Uji Adaptasi beberapa Galur Cabai Merah di Dataran Medium Garut dan Dataran Tinggi Lembang
|
|
- Ratna Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kusmana et al.: Uji Adaptasi bbrp. Cabai Merah di Dataran Medium Garut... J. Hort. 19(4): , 2009 Uji Adaptasi beberapa Cabai Merah di Dataran Medium Garut dan Dataran Tinggi Lembang Kusmana, R. Kirana, I. M. Hidayat, dan Y. Kusandriani Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu 517 Lembang, Bandung Naskah diterima tanggal 19 September 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 6 Juli 2009 ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut dan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Kabupaten Bandung. Jumlah galur yang diuji sebanyak 13 macam dan 3 varietas pembanding. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan. Jumlah tanaman per plot sebanyak 20 batang. Tujuan pengujian untuk mengetahui daya adaptasi beberapa galur cabai yang dihasilkan oleh Balitsa pada lokasi dataran tinggi Lembang dan dataran medium Garut. Terdapat 3 galur cabai besar yang menampilkan hasil di atas 600 g/tanaman pada kedua lokasi penelitian, yaitu galur 2699, Lbg , dan SF-3, sedangkan galur 349-1, SF-1, SF-2, dan SFK-2 hanya berpotensi hasil tinggi di Lembang, dan galur AHP dan SFK-1 hanya berpotensi hasil tingggi di Garut. Katakunci: Capsicum annuum; Adaptasi; ; Dataran medium; Dataran tinggi. ABSTRACT. Kusmana, R. Kirana, I. M. Hidayat, and Y. Kusandriani Adaptation Trial of Some Chili Lines in Mid Elevation of Garut and Highland Lembang. The experiment was conducted at Wanaraja, Garut and Lembang, Bandung. Number of genotypes tested were 16 including 3 check varieties. A randomized block design with 3 replications was used. The experiment unit consisted of 20 hills per plot. The objective of the research was to find out high yielding lines for Garut and Lembang as well as for others similar ecosystem. The results indicated that 3 lines showed high yielding at both Garut and Lembang, these were 2699, Lbg , and SF-3. Two lines AHP and SFK-1 showed high yielding in Garut, while 4 lines 349-1, SF-1, SF-2, and SFK-2 gave high productivity at Lembang. Keywords: Capsicum annuum; Adaptation; Lines; Mid elevation; Highland. Cabai merupakan sayuran yang multiguna dalam hal pemanfaatannya, karena dimanfaatkan oleh rumah tangga, industri makanan, dan hotel (Duriat 2003). Konsumen rumah tangga menggunakan cabai sebagai bumbu masak, sehingga penciri kualitas luar, seperti warna kulit, ukuran buah, permukaan kulit, dan kekerasan buah, merupakan hal penting yang menentukan kualitas cabai (Ameriana 2000). Informasi preferensi konsumen rumah tangga tersebut dapat ditindaklanjuti oleh para pemulia tanaman cabai dalam menentukan atau memilih serta memperbaiki kualitas cabai merah. Karakteristik tanaman cabai seperti tersebut merupakan ciriciri karakter ideotip tanaman cabai yang dirakit pemulia tanaman cabai di Balitsa sejak tahun 1996 (Permadi 2003). Metode pemuliaan yang sering digunakan dalam pemuliaan cabai adalah silang balik (backcross), modifikasi single seed descent, dan metode pedigree (Bosland 1989). Permadi (2003) melaporkan bahwa kegiatan seleksi galur murni terhadap varietas lokal cabai yang sangat bervariasi, menghasilkan 2 galur unggul cabai besar (Tanjung-1 dan Tanjung-2), dan 1 cabai kriting Lembang-1. Untuk memperoleh galur-galur cabai tahan antraknos telah dilakukan seleksi ditingkat laboratorium dan menghasilkan 9 galur cabai merah (Kusandriani et al. 2000). Pengujian ketahanan galur-galur tersebut terhadap infeksi antraknos di lapangan, telah dilakukan untuk mengidentifikasi galur-galur yang tahan terhadap penyakit tersebut. Kegiatan seleksi lain yang dilakukan untuk memperoleh galur cabai yang berbuah ganda, telah berhasil mengidentifikasi 7 galur cabai yang potensial dan diminati oleh konsumen. -galur yang telah dihasilkan perlu dievaluasi lebih lanjut untuk mengetahui kestabilan produktivitasnya dalam uji adaptasi atau uji multilokasi. Tujuan pengujian adalah untuk menyeleksi dan menguji produktivitas beberapa galur cabai besar pada ekosistem dataran medium Wanaraja, Garut dan dataran tinggi Lembang. Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah beberapa galur harapan cabai besar hasil seleksi Balitsa memiliki potensi hasil tinggi pada ekositem Garut dan Lembang. Hasil penelitian berupa galur unggul yang berpotensi hasil tinggi dapat 371
2 J. Hort. Vol. 19 No. 4, 2009 direkomendasikan sebagai varietas baru yang cocok untuk daerah yang memiliki ekositem yang mirip dengan Wanaraja, Garut, dan Lembang. 372 BAHAN DAN METODE Tiga belas galur yaitu (1) 349-1, (2) SF-1, (3) SF-2, (4) SF-3, (5) SFN-12, (6) SFK -2, (7) SFK-1, (8) Lbg , (9) Lbg , (10) AHP , (11) Lbg , (12) AHP , (13) 2699, dan 3 varietas pembanding (Tanjung-1, Tanjung-2, dan Hot Chili) ditanam di Wanaraja, Garut (600 m dpl), dan di Kebun Percobaan Balitsa (1.250 m dpl), pada bulan Juli 2005 sampai dengan Januari Percobaan ditata dengan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Jumlah tanaman per plot sebanyak 20 batang. Lahan tempat percobaan diolah sempurna dan dibuat bedengan-bedengan dan ditutup mulsa plastik hitam perak. Setiap bedengan ditanami 2 baris tanaman dengan jarak tanam 60x50 cm. Tanaman diberi pupuk NPK 15:15:15 dengan dosis 1 t/ha dalam 6 kali aplikasi. Selain itu pupuk organik kotoran ayam sebanyak 30 t/ha diberikan 1 minggu sebelum tanam. Pengendalian OPT dilakukan dengan pestisida sintetis 2 kali seminggu bergantung intensitas serangan hama dan penyakit. Respons pertumbuhan tanaman terhadap lingkungan tumbuh diukur pada peubah-peubah saat 50% tanaman berbunga, tinggi tanaman saat berbunga, ukuran buah pada panen ke-3, jumlah buah per tanaman (panen 1-6), bobot buah per tanaman (panen 1-6), panjang dan diameter buah. Vigor tanaman diamati menggunakan skoring angka 1=vigor sangat buruk dan 9=tanaman sangat vigor. Analisis data dilakukan dengan analisis varians dan beda rerata antarperlakuan diuji dengan statistik Duncan pada taraf nyata 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah tanaman hidup pada penelitian di Garut berkisar antara (80-100%) tanaman. Keadaan tersebut tidak terlalu berbeda dengan jumlah tanaman tumbuh di Lembang. Di Garut, rerata jumlah tanaman hidup yang lebih rendah dari varietas pembanding ditampilkan oleh galur SF-2 (16 tanaman), sedangkan di Lembang ditampilkan oleh galur SFK-1. Rendahnya jumlah tanaman hidup pada galur SF-2 di Garut dan SFK-1 di Lembang, diduga akibat adanya transplanting shock, yang terkait dengan kepekaan galur tersebut terhadap perubahan cuaca di musim kemarau (Malagamba 1984). Perbedaan kondisi persemaian yang terkontrol di dataran tinggi Lembang ke lapangan yang berada pada elevasi yang lebih rendah di Garut, menyebabkan tanaman mengalami shock sewaktu dipindahkan. Kendati demikian tanaman cabai pada umumnya memiliki adaptasi yang luas sehingga dapat ditanam pada hampir semua jenis tanah, pada berbagai level ketinggian tempat, dan juga toleran terhadap berbagai tipe iklim yang berbeda (Burma dan Basuki1989, Suwandi 1996). Vigoritas tanaman dinilai berdasarkan penampilan tanaman di lapangan. Tanaman dengan vigor yang sangat baik dicirikan dengan pertumbuhan tanaman subur, kanopi daun lebar, batang kekar, dan tinggi tanaman yang proporsional. -galur yang diuji di Lembang memiliki kisaran vigor antara 5,7-8,3. Semua galur yang dievaluasi menampilkan vigor tanaman yang sebanding dengan varietas hibrida Hot Chili. Demikian juga hasil vigor tanaman di Garut, berkisar antara 6,3-8,3, yang tidak berbeda nyata dengan semua varietas pembanding. Tinggi tanaman pada saat panen pertama, di Garut berkisar antara 33,2-86,3 cm. Tanaman terpendek ditampilkan oleh galur Tanjung-1, sementara yang tertinggi dicapai oleh varietas pembanding Hot Chili. Beberapa galur yang memiliki tinggi sebanding dengan varietas Hot Chili adalah galur SF-19 (63,2 cm), AHP (60,2 cm), Lbg (58,3 cm), 2699 (57,8 cm), SF-3 (57,7 cm), dan AHP (54,5 cm). Petani cabai di Garut menghendaki tipe tanaman cabai besar yang pendek dan berbuah lebat. Karakter tersebut terdapat pada varietas Tanjung-1 dan Tanjung-2 yang tanamannya konsisten pendek, baik di Garut maupun di Lembang. Lb menampilkan tinggi tanaman tertinggi (75 cm) di Lembang tetapi di Garut varietas tersebut hanya menampilkan tinggi tanaman 49 cm. Hal yang sama terjadi pada galur SFN-12 memiliki tanaman lebih tinggi di Lembang. Kedua galur
3 Tabel 1. Kusmana et al.: Uji Adaptasi bbrp. Cabai Merah di Dataran Medium Garut... Tanaman hidup, vigor tanaman, dan tinggi tanaman 16 galur cabai di Lembang dan Garut (Plant survival, plant vigor, and plant height 16 lines of chili in Lembang and Garut), 2006 Tanaman (Plant) Hidup Vigor Tinggi (Survive) (Vigor) (Height) Lembang Garut Lembang Garut Lembang Garut (#) (#) (cm) (cm) a 20 a 6,3 ab 7,7 a 44 e 50 bcd SF-1 20 a 20 a 7,0 ab 7,7 a 46 e 51 bcd SF-2 20 a 16 b 8,3 a 6,3 a 53 cd 52 bcd SF-3 20 a 20 a 7,7 ab 7,7 a 49 de 58 abc SFN a 19 ab 7,0 ab 8,3 a 53 cd 43 d SFK-1 15 b 18 ab 7,0 ab 7,7 a 57 c 53 abc SFK-2 20 a 20 a 7,0 ab 8,3 a 63 b 60 ab Lbg a 20 a 6,3 ab 7,7 a 45 e 58 abc Lbg a 18 ab 5,7 b 8,3 a 43 e 54 abc AHP a 19 ab 7,7 ab 8,3 a 46 e 60 ab Lb a 20 a 7,7 ab 7,7 a 75 a 49 cd AHP a 20 a 7,0 ab 7,7 a 47 de 55 abc a 20 a 7,0 ab 7,7 a 56 c 58 abc Tanjung a 19 ab 7,7 ab 6,3 a 32 f 33 e Tanjung-2 20 a 20 a 7,7 ab 8,3 a 49 de 48 cd Hot Chili 20 a 18 ab 7,7 ab 7,7 a 67 b 86 a tersebut proses perakitan varietasnya dilakukan di Lembang, sehingga menunjukkan derajat adaptasi yang lebih baik terhadap kondisi lingkungan di Lembang dibandingkan kondisi lingkungan di Garut. Sebaliknya, varietas pembanding Hot Chili menampilkan tinggi tanaman yang relatif lebih tinggi di Garut (86 cm) dibandingkan dengan di Lembang (67 cm). Rosliani et al. (2004) mendapatkan bahwa dengan pemberian pupuk kandang kuda 30 t/ha ditambah mikroba, nyata dapat meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan 20 t/ha pupuk kandang kuda. Hal ini memberikan indikasi bahwa pertumbuhan tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuh. Umur berbunga berkisar antara hari setelah tanam (HST), galur yang paling lambat keluar bunga adalah galur Lb (50 hari) dan SFN-12 (47 hari). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gruben (1990) menunjukkan bahwa tanaman cabai di dataran tinggi mulai berbunga pada minggu 5-14, sedangkan di dataran rendah cabai sudah mulai berbunga pada minggu dengan umur berbunga dalam diduga juga berumur panen dalam, seperti halnya galur SFN-12 di Lembang pada 65 HST belum keluar buah. lainnya yang belum berbuah pada umur 65 HST adalah SF-2 dan AHP Di Garut, pada umur 65 HST semua galur sudah berbuah dengan jumlah tanaman berbuah berkisar antara 8-17,7 (40-88,5%) rumpun tanaman per petak percobaan. Cabai merupakan tanaman menyerbuk sendiri, namun peluang penyerbukan silangnya cukup tinggi, yang berkisar antara 9-32% (Kusandriani dan Permadi 1990). Terkait dengan tingginya persentase menyerbuk silang pada tanaman cabai, perlu diupayakan perbanyakan benih yang baik agar diperoleh benih yang murni, sehingga bakal tanaman yang dihasilkan identik dengan induknya. Persentase keseragaman tanaman yang ditampilkan oleh 16 galur dan varietas cukup tinggi mulai dari %, kecuali galur SFN-12 dan SFK-1 yang menampilkan tingkat keseragaman tanaman yang rendah, yaitu 76% dan 74%. Diameter dan panjang buah, serta warna kulit buah merupakan karakter penentu kualitas cabai merah untuk dapat diterima oleh konsumen (Ameriana 2000). Lebih lanjut Ameriana 373
4 J. Hort. Vol. 19 No. 4, 2009 Tabel 2. Umur berbunga, jumlah tanaman berbuah, dan keseragaman tanaman 16 galur baru cabai merah di Lembang dan Garut (Flowering date, No. plant with fruit, and plant uniformity of 16 new lines of chili in Lembang and Garut), Tabel 3. Diameter buah dan panjang buah 16 galur cabai di Lembang dan Garut (Fruit diameter and fruit length of 16 lines of chili at Lembang and Garut), Umur berbunga (Flowering date) Lembang HST (DAP)** Diameter (Diameter) Jumlah tanaman berbuah umur 65 HST (No. plant with fruit at 65 DAP) Garut (#) Buah (Fruit) Lembang (#) Panjang (Length) Lembang Garut Lembang Garut...cm ,7 cde 1,4 def 13,4 cd 11,7 abc SF-1 1,7 bc 1,6 bc 13,4 cd 11,2 bc SF-2 1,3 f 1,3 ef 11,6 e 10,6 c SF-3 1,7 bc 1,5 cde 13,5 cd 12,4 ab SFN-12 1,2 fg 1,2 fgh 12,8 d 12,4 ab SFK-1 1,9 a 1,7 ab 8,9 f 9,6 d SFK-2 1,6 e 1,6 bc 13,5 cd 11,9 abc Lbg ,6 de 1,6 bc 13,2 d 12,6 ab Lbg ,6 de 1,6 bc 14,4 b 12,5 ab AHP ,2 fg 1,1 h 11,6 e 12,8 a Lb ,2 fg 1,6 bc 16,1 a 12,4 ab AHP ,7 cd 1,6 bc 13,0 d 11,3 bc ,9 a 1,7 ab 14,2 bc 11,9 abc Tanjung-1 1,9 a 1,9 a 13,6 cd 13,0 a Tanjung-2 1,8 ab 1,8 ab 14,7 b 12,6 ab Hot Chilli 1,9 a 1,8 ab 15,9 a 12,8 a Keseragaman tanaman (Plant uniformity) Lembang % cde 13,7 abc 6,7 a 98 a SF-1 43 cde 15,0 abc 2,0 bd 100 a SF-2 43 cde 8,0 c 0 d 100 a SF-3 43 cde 12,3 abc 1,3 bd 100 a SFN ab 8,7 bc 0 d 76 b SFK-1 43 cde 9,7 abc 0,7 cd 74 b SFK-2 43 cde 9,3 abc 0, 7 cd 100 a Lbg bcd 10,0 abc 1,3 bd 100 a Lbg cde 12,3 abc 0,7 cd 100 a AHP cde 16,0 abc 5,0 ab 100 a Lb a 17,7 a 3,7 ab 93 a AHP bc 15,0 abc 0 d 96 a cde 11,0 abc 0,3 d 100 a Tanjung-1 42 de 16,3 abc 1,0 bd 100 a Tanjung-2 39 e 13,3 abc 2,7 bd 97 a Hot Chilli 43 cde 11,7 abc 4,7 ac 97 a * populasi 20 tanaman/plot, ** HST (DAP)=Hari setelah tanam (Day after planting) 374
5 Tabel 4. Kusmana et al.: Uji Adaptasi bbrp. Cabai Merah di Dataran Medium Garut... Jumlah dan bobot buah per tanaman 16 galur cabai di Garut dan Lembang (Fruit number and fruit weight per plant 16 lines at Garut and Lembang), 2006 Buah/tanaman (Fruit/plant) Jumlah/tanaman (Number/plant) Bobot (Weight) Lembang Garut Lembang Garut...#......g cd 50 e 631 ad 438 c SF-1 70 cd 46 e 633 ad 475 bc SF a 86 bcd 723 abc 523 abc SF-3 79 bd 62 cde 720 abcd 643 ab SFN ab 94 bc 531 bcd 544 abc SFK-1 62 d 86 bcd 549 bcd 686 a SFK-2 81 bd 61 cde 647 abcd 585 abc Lbg d 62 cde 581 bcd 636 ab Lbg ad 68 cde 721 abcd 679 a AHP ad 137 a 479 cd 689 a Lb bd 60 cde 468 d 546 abc AHP bd 56 de 576 bd 597 abc abc 55 e 854 a 708 a Tanjung-1 61 d 42 e 547 bd 534 abc Tanjung-2 73 cd 45 e 737 ab 526 abc Hot Chilli 70 cd 46 e 751 ab 551 ab mengungkapkan bahwa diameter cabai yang diminati konsumen adalah antara 1-1,5 cm dengan ukuran panjang antara cm dengan permukaan kulit berwarna merah tua dan licin. Ideotip cabai tersebut memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bosland (1989) bahwa ideotip cabai pedas adalah panjang antara 11,4 cm, warna merah, lebar buah 2,5-3,8 cm, ketebalan kulit 0,3-0,6 cm, bobot biomassa kering tinggi, serta memiliki tingkat kepedasan yang tinggi. Bosland juga mengungkapkan bahwa ideotip yang dikehendaki untuk konsumsi segar dan olahan adalah sama. Berdasarkan ideotip cabai tersebut, semua galur yang diuji sudah memenuhi persyaratan, khususnya untuk diameter dan panjang buah yang masing-masing secara berturut-turut berkisar antara 1,2-1,9 cm dan 10,6-12,8 cm (Tabel 3). Namun apabila mengacu pada varietas pembanding yang populer di petani, yaitu Hot Chili, maka yang sepadan dengan varietas tersebut dalam hal diameter dan panjang buah, hanya galur Lbg , Lbg , AHP , AHP , SFK-1, Tanjung-1, dan Tanjung-2 (Tabel 3). Jumlah buah yang dihasilkan oleh 16 galur di Lembang berkisar antara buah. Jumlah buah terbanyak ditampilkan oleh galur SF-2 (132 buah) dan SFN-12 (118 buah) yang nyata lebih banyak dari semua varietas pembanding. Di Garut jumlah buah yang ditampilkan antargalur lebih variatif yaitu antara buah. galur yang menampilkan jumlah buah nyata lebih banyak dari varietas pembanding adalah AHP (137 buah), SFN-12 (94 buah), SF-2 (86 buah). Berdasarkan data tersebut galur SFN-12 dan SF-2 konsisten menampilkan jumlah buah terbanyak pada kedua lokasi penelitian. Di lain pihak, jumlah buah yang ditampilkan oleh varietas hibrida cabai besar Hot Chilli yang populer di petani, hanya 46,4 buah. Rerata bobot buah pertanaman di Lembang berkisar antara g, di Garut berkisar antara g. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sumiati di Lembang (1996) serta Kusandriani dan Permadi (1990) di Subang, dengan bobot hasil untuk semua varietas kurang dari 120g/tanaman. Hasil yang ditampilkan oleh galur pembanding Hot Chilli di Lembang adalah 375
6 J. Hort. Vol. 19 No. 4, g, sedangkan di Garut adalah 551 g/tanaman. Kendati demikian, hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan hasil tertinggi yang ditampilkan oleh galur 2699 (854 g/tanaman di Lembang dan 708 g/tanaman di Garut). -galur yang menampilkan hasil di atas 600 g/tanaman pada kedua lokasi penelitian ditampilkan oleh galur 2699, Lbg dan SF-3, sementara galur 349-1, SF-1, SF-2, dan SFK-2 hanya berpotensi hasil tinggi di Lembang, sedangkan galur AHP dan SFK-1 berpotensi hasil tingggi di Garut (Tabel 4). Varietas-varietas hibrida sangat diminati oleh perusahaan benih karena petani akan selalu bergantung terhadap penyediaan benih setiap kali musim tanam. Sebaliknya lembaga penelitian pemerintah, seperti Balitsa, lebih fokus mengembangkan varietas OP (menyerbuk bebas) untuk dapat membantu petani miskin untuk dapat menyediakan keperluan benih dari pertanamannya sendiri. Memperhatikan keragaan hasil dan komponen hasil dari semua galur OP yang diuji, maka minimal ada 2 galur hasil rakitan Balitsa yang berpeluang untuk dikembangkan mendampingi keberadaan varietas hibrida Hot Chili. KESIMPULAN , SF-1, SF-2, dan SFK-2 beradaptasi spesifik terhadap kondisi lingkungan tumbuh di Lembang, sedangkan galur AHP dan SFK-12 beradaptasi spesifik terhadap kondisi lingkungan tumbuh di Garut. 2699, Lbg , dan SF-3 dinilai mampu beradaptasi pada kedua lokasi uji. Indikator kemampuan daya adaptasi tersebut didasarkan atas tingkat produktivitas, yaitu >600 g/tanaman. 2. Keberhasilan pemanfaatan galur-galur tersebut berpeluang besar jika pengembangannya disesuaikan dengan kemiripan ekosistem atau adaptabilitas dari masing-masing galur. PUSTAKA 1. Ameriana. M Penilaian Konsumen Rumah Tangga terhadap Kualitas Cabai. J. Hort.10(1): Bosland. P.W, Pepper Breeding and Genetics at New Mexico State University. In Green.S.K (Ed). Tomato and Pepper Production in the Tropics. Proceedings of the International Symposium on Integrated Management Practices. AVRDC Taiwan.p Burma. J.S and R.S.Basuki From Statistical Data to Research Region. Bul. Penel. Hort. 12(1): Duriat. A Laporan ROPP Teknologi Pengelolaan Tanaman untuk Meningkatkan Daya Saing Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. 26 Hlm. 5. Gruben. G.J.H., Timing of Vegetable Production in Indonesia. Bul.Penel.Hort. 12(1): Kusandriani. Y. dan A.H. Permadi Pembuatan Progeni Selfing (F2) dan BC1 untuk Pemindahan Sifat Tahan Antraknos pada Tanaman Cabai. Laporan Hasil Penelitian Balitsa. APBN Hlm Evaluasi Awal -galur Cabai di Dataran Rendah Subang. Bul.Penel. Hort. 18(1): Malagamba, P True Potato Seed. Past and Present Uses. CIP. Lima, Peru. 20 p. 9. Permadi, A.H Perakitan Varietas Unggul Cabai, Tomat, Mentimun, dan Kentang Melalui Program Pemuliaan Partisipatif (proposal). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 26 Hlm. 10. Rosliani, R., A. Hidayat, dan A.A. Asandhi Respons Pertumbuhan Cabai dan Selada terhadap Pemberian Pupuk Kuda dan Pupuk Hayati. J. Hort. 14(4): Sumarni, N., A. Hidayat dan E. Sumiati Pengaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Organik terhadap Produksi Cabai dan Erosi Tanah. J. Hort. 16(3): Sumiati. E Pertumbuhan dan Hasil Buah Cabai Kultivar Jatilaba yang Diperlakukan dengan Zat Pengatur Tumbuh Asam N-fenil Flatimat 20WP. J.Hort. 6(2): Suwandi, Persebaran dan Potensi Wilayah Pengembangan Cabai Merah. Dalam Duriat, A.S, A.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso, dan L. Prabaningrum (Eds.). Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. p Wien. H.C., K.E. Tripp, R. Hernandes-Armenta, and A.D. Turner Abscission of Reproduction Structure in Pepper: In Green, S.K. (Ed.) Tomato and Pepper Production in the Tropics. Proceedings of the International Symposium on Integrated Management Practices. AVRDC Taiwan. p Yoo, I.Y., S.K. Green, A.T. Tschanz, S.C.S. Tsou, and L.C. Chang Pepper Improvement for the Tropics: Problem and the AVRDC Approach. In Green, S.K. (Ed.). Tomato and Pepper Production in the Tropics. Proceedings of the International Symposium on Integrated Management Practices. AVRDC Taiwan. p
Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit
J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban
Lebih terperinciKarakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi
Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi Suryadi, Luthfy, K. Yenni, dan Gunawan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang 72 ABSTRACT An experiment on eighteen genotypes of tomato
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar Intan dan Mutiara pada Berbagai Jenis Tanah
J. Hort. 18(2):160-164, 2008 Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar dan pada Berbagai Jenis Tanah Sutapradja, H. Balai penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang, Bandung 40391
Lebih terperinciALAT POLINASI DAN AKTIVITAS TERHADAP PRODUKSI BENIH BAWANG DAUN (Alium fistolosum) U. SUMPENA
ALAT POLINASI DAN AKTIVITAS TERHADAP PRODUKSI BENIH BAWANG DAUN (Alium fistolosum) U. SUMPENA Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu 517 Lembang-Bandung ABSTRACT Experiment was conducted
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI
PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI Effects of Various Weight of Shallot Bulb Derived from First Generation
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciEvaluasi Daya Hasil Kultivar Lokal Bawang Merah di Brebes
Sofiari, E. et al.: Evaluasi Daya Hasil Kultivar Lokal Bawang Merah di Brebes J. Hort. 19(3):275-280, 2009 Evaluasi Daya Hasil Kultivar Lokal Bawang Merah di Brebes Sofiari, E., Kusmana, dan R.S. Basuki
Lebih terperinciHeterosis dan Heterobeltiosis pada Persilangan 5 Genotip
J. Hort. 17(2):111-117, 2007 Heterosis dan Heterobeltiosis pada Persilangan 5 Genotip Cabai dengan Metode Dialil Kirana, R. dan E. Sofiari Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu No.517,
Lebih terperinciUji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran Rendah Brebes
Kusmana et al.: Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi... J. Hort. 19(3):281-286, 2009 Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran
Lebih terperinciADAPTASI KLON-KLON BAWANG MERAH (Allium ascollonicum L.) DI PABEDILAN LOSARI CIREBON ABSTRACT
ADAPTASI KLON-KLON BAWANG MERAH (Allium ascollonicum L.) DI PABEDILAN LOSARI CIREBON Sartono Putrasamedja Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung Telp. (022) 2786245,
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori
TEKNIK PENGAMATAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK MAJEMUK DAN TUNGGAL PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG Engkos Koswara 1 Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori dan mineral yang penting bagi pemenuhan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciDaya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum
Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Yield and Resistance to Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum acutatum of
Lebih terperinciPengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan dan Hasil Cabai Merah
J. Hort. Vol. 20 No. 2, 2010 J. Hort. 20(2):130-137, 2010 Pengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan dan Hasil Cabai Merah Sumarni, N., R. Rosliani, dan A.S. Duriat
Lebih terperinciPERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr
PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciRespons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan
Sumarni, N et al.: Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot J. Hort. Seeds 22(1):23 28, terhadap 2012... Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman
Lebih terperinciEVALUASI SEPULUH KULTIVAR LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KERSANA BREBES
EVALUASI SEPULUH KULTIVAR LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KERSANA BREBES Evaluation of Ten Local Cultivars of Shallot (Allium ascalonicum L.) in Kersana Brebes Oleh: Helmi Kurniawan, Kusmana,
Lebih terperinciPENGUJIAN BEBERAPA KLON BAWANG MERAH DATARAN TINGGI (CLONES TESTING OF SOME HIGHLANDS SHALLOTS)
PENGUJIAN BEBERAPA KLON BAWANG MERAH DATARAN TINGGI (CLONES TESTING OF SOME HIGHLANDS SHALLOTS) Oleh: Sartono Putrasamedja Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinci7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN
UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS Dr. Rahmi Yunianti, SP, MSi PENDAHULUAN Cabai: Komoditas hortikultura
Lebih terperinciUsahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut
Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut Endjang Sujitno 1), Taemi Fahmi 1), dan I Djatnika 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jln. Kayuambon
Lebih terperinciKarakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang
Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Redy Gaswanto dan Kusmana Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRACT Characterization and Selection of 139 Potato Lines. One of the ways of increasing
Lebih terperinciPenggunaan Pupuk Multihara Lengkap PML-Agro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah
Sutapradja, H. : Penggunaan Pupuk Multihara J. Hort. 18(2):141-147, 2008 Penggunaan Pupuk Multihara Lengkap PML-Agro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL LIMA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA TIGA KETINGGIAN TEMPAT
342 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 4 SEPTEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL LIMA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA TIGA KETINGGIAN TEMPAT GROWTH AND YIELD RESPONSE OF FIVE
Lebih terperinciDINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.
DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.) The Dynamic of Flower and Fruit Fall by N Tissue Status and CPPU
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum) MELALUI PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL DI KECAMATAN SUKAMANTRI, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT
PENINGKATAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum) MELALUI PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL DI KECAMATAN SUKAMANTRI, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT Taemi Fahmi dan Endjang Sujitno Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciSELEKSI INDEKS KEARAH DAYA HASIL DAN KETAHANAN TERHADAP VIRUS PADA GENOTIPE CABAI MERAH INTRODUKSI
Seleksi Ketahanan Cabai SELEKSI INDEKS KEARAH DAYA HASIL DAN KETAHANAN TERHADAP VIRUS PADA GENOTIPE CABAI MERAH INTRODUKSI (Index Selection Towards High Yielding and Virus Resistance on Introduced Hot
Lebih terperinciKERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH
KERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH PERFORMANCE OF 8 TOMATOES GENOTYPES (Lycopersicum esculentum Mill.) IN LOW LAND Khairul Imam 1, Murniati 2 dan Deviona
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciPertumbuhan, Hasil, dan Kelayakan Finansial Penggunaan Mulsa dan Pupuk Buatan pada Usahatani Cabai Merah di Luar Musim
Soetiarso, T. A. et al.: Pertumbuhan, hasil, dan kelayakan finansial penggunaan mulsa... J. Hort. 16(1):63-76, 2006 Pertumbuhan, Hasil, dan Kelayakan Finansial Penggunaan Mulsa dan Pupuk Buatan pada Usahatani
Lebih terperinciNo. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang merah (Umbi dan TSS) (12
Lebih terperinciSELEKSI KLON HARAPAN KENTANG DI DATARAN TINGGI PADA MUSIM KERING
J. Agrivigor 10(3): 292-299, Mei Agustus 2011; ISSN 1412-2286 SELEKSI KLON HARAPAN KENTANG DI DATARAN TINGGI PADA MUSIM KERING Selection of advanced potato clones in highland at dry season Kusmana E-mail:
Lebih terperinciUji Adaptasi Klon Kentang Hasil Persilangan Varietas Atlantik sebagai Bahan Baku Keripik Kentang di Dataran Tinggi Pangalengan
J. Hort. Vol. 22 No. 4, 2012 J. Hort. 22(4):342-348, 2012 Uji Adaptasi Klon Kentang Hasil Persilangan Varietas Atlantik sebagai Bahan Baku Keripik Kentang di Dataran Tinggi Pangalengan Kusmana Balai Penelitian
Lebih terperinciSTUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production
47 STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi pemotongan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciKeragaan Beberapa Genotipe Caisim Pada Musim Kemarau Di Dataran Tinggi Berastagi, Sumatera Utara
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 360-364 Keragaan Beberapa Genotipe Caisim Pada Musim Kemarau Di Dataran Tinggi Berastagi,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.
Lebih terperinciAgros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN
Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: 214-221 ISSN 1411-0172 ABSTRACT KERAGAAN GALUR HARAPAN KACANG TANAH DI LAHAN KERING KABUPATEN MALUKU TENGAH VARIABILITY PROMISING LINES PEANUT ON THE DRY LAND IN CENTRAL
Lebih terperinciPRODUKSI BEBERAPA VARIETAS CABAI MERAH PADA LAHAN KERING DATARAN TINGGI JAWA BARAT
Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 377-384 ISSN 1411-0172 ABSTRACT PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS CABAI MERAH PADA LAHAN KERING DATARAN TINGGI JAWA BARAT PRODUCTION SOME VARIETY OF RED CHILI ON DRY LAND WEST JAVA
Lebih terperinciPedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004
Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciUji Daya Hasil Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) Toleran pada Lahan Gambut
Uji Daya Hasil Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) Toleran pada Lahan Gambut Evaluation of Productivity of Some Tolerant Red Pepper Genotypes on Peat Soil Elza Zuhry 1, Deviona 11, M. Syukur 2,
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciCombining Ability and Heterosis of Hybrid From Half Diallel Crosses Six Genotype in Chili (Capsicum annuum)
Combining Ability and Heterosis of Hybrid From Half Diallel Crosses Six Genotype in Chili (Capsicum annuum) Arip Hidayatullah 1, Elza Zuhry 2 dan Deviona 2 Agrotechnology Department, Agriculture Faculty,
Lebih terperinciPETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok. Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil membuat benih cabe
PETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok A. Membuat Benih Cabe I. Latar Belakang Budidaya tanaman cabe diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih merupakan langkah awal yang sangat penting.
Lebih terperinciPENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS. Oleh: Sartono Putrasamedja
PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS Oleh: Sartono Putrasamedja Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRAK Tujuan percobaan ini untuk mengetahui
Lebih terperinciKARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT
SKRIPSI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Fitri Yanti 11082201730 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup yang indah dan nyaman. Cabai (Capsicum sp.) disamping
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI GENOTIPE TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL.) DI DATARAN MEDIUM TANJUNGSARI, KABUPATEN SUMEDANG
PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI GENOTIPE TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL.) DI DATARAN MEDIUM TANJUNGSARI, KABUPATEN SUMEDANG Lusiana 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, Universitas
Lebih terperinciKACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK
KACANG HIJAU PERBAIKAN GENETIK Kacang hijau semakin menjadi pilihan untuk dibudi dayakan, karena secara teknis agronomis efisien terhadap air dibanding padi atau tanaman palawija lain. Masalah utama budi
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN 15 GENOTIPE TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) YANG DITANAM DI LAHAN GAMBUT
KARAKTERISASI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN 15 GENOTIPE TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) YANG DITANAM DI LAHAN GAMBUT CHARACTERIZATION AND GENETIC RELATIONSHIP OF 15 GENOTYPES OF CHILI (Capsicum annuum L.)
Lebih terperinciPertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru
Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Sturt) di Pekanbaru oleh: Surtinah, dan Seprita Lidar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning - Pekanbaru Abstrak Research conducted an experiment
Lebih terperinciNo. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010
No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), Kualitas Olahan (Specific Gravity > 1.067), Adaptif di Dataran Medium (500 m dpl), dan Toleran
Lebih terperinciUJI PENDAHULUAN KLON-KLON HASIL SILANGAN BAWANG MERAH PADA MUSIM PENGHUJAN DI LEMBANG
UJI PENDAHULUAN KLON-KLON HASIL SILANGAN BAWANG MERAH PADA MUSIM PENGHUJAN DI LEMBANG The clonal screening of hybriditation shallot in rainy season in Lembang. Oleh: Sartono Putrasamedja Balai Penelitian
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM Response in Growth and Yield Bawang Sabrang ( Eleutherine americana Merr)
Lebih terperinciUSAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT
USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT ABSTRAK Kebutuhan sayuran di Kabupaten Sikka khususnya untuk masyarakat Kota Maumere
Lebih terperinciTinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik
42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK Response in Growth and Yield of Watermelon to Paclobutrazol Concentration and
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Produksi Beberapa Galur Tanaman Mentimun Hibrida (Cucumis sativus L.) Dengan Varietas Hercules & Wulan
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 619-626 Perbandingan Hasil Produksi Beberapa Galur Tanaman Mentimun Hibrida (Cucumis
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO
646. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO Teuku Alvin Djafar
Lebih terperinciDISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary
KODE JUDUL: 1.03 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary KEMENTRIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO
Prosiding BPTP Karangploso No. 02 ISSN: 1410-9905 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7, Oktober 2016: 547-553 ISSN: 2527-8452 547 PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciEVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI
Makalah Seminar departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO Yield
Lebih terperinciKarakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi. Characterization of Germplasm Collection in Local and Introduction of Tomato
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (1): 70-75 ISSN 1410-5020 Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi Characterization of Germplasm Collection in Local and Introduction of
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang Oktober 2016 ISBN...
Perbaikan Varietas Dapat Meningkatkan Produktivitas Cabai Merah dan Pendapatan Petani di Lahan Kering (Studi Kasus di Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin) Improvement of Red Chili
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN
AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN 1979 5777 1 PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH ASAL UMBI TSS VARIETAS TUK TUK PADA UKURAN DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA Wika Anrya Darma 1 *, Anas Dinurrohman
Lebih terperinciUSULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG
USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG DEA NADIA KERJASAMA ABG DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA - IPB CV HORTITEK Pangalengan Bandung UPTD BPSBTPH PROVINSI JAWA BARAT 2008 Dalam Kerangka Horticultural Partnership
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI Oleh : ALI ZAINAL ABIDIN/080307049 PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat
J. Hort. 16(2):108-118, 2006 Pertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat Gunadi, N. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu 517, Lembang,
Lebih terperinciMikroba Antagonis untuk Pengendalian Penyakit Antraknos pada Cabai Merah
J. Hort. 16(2):151-155, 2006 Mikroba Antagonis untuk Pengendalian Penyakit Antraknos pada Cabai Merah Gunawan, O.S. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No 517, Lembang, Bandung 40391
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity
Lebih terperinciUji Daya Hasil Galur Harapan Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
Uji Daya Hasil Galur Harapan Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Yield Potential Evaluation for Promising Tomato s (Lycopersicon esculentum Mill.) Lines Putri Edni Sekar Asmara 1, Erlina Ambarwati 2,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Rencana kegiatan dari tahun ke-1 hingga tahun ke-2 terdiri atas percobaan lapang, dan kegiatan di laboratorium. Pada tahun ke-1, dilakukan kultur/biakan jamur Lansioplodia
Lebih terperinciJumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Kentang Medians Siap Geser Dominasi Benih Impor Kentang varietas Atlantik sampai kini masih merajai suplai bahan baku untuk industri keripik
Lebih terperinciOptimasi Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK untuk Produksi Bawang Merah dari Benih Umbi Mini di Dataran Tinggi
J. Hort. Vol. 22 No. 2, 2012 J. Hort. 22(2):148-155, 2012 Optimasi Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK untuk Produksi Bawang Merah dari Benih Umbi Mini di Dataran Tinggi Sumarni, N, Rosliani, R, dan Suwandi
Lebih terperinciKAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM
KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM Donald Sihombing, Wahyu Handayati dan R.D. Indriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi yang cukup
Lebih terperinciVarietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan
Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan Bahan baku untuk industri terutama keripik kentang adalah varietas Atlantik, karena memiliki mutu olah yang baik. Sebagian besar
Lebih terperinciUji Daya Hasil Sepuluh Galur Cabai (Capsicum annuum L.) Bersari Bebas yang Potensial Sebagai Varietas Unggul
Uji Daya Hasil Sepuluh Galur Cabai (Capsicum annuum L.) Bersari Bebas yang Potensial Sebagai Varietas Unggul Evaluation of Yield Teen Lines of Open Pollinated Chilli (Capsicum annuum L.) Potential as a
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciPENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)
PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.) SKRIPSI Oleh : FIDELIA MELISSA J. S. 040307013 / BDP PET PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciDaya Hasil Tomat Hibrida (F1) di Dataran Medium
Purwati, E.: Daya Hasil Tomat Hibrida (F1) di Dataran Medium J. Hort. 19(2):125-130, 2009 Daya Hasil Tomat Hibrida (F1) di Dataran Medium Purwati, E. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinci