PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN OVERBURDEN DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PADA PROYEK PENAMBANGAN BATUBARA PT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN OVERBURDEN DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PADA PROYEK PENAMBANGAN BATUBARA PT"

Transkripsi

1 PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN OVERBURDEN DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PADA PROYEK PENAMBANGAN BATUBARA PT. XYZ DI JORONG, KALIMANTAN SELATAN Rahadi Mahasa Bantas, Rianto B. Adihardjo, Tridjoko Wahyuadi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya ABSTRAK Dalam industri batubara pengalaman menunjukkan bahwa elemen biaya terbesar adalah biaya overburden, karena itu harus selalu dilakukan evaluasi atas operasi pekerjaan tanah tersebut, termasuk penentuan komposisi alat berat yang sesuai dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi yang diinginkan. Penentuan komposisi alat berat merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi proses produksi, kapasitas produksi dan biaya. PT. XYZ General Contractor yang bekerja pada perusahaan asal Thailand PT Jorong Barutama Greston di Jorong, Kalimantan Selatan melakukan kegiatan penambangan dengan menggunakan alat berat yang dimiliki. Komposisi alat berat yang digunakan terdiri dari jenis dan kapasitas yang berbeda yang diklasifikasikan menjadi Komposisi Unit Kecil, Komposisi Unit Sedang dan Komposisi Unit Besar. Dilandasi kesadaran bahwa umur alat berat ada batasnya, maka perlu dilakukan persiapan untuk melakukan peremajaan alat berat. Alat berat yang ditinjau dalam tesis ini adalah alat muat dan alat angkut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas alternatif alat berat yang paling sesuai, khususnya untuk pekerjaan overburden dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil yang diperoleh dari analisa atas alternatif terhadap kriteria di urutan pertama adalah Komposisi Unit Kecil dengan bobot 0,474 disusul oleh Komposisi Unit Sedang dengan bobot 0,300 dan terakhir adalah Komposisi Unit Besar dengan bobot 0,226. Analisa sensitifitas menunjukkan bahwa kriteria Biaya dan kriteria Operasi mempunyai tingkat yang sama besar dalam mempengaruhi susunan prioritas keputusan alternatif. Sementara perubahan bobot kriteria Peralatan baru merubah susunan prioritas keputusan setelah perubahan bobotnya mencapai 40%. Kata kunci: Overburden, Earthmoving, Komposisi Alat Berat, Tambang Batubara, Analytical Hierarchy Process (AHP). PENDAHULUAN Latar Belakang Di dalam situasi kompetisi yang ketat di industri batubara, minimalisasi biaya merupakan hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis batubara, terutama kontraktor tambang batubara. Penentuan komposisi antara alat muat dan alat angkut yang kurang tepat akan mengakibatkan tidak efektifnya proses produksi sehingga mengakibatkan naiknya biaya produksi. PT. XYZ, sebuah perusahan General Contractor pada tahun 1998 mulai mengembangkan divisi kontraktor tambang batubara dan melakukan operasi penambangan batubara pada PT. Jorong Barutama Greston, di Jorong, Kalimantan Selatan. Dengan didasari kesadaran bahwa alat berat mempunyai batas umur, maka PT. XYZ harus melakukan peremajaan alat berat khususnya untuk

2 pelaksanaan overburden. Manajemen PT. XYZ memutuskan bahwa pengadaan alat berat yang dilakukan hanya akan memilih salah satu dari tiga alternatif yang ada, jika dikelompokkan atas kapasitasnya akan menjadi tiga alternatif, yaitu: NO ALTERNATIF JENIS ALAT KAPASITAS 1 Komposisi Unit Kecil Excavator Caterpillar E345B Bucket 3,8 m 3 Dump Truck Nissan CWB 520 HV Bak 20 m 3 2 Komposisi Unit Sedang Excavator Caterpillar E385 Bucket 4,7 m 3 Hydraulic Dump Truck Caterpillar 773E Bak 35,6 m 3 3 Komposisi Unit Besar Excavator Komatsu PC1250SP-7 Bucket 6,7 m 3 Hydraulic Dump Truck Caterpillar 777D Bak 60,2 m 3 Kriteria dalam pengambilan keputusan penentuan komposisi alat berat pada pekerjaan overburden tidak hanya merupakan kriteria kuantitatif, terdapat pula kriteria atau sub kriteria kualitatif yang justru sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan, maka proses penentuan tersebut akan tepat apabila menggunakan pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) oleh Thomas L. Saaty. Dalam penentuan prioritas alternatif alat muat dan alat angkut, digunakan beberapa kriteria. Kriteria-kriteria tersebut diperoleh dari wawancara awal dengan Direktur Operasi I Wilayah Kalimantan PT. XYZ. Untuk melengkapi sub kriteria penentuan proritas alternatif selanjutnya akan diperoleh dari Focus Group Discussion. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kriteria dan sub kriteria seperti apa yang dibutuhkan dalam penentuan prioritas alternatif alat berat untuk pelaksanaan overburden? 2. Bagaimana model hirarki keputusan dalam penentuan prioritas alternatif alat berat untuk pelaksanaan overburden pada proyek penambangan batubara PT. XYZ? 3. Bagaimana komposisi alat berat yang paling sesuai untuk pekerjan overburden pada proyek penambangan batubara PT. XYZ di Jorong, Kalimantan Selatan? 4. Bagaimana analisa sensitifitas dari alternatif-alternatif jenis komposisi alat berat untuk pelaksanaan overburden apabila ada perubahan penilaian kriteria oleh pengambil keputusan? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria dan sub kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan prioritas alternatif alat berat untuk pelaksanaan overburden pada proyek penambangan batubara PT. XYZ di Jorong, Kalimantan Selatan, kemudian menyusun model hirarki keputusan untuk menentukan komposisi alat berat yang paling sesuai menurut para pengambil keputusan PT. XYZ Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pertimbangan kepada manajemen dan direksi PT. XYZ atau para kontraktor tambang batubara lainnya dalam menentukan prioritas alternatif alat berat untuk pelaksanaan overburden pada proyek penambangan batubara di Jorong, Kalimantan Selatan atau di daerah yang mempunyai karakter tambang yang identik. Batasan Masalah B-2-2

3 Dengan mempertimbangkan adanya keterbatasan waktu, biaya dan agar lebih fokus pada tujuan penelitian ini, maka perlu ditentukan batasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian ini ini hanya akan membahas mengenai overburden yang meliputi excavating, loading, hauling and unloading. 2. Pada penelitian ini akan dilakukan asumsi-asumsi dalam menentukan nilai-nilai atau faktor-faktor yang dibutuhkan (apabila diperlukan) yang mengacu pada Caterpillar Performance Handbook. 3. Penelitian ini hanya dilakukan pada tiga alternatif komposisi unit, yaitu: I: Komposisi Unit Kecil, II: Komposisi Unit Sedang, III: Komposisi Unit Besar. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Dalam pekerjaan tanah biasanya meliputi, loosening, excavating, loading, hauling, unloading, placing, spreading, grading and compacting (Peurifoy, 1979). Salah satu tahap pekerjaan dalam proyek tambang batubara terbuka adalah overburden, yaitu pengupasan tanah permukaan yang dibuang ke disposal area. Dengan pengertian tersebut overburden dapat dikategorikan sebagai pekerjaan tanah. Hasil produksi dari alat berat biasanya diukur dalam satuan jam dimana berhubungan dengan produktivitas alat berat, owning cost dan operating cost. Hasil produksi optimal dari alat berat dapat diukur sebagai berikut, (Catrpillar Performance Handbook 34 th Edition, 2004): biaya terendah / jam Biaya terendah per satuan volume = produksi tertinggi / jam Alat muat yang paling sesuai dalam pekerjaan overburden pada tambang permukaan terbuka adalah backhoe excavator, disamping berfungsi sebagai alat muat alat ini juga mempunyai kemampuan untuk menggali. Backhoe excavator sangat cocok untuk pekerjaan dengan jarak yang berdekatan dengan alat lain, misal loading pada dump truck (Peurifoy, 1979). Penentuan alat angkut pada tambang permukaan merupakan masalah yang kompleks. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan alat angkut dikemukakan oleh Martin (Martin et al 1982), diantaranya adalah: 1. Material characteristics of the mine. 2. Loading equipment. 3. Haul route requirements. 4. Maneuvering space. 5. Dumping conditions. 6. Capacity. 7. Engine power and altitude limitation. 8. Final drive gear ratios. 9. Mechanical or electrical drive system. 10. Tires size, tread and ply rating. Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran yang digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh B-2-3

4 melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metode ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit untuk diukur seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan. Penggunaan Analytic Hierarchy Process (AHP) dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteriakriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan digunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi eigen. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Definisi dari diskusi kelompok terfokus adalah sebagai berikut: 1. Suatu kelompok individu yang dipilih oleh peneliti untuk berdiskusi dan memberikan pendapat berdasarkan pengalaman mengenai subyek penelitian (Powel, 1996). 2. Diskusi kelompok terfokus merupakan wawancara kelompok, tetapi penting untuk membedakan antara diskusi kelompok terfokus dengan wawancara kelompok. Wawancara kelompok melibatkan sejumlah orang yang diwawancara dalam waktu yang sama, hasilnya tergantung dari pertanyaan dan respon antara peneliti dan para peserta. Diskusi kelompok terfokus tergantung pada interaksi di dalam kelompok berdasarkan topik yang disampaikan oleh peneliti (Morgan, 1997). 3. Diskusi kelompok terfokus merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menggali data dan informasi yang diperlukan peneliti. Data yang dihasilkan akurat dan mempunyai validitas yang tinggi, sebab semua informasi tersebut merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta. (Hamid Patilima, 2004) Tujuan utama penelitian dengan menggunakan metode diskusi kelompok terfokus adalah untuk mendapatkan sikap, perasaan, keyakinan, pengalaman dan reaksi dari responden dimana hal-hal tersebut sulit untuk diperoleh dengan menggunakan metode lain, misal: observasi, one-to-one interview atau kuisioner. Diskusi kelompok terfokus sangat berguna khususnya ketika ada kekuatan yang berbeda diantara peserta dan pengambil keputusan. (Morgan & Kreuger 1993). B-2-4

5 METODOLOGI PENELITIAN Langkah Penelitian dan Langkah Metode (AHP) Studi Literatur Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Menyusun Model Hirarki Keputusan Penyusunan Kuisioner Perbandingan Berpasangan Pengambilan Nilai Kuisioner Perbandingan Berpasangan Penyusunan Matrik Data Responden Survey Lokasi Proyek Normalisasi Matrik Wawancara Awal Diskusi Kelompok Terfokus Analisa Metode AHP Penentuan Komposisi Alat Berat dan Alat Angkut Kesimpulan dan Saran Uji Konsistensi Penilaian CI < 0.1 Ya CR < 0.1 Ya Menghitung Bobot Menentukan Tidak Tidak ANALISA DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terfokus Diawali dengan menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakannya diskusi kelompok terfokus kepada seluruh peserta. Moderator menyampaikan bahwa diskusi kelompok terfokus tersebut merupakan salah satu bagian utama dari penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Sementara peserta diskusi kelompok terfokus adalah: a. Direktur Peralatan (DP) b. Direktur Teknik (DT) c. Direktur Keuangan (DK) d. Direktur Operasi Wilayah Kalimantan (DOWK) e. Project Manager Jorong Mine Project (PM) f. Kepala Pengendalian (KP) g. Kepala Workshop (KW) h. Senior Operator (SO) i. Kepala Cabang PT. Trakindo Utama Cabang Surabaya (KCTU) Hasil Diskusi Kelompok Terfokus Hasil dari diskusi dan perdebatan antar peserta mengenai pendapat mereka akhirnya diperoleh pendapat yang disetujui oleh seluruh peserta bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan komposisi alat berat adalah sebagai berikut: B-2-5

6 No Pendapat Peserta Diskusi DP DT DK DOWK PM KP KW SO KCTU 1 Owning cost 2 Operating cost 3 Haul distance 4 Haul road conditions 5 Kapasitas produksi 6 Economic life 7 Dealer support 8 Power 9 Torque 10 Material type 11 Main plan design 12 Kemudahan memperoleh spare part 13 Teknologi peralatan 14 Fleksibiltas teknis 15 Kemudahan perawatan dan perbaikan 16 Keamanan dan kenyamanan peralatan Informasi yang diperoleh dari diskusi kelompok terfokus selanjutnya dirangkum dan dikelompokkan ke dalam kategori yang berbeda, yang dalam hal ini menjadi kriteria. No Sub Kriteria Kriteria 1 Owning cost Biaya 2 Operating cost 3 Haul distance 4 Kapasitas produksi 5 Material type Operasi 6 Main plan design 7 Haul road conditions No Sub Kriteria Kriteria 8 Economic life 9 Dealer support 10 Power 11 Torque 12 Kemudahan memperoleh spare part Peralatan 13 Teknologi peralatan 14 Fleksibiltas teknis 15 Kemudahan perawatan dan perbaikan 16 Keamanan dan kenyamanan peralatan Pelaksanaan Wawancara Penilaian Perbandingan Berpasangan Wawancara dimulai dari pengambil keputusan pada bidang masing-masing. Hal ini bertujuan agar bobot yang diperoleh merupakan hasil yang dianggap mewakili untuk setiap kriteria. Selanjutnya menjelaskan kepada reponden mengenai tujuan penelitian dan gambaran setiap alternatif, kemudian setiap responden diberikan gambaran mengenai prinsip-prinsip dasar metode Analitic Hierarchy Process. Setelah itu barulah responden melakukan penilaian perbandingan berpasangan. Pem ilihan K om posisi A lat B erat Pembobotan dilakukan oleh Pengambil Keputusan Puncak (Direktur Utama) B iaya O perasi Teknis Peralatan Owning Cost Operating Cost Haul Distance Main Plan D esign Economic Life K em udahan Spare Part K apasitas Produksi Haul Road C onditions Dealer Support Teknologi Peralatan M aterial Type Pow er Fleksibilitas Teknis Torque K em udahan Perawatan & P erbaikan Keamanan & K enyam anan P eralatan Pembobotan dilakukan oleh Pengambil Keputusan di bidang keuangan (Direktur Keuangan) Pembobotan dilakukan oleh Pengambil Keputusan di bidang operasi (Direktur Operasi Wilayah Kalimantan) Pembobotan dilakukan oleh Pengambil Keputusan di bidang peralatan (Direktur Peralatan) Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan perhitungan, hasil perhitungan adalah sebagai berikut: B-2-6

7 Kriteria Bobot B 0.63 O 0.11 P 0.26 Sub Bobot Bobot Bobot Relatif Bobot Absolut Kriteria Relatif Absolut KUK KUS KUB KUK KUS KUB OWC OPC HD KP MT MPD HRC EL DS PWR TRQ KSP TP FT PP KK Berikut ini adalah bobot absolut alternatif dan gambar diagram batang atas hasil perhitungan pembobotan antar alternatif Kriteria KUK KUS KUB Biaya Operasi Peralatan Bobot Biaya Operasi Peralatan KUK KUS KUB Pemilihan Prioritas Alat Berat B iaya Owning Cost Operating Cost Haul Distance 0,25 0,63 0,75 0,08 K apasitas Produksi 0,26 O perasi 0,11 Main Plan D esign 0,47 Haul Road C onditions 0,14 Economic Life 0,23 Dealer Support 0,03 Peralatan 0,26 Torque 0,05 K em udahan Spare Part 0,12 Fleksibilitas Teknis 0,02 K em udahan Perawatan & P erbaikan 0,09 Gambar disamping adalah bobot bobot kriteria, sub kriteria dan alternatif M aterial Type 0,04 Pow er 0,04 Teknologi Peralatan 0,10 Keamanan & K enyam anan P eralatan 0,32 0,474 0,300 0,226 Analisa Sensitivitas Terhadap Perubahan Bobot Kriteria Untuk mengetahui besar pengaruh dari keputusan alternatif maka perlu dilakukan perubahan terhadap masing-masing kriteria dengan perubahan setiap 10%. Dengan adanya perubahan tersebut maka kriteria yang lain akan menyesuaikan dengan pola interpolasi. Perubahan hanya dilakukan terhadap bobot kriteria saja tanpa melakukan perubahan terhadap bobot sub kriteria. Sebagai contoh perubahan bobot kriteria biaya, dari bobot awal 0,63 menjadi 0,53, untuk kriteria operasi yang semula berbobot 0,11 dengan perhitungan interpolasi 0,11+(0,1x(0,11/(0,11+0,26))) = 0,14. B-2-7

8 Dengan perhitungan yang sama bobot peralatan yang semula 0,26 menjadi 0,33. Berikut hasil perhitungan analisa sensitivitas Kriteria Awal Perubahan Kriteria Biaya Biaya Operasi Peralatan Jumlah KUK KUS KUB Kriteria Awal Perubahan Kriteria Peralatan Biaya Operasi Peralatan Jumlah KUK KUS KUB Kriteria Awal Perubahan Kriteria Operasi Biaya Operasi Peralatan Jumlah KUK KUS KUB Hasil dari analisa sensitifitas menunjukkan bahwa kriteria biaya dan krieria operasi mempunyai tingkat yang sama dalam mempengaruhi susunan prioritas keputusan alternatif. Susunan prioritas keputusan alternatif berubah pada saat bobot kriteria biaya dan kriteria operasi berubah pada tingkat yang sama, walaupun perubahan bobotnya hingga mencapai 30%. Pada kondisi tersebut alternatif Komposisi Unit Besar yang semula pada posisi terendah berubah menjadi prioritas pertama. Sementara perubahan bobot kriteria peralatan baru merubah susunan prioritas keputusan setelah perubahan bobotnya mencapai 40%. Pada kondisi tersebut Komposisi Unit Sedang yang semula pada posisi ke dua naik ke posisi pertama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil diskusi kelompok terfokus diperoleh bahwa hal-hal yang mempengaruhi penentuan prioritas alternatif alat berat diantaranya adalah owning cost, operating cost, haul distance, kapasitas produksi, material type, main plan design, haul road conditions, economic life, dealer support, power, torque, kemudahan memperoleh spare part, teknologi peralatan, fleksibiltas teknis, kemudahan perawatan dan perbaikan dan keamanan dan kenyamanan peralatan yang selanjutnya dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu kriteria Biaya, Operasi dan Peralatan. 2. Hasil akhir keputusan penentuan alternatif komposisi alat berat untuk pekerjaan overburden pada proyek penambangan batu bara PT. XYZ di Jorong, Kalimantan Selatan terhadap seluruh kriteria, prioritas pertama adalah Komposisi Unit Kecil dengan bobot 0,474 disusul oleh Komposisi Unit Sedang dengan bobot 0,300 dan terakhir adalah Komposisi Unit Besar dengan bobot 0,226. Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk kelanjutan dan pengembangan peneltian adalah sebagai berikut 1. Penelitian ini hanya dilakukan atas dasar pengamatan proyek penambangan batu bara di Jorong Kalimantan Selatan dan dengan mayoritas responden dari internal B-2-8

9 perusahaan. Kondisi tersebut bisa dikembangkan untuk penelitian pada beberapa tambang batubara di daerah lain di Indonesia atau bahkan di luar negeri dengan responden independen yang berkompeten di bidang masing-masing, sehingga hasil penelitian dapat mewakili skup tambang batubara yang lebih luas. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada merek alat muat dan alat angkut Caterpillar, Komatsu dan Nissan. Sangat dimungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap komposisi alat berat merek lain dengan spesifikasi yang berbeda. 3. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap komposisi alat muat dan alat angkut tanpa bulldozer, sangat dimungkinkan apabila sekaligus ditambahkan dengan bulldozer, sehingga hasil penelitian selanjutnya dapat lebih fleksibel diterapkan pada pekerjaan earthmoving atau cut and fill lainnya. 4. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan cara menggabungkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan metode Kuantitatif DAFTAR PUSTAKA Caterpillar., Caterpillar Performance Handbook (2004), Edition 34th. Caterpillar Inc., Peoria, Illinois, USA. Martin, J., Martin, T., Bennett, T., and Martin, K., (1982), Surface Mining Equipment, Martin Consultants Inc., Colorado, USA Morgan D.L., and Kreuger R.A., (1993) When to use focus groups and why in Morgan D.L., (Ed.) Successful Focus Groups. London: Sage. Morgan D.L., (1997, 2nd Edition), Focus groups as qualitative research. London: Sage. Patilima, H., (2004), Metode Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung Peurifoy, R.L., (1979), Construction Planning Equipment and Methods, McGraw-Hill Inc., New York Powell R.A., and Single H.M., (1996), Focus groups, International Journal of Quality in Health Care 8 (5): Saaty, T., (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, PT Pusaka Binaman Pressindo B-2-9

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Karna Rajasa, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS Zainul Abidin, Rianto B. Adihardjo, dan Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe Pengaruh Pembebanan Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe Lia Pongsapan Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan Jalan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Nama Mahasiswa : Juliette Willeke Sandy NRP : 9107 201 305 Jurusan : Manajemen Industri MMT

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE CAT 385 DAN CAT 345 TERHADAP PRODUKSI PENAMBANGAN SAKELOLA PAKET 09-218 BANKO BARAT TAHUN 2013 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK THE EVALUATION OF BACKHOE EXCAVATOR CAT 385

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan kontraktor tambang International memiliki target produksi yang sangatlah besar. Seluruh kegiatan perusahaan difokuskan terutama pada kegiatan penambangan

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun

Lebih terperinci

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Sei Rakyat Labuhan Bilik Sei Berombang Kecamatan Panai Tengah Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu Syafriani 1, Ir. Joni

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG

Lebih terperinci

Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal

Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-10 Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal Lucky Andoyo W, Sardono Sarwito,

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING BAB II EARTHMOVING DAN HAULING I. PENDAHULUAN Earthmoving merupakan proses atau metode pemindahan material berupa tanah atau batu dari 1 loksasi ke lokasi lainnya. Biasanya aktivitas earthmoving terkait

Lebih terperinci

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis) 2 Kode Mata Kuliah : TSS-3246 3 Semester : II 4 (sks)

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA Kelvin Rudy Sutanto 1, Michael Halmar Kosasi 2, Andi 3 ABSTRAK : Pemilihan alat berat mempengaruhi efisiensi dan profitabilitas pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

Pemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Pemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Welda STMIK MDP Palembang welda@stmik-mdp.net Abstrak: Melakukan pengambilan keputusan menggunakan matriks

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. YUSTIKA UTAMA ENERGI KALIMANTAN TIMUR Oleh: Efigenia

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM Farisyah Melladia

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI ALAT GALI-MUAT & ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGUPASAN TOPSOIL DI STOCKPILE PT. KALTIM PRIMA

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo JURNAL TEKNIK POMITS Vol 1, No 1, (2012) 1-5 1 Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Novan Dwi Aryansyah, Retno Indryani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan di dunia industri semakin menunjukkan efek yang besar di dalam pasar dunia, hal ini terjadi juga karena adanya SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP 48 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP Bayu Setyawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas 45 Surabaya Email : bay_setyawan@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: rosiding Teknik ertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi roduktivitas Alat Gali - Muat dan Angkut pada enambangan Batubara di it 3 Timur Tambang Banko Barat T Bukit Asam (ersero) Tbk, Kecamatan Lawang Kidul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS

FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS No. 064/FT.01/TESIS/06/2007 FAKTOR-FAKTOR PADA MANAJER PROYEK OWNER YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK PRASARANA JALAN TESIS Oleh LYDIA DARMIYANTI 64 04 01 03 98 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (A HP) Heri Nurdiyanto 1), Heryanita Meilia 2) 1) Teknik

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI Lathiful Wafiq 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku

Lebih terperinci

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV Kurnia Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan alat berat untuk pekerjaan penggalian material pasir dan batu atau pertambangan galian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah

Lebih terperinci

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan Pengupasan Overbuden Pit 4200 Blok 1E South Block 1 PT. Trubaindo Coal Mining, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE Fandi 1, Christopher 2 dan Ratna 3 ABSTRAK : Dalam pengadaan alat berat untuk sebuah proyek konstruksi, dikenal dua alternatif

Lebih terperinci

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

Keywords: Technology management, Technometric, Technologi Contribution Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP).

Keywords: Technology management, Technometric, Technologi Contribution Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP). ASSESMENT TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PRESS TOOL DI PT. KENZA PRESISI PRATAMA DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK Akbar Arsyad, Udisubekti Cipto Mulyono, Haryono Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) Rudi S. Suyono 1) Abstrak Sungai merupakan salah satu prasarana yang

Lebih terperinci

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP

Lebih terperinci

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENDUDUK KERJA DI KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK MENUJU TEMPAT KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Sabdo Wicaksono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam usaha di bidang pertambangan batubara ada dua hal yang menjadi tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue (pendapatan)

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Modul 7 PEMBUATAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Modul 7 PEMBUATAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Modul 7 PEMBUATAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran (Saaty, T.L., 1990a). Empat macam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci