab CCA a CCA ab CCA ab CCA a CCA ab CCA a CCA a CCA ab CCA ab CCA ab CCA a CCA ab CCA CCA a CCA ab CCA ab CCA CCA ab CCA ab Keteranan: a = berbeda nyata lebih kecil daripada Tit Super dan b = berbeda nyata lebih kecil daripada Jatilaba berdasarkan Uji Dunnet taraf α = 5%. Nilai d dunnet = Tidak ada enotipe yan memiliki diameter buah lebih besar dari pada kedua varietas Jatilaba dan Tit Super (Tabel 7). Menurut Badan Standardisasi Nasional (1998), cabai besar termasuk ke dalam kriteria mutu I jika mempunyai diameter cm, mutu II denan diameter cm sedankan mutu III denan diameter < 1.3 cm. Penelitian yan dilakukan Hartuti dan Asar (199) menunkapkan bahwa ada kriteria tertentu yan dikehendaki oleh industri dalam memperoleh bahan baku cabai olahan. Kriteria tersebut di antaranya adalah diameter cabai cm. Berdasarkan data pada Tabel 7, buah cabai enotipe CCA , CCA dan CCA sesuai kriteria cabai industri mutu II. Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni
6 Tabel 6. Nilai tenah jumlah buah per tanaman 41 enotipe cabai F4 dan kedua varietas pembandin Genotipe Jumlah Buah per Jumlah Buah per Genotipe Tanaman Tanaman Tit Super CCA Jatilaba 5.34 CCA B CCA B CCA B CCA AB CCA CCA CCA AB CCA CCA AB CCA CCA AB CCA CCA CCA a CCA AB CCA AB CCA AB CCA AB CCA CCA B CCA CCA CCA CCA CCA CCA CCA CCA CCA a CCA CCA ab CCA CCA CCA AB CCA AB CCA AB CCA CCA CCA B CCA a Keteranan: a = berbeda nyata lebih kecil daripada Tit Super, A = berbeda nyata lebih besar daripada Tit Super, b = berbeda nyata lebih kecil daripada Jatilaba, B = berbeda nyata lebih besar daripada Jatilaba berdasarkan Uji Dunnet taraf α = 5%. Nilai d dunnet = Tabel 7. Nilai tenah panjan buah 41 enotipe cabai F4 dan kedua varietas pembandin Genotipe Panjan Buah (cm) Genotipe Panjan Buah (cm) Tit Super 11.4 CCA Jatilaba CCA CCA ab CCA CCA AB CCA ab CCA CCA CCA CCA CCA CCA ab CCA CCA ab CCA ab CCA a CCA CCA ab CCA CCA CCA AB CCA CCA CCA CCA CCA CCA ab CCA CCA ab CCA CCA ab CCA ab CCA CCA CCA CCA CCA ab CCA CCA CCA a CCA Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni 010
7 Keteranan: a = berbeda nyata lebih kecil daripada Tit Super, A = berbeda nyata lebih besar daripada Tit Super, b = berbeda nyata lebih kecil daripada Jatilaba, B = berbeda nyata lebih besar daripada Jatilaba berdasarkan Uji Dunnet taraf α = 5%. Nilai d dunnet =.6. Tabel 8. Nilai tenah diameter buah 41 enotipe cabai F4 dan kedua varietas pembandin Genotipe Diameter Buah (cm) Genotipe Diameter Buah (cm) Tit Super 1.47 CCA ab Jatilaba 1.51 CCA CCA ab CCA b CCA ab CCA b CCA CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA b CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA CCA CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA CCA ab CCA CCA CCA ab CCA b CCA b CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA ab CCA CCA Keteranan: a = berbeda nyata lebih kecil daripada Tit Super dan b = berbeda nyata lebih kecil daripada Jatilaba berdasarkan Uji Dunnet taraf α = 5%. Nilai d dunnet = Keraaman enetik dan heritabilitas sanat bermanfaat dalam proses seleksi. Seleksi akan efektif jika populasi tersebut mempunyai keraaman enetik yan luas dan heritabilitas yan tini. Selain informasi raam populasi, nilai tenah masin masin enotipe jua berperan dalam efektivitas seleksi. Nilai tenah tersebut dihubunkan denan idiotipe tanaman yan inin dicapai dan keininan konsumen. Berdasarkan informasi keraaman enetik, heritabilitas dan nilai tenah enotipe maka enotipe CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , dan CCA terpilih untuk dievaluasi pada enerasi berikutnya dalam ranka menembankan varietas cabai berdaya hasil tini. KESIMPULAN Karakter tini tanaman, tini dikotomus, diameter batan, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, panjan buah, diameter buah, dan tebal dain buah memiliki keraaman enetik yan luas, dan heritabilitas yan tini, sehina karakterkarakter ini dapat diunakan sebaai karakter seleksi. Karakter umur panen, umur berbuna, dan bobot buah memiliki keraaman enetik sempit, heritabilitas rendah hina sedan. Berdasarkan empat komponen hasil yaitu bobot buah per tanaman, bobot buah, panjan buah, dan diameter buah terdapat tujuh enotipe terpilih untuk dievaluasi pada enerasi berikutnya adalah CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , CCA , dan CCA UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Proram Penelitian Kerjasama Faperta-AVRDC 006 diketuai oleh Dr. Sri Hendrastuti Hidayat yan telah membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W Principles of Plant Breedin. J Wiley & Sons. New York. Badan Pusat Statistik Luas panen, produksi dan produktivitas cabai tahun html [11 September 009]. Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni
8 Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Cabai Merah Sear, SNI No Bahar, H. dan S. Zen Parameter enetik pertumbuhan tanaman, hasil dan komponen hasil jaun. Zuriat 4(1):5-7. Baihaki, A Teknik rancan dan analisis penelitian pemuliaan. Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran. Bandun. 91 hlm. Berke, T.G., and P. Gniffke Procedures for sweet pepper field evaluation trials. AVRDC. Taiwan. 4 p. Federer, W.T., M. Reynolds, and J. Crossa Combinin result from aumented desins over sites. Aron. J. 93: Hartuti, N., dan A. Asar Kualitas bahan baku dan hasil olahan cabai di tinkat industri komersial dan rumah tana di Bandun. Bul. Penel. Hort. 6(): Hilmayanti, I, W. Dewi, Murdaninsih, M. Rahardja, N. Rostini dan R. Setiamihardja Pewarisan karakter umur berbuna dan ukuran buah cabai merah (Capsicum annuum L.). Zuriat 17(1): Lestari, A.D., W. Dewi, W.A. Qosim, M. Rahardja, N. Rostini dan R. Setiamihardja Variabilitas enetik dan heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil lima belas enotip cabai merah. Zuriat 17(1): Manju, P.R and I. Sreelathakumary. 00. Genetic variability, heritability and enetic advance in hot chilli (Capsicum chinense Jacq.). J. Trop. Aric. 40:4-6. Marame F., L. Desalene, Harjit-Sinh, C. Fininsa and R. Sivald Genetic components and heritability of yield and yield related traits in hot pepper. Res. J. Aric. & Biol. Sci. 4(6): Permadi, A.H., dan Y. Kusandriani Pemuliaan tanaman cabai. hlm Dalam A. Santika (ed.). Aribisnis Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta. Peterson, R.G Aricultural field experiments desin and analysis. Marcel Dekker Inc. New York. 438 p. Pinaria, A, A. Baihaki, R. Setiamihardja dan A.A. Daradjat Variabilitas enetic dan heritabilitas karakter-karakter biomassa 53 enotipe kedelai. Zuriat 6():88-9. Poehlman, J.M. and D.A. Sleeper Breedin Field Crops. Iowa State University Press. USA. 78 p. Purwati, E., B. Jaya dan A.S. Duriat Penampilan beberapa varietas cabai dan uji resistensi terhadap penyakit virus kerupuk. J. Hort. 10(): Sayaka, B., I.W. Yusastra, R. Sajuti, Supriyati, W.K. Sejati, A. Austian, Y. Supriyatna, I.S. Anurah, R. Elizabeth, Ashari, dan J. Situmoran Penembanan kelembaaan partnership dalam pemasaran komoditas pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian. 8 hlm. Scott, R.A. and G.A. Milliken A SAS proram for analyzin aumented randomized complete-blok desins. Crop. Sci. 33: Sreelathakumary, I. and L. Rajamony Variability, heritability and enetic advance in chilli (Capsicum annuum L.). J. Trop. Aric. 4(1-): Sujiprihati, S., M. Syukur dan R. Yunianti Pemuliaan tanaman. Baian Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Aronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. 369 hlm. Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti dan D.A. Kusumah Evaluasi daya hasil cabai hibrida dan daya adaptasinya di empat lokasi dalam dua tahun. J. Aron. Indonesia 38(1): Wahdah, R., A. Baihaki, R. Setiamihardja dan G. Suryatmana Variabilitas dan heritabilitas laju akumulasi berat kerin biji kedelai. Zuriat 7():9-98. o 16 Jurnal Arotropika 15(1): 9-16, Januari Juni 010
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAI F4 DAN EVALUASI DAYA HASILNYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PERBESARAN (AUGMENTED DESIGN)
Jurnal Agrotropika 15(1): 9-16 (010) PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAI F4 DAN EVALUASI DAYA HASILNYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PERBESARAN (AUGMENTED DESIGN) Muhamad Syukur 1*), Sriani
Lebih terperinciPendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas dan Korelasi untuk Menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi F5
Pendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas dan Korelasi untuk Menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi F5 The Estimation of Varian Component, Heritability, and Correlation to Determine
Lebih terperinciPENDUGAAN RAGAM GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER KOMPONEN HASIL BEBERAPA GENOTIPE CABAI
J. Agrivigor 10(2): 148-156, Januari-April 2011; ISSN 1412-2286 PENDUGAAN RAGAM GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER KOMPONEN HASIL BEBERAPA GENOTIPE CABAI Estimation of genetic variance and heritability
Lebih terperinciKERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK BEBERAPA KARAKTER KUANTITATIF PLASMA NUTFAH JAGUNG KOLEKSI BALITSEREAL
KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK BEBERAPA KARAKTER KUANTITATIF PLASMA NUTFAH JAGUNG KOLEKSI BALITSEREAL Roy Efendi 1, Fatmawati F 1., Made J. Mejaya 1 dan Charles Y. Bora 1 Balai Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Boor. Penukuran bobot kerin, bobot basah, kandunan klorofil dan penerinan tanaman dilaksanakan di
Lebih terperinciVARIABILITAS DAN HERITABILITAS BEBERAPA KARAKTER BUAH DARI 15 AKSESI PEPAYA GENERASI F1
ISSN 1410-009 Jurnal Penelitian dan Inormasi Pertanian Arin Vol. 11 No., Oktober 007 VARIABILITAS DAN HERITABILITAS BEBERAPA KARAKTER BUAH DARI 15 AKSESI PEPAYA GENERASI F1 ABSTRAK Variability and Heritability
Lebih terperinciEvaluasi Daya Hasil Cabai Hibrida dan Daya Adaptasinya di Empat Lokasi dalam Dua Tahun
Evaluasi Daya Hasil Cabai Hibrida dan Daya Adaptasinya di Empat Lokasi dalam Dua Tahun Yield Evaluation of Pepper Hybrids and Their Adaptation at Four Locations in Two Years Muhamad Syukur 1*, Sriani Sujiprihati
Lebih terperinciDAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 20 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):20-24, 2013 Vol. 1, No. 1: 20 24, Januari 2013 DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN
Lebih terperinciPARAMETER GENETIK TANAMAN AREN (Arenga pinnata L.) Genetic Parameters Of Sugar Palm (Arenga pinnata Merr.)
J. Aroland 16 (1) : 17-3, Maret 009 ISSN : 0854 641X ARAMETER ENETIK TANAMAN AREN (Arena pinnata L.) enetic arameters Of Suar alm (Arena pinnata Merr.) Sakka Samudin 1) dan Muhammad Salim Saleh 1) 1) Jurusan
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER GENETIK HASIL DAN KOMPONEN HASIL GALUR - GALUR PADI LOKAL ASAL BANTEN
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK HASIL DAN KOMPONEN HASIL GALUR - GALUR PADI LOKAL ASAL BANTEN Sahiral Yakub, Kartina AM, Sulastri Ismininsih, dan Suroso ML Universitas Sultan Aen Tirtayasa Jln. Raya Jakarta
Lebih terperinciKAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN
Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian Agrin, Vol.11 No. 1, April 007 KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN Genetic
Lebih terperinciANALISIS VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER AGRONOMI 30 KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Lokal Sulawesi Tenggara
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 01 Vol. 1 No. Hal. 174-183 ISSN: 089-9858 PS AGRONOMI PPs UNHALU ANALISIS VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER AGRONOMI 30 KULTIVAR JAGUNG (Zea mays
Lebih terperinciUji Daya Gabung dan Tipe Aksi Gen pada Buah Pepaya
Sukartini dan T. Budiyanti : Uji Daya Gabun dan Tipe Aksi Gen pada Buah Pepaya J. Hort. 19(2):131-136, 2009 Uji Daya Gabun dan Tipe Aksi Gen pada Buah Pepaya Sukartini dan T. Budiyanti Balai Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun
J. Hort. 18(1):16-20, 2008 Penaruh Pemankasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tankuban Parahu No. 517, Lemban, Bandun
Lebih terperinciHajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto
KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER KOMPONEN HASIL PADA POPULASI F2 BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS INTRODUKSI DENGAN VARIETAS LOKAL GENETIC VARIABILITY AND HERITABILITY
Lebih terperinciHERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) HERITABILITY AND GENETIC GAINS OF F2 POPULATION IN CHILLI (Capsicum annuum L.) Zuri Widyawati *), Izmi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPENDUGAAN VARIABILITAS DAN HERITABILITAS 18 FAMILI F5 CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 5, Mei 2017: 725 732 ISSN: 2527-8452 725 PENDUGAAN VARIABILITAS DAN HERITABILITAS 18 FAMILI F5 CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.) VARIABILITY AND HERITABILITY ESTIMATION
Lebih terperinciVARIABILITAS GENETIK HASIL PERSILANGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicumesculentum MILL.) DAN RESIPROKALNYA DI DATARAN RENDAH
VARIABILITAS GENETIK HASIL PERSILANGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicumesculentum MILL.) DAN RESIPROKALNYA DI DATARAN RENDAH GENETIC VARIABILITY OF TOMATO (Lycopersicumesculentum MILL.) PLANTS FROM CROSSES
Lebih terperinciPendugaan Parameter Genetik pada Beberapa Karakter Kuantitatif pada Persilangan antara Cabai Besar dengan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.
Pendugaan Parameter Genetik pada Beberapa Karakter Kuantitatif pada Persilangan antara Cabai Besar dengan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) Estimation of Several Genetic Parameter on Quantitative Characters
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN HERITABILITAS KETAHANAN TEBU POPULASI F 1 TERHADAP PENYAKIT BERCAK KUNING DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG
J. HPT Tropika. ISSN 1411-755 Sa diyah & Aeny Keraaman dan Heritabilitas Ketahanan Tebu 71 Vol. 1, No. 1: 71 77, Maret 01 KERAGAMAN DAN HERITABILITAS KETAHANAN TEBU POPULASI F 1 TERHADAP PENYAKIT BERCAK
Lebih terperinciDAFTAR lsi. PENGARUH mdrasi DEHIDRASI DAN DOSIS NPK PADA VIABILTAS BENIH KEDELAI Niar Nurmauli dan Yayuk Nurmiaty...
i Jurnai A6ROTROPKA SSN 0216-7662 Volume 15 Nomor 1 Januari-Juni2010 DAFTAR ls PENGARUH mdras DEHDRAS DAN DOSS NPK PADA VABLTAS BENH KEDELA Niar Nurmauli dan Yayuk Nurmiaty...........................................................
Lebih terperinciKARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT
SKRIPSI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Fitri Yanti 11082201730 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data
17 BAHAN DAN METODE Studi pewarisan ini terdiri dari dua penelitian yang menggunakan galur persilangan berbeda yaitu (1) studi pewarisan persilangan antara cabai besar dengan cabai rawit, (2) studi pewarisan
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER GENETIK VIGOR BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) MENGGUNAKAN ANALISIS SILANG HALF DIALEL
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK VIGOR BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) MENGGUNAKAN ANALISIS SILANG HALF DIALEL Estimation of genetic parameters chilli (Capsicum annuum L.) seeds vigor with half diallel cross
Lebih terperinciPENDUGAAN NILAI HERITABILITAS, VARIABILITAS DAN EVALUASI KEMAJUAN GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.
PENDUGAAN NILAI HERITABILITAS, VARIABILITAS DAN EVALUASI KEMAJUAN GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) F4 Oleh Eti Susiana A344006 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR RAHMI YUNIANTI 1 dan SRIANI SUJIPRIHATI 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Pascasarjana,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7
Lebih terperinciPendugaan Parameter Genetik Populasi Cabai (Capsicum annuum L.) Melalui Pengujian F1 Hasil Persilangan Secara Diallel ABSTRACT
Pendugaan Parameter Genetik Populasi Cabai (Capsicum annuum L.) Melalui Pengujian F1 Hasil Persilangan Secara Diallel Dedy alfian (*)1, Aslim Rasyad 1, Deviona 1 1) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciHERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annuum L.) Generasi F2
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No., Februari 017: 343 348 ISSN: 57-845 343 HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annuum L.) Generasi F HERITABILITY AND GENETIC ADVANCE IN GENERATION
Lebih terperinciVARIABILITY AND HERITABILITY VALUE OF 10 GENOTYPES OF CHILLI (CAPSICUM ANNUUM L.)
KERAGAMAN DAN HERITABILITAS 10 GENOTIP PADA CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) VARIABILITY AND HERITABILITY VALUE OF 10 GENOTYPES OF CHILLI (CAPSICUM ANNUUM L.) Widya Paramita Sari *), Damanhuri dan Respatijarti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuliaan tanaman telah menghasilkan bibit unggul yang meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan dihasilkan
Lebih terperinciKemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521 Maimun Barmawi, Nyimas
Lebih terperinciAnalisis Genetik Ketahanan Jagung terhadap Penyakit Bulai. Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Ratulangi No. 274 Maros, Sulawesi Selatan
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 5 NO. 006 Analisis Genetik Ketahanan Jaun terhadap Penyakit Bulai Muhammad Azrai, Hajrial Aswidinnoor, Jajah Koswara, Memen Surahman, dan Jan Rachman Hidajat 3
Lebih terperinciEVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI
Makalah Seminar departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO Yield
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga dan Balai Besar
Lebih terperinci7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN
UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS Dr. Rahmi Yunianti, SP, MSi PENDAHULUAN Cabai: Komoditas hortikultura
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi penelitian terletak di Kebun Percobaan Leuwikopo. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang biasa untuk penanaman cabai, sehingga sebelum dilakukan penanaman,
Lebih terperinciDaya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum
Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Yield and Resistance to Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum acutatum of
Lebih terperinciMakalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN EVALUASI DAYA HASIL ENAM GENOTIPE CABAI HALF DIALLEL PADA INTENSITAS CAHAYA RENDAH (Genetic Parameter
Lebih terperinciGENETIC VARIABILITY and HERITABILITY 20 GENOTYPE of HIGH YIELD CHILLI (Capsicum annuum L.) IPB COLLECTION
GENETIC VARIABILITY and HERITABILITY 0 GENOTYPE of HIGH YIELD CHILLI (Capsicum annuum L.) IPB COLLECTION VARIABILITAS GENETIK dan HERITABILITAS 0 GENOTIPE TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) UNGGUL KOLEKSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,
Lebih terperinciVI. PENGGUNAAN METODE STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TANAMAN. Ir. Wayan Sudarka, M.P.
VI. PENGGUNAAN METODE STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TANAMAN Ir. Wayan Sudarka, M.P. 6.1. Pendahuluan Pemuliaan tanaman memerlukan bantuan statistika untuk menduga ragam dalam populasi awal ataupun populasi
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA
EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA 060307012 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 EVALUASI
Lebih terperinciKEMAMPUAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI LAHAN GAMBUT
SKRIPSI KEMAMPUAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Julianti 11082201605 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciPendugaan Parameter Genetik dan Seleksi Karakter Kuantitatif Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) Populasi F3
Pendugaan Parameter Genetik dan Seleksi Karakter Kuantitatif Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) Populasi F3 Estimation of Genetic Parameters and Selection on Quantitative Characters of Bird Pepper (Capsicum
Lebih terperinciPewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai
Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai Abdullah Bin Arif 1 *, Sriani Sujiprihati 2, dan Muhamad Syukur 2 1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jl.
Lebih terperinciAnalisis Dialel untuk Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil pada Cabai (Capsicum annuum L.) menggunakan Metode Hayman
Analisis Dialel untuk Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil pada Cabai (Capsicum annuum L.) menggunakan Metode Hayman Diallel Analysis for Genetic Parameters Study of Yield Component in Pepper (Capsicum
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI)
Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI) The Analysis of Stability of Seven Sweet Corn Populations Using Additive
Lebih terperinciKERAGAMAN KARAKTER TANAMAN
MODUL I KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN 1.1 Latar Belakang Tujuan akhir program pemuliaan tanaman ialah untuk mendapatkan varietas unggul baru yang sesuai dengan preferensi petani dan konsumen. Varietas unggul
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Juni 2010. Penanaman di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB, Leuwikopo, Darmaga. Lokasi penanaman berada
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI PADA POPULASI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum MILL.)
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI PADA POPULASI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum MILL.) ESTIMATION OF GENETIC PARAMETER SEVERAL AGRONOMIC CHARACTERS IN TOMATO PLANT POPULATION
Lebih terperinciVariabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 5 Hasil Persilangan WILIS X B 3570
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 (3): 00-07 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-500 eissn Online 047-1781 Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill)
Lebih terperinciHERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN 7 FAMILI POPULASI F3 HASIL PERSILANGAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TW 2 X PBC 473
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN 7 FAMILI POPULASI F3 HASIL PERSILANGAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TW 2 X PBC 473 HERITABILITY AND GENETIC GAINS 7 FAMILIES OF F3 POPULATION CHILLI (Capsicum
Lebih terperinciEVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A
EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI Oleh Wahyu Kaharjanti A34404014 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 EVALUASI
Lebih terperinciAnalisis Dialel untuk Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil pada Cabai (Capsicum annuum L.) menggunakan Metode Hayman
Analisis Dialel untuk Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil pada Cabai (Capsicum annuum L.) menggunakan Metode Hayman Diallel Analysis for Genetic Parameters Study of Yield Component in Pepper (Capsicum
Lebih terperinciArya Widura Ritonga et al. (2016) J. Floratek 11 (2):
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL 9 CABAI HIBRIDA Growth and Yield Evaluation of 9 Hybrid Pepper Arya Widura Ritonga 1, Muhamad Syukur 1*, Sriani Sujiprihati 1, Dimas Purwo Anggoro 1 1 Departemen Agronomi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (Discriminant Analysis) adalah salah satu metode analisis multivariat yan bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yan sudah terkelompokkan
Lebih terperinciKERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH
KERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH PERFORMANCE OF 8 TOMATOES GENOTYPES (Lycopersicum esculentum Mill.) IN LOW LAND Khairul Imam 1, Murniati 2 dan Deviona
Lebih terperinciUmur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang
Lampiran 1. Deskripsi Jagung Varietas Bisma Golongan : Bersari bebas Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) Umur panen : ± 96 HST Batang : Tinggi sedang, tegap dengan tinggi ± 190 cm Daun
Lebih terperinciEvaluasi Pertumbuhan dan Daya Hasil Empat Belas Cabai Hibrida. Growth and Yield Evaluation of Fourteen Chili Pepper Hybrids
ISSN 2580-2100 e-issn 2580-6327 Tersedia daring http://horticulturae.ipb.ac.id Evaluasi Pertumbuhan dan Daya Hasil Empat Belas Cabai Hibrida Growth and Yield Evaluation of Fourteen Chili Pepper Hybrids
Lebih terperinciPendugaan Nilai Heterosis dan Daya Gabung Beberapa Komponen Hasil pada Persilangan Dialel Penuh Enam Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.
Pendugaan Nilai dan Daya Gabung Beberapa Komponen Hasil pada Persilangan Dialel Penuh Enam Cabai (Capsicum annuum L.) Estimation of and Combining Ability for Yield Components of Six Chili (Capsicum annuum
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga
Lebih terperinciKERAGAAN SEMBILAN GENOTIPE CABAI MERAH (Capsicum anuum L.) GENERASI KEEMPAT HASIL PERSILANGAN THREE WAY CROSS. Oleh Puspita Anggraini A
KERAGAAN SEMBILAN GENOTIPE CABAI MERAH (Capsicum anuum L.) GENERASI KEEMPAT HASIL PERSILANGAN THREE WAY CROSS Oleh Puspita Anggraini A34401042 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan strategis ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Sejalan dengan bertambahnya
Lebih terperinciInteraksi Genotipe x Lingkungan Hasil dan Komponen Hasil 14 Genotipe Tomat di Empat Lingkungan Dataran Rendah
Interaksi x Lingkungan Hasil dan Komponen Hasil 14 Tomat di Empat Lingkungan Dataran Rendah Genotype x Environment Interaction of Yield and Yield Components of 14 Tomato Genotypes in Four Lowland Environments
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, dan genus Capsicum. Tanaman ini berasal
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2
EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 HENRY ARDIANSYAH SIPAHUTAR 060307024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 010 Maret 011, kecuali lokasi Sukabumi pada bulan Maret Juni 011. Tempat Penelitian dilaksanakan di 7 lokasi yaitu Bogor,
Lebih terperinciEvaluasi Keragaan Tujuh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Lahan Gambut. Mico Saputra 1, Idwar 2 dan Deviona 2 ABSTRACT
Evaluasi Keragaan Tujuh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Lahan Gambut Mico Saputra 1, Idwar 2 dan Deviona 2 1) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNRI (*) micosaputra33@yahoo.com ABSTRACT The
Lebih terperinciPENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI
PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI Triyani Dumaria DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi
BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian secara keseluruhan terbagi dalam tiga percobaan sebagai berikut: 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 2. Studi Keragaan Karakter Agronomis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.
Lebih terperinciSELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 5. HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521
J Agrotek Tropika ISSN 337-4993 4 Jurnal Agrotek Tropika 3(1):4-9, 015 Vol 3, No 1: 4 9, Januari 015 SELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L] Merril) GENERASI F 5 HASIL PERSILANGAN WILIS x
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK FEBRIANI BANGUN 060307025 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO
PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciLindiana 1*), Nyimas Sa diyah 1, Maimun Barmawi 1 ABSTRACT
Estimasi Parameter Genetik Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Hasil Persilangan Wilis X B3570 di Lahan Kering Genetic Parameter Estimation of Agronomic Character of Soybean
Lebih terperinciRiama Dewi Sartika Sihotang*) Moch. Nawawi dan Syukur Makmur Sitompul
KERAGAMAN HASIL, PADA UJI 3 GALUR TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merril) GENERASI F3 HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS X ANJASMORO, TANGGAMUS X ARGOPURO, TANGGAMUS X UB YIELD DIVERSITY AT 3 SOYBEAN STRAINS (Clycine
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies cabai yang telah dikenal, diantaranya C. baccatum, C. pubescent,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, Dramaga, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dengan tipe tanah Latosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (606) :
Keragaan Fenotipe Berdasarkan Karakter Agronomi Pada Generasi F 2 Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merril.) The Phenotypic Diversity Based on Agronomic Character of Soybean Varieties in the F
Lebih terperinciPendugaan Parameter Genetik Karakter Umur Panen dan Bobot Per Buah pada Persilangan Cabai Besar dan Cabai Rawit (Capsicum annuum L.
Pendugaan Parameter Genetik Karakter Umur Panen dan Bobot Per Buah pada Persilangan Cabai Besar dan Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) Abdullah B. Arif 1*, Linda Oktaviana 2, Sriani Sujiprihati 3, dan Muhamad
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Panggung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dari
Lebih terperinciPOLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)
POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) Ade Saputra Saragih*, Aslim Rasyad dan Nurbaiti Fakultas Pertanian Universitas Riau * Alamat korespondensi:
Lebih terperinciKarakterisasi dan Pemilihan Kriteria Seleksi Tanaman Tomat untuk Daya Hasil Tinggi di Dataran Rendah
8 Karakterisasi dan Pemilihan Kriteria Seleksi Tanaman Tomat untuk Daya Hasil Tinggi di Dataran Rendah Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk untuk memperoleh informasi tentang keragaman genetik, kemiripan
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI
PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI Effects of Various Weight of Shallot Bulb Derived from First Generation
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari 2013. Penanaman dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung. Pengamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu Tanaman, dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPenampilan Fenotipik, Variabilitas, dan Heritabilitas 32 Genotipe Cabai Merah Berdaya Hasil Tinggi
Penampilan Fenotipik, Variabilitas, dan Heritabilitas 3 Genotipe Cabai Merah Berdaya Hasil Tinggi Phenotypic Performance, Variability, and Heritability of 3 High Yielding Red Pepper Genotypes Warid Ali
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN. Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A
UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A24070011 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN S. ANDRA MASTAUFAN.
Lebih terperinci