ANALISIS DATA. 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DATA. 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini."

Transkripsi

1 21 ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

2 22 No Nama Pelanggan Tabel 4.1 Nama Pemesan Tahun 2011 Alamat Pelanggan Produk yang dipesan 1 Toko Pandanaran Semarang Mebel Enceng Gondok Mebel Pandan Pintu Gebyok Sekat 2 CV. Patma Indo Raya Semarang Mebel Enceng Gondok Mebel Pandan Pintu Gebyok Sekat 3 Bapak Rukin Jepara Mebel Enceng Gondok Mebel Pandan Pintu Gebyok Sekat 4 Bapak Sugeng Iriyanto Jepara Mebel Enceng Gondok Mebel Pandan Pintu Gebyok Sekat 5 Istana Rotan Semarang Mebel Enceng Gondok Pintu Gebyok Sekat Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah Tabel 4.1 mendeskripsikan pembeli yang menjadi pelanggan Home Industry Aryani art. Pada tabel tersebut dapat diketahui nama pelanggan, alamat pelanggan dan berbagai produk yang dipesan oleh masing-masing pelanggan.

3 Deskripsi Hasil Analisis Laba Pelanggan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laba dari masingmasing pelanggan, berikut ini adalah tabel yang mendeskripsikan laba dari setiap pelanggan.

4 24 Tabel 4.2 Customer Profitability Report Tahun 2011 ( dalam Rupiah) Toko Pandanaran CV.Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Istana Rotan Iriyanto TOTAL PENJUALAN Rp Rp Rp Rp Rp HPP Rp Rp Rp Rp Rp % HPP 67,88% 67,21% 67,63% 67,18% 65,48% LABA KOTOR Rp Rp Rp Rp Rp % LABA KOTOR 20,10% 22,29% 20,52% 17,16% 19,93% BIAYA PEMASARAN LANGSUNG Ongkos Jasa Ekspedisi Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Supplies Pengepakan Rp Rp Rp Rp Rp Laba Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung Rp Rp Rp Rp Rp BIAYA PEMASARAN TIDAK LANGSUNG Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Fungsi Pengiriman Rp Rp Rp Rp Rp BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM Biaya Fungsi Adm Umum Rp Rp Rp Rp Rp Laba Bersih Setelah Biaya Pemasaran Tidak Langsung Rp ,66 Rp ,86 Rp ,77 Rp ,68 Rp ,47 ROS PER TAHUN 23,49% 18,80% 23,72% 25,03% 26,18% sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

5 25 Hasil analisis laba pelanggan tersebut diperoleh dengan perhitungan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perhitungan Penjualan setiap pelanggan Dalam menentukan penjualan setiap pelanggan, volume penjualan untuk setiap jenis produk dari masing-masing pelanggan dapat diketahui lebih dahulu.volume dan jenis kerajinan yang dipesan oleh masing-masing pelanggan selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Volume dan Jenis Produk Terjual per Pelanggan (pcs) No Nama pelanggan Volume(pcs) Mebel Mebel Pintu Gebyok Sekat Enceng gondok Pandan 1 Toko Pandanaran CV.Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan TOTAL Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Penjualan yang terjadi pada kelima pelanggan diatas merupakan penjualan rutin yang dilakukan perusahaan, karena pelanggan-pelanggan tersebut pada tahun 2011 aktif melakukan pemesanan terhadap produk perusahaan. Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa penjualan perusahaan pada tahun 2011 sebagian besar adalah produk sekat. Produk sekat terjual sebanyak 138 pcs. Produk mebel enceng gondok dipesan sebanyak 50 pcs dan mebel pandan dipesan sebanyak 83 pcs. Sedangkan produk pintu terjual sebanyak 41 pcs, serta produk gebyok terjual sebanyak 85 pcs. Sedangkan harga jual produk mebel enceng gondok adalah Rp ,-, harga jual mebel pandan adalah Rp ,-, harga jual pintu adalah Rp ,-,

6 26 harga jual gebyok adalah Rp ,- dan harga jual sekat adalah Rp ,-. Sehingga diperoleh penjualan dari setiap pelanggan seperti pada tabel Perhitungan Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjulan ini diperoleh dengan menghitung dari masing-masing produk. Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan terdapat biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya penyusutan mesin, dan biaya listrik untuk kegiatan produksi. Semua biaya tersebut dibebankan pada setiap produk, sehingga diperoleh Harga Pokok Penjualan pada setiap produk. Hpp mebel enceng gondok per unit adalah sebesar Rp ,- mebel pandan sebesar Rp ,- Hpp pintu sebesar Rp ,- Hpp gebyok sebesar Rp ,- dan Hpp sekat sebesar Rp ,-. 3. Perhitungan Laba Kotor Angka laba kotor diperoleh dari penjualan masing-masing pelanggan dikurangi harga pokok penjualan masing-masing pelanggan. Sehingga, untuk menghitung laba kotor setiap pelanggan, harus mengidentifikasi penjualan dan harga pokok penjualan setiap pelanggan terlebih dahulu. Melalui perhitungan laba kotor setiap pelanggan, dapat mengetahui apakah penjualan yang besar dapat memberikan laba kotor yang besar. Berikut ini adalah tabel yang mendeskripsikan mengenai penjualan, Hpp, dan laba kotor dari masing- masing pelanggan.

7 27 Tabel 4.4 Penjualan, HPP, dan Laba Kotor per Pelanggan Tahun 2011 Nama Pelanggan Total Penjualan (Rp) Persentase Penjualan Total HPP (Rp) Persentase HPP Laba Kotor (RP) Persentase Laba Kotor Toko Pandanaran Rp ,59% Rp ,88% Rp ,10% CV.Patma Indo Raya Rp ,36% Rp ,21% Rp ,29% Bapak Rukin Rp ,85% Rp ,63% Rp ,52% Bapak Sugeng Iriyanto Rp ,20% Rp ,18% Rp ,16% Istana Rotan Rp ,00% Rp ,48% Rp ,93% TOTAL Rp % Rp Rp Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan dengan angka total penjualan yang relatif besar belum tentu menghasilkan laba kotor yang besar pula. Toko Pandanaran dengan angka penjualan Rp ,- mempunyai kontribusi sebesar 20,10% terhadap total laba kotor perusahaan. Persentase ini mendekati kontribusi Bapak Rukin dengan angka penjualan yaitu Rp ,- yang berkontribusi 20,52% terhadap laba kotor perusahaan.

8 28 4. Penentuan Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan Biaya pemasaran perusahaan selama tahun 2011 yang dapat digolongkan sebagai biaya langsung pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Biaya Pemasaran Langsung Tahun 2011 Biaya Supplies pengepakan Ongkos jasa ekspedisi Jumlah (Rp) Rp ,00 Rp ,00 Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Biaya pemasaran langsung pelanggan tersebut akan dibebankan kepada 5 pelanggan. Pembebanan biaya pemasaran langsung pelanggan kepada setiap pelanggan dilakukan dengan penelusuran tarhadap catatan yang terkait. Biaya-biaya pemasaran langsung masing-masing pelanggan disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Biaya Pemasaran Langsung Setiap Pelanggan Tahun 2011 ( dalam Rupiah ) Biaya Pelanggan Toko Pandanaran CV. Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan Supplies Pengepakan Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Jasa Ekspedisi Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

9 29 5. Menentukan Laba Bersih Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung Kepada Setiap Pelanggan. Perhitungan laba bersih sebelum biaya pemasaran tidak langsung untuk setiap pelanggan diperoleh dengan cara mengkurangkan laba kotor dari masing- masing pelanggan dengan biaya pemasaran langsung dari masing-masing pelanggan. 6. Identifikasi dan Alokasi Biaya Pemasaran Tidak Langsung dan Administrasi Umum Kepada Setiap Pelanggan. Biaya yang terjadi dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran yang dapat digolongkan menjadi biaya pemasaran tidak langsung selama tahun 2011 disajikan pada tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Biaya Pemasaran Tidak Langsung Tahun 2011 Biaya Jumlah (Rp) Gaji Karyawan Supplies Kantor Contoh Produk Biaya Penyusutan mobil Komunikasi: - Telepon Internet Listrik Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Oleh karena tidak dapat dibebankan secara langsung kepada setiap pelanggan, maka biaya-biaya pemasaran yang termasuk dalam biaya tidak langsung pelanggan akan dibebankan kepada fungsi-fungsi pemasaran yang ada di perusahaan terlebih dahulu untuk kemudian dibebankan kepada masing-masing pelanggan. Pembebanan biaya pemasaran tidak

10 30 langsung pelanggan kepada setiap fungsi pemasaran dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung.pembebanan secara tidak langsung berdasarkan dasar alokasi (driver) yang mencerminkan hubungan sebab akibat terjadinya biaya. Biaya-biaya yang dapat secara langsung dibebankan kepada setiap fungsi pemasaran, yaitu: 1. Gaji karyawan Total biaya gaji karyawan bagian penjualan dan pengiriman, selama tahun 2011 adalah Rp ,-. Biaya gaji yang dikonsumsi oleh masing-masing fungsi pemasaran dapat diketahui dengan penelusuran terhadap daftar gaji dan upah. 2. Supplies kantor Seluruh biaya untuk pengadaan supplies kantor fungsi pemasaran selama tahun 2011 adalah Rp ,-. Biaya untuk supplies kantor dapat dibebankan kepada setiap fungsi pemasaran dengan melihat catatan mengenai penggunaan supplies oleh bagian promosi atau penjualan. 3.Contoh produk (sample) Contoh produk dalam kasus ini adalah selama tahun 2011 Home Industry Ini melakukan study banding di daerah Yogyakarta sebanyak 3 kali untuk mendapatkan informasi terbaru berkaitan dengan inovasi produknya. Biaya untuk pengadaan contoh produk kerajinan enceng gondok selama tahun 2011 sebesar Rp dapat dengan mudah dibebankan kepada fungsi promosi dan penjualan, karena contoh produk digunakan oleh fungsi promosi dan penjulan guna untuk mendukung kegiatan promosi. 4.Beban penyusutan peralatan Mobil sebagai peralatan kantor yang digunakan untuk melakukan kegiatan promosi dan penjualan memiliki umur ekonomis 5 tahun, sehingga beban penyusutannya sebesar Rp

11 31 5.Biaya Komunikasi Biaya komunikasi terdiri dari biaya internet dan biaya telepon. Kedua biaya tersebut dapat secara langsung dibebankan kepada fungsi pemasaran. Seluruh biaya telepon selular yang dikeluarkan untuk fungsi pemasaran bagian promosi/ penjualan dan bagian pengiriman adalah Rp setiap tahunnya. Dengan pembagian Rp untuk bagian promosi/penjualan dan Rp untuk bagian pengiriman setiap tahunnya. Sedangkan biaya internet untuk bagian promosi setiap tahunnya sebesar Rp Biaya- biaya yang membutuhkan dasar alokasi ( driver ) dalam pembebanannya kepada setiap fungsi pemasaran, yaitu: 1. Biaya Listrik Bagian produksi: Daya(watt) 1 alat las kompresor kompresor pasah listrik watt 60 TOTAL 4670 Bagian Promosi: 7 lampu untuk 175 TV 150 TOTAL 325 Bagian Adm: 2 25 watt 50 Laptop 80 Printer 80 TOTAL 210 T OTAL DAYA 5205

12 32 Total biaya listrik yang terjadi pada tahun 2011 adalah sebesar Rp ,- Biaya listrik yang digunakan untuk aktivitas produksi, promosi dan administrasi dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut : Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan produksi adalah sbb: - Total daya untuk kegiatan produksi Total daya X Total biaya listrik 4670 X Rp ,- = Rp , Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan promosi adalah sbb: - Total daya untuk kegiatan promosi Total daya X Total biaya listrik X Rp ,- = Rp ,- Perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk kegiatan administrasi adalah sbb: - Total daya untuk kegiatan administrasi Total daya X Total biaya listrik X Rp ,- = Rp ,-

13 33 Pembebanan biaya pemasaran tidak langsung pelanggan kepada setiap fungsi pemasaran yang menikmatinya dan biaya administrasi umum dapat dilihat di tabel 4.8 dan 4.9 sebagai berikut. Tabel 4.8 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Kepada Fungsi Pemasaran Tahun2011 ( dalam Rupiah ) Biaya Resource Driver Resource Driver Rate Fungsi Penjualan dan Promosi Pengiriman -Gaji Karyawan Direct Tracing Rp ,- Rp ,- -Supplies kantor Direct Tracing Rp ,- -Contoh produk -Penyusutan mobil Komunikasi -Internet -Telepon (HP) Direct Tracing Direct Tracing Direct Tracing Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- -Listrik Daya (watt) Rp ,- TOTAL Rp ,- Rp ,- sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Pembebanan biaya administrasi umum dapat dilihat di tabel 4.9 sebagai berikut.

14 34 Tabel 4.9 Pembebanan Biaya Administrasi Umum Tahun2011 ( dalam Rupiah ) Biaya Resource Driver Resource Driver Rate -Gaji karyawan Direct Tracing -Supplies kantor Direct Tracing -Internet Direct Tracing -Telepon Direct Tracing -Listrik untuk pemakaian Daya(watt) Komputer, Printer, Lampu Fungsi Administrasi dan umum Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- TOTAL Rp ,- sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah Setelah membebankan biaya-biaya pemasaran tidak langsung ke dalam setiap fungsi pemasaran, langkah selanjutnya adalah membebankan biaya-biaya setiap fungsi kepada masing-masing pelanggan. Dalam membebankan biaya yang terjadi di setiap fungsi kepada masing-masing pelanggan digunakan dasar alokasi (satuan pengukur jasa) atau driver. a. Promosi dan penjualan Biaya yang terjadi pada fungsi promosi dan penjualan selama tahun 2011 adalah sebesar Rp Untuk membebankan biaya yang terjadi pada fungsi promosi dan penjualan digunakan dasar alokasi jumlah penjualan masing-masing pelanggan selama tahun Total penjualan tahun 2011 adalah Rp ,- sehingga tarif

15 35 pembebanan biaya fungsi promosi dan penjualan kepada setiap pelanggan adalah jumlah penjualan dari masing-masing pelanggan dibagi dengan total penjualan tahun 2011 dikalikan dengan biaya yang terjadi pada fungsi promosi dan penjulan selama tahun 2011 yaitu Rp ,- Tabel 4.10 Alokasi Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan per-pelanggan Tahun 2011 Nama Pelanggan Total Penjualan (Rp) Biaya fungsi Promosi dan Penjualan (Rp) Toko Pandanaran Rp Rp CV.Patma Indo Raya Rp Rp Bapak Rukin Rp Rp Bapak Sugeng Iriyanto Rp Rp Istana Rotan Rp Rp Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. b. Pengiriman Jumlah biaya yang dikonsumsi oleh fungsi pengiriman adalah sebesar Rp ,-. Pembebanan biaya yang dikonsumsi oleh fungsi pengiriman kepada setiap pelanggan dilakukan berdasarkan frekuensi pengiriman sebagai dasar alokasi. Karena selama tahun 2011 terjadi 22 kali pengiriman, maka tarif pembebanan biaya fungsi pengiriman kepada setiap pelanggan adalah Rp ,- per pengiriman(rp ).

16 36 Tabel 4.11 Alokasi Biaya Fungsi Pengiriman per-pelanggan Tahun 2011 Nama Pelanggan Frekuensi Pengiriman Biaya Fungsi Pengiriman (Rp) Toko Pandanaran 5 Rp CV.Patma Indo Raya 7 Rp Bapak Rukin 4 Rp Bapak Sugeng Iriyanto 3 Rp Istana Rotan 3 Rp Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. c. Administrasi dan Umum. Fungsi administrasi dan umum perusahaan pada tahun 2011 menggunakan biaya dengan jumlah total Rp ,-. Biaya tersebut dibebankan kepada masing-masing pelanggan dengan menggunakan dasar alokasi frekuensi order atau pemesanan. Sepanjang tahun 2011, Home Industry Aryani Art Tuntang menerima 28 order, maka tarif pembebanan biaya fungsi administrasi penjualan kepada setiap pelanggan adalah Rp ,- per order ( Rp order )

17 37 Tabel 4.12 Alokasi Biaya Fungsi Administrasi Umum per-pelanggan Tahun 2011 Nama Pelanggan Frekuensi Order Biaya Adm.Umum (Rp) Toko Pandanaran 5 Rp CV.Patma Indo Raya 8 Rp Bapak Rukin 5 Rp Bapak Sugeng Iriyanto 5 Rp Istana Rotan 9 Rp Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. Rangkuman pembebanan biaya setiap fungsi pemasaran dan administrasi umum kepada masing-masing pelanggan disajikan pada tabel Sementara, rangkuman pembebanan seluruh biaya pemasaran baik biaya fungsi pemasaran maupun biaya langsung pelanggan disajikan pada tabel 4.14.

18 38 Tabel 4.13 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Kepada Setiap Pelanggan Tahun 2011 ( dalam Rupiah ) Biaya Fungsi Satuan Pengukur Jasa Pelanggan Toko Pandanaran CV.Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan Rupiah hasil penjualan Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Frekuensi Pengiriman Biaya Fungsi Pengiriman Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Fungsi Adm dan Umum Frekuensi Order Rp Rp Rp Rp Rp

19 39 Tabel 4.14 Pembebanan Biaya Pemasaran Langsung dan Biaya Pemasaran Tidak Langsung Kepada Setiap Pelanggan Tahun 2011 ( dalam Rupiah ) Biaya Toko Pandanaran CV.Patma Indo Raya Pelanggan Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan Biaya Langsung Pelanggan Ongkos Jasa Ekspedisi Rp Rp Rp Rp Rp Supplies Pengepakan Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Tidak Langsung Pelanggan Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Fungsi Pengiriman Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Fungsi Adm dan Umum Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah.

20 40 Perhitungan biaya pemasaran diatas adalah perhitungan terhadap biaya pemasaran langsung dan biaya pemasaran tidak langsung yang dikelompokkan menurut fungsinya. Biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk melakukan pelayanan pada masing-masing pelanggan berbeda-beda. Perbedaan pembebanan biaya pelayanan yang dikeluarkan perusahaan untuk tiap pelanggan tersebut terjadi karena tidak semua biaya yang terjadi dikonsumsi oleh setiap pelanggan secara merata. Perbedaan konsumsi biaya disebabkan perbedaan karakteristik pelanggan. Terdapat pelanggan yang frekuensi pemesanannya dalam satu tahun jarang, namun unit yang dipesan dalam satu kali pemesanan berjumlah besar. Sementara ada pelanggan yang frekuensi pemesanannya dalam satu tahun lebih sering namun dengan unit dipesan yang lebih sedikit. Toko Pandanaran pada tahun 2011 melakukan lima kali pemesanan dengan jumlah rata-rata dipesan 80 pcs. Berbeda dengan pelanggan lain seperti Istana Rotan yang lebih sering melakukan pemesanan kepada perusahaan namun jumlah unit yang dipesan lebih sedikit. Perbedaan frekuensi pemesanan berpengaruh pada aktivitas pelayanan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menangani pesanan tersebut. Frekuensi pemesanan (order) yang tinggi akan menambah biaya pelayanan karena bertambahnya aktivitas pelayanan. Hasil dari perhitungan pada tabel 4.14 kemudian dihitung total biaya pemasaran dan adm umum masing-masing pelanggan. Total biaya dan persentase biaya pemasaran dan adm umum per pelanggan disajikan pada tabel 4.15 berikut ini.

21 41 Tabel 4.15 Persentase Total Biaya Pemasaran dan Biaya Adm Umum per Pelanggan Tahun 2011 Nama Total Persentase Pelanggan Biaya Toko Pandanaran Rp ,41 18,45% CV.Patma Indo Raya Rp ,22 32,46% Bapak Rukin Rp ,33 18,73% Bapak Sugeng Iriyanto Rp ,42 13,90% Istana Rotan Rp ,63 16,46% Total Rp ,00 100% Sumber: Data Home Industry Aryani Art 2011 yang diolah. 7. Perhitungan Laba Bersih Setiap Pelanggan Tahap terakhir yang harus dilakukan dalam analisis laba pelanggan adalah menghitung laba bersih setiap pelanggan. Untuk membantu dalam perhitungan laba bersih setiap pelanggan, digunakan laporan laba pelanggan atau Customer Profitability Report. Customer Profitability Report adalah laporan yang berisi penjualan kepada setiap pelanggan, harga pokok penjualan setiap pelanggan, laba kotor setiap pelanggan, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas pemasaran kepada setiap pelanggan dan biaya administrasi dan umum sehingga, laba bersih setiap pelanggan dapat dihitung.customer Profitability Report mengukur profitabilitas pelanggan berdasar Return On Sales (ROS). Angka Return On Sales (ROS) diperoleh dengan membandingkan laba bersih setiap pelanggan dengan penjualan setiap pelanggan.

22 42 Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara laba bersih sebelum biaya pemasaran tidak langsung dan laba bersih setelah biaya pemasaran tidak langsung serta ROS setiap pelanggan. Tabel 4.16 Perbedaan Ranking Pelanggan Antara Laba Sebelum Biaya Pemasaran Tidak Langsung, Laba Setelah Biaya Pemasaran Tidak langsung dan ROS Tahun No Nama Pelanggan Laba Sebelum Biaya Pemasaran Laba Setelah Biaya Pemasaran ROS Tidak Langsung Tidak Langsung Rp Ranking Rp Ranking % Ranking 1 Istana Rotan Rp ,10 1 Rp , ,18% 1 2 Bapak Rukin Rp ,09 2 Rp , ,03% 2 3 Toko Pandanaran Rp ,07 3 Rp , ,72% 3 4 Bapak Sugeng Rp ,09 5 Rp , ,49% 4 5 CV.Patma Indo Raya Rp ,08 4 Rp , ,80% 5

23 43 Laporan laba pelanggan atau Customer Profitability Report menjelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1. Laba kotor (Gross Margin) Dari tabel 4.4 dapat diketahui kontribusi laba kotor masing-masing pelanggan. Laba kotor diperoleh karena penjualan lebih besar dari harga pokok penjualan. Perhitungan laba kotor setiap pelanggan menghasilkan fakta, pelanggan dengan jumlah total penjualan tertinggi selama tahun 2011 adalah CV. Patma Indo Raya dengan jumlah total penjualan Rp ,- dan persentase laba kotor 22,29 % dari total laba kotor perusahaan. Bapak Rukin menduduki urutan kedua dengan jumlah total penjualan Rp ,- dengan persentase laba kotor 20,52 %, kemudian secara berurutan, Toko Pandanaran dengan total penjualan Rp ,-dan persentase laba kotor 20,10 %, Bapak Sugeng Iriyanto dengan total penjualan Rp Rp ,- dan persentase laba kotor 17,16 %, Istana Rotan dengan jumlah total penjualan Rp ,- dan persentase laba kotor 19,93 %. Temuan ini menunjukkan bahwa jumlah total penjualan yang relatif besar belum tentu menghasilkan laba kotor yang tinggi. Toko Pandanaran dengan total penjualan Rp ,- persentase laba kotornya mendekati Bapak Rukin yang mempunyai total penjualan Rp ,-. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan produk yang dipesan dan harga kesepakatan antara perusahaan dengan pembeli. Laporan laba pelanggan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai laba kotor tidak dapat menjadi ukuran dalam menilai kontribusi laba setiap pelanggan terhadap laba perusahaan, karena laba kotor yang tinggi belum tentu menghasilkan customer profit yang tinggi pula. 2. Biaya yang terkait dengan pelanggan (Customer Related Cost) Karakteristik pelanggan yang dimiliki perusahaan berbeda satu sama lain,sehingga aktivitas pelayanan bagi masing-masing pelanggan

24 44 berbeda pula. Oleh karena aktivitas pelayanan yang berbeda, maka biaya yang dibutuhkan untuk melayani setiap pelanggan juga berbeda. Customer Related Cost menyajikan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam melayani pelanggan. Perbedaan Customer Related Cost masing-masing pelanggan menunjukkan perbedaan tingkat konsumsi pelanggan terhadap sumber daya perusahaan. Pelanggan dengan Customer Related Cost yang tinggi menunjukkan bahwa pelanggan tersebut membutuhkan aktivitas pelayanan yang lebih besar. CPA mengidentifikasi biaya pemasaran yang dikeluarkan perusahaan untuk melayani pelanggan. Upaya penentuan biaya pemasaran langsung dan identifikasi terhadap biaya pemasaran tidak langsung, berhasil menemukan fakta mengenai jumlah dan persentase biaya pemasaran per pelanggan. Pelanggan dengan total biaya pemasaran dan administrasi tertinggi adalah CV.Patma Indo raya yang mengkonsumsi biaya pemasaran Rp ,22 atau 32,46 %. Pelanggan yang menempati urutan kedua dalam hal konsumsi biaya pemasaran adalah Bapak Rukin dengan jumlah total biaya pemasaran Rp ,33 atau 18,73 %. Toko Pandanaran dengan jumlah total biaya pemasaran Rp ,41 atau 18,45 % menempati urutan ketiga, diikuti Istana Rotan dengan jumlah total biaya pemasaran Rp ,63 atau 16,46 % diurutan keempat, sementara pelanggan yang paling sedikit mengkonsumsi sumber daya perusahaan adalah adalah Bapak Sugeng Iriyanto dengan jumlah total biaya pemasaran Rp ,42 atau 13,90 %. Hasil Analisis tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penjualan setiap pelanggan, menunjukkan bahwa pelanggan dengan total penjualan yang besar mengkonsumsi biaya yang besar pula. Customer Related Cost yang tinggi dapat diartikan bahwa aktivitas pelayanan kepada pelanggan tidak dilakukan dengan efisien sehingga mengkonsumsi biaya yang besar. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan Customer Related Cost dan berusaha menekan serta mengurangi biaya-biaya tersebut, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih besar.

25 45 3. Customer Profit. Customer Profit atau laba bersih pelanggan dapat diketahui dengan mengurangi laba kotor dengan Customer Related Cost dari masing-masing pelanggan. Laba bersih pelanggan menunjukkkan kontribusi laba setiap pelanggan terhadap laba perusahaan. Berdasarkan perhitungan laba kotor dan biaya pemasaran pelanggan, dapat diketahui laba bersih masingmasing pelanggan. Selama tahun 2011, Istana Rotan menjadi pelanggan perusahaan dengan jumlah laba bersih tertinggi yaitu Rp ,-, urutan kedua dalam hal jumlah laba bersih ditempati oleh Bapak Rukin dengan angka Rp ,77,-, kemudian diikuti oleh Toko Pandanaran dengan laba bersih Rp ,66,-, Bapak Sugeng Iriyanto dengan laba bersih Rp ,68,-,dan pelanggan dengan jumlah total laba bersih terendah adalah CV. Patma Indo Raya dengan total laba bersih Rp ,86,-. Namun apabila dibandingkan dengan perhitungan laba dengan hanya menggunakan biaya relevan (tanpa biaya bersama) terjadi perbedaan urutan laba tertinggi keempat dan kelima. Pada posisi keempat adalah CV. Patma Indo Raya dan pada posisi kelima adalah Bapak Sugeng Iriyanto. Sedangkan apabila dilihat berdasarkan laba bersih ( dengan biaya bersama) CV. Patma Indo Raya menjadi pelanggan yang memberikan kontribusi laba paling kecil walaupun penjualannya terbesar karena biaya langsung (ongkos jasa ekspedisi) sangat besar dan alokasi biaya bersama juga paling besar sehingga kontribusi laba yang diberikan menjadi paling kecil. 4. Return On Sales (ROS) Return On Sales (ROS) yang dinyatakan dalam persentase, adalah perbandingan antara laba bersih masing-masing pelanggan dengan penjualannya. ROS menunjukkan kemampuan masing-masing pelanggan dalam menghasilkan laba. Perhitungan ROS yang dilakukan terhadap masing-masing pelanggan Home Industry aryani art Tuntang berhasil mengetahui bahwa Istana Rotan adalah pelanggan dengan ROS terbesar, yaitu 26,18 %. Angka ROS 26,18 % tersebut berarti bahwa setiap Rp 1,-

26 46 penjualan kepada Istana Rotan menghasilkan Rp 0,2618,- laba bersih. Hasil perhitungan ROS pelanggan lainnya adalah sebagai berikut, Bapak Sugeng Iriyanto 25,03%, Bapak Rukin 23,72%, Toko Pandanaran 23,49%, dan CV. Patma Indo Raya 18,80%. Berdasarkan informasi yang terkandung dalam laporan laba pelanggan atau Customer Profitability Report, manajemen dapat menentukan langkah-langkah lanjutan yang hendak dilakukan kepada setiap pelanggan. Tindakan tersebut dapat berupa meneruskan atau menghentikan penjualan kepada pelanggan tertentu.

27 47 Identifikasi masalah dan saran yang diberikan untuk semua pelanggan baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan. 1.Identifikasi Product Mix Penjualan per Pelanggan Produk Harga Per Unit HPP per unit Margin Toko Pandanaran CV. Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan Penjualan % Penjualan Penjualan % Penjualan Penjualan % Penjualan Penjualan % Penjualan Penjualan % Penjualan Mebel Enceng Gondok Rp Rp ,35% Rp ,31% Rp ,22% Rp ,08% Rp ,24% Rp ,13% Mebel Pandan Rp Rp ,18% Rp ,95% Rp ,18% Rp ,11% Rp ,20% Rp0 0,00% Pintu Rp Rp ,82% Rp ,32% Rp ,47% Rp ,90% Rp ,53% Rp ,45% Gebyok Rp Rp ,37% Rp ,93% Rp ,34% Rp ,15% Rp ,44% Rp ,62% Sekat Rp Rp ,35% Rp ,50% Rp ,79% Rp ,75% Rp ,59% Rp ,80% Total Rp Rp Rp Rp Rp Rp

28 48 2. Identifikasi Biaya Toko Pandanaran CV. Patma Indo Raya Bapak Rukin Bapak Sugeng Iriyanto Istana Rotan Penjualan Rp % Biaya Rp % Biaya Rp % Biaya Rp % Biaya Rp % Biaya Biaya langsung pelanggan Ongkos Jasa Ekspedisi Rp ,00 3,08% Rp ,00 7,79% Rp ,00 3,34% Rp ,00 2,37% Rp ,00 2,45% Supplies pengepakan Rp ,42% Rp ,42% Rp ,40% Rp ,40% Rp ,37% Biaya Tidak langsung Pelanggan Biaya Fungsi Promosi dan Penjualan Rp ,39% Rp ,39% Rp ,39% Rp ,39% Rp ,39% Biaya Fungsi Pengiriman Rp ,97% Rp ,25% Rp ,77% Rp ,70% Rp ,63% Biaya Fungsi Adm dan Umum Rp ,77% Rp ,13% Rp ,76% Rp ,92% Rp ,50% Total Biaya 8,63% 13,99% 8,65% 7,79% 8,35%

29 49 Berdasarkan Identifikasi Product Mix diatas terlihat bahwa produk sekat memiliki kontribusi margin yang sangat besar dibandingkan dengan produk yang lain dan Istana rotan sebagai pelanggan dengan pembelian produk sekat paling tinggi. Sehingga membuktikan bahwa kontribusi laba yang diberikan Istana rotan cukup tinggi. Berbeda dengan pelangganpelanggan lain yang daya beli terhadap produk sekat relatif rendah. Hal ini membuktikan bahwa penjualan yang besar belum tentu menghasilkan laba yang besar pula. Seperti halnya dalam kasus ini CV. Patma Indo Raya adalah sebagai pelanggan dengan total penjualan yang paling besar namun kontribusi laba yang diberikan paling kecil, ini terjadi karena biaya yang digunakan untuk melayani CV. Patma Indo Raya besar, dan daya beli CV. Patma Indo Raya terhadap produk sekat rendah padahal produk sekat memiliki margin yang paling besar. Berdasarkan identifikasi biaya diatas dapat disimpulkan bahwa CV Patma Indo Raya adalah pelanggan yang mengkonsumsi biaya paling besar yaitu 13,99% berdasarkan penjualannya. Terutama biaya ongkos jasa ekspedisi sebesar 7,79% hal tersebut terjadi karena jarak atau lokasi pengiriman, biaya sewa ekspedisi, dan frekuensi pengiriman kepada setiap pelanggan. Saran yang diberikan untuk Home Industry Aryani Art adalah dengan melakukan efisiensi biaya untuk ongkos ekspedisi dengan cara melakukan sekali pengiriman dengan jumlah yang banyak, berbeda hal dengan tahun 2011 sering terjadi pengiriman namun barang yang dikirim belum sesuai pesanan. Biaya Promosi dan Penjualan merupakan biaya terbesar kedua yang digunakan untuk melayani pelanggan dengan persentase 3,39%. Biaya promosi dan penjualan berisi mengenai biaya gaji karyawan, biaya supplies kantor, biaya contoh produk, biaya penyusutan mobil, biaya komunikasi dan biaya listrik. Dalam biaya promosi dan penjualan, biaya penyusutam mobil yang membebani dengan angka paling besar yaitu Rp ,-.

30 50 Saran keseluruhan untuk Home Industry Aryani Art khususnya dalam hal produk yang dikonsumsi pelanggan: Produk yang paling sering dikonsumsi pelanggan terutama dalam jumlah yang banyak dan dalam pembelian yang berulang hendaknya menjadi perhatian bagi Home Industry aryani Art oleh karena itu pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dapat diberikan (ekstra) potongan harga atau diberikan hadiah langsung untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Namun, upaya meningkatkan pelayanan harus tetap disertai dengan peningkatan efisiensi biaya. Produk yang memiliki margin yang rendah juga harus menjadi perhatian bagi Home Industry Aryani Art seperti Gebyok dengan margin sebesar 32,37% namun daya beli konsumen juga relatif besar terhadap produk ini. Oleh karena itu saran yang diberikan adalah dengan menaikkan harga jual terhadap produk gebyok atau dengan menaikkan promosi terhadap produk ini, seperti memberikan potongan harga dalam jumlah pembelian tertentu.

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Definisi Customer Profitability Analysis

BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Definisi Customer Profitability Analysis BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) A. Pengertian Customer Profitability Analysis Definisi Customer Profitability Analysis 1. Horngen et al. (2003: 475) mendefinisikan Customer Profitability Analysis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum Akuntansi Biaya Bahan Baku, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi kos untuk bahan baku B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

ANALISIS BIAYA PEMASARAN ANALISIS BIAYA PEMASARAN Biaya Pemasaran dalam arti sempit, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual dan membawa produk ke pasar. Biaya Pemasaran dalam arti luas, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB Sumber daya adl : unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksanaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digolongkan kedalam perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digolongkan kedalam perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis atau perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang/jasa yang diperlukan pelanggan (Madura:2001). Jenis perusahaan dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pengertian metode alokasi berbasis aktivitas (ABC) Mengalokasikan

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

Pert 11. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 11. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 11 Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Produk bersama (joint product) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses bersama. Produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif saat ini, perusahaan harus selalu membina hubungan yang baik dengan pelanggannya, sebab pelanggan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Definisi biaya menurut Bastian Bustami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENDAHULUAN Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

ANALISIS BIAYA PEMASARAN ANALISIS BIAYA PEMASARAN Biaya Pemasaran dalam arti sempit, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual dan membawa produk ke pasar. Biaya Pemasaran dalam arti luas, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penyajian Laporan Laba Rugi PT. Agronesia Divisi Saripetojo

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penyajian Laporan Laba Rugi PT. Agronesia Divisi Saripetojo BAB IV ANALISIS 4.1 Penyajian Laporan Laba Rugi PT. Agronesia Divisi Saripetojo Bandung PT. Agronesia Divisi Saripetojo Bandung dalam menjalankan usahanya telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Hotel Kuta Puri Bungalows yang berlokasi di Jalan Poppies Lane 1, Kecamatan Kuta, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang telah penulis lakukan melalui pengamatan langsung pada perusahaan X, maka penulis dapat

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA 1. Pengertian Biaya 2. Klasifikasi Biaya 3. Estimasi Harga Pokok Produksi & Harga Pokok Penjualan 4. Laporan Laba Rugi Muniya Alteza PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA LATAR BELAKANG Persaingan dalam perusahaan atau industri yang bergerak dalam bidang yang sama membuat pihak manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

ANALISIS BIAYA PEMASARAN ANALISIS BIAYA PEMASARAN Dalam arti sempit biaya pemasaran hanya meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV Danmas Cushion merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel,yang tepatnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi Biaya?? PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu barang yang diproduksi oleh perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan ataupun mengisi persediaan

Lebih terperinci

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PEMBELIAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU PENGOLAHAN BAHAN BAKU MENJADI PRODUK JADI PENYIMPANAN

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) A. Pengertian Activity Based Costing ( ABC ) Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah 34 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL PRODUK VOLUME PRODUK TARIF BOP / UNIT BOP Classic 605,503 Rp 182.40 Rp 110,443,747 Premium 4,718,519

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Segmen Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah: a segment is a subunit of a company of sufficient importance to warrant the production of performance

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Aktivitas Perusahaan Lotte Mart adalah sebuah hypermarket di Asia yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan, elektronik, dan barang lainnya. membuka cabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD ) METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD ) A. Pendahuluan. Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan, karena kesalahan didalam menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan akan sebuah komputerisasi. sangatlah penting bagi tiap - tiap perusahaan agar mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan akan sebuah komputerisasi. sangatlah penting bagi tiap - tiap perusahaan agar mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kebutuhan akan sebuah komputerisasi sangatlah penting bagi tiap - tiap perusahaan agar mereka dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen didalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI Harga pokok produksi Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi dalam periode tertentu Pengorbanan sumber ekonomi dalam

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Multi Star Teknik merupakan perusahaan manufaktur yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang No.293 Bandung, didirikan pada tahun 2002. Dahulu perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk skripsi ini, penulis memilih PD. Anak Dunia yang beralamat di Jalan Raya Weleri 103, Weleri, Kendal, Jawa Tengah sebagai objek di dalam penelitian

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STANDAR PADA CV. LINTAS NUSA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STANDAR PADA CV. LINTAS NUSA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI STANDAR PADA CV. LINTAS NUSA Robiatul Adawiyah 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukmaaji 3) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi STIKOM Surabaya,

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 3.1. Mahasiswa mengetahui tentang pembebanan biaya. 3.2. Mahasiswa mengetahui tentang harga pokok produk, dan jasa. 3.3. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci