BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
|
|
- Sucianty Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lampau, sebab sesuatu yang terjadi pada masa lampau tentu mempengaruhi kehidupan masa kini. Begitu juga dengan apa yang dilakukan oleh manusia pada masa kini akan mempengaruhi kehidupan yang akan datang, sesuai dengan dimensi yang dimiliki sejarah yaitu masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Sulit untuk menemukan pengertian sejarah yang sebenarnya sesuai dengan yang diinginkan pembaca. Yang sering kali ditemukan ialah istilah-istilah yang artinya sama dengan sejarah. Misalnya kata sejarah yang berasal dari bahasa Yunani kuno istoria yang kurang lebih berarti belajar dengan cara bertanya-tanya pada orang pintar yang mengetahui tentang sejarah tersebut. Kata sejarah yang berasal dari bahasa Arab syajaratun berarti pohon dan juga keturunan atau asal usul. 1 Menurut defenisi yang paling umum, kata history kini berarti masa lampau umat manusia. 2 Sejarah menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang berorientasi pada kebudayaan, ekonomi sosial dan politik. Demikian juga halnya dengan Kota Pinang yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Kota Pinang menjadi salah satu tempat terjadinya 1 William H. Frederick dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi, LP3ES, Jakarta Hlm. 1 2 Louis Gottscalk, Understanding History, Mengerti Sejarah, (Ter) Nugroho Noto Sutanto, UI Press, Jakarta Hlm. 27
2 revolusi sosial di Sumatera Timur pada tahun 1946 yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek kebudayaan, ekonomi, sosial dan politik. Kota Pinang adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. 3 Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Negara Indonesia banyak mengalami perubahan, salah satunya adalah sistem pemerintahan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia termasuk Sumatera Timur. Sistem pemerintahan di Sumatera Timur sebelum masuknya bangsa Belanda berbentuk kerajaan, seperti di Labuhan Batu terdapat beberapa kerajaan pada saat itu diantaranya adalah Kerajaan Kualuh di Tanjung Pasir, Kerajaan Bilah di Negeri Lama, Kerajaan Panai di Labuhan Bilik dan Kesultanan Kota Pinang di Pinang Awan. Sebelum kedatangan bangsa Belanda ke Sumatera Timur khususnya Kota Pinang, keadaan masyarakat Kota Pinang sangat diperhatikan oleh Sultan. Kedatangan Belanda membawa dampak negatif maupun dampak positif bagi Kesultanan Kota Pinang. Dampak negatifnya adalah dengan datangnya Belanda ke Kesultanan Kota Pinang menimbulkan penderitaan bagi rakyat Kota Pinang dimana sebelum kedatangan Belanda rakyat sudah tunduk kepada Sultan tetapi setelah kedatangan Belanda Sultan dimanfaatkan untuk memeras rakyat dengan memberikan semua hasil jerih payah rakyat kepada Sultan yang kemudian akan diserahkan oleh Sultan kepada Belanda. Belanda mempengaruhi penguasa lokal dengan menanamkan sifat feodalistis kepada penguasa lokal sehingga penguasa lokal tidak lagi memperhatikan rakyatnya. Belanda juga menguasai perekonomian dan 3 Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, Sumatera Utara masih disebut dengan Sumatera Timur.
3 pemerintahan di Kota Pinang, hal ini dilakukan oleh Belanda untuk kepentingannya sendiri yakni ingin menguasai daerah tersebut. Selain pengaruh yang negatif tersebut, kedatangan Belanda juga membawa pengaruh yang positif bagi Kesultanan Kota Pinang khususnya dan Indonesia umumnya. Dengan datangnya bangsa Belanda ke Indonesia, rakyat mendapat pengetahuan tentang edukasi (pendidikan), irigasi (pengairan) dan transmigrasi (perpindahan penduduk). Meskipun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengecam pendidikan pada masa penjajahan Belanda, namun hal tersebut sangat berguna nantinya untuk terjadinya revolusi sosial. Demikian juga halnya dengan irigasi dan transmigrasi, rakyat Indonesia dapat mengetahui pengairan untuk pertanian dan perpindahan penduduk yang nantinya sangat berguna sehingga rakyat Indonesia dapat bertani dengan baik dan benar juga melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan dan mengatasi terjadinya kepadatan penduduk pada satu daerah. Meskipun pada awalnya Belanda melakukan ini semua hanya untuk kepentingan kolonialnya di Indonesia. Bangsa Belanda banyak mempengaruhi sistem pemerintahan lokal di Indonesia termasuk Sumatera Timur. Masa kolonial Belanda di Sumatera Timur berlaku sejak diadakannya perjanjian antara Belanda dengan Inggris yang disebut dengan Traktat London pada tahun 1824 yang pada intinya berisikan tentang pertukaran daerah jajahan, dimana Inggris berjanji tidak akan meluaskan daerah jajahannya ke Sumatera demikian juga halnya dengan Belanda tidak akan meluaskan daerah jajahannya ke Semenanjung Melayu. Kesultanan Kota Pinang sudah lebih dulu dikuasai oleh Belanda dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Sumatera Timur seperti Kerajaan Kualuh, Bilah dan lain sebagainya yakni pada tahun Sehingga pada saat Belanda membuat kontrak politik
4 dengan Siak, Kesultanan Kota Pinang tidak lagi didatangi oleh Belanda untuk menekankan kekuasaannya di daerah tersebut seperti yang dilakukan oleh Belanda terhadap daerahdaerah lainnya di bawah taklukan Siak. Kontrak politik antara Belanda dengan Siak ini disebut dengan Traktat Siak yang ditandatangani pada tanggal 1 Februari 1858 dengan tujuan agar kerajaan-kerajaan yang ada di bawah taklukan Siak yakni seluruh kerajaan yang ada di Sumatera Timur kecuali Aceh menjadi berada di bawah pengaruh kolonial Belanda. 4 Kemudian Jepang datang ke Indonesia dan menggantikan kedudukan Belanda di Indonesia. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia khususnya Sumatera Timur pada awalnya disambut baik oleh rakyat karena propaganda yang diberikan oleh Jepang pada rakyat yang menyatakan bahwa Jepang adalah penolong bagi rakyat Indonesia dari jajahan Belanda. Namun itu semua bohong, Jepang melakukan itu semua agar rakyat Indonesia menuruti Jepang dan dengan mudah Jepang dapat menguasai Indonesia. Pada masa kekuasaan Jepang, posisi penguasa-penguasa lokal tidak dipengaruhi oleh Jepang seperti yang dilakukan oleh Belanda. Jepang tidak memberikan hak istimewa kepada kaum feodal dan bangsawan, bagi Jepang semua rakyat Indonesia sama. Jepang tidak memperhatikan sistem pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Belanda, hal ini disebabkan oleh Jepang lebih menaruh perhatiannya pada usaha-usaha untuk mengumpulkan tenaga kerja untuk membangun benteng-benteng pertahanan dan membangun militer yang kuat dengan melatih rakyat untuk dijadikan pasukan perang dalam menghadapi sekutu. Untuk mewujudkan keinginan tersebut maka semua sistem pendidikan dipengaruhi oleh sistem militer. 4 Tengku Luckman Sinar, Sari Sejarah Serdang, Medan: Hlm. 63
5 Pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan di Jakarta, namun realisasinya belum terwujud di seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Timur. Berita proklamasi tersebut baru sampai ke Medan pada tanggal 29 Agustus 1945 dibawa oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan dan Dr. Amir dari Jakarta. 5 Hal ini disebabkan oleh kurang lancarnya komunikasi dan transportasi dari Jawa ke daerah-daerah di luar Jawa. Berita proklamasi tersebut belum juga dapat direalisasikan secepat mungkin disebabkan oleh keadaan di Sumatera Timur pada saat itu masih banyak Sultan yang mengharapkan kedatangan Belanda kembali ke Sumatera Timur. Para penguasa lokal atau Sultan yang ada di Sumatera Timur masih menginginkan kedudukannya kembali seperti pada masa kekuasaan Belanda, sehingga pada saat Jepang meninggalkan Sumatera Timur para penguasa atau sultan membentuk panitia untuk menyambut kedatangan Belanda kembali di Sumatera Timur. Hal ini memicu kemarahan rakyat sehingga mulailah timbul gejolak yang mengarah pada kekerasan. Rakyat menginginkan sistem pemerintahan yang bercorak demokrasi sehingga kekuasaan kaum feodal harus dihapuskan. Manifestasi dari gejolak-gejolak yang terjadi di Sumatera Timur termasuk di Labuhan Batu mencapai puncak pada bulan Maret 1946 yang disebut dengan Revolusi Sosial. Para penguasa feodal yang ada di Labuhan Batu termasuk Kesultanan Kota Pinang menjadi korban dalam revolusi sosial yang dipelopori oleh Pemuda Sosial Indonesia (Pesindo). Berdasarkan latar belakang tersebut perlulah kiranya dibuat suatu penelitian khusus untuk mengetahui ekonomi dan sosial budaya di Kesultanan Kota Pinang. Supaya tulisan 5 Mayjen TNI (Purn) H.R Sjahnan SH, Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, Dinas Sejarah Kodam-II/BB, Medan: Hlm. 9
6 ini tidak terlalu luas cakupannya maka penulis membatasi tulisan ini dengan memberi judul Kesultanan Kota Pinang Sekitar Proklamasi RI Batasan tahun pada penelitian ini adalah tahun 1945 yakni terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta dan mulai tumbuhnya keinginan untuk merealisasikan kemerdekaan Republik Indonesia dan tahun 1946 menjadi batas akhir dari penulisan ini karena pada tahun inilah terjadinya revolusi sosial di Indonesia umumnya dan Kota Pinang khususnya yang menyebabkan terjadinya perubahan yang secara serta merta dalam bidang sosial, ekonomi, dan pemerintahan di Kesultanan Kota Pinang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk mempermudah penulisan serta upaya menghasilkan penelitian yang objektif, maka penulis perlu membatasi masalah Kesultanan Kota Pinang Sekitar Proklamasi RI sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi Kesultanan Kota Pinang sebelum Proklamasi RI? 2. Bagaimana kondisi Kesultanan Kota Pinang sesudah Proklamasi RI? 3. Bagaimana proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Kota Pinang? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang akan dicapai, biasanya penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi Kesultanan Kota Pinang sebelum Proklamasi RI. 2. Untuk mengetahui kondisi Kesultanan Kota Pinang sesudah Proklamasi RI. 3. Untuk mengetahui proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Kota Pinang.
7 Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang Kesultanan Kota Pinang sekitar Proklamasi RI. 2. Memberikan pemahaman tentang dampak dari revolusi sosial baik dampak positif maupun dampak negatif agar kejadian tersebut tidak terulang kembali di daerah manapun di Indonesia. 1.4 Telaah Pustaka Dalam menyelesaikan tulisan ini perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan judul tulisan ini yakni tentang Kesultanan Kota Pinang Sekitar Proklamasi RI. Untuk itu penulis menggunakan beberapa buku yang dapat mendukung tulisan ini. Menurut Suprayitno dalam bukunya yang berjudul Mencoba (lagi) Menjadi Indonesia memaparkan tentang keadaan sosial ekonomi dan politik Sumatera Timur pada masa kolonial hingga pasca kemerdekaan RI. Dimana kerajaan-kerajaan tradisional yang ada di Sumatera Timur mengalami perubahan yang sangat mempengaruhi pemerintahan dan sosial ekonomi kerajaan tersebut. Dan juga menceritakan tentang bagaimana sikap penguasa lokal terhadap kolonial dan terhadap proklamasi kemerdekaan RI, hingga terjadinya revolusi sosial di Sumatera Timur pada tahun 1946 akibat kemarahan masyarakat kepada penguasa lokal. Dalam bukunya, Anthony Reid yang berjudul Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera menceritakan tentang berlangsungnya revolusi sosial di berbagai daerah di Sumatera dengan berbagai proses yang dilalui di daerah tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa revolusi sosial di setiap daerah berbeda-beda
8 waktu dan proses yang dilalui, seperti misalnya di daerah Tanah Karo revolusi sosial yang terjadi lebih tertib tanpa adanya pertumpahan darah dibandingkan dengan daerah Asahan yang melakukan pembantaian terhadap keluarga Sultan yang mengakibatkan banyak korban. Mayjen TNI (Purn) H. R Sjahnan SH dalam bukunya yang berjudul Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, menceritakan tentang keadaan Sumatera Timur pada saat Jepang telah menyerah tanpa syarat pada sekutu dan masuknya tentara sekutu ke Sumatera Timur dan membonceng tentara Belanda. Melihat keadaan yang demikian, para pemuda Indonesia melakukan tindakan yaitu dengan membentuk tentara juga dari partai politik membentuk lasykar rakyat yang memiliki tujuan yang sama untuk kepentingan rakyat. 1.5 Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah merekonstruksi sejarah dan menghasilkan sebuah karya yang bernilai ilmiah, sehingga suatu tahapan harus dilalui untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Untuk itu dalam penelitian ini memakai metode penelitian sejarah. Adapun metode penelitian sejarah dilakukan 4 (empat) langkah, antara lain heuristik, kritik, interpretasi dan historiography. 6 Langkah pertama yang dilalui ialah heuristik mengumpulkan data dan sumbersumber yang sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan). Dalam penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan beberapa dokumen, buku, majalah, dan artikel yang berkaitan dengan judul tulisan. Kemudian dalam penelitian lapangan, dengan
9 menggunakan metode wawancara yang terstruktur dan terbuka kepada orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan. Langkah kedua yang dilakukan ialah kritik. Dalam tahapan ini, akan melakukan kritik terhadap sumber yang terkumpul untuk mencari keaslian sumber tersebut baik dari segi substansial (isi) yakni dengan cara menganalisis sejumlah sumber tertulis misalnya buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan Kesultanan Kota Pinang maupun materialnya untuk mengetahui keaslian atau palsu kah sumber tersebut agar diperoleh keotentikannya. Namun karena kesulitan mencari sumber primer membuat kritik eksternal tidak dapat dilakukan secara efektif, maka kritik internal dilakukan yaitu melihat sejauh mana kebenaran informasi dari sumber tersebut. Tahapan lanjutan setelah uji dan analisa data ialah tahapan interpretasi. Dalam tahapan ini data yang telah diperoleh harus dianalisa sehingga melahirkan suatu analisa baru yang sifatnya objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Objek kajian yang cukup jauh ke belakang serta minimnya data fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisa yang tajam agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahap ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data/ informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada untuk diceritakan kembali. Selanjutnya tahapan akhir ialah historiografi yang akan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologis. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah Deskriptif-Analitif yaitu lewat pembeberan rangkaian peristiwa dan dilanjutkan dengan penggunaan alat analisa yang melibatkan perspektif sejarah. 6 Louis Gottschalk. Op.cit., Hlm. 34.
BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, kehidupan yang berlangsung di dunia bersifat dinamis. Namun, kita dapat mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menjadi klise ujaran bahwa suatu gambar bernilai seribu kata-kata, serta bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ada istilah sebuah foto dapat bercerita lebih banyak daripada tulisan dan telah menjadi klise ujaran bahwa suatu gambar bernilai seribu kata-kata, serta bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang merupakan suatu diantara kesultanan yang terkaya. Sebagai bukti, kesultanan tersebut memiliki istana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elite. Golongan elite merupakan suatu kelompok minoritas yang biasanya memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum masyarakat terbagi atas dua golongan yaitu golongan elite dan non elite. Golongan elite merupakan suatu kelompok minoritas yang biasanya memiliki
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Lhoknga merupakan wilayah di Aceh yang berada paling barat dari pulau Sumatera, memiliki gugusan pantai yang indah. Membuat Lhoknga menjadi salah satu daerah pariwisata
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur kerajaannya tidak jauh berbeda dari struktur kerajaan negeri-negeri Melayu di Semenanjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi dalam satu kekosongan kekuasaan. Jepang yang menduduki Indonesia sejak tahun 1942
Lebih terperincidari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang
PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan satu dari sekian bangsa yang pernah mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa yang dijajah bangsa lain.
Lebih terperinciseperti selalu didengungkan oleh pejuang kemerdekaan Sukarno. Perjuangan rakyat
Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta, tidaklah berarti bahwa kita sudah mencapai tujuan kemerdekaan rakyat Indonesia, tetapi baru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciRevolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Setelah mendengar berita tersebut, bangsa Indonesia segera mempersiapkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciBAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO ( )
BAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO (1970-1990) 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya untuk mencapai taraf kesempurnaannya manusia hidup dari dan dalam masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema
BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah
1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di Propinsi Sumatera Utara, karena terjadi pemekaran daerah pada tanggal 24 Juni 2008, maka Labuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang. Pergerakan ini bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Untuk menunjang segala aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar
Lebih terperinci2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi
Lebih terperinciBAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas
BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT 2.1 Selayang Pandang Sumatera Timur Ruang lingkup geografi sebagai unit analisis penelitian ini adalah Daerah Sumatera Timur. Sumatera Timur terletak diantara garis Khatulistiwa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berimbas dengan kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur. Pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajaan merupakan kekuasaan tertinggi berada dibawah pimpinan seorang Sultan atau Raja pada suatu wilayah. Dalam menjalankan pemerintahannya, sultan dibantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai penulisan karya karya historiografi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan atau badan usaha
Lebih terperinciABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR
ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR Pada saat perang Dunia ke-ii terjadi, militer Jepang menyerang negaranegara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa Kota Tanjungpinang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Labuhan Deli merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah itu makin lama makin kabur, dan akhirnya keasliannya akan hilang sama sekali dan tinggal
Lebih terperinci5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciREVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU
LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU Oleh: Danar Widiyanta, M. Hum. Miftahuddin, M. Hum. Dina Dwikurniarini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinci2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Aceh yang dahulu pernah menjadi sebuah negara tangguh di dunia kini menjadi sebuah provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berkedudukan di ujung barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan panjang masa lampau oleh para generasi sebelumnya atau para leluhur yang diabadikan berupa kisah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian kemerdekaan memerlukan perjuangan yang sangat gigih dari para pahlawan yang ditandai dengan Proklamasi.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM.
PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan
Lebih terperinciMAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN
MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciPancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa
Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti
I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 serta Uni Sovyet menyatakan perang terhadap Jepang seraya
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis
Lebih terperinci