LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL"

Transkripsi

1

2 LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2015

3 Kata Pengantar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM Tahun 2014 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKjIP ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi; ketenagalistrikan, energi baru terbarukan dan konservasi energi; mineral dan batubara; serta geologi kelautan selama tahun Program dan kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun LKjIP ini menguraikan capaian target sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Badan Litbang ESDM tahun 2014 dalam bentuk laporan dengan pendekatan pengukuran kinerja. Capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja diukur dengan membandingkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pada tahun 2014 merupakan tahun berakhirnya periode Renstra Tahun sehingga dalam laporan ini juga dilakukan pengukuran hasil yang telah dicapai selama 5 (lima) tahun. Hasil kinerja tahun 2014 ini dan hasil telah dicapai selama 5 (lima) tahun ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi di lingkungan Badan Litbang ESDM untuk penyusunan Renstra Tahun serta perbaikan kinerja pada tahun-tahun berikutnya sehingga menjadi lebih efisien dan efektif. F.X. Sutijastoto LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014 i

4 Ringkasan Eksekutif Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) merupakan unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) awalnya dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 150 Tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Badan Litbang ESDM mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral dengan melaksanakan fungsi menyusun kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; dan pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada pelaksanaan tahun anggaran 2014 telah dituangkan dalam perjanjian/penetapan kinerja yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM selaku Kuasa Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Penetapan Kinerja tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang ESDM pada Renstra Badan Litbang ESDM Capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2014 No Program / Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian I PROGRAM Terwujudnya Jumlah Laporan Ilmiah ,02% PENELITIAN program-program Jumlah Makalah Ilmiah ,27% DAN litbang unggulan yang diterbitkan oleh PENGEMBAN GAN ENERGI media yang terakreditasi Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi ,00% ii LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

5 No Program / Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian DAN SUMBER DAYA MINERAL Jumlah peta/atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan ,42% Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Terwujudnya peningkatan jasa teknologi Jumlah Usulan Masukan/ Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI ) Jumlah Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk ,68% ,29% 88 88,7% 100,80% Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2014 yang diukur dari indikator kinerja outcome sebanyak enam dari tujuh indikator kinerja melebihi target PK yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Usulan Masukan/Rekomendasi KebijakanPilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Sedangkan target indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu Peta/Atlas Potensi, yang berada di bawah target (77,42%) (lihat Tabel 1). Hal ini karena d alam pelaksanaan tahun anggaran 2014, sebagian kegiatan penelitian Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia tidak terlaksana sehingga jumlah peta yang ditargetkan tidak terealisasi. Dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan telah dilakukan kegiatan antara lain; Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management; KM) berupa forum Knowledge Sharing yang diselenggarakan di lingkungan Badan Litbang ESDM serta penyusunan buku seri KM dari para peneliti di lingkungan Kementerian ESDM; dan Penghargaan Energi yang menetapkan 15 (limabelas) penerima penghargaan. Pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang bersumber dari Rupiah LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014 iii

6 Murni dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 melalui Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral dijabarkan dalam 5 kegiatan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Realisasi anggaran belanja per program tahun 2014 KODE KEGIATAN APBN PAGU (Rupiah) REALISASI (Rupiah) % 1910 Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 1911 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 1912 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara 1913 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS 1914 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral , , , , ,19 TOTAL ,62 Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2014 sebesar 68,62% dari total pagu anggaran/dipa sebesar Rp ,- (Tabel 2) Dari 5 (lima) kegiatan yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun anggaran 2014, 1 (satu) kegiatan realisasi anggarannya di atas 80%, (dua) kegiatan di atas 70%, dan 2 (dua) kegiatan di atas 60%. Tabel 3 menyajikan realisasi dan sisa anggaran berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai dengan realisasi 79,35%, belanja barang realisasi 66,55%, dan belanja modal dengan realiasi 68,30%. Jenis Belanja Tabel 3. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Sisa Anggaran (Rp.) % (Rp.) % Belanja Pegawai , ,65 Belanja Barang , ,45 Belanja Modal , ,70 Jumlah , ,38 Sisa anggaran sebesar 31,38% karena pada pengadaan Barang/Jasa terdapat gagal dalam pelaksanaan lelang; Anggaran belanja Badan Layanan Umum (BLU) di P3TMGB LEMIGAS tidak terealisasi sebesar Rp. 66,28 milyar; iv LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

7 Belanja modal pelaksanaan pembangunan Gedung Perkantoran dan Laboratorium pada P3TKEBTKE tidak terlaksana sebesar Rp 30,14 milyar; Penghematan Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (MAK ) terkait adanya surat edaran Menteri PAN & RB nomor 4 Tahun 2014 tanggal 17 November 2014; Adanya sisa Gaji dantunjangan suami/istri (PNS pensiun); Tunjangan fungsional (diberhentikan sementara/permanen), dan Efisiensi Belanja uang makan PNS; Efisiensi Belanja (belanja di bawah pagu). Pencapaian kinerja pada tingkat outcome selama periode Renstra yang merupakan jumlah akumulasi dari realisasi IKU menunjukkan realisasi IKU dibandingkan target Penetapan Kinerja dan Target Renstra. Dari tujuh indikator tersebut, capaian kinerja pada enam indikator IKU melebihi target yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi, Pilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. Sedangkan capaian indikator Usulan Masukan Kebijakan melebihi PK namun tidak mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra (65 usulan kebijakan dari 68 usulan kebijakan). Tidak tercapainya target Renstra ini dikarenakan pada tahun anggaran 2012 sampai dengan 2014 pagu anggaran berada di bawah pagu indikatif Renstra. LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014 v

8 Daftar Isi Kata Pengantar...i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Isi... vi Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... viii Daftar Lampiran... x I. Pendahuluan... 1 II. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja... 6 A. Rencana Strategis Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Strategis Sasaran dan Program Tahun B. Alokasi Anggaran... 9 C. Perjanjian/ Penetapan Kinerja III. Akuntabilitas Kinerja A. Pencapaian Kinerja Tahun Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM Capaian Anggaran/Keuangan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan B. Pencapaian Kinerja Jangka Menengah (Periode Rencana Strategis ) Pencapaian Program dan Kegiatan Rentra Pencapaian Indikator Kinerja Utama Dibandingkan Dengan Renstra dan Penetapan Kinerja (PK) Analisa Permasalahan dan Tindak Lanjut IV. Penutup vi LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

9 Daftar Tabel Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun ii Tabel 2. Realisasi anggaran belanja per program tahun iv Tabel 3. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan...iv Tabel 4. Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan Tahun Tabel 5. Penetapan Kinerja Tabel 6. Pencapaian Kinerja Tahun Tabel 7. Kebun Eksisting Kemiri Sunan Saat Ini Tabel 8. Prospek Pengembangan Kebun Kemiri Sunan Tabel 9. Potensi Produksi Biodiesel Kemiri Sunan Menurut Luas Lahan Tabel 10. Hasil Karakteristik Minyak Kemiri Sunan Tabel 11. Kapasitas Klaster PLTS Terpusat Pulau Enggano Tabel 12. Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi Tabel 13. Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara Tabel 14. Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Tabel 15. Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan Tabel 16. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi Tabel 17. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara Tabel 18. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE Tabel 19. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan Tabel 20. Daftar Peta Geologi Kelautan Tabel 21. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan Tabel 22. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat Tabel 23. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tabel 24. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri Tabel 25. Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan Tabel 26. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan Tabel 27. Realisasi anggaran belanja per program tahun Tabel 28. Target Kinerja 2010 s.d Tabel 29. Realisasi Kinerja LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014 vii

10 Daftar Gambar Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral... 2 Gambar 2. Rantai Nilai Badan Litbang ESDM... 3 Gambar 3. Peran Badan Litbang ESDM dalam kebijakan energi dan mineral nasional.. 4 Gambar 4. Hasil evaluasi bersama WK Migas Gambar 5. Peta Kontur Struktur SB-3 (Top Formasi Talang Akar) Gambar 6. Rig CBM LEMIGAS - Balitbang Gambar 7. Blueprint Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit 50 ton/jam Gambar 8. Produk nugget FeNi dan Nugget FeNi berukuran halus belum proses benefisiasi Gambar 9. Fasilitas Gasifikasi Gambar 10. Genset PLTD Maburai Gambar 11. Genset PLTD Sambaliung Gambar 12. Run test Genset 10 kva Gambar 13. Mata rantai distribusi batubara Gambar 14. Profil Perkembangan Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Negeri dan Impor, Tahun Gambar 15. Profil Masterlist Berdasarkan Kelompok Barang/Jasa Domestik dan Impor 29 Gambar 16. Muatan lokal tenaga kerja perusahaan tambang di Indonesia Gambar 17. Peta potensi energi angin Indonesia Gambar 18. Buah dan Biji Kemiri Sunan Gambar 19. Wakil Menteri ESDM - Susilo Siswo Utomo melakukan peresmian PJU Pintar di Balai Kota Surakarta Gambar 20. Suasana FGD penghematan energi PJU Gambar 21. Skema Siklus Binari Kapasitas 50 kw Gambar 22. Mapping perjalanan laut-darat dari Bengkulu-Enggano dan 6 klaster PLTS Terpusat Gambar 23. Peta batimetri daerah penelitian pada lembar peta 2813 dan Gambar 24. Peta batimetri dan morfologi daerah penelitian Gambar 25. Peralatan IFO Test Gambar 26. Bahan baku pembuatan formula surfaktan III.1 dan III Gambar 27. Kegiatan modifikasi peralatan Gambar 28. Modifikasi tungku pembakaran gas batubara Gambar 29. Run test Genset 10 Kva Gambar 30. Pembangunan tungku di Lapas Kuningan Gambar 31. Desain Mobil Fuel Cell dan Mobil Aktual Hasil Rakitan Gambar 32. Pelaksanaan Seminar Nasional Hasil Litbang Faktor Emisi CO Gambar 33. Penerima Penghargaan Energi 2014 bersama Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM Gambar 34. Buku Seri Knowledge Management tahun Gambar 35. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan Gambar 36. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja Gambar 37. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja Gambar 38. Sisa Anggaran berdasarkan jenis belanja viii LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

11 Gambar 39. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan Desember 2014 (B12) Gambar 40. Jumlah Kegiatan Litbang dalam Kurun Waktu Gambar 41. Perbandingan jumlah kegiatan pada Renstra dan realisasinya pada Gambar 42. Perbandingan Realisasi dengan Target Penetapan Kinerja per Indikator Kinerja Tahun Gambar 43. Perbandingan Jumlah Kumulatif Realisasi Penetapan Kinerja Terhadap Target PK dan Target Renstra Untuk Indikator Kinerja Tahun Gambar 44. A. Perbandingan Pagu Anggaran per Tahun Terhadap Pagu Indikatif RenstraTahun ; B. Capaian Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Tahun (Satuan Anggaran Dalam Juta Rupiah) LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014 ix

12 Daftar Lampiran Lampiran 1. Penetapan Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun Lampiran 2. Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2014 Badan Litbang ESDM x LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

13 I. Pendahuluan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) adalah unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150 Tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber daya Mineral mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus Dalam struktur organisasi tersebut, Badan Litbang ESDM terdiri atas 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), yaitu: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS, Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, dan Puslitbang Geologi Kelautan, serta Sekretariat Badan Litbang yang memberikan dukungan manajemen dan administrasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Badan Litbang ESDM memiliki kemampuan untuk menjalankan peran sesuai dengan amanat yang tertuang dalam kedua Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut. Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk melaksanakan tugas tersebut, fungsi Badan Litbang ESDM adalah sebagai berikut : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

14 c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Secara umum seluruh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang ESDM mengemban tugas dan fungsi yang sama yaitu : a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, dan pengkajian survei; b. pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan inovasi; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi, dan pengkajian, dan d. pelaksanaan administrasi. Yang membedakannya adalah ruang lingkup bidang penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan pada masing-masing puslitbang. Sektor ESDM berperan dalam menjamin sumber pasokan bahan bakar dan bahan baku (energi dan minerba) yang didukung oleh harga energi yang terjangkau dan kemampuan meningkatkan nilai tambah. Untuk mendukung peran sektor ESDM tersebut, sesuai tugas dan fungsinya, Badan Litbang ESDM melalui hasil kegiatan litbang dan kajian yang diwujudkan dalam 7 (tujuh) indikator kinerja utama (Laporan Ilmiah; makalah Ilmiah; usulan paten, hak cipta dan litbang inovasi; Peta/Atlas Potensi; Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan; Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun, 2 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

15 Indeks Kepuasan Pelanggan) dalam menghadapi tantangan sektor ESDM antara lain meningkatkan perekonomian nasional, keamanan pasokan energi dan mineral, dan Permasalahan lingkungan. Gambar 2. Rantai Nilai Badan Litbang ESDM LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

16 Balitbang ESDM mempunyai kemampuan untuk mengembangkan teknologi energi baik untuk meningkatkan kapasitas pasokan energi dan mengurangi ketergantungan kepada minyak serta mendukung pengembangan kapasitas nasional dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan potensi sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana yang tersedia serta mengingat isu strategis sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada saat ini, pemberdayaan Balitbang ESDM akan ditingkatkan dengan meninjau rantai nilai industri energi dan mineral sebagai acuan untuk melaksanakan misi pada Renstra Balitbang ESDM mendatang (Gambar 2). Balitbang ESDM juga memfasilitasi terlaksananya perkembangan teknologi, transfer teknologi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan kapasitas di sektor ESDM. Proses litbang di bidang energi, baik fosil maupun EBT diarahkan pada pemanfaatannya di industri primer dengan pemanfataan akhir berupa produk energi, seperti BBM, BBG, BBN, dan listrik. Proses litbang juga dilaksanakan di bidang mineral yang diarahkan pada pemanfaatan nilai tambah di industri primer maupun sekunder. Selain itu, Badan Litbang ESDM juga berperan dalam mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi sektor ESDM (Gambar 3). Gambar 3. Peran Badan Litbang ESDM dalam kebijakan energi dan mineral nasional. Untuk melaksanakan hal-hal tersebut di atas, maka Badan Litbang ESDM memfokuskan diri dalam meningkatkan kontribusi penelitian dan pengembangan 4 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

17 ESDM melalui peningkatan pemberdayaan Balitbang ESDM yang optimal guna mendukung perkembangan sektor ESDM. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Litbang ESDM selama tahun Beberapa perbandingan dilakukan terhadap capaian kinerja dalam tahun 2014, yaitu : a. Dengan Pengukuran Kinerja (PK) tahun 2014 untuk mengukur keberhasilan tahunan organisasi. b. Dengan membandingkan capaian kinerja tahun sebelumnya bertujuan untuk melihat kecenderungan (trend) capaian kinerja. Analisis terhadap hal ini memungkinkan Badan Litbang ESDM fokus pada upaya peningkatan kinerja. c. Bersama-sama dengan capaian kinerja pada tahun-tahun sebelumnya yang menghasilkan akumulasi capaian kinerja dari tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2014, dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

18 II. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja A. Rencana Strategis S esuai tugas dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral menyusun Rencana Strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul serta berpedoman pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa Badan Litbang ESDM diharapkan dapat memberikan solusi persoalan industri dan masyarakat serta memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan di Sektor ESDM. 1. Pernyataan Visi Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan yang profesional, unggul, dan mandiri di sektor energi dan sumber daya mineral. Dari visi tersebut, ada tiga kata kunci yang perlu didefinisikan agar diperoleh persepsi yang sama, yaitu: Profesional: Dalam pengertian selalu berpegang teguh pada etika kerja tertinggi, independen (bebas dari tekanan pihak luar), efektif, efisien, produktif, dan inovatif yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima kepada pelanggan pada khususnya dan pemangku kepentingan (stakeholders) pada umumnya. Unggul: Keseluruhan tahapan kegiatan litbang mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik. Mandiri: yaitu tingkat ketergantungan sumber dana dari pemerintah tidak lagi besar (signifikan) yang mengarah pada self-financing yang dicapai melalui peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Jasa Teknologi. 2. Pernyataan Misi Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Badan Litbang ESDM, yaitu: a. Memberikan solusi IPTEK di sektor energi dan sumber daya mineral. b. Meningkatkan peran dalam memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan di sektor energi dan sumber daya mineral. c. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa teknologi. Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan yang terjadi terutama untuk menjawab setiap hambatan, 6 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

19 kendala, dan peluang dalam rangka mendukung tercapainya visi Badan Litbang ESDM. Pada awal Tahun 2013, tepatnya tanggal 31 Januari 2013 terjadi peralihan pimpinan di Badan Litbang ESDM, yaitu Kepala Badan Litbang ESDM yang sebelumnya adalah Bambang Dwiyanto, M.Sc karena telah memasuki masa purna tugas digantikan oleh F.X. Sutijastoto, M.A. Seiring pergantian tersebut, pimpinan baru mereview Renstra Badan Litbang ESDM dan menguraikan misi dan sasaran strategis Balitbang ESDM lebih terarah. Adapun misi Badan Litbang ESDM Tahun 2013, yaitu sebagai berikut: Mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi sektor ESDM Memfasilitasi terlaksananya perkembangan teknologi, transfer teknologi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan kapasitas di sektor ESDM 3. Tujuan Strategis Tujuan Strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Badan Litbang ESDM akan dapat mengetahui apa yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian misi dan visi organisasi, dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu : a. Meningkatnya peran dalam memberikan solusi bagi pengembangan iptek di bidang Minyak dan Gas Bumi, Mineral dan Batubara, Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, serta Geologi Kelautan. b. Terlaksananya kontribusi optimal dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor energi dan sumber daya mineral. c. Meningkatnya pelayanan jasa penelitian dan pengembangan di bidang Minyak dan Gas Bumi, Mineral dan Batubara, Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, serta Geologi Kelautan. 4. Sasaran dan Program Tahun Sasaran strategis Badan Litbang ESDM merupakan penjabaran lebih rinci dari pernyataan Visi dan Misi sebelumnya, yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam lima periode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja Tahunan (performance plan). LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

20 Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila sel`uruh sasaran yang ditetapkan telah tercapai, maka dapat diasumsikan bahwa tujuan strategis yang terkait juga telah dapat tercapai. Lebih lanjut, masing-masing sasaran ditetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran yang terkait. Sebagaimana hubungan sasaran dengan tujuan, maka dengan terselenggaranya program dengan baik, dapat diasumsikan bahwa sasaran yang terkait telah dapat tercapai. Secara keseluruhan sasaran dan program Badan Litbang ESDM tahun yang terkait dengan tujuan strategis, dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Tujuan Pertama Meningkatkan peran dalam memberikan solusi bagi pengembangan IPTEK di bidang ESDM, terdiri dari 3 sasaran yaitu 1) Sasaran 1 : terwujudnya program litbang unggulan dengan indikator : Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan 2) Sasaran 2 : terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM dengan indikator : Pilot Plant dan Demo Plant atau Rancangan Produk Rancang Bangun Penerapan Teknologi Unggulan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 3) Sasaran 3 : terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dengan indikator : terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras dengan kegiatan litbang b. Tujuan Kedua Terlaksananya konstribusi optimal dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM, terdiri dari 1 sasaran yaitu Sasaran : terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator: usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) c. Tujuan Ketiga Meningkatnya pelayanan jasa litbang di bidang migas, minerba, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan serta geologi kelautan, terdiri 1 sasaran, yaitu: 8 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

21 Sasaran : terwujudnya peningkatan jasa teknologi dengan indikator: Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Dengan adanya perubahan misi Badan Litbang 2013, tujuan dan sasaran strategis Balitbang ESDM berubah menjadi: 1. Terwujudnya konstribusi dalam pelaksanaan, perumusan, dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator: usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) 2. Terwujudnya kegiatan litbang unggulan yang mampu berkontribusi dalam menjawab permasalahan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya program litbang unggulan dengan indikator : Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan 3. Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat/industri Sasaran : terwujudnya peningkatan jasa teknologi dengan indikator: Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk 4. Terwujudnya sentra teknologi di Bidang ESDM Sasaran : terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM dengan indikator : Pilot Plant dan Demo Plant atau Rancangan Produk Rancang Bangun Penerapan Teknologi Unggulan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 5. Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan Sasaran : terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dengan indikator : terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras dengan kegiatan litbang B. Alokasi Anggaran Dalam tahun 2014, seluruh pembiayaan kegiatan yang bersumber dari DIPA dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri atas 5 (lima) Kegiatan, dengan rincian sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4. LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

22 Tabel 4. Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan Tahun 2014 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN 1910 Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 1911 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 1912 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara 1913 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi 1914 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral AWAL (Rupiah) SETELAH PENGHEMATAN (Rupiah) TOTAL Pada tahun anggaran 2014, anggaran awal Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp , kemudian berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah - Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 dan Surat Direktur Jenderal Anggaran nomor S-1246 tanggal 14 Juli 2014 tentang Pengesahan Revisi Anggaran dan nomor S-1841/AG/2014 tanggal 6 Oktober 2014, anggaran mengalami penghematan menjadi Rp Besarnya penghematan anggaran pada tahun 2014 untuk seluruh kegiatan adalah sebesar 0,17%. C. Perjanjian/ Penetapan Kinerja Perjanjian/Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh setiap instansi pemerintah, sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas implementasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penetapan kinerja menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. 10 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

23 Tujuan Penetapan Kinerja adalah: 1. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel; 2. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; 3. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dengan pemberi amanah; 4. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 5. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur. Pada pelaksanaan tahun anggaran 2014 telah dituangkan dalam perjanjian/penetapan kinerja yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM (Lampiran 1) selaku Kuasa Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Penetapan Kinerja Tahun 2014 Badan Litbang ESDM (Tabel 5) sebagai berikut: Tabel 5. Penetapan Kinerja 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Terwujudnya programprogram litbang unggulan Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Terwujudnya peningkatan jasa teknologi Jumlah Laporan Ilmiah 114 Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media 67 yang terakreditasi Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi 20 Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan Jumlah Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Jumlah Pilotplant/Prototype/Demoplant atau Rancangan/ Rancangbangun/ Formula Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

24 III. Akuntabilitas Kinerja P engukuran tingkat capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja utama yang dicapai pada tahun A. Pencapaian Kinerja Tahun Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM Ukuran yang digunakan untuk mengetahui rata-rata pencapaian indikator kinerja setiap sasaran adalah melalui indikator kinerja utama berdasarkan keluaran (output) dan capaian/realisasi hasil (outcome) sesuai Penetapan Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2014 (Tabel 6). Secara keseluruhan capaian sasaran dan indikator yang telah dilaksanakan Badan Litbang ESDM pada tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Pencapaian Kinerja Tahun 2014 No Program / Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian I PROGRAM Terwujudnya Jumlah Laporan Ilmiah ,02% PENELITIAN program-program Jumlah Makalah Ilmiah yang ,27% DAN PENGEMBAN litbang unggulan diterbitkan oleh media yang terakreditasi GAN ENERGI Jumlah Usulan Paten, Hak ,00% DAN Cipta dan Litbang Inovasi SUMBER Jumlah Peta/Atlas Potensi ,42% DAYA Minyak dan Gas Bumi, MINERAL Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Terwujudnya peningkatan jasa teknologi Jumlah Usulan Masukan/ Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI ) Jumlah Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk ,68% ,29% 88 88,7 100,80% 12 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

25 Secara umum, realisasi melebihi target yang telah ditetapkan dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang dengan melakukan optimalisasi menggunakan anggaran Output Cadangan. Namun demikian pada indikator Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan hanya mencapai 77,42% mengingat terdapat sebagian kegiatan penelitian Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia tidak terlaksana dikarenakan mengalami gagal lelang untuk kegiatan survei geologi dan geofisika sehingga rencana pembuatan peta tidak terealisasi. Untuk mendukung tercapainya indikator kinerja utama, pada tahun 2014 jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh Puslitbang di Lingkungan Badan Litbang ESDM mencapai 124 kegiatan (Lampiran 1), dengan litbang unggulan sebagai berikut : a. Bidang Minyak dan Gas Bumi 1. Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja migas yang belum/tidak laku, dalam rangka memberikan informasi yang lebih akurat dan menarik tentang potensi migas pada wilayah kerja migas yang akan ditawarkan dan meningkatkan penjualan Wilayah Kerja Migas baru sehingga meningkatkan penerimaan devisa negara. Blok Tarakan II : daerah ini tidak layak ditawarkan ulang, karena memiliki gradien geothermal rendah < 1,5, TOC rendah < 1, walaupun batuan reservoir cukup bagus tetapi diperkirakan belum cukup matang untuk meregenerasi hidrokarbon Blok Buton III : Blok ini tidak direkomendasikan untuk ditawarkan kembali karena sealing untuk hidrokarbon tidak berkembang dengan baik dan juga kedalaman dasar laut lebh dari 5000 meter Blok Morowali : sebaiknya tidak ditawarkan ulang hingga ada penambahan data sumur maupun seismik dengan kualitas yang baik, hasil analisis sementara menunjukkan adanya Pengangkatan sebelum proses sedimentasi Formasi Salodik yang diduga mengakibatkan migas telah matang dan bermigarasi sebelum benturan pada Miosen Awal antara Blok Banggai Sula dan Sulawesi Timur Blok Situbondo : perlu penambahan data seismik untuk mencari closure lain di area WK karena minimnya data seismik yang ada North Bali III : Sudah menjadi Blok WK Baru Daerah North Bone tidak prospek (tidak layak untuk ditawarkan kembali). Blok West Aru : Sebaiknya tidak ditawarkan ulang karena beresiko tinggi dan juga beberapa permasalahan di daerah ini yaitu keterbatasan data (tidak ada data sumur dalam blok), kualitas reservoir yang buruk dari hasil analisis disekitar blok, ada event unconformity yang mengakibatkan beberapa sekuen target hilang, hingga masalah sealing regional karena berkembangnya sandy facies Blok Rote II dan West Timor : Ada barrier fault yang menghalangi migrasi hidrokarbon dari dalaman kitchen di bagian utara/baratdaya ke arah tinggian selatan/timur laut. Mina-1 dan Belalang-1 tidak terindikasi terdapat hidrokarbon (dry hole). Total Sumberdaya kurang dari 1 TCF (Total jumlah dari 21 lead), dan high risk dan tidak ekonomis untuk eksplorasi lebih lanjut. Blok West Abadi : Sebaknya tidak dtawarkan ulang sebelum ada tambahan data geologi bawah permukaan. Gambar 4. Hasil evaluasi bersama WK Migas. Hasil evaluasi bersama Kaji Ulang WK Migas available terhadap 10 Blok Wilayah Kerja Migas yang masih terbuka dapat di kategorikan dalam tiga LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

26 kategori yakni (1) North Bali III sudah menjadi WK baru pada pertengahan Kaji ulang; (2) 4 blok WK masih bisa ditawarkan dengan catatan adanya penambahan data yakni Blok Morowali, Situbondo, Rote II dan West Timor dan 5 Blok WK tidak layak ditawarkan yakni : Blok Tarakan II, Blok Buton III, North Bone, South Aru dan West Abadi, dan (3) 5 WK Migas available yang ada mempunyai data seismik kurang dan tidak dapat dihitung sumber dayanya (Gambar 4). 2. Pemetaan Shale Gas Cekungan Sumatera Selatan (Sub-cekungan Palembang Selatan) Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran geologi dan karakter data singkapan Shale HC play di lapangan dan menghasilkan peta serta angka potensi Sumber Daya Shale Hydrocarbon di Cekungan Sumatra Selatan, yaitu pada sub Cekungan Palembang Selatan dan Utara. Target shale-hc play di Sub-cekungan Palembang Selatan dan Tengah adalah Formasi Talangakar (TAF) dan Formasi Lahat/Lemat (LAF/LEF). Pengukuran dan pengamatan laboratorium terhadap data lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik kedua formasi tersebut sebagai source rock reservoir-hidrokarbon. Total organic carbon (TOC) Formasi Lahat bagus berkisar 1,7 8,5%, harga hydrocarbon index (HI) mencapai mg HC/g TOC. Thermal maturity berkisar antara Ro: 0,64 1,40%. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan Formasi Lahat dapat menghasilkan minyak dan gas di bagian yang lebih dalam. Apabila ditinjau tingkat kematangannya, Formasi Lahat terklasifikasi sudah matang seperti yang teramati di daerah Limau, Beringin dan Muaraenim Lematang. Harga Tmax 436 o o C. Berdasarkan data tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa Formasi Lahat merupakan potensi yang baik untuk hidrokarbon inconventional. Berdasarkan peta geologi dari Pusat Survey Geologi (PSG), Formasi Talang Akar dan Formasi Lahat yang menjadi target tersingkap di sekitar daerah Muaradua dan Bungamas (Pegunungan Gumai). Di Bungamas, pengamatan dilakukan di Sungai Empayang dan S. Cawang, sedangkan di sekitar daerah Baturaja-Muaradua dilakukan di Sungai Lengkayap dan di jalan Bumikaya. Formasi Talangakar diendapkan tidak selaras di atas Formasi Lahat dan keduanya dibatasi oleh kontak sesar serta adanya batas sekuen. Berdasarkan jenis satuan batuan penyusunnya, maka formasi ini dibedakan menjadi 2 (dua) satuan batuan, yaitu satuan Batupasir dan satuan Serpih. 14 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

27 Pada Gambar 5 ditunjukkan peta kontur struktur daerah penelitian. Pada daerah tersebut dapat disimpulkan bahwa Cekungan Sub-Palembang Selatan dan Tengah ada 3 area yang prospek sebagai area Shale HC (Shale Gas dan Shale Oil), yaitu area sekitar sumur: Tepus-1, Singa-1 dan Jelapang-1 dan Kemang-1. Diperkirakan potensi Shale Gas dan Shale oil ada pada area sekitar sumur Jelapang-Kemang dan sumur Singa, sedangkan pada area sekitar sumur Tepus hanya terbentuk shale oil. Gambar 5. Peta Kontur Struktur SB-3 (Top Formasi Talang Akar). 3. Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia di Indonesia Tujuan penelitian adalah mengkaji beberapa alternatif pembangunan kilang di Indonesia dan merekomendasikan alternatif terbaik yang dianggap layak dan mampu laksana, termasuk dengan pola pendanaan oleh Pemerintah. Indonesia saat ini memerlukan tambahan kilang baru yang mampu memproduksi BBM minimal 580 ribu bph atau setara dengan dua kapasitas kilang minyak baru masing-masing dengan kapasitas 300 ribu bph. Sedangkan pada tahun 2025, apabila tidak ada pembangunan kilang baru sebelumnya, diperlukan tambahan tiga kilang lagi masing-masing dengan kapasitas 300 ribu bph. LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

28 Kilang baru sebaiknya dirancang menggunakan minyak berat, karena ketersediaan minyak ringan makin terbatas, sehingga harganya diperkirakan akan makin mahal. Minyak Espo dari Rusia meskipun termasuk light crude, saat ini dan hanya untuk beberapa tahun kedepan diperkirakan masih akan dijual dengan discount karena masih belum banyak peminat dan hubungan politik Rusia dengan dunia Barat. Kilang dirancang dengan konfigurasi yang dapat menghasilkan produkproduk BBM dengan spesifikasi internasional yang mengikuti standar Euro 4. Konfigurasi kilang minyak yang terintegrasi dengan kilang petrokimia pada umumnya dapat meningkatkan marjin kilang. Kilang swasta memberikan IRR sebesar 4,36 % tanpa insentif dari pemerintah. Dengan insentif (tax allowance atau tax holiday dan pembebasan PPN barang kena pajak strategis) IRR akan meningkat menjadi 5-5,32 %. Namun inipun belum cukup menarik untuk investor swasta, yang memerlukan IRR minimum sebesar 12 %. Skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) memberikan IRR sebesar 12,93% tanpa insentif, pemberian insentif dapat meningkatkan IRR menjadi sekitar 15-17%. Kenaikan IRR ini diakibatkan oleh 70% equity merupakan dana pemerintah sehingga suku bunga bank menjadi BI rate yang diasumsikan sebesar 7,5%. Meskipun demikian, kemungkinan pelaksanaan pendanaan secara KPS akan memerlukan proses dan waktu cukup panjang. Pembiayaan oleh Pemerintah seluruhnya dapat memberikan IRR 7,22 %. Ini akan menarik apabila Pemerintah dapat menjual obligasi valas atau Sukuk valas/obligasi syariah yang dimasa lalu dengan kupon/imbal jasa lebih rendah dari 6% dan menurun. Pembangunan kilang baru juga dapat meningkatkan ketahanan energi berupa cadangan BBM nasional dengan sekitar 0,9 hari. Jika dikuantifikasi, ini memberikan manfaat senilai Rp. 2,8 Trilyun, berdasarkan biaya yang diperlukan untuk mengadakan cadangan tersebut. Pembangunan kilang baru memberikan dampak positif yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Perhitungan dengan metode Input- Output (IO), dapat memperkirakan masukan nilai aktivitas ekonomi dari proyek ini berupa dampak kepada PDRB, penerimaan pajak dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan kilang ini diperkirakan memberikan nilai masukan sekitar Rp. 546,266 trilyun, yang cukup besar dibanding investasi sebesar Rp 94 trilyun. Di lihat dari sisi Benefit Cost Ratio (BCR), diperoleh BCR sebesar 3, LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

29 4. Kajian Strategis Susektor Migas: Pra Feasibility Study Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi Kilang minyak mini adalah sebuah kilang kecil yang mengolah minyak mentah kurang dari 5000 barrel per hari yang dibangun secara modular sehingga dapat dengan mudah diangkut dan dipindahkan. Kilang minyak mini yang dibangun di lapangan minyak Jambi dengan kapasitas bbl/hari menghasilkan Kondensat sekitar 90 bbl/hari, Bensin ON 80 sekitar 610 bbl/hari, Kerosin sekitar 122 bbl/hari, Minyak Solar sekitar Bbl/hari dan Residu sekitar 2 bbl/hari. Pembangunan kilang minyak mini dengan kapasitas bbl/hari memerlukan investasi sekitar 7,81 juta US$ dan biaya operasi sekitar 69,49 juta US$. Proyek pengembangan kilang mini merupakan proyek yang menguntungkan baik dari sisi pemerintah maupun dari sisi badan usaha, hal ini terlihat dari tingkat pengembalian yang relatif singkat yaitu 3,2 tahun untuk pemerintah dan 4 tahun untuk swasta. Dan IRR yamg relatif besar yaitu 32,43% untuk pemerintah dan 52,42% untuk badan usaha. Selain itu, jika besaran intangible berupa efek berganda dari pengembangan kilang mini dimasukan dalam analisis kelayakan maka dari sisi pemerintah proyek ini layak bahkan memiliki tingkat pengembalian kurang dari 1 tahun. 5. Prototipe Pabrikasi Rig CBM: Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototipe Rig CBM Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi rancang bangun sebuah rig CBM yang handal dan ekonomis dan optimalisasi prototipe rig yang telah dibuat agar dapat dikomersialkan dan dimanfaatkan oleh industri CBM dan industri migas. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2013 telah dibuat sebuah prototipe rig CBM (Gambar 6). Desain pembuatan Rig CBM ini merupakan Prototype Rig dengan perpaduan teknologi yang digunakan dalam Rig Migas dan Rig Tambang dengan spesifikasi kemampuan setara dengan Rig Migas berkapasitas 350 HP. Komponen TKDN telah mencapai lebih dari 40% pada pembuatan RIG CBM ini, meliputi beberapa bagian struktur Rig antara lain unit carrier rig yang terdiri dari chasis, cabin, roda dan sistem elektrik telah dibuat di dalam negeri, serta beberapa komponen pada peralatan mesin, hidrolik, dan menara (mast). Unit pembawa Rig CBM (carrier) didesain dengan kondisi lebar jalan di Indonesia dan menggunakan sistem penggerak roda 8 x 8 dengan sistem matik, sehingga LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun

30 cocok dioperasikan pada medan berat dan berlumpur seperti kondisi geografis Indonesia. Hasil pengujian rig up rig down dan koneksi pipa diperoleh catatan sebagai berikut : Waktu yang dibutuhkan untuk Rig Up dengan memposisikan rig pada tempatnya dan pemasangan guideline pada mush dibutuhkan kurang lebih 30 menit Waktu yang dibutuhkan untuk koneksi Pipa dari sejak pengambilan pada pipe rack hingga siap pemboran memakan waktu 3 menit Waktu yang diperlukan untuk Rig down diperlukan kurang lebih 25 menit Kemampuan manuver hingga radius kurang lebih 10 meter Kecepatan laju kendaraan bisa mencapai kurang lebih 60 km/jam Pada tanggal 21 Juli 2014 telah diperoleh Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi Rig CBM LEMIGAS - Balitbang dari Direktorat Jenderal Migas dengan masa berlaku hingga 18 Juli Presentasi mempromosikan Rig CBM dihadapan K3S CBM telah di lakukan di kantor SKK Migas pada bulan September Kunjungan melihat Rig CBM dan demo uji fungsi di Warehouse PT. Petrodril di Dawuan oleh K3S CBM dan SKK telah dilakukan pada awal bulan Oktober Presentasi dan kunjungan di beberapa K3S CBM telah dilakukan di antaranya di: K3S Nu Energy K3S Pertamina Hulu Energy CBM K3S Epindo K3S Medco Gambar 6. Rig CBM LEMIGAS - Balitbang 6. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/Lembaga Tujuan penelitian adalah melakukan identifikasi jumlah kendaraan dinas di Kementerian/Lembaga, menentukan lokasi dan jenis SPBG untuk melayani pengisian BBG kendaraan dinas di Kementerian/Lembaga, melakukan analisis ketersediaan pasokan gas untuk SPBG di 18 LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014

LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral 1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini. BAB 6 P E N U T U P L sebelumnya. aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2011 merupakan media perwujudan akuntabilitas terhadap keberhasilan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral

LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jakarta, 2017 LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA Badan Litbang ESDM

PERJANJIAN KINERJA Badan Litbang ESDM PERJANJIAN KINERJA 2017 Badan Litbang ESDM PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Nama Organisasi :

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010 RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010 Pertemuan Tahunan Pengelolaan Energi Nasional merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi Energi dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2015 1 2 No Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya lulusan tepat waktu Meningkatnya prestasi akademik peserta didik Persentase lulusan tepat waktu target

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 82.723.809.000 79.547.819.863 96,16 5 1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening Uraian Jumlah

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 66.458.723.000

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka lebih meningkatkan penghematan energi dan air, dengan tetap memperhatikan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara,

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara, BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara, disingkat Puslitbang tekmira, lahir dari penggabungan Balai Penelitian Tambang dan

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 85.763.726.000

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA BAB II II AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Jombang telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci