Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016"

Transkripsi

1 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb KAJIAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI ALAT GALI-MUAT & ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGUPASAN TOPSOIL DI STOCKPILE PT. KALTIM PRIMA COAL KALIMATAN TIMUR Bentrovolta, Inmarlinianto, Abdul Rauf Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta Indonesia Abstrak PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang terletak di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang digunakan oleh PT. KPC adalah sistem tambang terbuka (surface mining). Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (topsoil) pada saat ini dilakukan di stockpile pit Bendili. Material hasil Pengupasan topsoil tersebut diangkut menuju ke kancil dump dengan menggunakan 1 unit alat muat yaitu backhoe Komatsu PC-750 dan dikombinasikan dengan 6 alat angkut Articulated dump truck yaitu : 2 unit dump truck Volvo A35E/A35F, 2 unit dump truck Hungry board dan CAT A35E/A35F, dan 2 unit dump truck CAT 740. Jarak angkut terjauh dari lokasi penambangan menuju ke dumping point 1400 m. Kegiatan Pengupasan topsoil PT. KPC di pit Bendili mengunakan rangkaian kerja alat Gali-muat (backhoe) dan alat angkut (articulated dump truck) untuk memindahkan topsoil dari stockpile menuju kancil dump dengan sasaran produksi nyata pengupasan topsoil saat ini hanya BCM/bulan, sehingga masih kekurangan terdapat kekurangan produksi sebesar BCM/bulan. Upaya yang dilakukan agar target ptroduksi dapat tercapai yaitu melakukan perbaikan jalan di loading point, dengan penambahan jumlah curah pada bucket dapat mengakibatkan bertambahnya beban pada bak articulted dump truck sehingga dapat mengakibatkan amblasan di jalan loading point yang menjadi hambatan yang mempengaruhi produksi untuk itu perlu dilakukan perbaikan agar dapat mengurangi hambatan yang mempengaruhi produksi, kemudian upaya selanjutnya yaitu mengurangi hambatan-hambatan yang dapat di hindari sehingga waktu kerja efektif meningkat dan efisiensi kerja meningkat pula setelah dilakukan perhitungan produksi pengupasan meningkat untuk alat angkut menjadi ,30 BCM/bulan, sehingga target produksi yang di inginkan perusahaan sebesar BCM/bulan belum tercapai, upaya selanjutnya dengan penambahan jumlah curah, perkiraan perhitungan produksi alat angkut setelah penambahan jumlah curah yaitu ,44 BCM/bulan, sehingga target produksi tercapai. Kata Kunci : Sasaran produksi, loading point, waktu kerja efektif, penambahan jumlah curah 1. PENDAHULUAN Kegiatan pengupasan topsoil dari stockpile menuju kancil dump menggunakan rangkaian alat gali-muat excavator backhoe PC-750 dan alat angkut articulated dump truck dengan sasaran produksi yang di tentukan departemen mining services BCM/bulan, produksi nyata pengupasan topsoil saat ini hanya 206,625 BCM/bulan sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar BCM/bulan. Upaya yang dilakukan agar target produksi dapat tercapai yaitu dilakukan perbaikan jalan di loading point karena penambahan jumlah curah pada bucket, dapat mengakibatkan bertambahnya beban pada bak articulated dump truck sehingga dapat mengakibatkan amblasan jalan di loading point yang menjadi hambatan yang mempengaruhi produksi untuk itu perlu dilakukan perbaikan agar dapat mengurangi hambatan, kemudian upaya selanjutnya yaitu mengurangi hambatan-hambatan yang dapat di hindari sehingga waktu kerja efektif meningkat dan efisiensi kerja meningkat pula setelah dilakukan perhitungan produksi pengupasan meningkat untuk alat angkut menjadi ,30 BCM/bulan, sehingga target produksi sebesar BCm/bulan berlum tercapai, upaya selanjutnya dengan penambahan jumlah curah, perkiraan produksi alat angkut setelah penambahan jumlah curah yaitu ,44 BCM/bulan, sehingga target produksi tercapai. Target produksi pengupasan topsoil di stockpile PT. KPC di pit Bendili yang belum sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar BCM/bulan, target produksi aktual dilapangan sebesar 206,625 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar BCM/bulan. Permasalahan ini disebabkan karena penggunaan waktu kerja alat angkut yang belum efektif. Penyebab lainnya disebabkan oleh faktor alat, maupun faktor alam. Faktor tersebutlah yang menyebabkan penurunan efisiensi kerja alat, sehingga produksi dari alat angkut 69

2 tidak dapat memenuhi sasaran produksi yang di inginkan perusahaan. Lokasi penambangan PT. KPC berada di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara astronomis koordinat PT. KPC terletak pada BT dan LU LU. 2. HASIL PENELITIAN Lokasi penelitian berada di stockpile Pit Bendili menuju Kancil dump. Keadaan Lokasi penambangan seperti kondisi jalan angkut dan di mensi jalan angkut sangat mempengaruhi terhadap kegiatan pengupasan material topsoil di stockpile PT. KPC pit Bendili, khusus pada operasi pemuatan dan pengangkutan, sehingga kemampuan kerja dari alat muat dan alat angkut untuk memenuhi sasaran produksi akan sangat di tentukan oleh keadaan lokasi penambangan didaerah tersebut. Kondisi tempat kerja berada di area stockpile pit Bendili PT. KPC dengan luas area ± 3 Ha yang memiliki permukaan cukup baik karena material yang di tangani merupakan material lempung yang bersifat kohesive dan plastisitas mengakibatkan kemampuan untuk menahan beban yang melintas di atasnya kecil. Lokasi kegiatan Rehabilitation penelitian saat ini dilakukan di stockpile pit Bendili. Material hasil pemuatan topsoil tersebut diangkut menuju ke kancil dump untuk dilakukan rehabilitasi. Keadaan jalan angkut yang digunakan dalam pengangkutan material topsoil dari Stockpile menuju lokasi kancil dump cukup baik. Akan tetapi pada hari hujan kondisi jalan angkut menjadi licin, mengakibatkan kecepatan alat angkut harus di perlambat, oleh karena itu dilakukan perawatan dengan cara perataan denga menggunakan motor grader secara kontiyu.. Pada musim kemarau kondisi jalan angkut selalu berdebu, untuk mengindari adanya pencemaran udara serta ngangguan terhadap kelancaran pengangkutan yang dapat menghalangi penglihatan operator alat angkut (articulated dump truck) yang nantinya akan mengganggu kelancaran pengangkutan topsoil. Penanggulangan dilakukan penyiraman secara berkala disepanjang jalan angkut dengan menggunakan truck tangki air (water truck). Geometri Jalan Tambang Jarak terjauh yang dilalui dalam pengangkutan matarial topsoil dari stockpile ke lokasi kancil dump yaitu ± 1,400 meter. Adapun keadaan jalan angkut pada saat ini yaitu, jalan angkut yang ada di lokasi penambangan merupakan jalan angkut dua jalur yang menghubungkan lokasi stockpile menuju lokasi kancil dump. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan, pada bagian yang relatif lurus yang mempunyai lebar jalan angkut terbesar 13 meter, sedangkan lebar jalan angkut pada tikungan terbesar 16 meter. Kemiringan jalan angkut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja alat angkut dalam kegiatan pengangkutan material topsoil dari stockpile menuju ke lokasi kancil dump, terutama dalam mengatasi tanjakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan kemiringan jalan angkut (grade) terbesar adalah 6.89 % Jari-jari Pada Tikungan Berdasarkan hasil pengamatan, pengukuran dan perhitungan tikungan yang ada di lokasi Jadi jari jari tikungan minimal yang mampu dilalui oleh articulad dump truck adalah 23,50 meter. Berdasarkan pengamatan lapangan, jari jari tikungan jalan angkut terkecil adalah 25 meter sehingga sudah memenuhi persyaratan. Daya dukung tanah ini digunakan untuk mengetahui kemampuan lantai kerja tambang untuk menahan alat yang berada di atasnya. Daya dukung tanah mempengaruhi dimensi dan spesifikasi peralatan yang telah di sediakan untuk beroperasi di lantai kerja tambang. Analisis daya dukung tanah ini dilakukan terhadap peralatan articulated dump truck. Data geoteknik yang digunakan untuk menganalisis daya dukung tanah di PT. KPC adalah dinamic cone penetrometer. Tujuan dilakukan daya dukung tanah ini adalah untuk membandingkan besarnya daya dukung rata-rata terhadap tekanan yang diberikan oleh ban articulated dump truck terhadap tanah. Apabila tekanan ban articulated dump truck lebih besar daripada daya dukung tanah rata-rata maka terjadi amblas sehingga material yang di angkut tidak boleh lebih banyak untuk mencegah terjadinya amblesan di stockpile pit Bendili kegiatan pengangkutan topsoil menuju kancil dump yang merupakan lokasi untuk kegiatan reklamasi. Daya dukung tanah dapat di tentukan dengan dilakukan pengujian dinamic cone penetrometer. Pada penelitian ini Pengujian dilakukan di stockpile, jalan menuju kancil dump, dan kancil dump, dengan jumlah titik penelitian 6. Dari hasil pengujian dinamic cone penetrometer untuk kedalaman 200 cm di dapat rata-rata daya dukung tanah. Distribusi beban untuk tipe dump truck Volvo A35E/A35F, Hungry board dan CAT 740 antara beban depan dan belakang adalah 25% dan 75% (sumber : manual perkerasan jalan dengan alat benkelman beam No. 01/MN/BM/83). Pada dump truck tersebut jumlah ban Belakang terdapat 4 buah maka beban di bagi rata terhadap seluruh ban belakang.. Berikut data perhitungan Ground Pressure alat angkut yang digunakan untuk menganalisis daya dukung tanah yang berada di stockpile, jalan angkut, dan Kancil Dump.(Lihat Lampiran D), dalam perhitungan ban roda yang terbesar yang digunakan sebagai dasar penentuan kesesuaian daya dukung tanah dengan beban yang melintas di atasnya yaitu 70

3 sebesar 7.82 kg/cm 2, sehingga beban roda yang lain tidak di perhitungkan lagi. Produksi Kegiatan penambangan batubara yang di lakukan PT. KPC mempunyai target produksi topsoil di pit bendili sebesar bcm/bulan. Pada perhitungan produksi terdapat dua macam kemampuan alat, yaitu kemampuan alat saat ini dan kemampuan alat secara nyata dengan perhitungan ini produksi yang di targetkan perusahaan belum tercapai, alat angkut secara perhitungan maupun dengan secara nyata. Perhitungan Produksi Alat Muat dan Angkut Kemampuan produksi alat angkut pada operasi pengupasan topsoil di stockpile pit Bendili ini dapat diketahui dengan melakukan perhitungan dari kemampuan alat muat dan alat angkut dari masingmasing rangkaian kerja yang telah ditetapkan. Data kemampuan produksi topsoil dalam kegiatan penggalian, pemuatan dan pengangkutan saat ini diperoleh dari pengamatan. Kegiatan pengamatan waktu edar dilakukan pada saat alat muat berproduksi melayani alat angkut di topsoil stockpile. Waktu yang diperoleh merupakan waktu edar rata-rata pada saat alat muat melayani alat angkut. Waktu edar alat muat adalah waktu edar ratarata yang ditempuh oleh alat muat mulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali kembali, sedangkan untuk waktu edar alat angkut adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari waktu menunggu untuk dimuati oleh alat muat sampai pada posisi mulai menunggu untuk dimuati kembali. Alat muat yang digunakan PT. KPC pengupasan topsoil di stockpile, yaitu backhoe komatsu PC-750 dengan kapasitas bucket 3,4 m 3 dan alat muat yang digunakan Volvo A35E/A35F, Hungry Board A35E/A35F, dan Cat 750 dengan masing masing kapasitas 20,5 m 3 dan 29 m 3. Pada kegiatan pengupasan topsoil di stockpile pit Bendili PT. KPC menggunakan 1 unit alat muat yaitu 1 unit Backhoe Komatsu PC-750 dan 6 unit Atriculated Dump Truck terdiri dari 2 unit Articulated Dump Truck Volvo A35E/A35F, 2 unit Articulated Dump Truck Hungry Board A35E/A35F, dan 2 unit Articulated Dump Truck CAT 740 sebagai alat angkut. Faktor pengisian (fill factor) merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya kapasitas nyata bucket dengan kapasitas bucket menurut spesifikasi (bucket teoritis) alat muat. Kapasitas bucket berdasarkan spesifikasinya untuk backhoe komatsu PC 750 adalah 3,4 m 3. Besarnya faktor pengisian untuk alat muat adalah, Backhoe Komatsu PC-750 = 99,41 %. Posisi Pemuatan dan Cara Pemuatan Metode pemuatan berdasarkan posisi pemuatannya yang diterapkan adalah top loading dimana posisi alat muat berada di atas jenjang (bench), sedangkan alat 71 angkut (Dump Truck) berada di bawah jenjang dan bottom loading dimana alat muat berada satu level dengan articulatd dump truck. Cara ini dipakai pada alat muat dengan jenis excavators (backhoe komatsu PC-750). Berdasarkan cara pemuatan yang diterapkan adalah single spotting/ single truck back up dimana sistem gerak alat angkut mundur mendekati alat muat dan memposisikan diri dibawah alat muat untuk dilakukan pengisian. Sedangkan truck kedua menunggu selagi alat muat mengisi truck pertama, setelah truck pertama penuh dan berangkat maka truck kedua berputar dan mundur, saat truck kedua diisi, truck ketiga datang dan menunggu untuk melakukan manuver dan seterusnya. Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benarbenar digunakan oleh alat gali muat dan alat angkut untuk produksi. Besarnya waktu kerja efektif sangat bergantung pada hambatan-hambatan yang terjadi pada saat alat melakukan pekerjaan. Pada kenyataannya di lapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja yang tersedia. Kegiatan penambangan pemindahan topsoil menuju kancil dump yang merupakan lokasi Rehabilitation persiapan reklamasi di PT. KPC telah menetapkan jadwal waktu kerja dalam 1 hari adalah 2 shift dengan total waktu kerja 23,85 jam/hari = 12 jam/shift. Adapun hambatanhambatan yang terjadi terdiri dari hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari dari alat muat maupun alat angkut yaitu : Hambatan Yang Dapat Dihindari Hambatan ini disebabkan adanya penyimpanganpenyimpangan terhadap waktu kerja yang telah dijadwalkan. Hambatan-hambatan yang dapat dihindari tersebut antara lain : 1. Waktu istirahat lebih awal Waktu yang terbuang disebabkan pekerja sudah menghentikan pekerjaannya di lokasi kerja sebelum waktu istirahat yang sudah terjadwal yaitu 10 menit/shift dari data yang sering muncul. 2. Terlambat kerja setelah istirahat Waktu yang terbuang disebabkan oleh operator dan alat belum mulai bekerja kembali tepat setelah jam istirahat selesai yaitu 10 menit/shift. 3. Keperluan Operator Waktu yangdigunakan untuk istirahat dan minum, serta keperluan operator lainnya, misalnya buang air, mengambil air minum dan lain-lain 4. Keterlambatan datang karyawan 10 menit/shift. Waktu yang terbuang disebabkan kurang disiplinnya karyawan dalam mematuhi waktu yang sudah ditentukan 10 menit/shift (waktu masuk kerja).

4 Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari Hambatan ini disebabkan oleh kegiatan atau kejadian yang memang harus terjadi dan tak dapat dihindari. Hambatan yang tidak dapat di hindari tersebut antara lain: a) Pemeriksaan dan Pemanasan Alat Waktu yang digunakan untuk pengecekan ringan terhadap kerusakan-kerusakan kecil serta pemanasan terhadap alat. b) Pengisian bahan bakar Waktu yang digunakan untuk pengisian bahan bakar terhadap alat agar alat tersebut siap untuk dioperasikan. c) Perbaikan Front kerja Waktu yang digunakan untuk memperbaiki front kerja. Dimana perbaikan dilakukan karena adanya Gangguan Cuaca. d) Gangguan Cuaca Disebabkan karena adanya hujan, sehingga dapat dapat mempengaruhi efisiensi kerja (berkurang). e) Kerusakan dan perbaikan alat Disebabkan karena adanya kerusakan alat saat alat dioperasikan. Misalnya: ban bocor, kerusakan mesin dan lain-lain yang memerlukan waktu untuk perbaikan terhadap alat. Waktu kerja efektif alat muat dan alat angkut akan meningkat jika adanya perbaikan terhadap waktu hambatan yang dapat dihindari diatas dapat diterapkan. Efisiensi Kerja Pengaruh perubahan waktu kerja efektif terhadap efisiensi kerja merupakan hal yang penting dalam usaha pencapaian target produksi. Pengaruh perubahan waktu kerja efektif terhadap efisiensi kerja alat muat dan alat angkut pada setiap harinya dapat dilihat pada tabel. Perhitungan efisiensi kerja. Karasteristik Material a. Faktor pengembangan material Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh data density bank dan density loose maka dapat dicari besarnya nilai faktor pengembangan material (Swell Factor). Topsoil stockpile di pit Bendili Jenis Materialnya lempung. b. lempung (Clay) Material Lempung (clay) memiliki density dalam keadaan terbongkar (Loose) adalah 1,73 ton/m 3 dan density untuk material dalam keadaan aslinya (Bank) adalah 1,80 ton/m 3, sehingga dapat di ketahui faktor pengembangan material yang ada sebesar 0,96 Sesuai dengan data pengamatan di lapangan yang telah di jelaskan di atas maka dapat menghitung kemampuan produksi alat muat dan alat angkut pada saat ini. Kemampuan produksi alat gali-muat saat ini sebesar ,140 BCMbulan, dan alat angkut sebesar ,49 BCM/bulan. 72 Pada perhitungan produksi kemampuan alat secara nyata, produksi nyata Pengupasan material lempung mulai tanggal 23 Maret sampai 20 April 2015 di stockpile PT.KPC pit bendili sebesar BCM/bulan. Target produksi yang diinginkan oleh perusahaan PT. KPC sebesar BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 4.375,00 bcm/bulan 3. PEMBAHASAN Kondisi Lokasi Penambagan Terhadap Peningkatan Produksi Usaha Peningkatan produksi, selain memperhatikan faktor-faktor produksi dan kemampuan alat gali-muat dan alat angkut dalam berproduksi juga perlu memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti Kondisi tempat kerja. Pada lokasi penambangan kontruksi jalan di tambang yang menghubungkan lokasi stockpile ke kancil dump merupakan struktur asli dari material yang ada, karena sifat jalan tambang itu hanya sementara, sehingga tidak ada kontruksi khusus untuk daya dukung tanah. Daya dukung tanah berdasarkan material yang di tangani yaitu lempung yang memiliki data dukung tanah terkecil dititik 1 : 7,59 kg/cm 2, titik 2 : 7,45 kg/cm 2 berada di stockpile lihat tabel, pada saat penambahan jumlah curah beban yang diterima permukaan tanah sebesar 7,82 kg/cm 2 yang merupakan beban roda terbesar yang di gunakan sebagai dasar penentuan kesesuaian daya dukung tanah dengan beban yang melintas di atasnya. Jika tanah dasar sudah mampu mendukung bebang roda besar maka bebann roda yang lebih kecil tidak diperhitungkan lagi. Terdapat kelebihan beban sebesar 0,23 kg/cm 2 titik 1 dan 0,37 kg/cm 2 di titik 2, sehingga pada permukaan yang di lewati alat angkut membawah muatan melebih daya dukung tanah permukaan jalan sering bergelombang (Amblas). Untuk kondisi seperti ini penggunaan motor greder sangat di perlukan. Namun kondisi seperti ini operasi produksi akan mendukung apabila dilakukan pemadatan di titik yang memiliki daya dukung tanah rendah di titik 1 dan titik 2 setelah di lakukan pemadatan dan perkerasaan dengan menggunakan material keras (overburden) hasil peledakan dengan bantuan motor grader dan bulldozer daya dukung tanah meningkat 7,95 kg/cm 2 di titik 1 dan 7,94 di titik 2, untuk jalan angkut dan kancil dump dari hasil pengujian tidak ada masalah tapi tetap perlu di lakukan perawatan jalan, Sehingga dengan hal tersebut diharapkan kondisi jalan dapat mampu menahan beban yang ada dan mengakibatkan kerja alat angkut dapat berkerja dengan baik. Upaya Peningkatan Produksi Berdasarkan laporan dari perusahaan produksi nyata alat angkut mulai dari tanggal 23 Mret samapai 21 April 2015 sebesar BCM/bulan (Lampiran U), sedangkan perhitungan secara teoritis produksi excavator backhoe komatsu PC-750 sebesar ,140 BCM/bulan (dapat dilihat Lampiran S), untuk alat angkut kemampuan produksi saat ini

5 sebesar ,49 BCM/bulan. Adapun sasaran produksi yang ingin di capai perusahaan sebesar BCM/bulan. Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan produksi menngunakan 2 Alternatif, Alternatif I adalah dengan meningkatkan efesiensi kerja dan alternatif II adalah dengan penambahan jumlah curah untuk alat angkut yang bak masih memungkinkan yaitu articulated dump truck hungry board A35E/A35F, dan CAT 740. Meningkatkan Efisiensi kerja Produksi pengupasan topsoil yang dihasilkan saat ini belum mampu memenuhi target produksi yang diinginkan perusahaan, salah satu penyebabnya adalah rendahnya waktu kerja efektif sebagai akibat dari hambatan-hambatan yang ada, baik hambatan yang dapat di hindari maupun hambatan yang tidak dapat di hindari. Upaya yang dilakukan adalah pencegahan terhadap hambatan yang dapat di hindari. Pengaruh perubahan waktu kerja efektif terhadap efisiensi kerja merupakan salah satu alternatif dalam usaha pencapaian target produksi. Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benar-benar digunakan oleh alat gali muat dan alat angkut untuk produksi. Besarnya waktu kerja efektif sangat bergantung pada hambatan-hambatan yang terjadi pada saat alat melakukan pekerjaan. Kenyataannya di lapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja yang tersedia. Kegiatan penambangan pemindahan topsoil menuju kancil dump yang merupakan lokasi Rehabilitation persiapan reklamasi di PT. KPC telah menetapkan jadwal waktu kerja dalam 1 hari adalah 2 shift dengan total waktu kerja 23,85 jam/hari = 12 jam/shift. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi terdiri dari hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari dari alat muat maupun alat angkut. Hambatan Yang Dapat Dihindari. Hambatan ini disebabkan adanya penyimpanganpenyimpangan terhadap waktu kerja yang telah dijadwalkan. Hambatan tersebut antara lain : 1. Waktu istirahat lebih awal Waktu yang terbuang disebabkan karena istirahat sebelum waktunya setelah diupayakan dari 10 menit/shift menjadi 5 menit/shift sesuai dengan data yang sering muncul hasil pengamatan. 2. Terlambat kerja setelah istirahat Waktu yang terbuang disebabkan karena terlambat kerja setelah istirahat diupayakan dari 15 menit/shift menjadi 8 menit/shift sesuai dengan data yang sering muncul hasil pengamatan. 3. Keperluan Operator Hambatan ini dapat di hindari dan di upayakan dari 10 menit/shift menjadi 6 menit/shift sesuai dengan data yang sering muncul hasil pengamatan. 4. Keterlambatan datang karyawan Waktu yang terbuang disebabkan kurang disiplinnya karyawan dalam mematuhi waktu yang sudah ditentukan diupayakan dari 10 menit/shift menjadi 6 menit/shift sesuai dengan data yang sering muncul hasil pengamatan. Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari Hambatan ini disebabkan oleh kegiatan atau kejadian yang memang harus terjadi dan tak dapat dihindari. Hambatan tersebut antara lain: a) Pemeriksaan dan Pemanasan Alat Waktu yang digunakan untuk pengecekan ringan terhadap kerusakan-kerusakan kecil serta pemanasan terhadap alat. b) Pengisian bahan bakar Waktu yang digunakan untuk pengisian bahan bakar terhadap alat agar alat tersebut siap untuk dioperasikan. c) Perbaikan Front kerja Waktu yang digunakan untuk memperbaiki front kerja. Dimana perbaikan dilakukan karena adanya Gangguan Cuaca. d) Gangguan Cuaca Disebabkan karena adanya hujan, sehingga dapat dapat mempengaruhi efisiensi kerja (berkurang). e) Kerusakan dan perbaikan alat Disebabkan karena adanya kerusakan alat saat alat dioperasikan. Misalnya: ban bocor, kerusakan mesin dan lain-lain yang memerlukan waktu untuk perbaikan terhadap alat. Dari upaya tersebut di harapkan waktu hilang dapat di tekan, dengan penekanan terhadap hambatan kerja maka waktu kerja efektif semakin meningkatan. Dari hasil peningkatan jam kerja efektif alat muat maka di peroleh peningkatan efisiensi kerja, untuk alat muat efisiensi kerja yang semula 75, % menjadi 77,775 %. Setelah Peningkatan effisiensi kerja maka secara teoritis produksi yang akan dihasilkan meningkat dari yang semula ,140 BCM/bulan, menjadi ,446 BCM/bulan.. Alat angkut akan meningkat dari semula ,49 BCM/bulan menjadi ,296 BCM/bulan. Kemampuan Produksi Alat Angkut Setelah Penambahan Jumlah Curah Setelah di lakukan peningkatan efesiensi kerja alat muat dan alat angkut ternyata produksi alat angkut belum mencapai target yang ditetapkan perusahaan sebesar bcm/bulan, oleh sebab itu dilakukan alternatif II dengan menambahkan jumlah curah pada atriculated dump truck hungry broad A35E/A35F dan Cat 740 dengan masing masing penambahan jumlah curah 1, untuk atriculated dump truck Volvo A35E/A35F tetap dengan jumlah curah 4 sebab bak tidak mendukung untuk penambahan jumlah curah. 73

6 Tabel 1. Geometri Jalan Angkut (Sumber : Mine Rehab PT. KPC) Tabel 2. Daya Dukung Tanah Saat ini (Sumber : Geology departement PT.KPC) Tabel 3. Waktu Edar Alat Muat dan Alat Angkut Saat ini Tabel 4. Efisiensi Kerja Alat Muat Dan Alat Angkut Saat Ini Tabel 5. Perbaikan Waktu Hambatan Alat Angkut Keterangan : Sblm = Sebelum perbaikan Stlh = Setelah perbaikan 74

7 Tabel 6. Perbaikan Effisiensi Kerja Alat Angkut Tabel 7. Perkiraan Produksi Kemampuan Alat Angkut Setelah Penambahan Jumlah Curah 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Kekurangan produksi pengupasan topsoil di stockpile disebabkan Kondisi tempat kerja yang memiliki daya dukung tanah pada saat ini dititik 1 : 7,59 kg/cm 2 dan titik 2 : 7,45 kg/cm 2 tidak mampu menahan beban yang berlebihan sebesar 7,82 kg/cm 2 yang berada di stockpile sehingga dilakukan pemadatan dan perkerasan dengan menggunakan material keras hasil peledakan (overburden) dengan bantuan motor grader dan bulldozer daya dukung tanah meningkat 7,59 kg/cm 2 titik 1 dan 7,94 kg/cm 2 titik 2, untuk jalan angkut dan kancil dump tidak ada masalah tapi tetap di lakukan perawatan jalan, sehingga hal tersebut dapat mampu menahan beban yang ada dan mengakibatkan kerja alat angkut dapat berkerja dengan baik. 2. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan produksi pengupasan topsoil di stockpile adalah a) Alternatif I yaitu melakukan peningkatkan terhadap efektif kerja, Kemampuan produksi alat gali-muat pada pengupasan topsoil sebesar ,25 BCM/bulan, dan kemampuan produksi alat angkut sebesar ,30 BCM/bulan, sehingga target produksi pengupasan topsoil sebesar BCM/bulan belum tercapai. b) Alternatif II yaitu penambahan jumlah curah untuk alat angkut yang bak masih memungkinkan, perkiraan produksi setelah penambahan jumlah curah pada pengupasan topsoil yaitu ,44 BCM/bulan, sehingga target produksi sebesar BCM/bulan yang di inginkan perusahaan sudah tercapai. Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai berikut : 1. Perlu adanya peningkatan pengawasan dan koordinasi antara pengawas lapangan dan operator alat gali-muat, alat gusur dan alat angkut, mengadakan pengarahan-pengarahan kerja serta penyuluhan tentang pentingnya kedisiplinan untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan. 2. Pada pengujian dinamic cone penetrometer agar mewakili pengujian maksimum jarak titik pengujian awal ke pengujian titik berikutnya maksimal 200 meter dan pengujian dilakuan di setiap segmen jalan angkut. 3. Perlu adanya penilitian lanjut terhadap daya dukung tanah untuk setiap lokasi topsoil stockpile menuju area rehabilitasi yang akan di lakukakan pengupasan topsoil sehingga target produksi yang di tetapkan dapat tercapai. 75

8 5. DAFTAR PUSTAKA Harry Christady Hardiyatmo Mekanika Tanah 1. Gajah Mada University press : Yogyakarta. Hartono dkk Buku Panduan Praktek Tambang Terbuka. Program Studi Teknik Pertambangan : UPN Veteran Yogyakarta. Martin, J., Martin, T., Bennett, T., and Martin, K., 1982, Surface Mining Equipment, Colorado: Martin Consultants Inc. Peurifoy,R.L., 1988, Contruction Planing Equipment and Methods 6th edition,maryland: McGraw Hill. Projosumarto P., 1983, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, FTTM-ITB. Bandung : Departemen Tambang ITB. Prissilla Lengkong Hunbungan CBR dan DCP pada Tanah yang dipadatkan pada luar jalan. R. Hariyanto dkk Buku Penuntut Praktikum Mekanika Tanah : Program Studi Teknik Pertambangan : UPN Veteran Yogyakarta. Yanto Indonesianto, 2014, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan : UPN Veteran Yogyakarta., Handbook Komatsu Application ed 31., Handbook Articulated Dump Truck Volvo A35E/A35F ed 5, Spesifikasi rehabilitasi versi 2 PT. KPC. 76

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. YUSTIKA UTAMA ENERGI KALIMANTAN TIMUR Oleh: Efigenia

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA PT. RIAN PRATAMA MANDIRI

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,

Lebih terperinci

Artikel Pendidikan 23

Artikel Pendidikan 23 Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan Pemilihan metode penambangan Block Cut Open Pit Mining dikarenakan seam batubara mempunyai kemiringan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10-15 sehingga batas akhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR JURNAL DINTEK. VOL 10 NO 1. MARET 2017 ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Sugria Suryadi*, Rusmansyah**, Herry Djainal**,

Lebih terperinci

Oleh: Lukman Yunianto Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No.Hp: ,

Oleh: Lukman Yunianto Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No.Hp: , OPTIMALISASI KECEPATAN DUMPTRUCK CATERPILLAR 789B PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT PINANG SOUTH DEPARTMENT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Oleh: Lukman Yunianto

Lebih terperinci

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR Oleh : Arif Gumilar Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta Contact: 085764131445,

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI PIT 3000 BLOCK 1A NORTH BLOCK QUARTER II TAHUN 2015 DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN PLANNING TECHNIC MINE OUT DUMP PIT C IN COAL MINE AT PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE

Lebih terperinci

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Pencapaian Target Produksi Batugamping Sebesar 24.500 Ton/Hari Pada Crusher Tuban I PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT

PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT Adip Mustofa 2*, Jaka Guruh Wicaksono 1, Nurhakim 2, Afriko 3, Sari Melati 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118 RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118 Asan Pasintik, Thresna Adeliana Lassa, Risanto Panjaitan Magister Pertambangan,

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE TECHNICAL STUDY OF STRIPPING OVERBURDEN IN SITE WEST BANKO PIT 3 WEST PT. BUKIT ASAM (PERSERO),

Lebih terperinci

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 62-66 EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU Agus Arie Yudha 1*, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana

Lebih terperinci

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan permintaan pasar akan Batubara yang semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan pertambangan Batubara di Indonesia

Lebih terperinci

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3 KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI-MUAT (EXCAVATOR) DAN ALAT ANGKUT (DUMP TRUCK) PADA PENGUPASAN TANAH PENUTUP BULAN SEPTEMBER 2013 DI PIT 3 BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE TECHNICAL STUDY

Lebih terperinci

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia   ABSTRAK ABSTRACT EVALUASI TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT OVERBURDEN UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 240.000 BCM / BULAN DI SITE PROJECT MAS LAHAT PT. ULIMA NITRA SUMATERA SELATAN TECHNICAL EVALUATION OF GEOMETRIC OVERBURDEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM Farisyah Melladia

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN Oleh: Fernanda Yuliandy UPN Veteran Yogyakarta No. Hp:

Lebih terperinci

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 23-28 KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. UNIRICH MEGA PERSADA SITE HAJAK KABUPATEN BARITO UTARA

Lebih terperinci

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia   ABSTRAK ANALISA KEMAMPUAN KERJA ALAT ANGKUT UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI OVERBURDEN 240.000 BCM PERBULAN DI SITE PROJECT DARMO PT. ULIMA NITRA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN PERFORMANCE ANALYSIS OF HAULER TO

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab vii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 1 1.3 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK

TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK PENGARUH LOSSES TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK 3 BULAN DI FRONT SUWOTA SITE TANJUNGBULI PT. ANEKA TAMBANG UBP NIKEL MALUKU UTARA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA Oleh : Recky Fernando L. Tobing

Lebih terperinci

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016 JP Vol. No.4 Agustus 207 ISSN 2549-008 RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 206 RE DESIGN OF SETTING COALGETTING EQUIPMENT TO FULFILL PRODUCTION TARGET ON

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 ABSTRAK PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE 2014-2015 DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA

Lebih terperinci

ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Aqsal Ramadhan Shaddad, Sri Widodo 2, Nur Asmiani 1* 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia 2. Program

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL Jurnal Geomine, Vol., No. : April 0 EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL Amrun Liemin *, Anshariah, Hasbi Bakri Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kegiatan penambangan tidak akan terlepas dari suatu kegiatan penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu.

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR 30000 TON/BULAN PT.DEBBIA LOGISTIC SITE AMPAH BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI Oleh BOWO HADI NUGROHO NPM

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE CAT 385 DAN CAT 345 TERHADAP PRODUKSI PENAMBANGAN SAKELOLA PAKET 09-218 BANKO BARAT TAHUN 2013 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK THE EVALUATION OF BACKHOE EXCAVATOR CAT 385

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: rosiding Teknik ertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi roduktivitas Alat Gali - Muat dan Angkut pada enambangan Batubara di it 3 Timur Tambang Banko Barat T Bukit Asam (ersero) Tbk, Kecamatan Lawang Kidul,

Lebih terperinci

DESAIN TAMBANG PERTEMUAN KE-3

DESAIN TAMBANG PERTEMUAN KE-3 DESAIN TAMBANG PERTEMUAN KE-3 Penambangan dengan sistem tambang terbuka menyebabkan adanya perubahan rona/bentuk dari suatu daerah yang akan ditambang menjadi sebuah front penambangan Setelah penambangan

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Kajian Teknis Kinerja Alat Bor Atlas Copco Dm50e pada Pengupasan Tanah Penutup di Pit L0-2 Pt. Leighton Contractors Indonesia MSJ Coal Mine Project Kalimantan Timur I Putu Eka Dimi Aprilianta, Adolof George

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii DAFTAR ISI RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA TEKNIK SIPIL JURNAL ILMIAH PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DALAM PEKERJAAN LONGSORAN PADA RUAS JALAN SIMPANG PERDAU BATU

Lebih terperinci

EVALUASI GEOMETRI JALAN TAMBANG (RAMP) PADA KEGIATAN PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI PIT SEAM 12 PT. KITADIN JOB SITE

EVALUASI GEOMETRI JALAN TAMBANG (RAMP) PADA KEGIATAN PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI PIT SEAM 12 PT. KITADIN JOB SITE EVALUASI GEOMETRI JALAN TAMBANG (RAMP) PADA KEGIATAN PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI PIT SEAM 12 PT. KITADIN JOB SITE EMBALUT KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARANEGARA Oleh : Akhmad Rifandy

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan Pengupasan Overbuden Pit 4200 Blok 1E South Block 1 PT. Trubaindo Coal Mining, Kecamatan

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator () dalam Upaya Mencapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penambangan batubara PT Milagro Indonesia Mining secara administratif terletak di Desa Merdeka Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Pulau Sebuku terletak pada koordinat 116,3384 o 116,3640 o BT dan 03,5209 o 03,5771 o LS (Bakosurtanal) di selatan garis ekuator, sebelah tenggara

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim

Lebih terperinci

EVALUASI JALAN TAMBANG BERDASARKAN GEOMETRI DAN DAYA DUKUNG PADA LAPISAN TANAH DASAR PIT TUTUPAN AREA HIGHWALL

EVALUASI JALAN TAMBANG BERDASARKAN GEOMETRI DAN DAYA DUKUNG PADA LAPISAN TANAH DASAR PIT TUTUPAN AREA HIGHWALL EVALUASI JALAN TAMBANG BERDASARKAN GEOMETRI DAN DAYA DUKUNG PADA LAPISAN TANAH DASAR PIT TUTUPAN AREA HIGHWALL Thoni Riyanto 1*, Agus Triantoro 2, Riswan 2, Yosua Dinata Olla 3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penjadwalan Tambang (Mine Scheduling) untuk Mencapai Target Produksi Batubara 25.000 Ton/Bulan di PT Milagro Indonesia Mining Desa Bukit Merdeka Kecamatan

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Tambang (Mine Plan) Ada berbagai macam perencanaan antara lain : a. Perencanaan jangka panjang, yaitu suatu perencanaan kegiatan yang jangka waktunya lebih dari 5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL v vi vii viii x xi xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan Penelitian 1 1.3. Batasan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS PENCEGAHAN SWABAKAR BATUBARA DI PT BUKIT BAIDURI ENERGY KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS PENCEGAHAN SWABAKAR BATUBARA DI PT BUKIT BAIDURI ENERGY KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK KAJIAN TEKNIS PENCEGAHAN SWABAKAR BATUBARA DI PT BUKIT BAIDURI ENERGY KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Triono 1 dan Yohanes Suryadi Ambak 2 ABSTRAK Maksud dari penelitian ini

Lebih terperinci

USULAN JUDUL. tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan. 1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako

USULAN JUDUL. tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan. 1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako USULAN JUDUL Kepada Yth Bapak Ketua Jurusan Teknik Petambangan Di,- Makassar Dengan Hormat, Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator (BWE) dalam Upaya Mecapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kondisi Material 3.1.1 Ukuran Material Faktor ini harus dipahami karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut dapat menempati suatu ruangan tertentu.

Lebih terperinci

Metode Tambang Batubara

Metode Tambang Batubara Metode Tambang Batubara Sistem Penambangan Batubara Sistem penambangan batubara ada 3, yaitu: - Penambangan Terbuka (Open Pit Mining) - Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) - Penambangan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan

Lebih terperinci

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia ABSTRAK

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia   ABSTRAK EVALUASI TINGKAT KEAUSAN MATA GARU TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGGARUAN BULLDOZER D9R DALAM PROSES PENGGALIAN OVERBURDEN TAMBANG BATUBARA DI PT. MUARA ALAM SEJAHTERA (MAS) EVALUATION OF WEATHERING GRADE OF

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE STANDART OPERASIONAL PROCEDURE I. TUJUAN 1. Memberikan panduan standar operasional penambangan bagi kontraktor 2. Menghilangkan atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja II. SASARAN Memastikan operasional

Lebih terperinci

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe Pengaruh Pembebanan Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe Lia Pongsapan Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan Jalan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AUGUST SURYAPUTRA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

SKRIPSI. Oleh : AUGUST SURYAPUTRA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGUPASAN TANAH PENUTUP PT. MARUNDA GRAHAMINERAL DI KECAMATAN LAUNG TUHUP, KABUPATEN MURUNG RAYA, KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI Oleh : 1140042

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dan kuantitas batubara merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh produsen batubara untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Untuk menjaga kualitas

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan Penambangan Nikel di PT. Antam (Persero) Tbk. Desa Buli Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Produktivas Alat Gali-Muat dan Angkut UntukMencapai Target Produksi 4.000 Ton per Hari Pada KegiatanPenambangan Nikel Di Blok BH PT Fajar Bhakti

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada perencanaan proyek yang menggunakan alat berat, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu alat. Oleh karena itu perlu diketahui teori dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 18 BAB III LANDASAN TEORI Kegiatan penambangan secara umum meliputi aktivitas dasar yaitu pembongkaran atau pemberaian (peledakan), pemuatan material, dan pengangkutan (transportation). Kegiatan penggalian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu : BAB V PEMBAHASAN 5.1 Rancangan Tahapan Penambangan Langkah pertama didalam rancangan tahap penambangan ialah menentukan volume rancangan akhir tambang keseluruhan menjadi unit-unit perencanaan yang lebih

Lebih terperinci

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA Havis Abdurrachman *, Singgih Saptono, Bagus Wiyono UPN Veteran Yogyakarta *corresponding author: havisabdurrachman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Produktivitas Excavator Produktifitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti

Lebih terperinci

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE. RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPSAN TANAH PADA PENAMBANGAN NKEL LATERTE D PULAU GE. Herry Djainal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Email ; herrydjainal@yahoo.co.id; herrydjainal21@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Keadaan Umum 2.1.1 Lokasi Kesampaian Daerah Lokasi CV JBP secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Provinsi Banten. Secara geografis lokasi

Lebih terperinci