BAB I PENDAHULUAN. banyak ahli dianggap membawa dampak yang cukup signifikan bagi perjalanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. banyak ahli dianggap membawa dampak yang cukup signifikan bagi perjalanan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang pada periode Perang Dunia Kedua antara tahun atas wilayah Indonesia (dalam perspektif masa itu adalah Hindia Belanda), oleh banyak ahli dianggap membawa dampak yang cukup signifikan bagi perjalanan Indonesia sebagai sebuah negara. Dampak tersebut tidak hanya dalam bidang politik dan kenegaraan, tetapi juga dampak sosial dan budaya. Disebutkan dalam berbagai sumber bahwa tujuan penguasaan oleh pemerintah Jepang adalah demi mendapatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia guna mendukung perang. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Jepang dengan berbagai cara mencoba menarik minat seluruh rakyat untuk bekerjasama. Hal tersebut terlihat dalam usaha-usaha Jepang di bidang propaganda, pendidikan, dan mobilisasi massa. Dalam hal mobilisasi massa misalnya, pada tingkat terbawah sistem pemerintahan militernya, Jepang membentuk tonarigumi 1. Tonarigumi dibentuk dengan maksud untuk membantu dalam usaha perbaikan kesehatan, meningkatkan hubungan antara berbagai kelompok masyarakat, menganjurkan penduduk supaya menabung, menyelenggarakan ronda malam, menaikkan hasil pertanian, dan 1 Tonarigumi adalah yang sekarang kita sebut dengan Rukun Tetangga atau RT. Tonarigumi terdiri dari 10 atau 20 rumah tangga yang merupakan tiruan rukun tetangga di Jepang pada masa perang. Walaupun di Jepang sendiri konsep Tonarigumi telah dikenal sejak ratusan tahun sebelumnya bahkan sebelum zaman Edo, di Jawa lembaga ini secara resmi diperkenalkan pada bulan Januari (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993) hlm

2 membantu keluarga tentara yang berada dalam kesulitan. 2 Campur tangan pemerintah militer Jepang hingga ke tingkat bawah ini sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat serta mempercepat penyebaran kebudayaan Jepang di berbagai wilayah. 3 Salah satu perubahan dalam keseharian masyarakat yang ingin penulis temukan adalah mengenai pola penyimpanan uang. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa salah satu maksud dibentuknya tonarigumi adalah untuk menganjurkan penduduk supaya menabung. Jika hal ini dikaitkan dengan propaganda gerakan menabung yang juga dilancarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang pada masa itu, maka muncul dugaan tentang adanya perubahan pola penyimpanan uang pada masyarakat. Salah satu perubahan yang mungkin terjadi akibat propaganda adalah perubahan pada metode penyimpanan uang yang dipercayakan masyarakat kepada lembaga keuangan seperti kantor pos dan bank. Mengenai propaganda, Jepang lebih dulu membentuk departemen propaganda yang disebut Sendenbu. Melalui departemen ini, usaha-usaha propaganda yang sangat canggih dan teratur berkembang, dengan pemanfaatan segala jenis media. Salah satu yang menjadi ciri skema propaganda Jepang adalah digunakannya secara efektif media audiovisual seperti film, siaran radio, dan teater 2 Arsip Nasional Republik Indonesia (Penerbitan Sejarah Lisan). Di Bawah Pendudukan Jepang, (Jakarta: 1988). hlm. 4 mengutip I.J. Brugmans. Nederlandsch Indiё onder Japanse bezetting. Gegevens en documenten over de jaren , hlm.99 hlm 3 Ibid. hlm. 5 2

3 yang sangat efektif menjangkau rakyat pedesaan yang buta huruf. 4 Akibatnya, tidak mengherankan jika sekarang bisa ditemukan puluhan video produksi pemerintah pendudukan Jepang yang berhubungan dengan upaya propaganda tersebut. Salah satu video yang penulis temukan adalah video mengenai propaganda penggalakan budaya menabung. Di dalam video ini ada beberapa informasi menarik yang selama ini masih jarang dikemukakan dalam tulisan-tulisan mengenai periode pendudukan Jepang di Indonesia. Informasi pertama adalah bahwa adanya upaya khusus yang dilakukan Jepang untuk menarik minat masyarakat agar mempercayakan uang mereka kepada institusi pemerintah dengan cara menabung. Kemudian melalui video tersebut, terdapat pula informasi bahwa upaya menarik minat masyarakat untuk menabung tidak hanya ditujukan kepada mereka dari kalangan atas, namun ditujukan kepada semua kalangan masyarakat sampai tingkat pedesaan. 5 Selain video, penulis juga menemukan seruan-seruan tentang gerakan menabung pada surat kabar Djawa Baroe dalam berbagai versi. Selanjutnya surat kabar harian juga tidak luput dari perhatian pemerintahan pendudukan Jepang sebagai media yang efektif untuk menyebarluaskan seruan berhemat dan menabung. Di antaranya adalah harian Asia Raya yang terbit di Jakarta dan harian Tjahaya yang 4 Kurosawa, Aiko. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa , (Jakarta:1993). hlm. xix 5 Video diunduh di 28 Maret 2012 pukul 24:11 WIB. Berdasarkan informasi yang tercantum di tautan tersebut, video ini diambil dari DVD dokumenter De Japanse Overheersing yang dirilis oleh NIOD, berisi 13 video koleksi propaganda zaman pendudukan Jepang di Indonesia. 3

4 terbit di Bandung. Berbagai artikel dalam bentuk seruan, berita dan bahkan cerita pendek diproduksi untuk menggiring masyarakat agar menyisihkan uang yang mereka miliki dan mau mempercayakannya kepada lembaga-lembaga keuangan. Melalui artikel-artikel tersebut, menjadi semakin jelas bahwa seruan untuk berhemat dan menabung yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia pada waktu itu begitu gencar. Dari mulai anak-anak, pegawai, sampai pedagang dan orang-orang desa diserukan untuk menyimpan uangnya di lembaga-lembaga keuangan. Dalam kalangan masyarakat Jepang sendiri, kegiatan menabung merupakan sesuatu yang telah berakar dan membudaya. Sementara itu, kegiatan menabung dengan mempercayakan uang kepada institusi pemerintah telah berlangsung sejak zaman Meiji tahun 1870-an. Berbeda dengan Jepang, masyarakat Indonesia mengenal lembaga keuangan berupa bank sejak tahun 1897 ketika untuk pertama kalinya pemerintah kolonial Belanda mendirikan Postpaarbank yang berkedudukan di Batavia. Namun, berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan oleh Eka Oktavia tentang Bank Tabungan Negara (BTN), jumlah masyarakat Indonesia yang menabung di lembaga keuangan negara (bank atau kantor pos) lebih banyak jumlahnya ketika masa pendudukan Jepang yang hanya berlangsung 3,5 tahun ketimbang masa sejak didirikannya Postpaarbank tahun 1897 sampai berakhirnya pendudukan Belanda tahun Tetapi, yang perlu menjadi catatan penting adalah bahwa dana yang terkumpul pada masa sekitar tahun (kurun akhir masa 4

5 pendudukan Belanda) masih lebih besar dari pada pada tahun (masa pendudukan Jepang). 6 Dengan demikian, terjadi perubahan pola penyimpanan uang yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Pola penyimpanan tradisional yang cukup mempercayakan uang disimpan di rumah atau diinvestasikan berupa tanah maupun perhiasan, berubah menjadi mempercayakan uang kepada lembaga keuangan yang dikelola oleh pemerintah. Perubahan semacam ini yang ingin penulis kaji di sini, terutama dalam kaitan dengan propaganda menabung yang dilakukan Jepang. Seperti yang telah dijelaskan, walaupun bank telah ada sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, namun dugaan yang menunjukkan bahwa jumlah nasabah meningkat pesat pada masa pendudukan Jepang tidak bisa diabaikan. Selain itu, dugaan bahwa propaganda gerakan menabung diarahkan pada masyarakat berbagai golongan, semakin menguatkan tekad dalam memulai penelitian tentang perubahan pola menyimpan uang pada periode masa pendudukan Jepang. Hal ini menarik untuk dijadikan topik penelitian mengingat masih minimnya pembahasan mengenai kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa pendudukan Jepang, terutama yang berkaitan dengan pergeseran tradisi, dan mengenai propaganda menabung. Di sisi lain, sumber-sumber dan arsip yang berkaitan dengan propaganda menabung rupanya tidak bisa dikatakan sedikit. Setidaknya, sumber-sumber media massa sezaman kini bisa diakses baik melalui perpustakaan-perpustakaan maupun melalui internet. 6 Eka Oktavia. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara, 3Mei 2012 pukul 13:05 WIB 5

6 2. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Kurun waktu penelitian akan difokuskan pada tahun 1942 sampai Sebagai pertimbangan adalah karena tahun 1942 merupakan awal mula upaya-upaya propaganda Jepang dilancarkan. Tahun 1945 dipilih sebagai batas akhir karena pada tahun itu Jepang kalah atas Sekutu. Biarpun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa pembahasan akan sedikit-banyak menyinggung masa-masa sebelum tahun 1942 dan setelah tahun Hal ini terkait untuk melihat latar belakang sosialekonomi masyarakat sebelum Jepang datang dan setelah Jepang pergi. Selain itu, hal ini dimungkinkan juga terjadi untuk melihat perkembangan kegiatan perbankan sebelum dan setelah masa pendudukan Jepang. Sedangkan wilayah penelitian difokuskan pada daerah kekuasaan Angkatan Darat Jepang (Tentara ke-16 dan Tentara ke-25) yang meliputi Jawa, Madura dan Sumatera. Oleh karena propaganda menabung berhubungan dengan pengerahan Sumber Daya Manusia, maka alasan pemilihan fokus wilayah tersebut didasarkan pada pembagian tugas administrasi Bala Tentara Jepang, di mana pemanfaatan Sumber Daya Manusia lebih ditugaskan di pundak Angkatan Darat yang bertugas di Jawa, Madura dan Sumatera. Berbeda dengan Angkatan Laut yang lebih dibebankan untuk mengelola produksi minyak di Kalimantan dan Indonesia Timur. 7 Namun demikian, dalam tulisan ini lebih banyak berkisar mengenai Jawa saja mengingat pusat pemerintahan tentara Angkatan Darat Jepang adalah di Jawa. 7 Benedict R.O G. Anderson, Some Aspects Of Indonesian Politics Under The Japanese Occupation: (New York: 1961). hal 3 6

7 Dari Latar Belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi pokok penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 1. Apa saja strategi propaganda gerakan menabung yang dilancarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang? 2. Apa tujuan propaganda tersebut dan Bagaimana penerimaan masyarakat Indonesia terhadap upaya-upaya yang dijalankan Jepang? 3. Apa dampak yang ditimbulkan dari propaganda tersebut terhadap pola menyimpan uang dikalangan masyarakat Indonesia selama masa pendudukan Jepang di Indonesia? Atau, apakah terjadi perubahan pola penyimpanan uang setelah dilancarkannya upaya propaganda tersebut? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui arti penting dari propaganda gerakan menabung yang dilakukan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia serta dampak sosial yang ditimbulkannya terutama mengenai perubahan pola pemyimpanan uang masyarakat Indonesia. Selain itu, tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menambah khasanah penulisan sejarah pendudukan Jepang di Indonesia, terutama yang fokus kepada masalah-masalah sosial-ekonomi pada masa itu. 4. Tinjauan Pustaka Banyak ilmuwan yang menduga bahwa masa pendudukkan Jepang di Indonesia yang hanya berlangsung 3,5 tahun erat hubungannya dengan berbagai hal 7

8 yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Sehingga minat terhadap kajian periode pendudukan Jepang cukup banyak dan mulai bervariasi dari berbagai sudut pandang dan tema. Namun, berbagai kajian tentang pendudukan Jepang tersebut masih jarang yang memusatkan kajiannya pada dampak sosial bagi masyarakat Indonesia. Walaupun demikian, telah ada beberapa penelitian yang kiranya mengupas masalah-masalah sosial pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Shigeru Sato dalam Daily Life in Wartime Indonesia, Di sini dia menyoroti kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia ketika perang sedang berlangsung. Meskipun banyak dikemukakan dampak kebijakan Jepang terhadap unsur-unsur kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, namun tulisan Shigeru Sato ini belum secara khusus menyinggung mengenai dampak sosial dari propaganda Jepang. Selain itu, sebagai pembuka jalan dalam penelitian ini, buku Aiko Kurosawa Mobilisasi dan Kontrol merupakan sebuah pijakan yang sangat penting. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai bentuk-bentuk propaganda Jepang, serta bagaimana Jepang memobilisasi masyarakat Indonesia sampai tingkat pedesaan. Banyak juga dikupas mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi serta dampaknya bagi masyarakat ketika itu. Dalam Bab mengenai tonarigumi dan kumiai 8 sebagai lembaga sosial baru, Aiko Kurosawa sempat menyinggung bahwa anjuran supaya menabung merupakan salah satu dari kampanye-kampanye pemerintah pendudukan yang dilakukan melalui tonarigumi. Tetapi, hanya sampai di situ saja, tidak ada 8 Koperasi gaya Jepang yang dibentuk pada tingkat desa. 8

9 penjelasan lebih jauh mengenai bagaimana kampanye itu dilakukan dan lebih lagi tidak disinggung mengenai dampak dari kampanye-kampanye atau propaganda menabung tersebut. Sedangkan dalam uraiannya mengenai kumiai, didapatkan keterangan yang berhubungan dengan mobilisasi ekonomi yang dilakukan Jepang sampai tingkat pedesaan, di mana Jepang berusaha mengendalikan seluruh struktur perekonomian selama masa perang. Penelitian tentang sejarah Perbankan di Indonesia yang dilakukan oleh Eka Oktaviani terhadap Bank Tabungan Negara (BTN), juga merupakan salah satu dasar yang inspiratif dalam penelitian ini. Penelitian dari BTN berkisar mengenai perjalanan dunia perbankan di Indonesia, yang dari sini, kita bisa memperoleh datadata statistik mengenai jumlah nasabah dan jumlah dana yang dikumpulkan perbankan dari masa Belanda, masa Jepang hingga masa kemerdekaan. Namun, penelitian tersebut tidak membahas mengenai sebab-sebab dari munculnya angkaangka statistik tersebut. Dan dalam kaitanya dengan masa pendudukan Jepang, penelitian BTN ini menjelaskan secara singkat kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah pendudukan Jepang yang berhubungan dengan perbankan, tetapi belum kepada upaya-upaya Jepang dalam menarik minat masyarakat untuk menabung, serta belum juga membahas mengenai dampak yang ditimbulkan dari kebijakan-kebijakan tersebut. Beberapa karya akademik dan buku-buku tentang sejarah bank-bank lokal maupun nasional juga merupakan pijakan yang tidak kalah penting dalam penelitian ini. Diantaranya adalah Sejarah Bank Priyayi Poerwokerto ( ), sebuah skripsi jurusan Sejarah Universitas Indonesia karya Andalia Nuraini Febrita tahun 9

10 1990. Skripsi ini memuat beberapa informasi mengenai gambaran pola penyimpanan uang masyarakat Purwokerto pada masa-masa itu. Kemudian buku yang ditulis oleh Pandu Suhartono pada tahun 1988 yang berjudul Sejarah Pendirian Bank Pengkreditan Rakyat juga merupakan salah satu pijakan yang dimaksudkan di sini. Buku tersebut mengupas mengenai cikal bakal pendirian Bank Pengkreditan Rakyat. Dalam uraiannya digambarkan mengenai kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar pendirian dan perkembangan bank tersebut serta data statistik tentang jumlah tabungan pada Bank Pengkreditan Rakyat maupun pada lembaga-lembaga keuangan lain pada masa itu. Tulisan Dawam Rahardjo dalam bukunya Bank Indonesia Dalam Kilasan Sejarah Bangsa tahun 1995, juga salah satu pijakan yang penulis pertimbangkan. Buku tersebut menguraikan tentang kelahiran pertama bank central di tanah air serta perkembangannya setelah tahun Ulasan mendalam mengenai kondsi ekonomi pada waktu bank central ini pertama berdiri serta ulasan mengenai sistem dan mekanisme kerja bank ini selanjutnya digarap oleh Damawan Rahardjo dengan datadata yang relatif lengkap. Walaupun kebanyakan penelitian tentang sejarah bank-bank lokal maupun nasional tersebut di atas tidak banyak terkait langsung kepada periode pendudukan Jepang, namun informasi mengenai data-data bank serta kondisi ekonomimasyarakat sebelum masa Jepang, merupakan acuan yang penting dalam rangka membandingkan kondisi tersebut dengan ketika masa pendudukan Jepang. Hal ini diperlukan dalam melihat bagaimana perubahan itu terjadi. 10

11 Selanjutnya, penelitian tentang sejarah bank yang termuat dalam buku Uang dan Perbankan yang ditulis oleh Prathama Rahardja yang terbit pada tahun 1997, juga penulis maksudkan sebagai acuan dalam penelitian ini. Sejarah perbankan yang diuraikan dalam buku tersebut diawali dari pendirian De Javasche Bank pada 1827 hingga kondisi umum tentang perbankan nasional ketika buku tersebut terbit. Sehingga, sedikit mengenai perbankan masa pendudukan Jepang juga disinggung, walaupun tidak sampai disinggung mengenai propaganda menabung. Sementara itu, kajian mengenai perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh W.E. Wertheim juga menarik perhatian penulis karena sempat menyinggung mengenai perubahan dalam sistem ekonomi masyarakat. Wertheim dalam bukunya Indonesian Society in Transition (1956) menguraikan perubahan sistem ekonomi dalam masyarakat Indonesia dari mulai terjadinya kontak pertama dengan dunia Barat hingga masa revolusi. Dengan begitu, perubahan sistem ekonomi pada waktu kekuasaan di bawah bendera kekaisaran Jepang juga diuraikan. Pada masa ini menurut Wertheim, merupakan periode kekerasan dan penderitaan masyarakat, terjadi penurunan produksi pangan secara serius. Poin penting dari penjelasannya mengenai periode ini dalam hal ekonomi adalah bahwa Jepang mengkonsentrasikan semua aktivitas perdagangan di beberapa bidang usaha besar dan dalam serikat-serikat kerja yang diakui secara resmi. Sayang sekali, belum secara khusus buku ini menyinggung mengenai dampak-dampak keseharian yang mungkin terjadi dalam masyarakat sebagai akibat adanya perubahan-perubahan kebijakan ekonomi tersebut. 11

12 Buku karangan Mitsutaro Araki yang terbit pada tahun 1933 dengan judul Financial System in Japan merupakan salah satu acuan yang penulis anggap penting pula bagi penelitian ini. Buku tersebut menjelaskan secara rinci bagaimana sistem keuangan dan sistem perbankan yang dianut oleh Jepang pada kurun waktu menjelang meletusnya Perang Dunia II. Mitsutaro Araki menyampaikan bahwa pada prinsipnya, bank di Jepang pada masa itu dibagi ke dalam tiga jenis sesuai dengan fungsi dan peraturan yang telah ditentukan. Jenis pertama adalah special bank 9 yang berfungsi sebagai bank-bank kontrol semi-pemerintah, kedua adalah ordinary bank (bank umum) yang sebagian besar fungsinya sebagaimana fungsi bank-bank umum pada masa sekarang, diantaranya melayani deposit, kredit, asuransi, peminjaman uang, tukar-menukar uang, dan lain sebagainnya.terakhir adalah bank tabungan yang berbeda fungsi dari kedua jenis bank sebelumnya. Prinsip kerja bank tabungan adalah melayani transaksi penyimpanan uang dan terutama diperuntukkan bagi mereka yang memiliki jumlah simpanan kecil dari kalangan masyarakat miskin. Selain itu, Mitsutaro Araki juga menguraikan mengenai institusi-institusi keuangan selain bank dengan fungsi dan peraturan yang dijalankan masing-masing. Buku tersebut juga memuat beberapa penjelasan yang memungkinkan penulis melihat budaya menabung masyarakat Jepang yang terwujud dalam sistem ekonomi dan keuangannya. Tentu saja penjelasan semacam ini dibutuhkan kaitanya dengan penelitian ini. Berbagai kajian mengenai periode pendudukan Jepang dan kajian mengenai perubahan masyarakat serta kajian mengenai sejarah bank di Indonesia tersebut 9 Berdasarkan istilah yang dipakai Mitsutaro Araki dalam bukunya tersebut. 12

13 belum ada satu pun yang memberikan uraian rinci mengenai propaganda gerakan menabung Jepang atau juga mengenai perubahan pola penyimpanan uang masyarakat pada periode pendudukan Jepang. 5. Kerangka Konseptual Menabung merupakan kegiatan menyimpan uang atau pendapatan yang tidak dibelanjakan demi kepentingan di masa mendatang. Kegiatan ini dapat dilihat sebagai sebuah tindakan ekonomi yang didasarkan pada pilihan rasionalitas individu. Penulis mendasarkan pernyataan tersebut pada teori pilihan rasional yang dikemukakan oleh Gery Becker, dalam The Economic Approach to Human Behavior (1976). 10 Artinya ketika seseorang melakukan aktivitas menabung, secara rasional mereka mengharapkan keuntungan (ekonomi) di masa mendatang. Harapan akan adanya keuntungan-keuntungan pada masa mendatang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Jepang untuk menghimpun dana masyarakat pada masa perang. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah masyarakat Indonesia yang saat itu berada di bawah pendudukan Jepang. Kegiatan menabung yang diharapkan oleh Jepang, tidak hanya menabung dalam pengertian menyisihkan sebagian uang atau barang berharga untuk disimpan di suatu tempat tersembunyi, tetapi menabung dalam pengertian mempercayakan uang yang disimpan tersebut kepada lembaga keuangan resmi. Perilaku menabungkan uang kepada lembaga keuangan resmi, dapat dilihat sebagai perilaku ekonomi yang di dalamnya melekat konsep kepercayaan atau trust. Pemerintah 10 Damsar. Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: 1997). hlm

14 pendudukan Jepang, kemudian menjadikan propaganda sebagai alat dalam menghembuskan harapan akan adanya keuntungan sekaligus menanamkan kepercayaan (trust) kepada masyarakat. Propaganda sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam, namun dalam melihat propaganda gerakan menabung yang dilancarkan Jepang, istilah Lindley Fraser merupakan gambaran yang penulis anggap paling tepat. Lindley Fraser menyatakan bahwa propaganda merupakan kegiatan atau seni untuk mengajak orang lain bertingkah-laku sesuai dengan apa yang dikehendaki dan tidak bertingkahlaku seperti yang tidak diinginkan. 11 Hasil yang diharapkan dicapai dalam propaganda Jepang adalah bahwa terjadi perubahan tingkah laku penyimpanan uang masyarakat, dari menyimpan uang di rumah atau dalam bentuk perhiasan dan tanah menjadi mempercayakannya kepada lembaga keuangan resmi. Berbagai kegiatan dalam mengajak masyarakat untuk merubah pola tingkah laku dalam menyimpan uang ini dilancarkan oleh pihak Jepang. Maka, perubahan pola atau cara menyimpan uang masyarakat terjadi dengan melibatkan dua unsur, unsur luar yang berkepentingan terhadap perlunya perubahan tersebut yaitu pemerintah pendudukan Jepang dan unsur masyarakat Indonesia yang menjadi sasarannya. Unsur pertama bertindak sebagai pemberi motivasi, dorongan atau bahkan paksaan sesuai dengan misi dan metode penyampaiannya. Dengan kata lain, berubahnya pilihan yang diambil masyarakat dalam mempercayakan uangnya kepada lembaga keuangan, ada kaitanya dengan bagaimana propaganda gerakan menabung dilancarkan oleh pihak Jepang. 11 Sunarjo. Mengenal Propaganda, (Yogyakarta: 1982). hlm

15 6. Metode Penelitian Sebagaimana penulisan sejarah pada umumnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan. Dalam menerapkan metode heuristik, penulis akan menggunakan sumber-sumber berupa buku, surat kabar sezaman, arsip baik berupa dokumen, audio maupun video. Kemudian, dalam upaya mendapatkan sumber-sumber tersebut penulis menelusirinya melalui perpustakaan-perpustakaan universitas; perpustakaan Pusat Studi Jepang di UGM dan UI; Perpustakaan The Japan Foundation di Jakarta, Perpustakaan Nasional, serta Arsip Nasional. Selain itu, penelusuran sumber juga dilakukan melalui akses internet, salah satunya adalah penelusuran pada situs-situs resmi pemerintah Jepang untuk mendapatkan data tentang kebijakan ekonomi Jepang masa perang dan situs-situs yang menampilkan arsip-arsip perang seperti NIOD. Serta, dilakukan beberapa wawancara kepada mereka yang mempunyai pengalaman hidup pada masa pendudukan Jepang. Sebagai gambaran, untuk sumber surat kabar dan majalah sezaman telah diperoleh beberapa artikel tentang propaganda menabung pada Harian Asia Raya, Soeara Asia, Tjahaya dan Sinar Matahari antara tahun 1942 sampai tahun 1945 dan beberapa artikel pada majalah Djawa Baroe. Dokumen berupa video tentang propaganda gerakan menabung yang dilancarkan oleh Jepang juga telah penulis peroleh dari situs Youtube. Ketika berkunjung ke perpustakaan nasional Jakarta, penulis juga menemukan data berupa laporan tahunan Postspaarbank dari tahun yang menjadi sumber pembanding data-data nasabah pada masa kolonial Belanda dan masa pendudukan Jepang. 15

16 Tahap setelah heuristik adalah tahap kritik, di mana sumber yang telah terkumpul selanjutnya diseleksi. Kritik dibagi menjadi dua macam yaitu, kritik eksternal dan kritik internal. Pada kritik eksternal sumber diuji keotentikannya, sedangkan yang diuji pada kritik internal adalah kredibilitas informasi yang terkandung dalam sumber. Data yang telah melewati proses kritik selanjutnya akan ditafsirkan sehingga diperoleh fakta yang akurat dan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Proses penafsiran ini disebut juga interpretasi. Fakta-fakta yang diperoleh dari proses interpretasi data akan dirangkaikan dalam satu rangkaian peristiwa masa lalu yang harmonis dan masuk akal. Kemudian, tahapan terakhir adalah penulisan yang merupakan penyampaian sintesis dan hasil penelitian yang didapat dalam bentuk kisah sejarah yang ditulis. Proses ini merupakan tahap untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan. 7. Sistematika Penulisan Penelitian mengenai Dampak Propaganda Gerakan Menabung Jepang Terhadap Pola Penyimpanan Uang Masyarakat Indonesia ( ) ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I berisi Latar Belakang; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Tinjauan Pustaka; Kerangka Konseptual; Metode Penelitian; dan terakhir adalah Sistematika Penulisan. Bab II menguraikan strategi-strategi atau cara-cara Jepang dalam menjalankan propaganda gerakan menabung. 16

17 Bab III membahas mengenai sambutan masyarakat Indonesia terhadap propaganda gerakan menabung yang dilancarkan oleh pemerintah masa pendudukan Jepang. Sedangkan pada Bab IV menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari propaganda gerakan menabung Jepang terhadap kehidupan masyarakat Indonesia terutama berkenaan dengan pola menyimpan uang dikalangan masyarakat selama berlangsungnya pendudukan Jepang di Indonesia. Dan terakhir adalah Bab V berisi kesimpulan yang merupakan jawabanjawaban dari pertanyaan yang telah diajukan. 17

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara pada mulanya sekedar mencari rempah-rempah. tetapi, keuntungan yang berlipat ganda membuat mereka menjadi buta dan lupa diri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembatasan impor minyak oleh Amerika memunculkan ketegangan antara Jepang dan Amerika. Jepang merupakan negara kecil yang sangat bergantung pada impor karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan distribusi pendapatan

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya terhadap masyarakat yang hidup di sekitarnya merupakan hal yang menarik karena moci merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda antara tahun 1830 hingga akhir abad ke-19 dinamakan Culturstelsel (Tanam Paksa).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Khususnya perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah melakukan hubungan dengan Hindia-Belanda (sekarang Hindia Belanda), jauh sebelum tahun 1942. Di mana hubungan yang dibina merupakan perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bank, bukanlah pekerjaan mudah pada saat itu. Namun, kegigihan Postpaar Bank kala

BAB I PENDAHULUAN. di Bank, bukanlah pekerjaan mudah pada saat itu. Namun, kegigihan Postpaar Bank kala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank BTN pada mulanya bernama Postpaar Bank. Didirikan pada 1897, dengan maksud untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung. Postpaar Bank yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karakter disiplin sangat penting dalam menunjang kemajuan dan keamanan suatu bangsa.dalam kehidupan militer, disiplin merupakan faktor utama yang selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat buruk. Proses pergantian pemerintahan dari kolonial ke republik menimbulkan gejolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1958 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Nasionalisasi perusahaan asing. Salah satunya Pabrik Gula (PG) Karangsuwung yang berubah status menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Syariah telah berkembang di Indonesia sejak tahun 90-an. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 51% harus dikuasai oleh pemerintah (Wikipedia, 2017). Persero

BAB IV GAMBARAN UMUM. 51% harus dikuasai oleh pemerintah (Wikipedia, 2017). Persero BAB IV GAMBARAN UMUM A. Bank Persero Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseoran terbatas atau PT. Saham kepemilikan Persero sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satu akibat terjadinya krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan Indonesia sekarang ini semakin berkembang terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan Indonesia sekarang ini semakin berkembang terutama dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan Indonesia sekarang ini semakin berkembang terutama dalam pemberian fasilitas jasa-jasa perbankan, baik yang dilakukan oleh bank-bank konvensional, bank syariah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan bagian periode yang penting menyangkut bangsa Indonesia. Pada masa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Dalam pendidikan IPS terdapat lima tradisi social studies, yakni: (1) IPS sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Dalam pendidikan IPS terdapat lima tradisi social studies, yakni: (1) IPS sebagai 1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Dalam pendidikan IPS terdapat lima tradisi social studies, yakni: (1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan; (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial; (3) IPS sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki posisi yang strategis untuk mengangkat kualitas, harkat, dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

OLEH MURDIYAH WINARTI

OLEH MURDIYAH WINARTI OLEH MURDIYAH WINARTI Cerminan dari keseluruhan rencana penelitian yang akan dilakukan. GENDER DALAM KEMANDIRIAN DI SEKTOR INDUSTRI: BENARKAH BERBEDA? (Suatu Tinjauan Historis Dari Tahun 1970-2000) MELINTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Engeline merupakan seorang anak perempuan berusia delapan tahun asal Bali. Sosoknya mulai diberitakan di penghujung Mei 2015 ketika dua minggu lebih keberadaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi Ibing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir abad ke-17, timbul suatu gerakan kebangunan rohani. Di negeri Jerman dan Belanda, gerakan ini disebut aliran Pietisme. Pietisme merupakan reaksi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara sedang berkembang masyarakatnya berada dalam katagori transisi. Masyarakat mulai bergeser dari pola kehidupan tradisional menuju ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. karena Jerman adalah anggota Pakta Tiga Negara (sankoku doumei) 1 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenangan Jerman tahun 1940 pada Perang Dunia II di Eropa memicu militer Jepang untuk segera memulai perang di kawasan Asia Pasifik. Hal itu karena Jerman adalah anggota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang pesat namun kemampuan ekonomi penduduk yang tidak mendukung membuat roda perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini sumber-sumber literatur tentang sejarah Perang Dunia II (1939-1945) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Lebih terperinci

Dalam melakukan kegiatan ilmiah terdapat suatu metode yang harus dipakai oleh. penulis, metode yang tepat dan sistematis sebagai suatu penentu kea rah

Dalam melakukan kegiatan ilmiah terdapat suatu metode yang harus dipakai oleh. penulis, metode yang tepat dan sistematis sebagai suatu penentu kea rah III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Dalam melakukan kegiatan ilmiah terdapat suatu metode yang harus dipakai oleh penulis, metode yang tepat dan sistematis sebagai suatu penentu kea rah pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di negara maju. Masyarakat di negara maju sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank di anggap sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan kajian terhadap novel Jatisaba karya Ramayda Akmal. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perbankan yang tidak sehat diturunkan melalui Bank Indonesia sebagai Bank

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perbankan yang tidak sehat diturunkan melalui Bank Indonesia sebagai Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank yang sehat adalah bank yang mampu menjadi penopang dalam perekonomian nasional. Dalam hal ini campur tangan pemerintah untuk mengatasi kondisi perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai

III. METODE PENELITIAN. Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai berikut : Secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan serta melakukan berbagai transaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan serta melakukan berbagai transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, bank sangat berperan penting dalam memajukan perekonomian suatu negara. Hampir semua kegiatan yang berhubungan dengan keuangan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Lebih terperinci