LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral"

Transkripsi

1 LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jakarta, 2017

2 LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2017

3 Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKjIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016 dapat diselesaikan. LKjIP Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LKjIP merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi; ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi; mineral dan batubara; serta geologi kelautan selama tahun Program dan kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun LKjIP menguraikan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan Badan Litbang ESDM pada tahun 2016 dalam rangka pelaksanaan APBN tahun LKjIP disusun dalam bentuk laporan dengan pendekatan pengukuran kinerja, di mana capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun Hasil kinerja dan hasil lainnya yang telah dicapai selama 1 (satu) tahun 2016 ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi di lingkungan Badan Litbang ESDM untuk memperbaiki manajemen kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja, serta mereviu Rencana Strategis Tahun yang telah disusun, sehingga pelaksanaan kegiatan litbang dan kegiatan lainnya menjadi lebih efisien dan efektif. i

4 Ringkasan Eksekutif Laporan Kinerja (LKjIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) sebagai unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pada tahun anggaran 2016 telah ditetapkan Perjanjian Kinerja (PK) yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Perjanjian Kinerja tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang ESDM pada Renstra Badan Litbang ESDM Capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja tahun 2016 tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 No Program / Kegiatan Sasaran Program Indikator Target Realisasi % Capaian I PROGRAM Meningkatnya Jumlah Pengembangan dan Produk ,45 PENELITIAN DAN berbagai penemuan Teknologi serta Produk Survei Laporan Ilmiah PENGEMBAN terobosan dalam GAN ENERGI upaya Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh ,22 SUMBER peningkatan media yang terakreditasi DAYA Ketahanan Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang ,25 MINERAL Energi dan Nilai Inovasi Tambah ESDM Sektor PilotPlant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula ,67 Peta/atlas potensi sektor ESDM ,56 Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ,36 Jasa Teknologi juta Rp juta Rp Jumlah Peningkatan Nilai Tambah ,30 Paten yang terimplementasikan Hasil Litbang yang terimplementasikan ,36 Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang diukur dari indikator kinerja, sebanyak 5 dari 11 indikator kinerja mencapai 100% dan ada yang melebihi target Perjanjan Kinerja yang ditetapkan. Jumlah yang melebihi target ini karena adanya beberapa kegiatan penelitian yang dapat ii

5 menghasilkan lebih dari satu produk. Sedangkan indikator kinerja yang tidak mencapai target adalah sebagai berikut: 1. Indikator Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula hanya mencapai 66,67% karena terkendala waktu dalam proses pembangunannya sehingga ketika waktunya untuk diuji coba bersamaan dengan kebijakan pemotongan anggaran, hal tersebut tidak dapat dilakukan dan tidak diklaim sebagai capaian karena belum berhasil diuji coba. 2. Indikator Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM hanya mencapai angka 60% (on progress) karena terkendala pada kajian yang membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel, sehingga dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan kebijakan belum dapat dibuat sebagai skala nasional dan belum diajukan kepada direktorat teknis terkait sebagai masukan kebijakan. 3. Indikator Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi dan BLU hanya mencapai angka 76,36%. Hal ini disebabkan, antara lain: pengaruh menurunnya harga minyak dunia mengakibatkan penurunan sejumlah kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian dan belum seluruh kemampuan tercantum dalam tarif PNBP. 4. Indikator Jumlah Peningkatan Nilai Tambah, untuk paten terimplementasikan mencapai angka 100% namun untuk hasil litbang yang terimplementasikan hanya mencapai 16,36%. Hal ini karena berbagai kendala, yaitu ada beberapa yang tahapannya dilaksanakan tidak memungkinkan selesai dalam waktu 1 (satu) tahun, dan pengadaan alat serta bahan yang mengalami keterlambatan sehingga belum diimplementasikan. Dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan telah dilakukan kegiatan antara lain; Penghargaan Energi tahun 2016, telaah/review keefektifan pelaksanaan anggaran berdasarkan asas manfaat hasil pekerjaan bagi negara dan masyarakat di Unit Organisasi di lingkungan Kementerian ESDM; kerja sama dan Focuss Group Discussion (FGD). Pada tahun anggaran 2016, anggaran awal Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp ,-, kemudian dengan adanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016, anggaran mengalami penghematan menjadi Rp atau sebesar 6%. Penghematan dilakukan kembali berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016, anggaran menjadi sebesar Rp ,- atau sebesar 20% terhadap anggaran penghematan I. Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2016 sebesar 97,36% (Rp ) dari total pagu anggaran setelah penghematan II sebesar Rp ,-. Sisa anggaran sebesar 2,64% salah satunya karena target PNBP dan BLU yang tidak tercapai. iii

6 Daftar Isi Halaman Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii Daftar Isi iv Daftar Tabel v Daftar Gambar vi Daftar Lampiran viii I. Pendahuluan 9 II. Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja 14 A. Rencana Strategis Visi dan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis Peta Strategi Badan Litbang ESDM B. Alokasi Anggaran 19 C. Perjanjian Kinerja (PK) 19 III. Akuntabilitas Kinerja 21 A. Pencapaian Kinerja Tahun Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM Capaian Anggaran/Keuangan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan 116 B. Evaluasi Pelaksanan Anggaran Tahun IV. Penutup 121 iv

7 Daftar Tabel Halaman Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 ii Tabel 2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun dan target kinerja 16 Tabel 3. Alokasi anggaran belanja per program tahun Tabel 4. Perjanjian Kinerja Tabel 5. Pencapaian Kinerja Tahun Tabel 6. Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi 48 Tabel 7. Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara 50 Tabel 8. Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 50 Tabel 9. Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan Tabel 10. Tabel 11. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara Tabel 12. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE Tabel 13. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan Tabel 14. Pengaruh Aditif Antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio 65 Tabel 15. Formula Minyak Lumas Sepeda Motor Tabel 16. Karakteristik Minyak Lumas Sepeda Motor Tabel 17. Daftar Peta Geologi Kelautan 75 Tabel 18. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan Tabel 19. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat Tabel 20. Penerima Penghargaan Energi Pratama 96 Tabel 21. Penerima Penghargaan Energi Prabawa 97 Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Migas TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 100 Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang EBTKE TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 101 Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Geologi TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 102 Tabel 25. FGD yang diselenggarakan sepanjang Tabel 26. Alokasi Anggaran Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Revisi Tahun Tabel 27. Realisasi anggaran belanja per program tahun 2016 Tabel 28. Pagu Anggaran Awal dan Setelah Penghematan per jenis belanja Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan Tabel 30. Pencapaian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun Tabel v

8 Daftar Gambar Halaman Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral 10 Gambar 2. Strategi implemetasi hasil litbang melalui pola kerja sama Pemerintah, dunia usaha dan akademisi 13 Gambar 3. Visi, Misi dan IKU Badan Litbang ESDM Gambar 4. Tahapan Program Kaji Ulang Wilayah Kerja Migas 23 Gambar 5. Road map kegiatan Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas 25 Gambar 6. Bagan alir percobaan pembuatan PAC secara langsung. 27 Gambar 7. Peralatan pendukung pembuatan PAC: (a) Reaktor PAC, (b) Thickener, (c) Spray Drier, dan (d) PAC hasil kegiatan. 28 Gambar 8. Roadmap pengembangan GasMin 29 Gambar 9. Acuan desain dan kapasitas GasMin untuk tiga IKM/UMKM Yogyakarta 29 Gambar 10. Pembakar Siklon Gambar 11. Peta batimetri perairan Selat Lembeh Gambar 12. Peta lokasi penempatan ADCP Sontek dan Nortek serta lokasi pasut dan pengambilan sampel air Gambar 13. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Gambar 14. Peta karakteristik pantai perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara 33 Gambar 15. Kurva rapat daya yang dihasilkan dari hasil prediksi tinggi gelombang rata-rata di perairan sebelah utara Selat Lembeh. 34 Gambar 16. Peta potensi energi arus laut Indonesia, P3GL 36 Gambar 17. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa (Godwin, 2016) 37 Gambar 18. Geoportal peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa Gambar 19. Kondisi menara ukur angin dan grafik Pengukuran energi angin di Bogor Gambar 20. (a) Model Smart Grid in Microgrid System skala laboratorium dan (b) peralatan yang telah terpasang. Gambar 21. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali Gambar 22. Array PV (a) dan Struktur Pendukungnya (b). Gambar 23. Rancang bangun, implementasi mini airgun di LUSI Sidoarjo, Jatim Gambar 24. Penghargaan karya inovasi 108 tahun Gambar 25. Alat reaktor putar turbin Gambar 26. Uji kinerja mesin menggunakan minyak solar 48, Biodiesel, Minyak Nabati Murni, B dan O Gambar 27. Hasil uji kinerja mesin dan kompatibilitas material 64 Gambar 28. Pengukuran IFT MES dan AES 66 Gambar 29. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara vertical. 68 Gambar 30. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara horizontal 68 Gambar 31. Rancangan burner Gambar 32. Skema peralatan simulasi pembakaran UCG Gambar 33. Rancang Bangun dan Prototipe Turbin Cross Flow 5 kw 70 Gambar 34. Pilot Plant Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali. 71 Gambar 35. Proses Konstruksi Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali 72 Gambar 36. Posisi Lokasi Terpilih Untuk PLT Arus Laut di Selat Toyapakeh Nusa Penida Bali. 73 Gambar 37. Ilustrasi pemasangan turbin 2 x 5 kw dan 4 x 3.5 kw pada ponton PLTAL 74 Gambar 38. Peta Potensi Energi Angin Indonesia 77 Gambar 39. Peta Potensi Energi Surya Indonesia 78 Gambar 40. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa dengan Metode Curah Hujan 78 Gambar 41. Skema mekanik land-airgun. 81 Gambar 42. Alat kontrol airgun darat (bluster). 82 Gambar 43. Skema lengkap eksplorasi seismik di lapangan menggunakan land-airgun sebagai sumber gelombang. 82 Gambar 44. Pembuatan Alat Filling Gas ANG 83 Gambar 45. Pengujian Adsorpsi 83 Gambar 46. Limbah minyak di area kilang minyak. 84 Gambar 47. Launching Pemanfataan produk minyak lumas LUGAS 85 vi

9 Gambar 48. Impelentasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium Gambar 49. Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa Gambar 50. Implementasi GasMIN pada IKM Peleburan Alumunium FMZ, Nitikan, Umbulharjo 87 Gambar 51. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans 88 Gambar 52. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM sterilisasi media tanam jamur tiram 89 Gambar 53. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM industri Keramik Gambar 54. Pembiakan Mikroba Gambar 55. Formulasi Pupuk Bio Organo Mineral 91 Gambar 56. Uji teh skala kebun/teh menghasilkan di Perkebunan teh Gambung Jabar 91 Gambar 57. Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka BCEF Gambar 58. Lokasi pembangunan CoE. 105 Gambar 59. Peta Topografi Lahan COE di Jembrana, Bali 105 Gambar 60. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara 10 IKM di Provinsi DIY 110 Gambar 61. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan. 112 Gambar 62. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja. 114 Gambar 63. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja. 114 Gambar 64. Jumlah kegiatan litbang yang dipantau melalui Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan pada masing-masing unit di Badan Litbang ESDM 117 Gambar 65. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan Desember 2016 (B12) 117 Gambar 66. Jumlah kegiatan litbang yang dilaksanakan pada tahun Gambar 67. Anggaran Badan Litbang ESDM Tahun vii

10 Daftar Lampiran Halaman Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun Lampiran 2. Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2016 Badan Litbang ESDM 125 Lampiran 3. Form Usulan Paten dan Sertifikat Inovasi viii

11 I. Pendahuluan Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, salah satu fungsi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral, yang dilaksanakan oleh salah satu unit organisasi di bawahnya, yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) merupakan unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150 Tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tanggal 24 Mei Dalam struktur organisasi tersebut, Badan Litbang ESDM terdiri atas 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), yaitu: Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS ; Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi; Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, dan Puslitbang Geologi Kelautan, serta Sekretariat Badan Litbang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Badan Litbang ESDM memiliki kemampuan untuk menjalankan peran sesuai dengan amanat yang tertuang dalam kedua Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut. Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk melaksanakan tugas tersebut, fungsi Badan Litbang ESDM adalah sebagai berikut : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan 9

12 batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan; b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan; d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Secara umum seluruh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang ESDM mengemban tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pengelolaan hak kekayaan intelektual, pengetahuan dan inovasi di bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan. Selain itu juga melaksanakan fungsi yang secara umum sama, yaitu : a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei; b. pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan inovasi; 10

13 c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei; dan d. pelaksanaan administrasi. Pembeda antara satu Puslitbang dengan Puslitbang lainnya adalah ruang lingkup bidang penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan pada masing-masing Puslitbang. Arah kebijakan pengembangan kelitbangan di lingkungan Badan Litbang ESDM ditetapkan berdasarkan kebijakan Kementerian ESDM yang selaras dengan Kebijakan Nasional pada sektor ESDM. Arah kebijakan ini menjadi landasan bagi berbagai kegiatan litbang dan non-litbang (pendukung) dalam mendukung tercapainya visi dan misi Badan Litbang ESDM sebagai integrator litbang sektor ESDM sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum arah kebijakan kelitbangan di lingkungan Badan Litbang ESDM ditujukan pada: 1. Kegiatan kajian dan atau litbang selaras dengan kepentingan pemerintah, masyarakat, lingkungan dan industri 2. Litbang yang mendukung ketahanan energi 3. Litbang yang mendukung peningkatan nilai tambah energi dan sumber daya mineral 4. Litbang yang berwawasan lingkungan 5. Litbang yang mendukung pembinaan sumber daya manusia 6. Litbang yang mendukung pengembangan sarpras Selanjutnya, arah kebijakan kelitbangan tercermin dalam upaya Badan Litbang ESDM mendukung kebijakan Kementerian ESDM dalam meningkatkan peran sektor ESDM dalam mendukung perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, 4 (empat) kebijakan dan 1 (satu) strategi telah disusun, yaitu: 1. Kebijakan 1: percepatan peningkatan penemuan dan produksi migas nasional Kebijakan di bidang migas diarahkan pada penambahan sumber daya dan cadangan migas melalui pengembangan teknologi, yaitu: a. Penambahan sumber daya dan cadangan migas b. Pengembangan migas unconventional c. Peningkatan cadangan dan produksi migas d. Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya e. Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif f. Pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi dan pemanfaatan migas g. Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan dan pemanfaatan CO2 11

14 2. Kebijakan 2: meningkatkan nilai tambah dan hilirisasi dalam pengelolaan mineral dan batubara Kebijakan dalam meningkatkan nilai tambah dan hilirisasi dalam pengelolaan mineral dan batubara diarahkan pada kegiatan pengolahan, pemurnian dan pemanfaatan mineral dan batubara, melalui: a. Pengembangan Mineral Logam untuk Peningkatan Nilai Tambah Mineral b. Pengembangan Teknologi Mineral untuk Energi c. Pengembangan Teknologi Pengolahan Mineral Non Logam d. Pengembangan Gasifikasi Batubara e. Pemanfaatan Batubara Melalui Pembakaran f. Pengolahan Batubara untuk Peningkatan Nilai Tambah g. Pemanfaatan Batubara Non Pembakaran h. Penguasaan Teknologi Pengembangan UCG i. Pengembangan Teknologi Good Mining Practice j. Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Minerba k. Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara 3. Kebijakan 3: mewujudkan peran ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi Kebijakan dalam mewujudkan peran ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi diarahkan pada kegiatan pengolahan, pemurnian dan pemanfaatan mineral dan batubara, melalui: a. Litbang Penyediaan Data Potensi EBT untuk Peningkatan Pemanfaatan b. Litbang Teknologi Panas Bumi untuk Mendukung Pengembangan Lapangan c. Litbang Teknologi Bioenergi untuk Mendukung Percepatan Pemanfaatan BBN d. Litbang Konservasi Energi dan Lingkungan KEBTKE e. Litbang Teknologi Ketenagalistrikan 4. Kebijakan 4: peningkatan kualitas hasil litbang geologi kelautan dan integrasi data sektor ESDM dan sektor terkait lainnya Kebijakan di bidang kemaritiman diarahkan pada penggalian sumber daya dan potensi ekonomis lainnya dalam mendukung pembangunan nasional. Kebijakan ini perlu mendapat perhatian, terutama sumber daya energi dan sumber daya mineral di kawasan pantai, perairan pantai dan lepas pantai (offshore), melalui: a. Penelitian, Pengembangan dan Pengkayaan Data Geologi dan Cekungan Migas b. Penelitian dan Identifikasi Potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) c. Penelitian, Pemetaan dan Identifikasi Potensi Mineral Dasar Laut d. Studi dan Pengumpulan Data Primer Untuk Mendukung Kawasan/ Daerah Pertumbuhan e. Kegiatan Kolaborasi Pemetaan Batas Wilayah 12

15 Gambar 2. Strategi implemetasi hasil litbang melalui pola kerja sama Pemerintah, dunia usaha dan akademisi Strategi kelitbangan dalam mewujudkan arah kebijakan Badan Litbang ESDM ditetapkan berdasarkan kebijakan Kementerian ESDM yang selaras dengan Kebijakan Nasional pada sektor ESDM. Melalui strategi kelitbangan yang komprehensif, maka arah kebijakan Badan Litbang ESDM dalam mewujudkan tercapainya visi Operasional Kementerian ESDM adalah "Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan yang profesional, unggul, dan mandiri, serta menjadi integrator penelitian dan pengembangan di sektor energi dan sumber daya mineral". Sebagai bagian dari pemerintah, Badan Litbang ESDM ikut berperan dalam penyiapan kebijakan dan pengaturan melalui usulan pengembangan sektor ESDM, kajian kebijakan (policy paper) dan kajian teknis dan keekonomian setelah divalidasi secara ilmiah oleh pihak akademisi dan peneliti di lingkungan litbang terkait. Hasil yang diharapkan adalah: inovasi, paten, prototipe, pilot plant dan demo plant, sehingga pemanfaatan dan pendanaan inovasi berikutnya dapat dilakukan oleh dunia usaha (korporasi) dalam bentuk produksi, distribusi dan tata niaga. Laporan Kinerja (LKjIP) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Litbang ESDM selama tahun Untuk mengukur keberhasilan tahunan Badan Litbang ESDM, dilakukan beberapa perbandingan terhadap capaian kinerja dalam tahun 2016, adalah sebagai berikut: a. Dengan Pengukuran Kinerja (PK) tahun 2016 untuk mengukur keberhasilan tahunan organisasi. b. Dengan membandingkan capaian kinerja tahun sebelumnya (2015) yang bertujuan untuk melihat kecenderungan (trend) capaian kinerja. Analisis ini untuk memudahkan Badan Litbang ESDM fokus pada upaya peningkatan kinerja. c. Bersama-sama dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya yang menghasilkan akumulasi capaian kinerja sampai dengan akhir tahun 2016, dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun

16 II. Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja A. Rencana Strategis S esuai tugas dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyusun Rencana Strategis yang pada hakekatnya merupakan wujud dari langkah dan tindak Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM, dalam bentuk tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di akhir tahun 2019 oleh segenap unsur di lingkungan Badan Litbang ESDM. 1. Visi dan Misi Sebagai pelaksanaan agenda prioritas Kedaulatan Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjabarkan Nawacita atau 9 Agenda Prioritas Pemerintah pada tahun sebagai wujud Visi dan Misi dari Presiden dan Wakil Presiden di dalam Visi dan Misi Operasional Kementerian. Sektor ESDM mendukung Nawacita khususnya agenda prioritas ke- 7, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, yang terdiri dari: a. Membangun kedaulatan pangan b. Mewujudkan kedaulatan energi c. Mewujudkan kedaulatan keuangan d. Mendirikan Bank Petani/Nelayah dan UMKM termasuk gudang dengan fasilitas pengolahan paska panen di tiap sentra produksi tani/ nelayan. e. Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional Sebagai pelaksanaan agenda prioritas Mewujudkan Kedaulatan Energi, maka Kementerian ESDM menjabarkan Nawacita di dalam Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM, yaitu: Terwujudnya kedaulatan energi dan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian dan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Sedangkan Misi Operasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, adalah: 1. Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri. 2. Mempercepat pembangunan infrastruktur energi dan mineral. 3. Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral. 4. Melakukan percepatan diversifikasi ke energi terbarukan dan konservasi energi 5. Mengoptimalkan kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan negara. 14

17 6. Mendorong penyediaan subsidi yang tepat sasaran serta harga energi dan mineral yang kompetitif dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat. 7. Menciptakan iklim investasi sektor ESDM yang kondusif. 8. Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan. 9. Meningkatkan mitigasi bencana geologi dan pengelolaan lingkungan berbasis geologi. 10. Mewujudkan good governance dan clean government serta Sumber Daya Manusia yang profesional. 2. Tujuan Strategis Badan Litbang ESDM sebagai salah satu organisasi pelaksana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menjabarkan Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM di dalam Tujuan dan Sasaran Strategis yang ingin dicapai di dalam kurun waktu , khususnya kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2019 mendatang. Tujuan Strategis Badan Litbang ESDM dalam tahun adalah: 1. Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan di sektor ESDM 2. Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi dan mineral 3. Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi dan mineral 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan 3. Sasaran Strategis Sasaran strategis Badan Litbang ESDM merupakan penjabaran lebih rinci dari Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM, sekaligus menggambarkan tujuan yang ingin dicapai Badan Litbang ESDM selama kurun waktu lima tahun, yang dialokasikan dalam lima periode secara tahunan melalui rangkaian kegiatan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT). Secara keseluruhan Sasaran Strategis Badan Litbang ESDM dalam tahun yang terkait dengan tujuan strategis, dijabarkan sebagai berikut: 1. Terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM 2. Terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM 3. Terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM 4. Terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral 5. Terwujudnya penambahan sumber daya energi dan mineral 6. Terwujudnya litbang unggulan 7. Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM 8. Terwujudnya peningkatan nilai tambah 9. Terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi dan TKDN 10. Terwujudnya peningkatan jasa teknologi 11. Terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM 12. Terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif, dan efisien 13. Terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif 15

18 Untuk mewujudkan Rencana Strategis Badan Litbang ESDM diperlukan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang selaras dengan perkembangan pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Badan Litbang ESDM telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk kurun waktu Indikator Kinerja Utama (IKU) ini merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit di lingkungan Badan Litbang ESDM, yaitu: 1. Menetapkan rencana kinerja tahunan 2. Menyampaikan rencana kerja dan anggaran 3. Menyusun dokumen penetapan kinerja 4. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja 5. Melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan organisasi dan dokumen Rencana Strategis Badan litbang ESDM. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun dan target kinerja yang ingin dicapai, digambarkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun dan target kinerja No IKU / Output Satuan Total 1 Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei Jumlah Produk Laporan ilmiah Dokumen Makalah ilmiah yang Makalah diterbitkan oleh media yang terakreditasi Usulan paten, hak cipta dan Buah litbang inovasi Pilot plant/prototipe/demo Buah plant atau rancangan/ rancang bangun/formula Peta/atlas potensi sektor ESDM Peta/atlas Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Usulan Masukan/Rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Masukan/ Rekomend asi Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Miliar Rupiah Jumlah Peningkatan Nilai Tambah Paten yang terimplementasikan Pilotplant/prototype/ demoplant atau rancangan/ rancang bangun/formula yang terimplementasikan Buah Buah

19 4 (empat) Tujuan dan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis yang telah disusun kemudian dijabarkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM, sebagai berikut: a. Tujuan pertama: Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan di sektor ESDM 1) Sasaran 1: terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM 2) Sasaran 2: terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM 3) Sasaran 3: terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM berupa Usulan Masukan/Rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). b. Tujuan kedua: Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi dan mineral 1) Sasaran 4: terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral 2) Sasaran 5: terwujudnya penambahan sumber daya energi dan mineral 3) Sasaran 6: terwujudnya litbang unggulan 4) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei berupa Laporan ilmiah, Makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yan terakreditasi, Usulan paten, hak cipta dan litbang inovasi, Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang bangun/formula, Peta/atlas potensi sektor ESDM. c. Tujuan ketiga: Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi dan mineral 1) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM 2) Sasaran 9: terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi dan TKDN 3) Sasaran 10: terwujudnya peningkatan jasa teknologi Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei berupa Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang bangun/formula dan Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi. d. Tujuan keempat: Meningkatkan kapasitas kelembagaan 1) Sasaran 8: terwujudnya peningkatan nilai tambah 2) Sasaran 11: terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM 3) Sasaran 12: terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif, dan efisien 4) Sasaran 13: terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif 17

20 Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Peningkatan Nilai Tambah berupa: 1) Paten yang terimplementasikan, dan 2) Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula yang terimplementasikan. 4. Peta Strategi Badan Litbang ESDM Secara keseluruhan penggambaran Visi, Misi hingga Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3. Visi, Misi dan IKU Badan Litbang ESDM

21 B. Alokasi Anggaran Pada tahun anggaran 2016, awalnya pagu anggaran Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp ,-, kemudian berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah- Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 tanggal 12 Mei 2016, anggaran mengalami penghematan menjadi Rp ,- atau turun sebesar 6%. Tabel 3. Alokasi anggaran belanja per program tahun 2016 KODE KEGIATAN APBN PAGU (Rupiah) 1910 Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 1911 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 1912 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara 1913 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS 1914 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral PAGU Penghematan I (Rupiah) PAGU Penghematan II (Rupiah) TOTAL Penghematan kembali dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 tanggal 26 Agustus 2016, sehingga total anggaran menjadi sebesar Rp ,- atau sebesar 20% terhadap anggaran penghematan I. C. Perjanjian Kinerja (PK) Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh setiap instansi pemerintah, sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas implementasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perjanjian kinerja menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan Perjanjian Kinerja adalah: 1. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel; 2. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; 19

22 3. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dengan pemberi amanah; 4. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 5. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur. Pada pelaksanaan tahun anggaran 2016, pengukuran kinerja Badan Litbang ESDM telah dituangkan dalam perjanjian kinerja yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM (Lampiran 1) selaku Kuasa Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Badan Litbang ESDM (Tabel 4) sebagai berikut. Tabel 4. Perjanjian Kinerja 2016 Sasaran Program Indikator Target Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta 204 Produk Survei - Laporan Ilmiah 60 Meningkatnya berbagai penemuan terobosan dalam upaya peningkatan Ketahanan Energi dan Nilai Tambah Sektor ESDM - Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang 98 terakreditasi - Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi 16 - Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula - Peta/atlas potensi sektor ESDM 18 Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi juta Rp Jumlah Peningkatan Nilai Tambah 57 - Paten yang terimplementasikan 2 - Hasil Litbang yang terimplementasikan 55 20

23 III. Akuntabilitas Kinerja Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja utama yang dicapai pada tahun A. Pencapaian Kinerja Tahun Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM Ukuran yang digunakan untuk mengetahui rata-rata pencapaian indikator kinerja setiap sasaran adalah melalui indikator kinerja utama berdasarkan keluaran (output) dan capaian/realisasi hasil (outcome) sesuai Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2016 (Tabel 5). Secara keseluruhan capaian sasaran dan indikator yang telah dilaksanakan Badan Litbang ESDM pada tahun 2016 ditunjukkan pada Tabel 5. No Program / Kegiatan Sasaran Program Tabel 5. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Indikator Target Realisasi % Capaian I PROGRAM PENELITIAN DAN Meningkatnya berbagai penemuan Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei ,45 PENGEMBA terobosan - Laporan Ilmiah NGAN dalam upaya - Makalah Ilmiah yang ,22 ENERGI peningkatan diterbitkan oleh media DAN Ketahanan yang terakreditasi SUMBER Energi dan - Usulan Paten, Hak Cipta ,25 DAYA Nilai Tambah dan Litbang Inovasi MINERAL Sektor ESDM - Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula - Peta/atlas potensi sektor ESDM Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Jumlah Peningkatan Nilai Tambah - Paten yang terimplementasikan - Hasil Litbang yang terimplementasikan , , , ,36 juta Rp juta Rp , ,36 Secara umum, capaian realisasi pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2016, 50% indikator mencapai realisasi 100% atau lebih. Jumlah yang melebihi target ini karena adanya beberapa kegiatan penelitian yang dapat menghasilkan lebih dari satu produk atau output. Namun 50% indikator lainnya justru mengalami penurunan capaian, dimana penurunan 21

24 capaian realisasi paling rendah adalah pada indikator Hasil Litbang yang Terimplementasikan, yang hanya mencapai angka 16,36%. Dalam hal penerimaan negara melalui PNBP/BLU yang tidak mencapai target, beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah karena menurunnya harga minyak dunia menyebabkan berkurangnya kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian dan belum seluruh kemampuan tercantum dalam tarif PNBP. Sementara itu, untuk jumlah rumusan kebijakan terkendala pada kajian yang membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel sehingga dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan kebijakan belum dapat dibuat sebagai skala nasional dan belum diajukan kepada direktorat teknis terkait sebagai masukan kebijakan. Jumlah peningkatan nilai tambah, untuk paten terimplementasikan mencapai angka 100% namun untuk hasil litbang yang terimplementasikan hanya mencapai 16,36%. Hal ini karena berbagai kendala, yaitu ada beberapa yang tahapannya dilaksanakan tidak memungkinkan selesai dalam waktu 1 (satu) tahun, dan pengadaan alat serta bahan yang mengalami keterlambatan sehingga belum diimplementasikan. Untuk mendukung tercapainya indikator kinerja utama pada tahun 2016, jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang ESDM mencapai 37 kegiatan litbang (Lampiran 2). Kegiatan litbang ini pada awalnya berjumlah 34 kegiatan, kemudian pada Triwulan III atau bulan kesembilan mengalami perubahan menjadi 37 kegiatan. Penambahan jumlah kegiatan litbang ini dikarenakan adanya penugasan yang diberikan kepada Badan Litbang ESDM, dan anggaran pelaksanaannya diambil dari alokasi anggaran output cadangan. Dari 37 kegiatan tersebut, terdapat kegiatan litbang prioritas sebagaimana tercantum dalam Rencana Aksi di dalam Renstra Kementerian ESDM dan Renstra Badan Litbang ESDM tahun , antara lain sebagai berikut: 1) Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia Wilayah Kerja (WK) Baru Migas dari tahun ke tahun mengalami penurunan hal ini ditunjukkan oleh jumlah blok yang perkembangannya sangat lambat dan berakibat terhadap cadangan migas di Indonesia. Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia dilakukan untuk memperoleh data baru di cekungan-cekungan frontier yang masih berpotensi untuk dieksplorasi lebih lanjut. Pengambilan data geologi maupun 22

25 geofisika diperlukan sebagai tahap awal dalam mengidentifikasi potensi migas di sebuah daerah, yang kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditentukan daerah prospek di wilayah tersebut. Diharapkan daerah-daerah baru ini dapat direkomendasikan menjadi WK baru kepada Ditjen Migas untuk kemudian ditawarkan kepada investor. Gambar 4. Tahapan Program Kaji Ulang Wilayah Kerja Migas Hasil Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia antara lain: (1) Rekomendasi akuisisi seismik untuk Cekungan Sengkang sebaiknya dilakukan pada daerah depresi Walanae (Sub-cekungan Sengkang Barat) dan penelitian mendatang sebaiknya diarahkan untuk menemukan kawasan prospek hidrokarbon di daerah Sengkang, Watampone, Sinjai dan Sepanjang Pantai barat Teluk Bone; (2) Rekomendasi akuisisi seismik untuk Cekungan Timor (Atambua) sebaiknya dilakukan di daerah Central Basin dengan play Paleozoik dan Tersier, dan Pegunungan Selatan dengan play Paleozoik dan Mesozoik, target play dibawah detachment Formasi Wailuli diharapkan memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan play dibagian atasnya yang memiliki struktur lebih kompleks (imbricated thrust fault); (3) Cekungan Mamberamo sebaiknya digeser ke arah Utara yang masih memiliki daerah terbuka walaupun sebagian besar area telah menjadi WK aktif, hal ini dikarenakan Formasi Makats yang merupakan kandidat batuan induk telah tersingkap disebagian besar daerah penelitian. Berdasarkan analisis data geokimia, daerah ini memiliki potensi gas biogenik yang dapat diteliti lebih lanjut. Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 5 laporan ilmiah, 17 makalah ilmiah, 1 usulan paten, 1 rancang bangun dan 1 paten terimplemantasikan. 23

26 2) Pengembangan Migas Non Konvensional Indonesia Pengembangan migas non konvesional yang dipandang paling strategis dilakukan dengan melakukan penelitian batuan shale sebagai reservoir hidrokarbon dan peningkatan produksi gas metana batubara. Pencarian migas secara teoritis tidak harus bermigrasi dari batuan induk (source rock) ke reservoar batuan pasir/gamping, namun bisa saja terjebak secara permanen di batuan induk yang matang. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakter shale play di Jambi yang menjadi daerah studi untuk mendukung studi identifikasi sweet spot dan perhitungan potensi shale hidrocarbon. Hasil pengamatan dan pengukuran di laboratorium terhadap data singkapan dan data core/ditch cutting menunjukkan shale play formasi Talang Akar dan formasi Gumai bagian bawah (kedalaman > 2050 m) mempunyai karakter penghasil migas non konvensional yang bagus dan memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Shale play formasi Talang akar terjadi pada bagian tengah bawah formasi ini. Ketebalan di sumur studi mencapai 100 m berumur Oligosen Akhir Miosen Awal dengan pengendapan litoral-neritik (pinggir tengah). Nilai TOC pada shale ini relatif kecil dengan ratarata tidak lebih dari 1%, tetapi hampir semua nilai TOC > 0,5%. Nilai S1 dan S2 dalam kategori jelek sedang. Nilai PY berkisar antara 0,93 2,06 mg/g. Nilai HI cenderung berkisar HC mg/g. Berdasarkan tipe Karogen dan Nilai Ro (Vr), shale play TAF bagian tengah bawah mempunyai tipe Karogen III dan masuk dalam zona pembentukan gas. Shale play formasi Gumai diperkirakan telah matang pada kedalaman 2100 m. Shale play ini relatif sangat tebal, hampir mencapai 300 m, berumur Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan sub-litoral neritik (tengah). Shale play ini mempunyai nilai TOC relatif kecil berkisar 0,5 1,23%, nilai S1 dalam kategori sedang (0,5 1,0 mg/g), nilai S2 cenderung kurang dari 2,5 mg/g, nilai PY berkisar antara 0,38 2,89 mg/g. Nilai HI cenderung berkisar HC mg/g. Berdasarkan tipe Karogen masuk kategori Tipe Karogen II/III. Shale play pada kedalaman sekitar telah masuk oil window dengan nilai Ro (Vr) sekitar 0,6 0,7 %. Shale pada kedalaman kurang dari 2050 m dianggap belum matang dan lebih dari 2400 m diinterpretasi sudah masuk dalam zona pembentukan gas. Shale play formasi Lemat/Lahat cukup masih berpotensi sebagai source rock reservoir meskipun tidak direkomendasikan untuk dikembangkan. Formasi ini tergolong sangat dalam diperkirakan mempunyai Top Lemat pada kedalaman 3615 m. Dengan kedalaman sebesar itu, secara teoritis formasi ini sangat tinggi temperatur dan tekanannya. Shale play ini diperkirakan berumur Late Eosen Oligosen Awal dengan lingkungan pengendapan supralitoral/litoral. Nilai TOC berkisar 1,16 2,85%, nilai S1 0,23 1,19 24

27 mg/g, nilai S2 0,89 12,31 mg/g, nilai PY berkisar antara 0,12 213,88 mg/g. Nilai HI HC mg/g. Kualitas source rock dalam range jelek sangat bagus. Berdasarkan data singkapan hasilnya tergolog bagus (porositas > 5% dan permeabilitas > 0,01 md) meskipun agak meragukan karena data permukaan dikhawatirkan terkena efek pelapukan. Komposisi mineral clay cukup besar (>60%). Nilai Vr (Ro) yang tinggi dan didukung tipe Karogen III diperkirakan sebagai shale play formasi Lemat/Lahat berpotensi menghasilkan gas dan sebagian lain sudah dalam kondisi over mature. Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 4 laporan ilmiah, 7 makalah ilmiah, dan 1 usulan paten. 3) Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas Untuk Masyarakat Sekitar dan Rencana Bisnis Pengembangannya Kegiatan ini merupakan kegiatan multiyears guna mengembangkan rencana bisnis/komersialisasi hasil litbang. Adapun road map kegiatan ditunjukkan pada Gambar Kelayakan aspek teknis Kelayakan aspek ekonomis Dukungan biaya Usulan Kegiatan Multiyears, Kerja Sama dengan PEP Asset 5 GO Kegiatan Studi Decision GO FEED (Front-End Engineering & Design) Decision GO EPC (Engineering, Procurement & Construction) (INVESTASI BLU LEMIGAS & MITRA) Project Operation (Today) STOP STOP Kebutuhan SDM - 80 orang LEMIGAS & Konsultan Kontraktor PPPTMGB Lemigas Durasi Bulan 12 Bulan 24 Bulan On-stream Aktivitas Evaluasi hasil subsurface Menyusun kajian Rencana Bisnis Sampling dan analisis pemanfaatan gas pada lapangan gas marginal Seleksi teknologi fasilitas permukaan (gas Menyusun klaster gas suar bakar pre treatment dan dan mengkaji pemanfaatnnya pamanfaatannya) Melakukan kajian awal lingkungan Penentuan kapasitas Melakukan Front-End Engineering pilot plant Design Pilot Plant Perhitungan pasokan Menyusun dokumen teknis FEED dan permintaan energi pilot plant di lingkungan sekitar Menyusun dokumen Harga lapangan Penawaran Sendiri (HPS) untuk Kajian keekonomian kebutuhan tender EPC Menyiapkan aspek legas dan perizinan terkait Melakukan kajian lingkungan yang detail Persiapan pengadaan jasa kontraktor EPC dan yang terkait Melakukan Engineering, Procurement & Construction Operation, Monitoring dan Evaluasi yang melibatkan pelaku usaha Penjajakan kerjasama dengan pelaku usaha dalam rangka komersialisasi Pengadaan jasa konsultan FEED Mengkaji dan pemetakan potensi pengembangan infrastruktur gas bumi dalam mendukung program pembangkit listrik di kawasan industri baru PERAN PEMERINTAH: Risiko Teknis dan Komersial Relatif Tinggi PERAN SWASTA (PELAKU USAHA): Risiko Teknis dan Komersial Relatif Rendah Gambar 5. Road map kegiatan Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas Pada tahun 2016 dilaksanakan kajian kelayakan teknis dan ekonomis pemanfaatan gas Lapangan NKL (North Kutai lama). Lapangan NKL yang berlokasi di utara sungai Mahakam merupakan salah satu lapangan yang menghasilkan gas suar bakar berkisar 2 mmscfd. Gas suar bakar yang dihasilkan merupakan gas ikutan dari operasi produksi minyak. Gas ikutan yang diproduksikan di Lapangan NKL hingga saat ini belum dimanfaatkan dan dibakar begitu saja ke udara karena tidak memenuhi spesifikasi untuk digunakan sebagai bahan bakar. Komposisi metana dalam gas ikutan tersebut hanya berkisar 50-67%. Konsep pemanfaatan gas suar bakar dari lapangan NKL adalah dengan memprosesnya menjadi LPG untuk desa-desa di sekitarnya. 25

28 Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi gas mempengaruhi nilai keekonomian dari gas suar bakar. Gas suar bakar dengan komposisi metana yang tinggi memiliki indikator ekonomi proyek yang lebih baik dibandingkan gas dengan komposisi metana yang rendah. Nilai IRR proyek pemanfaatan gas suar bakar di atas 15% dapat dicapai jika volume gas suar bakar minimal sebesar 3 mmscfd. Dari hasil analisis komposisi yang dilakukan, kualitas gas asosiasi di Lapangan NKL masih cukup rendah sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar gas. Agar dapat dimanfaatkan, gas asosiasi tersebut harus diproses terlebih dahulu untuk memisahkan fraksi beratnya. Fraksi berat pada gas asosiasi yang dihasilkan baik dari SP-998 maupun SP-NKL memiliki kandungan Propana dan Butana yang relatif tinggi sehingga jika diekstraksi akan menghasilkan fraksi LPG yang bernilai ekonomis tinggi. Lokasi kilang LPG dipilih di sekitar SPU Anggana dengan pertimbangan dapat diakses oleh kendaraan pengangkut LPG dan CNG. Produk akhir yang dihasilkan dengan fasilitas di atas, yaitu LPG 10,2 TPD, Kondensat 31 BPD, lean gas dari separator 0.42 MMscfd dan lean gas dari unit deethanizer 0.18 MMscfd. Lean gas dapat dimanfaatkan melalui beberapa opsi di antaranya jargas, CNG komunal atau untuk kebutuhan own use PT. PEP Asset 5 sebagai bahan bakar boiler maupun genset lapangan. Biaya investasi awal yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas pemanfaatan gas associated di lapangan NKL adalah sebesar 8,634 juta US$. Sebesar 89% dari biaya investasi awal merupakan biaya investasi peralatan, sedangkan sisanya yang sebesar 11% merupakan working capital. Biaya operasional tahunan yang diperlukan untuk menjalankan fasilitas pemanfaatan gas NKL adalah sebesar US$ per tahun. Hasil simulasi perhitungan deterministik dengan metode deterministik adalah sebagai berikut POT (PBP) 5 tahun, IRR 3,94%, NPV@DF -305,235 US$, PI (BCR) 0,96. Berdasarkan indikator keekonomian menggunakan metode deterministik terlihat bahwa keekonomian dari pengembangan fasilitas pemanfaatan gas di lapangan NKL belum layak secara finansial, dikarenakan nilai NPV yang negatif. Hasil indikator keekonomian dengan metode determinisitik diatas sangat bergantung pada nilai variabel asumsi yang digunakan sehingga belum bisa menjawab tingkat kepastian (certainly level) dari simulasi perhitungan keekonomian tersebut. Oleh karenanya dilakukan juga simulasi dengan metode probabilistik untuk mengetahui tingkat kepastian (certainly level) dari simulasi perhitungan keekonomian tersebut dengan mengasumsikan beberapa variabel kunci menjadi data historis. Variabel indikator ekonomi yang akan diamati pada metode probabilistik adalah IRR, NPV dan PI. 26

29 Berdasarkan hasil perhitungan, ditunjukkan bahwa dengan tingkat kepastian mencapai 80%, keekonomian dari proyek sangat bernilai positif yaitu IRR 15,57%, NPV : 2,422 juta US$ PI : 1.3. Hal ini menandakan bahwa proyek pengembangan fasilitas pemanfaatan gas NKL merupakan proyek yang memiliki probabilitas menguntungkan yang sangat tinggi dimasa mendatang, walaupun untuk saat ini terutama ketika harga minyak sedang mengalami penurunan keekonomian pengembangan NKL masih belum menarik secara bisnis, namun dalam 5 tahun ke depan seiring dengan normalnya harga minyak dunia, maka keekonomian proyek pengembangan fasilitas pemanfaatan gas lapangan NKL akan menjadi lebih baik. Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 1 laporan ilmiah dan 1 makalah ilmiah. 4) Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang Pengolahan dan Pemurnian Mineral Mendukung Peningkatan Nilai Tambah Mineral Polialuminium khlorida (PAC) dengan rumus umum Aln(OH)mCl(3nm) adalah persenyawaan anorganik kompleks, mengandung ion hidroksil (OH) dan ion-ion alumunium yang mengalami klorinasi bertahap. Penelitian pembuatan PAC ini dilakukan dalam upaya peningkatan nilai tambah bijih bauksit dan merupakan proses hilirisasi yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah agar pemanfaatan mineral bauksit lebih optimal. Gambar 6. Bagan alir percobaan pembuatan PAC secara langsung. PAC merupakan salah satu koagulan yang banyak digunakan untuk penjernihan air minum dan pengolahan air limbah industri. PAC memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan koagulan lain misalnya tawas. PAC dapat dibuat dari bijih bauksit melalui dua cara, yaitu proses Bayer dan direct process. Dalam penelitian ini, PAC dibuat melalui direct process. Penelitian pembuatan PAC cara langsung dari bauksit ini menunjukkan bahwa kualitas PAC cair yang dihasilkan memiliki komposisi kimia 10,00 % Al2O3, 10,69% Cl-, 2,5% SO4, berat jenis 1,281 g/ml dan ph 2,03 dan sudah memenuhi 27

30 spesifikasi produk PAC yang ada di pasaran. Hasil uji jar test menunjukkan bahwa PAC hasil percobaan memberikan tingkat kejernihan air limbah terolah yang lebih baik dibandingkan dengan produk PAC pasar yang digunakan sebagai pembanding. (a) (b) (c) (d) Gambar 7. Peralatan pendukung pembuatan PAC: (a) Reaktor PAC, (b) Thickener, (c) Spray Drier, dan (d) PAC hasil kegiatan. Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 1 laporan ilmiah dan 1 makalah ilmiah. 5) Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Bahan Bakar Kegiatan litbang GasMin tahun anggaran 2016 dibagi ke dalam tiga kegiatan.kegiatan pertama, yaitu Optimalisasi uji kinerja GasMin di 3 (tiga) IKM yang diimplementasikan pada tahun anggaran Kegiatan kedua, yaitu implementasi di 3 (tiga) IKM atau UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Yogyakarta, dan kegiatan ketiga adalah perumusan konsep RSNI GasMin. Implementasi di laksanakan di dua IKM Peleburan Aluminium, dan Batik dengan masing-masing kapasitas 30 kg/jam dan dilanjutkan dengan kegiatan komisioning. Parameter uji untuk optimalisasi implementasi GasMin di Peleburan Aluminium, Tahu dan Minyak Atsiri adalah pengujian komposisi gas, dan kualitas udara. Sementara di IKM Minyak Atsiri, pengujian dari hasil rata-rata uji optimalisasi komposisi gas di tiga IKM adalah CO2: 6,83%, CO : 18,4%, O2 : 2,2%, CH4 : 6,44%, H2 : 6,73%, N2: 72,24 dan HHV: 1395,13 kkal/nm 3. Pengujian kualitas udara terdiri dari udara ambient dan emisi. Pengujian di IKM Peleburan Aluminium dan IKM 28

31 Tahu, dengan hasil sebagai berikut: di IKM Peleburan Aluminium hasil pengujian udara ambient untuk CO: 547 µg/nm 3 (Baku Mutu: µg/nm 3 ); SO2: 67 µg/nm 3 (Baku Mutu: 900 µg/nm 3 ); NO2: 104 µg/nm 3 (Baku mutu: 400 µg/nm 3 ); Debu (TSP): 111 µg/nm 3. Hasil pengujian udara ambient di IKM Tahu CO: 312 µg/nm 3 (Baku Mutu: µg/nm 3 ); SO2: 46,6 µg/nm 3 (Baku Mutu: 900 µg/nm 3 ); NO2: 93,4 µg/nm 3 (Baku mutu: 400 µg/nm 3 ); Debu (TSP): 564 µg/nm 3. Hasil pengujian emisi di IKM Peleburan Aluminium untuk NOx: 295 mg/m 3 ; CO: 0%; NO: 192 mg/m 3 ; NO2: 1,49 mg/m 3 (Baku Mutu Emisi: 750 mg/nm 3 ); CO2: 0,83%; SO2: 417 mg/m 3 (Baku Mutu Emisi: 750 mg/nm 3 ); H2S: 18,4 mg/m 3.Hasil pengujian emisi di IKM Tahu untuk NOx: 78 mg/m 3 ; CO: 0,26%; NO: 78 mg/m 3 ; NO2:18,40 mg/m 3 (Baku Mutu Emisi: 750 mg/nm 3 ); CO2: 3,02%; SO2: 528 mg/m 3 (Baku Mutu Emisi: 750 mg/nm 3 ); H2S: 11,4 mg/m 3. Data hasil pengujian baik udara ambient maupun emisi di kedua IKM tersebut masih di bawah Baku Mutu. Untuk IKM Minyak Atsiri pengukuran kualitas udara tidak dapat dilakukan karena pada saat itu masih dilakukan modifikasi boiler. Gambar 8. Roadmap pengembangan GasMin Gambar 9. Acuan desain dan kapasitas GasMin untuk tiga IKM/UMKM Yogyakarta Kegiatan implementasi 3 (tiga) unit GasMin dengan kapasitas 30 kg/jam di tahun anggaran 2016 telah dilaksanakan, yakni di 2(dua) unit IKM Peleburan Aluminium, masing-masing di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, serta 1(satu) unit di IKM Batik Nakula Sadewo di Kabupaten Sleman. 29

32 Kegiatan RSNI GasMin, telah didaftarkan ke BSN melalui Komtek Direktorat Aneka EBTKE yang akan ditindaklanjuti dengan perumusan pada tahun anggaran Dari kegiatan ini dihasilkan 2 makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, 1 rumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM, 3 Pilotplant/prototipe/demoplant atau rancangan/rancang bangun/formula yang terimplementasi. 6) Penerapan dan Pengembangan Pembakar Siklon di UMKM Jabar Serta Kajian Tekno Ekonomi dan Logistik Teknologi Pembakar Siklon Pada UMKM di Pulau Jawa Pemerintah melalui penelitian dan pengembangan pada Kementerian ESDM, yaitu Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (tekmira) sejak tahun 2014 telah menerapkan teknologi pembakar siklon. Lokasi penerapan teknologi untuk tahun 2016 terpusat 3 lokasi di Provinsi Provinsi Jawa Barat.yakni di UMKM Keramik di Ciwastra, UMKM Jamur Tiram di Subang, dan UMKM pencucian pakaian blue jean di Soreang. Pembakar siklon yang diterapkan di UMKM di Jawa Barat tahun 2016 ini berkapasitas 50 kg/jam dan 120 kg/jam, yang mampu membakar batubara dari peringkat rendah sampai tinggi dengan stabil, baik yang berkadar abu tinggi maupun sangat rendah. Ukuran butir batubara diperkecil sampai -0,5 mm atau -30 mesh. Pembakaran dapat dilakukan tanpa udara sekunder, karena di dalam ruang bakar sudah dicapai kondisi turbulensi yang tinggi. Tungku ini diharapkan menjadi alternatif pengganti liquid petroleum gas (LPG) atau kayu bakar di masyarakat. Pembakar siklon bertemperatur antara 1.200ºC sampai 1.350ºC dengan kandungan panas yang besar, karena dibuat dari refraktori yang tebal. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara atau campuran batubara - biomassa (co-firing), yang merupakan bahan bakar alternatif masa depan yang baik juga untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), karena penambahan biomassa ke dalam bahan bakar batubara dapat mengurangi emisi belerang. Daya tarik dari sistem pembakar siklon dengan bahan bakar cofiring ini adalah pemanasannya lebih terfokus, sehingga selain efisiensi energinya lebih besar, juga proses pemanasan jauh lebih cepat, lingkungan pabrik menjadi lebih bersih, ruang pabrik yang lebih dingin dan tidak berasap dibanding dengan penggunaan kayu bakar. Tujuannya adalah mendukung peningkatan konsumsi batubara domestik dan memaksimalkan teknologi pengolahan batubara dalam negeri melalui penerapan pembakar siklon skala kecil di UMKM Jawa Barat serta mengkaji tekno ekonomi dan logistik penerapan teknologi pembakar siklon di Pulau Jawa. 30

33 Gambar 10. Pembakar Siklon Dari kegiatan ini dihasilkan 2 buah laporan ilmiah, 2 makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, 3 hasil litbang yang terimplementasi. 7) Potensi Energi Laut di Perairan Selat Lembeh dan Sekitarnya, Provinsi Sulawesi Utara Daerah penelitian di Selat Lembeh, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara pada koordinat antara Lintang Utara dan Bujur Timur. Daerah Sulawesi Utara telah lama dikenal dengan potensi bahan galian untuk industri dan panas bumi. Hal yang menarik di perairan Sulawesi Utara khususnya di perairan Selat Lembeh adalah tingkat sedimentasi dan limbah rumah tangga yang relatif rendah sehingga kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah pembangkit listrik tenaga energi laut untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di daerah tersebut. Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dasar mengenai potensi energi laut khususnya arus laut, energi gelombang dan tatanan litologi permukaan dasar laut sebagai acuan dalam membangun infrastruktur pembangkit listrik dari energi laut di perairan Bitung, Sulawesi Utara dan sekitarnya. Gambar 11. Peta batimetri perairan Selat Lembeh 31

34 Kedalaman dasar laut yang disurvei berkisar antara 20 hingga 100 meter dengan kedalaman bertambah ke arah bagian utara, timur laut dan selatan (Gambar 11). Dari hasil pemeruman menunjukkan bahwa umumnya karakter pantulan baik dari echosounder maupun dari Sea-Bottom Profiling memperlihatkan pola reflektor yang relatif bergelombang pada permukaan dasar laut dengan kerapatan kontur sangat rapat dan memperlihatkan morfologi lereng pantai yang relatif curam. Dari kontur menunjukkan bahwa di bagian utara Pulau Serena mempunyai kedalaman laut yang sangat dalam dan curam, dengan kedalaman mencapai lebih dari 100 meter. Pada jarak kurang lebih 50 meter ke arah lepas pantai dijumpai banyak ditumbuhi terumbu karang mengitari hampir di sepanjang daerah penelitian. Di bagian utara Pulau Serena, permukaan dasar lautnya relatif berundulasi terutama mendekati Pulau Lembeh. Pengukuran arus laut di perairan Selat Lembeh dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran tetap (statis) dan bergerak (mobile). Dari hasil penelitian, kecepatan arus yang terekam oleh ADCP Sontek (statis) berkisar antara 0,001 m/detik 2,002 m/detik. U SULAWESI UTARA Bitung Pasut ADCP Sontek ADCP Nortek Sample air P.Serena Kementerian ESDM Republik Indonesia Gambar 12. Peta lokasi penempatan ADCP Sontek dan Nortek serta lokasi pasut dan pengambilan sampel air Dari hasil pengukuran menggunakan ADCP mobile, secara vertikal kecepatan arus berbeda antara arus permukaan, menengah, dan bawah, sedangkan secara horizontal kecepatan arus berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kecepatan arus permukaan sampai menengah berkisar antara 0,15 m/detik 0,35 m/detik, sedangkan kecepatan arus bawahnya berkisar 0,2 m/detik 0,4 m/detik. Secara horizontal distribusi kecepatan arus tidak merata. Analisis kualitas air dilakukan dengan mengukur dan mengambil 60 sampel air laut pada kedalaman 2 m dan 8 m untuk analisis di laboratorium. Hasil pengukuran insitu, ph rata-rata 8,2, salinitas ratarata 33,5, suhu rata-rata 27,6 C, dan konduktivitas rata-rata 50,3. 32

35 Gambar 13. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Hasil analisis dari 42 buah percontoh sedimen didominasi oleh sedimen pasir kerikilan yang ditandai warna oranye muda (gs) sebanyak 15 buah percontoh sedimen (35, 71 %) yang menempati permukaan dasar laut bagian tengah hingga ke bagian selatan daerah penelitian (Gambar 13). Kemudian berikutnya berupa kerikil pasiran ditandai dengan warna coklat agak muda (sg) sebanyak 8 buah percontoh sedimen (19,05 %) yang menempati permukaan dasar laut bagian tengah hingga bagian utara daerah penelitian. Karena besar butir percontoh sedimen ini berukuran kasar menempati rangking ke dua, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan arus di Selat Lembeh cukup besar yang dibuktikan dengan hasil pengukuran kecepatan arusnya mencapai lebih dari 2 m/detik. Gambar 14. Peta karakteristik pantai perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara 33

36 Rapat Daya (Watt/m2) LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016 Pengamatan karakteristik pantai secara rinci dilakukan di beberapa titik menggunakan beberapa parameter oseanologi dan geologi. Dari hasil pengamatan tersebut dapat dibedakan empat tipe pantai di kawasan pesisir ini (pantai berbatu, pantai berpasir, pantai berbatu dan berpasir, dan pantai berbakau). Keempat tipe pantai ini sangat berbeda baik morfologi, litologi, resistensi dan vegetasi yang tumbuh di tiap karakter pantai (Gambar 14). Kajian energi gelombang dilakukan dengan pengambilan data kecepatan angin yang dikonversi menjadi data gelombang. Data kecepatan angin diambil dari Stasiun Klimatologi Stamar, Kota Bitung. Hasil perhitungan besar rapat daya yang dapat dihasilkan dari energi gelombang dengan data kecepatan angin tersebut ditunjukkan pada Gambar Frekuensi Data Angin H (meter) T (detik) Daya Gambar 15. Kurva rapat daya yang dihasilkan dari hasil prediksi tinggi gelombang rata-rata di perairan sebelah utara Selat Lembeh. Kegiatan ini masih membutuhkan data pada musim timur dan data potensi energi gelombang di daerah penelitian untuk mendapatkan hasil yang valid. Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 2 makalah ilmiah. 8) Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan Unsur Tanah Jarang di Pantai dan Perairan Dabo dan Sekitarnya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai prospek keterdapatan endapan plaser dan unsur tanah jarang (UTJ) yang terkonsentrasi pada endapan sedimen dasar laut, di mana endapan plaser dan UTJ tersebut merupakan hasil rombakan batuan intrusi granit yang terdapat di Pulau Singkep. Pengambilan contoh sedimen pantai di Dabo dan sekitarnya, dilakukan pada 30 lokasi dan 41 titik pemboran tangan, sedangkan untuk di laut contoh yang berhasil diperoleh sebanyak 151 buah contoh sedimen dasar laut dengan menggunakan pemercontoh inti (gravity sampler) dan pemercontoh comot (grab sampler). 34

37 Karakteristik pantai kawasan Dabo dan sekitarnya dapat dibedakan 2 tipe pantai, yaitu pantai berkantong pasir (pocket beach) dan pantai berpasir (sand beach). Litologi penyusun pantai terdiri dari endapan aluvium dan Komplek Malihan Persing berupa filit dan batusabak, sekis dan kuarsit. Kedalaman laut terkoreksi di daerah penelitian berkisar antara 3 32 meter. Sedimen permukaan dasar laut daerah penelitian dapat dibagi menjadi 7 jenis sedimen, yaitu pasir kerikilan, pasir lumpuran kerikilan, pasir lumpuran sedikit kerikilan, pasir lanauan, lanau pasiran, lanau, dan lumpur pasiran sedikit kerikilan. Sebaran mineral plaser pada umumnya terakumulasi pada sedimen fraksi kasar. Hasil pengolahan data rekaman sesmik pantul di Perairan Dabo dan sekitarnya memperlihatkan 3 runtunan (sekuen), yaitu Runtunan A, B dan C, serta dijumpai adanya lembah/alur purba yang diduga merupakan suatu lembah yang berpotensi sebagai cebakan mineral plaser dan mineral pengikutnya. Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 8 makalah ilmiah. 9) Litbang Geologi Kelautan Dalam Mewujudkan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Sumber Daya Energi dan Mineral Kelautan Kebijakan satu peta sektor ESDM yang strategis dan Isu Kemaritiman di wilayah Perairan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) perlu dilakukan mengingat potensi kekayaan laut Indonesia termasuk sumber daya energi dan mineral di bawahnya sangat besar. Persamaan persepsi dilakukan dalam penyusunan OMP di lingkungan KESDM terhadap sektor strategis ESDM dan Kemaritiman di antaranya EBT kelautan (energi laut pasang surut dan arus), gas biogenik kelautan, geosains kelautan dan isu terkini tentang kemaritiman di antaranya sebaran sedimen permukaan dasar laut dan karakterisitik pantai, mineral kelautan, studi awal Migas. Lokasi kajian penyusunan OMP meliput daerah-daerah yang telah dilakukan penelitian oleh Puslitbang Geologi Kelautan. Hasil yang didapat dari kegiatan ini, antara lain adalah: 1. Penyusunan peta energi laut meliputi energi arus laut antara lain, di Nusa Penida Bali, Larantuka, Selat Lampa Riau, Selat Sugi Riau, Lombok, Alas, Molo, dan Lirung Sulawesi Utara. 2. Penyusunan peta gas biogenik dangkal (Kuarter) meliputi daerah Pulau Topang, Riau, Muara Kakap, Kalbar. 3. Penyusunan peta geoscience di utara Pulau Jawa. Hasil penelitian yang berkaitan dengan geoscience untuk saat ini diutamakan di Pantura Jawa. 4. Penyusunan peta kebijakan mineral laut di lokasi Bangka Belitung 5. Gas biogenik dalam daerah Utara Bali. Penyusunan kebijakan satu peta diawali dari pegumpulan data hasil penelitian yang sudah dilakukan terutama yang sudah dalam bentuk map, seperti data geospasial, informasi geospasial termasuk 35

38 informasi geospasial dasar (IGD) dan informasi geospasial tematik (IGT). Nilai potensi energi arus diperoleh dari hasil pemodelan selama satu bulan (Hindcast Model). Pemodelan menggunakan Princeton Ocean Modeling (POM) untuk lokasi Selat Riau, Lombok, Larantuka dan Alas. Lokasi Selat Lampa Natuna, Lirung Talaud, Sugi Riau, Toyapakeh Nusa Penida, Sunda dan Mansuar Raja Ampat dimodelkan dengan Mike 21. Model Regional Ocean Modeling System (ROMS) digunakan untuk Selat Boleng, Molo, dan Pantar. Berdasarkan metode di atas diperoleh potensi praktis maksimum dari daerah potensi hasil pemodelan untuk tiap selat adalah sebagai berikut (kw): Alas ( ), Lombok ( ), Sunda ( ), Pantar ( ), Boleng (81.838), Toyapakeh (40.545), Riau (31.924), Larantuka (27.740), Molo (23.208), Lembeh (6.642,19), Mansuar (6.248), Lirung (7.183), Lampa (381,73), dan Sugi (211,52). Gambar 16. Peta potensi energi arus laut Indonesia, P3GL Penyusunan peta gas biogenik dangkal (Kuarter) didasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Topang, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa aspek geologi yang dimiliki Pulau Topang, meliputi kondisi morfologi, struktur, dan stratigrafi berpotensi menghasilkan gas biogenik serta mendukung gas biogenik tersebut terakumulasi, sehingga dapat dilakukan eksplorasi gas biogenik lebih lanjut karena telah diketahui informasi mengenai persebaran gas biogenik di Pulau Topang. Penyusunan peta geosicience di tahun 2016 merupakan penyusunan peta sebaran sedimen permukaan dasar laut di perairan Pantai Utara Jawa yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Lokasi yang digunakan sebagai penyusunan peta berbasis kebijakan satu peta (OMP) antara lain : Lembar (Jakarta) yang diterbitkan pada 36

39 tahun 1992, perairan Cirebon (Lembar 1309) yang diterbitkan pada tahun 1991, perairan Semarang dan sekitarnya Lembar 1409 (Semarang) yang diterbitkan pada tahun 1992, perairan Lembar 1509 (Pati) yang diterbitkan pada tahun 1993, perairan Lembar 1608 (Surabaya) yang diterbitkan pada tahun Kegiatan ini termasuk prioritas, karena keluaran/hasilnya merupakan parameter input penting sebagai bahan masukan atau penyempurnaan dalam penetapan zona Wilayah Pertambangan (WP) maupun dalam memperbaharui (updating) data Minerba One Map Indonesia (MoMi) oleh Ditjen Minerba, selain juga diharapkan mampu berperan sebagai cetak-biru (blueprint) dalam pengembangan mineral dan Unsur Tanah Jarang (UTJ) Kelautan ke depannya. Gambar 17. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa (Godwin, 2016) Gambar 18. Geoportal peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 4 makalah ilmiah. 37

40 10) Analisis Energi Angin untuk Daerah Berpotensi di Indonesia Pengembangan teknologi lokal PLT-Angin di Indonesia saat ini masih terkendala oleh beberapa faktor di antaranya terbatasnya informasi mengenai potensi energi angin yang akurat untuk seluruh kawasan Indonesia yang bisa digunakan sebagai alat identifikasi sistematis dan evaluasi calon lokasi proyek angin. Informasi tersebut dijadikan dalam bentuk informasi spasial berupa peta potensi energi angin memuat informasi mengenai kondisi angin di berbagai wilayah seperti kecepatan angin rata-rata, kecepatan minimum dan maksimum yang dapat dikonversi menjadi peta daya dan energi tahunan (dalam kwh/m 2 atau W/m 2 ). Informasi tersebut penting sebagai dasar penentuan lokasi dan pemilihan teknologi turbin yang tepat. Tujuan kegiatan adalah untuk melakukan studi potensi energi angin yang komprehensif, agar tersedia informasi yang cukup sebagai bahan untuk melakukan studi kelayakan PLT Angin yang komersial. Metodologi kegiatan adalah pengumpulan data primer dan sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan analisis data profil angin hasil pengukuran. Verifikasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil model dengan data observasi atau gabungan keduanya, dan proses ini kadang disebut validasi atau evaluasi. Data yang digunakan adalah data hasil running model WRF-ARW dan data hasil pengamatan di seluruh stasiun meteorology di Indonesia. Data model WRF dihasilkan melalui running dengan skala waktu 1 Januari 2001 sampai 31 Desember Hasil Pengukuran di Dusun Satu Desa Sukadamai Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor ditunjukkan pada Gambar 19. Gambar 19. Kondisi menara ukur angin dan grafik Pengukuran energi angin di Bogor 38

41 Pagu kegiatan Rp ,- dengan realisasi Rp ,- (99.99%). Capaian kegiatan ini berupa Laporan Ilmiah, karya tulis ilmiah yang terbit pada prosiding kolokium P3TKEBTKE, Usulan paten peta potensi energi angin resolusi 5 km granted, Verifikasi Peta Potensi Energi Angin resolusi 5 km dg metode statistik data model (data synop), pengunduhan data CCMP dan FNL sebagai Bahan data asimilasi peta potensi angin 1 km, pengumpulan data peta kehutanan, land use dan jaringan transmisi, serta koordinasi, Survei Menara Ukur Lokasi baru di Kabupaten Sabang, Propinsi DI Aceh; Kabupaten Merauke, Propinsi Papua dan Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi NTB. Capaian hasil kegiatan ini adalah sebagai berikut: Saat ini P3TKEBTKE memiliki sebelas menara ukur kecepatan angin yang telah terpasang untuk dilakukan pengambilan data, yaitu di lokasi Desa Sukadamai, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat; Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur; Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku; Pacitan, Jawa Timur; Maluku Tenggara, Maluku; Maluku Tenggara Barat, Maluku dan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Krueng Raya, Aceh Besar, D.I Aceh; Pulau Nusa Penida, Bali; Pulau Enggano, Bengkulu. Telah selesai dilakukan verifikasi untuk peta potensi energi angin skala 5 km menggunakan data WMO dan ECMWF dengan menggunakan metode statistik. Telah diperolehnya sertifikat hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, untuk peta potensi energi angin skala 5 km. Telah dilakukan perhitungan untuk potensi energi angin Indonesia dengan melibatkan penggunaan lahan sebagai hutan (peta hutan Kemenhut, 2013) juga pemanfaatan lahan kritis pada daerah berpotensi energi angin. Telah selesai dilakukan downscaling data angin sekunder yang bersumber dari NNRP-D: Downscales NCEP/NCAR Global Reanalysis Product skala 110 km diasimilasi dengan data CCMP ke skala 1 km dengan lokasi Probolinggo, Jawa Timur untuk kemudian akan diverifikasi dengan data hasil pengukuran semua lokasi menara ukur kecepatan angin P3TKEBTKE sebagai update dari peta potensi energi angin Indonesia 2014 yang lalu. Telah dilakukan survei dan pengukuran sesaat kecepatan angin di lokasi-lokasi target sesuai peta kecepatan angin sekunder skala 3 km, untuk pemilihan lokasi baru di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; Kabupaten Meauke, Papua; Kota Sabang, DI Aceh. Telah dilakukan verifikasi data tower angin di Desa Ohoidertutu, Pulau Kai Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tenggara dengan SODAR. Telah dilakukan akuisisi menara ukur terpasang beberapa lokasi. Telah dilakukan pembongkaran menara ukur lokasi yang sudah selesai dilakukan pengambilan datanya, yaitu menara ukur 39

42 kecepatan angin di: Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat; Donorejo, Pacitan, Jawa Timur dan Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku 11) Penelitian dan Pengembangan Smart Grid In Microgrid Pada Teknologi Pembangkit Energi Baru Terbarukan Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam tahun jamak atau multiyear yang dimulai tahun Pada tahun 2016 dilakukan monitoring dan evaluasi akhir model smart grid in microgrid skala laboratorium, pengujian sistem smart grid in microgrid di gedung P3TKEBTKE dan pembangunan pilot project smart grid in microgrid di Universitas Udayana. Penelitian sistem smart grid in microgrid di Universitas Udayana dilakukan dalam jangka tahun jamak sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) P3TKEBTKE dengan Fakultas Teknik Universitas Udayana dengan PKS Nomor 2.3/Pj/05/BLE/2015 dan Nomor 1714/UN / KS/2015. Diawali pemasangan alat ukur untuk pengukuran dan pengumpulan data potensi energi surya dan angin serta pengukuran beban listrik yang dilakukan pada tahun 2015, kemudian perancangan Sistem Smart Grid in Microgrid dan pemasangan 1 (satu) set Pilot Project Smart Grid in Microgrid yang dilakukan pada tahun Pagu kegiatan ini Rp ,- dengan realisasi Rp (99,9%). Capaian kegiatan ini berupa laporan ilmiah dan KTI yang terbit dalam prosiding International Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems (ICSGTEIS) 2016 dengan judul Smart Microgrid System With Hybrid System Supply: Udayana University Pilot Project Design. Hasil capaian kegiatan ini adalah Evaluasi Akhir, Uji Kinerja, Perancangan dan Implementasi, sebagai berikut: a. Evaluasi Akhir Model Smart Grid in Microgrid Skala Laboratorium di Universitas Indonesia. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan bahwa : Model smart grid in microgrid skala laboratorium yang dipasang di Renewable Energy & Integration Laboratory gedung Mochtar Riady Plaza Quantum Universitas Indonesia saat ini masih beroperasi dengan baik dan digunakan untuk mensuplai beban berupa peralatan elektronik yang digunakan mahasiswa yang beraktivitas di laboratorium, dan jika ada kelebihan daya atau excess power akan langsung diekspor ke grid. Genset yang dipersiapkan untuk standby sebagai back up power jika terjadi kekurangan pasokan daya masih belum terpakai lagi sejak dilakukan uji kinerja dan optimasi sistem. Hal ini disebabkan karena aktivitas mahasiswa di laboratorium tersebut hanya siang hari, sehingga kebutuhan energi listriknya dapat dipenuhi dari PLTS dan baterai. Sedangkan pada malam hari tidak ada penggunaan daya yang signifikan. 40

43 Webbase remote monitoring saat ini tidak dapat diakses karena dosen yang bertanggung jawab untuk mengelola aplikasi tersebut sedang melaksanakan tugas belajar keluar negeri, dan belum ada penunjukan dosen pengganti dan pengalihan tugas oleh pihak Universitas Indonesia. (a) (b) Gambar 20. (a) Model Smart Grid in Microgrid System skala laboratorium dan (b) peralatan yang telah terpasang. b. Uji Kinerja Smart Grid in Microgrid di Gedung P3TKEBTKE Terjadi beberapa kali trip atau shut down pada sistem terutama saat terjadi jaringan listrik PLN mati dan beban yang terhubung ke sistem melebihi daya mampu sistem. Hal ini dapat terjadi karena adanya proteksi pada pembatasan discharge current pada baterai, dimana untuk menjaga baterai dari kerusakan discharge current maximal yang dapat diberikan oleh baterai hanya 80 A. Agar baterai bisa digunakan sesuai dengan setting maximum DOD yaitu 50%, maka perlu dilakukan penggantian terhadap MCB DC pada panel baterai menjadi A, sesuai dengan maksimum arus charging dari Bidirectional inverter. Selain itu juga perlu dilakukan penggantian terhadap kabel penghubung dari baterai ke panel baterai menjadi 95 mm 2 agar tidak terjadi overheated pada kabel saat arus charge/discharge mencapai nilai maksimum. 41

44 Konfigurasi beban yang disuplai oleh sistem smart grid in microgrid P3TKEBTKE masih belum jelas dan unbalance, sehingga terjadi beberapa kali trip pada salah satu fasa. Untuk itu perlu dilakukan rekonfigurasi beban yang akan disuplai oleh sistem, terutama untuk beban-beban sensitif atau beban-beban prioritas. Ruang kontrol terletak di lokasi yang sangat berdekatan dengan pembuangan panas dari Air Conditioner gedung, sehingga suhu ruang kontrol sangat panas dan mengganggu kinerja peralatan kontrol dan baterai. Untuk itu perlu segera dilakukan penambahan Air Conditioner dan exhaust di ruang kontrol. Sistem webbase monitoring telah dibuat dan dapat diakses, namun server yang digunakan adalah server bekas dan mempunyai spesifikasi yang tidak sesuai dengan minimum spesifikasi yang dibutuhkan. Sehingga webbase remote monitoring sering sekali putus atau tidak bisa diakses. Untuk itu perlu segera dilakukan penggantian atau peningkatan spesifikasi server. Karena kapasitas baterai yang kurang memadai dan kapasitas komponen penunjang sistem proteksi yang tidak sesuai, maka saat PLN mati, baterai tidak bisa memasok beban. Ratarata beban adalah 6 kw, sedangkan kemampuan baterai disetting hanya 1 kvah. Genset sebagai penyeimbang daya juga tidak bisa digunakan karena permintaan BBM ke Bidang Prasarana dan Sarana Litbang P3TKEBTKE tidak dipenuhi. c. Perancangan dan Implementasi Pilot Project Smart Grid in Microgrid di Universitas Udayana Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop kapasitas 26,4 kwp, subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kw PLTB atau 10 x 500 W, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 192 kvah, dan subsistem Generator kapasitas 20 kva. Keseluruhan sistem pilot plant telah terinstal di Gedung DH, Kampus Fakultas Teknik Elektro Universitas Udayana Unit Jimbaran. Gambar 21. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali 42

45 12) Penelitian dan Pengembangan Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali PLTS bisa dioperasikan bersama dengan pembangkit listrik lainnya baik berbahan bakar fosil ataupun pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan lainnya dalam menyuplai suatu beban listrik atau jaringan listrik publik. Dalam operasi tersebut, keseluruhan sistem pembangkit yang terkoneksi harus mampu tersinkronisasi dengan sempurna, handal, serta aman untuk beban listrik dan makhluk hidup di sekitarnya. PLTS yang diimplementasikan di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali dirancang agar dapat beroperasi bersama dengan sumber energi listrik existing yang menyuplai Kompleks Perkantoran Gubernur Bali, yaitu jaringan listrik PLN dan generator set (Genset). Smart System PLTS yang dikembangkan di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali memiliki tujuan untuk optimalisasi dan efisiensi sistem ketenagalistrikan yang ada di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali baik di sisi pembangkit listrik maupun di sisi pengguna energi listrik. Sasaran kegiatan ini adalah terbangunnya sistem kelistrikan hibrida yang handal, efisien dan aman. Ada beberapa keuntungan penerapan smart system di kantor gubernur ini antara lain: Jika daya listrik yang dihasilkan oleh PLTS berlebih, daya listrik akan disalurkan ke battery bank dan berpotensi dapat di salurkan ke grid PLN. Jika PLTS tidak menghasilkan daya listrik, beban akan dipasok dari battery bank jika masih kurang secara otomatis akan di pasok dari grid PLN. Jika PLN padam, daya listrik yang dihasilkan dari PLTS tidak dapat memasok ke beban hingga dapat mendeteksi adanya tegangan referensi. Tegangan referensi ini di dapat dari battere hingga genset beroperasi. Proses swiching daya ini berlangsung cepat diperkirakan kurang dari 1 menit dan sangat smooth tidak menyebabkan kedip tegangan. Pemakaian daya listrik di kantor gubernur dapat dikontrol dan dimonitor sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pemakaian listrik. Pagu kegiatan Rp ,- dengan realisasi realisasi Rp (95 %). Hasil capaian kegiatan ini berupa laporan ilmiah. Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kwp, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 224 kvah, dan subsistem Generator kapasitas 275 kva. Keseluruhan sistem pilot plant telah terinstall di Kompleks Perkantoran Gubernur Bali. 43

46 Hasil capaian kegiatan ini adalah sebagai berikut: Pembangunan smart sistem di kawasan perkantoran Gubernur Bali mempergunakan SCADA untuk mengintegrasikan semua sistem secara data dan kontrol. Pemasangan PV ada yang dihubungkan seri dan ada yang dihubungkan pararel. Cara menentukan hubungan seri dan pararel PV, sangat tergantung pada daya output solar charge controller/mppt. Kapasitas daya listrik adalah 158 kwp. Sedangkan arah dan kemiringan modul menyesuaikan arah lintasan matahari di lokasi. Untuk mendapatkan tegangan dan arus yang sesuai dengan parameter input power inverter dan sebagai proteksi dari rangkaian panel surya maka diperlukan string combiner box. Kegiatan ini menggunakan Bidirectional Inverter Sunny Island. Sunny Island adalah inverter baterai yang dapat mengontrol keseimbangan energy listrik dalam posisi off-grid, sebagai sistem cadangan baterai dan sebagai sistem untuk meningkatkan selfconsumption. Kegiatan ini menggunakan Sunny Tripower STP TL sebagai string inverter (PV Inverter) tiga phasa. Sunny Tripower merupakan PV inverter transformerless dengan dua MPP tracking yang akan mengkonversi arus DC dari panel surya menjadi arus AC tiga phasa dan mengalirkannya ke jaringan (grid). Sunny Tripower STP TL mempunyai kemampuan: Grid Management Services, SMA Power Control Module, Multifunction Relay, Q on Demand 24/7. Baterai yang dipergunakan merupakan baterai yang dikhususkan untuk energi terbarukan yaitu Hoppecke 6 OPzV solar power 520. Hibrid monitoring dan Smart System berfungsi untuk menampilkan parameter operasi secara real time dalam display monitor dengan ukuran monitor 47. Untuk memudahkan operator memonitor pengukuran secara langsung seperti pengukuran daya, tegangan, arus, power factor, harmonic distortion dan energi listrik, parameter daya listrik dari smart system ini dapat dipantau dari beberapa tempat, yaitu di ruang monitor di rumah dinas wakil DPRD Bali, di kantor Badan Litbang dan Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi di Jakarta dengan layar monitor berukuran 60 inchi. Lokasi ruang monitoring adalah di rumah dinas DPRD difungsikan juga sebagai virtual CoE office. Kesimpulan kegiatan ini adalah: 1. Penelitian dan pengembangan smart sistem di kawasan perkantoran Gubernur Bali mempunyai kapasitas 158 kwp dengan baterai sebagai kompensator. 2. Sistem yang dibangun digabungkan secara smart dengan grid PLN dan Genset eksisting. 44

47 3. Data pengukuran untuk hasil keluaran per masing string inverter memperlihatkan hasil paling besar 18.3 kw sehingga total semua string inverter adalah kw. (a) (b) Gambar 22. Array PV (a) dan Struktur Pendukungnya (b). Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dijabarkan sesuai dengan urutan tujuan Strategis Badan Litbang ESDM 2016, adalah berikut ini: a. Tujuan Pertama: Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan di sektor ESDM - Sasaran 1: terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM - Sasaran 2: terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM - Sasaran 3: terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM berupa Usulan Masukan/Rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). 45

48 Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Indikator Kinerja Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM Capaian Satuan Target Realisasi % Masukan/ rekomendasi kebijakan % Kegiatan yang terkait dalam masukan/rekomendasi kebijakan merupakan kegiatan yang hasilnya berupa data dan informasi yang dapat mendukung dan menjadi masukan/rekomendasi kebijakan bagi Kementerian ESDM. Capaian untuk IKU ini adalah 60% (on progress). Sampai dengan akhir tahun 2016, setiap Unit masih dalam tahap penyusunan dan penyelesaian rekomendasi kebijakan (policy brief), beberapa terkendala karena beberapa kajian membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel. Selain itu, adanya kebijakan pemotongan anggaran melalui Inpres No. 8 tahun 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga, penyusunan rumusan/masukan kebijakan belum dapat diselesaikan, sehingga belum dapat disampaikan kepada direktorat teknis terkait atau pihak terkait lainnya. Untuk penyusunan RSNI, diperlukan pembahasan mendalam dan waktu yang panjang dengan melibatkan para pakar serta institusi yang menangani usulan RSNI. Dari beberapa kegiatan penelitian, pengembangan dan kajian yang dilakukan pada tahun 2016, telah dihasilkan beberapa draft dan konsep usulan masukan/rekomendasi kebijakan dan RSNI sebagai berikut: a. Masukan kebijakan Intensifikasi Eksplorasi Migas di Indonesia untuk: - Cekungan Sengkang - Cekungan Timor (Atambua) - Cekungan Mamberamo b. Masukan kebijakan Blok Wilayah Kerja Migas: - Blok Wilayah Kerja Migas Tanimbar Timur - Blok Wilayah Kerja Migas Teluk Bone - Blok Wilayah Kerja Migas Gorontalo Tomini II - Blok Wilayah Kerja Migas Tomini Bay V - Blok Wilayah Kerja Migas Sula II - Blok Wilayah Kerja Migas Dolok - Blok Wilayah Kerja Migas Karaeng. c. Masukan Kebijakan Peningkatan Produktivitas Biomassa dan Minyak Alga dari Mikroalga Air Laut Sebagai Bahan Dasar Biofuel d. Feasibility Study Kilang Minyak Mini Pulau Seram e. Masukan Kebijakan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) f. RSNI0 Tabung gas Tabung bertekanan tinggi untuk penyimpanan gas bumi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor g. Policy Brief tentang Pemanfaatan Flare Gas h. Penyusunan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Energi i. Usulan RSNI Gasifier skala IKM 46

49 j. Perbandingan Regulasi air tanah beberapa negara dan kemungkinan aplikasinya di Indonesia k. Analisis neraca sumber daya sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan untuk mendukung pembangunan jumlah smelter di Indonesia l. Analisis rantai nilai besi dan nikel sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk mendukung pasar industri hilir sektor pertambangan m. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Mendukung Pengembangan Cold Storage Di Sentra Kelautan Dan Perikanan Terpadu n. Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati (BBN) di Daerah Istimewa Yogyakarta o. Komersialisasi Pemanfaatan Biogas p. Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari PLTU Batubara q. Kebijakan Waste to Energy di Indonesia r. Membangun P3GL Sebagai Pusat Survei ESDM Kelautan s. Pemanfaatan dan Pengembangan Gas Biogenik Kuarter b. Tujuan kedua: Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi dan mineral - Sasaran 4: terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral - Sasaran 5: terwujudnya penambahan sumber daya energi dan mineral - Sasaran 6: terwujudnya litbang unggulan - Sasaran 8: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei berupa Laporan ilmiah, Makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yan terakreditasi, Usulan paten, hak cipta dan litbang inovasi, Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang bangun/ formula, Peta/atlas potensi sektor ESDM. Indikator Kinerja Capaian Satuan Target Realisasi % Jumlah Pengembangan dan Produk ,45 Produk Teknologi serta Produk Survei Laporan Ilmiah Laporan Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula Peta/atlas potensi sektor ESDM Makalah ,22 Usulan Paten/Hak Cipta ,25 Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang ,67 Bangun/Formula Peta/atlas ,56 47

50 Rincian untuk tujuan strategis kedua Badan Litbang ESDM 2016 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei merupakan penjumlahan dari IKU Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, PilotPlant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula, dan Peta/atlas potensi sektor ESDM yang merupakan hasil kegiatan litbang berupa pengembangan maupun produk survei. Capaian IKU ini mencapai 102,45% atau 209 dari 204 target produk survei. 2. Laporan Ilmiah Setiap akhir pelaksanaan kegiatan litbang, penanggung jawab kegiatan litbang menyusun laporan akhir berupa Laporan Ilmiah. Pada tahun 2016, target Laporan Ilmiah sebanyak 60 laporan, sedangkan realisasi Laporan Ilmiah adalah sebanyak 63 laporan. Meningkatnya jumlah Laporan Ilmiah ini dikarenakan adanya: 1) penambahan kegiatan litbang selama tahun berjalan melalui optimalisasi anggaran melalui anggaran output cadangan, 2) kegiatan litbang baru berupa kajian-kajian di sektor ESDM sesuai arahan Menteri ESDM, 3) satu judul kegiatan litbang menghasilkan lebih dari satu laporan. a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Laporan ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi tahun 2016 dihasilkan sebanyak 35 laporan dari target 35 laporan. Tabel 6 menunjukkan judul Laporan Ilmiah bidang minyak dan gas bumi dengan rincian hulu migas sebanyak 15 laporan dan hilir migas sebanyak 20 laporan. Tabel 6. Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi No JUDUL LAPORAN Keterangan 1. Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia Hulu 2. Evaluasi Bersama Kaji Ulang WK Migas Hulu 3. Implementasi Mini Airgun Hulu 4. Rekayasa Software Geofisika Program Reduksi Data Gravity V.01 Hulu 5. Perekayasaan Geophone Laser Pintar 3 Komponen Hulu Identifikasi Sweet spot dan Perhitungan Potensi dari Shale Hydrocarbon di Blok Pertamina Sub-Cekungan Jambi (Area Sekitar Sumur Azalea-1 Produksi Gas Metana Skala Mini Plan Dengan Pemanfaatkan Campuran Cairan Rumen, Batubara Dan Air Formasi II Identifikasi Karakter Shale Play pada Formasi Gumai, Formasi Talang Akar dan Formasi Lemat/Lahat di Blok Pertamina Sub-Cekungan Jambi dengan Dukungan Data Core Sumur Azalea-1 Karakterisasi dan Identifikasi Potensi Shale Hidrokarbon di Cekungan Sumatera Utara melalui Akuisisi Core Sumur Meulucut-01 dan Investigasi Tahapan Inisiasi Dan Propagasi Hydraulic Fracturing Pada Formasi Shale 10. Peningkatan Cadangan dan Produksi Minyak Melalui EOR Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu 48

51 No JUDUL LAPORAN Keterangan Optimasi Pengujian Surfaktan LEMIGAS Berbasis Bahan Nabati Dengan Metode Injeksi Berpola di Lapangan Jirak Feasibility Study Untuk Implementasi Skala Pilot Injeksi CO2 EOR-CCS di Daerah Sumatera Selatan Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 01 Januari Pengembangan Pilot Plant Kilang Mini Mobile Hilir 15. Feasibility Study Pembangunan Kilang Mini Pulau Seram Hilir Implementasi demo plant unit oil recovery (oil off-spec treatment) yang dihasilkan Refinary Unit. Penangkapan CO2 menggunakan pelarut kalium karbonat berpromotor asam borat Peningkatan Produktivitas biomassa Dan Minyak Alga dari Mikroalga Air Laut Sebagai Bahan Dasar Biofuel Pemanfaatan Zeolit Alam Sebagai Katalis Konversi Biomassa Menjadi Biofuel Pembuatan Biofuel dari Biomassa Secara Katalitik Menggunakan Reaktor Putar Turbin 21. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 Bahan Bakar Gas Hilir 22. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 LPG Hilir 23. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 LGV Hilir 24. Studi Pemanfaatan Bahan Dasar Nabati untuk Minyak Lumas Roda Gigi Hilir 25. Pembuatan Bio-Grease Menggunakan Aditif Antioksidan Hilir 26. Intensifikasi Pemanfaatan Produk Hilir Migas Nasional Hilir Pemanfaatan Bahan Nabati Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Dan Bahan Dasar Minyak Lumas Dan Gemuk Lumas Di Indonesia Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar Mesin Penggerak Generator Sektor Komersil 29. Analisis Pola Rantai Suplai Pada Kelayakan Usaha DIMETHYL ETHER (DME) Hilir Studi Pengembangan Aditif Nano Untuk Meningkatkan Kinerja Minyak Lumas Intensifikasi Pemanfaatan Gas Bumi Pada Sektor Rumah Tangga, Industri dan Transportasi Pilot Plant Pemanfaatan Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk Rumah Tangga Desain Pilot Plant Adsorben Komponen Korosif Untuk Menyerap Gas Asam Berbahan Dasar Karbon Aktif Implementasi dan Penyusunan Konsep RSNI Rancangan Tabung CNG Tipe 4 untuk Kendaraan Bermotor Sistem Bi-Fuel Pemanfaatan Gas NKL:Implementasi Hasil Litbang Untuk Masyarakat Sekitar b. Bidang Mineral dan Batubara Laporan ilmiah bidang Mineral dan Batubara tahun 2016 dihasilkan sebanyak 6 laporan dari target 6 laporan, dengan rincian teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral sebanyak 2 laporan, teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara sebanyak 2 laporan, dan teknologi eksploitasi tambang dan pengelolaan sumber daya sebanyak 2 laporan (Tabel 7). Hulu Hulu Hulu Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir 49

52 Tabel 7. Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara No JUDUL LAPORAN Keterangan Pengembangan Proses Ekstraksi Unsur Logam Tanah Jarang dan Unsur Logam Jarang Untuk Mineral Maju Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang Pengolahan Dan Pemurnian Mineral Mendukung PNT Mineral Pengembangan Pembakaran Batubara Model Siklon Untuk Substitusi Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Gas Pada Boiler PLTU Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Bahan Baku dan Bahan Bakar Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia Tahap 3 Kajian Peran Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara Dalam Mendukung Perekonomian Nasional Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Laporan ilmiah bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi tahun 2016 dihasilkan sebanyak 17 laporan, dengan rincian teknologi energi baru terbarukan sebanyak 6 laporan, Teknologi Ketenagalistrikan sebanyak 3 laporan, dan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan sebanyak 8 laporan (Tabel 8). Tabel 8. Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi No JUDUL LAPORAN Keterangan 1. Analisis Potensi Energi Angin Teknologi Energi Baru Terbarukan 2. Analisis Potensi Energi Surya Indonesia Teknologi Energi Baru Terbarukan 3. Pengembangan Peta Potensi Energi Mikrohidro Teknologi Energi Baru Terbarukan Studi Simulasi Reservoar Panas Bumi untuk Mendukung Pengembangan Lapangan Panas Bumi Pengembangan Pilot Project BBN Berbasis Kemiri Sunan yang Terintegrasi dengan Sorgum dan Komoditas Lainnya Teknologi Energi Baru Terbarukan Teknologi Energi Baru Terbarukan 6. Pengembangan Teknologi BBN Generasi - 2 Teknologi Energi Baru Terbarukan Penelitian dan Pengembangan Sistem Smart Microgrids pada Teknologi Pembangkit EBT Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Siklus Biner Pengelolaan PLTMH untuk Mendukung Pemanfaatannya secara Masiv di Indonesia Penelitian dan Pengembangan Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali 11. Pemanfaatan Panas Buang PLTG 12. Penyusunan FS dan DED Center of Excellence di Kawasan Nasional Energi Bersih Provinsi Bali Teknologi Ketenagalistrikan Teknologi Ketenagalistrikan Teknologi Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan 50

53 No JUDUL LAPORAN Keterangan Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari Pemakaian Energi Penyusunanan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Energi (Rekomendasi Kebijakan) 15. Penyusunan FS PLTSa Payakumbuh 16. Penyusunan FS PLTSa Balikpapan 17. Pengembangan Energi untuk Kegiatan Produktif di Pulau-Pulau Terluar Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan d. Bidang Geologi Kelautan Laporan ilmiah bidang Geologi Kelautan tahun 2016 dihasilkan sebanyak 5 laporan, dengan rincian Pemetaan Geologi Kelautan sebanyak 1 laporan, Sumber Daya Energi Kelautan sebanyak 2 laporan, Sumber Daya Mineral Kelautan sebanyak 1 laporan dan Geologi Lingkungan dan Kewilayahan Pantai dan Laut sebanyak 1 laporan (Tabel 9). Tabel 9. Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan No JUDUL LAPORAN Keterangan 1. Penelitian dan Identifikasi Cekungan Sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) Migas Perairan Kep. Aru, Papua Barat 2. Penelitian Potensi Energi Laut Perairan Selat Lembeh, Prov. Sulawesi Utara 3. Litbang Geologi Kelautan dalam Mewujudkan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Sumber Daya Energi dan Mineral Kelautan 4. Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan UTJ di Perairan Dabo dan Sekitarnya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau 5. Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan dalam Rangka Mewujudkan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kelautan yang berkelanjutan di Perairan Laut Sulawesi KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Sumber Daya Energi Kelautan KP3 Sumber Daya Energi Kelautan KP3 Sumber Daya Mineral Kelautan KP3 Geologi Lingkungan dan Kewilayahan Pantai dan Laut 3. Makalah Ilmiah yang Dipublikasikan Pada Jurnal Baik di Tingkat Nasional Maupun Internasional, dan Laporan Ilmiah a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Makalah ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi terdapat 39 makalah ilmiah yang dimuat dalam Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi (LPMGB) Tahun 2016 dengan nomor ISSN dan Scientific Contribution Oil and Gas (SCOG) Tahun 2016 dengan nomor ISSN serta seminar nasional dan internasional yang terbit dalam buku prosiding. Judul makalah tersebut dapat dilihat pada Tabel

54 Tabel 10. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi No. Judul Makalah Ilmiah Media Pembuatan Gemuk Lumas Bio Menggunakan Thickener Berbasis 12-HSA Produksi Lokal Simulasi Percobaan Coreflooding Injeksi Surfaktan Polimer Pada Batuan Reservoir Peningkatan Kapasitas Adsorpsi CO2 dari Adsorben Metil Dietanol Amina (MDEA) Berpenyangga Zeolit Alam LMPGB Nomor 1, April 2016 LMPGB Nomor 1, April 2016 LMPGB Nomor 1, April Perekayasaan Sistem Giroskop Gravity Meter LMPGB Nomor 2, Agustus Potensi Hidrokarbon Sedimen Pra-Tersier Daerah Atambua, Timor Barat LMPGB Nomor 2, Agustus Rekayasa Reaktor Turbin Untuk Pembuatan Biofuel dari Biomassa Studi Awal Kinerja Alat Penangkap CO2 Menggunakan Pelarut Kalium Karbonat Berpromotor Asam Borat pada Berbagai Variasi Kandungan CO2 LMPGB Nomor 2, Agustus 2016 LMPGB Nomor 2, Agustus Permo-Triassic Palynology of The West Timor SCOG Nomor 1, April Effect of Optimum Salinity On Microemulsion Formation To Attain Ultralow Interfacial Tension For Chemical Flooding Applicaton SCOG Nomor 2, Agustus Shale as Hydrocarbon Reservoirs SCOG Nomor 2, Agustus In Silico Potential Analysis Of X6D Model of Peptide Surfactant for Enhanced Oil Recovery Construction and Expression on Quarted Recombinant Peptide Surfactant for EOR Application Design of Lubricants of Gasoline Engines Converted to Compressed Natural Gas (LNG-Converted Gasoline Engines) Techno-Economic Evaluation of Carbon Capture Storage for Coal-Based Power Generation in Indonesia Alkoxy Goups of Sulfonated Natural Oil-Based Surfactant to Reduce Oil-Water Interfacial Tension for Chemcal Flooding Assessment of CO 2 -EOR and Storage Capacity in South Sumatera and West Java Basins Construction and Expression of Single Recombinant Surfactant Peptide for EOR Application Mesozoic-Aged Oils in The Northeast Java Basin, Indonesia : Evidence from Triaromatic Dinostreoid Paleozoic Lacustrine Sedimen at West Timor and Tectonic Implication for Timor Island, New Exploration Concept of Hydrocarbon SCOG Nomor 2, Agustus 2016 SCOG Nomor 3, Desember 2016 SCOG Nomor 3, Desember 2016 The ASTECHNOVA 2016 International Energy Conference. 2-3 November 2016, Yogyakarta, International Joint Conference on Science and Technology (IJCST) 2016, Oktober 2016, Bali Energy Procedia ASEAN Microbial Biotechnology Conference (AMBC) 2016, 3-4 Agustus 2016, Denpasar-Bali The 40 th Annual Convention & Exhibition IPA 2016, May 2016, Jakarta Convention Center The 40 th Annual Convention & Exhibition IPA 2016, May 2016, Jakarta Convention Center 20. Cooling Evant in the Boundary of Middle/Late Eocene of Java the 5th International Conference on Earth Science & Climate Change, July 2016, Bangkok, Thailand 52

55 No. Judul Makalah Ilmiah Media Biostratigraphu and Sequence Stratigraphy Analysis at Louise Field in Kutei Basin Correlation of Mud Vulcanoes Seepage, Outcrop Atambua and East Timor Crue Oil by Biomarker Analysis Petroleum System and Potential Play Types in The Cross Border Area of The North Sumatera-Mergui Basin Shale Oil and Gas Potential of Talang Akar and Lemat/Lahat Formations in The Jambi Sub-basin Re-Evaluation of Hydrocarbon Shale Potential in Penagn Group Metas Field, Central Sumatera Badin Forensic Geochemistry, Study Case: Illegal Loading of Crude Oil from Four Tankers around Riau Island, Indonesia Pengembangan Mini Airgun Darat Ramah Lingkungan Mapping of Volcanic Features in Atambua, NTT Area Based on Magnetic Method: Horizontal/Vertical Derivative, Euler Deconvolution and Pseudogravity Methods Palynological Investigation of The Permian Sediments in the Onshore West Timor Paleogeography Maps based on Sequence Stratigraphy Analysis in Jambi Sub-Basin and Implication to Shale Hydrocarbon Play Distribution Exposed Basement Characteristics of Norhern Barito Basin, Siung Malopot Area, Central Kalimantan Study of Paleoenvironmental Changes Based on Lithofacies and Foraminifera Analysis in Padalarang Area, West Bandung Regency, West Java Provincee Innovation of Seismic Source Technology Enviromental-Friendly With Land-Airgun Mapping of Local Basin in Atambua, NTT Based on Gravity Method : Moving Average and Upward Continuation Methods The Correlation between Radon Emmision Concentration and Subsurface Geological Condition Application of Geophysical Methods to Identify Sweet Spot of Shale Hydrocarbon Plays (care in the Jambi Sub-Basin) Completed ensemble Empirical Mode Decomposition : a Robust Signal Processing Tool to Identify Sequence Strata Hydrocarbon Potential in Standstone Reservoir Isolated in Low Permeability Shale Rock (Case Study : Beruk Field, Central Sumatera Basin) IPA Exploration, 8-10 Nopember 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta IPA Exploration, 8-10 Nopember 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta IPA Exploration, 8-10 Nopember 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta IPA Exploration, 8-10 Nopember 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta IPA Exploration, 8-10 Nopember 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta Asia Africa Association of Petroleum Geochemistry (AAAPG), Nopember 2016 IndoHSSE, March 2016, Bandung Seminar Nasional Geofisika 2016, 6 Agustus 2016, Makassar Geosea XIV and 45th IAGI Annual Convention, Oktober 2016, Bandung Geosea XIV and 45th IAGI Annual Convention, Oktober 2016, Bandung Geosea XIV and 45th IAGI Annual Convention, Oktober 2016, Bandung Geosea XIV and 45th IAGI Annual Convention, Oktober 2016, Bandung The 1st Indonesia International Conference on Science Technology Park 2016, Oktober 2016, IPB Convention Center, Bogor Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41, HAGI, September, Lampung Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41, HAGI, September, Lampung Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41, HAGI, September, Lampung Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41, HAGI, September, Lampung Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41, HAGI 53

56 No. Judul Makalah Ilmiah Media Pemanfaatan Batubara Kalori Rendah dengan Cairan Rumen Menjadi Sumber Gas Metana untuk Energi Listrik Masa Depan Pengaruh Volume dan Komposisi Gas Terhadap Keekonomian Pengembangan Gas Suar Bakar di Indonesia Efektivitas penambahan antioksidan terhadap stabilitas oksidasi biodiesel Pemanfaatan dimethyl ether sebagai bahan bakar pada mesin generator Analisis kinerja konverter kit LPG pada motor OHV 160 cc Perbandingan biodiesel B-20 dan minyak nabati murni O-20 pada kinerja mesin diesel generator dan emisinya Karakterisasi lifted frame, flame high, dan flame length, dimethyl ether (DME) dan liquified petroleum gas (LPG) Simposium dan Kongres Nasional IATMI XIV LIPI Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Tehnologi (Techno-Altek) 2016 Seminar Nasional ITENAS Seminar Nasional ITENAS Seminar Nasional ITENAS Seminar Nasional ITENAS Seminar Nasional ITENAS b. Bidang Mineral dan Batubara Makalah Ilmiah di bidang mineral dan batubara pada Tahun 2016 diterbitkan pada Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara dengan nomor ISSN dan Indonesian Mining Journal dengan nomor ISSN (Tabel 11). Tabel 11. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara No. Judul Makalah Ilmiah Media Analisis teknoekonomi pengembangan pabrik peleburan bijih besi dalam rangka memperkuat industri besi baja di Indonesia Analisis Lost Opportunity (LO) bauksit Indonesia Implikasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terhadap pengembangan mineral dan batubara Prediksi pergerakan tanah menggunakan seismik refraksi dan permodelan numerik dengan metode sirt dan gauss-seidel Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 1 Januari 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 1 Januari 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 1 Januari 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 2 Mei Analisis SWOT pengembangan usaha pengolahan pasir zirkon Pembuatan PAC cair dari alumina hidrat pada skala laboratorium Analisis teknoekonomi pengembangan mineral tembaga di Indonesia Sintesis dan karakterisasi material berpori berbasis mineral silika Pulau Belitung Analisis perkiraan biaya pengolahan pasir zirkon (ZrSiO4) menjadi pasir zirkon berkadar ZrO2 65,5 % Implementation of Mathematical Equation for Calculating Alumina Extraction from Bauxite Tailing Digestion Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 2 Mei 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 2 Mei 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 2 Mei 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 3 September 2016 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 12, No. 3 September 2016 Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1 February

57 No. Judul Makalah Ilmiah Media 11. Analisis terms of trade of Indonesia s nickel Utilization of coal gasification producer gas for power generation using 10 kw spark ignition engine Processing zirconia through zircon sand smelting with naoh as a flux A characteristics study of popay zircon sand used for ceramics, refractory and foundry raw materials Kinetic analysis of coal gasification process in Mini Gasifier (Gasmin) reactor Pembuatan karbon aktif batubara untuk adsorbed natural gas Rancang Bangun Pembuatan PDU Proses Reforming Ter Kajian efisiensi energi co-firing dan sumber energi lainnya Pengaruh suhu karbonisasi terhadap perubahan komponen-komponen batubara Studi potensi pembakaran spontan beberapa batubara di Indonesia Studi ketercucian batubara untuk proses gasifikasi &pembakaran Identifikasi dan Karakterisasi Unsur Logam Tanah Jarang pada Abu Terbang (Fly Ash) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin Simulasi thermodinamika proses reduksi Nd Oksida menjadi logam Nd Comparison of an internal combustion engine derating operated on producer gas from coal and biomass gasification Teknologi Pembuatan Besi Tungku Putar Nuget Dengan Rancangan bangun alat percobaan (simulasi) underground coal gasification Kajian percepatan penerapan teknologi pemanfaatan batubara di Indonesia berdasarkan hasil litbang Analisis tekno-ekonomi pengembangan smelter nikel di Indonesia Kajian ekonomi penerapan tungku pembakar siklon di IKM Provinsi Jawabarat Efisiensi pembakaran menggunakan pembakaran siklon pada pengeringan batubara skala pilot plant 31. Gasifikasi batubara untuk pembangkit listrik 32. Implementasi Pembakar Siklon Pada Industri 33. Reduksi oksida logam tanah jarang melalui proses metalotermik Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1 February 2016 Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1 February 2016 Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1 February 2016 Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1 February 2016 Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 2 June 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Prosiding Jasa Kiai 2016 Jurnal UI Advanced Science Engineering Information Technology Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira Tantangan dan peluang teknologi gasifikasi skala industri kecil (gasmin) untuk menggantikan bahan bakar minyak dan kayu bakar menuju komersialisasi Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira

58 No. Judul Makalah Ilmiah Media Analisis prospek pengembangan usaha pasir zirkon dalam rangka mendukung permen no. 8/2015 tentang peningkatan nilai tambah mineral Kajian teknologi dan kebijakan underground coal gasification: Study of underground coal gasification technology and policy Sifat pembakaran batubara hasil proses upgrading dengan Teknologi hot water drying Prediksi terjadinya slagging dan fouling pada boiler berbahan Bakar batubara Rancang bangun pembuatan process development unit (PDU) proses Reforming ter secara autothermal 40. Pengembangan tungku pembakar ter hasil samping gasifikasi Batubara Analisis implementasi kebijakan penetapan kebutuhan dan Persentase minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negri Analisis dampak keberadaan usaha pertambangan tembaga terhadap perekonomian di provinsi Papua Analisis manfaat dan kerugian kebijakan hilirisasi (Peningkatan Nilai Tambah) mineral terhadap pertambangan mineral dan Batubara nasional Pemanfaatan dan investasi granit di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi Analisis pengaruh perubahan panas terhadap kekuatan penyemenan sumur injeksi dan produksi pada gasifikasi batubara bahwa tanah skala laboratorium Integrasi perencanaan program pengembangan masyarakat: PT. Freeport Indonesia dengan pemerintah daerah Kabupaten Mimika Rancangan demo plant pencucian bauksit dengan rotary drum Scrubber (rds) kapasitas 50 ton/jam 48. Kajian dampak implementasi cofiring pada pembangkit Listrik di Indonesia Pendugaan area prospek bijih besi dengan metode geomagnet: Dari eksplorasi geofisika di daerah ABC Kabupaten Katapang, Kalimantan Barat Karakteristik geomekanika batuan pada suhu tinggi dalam kasus: Reaktor Underground Coal Gasification (UCG) Kestabilan lubang bukaan Underground Coal Gasification (UCG) Menggunakan klasifikasi rock mass rating dan analisis tegangan di lokasi gasifikasi batubara bawah tanah, kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Kajian pembangunan smelter mineral logam terintegrasi dengan Rencana PLTA Sungai Mamberamo di Papua Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira 2016 Prosiding Kolokium Puslitbang tekmira

59 c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan pada tahun 2016 dengan nomor ISSN sebanyak 9 makalah ilmiah (Tabel 12). Tabel 12. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE NO. Judul Makalah Ilmiah Media 1. Simulasi Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sumani Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi Uji Kinerja Ballast Elektronik Untuk Satu Lampu Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni Fluoresen (Tl) (Issn ) Simulasi Numerik Fenomena Turbulensi di Dalam Pembakar Siklon Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Dieng Desain Dan Analisis Struktur Menara Lattice Pembangkit Listrik Tenaga Angin 100 Kw Desain dan Analisis Struktur di Desa Tamanjaya, Sukabumi, Jawa Barat Critical Condition Of Sensorless Induction Generator Using Flux Weakening In Wind Turbine Application Control Of Dfig Stator Voltage On Autonomous Micro Hydro Power Plant A Survey Based Approach To Estimating The Benefits Of Energy Efficiency Improvements In Street Lighting Systems In Indonesia Smart Microgrid System With Hybrid System Supply: Udayana University Pilot Project Design d. Bidang Geologi Kelautan Tabel 13. Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni (Issn ) Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni (Issn ) Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni (Issn ) International Journal Of Power Electronics And Drive Systems (IJPEDS, ISSN: , A SCOPUS Indexed Journal) Vol 7, No 1 March 2016 International Journal of Power Electronics and Drive Systems (IJPEDS, ISSN: , a SCOPUS indexed Journal) Vol 7, No 2 June 2016 Renewable and Sustainable Energy Reviews, Vol. 58, May 2016, p Prosiding International Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems (ICSGTEIS) 2016 Puslitbang Geologi Kelautan mempunyai sarana publikasi karya tulis ilmiah yang sudah terakreditasi, yaitu Jurnal Geologi Kelautan yang berbahasa Indonesia dengan akreditasi/issn B/ dan Bulletin of the Marine Geology yang berbahasa Inggris dengan akreditasi/issn Pada Tabel 13 merupakan makalah ilmiah geologi kelautan yang termuat dalam masing-masing publikasi pada tahun Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan No Judul Makalah Ilmiah Media 1 Ostracoda Sebagai Indikator Perubahan Lingkungan Perairan Sekitar PLTU Tarahan, Teluk Lampung, Sumatera Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 1, Juni

60 No Judul Makalah Ilmiah Media Foraminifera Bentonik Kaitannya Dengan Kualitas Perairan di Wilayah Barat Daya Pulau Morotai, Maluku Utara Kebencanaan Geologi Kelautan di Bagian Utara Pulau Obi, Maluku Proses Sedimentasi Cekungan Bone Berdasarkan Penafsiran Seismik Refleksi di Perairan Teluk Bone Sulawesi Selatan Keterdapatan Mineral Lempung Smektit Yang Mempunyai Sifat Plastisitas Tinggi Di Perairan Cirebon, Jawa Barat. Rekam Sedimen Inti Untuk Memperkirakan Perubahan Lingkungan di Perairan Lereng Kangean Perubahan Garis Pantai Pulau Putri Kota Batam Dengan Menggunakan Data Citra Satelit Tahun Keterdapatan Pasir besi Di Pantai Beo dan sekitarnya, Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Indikasi Gas Biogenik Di Perairan Delta Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur Potensi Tenggelamnya Pulau-Pulau Kecil Terluar Wilayah NKRI Shallow Gas Features Based on Interpretation of Bottom Profilling Records at Topang Delta, Meranti Regency, Riau Province The Mechanism of Sediment Depositional Environment of Core Drilling of Gilimanuk Coast, Bali and Ketapang, East Java, Based on Sediment Texture Interpretation of Paleo Channel Based on Shallow Seismic Reflection Record in Banten Bay, Banten Province The Content of Placer Heavy Mineral and Characteristic of REE at Toboali Coast and its Surrounding Area, Bangka Belitung Procince Geological Structures Appearances and its Relation to Mechanism of Arc Collision Northen Alor Wetar Islands The Study of Seafloor Tin Placer Resources of Quaternary Sediment at Toboali Waters, South Bangka Microflora Analysis On Marine Sediment Cores at Western Sumatra Waters and Andaman Sea REE Characteristics On Sea Floor, Weh Island, Province NAD Depositional Modification in Seram Through, Eastern Indonesia Initial Studies of the Marine Geophysical Survey in the Offshore Waigeo, West Papua Late Quaternary Fingerprints of Precession and Sea Level Variation Over The Past 35kyr as Revealed By Sea Surface Temperature and Upwelling Records From The Indian Ocean Near Southermost Sumatera Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 1, Juni 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 1, Juni 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 1, Juni 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 1, Juni 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 2, Nopember 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 2, Nopember 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 2, Nopember 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 2, Nopember 2016 Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No. 2, Nopember 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31, No. 1 June 2016 Bulletin Of Marine Geology Volume 31 No. 1 June 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31 No. 1, June 2016 Bulletin of Marine Geology, Volume 31 No. 1, June 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31 No. 2, December 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31 No. 2, December 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31 No. 2, December 2016 Bulletin of Marine Geology Volume 31 No. 2, December 2016 Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Survey Geologi vol. 17, No. 2, Mei 2016 Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Survey Geologi vol. 17, No. 3, Agustus 2016 Elsevier, Quaternary Internasinal xxx, 2016 (1-10) 58

61 No Judul Makalah Ilmiah Media Stable carbon and oxygen isotopes of four planktonicforaminiferal species from core-top sediments of the Indonesian throughflow region and their significance Sabang Submarine Volcano Aceh, Indonesia: Review of Some Trace and Rare Earth Elements Abundances Produced by Seafloor Fumarole Activities The Study of Tidal Energy Selection- The Case of Strait of Toyopakeh, Nusa Penida, Bali The Study of System Planning of Assets Security on Marine Current Renewable Energy Acta Oceanol. Sin., 2016, Vol. 35, No. 8 Indonesian Journal on Geoscience Vol. 3 No. 3 December 2016: The Third International Conference on Ocean, Mechanical and Aerospace for Scientist and Engineer (OMAse, 2016) ASTECHNOVA, International Energy Conference 4. Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Terdapat 4 judul kegiatan penelitian yang menghasilkan usulan paten dan telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tahun anggaran 2016 untuk mendapatkan paten. Penelitian tersebut yaitu: 3D Geophone laser pintar (Alat Getaran Seismik 3 Dimensi yang Dikembangkan) dengan nomor pendaftaran P tanggal 14 Oktober Teknologi Biosurfaktan Multiple Supel00 Construction (MSC) Recombinan dengan nomor pendaftaran P tanggal 8 April Alat Konversi Biomassa dari Bahan Berbasis Selulosa menjadi Bahan Bakar Setara Solar dengan nomor pendaftaran P tanggal 21 September Formula Pengembangbiakan Bibit Mikroba Rumen Dengan Metode Upscale Untuk Peningkatan Produksi GMB dengan nomor pendaftaran P tanggal 22 Desember Selain itu, 3 kegiatan litbang telah terpilih dalam penetapan 108 inovasi Indonesia yang diadakan oleh Bussiness Innovation Center. Judul litbang inovasi tersebut sebagai berikut: Teknologi Airgun-Darat Ramah Lingkungan Untuk Eksplorasi Sektor ESDM Formulasi Mikroba Cairan Rumen untuk Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB) Alat Konversi Biomassa menjadi bahan bakar Solar menggunakan Reaktor Putar Cepat b. Bidang Mineral dan Batubara Terdapat 2 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran 2016, yaitu: 59

62 Pembuatan material penetral air asam tambang, pupuk amonium sulfat dan perolehan besi oksida dari residu bauksit dengan nomor pengajuan HKI-APP tanggal 7 Desember Pembuat Nikel Pig Iron Nugget/Ferro Nikel Nugget dari Bijih Nikel Kadar Rendah-Tinggi dengan Teknologi Rotary Kiln dengan nomor pengajuan HKI-APP tanggal 7 Desember Sedangkan pengajuan usulan Litbang Inovasi bidang mineral dan batubara yang telah disampaikan kepada Business Innovation Center (BIC) dalam rangka 108 Inovasi Indonesia adalah Teknologi roasting oksidasi untuk mempermudah proses pembuatan pig iron nuget dari konsentrat pasir besi. c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Terdapat 5 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak cipta kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran 2016, yaitu: Peta Potensi Energi Angin Indonesia Resolusi 5 km dengan nomor pendaftaran C tanggal 29 April Peta Potensi Energi Surya Indonesia Resolusi 5 km dengan nomor pendaftaran C tanggal 29 April Peta Potensi Energi Mikro Hidro Indonesia Resolusi 27 km dengan nomor pendaftaran C tanggal 29 April Peta Potensi Energi Mikro Hidro Jawa dengan nomor pendaftaran C tanggal 27 September Peta Potensi Energi Mikro Hidro Sulawesi dengan nomor pendaftaran C tanggal 27 September d. Bidang Geologi Kelautan Usulan Hak cipta bidang geologi kelautan pada tahun 2016, sebagai berikut: Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1014 (Jambi) dengan nomor pendaftaran C Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1310 (Pulau Rakit) dengan nomor pendaftaran C Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1210 (Kepulauan Seribu) dengan nomor pendaftaran C Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1113 (Pangkalpinang) dengan nomor pendaftaran C Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 2209 (P. Batuata) dengan nomor pendaftaran C Sedangkan usulan paten bidang geologi kelautan pada tahun 2016 adalah dengan Judul Alat Untuk Pengukur Arus Bouy Float Tracking dengan nomor pendaftaran S tanggal 14 Desember

63 5. Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/ Formula a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Pada tahun 2016 ada 5 judul kegiatan yang menghasilkan rancang bangun/prototype/formula/rekayasa penerapan teknologi unggulan, kegiatan tersebut, yaitu: 1) Rancang Bangun Airgun Mini 2) Pembuatan biofuel dari biomassa secara katalitik menggunakan reaktor putar turbin 3) Formula Gemuk Lumas Bio Dengan Ketahanan Oksidasi Tinggi 4) Formula Surfactant Lapangan Jirak 5) Formula Minyak Lumas Sepeda Motor Dengan Aditif Nano Berikut penjelasan singkat tujuan dan hasil kegiatan rancang bangun/ prototype/ formula/ rekayasa penerapan teknologi di bidang minyak dan gas bumi. 1) Rancang Bangun Airgun Mini Untuk meningkatkan jumlah sumber daya hidrokarbon dan cadangan migas baru maka dilakukan percepatan pengusahaan migas di Indonesia melalui rancang bangun airgun mini. Perancangan dilakukan di PPPTMGB "LEMIGAS" dan telah diuji coba di lapangan Lusi, Sidoarjo, Jawa Timur. Gambar 23. Rancang bangun, implementasi mini airgun di LUSI Sidoarjo, Jatim Hasil rekayasa instrumentasi geofisika mini airgun berupa rancang bangun yang digunakan untuk sumber getaran seismik di lapangan. Hasil instrumentasi tersebut adalah mini airgun (5G-Gun) beserta alat kontrol dan aksesoriesnya. Hasil rekayasa mini airgun dan alat kontrolnya telah dilaksanakan dan diuji coba memberikan hasil yang baik. Kegiatan rekayasa mini airgun 2016 berhasil mengatasi sebagian besar kelemahan yang ada pada mini airgun generasi sebelumnya 61

64 seperti pada cara kerja yang lebih baik, aspek HSE/LK3 yang lebih baik, sifat portabel yang lebih baik, desain yang lebih baik, dan kemungkinan perbaikan atau pengembangan lebih mudah dilakukan serta kendali elektronika yang kompatibel dengan shot pro seismic standar industri. Gambar 24. Penghargaan karya inovasi 108 tahun ) Pembuatan biofuel dari biomassa secara katalitik menggunakan reaktor putar turbin Pilot plant ini bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi biomassa di Indonesia serta Inovasi rekayasa reaktor turbin dan katalis untuk pembuatan biofuel menggunakan teknik Catalytic Pressureless Depolymerization. Hasil penelitian merupakan penyempurnaan alat reaktor turbin untuk mengetahui karakterisasi katalis, menguji kinerja alat dan katalis sehingga diperoleh produk hasil uji biofuel dan identifikasi biofuel GC MS, komposisi, C H O N S, FTIR. Biofuel yang dihasilkan terdiri dari yield crude biofuel % dan komponen senyawa hidrokarbon C5 C8 berkisar 5%. Penelitian masih perlu terus dilakukan lebih jauh, terutama mengenai konversi biomassa menjadi biofuel menggunakan reaktor turbin untuk mengoptimalkan 62

65 hasil yield dan mutu biofuel dan memperoleh metode konversi yang paling ekonomis. Gambar 25. Alat reaktor putar turbin 3) Formula Gemuk Lumas Bio Dengan Ketahanan Oksidasi Tinggi Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan teknologi pembuatan gemuk lumas bio untuk industri, menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar dan bahan thickener lokal berbasis minyak jarak yang mempunyai kinerja yang baik dan aman bagi lingkungan. Serta penambahan aditif antioksidan sebagai upaya meningkatkan ketahanan gemuk lumas terhadap oksidasi. Proses pembuatan gemuk lumas dalam penelitian ini menggunakan sistem cold set yaitu menggunakan suhu yang tidak terlalu tinggi diantaranya meliputi: Pemanasan asam 12-Hidroksistearat pada temperatur lelehnya yaitu 85 o C selama 1 jam, pelarutan LiOH dalam air, serta blending gemuk lumas yang dilakukan selama 90 s/d 120 menit sampai homogen dengan menjaga temperatur blending pada suhu o C. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan formulasi dengan cara uji coba di laboratorium dilanjutkan dengan uji karakteristik gemuk lumas meliputi dropping point, penetrasi, scar diameter, dan copper strip corrosion. Pada tahun , tim studi PPPTMGB LEMIGAS telah berhasil membuat suatu produk berupa asam 12 hidroksitearat (HSA) yang digunakan sebagai bahan dasar thickener untuk gemuk lumas yang berasal dari minyak jarak. Itu sebabnya pembuatan bio grease menggunakan thickener berbasis minyak jarak produksi lokal hasil penelitian tahun diharapkan akan meningkatkan nilai tambah pada minyak jarak sekaligus meningkatkan total kandungan dalam negeri (TKDN) produk gemuk lumas. 63

66 Gambar 26. Uji kinerja mesin menggunakan minyak solar 48, Biodiesel, Minyak Nabati Murni, B-20 dan O-20. Gambar 27. Hasil uji kinerja mesin dan kompatibilitas material Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh aditif antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio, dapat disimpulkan bahwa, yang memiliki tingkat ketahanan cukup tinggi adalah penambahan antioksidan 1,5% (Tabel 14). Penelitian ini merupakan inovasi dalam penelitian di bidang pelumas yang berkomitmen untuk menghasilkan jenis-jenis gemuk lumas yang aman, ramah lingkungan dan terbarukan. Pemanfaatan minyak jarak dalam penelitian menghasilkan peningkatan TKDN produk hingga mencapai > 95%. 64

67 Tabel 14. Pengaruh Aditif Antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio Formula Minyak Jarak (%) LiOH (%) 12-HSA (%) Anti Oksidan (%) G G G G G ) Formula Surfactant Lapangan Jirak Pada bahan baku surfaktan MES telah dilakukan berbagai formulasi dengan melakukan penambahan ko-surfaktan, pelarut yang kemudian dilarutkan dengan air formasi dan air sintetik, tetapi hasil screening laboratorium menunjukkan bahwa formulasi surfaktan dari bahan baku MES belum layak sebagai surfaktan EOR atau belum kompatibel dengan fluida reservoir lapangan Jirak. Berdasarkan hasil pengujian formulasi tahap VII s.d IX belum didapatkannya formula yang memenuhi persyaratan sebagai surfaktan untuk aplikasi injeksi kimia EOR, sehingga dikembangkan optimasi sintesis terhadap bahan baku surfaktan PDO menjadi PDOS atau AES. Hasil pengukuran IFT pada larutan AES menunjukkan harga IFT yang lebih kecil dari IFT MES ditunjukkan pada Gambar 28. Selanjutnya pada bahan surfaktan ini dilakukan pengujian IFT, filtrasi, thermal stability, phase behavior dan core flooding. Hasilnya menunjukkan larutan surfaktan sudah memenuhi beberapa persyaratan seperti: 1. Harga IFT 10-3 dyne/cm, 2. FR < 1.2 pada konsentrasi surfaktan < 0.5%, 3. Thermal stability 1 bulan menunjukkan harga IFT 10-3 dyne/cm dengan konsentrasi surfaktan 0.5% Persyaratan yang belum terpenuhi: 1. Kompatibilitas 2. Phase behavior Uji kinerja surfaktan dilanjutkan dengan pengujian core flooding untuk mengetahui RF dari larutan surfaktan dalam meningkatkan produksi minyak. Peningkatan produksi minyak atau RF dari hasil pengujian core flooding ini menunjukkan bahwa kinerja larutan surfaktan belum optimum dalam meningkatkan produksi minyak, dikarenakan volume larutan surfaktan yang diinjeksikan belum ekonomis/masih terlalu besar. Masih perlu dilakukan pengembangan sintesis untuk mendapatkan bahan baku surfaktan dengan formula yang kompatibel dan ekonomis untuk reservoir target. 65

68 Gambar 28. Pengukuran IFT MES dan AES 5) Formula Minyak Lumas Sepeda Motor Dengan Aditif Nano Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi minyak lumas dengan aditif nano untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar alternatif dalam rangka ketahanan energi nasional. Formulasi mencakup spesifikasi sebagaimana dipersyaratkan dalam standar SAE dan API Service. Hasil formulasi sudah terbukti memenuhi spesifikasi yang ditentukan dengan beberapa pengujian karakteristik. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa dosis penambahan aditif pemodifikasi gesekan optimum adalah sebesar 0,1 % berat dan akan ditambahkan ke minyak lumas agar mendapatkan performa yang lebih baik terutama dari segi gesekan dan perlindungan keausannya. Setelah mendapatkan dosis optimal penambahan aditif nano dan cara preparasinya, kemudian dibuat 4 buah minyak lumas yang tersaji pada Tabel 15 dengan karakteristik pada 0. Tabel 15. Formula Minyak Lumas Sepeda Motor SAE10W-40 API SL/JASO MB SAE 10W-30 API SL/JASO MB Masena YR Masena YN Masena HR Masena HN Komposisi Konsentrasi (% berat) Base Oil I Base Oil II Base Oil III Aditif I Aditif II Aditif III Nano MoS SDS

69 Tabel 16. No Parameter Spesifikasi 10W-40 API SL/MB 1. Visk. Kinematik 100 o C, cst Karakteristik Minyak Lumas Sepeda Motor MASENA YR MASENA YN Spesifikasi 10W-30 API SL/MB MASENA HR MASENA HN Indeks Viskositas, min min o C (cp), maks maks Pour Point ( o C) Maks Maks TBS (cp), min min Flash Point, o C, min min TBN, mg-koh/gr, min min Sulfated Ash min 0.6 0,73 0,76 min 0.6 0,71 0,69 9. Foaming T&S Sq.1 (ml), max 10/0 nil/nil nil/nil max 10/0 nil/nil 10/nil 10. Sq.2 (ml) max 50/0 10/nil 10/nil max 50/0 10/nil 50/nil 11. Sq.3 (ml) max 10/0 nil/nil nil/nil max 10/0 nil/nil 10/nil 12. Sq.4 (ml) max 100/0 50/NIL 30/NIL max 100/0 40/NIL 50/NIL 13. Sifat Penguapan Noack, %-wt max max b. Bidang Mineral dan Batubara Bidang mineral dan batubara merealisasikan 1 dari 2 Pilot plant/prototipe/demoplant atau rancangan/ rancang bangun/ formula yang direncanakan, yaitu: Rancang Bangun Inovasi Burner Untuk Aplikasi UCG. Realisasi satu rancangan tidak tercapai karena ada proses yang belum dilaksanakan yakni pembuatan simulasi pembakaran Proses UCG diawali dengan penyalaan batubara pada zona yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini digunakan bahan bakar LPG untuk proses penyalaan batubara karena selain mudah diperoleh juga menghasilkan nyala api yang dapat kontak dengan batubara. Untuk melakukan simulasi penyalaan UCG disiapkan reaktor, burner, alat ukur laju alir udara dan LPG, pipa dan slang. Gambar 29 dan Gambar 30 menampilkan gambar teknik rancangan peralatan simulasi secara vertikal dan horizontal yang telah dibuat. Reaktor terbuat dari pelat baja tebal 6 mm. Pada bagian bawah reaktor diisi dengan batubara yang telah dipadatkan serta tanah pada bagian atasnya dengan lubang vertikal berdiameter 6 inchi pada bagian tengah sehingga serupa dengan lubang hasil pemboran. Pada bagian bawah reaktor dipasang rel untuk menggeser bagian bawah reaktor bila sekiranya diperlukan pemasangan lagi batubara atau diperlukan perbaikan burner. Pada bagian atas reaktor dipasang alat pembakar gas buang proses penyalaan awal. Burner yang dirancang untuk penyalaan awal batubara pada proses UCG tidak jauh berbeda dengan burner pada umumnya, dibuat dari pipa baja 1¼ inchi dengan jumlah lubang nozle dan udara masing-masing 6 buah. 67

70 Gambar 29. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara vertical. Gambar 30. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara horizontal Gambar 31. Rancangan burner 68

71 Di bagian bawah burner dibuat semacam reflektor berbentuk setengah lingkaran untuk memantulkan/ mengarahkan lidah api ke arah samping yaitu batubara. Selanjutnya untuk mengalirkan bahan bakar LPG dan udara dari tabung gas dan kompressor ke burner digunakan dua set selang yang tahan terhadap perubahan suhu panas dengan panjang 80 meter atau sesuai dengan jarak/kedalaman burner. Sedangkan pemantik terbuat dari satu buah elektrode berbahan nikelin berukuran Φ 2 mm diletakan pada permukaan lubang api burner dan terhubung ke ignitor bertegangan 7.5KV 10 KV melalui kabel silikon. Compressor LPG Ignitor Valve Valve Valve Pressure gauge Pressure gauge Flow meter Valve Valve Valve Valve Flow meter Flow meter Valve Elektroda Burner Gambar 32. Skema peralatan simulasi pembakaran UCG Tujuan rancang bangun ini adalah membuat burner serta mendapatkan komposisi udara dan LPG yang tepat untuk aplikasi UCG dan mengembangkan standard operating procedure (SOP) untuk penyalaan awal UCG sehingga prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan aman. Untuk kegiatan tersebut telah disusun mekanisme simulasi penyalaan serta peralatan yang digunakan seperti pada Gambar 32. c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Bidang ketenagalistrikan dan EBTKE merealisasikan 1 Pilot plant/prototipe/demoplant atau rancangan/ rancang bangun/ formula dari 3 yang ditargetkan, yaitu Rancang bangun Turbin Cross Flow Turbine Daya 5 s/d 35 kva sesuai dengan SNI dan Prototipe berdaya 5 kva. 1. Rancang bangun Turbin Cross Flow Turbine Daya 5 s/d 35 kva sesuai dengan SNI dan Prototipe berdaya 5 kva Tujuan dari desain turbin cross flow adalah untuk mendapatkan desain serta blue print agar siap pabrikasi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia. Turbin Cross Flow yang didesain mempunyai 4 jenis diameter roda turbin yang disesuaikan dengan head yang 69

72 tersedia dan bahan sudu pipa baja diameter 2,5; 3; 4 dan 6 inchi. Simulasi numerik sudah dilakukan dengan menggunakan ANSYS 2016 dan prototipe yang dibuat telah diuji coba di lokasi PLTMH Cijedil, Cianjur dan di analisis performansi serta kehandalannya. Proses desain, pembuatan prototipe turbin cross flow atau arus lintang dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida FTMD ITB dan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Energi Baru Terbarukan (PPEBT-ITB). Hasil Pengujian di Laboratorium menunjukkan: Efisiensi maksimum pada 419 rpm, simulasi menghasilkan 82%dan hasil pengujian 77,9% Visualisasi aliran dalam turbin,menunjukan Hal yang serupa pada simulasi dan pengujian Turbin arus lintang dapat dilanjutkan ke pembuatan prototype dengan daya yang lebih besar dan akan diuji lapangan,dengan melakukan pengukuran dari hasil keluaran generator. Gambar 33. Rancang Bangun dan Prototipe Turbin Cross Flow 5 kw Pengujian lapangan dilakukan di PLTMH Cijedil dari Pusharlis PT PLN, dengan head gross yang tersedia 40 meter. Pada instalasi pengujian dipasang penstock dari 650 mm ke 350 mm, dan untuk meratakan kecepatan pada penstock dipasang straightened atau pelurus aliran, berupa Honneycomb, serta alat ukur aliran berupa orifice yang dipadukan dengan weirmeter. Head statik turbin didapat dari pressure gage yang di pasang pada flens masuk turbin. Efisiensi Turbin didapat sekitar 70%, sedangkan efisiensi sistem 40% hal ini terjadi dikarenakan efisiensi generator yang sangat rendah. Pada saat pengujian sistem turbin generator dilakukan terdapat beberapa 70

73 kebocoran pada turbin arus lintang, terutama pada sisi gland packing mekanisme katup. Namun demikian kebocoran tidak mengganggu pengujian dan pencuplikan data dengan sistem data aquisisi dan komputer. Pengujian sistem turbin akan dilanjutkan dengan mengganti generator 3 phasa 50 Hz yang telah diuji performansinya, yakni generator milik Lab Mesin Fluida ITB dengan merk OHATSU berdaya 12,5 kva. Kebocoran dalam sistem packing akan diperbaiki dan solusi telah didapat dengan melakukan sedikit perubahan pada sistem packing. 2 (dua) jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun penerapan teknologi unggulan bidang ESDM tahun 2016 yang menjadi target kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi masih dalam proses penelitian dan pengembangan, yaitu: 1. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop kapasitas 26,4 kwp, subsitem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kw PLTB atau 10 x 500 W, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 192 kvah, dan subsistem Generator kapasitas 20 kva. Keseluruhan sistem pilot plant telah terinstall di Gedung DH, Kampus Fakultas Teknik Elektro Universitas Udayana Unit Jimbaran. Namun, hingga tanggal 31 Desember 2016 belum bisa dilakukan uji kinerja system secara keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun penerapan teknologi unggulan bidang ESDM. Gambar 34. Pilot Plant Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali. 2. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kwp, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 224 kvah, dan subsistem Generator 71

74 kapasitas 275 kva. Keseluruhan sistem pilot plant telah terinstall di Kompleks Perkantoran Gubernur Bali. Namun, hingga tanggal 31 Desember 2016 belum bisa dilakukan uji kinerja system secara keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun penerapan teknologi unggulan bidang ESDM. Gambar 35. Proses Konstruksi Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali d. Bidang Geologi Kelautan Bidang geologi kelautan merealisasikan 1 Pilot plant/prototipe/ demoplant atau rancangan/rancang bangun/formula dari target 2 yang direncanakan. 1 (satu) Rancangan Model Keekonomian Industri Maritim tidak dilaksanakan karena kegiatannya terkena dampak kebijakan penghematan anggaran. Berikut adalah satu rancang bangun yang berhasil direalisasikan di bidang geologi kelautan, yaitu: Prototipe PLT Arus Laut Pada tahun 2016 dilaksanakan kegiatan Pembangunan Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS Surabaya). Output dari kegiatan ini menghasilkan 1 (satu) buah prototipe dengan capaian realisasi Indikator Kinerja Kegiatan sebesar 100%. Kegiatan pembangunan prototipe PLTAL ini dilaksanakan melalui 2 tahapan pelaksanaan kegiatan yakni penyusunan Dokumen UKL/ UPL dan pembuatan Design Engineering Detail (DED) Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Pembangunan PLTAL di Bali ini menjadi awal 72

75 proyek percontohan untuk kawasan Bali sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih dan Pengembangan Bali sebagai Centre of Excellent Energi Bersih. Garis besar ruang lingkup kegiatan ini adalah Pembuatan Dokumen Detail Engineering Design (DED) Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Arus Laut Kapasitas terpasang 21 kw dengan beberapa kegiatan yang meliputi: 1. Evaluasi dan Rekomendasi hasil dari Basic Desain PLT Arus Laut tahun Pembuatan Detail Desain Sistem Turbin dan Pengujian Turbin Vertikal untuk validasi Scale Up dimensi. 3. Pembuatan Detail Desain Sistem Transmisi Mekanik & Elektrik 4. Pembuatan Detail Desain Sistem Konstruksi Platform PL Arus Laut 5. Pembuatan Detail Desain Sistem Mooring 6. Pembuatan Sistem Detail Pengendalian dan Monitoring 7. Pembuatan Dokumen Detail Prosedur Produksi & Instalasi 8. Pembuatan Daftar Bahan, Komponen dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) PLTAL Gambar 36. Posisi Lokasi Terpilih Untuk PLT Arus Laut di Selat Toyapakeh Nusa Penida Bali. Rencana lokasi penempatan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) ini terletak pada koordinat geografis 08 o 40 25,2 LS dan 115 o 29 16,2 BT (UTM 50L mt, mu) atau meter dari Pantai Desa Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida. Lokasi tersebut berada pada Selat Toyapakeh Pulau Nusa Penida Bali. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan aspek teknis seperti morfologi dasar laut, lebar selat dan potensi kecepatan arusnya prototipe turbin arus laut yang bisa dikembangkan. Potensi arus laut pada lokasi terpilih berkisar antara 0,5-2,5 m/detik. Sehingga, mempunyai potensi praktis sebagai pembangkit listrik arus laut dengan daya yang dapat dihasilkan sebesar 758 W tiap turbin. Selain itu, juga mengacu aspek non teknis 73

76 yang meliputi aksesbilitas dan penerimaan masyarakat. Lokasi terpilih juga tidak berada pada kawasan konservasi dan daerah yang dilindungi. Turbin yang digunakan sebagai rancangan desain PLTAL adalah Turbin Darrieus Passive-Pitch dengan total kapasitas 24 kw. Pemenuhan kapasitas ini dilakukan melalui 6 unit turbin yang terdiri dari : 2 unit x 5 kw dan 4 unit x 3,5 kw. Dimensi turbin yang mengikuti kapasitas tersebut adalah sebagai berikut : Ilustrasi rencana pemasangan turbin pada desain ponton disajikan seperti pada Gambar 37. Gambar 37. Ilustrasi pemasangan turbin 2 x 5 kw dan 4 x 3.5 kw pada ponton PLTAL Turbin Darrieus dengan passive pitch memiliki banyak keunggulan, diantaranya ialah memiliki kemampuan self starting yang lebih baik daripada Turbin Darrieus fix pitch, meminimalisir stall, dan meningkatkan gaya lift pada sebagian besar azimuth putar turbin. Untuk mengetahui performa (daya mekanik dan efisiensi) Turbin Darrieus Passive Pitch dilakukan penelitian secara eksperimental. Berikut adalah parameter desain rancang bangun Turbin Darrieus Passive Pitch yang dijadikan variabel tetap dalam penelitian ini. 6. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan a. Peta yang dihasilkan oleh Puslitbang Geologi Kelautan pada tahun 2016 berhasil merealisasikan 7 peta seperti ditunjukkan pada Tabel

77 Tabel 17. Daftar Peta Geologi Kelautan NO JUDUL GAMBAR PETA 1 Peta Intensitas Magnet Total Perairan Lembar 3113 (Waren) 2 Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar 1110 (Tanjungkarang) 3 Peta Intensitas Magnet Total Perairan Lembar 3114 (Bosnik) 75

78 NO JUDUL GAMBAR PETA 4 Peta Intensitas Magnet Total Perairan Lembar 2714 (P. Misool) 5 Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar 0718 (Pematang Siantar) 6 Peta Intensitas Magnet Total Perairan Lembar 2713 (Wahai) 76

79 NO JUDUL GAMBAR PETA 7 Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar 0719 (Tebingtinggi) b. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi pada tahun 2016 dihasilkan 12 peta/atlas potensi sektor energi dan sumber daya mineral. Peta tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peta potensi Sengkang 2. Peta potensi Mamberamo 3. Peta potensi Atambua 4. Peta potensi Blok Tanimbar Timur 5. Peta potensi Blok Teluk Bone 6. Peta potensi Blok Dolok Karaeng Sulawesi 7. Peta Potensi Blok Dolok Papua 8. Peta Potensi Blok Sula II 9. Peta Potensi BlokGorontalo Tomini III 10. Peta Potensi Blok Tomini Bay V 11. Peta Sweet Spot Shale Play Formasi Talang Akar 12. Peta Sweet Spot Shale Play Gumai (bagian bawah) c. Peta/Atlas Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan yang bertarget 3 peta. Peta tersebut tidak dapat dicetak karena adanya pemotongan anggaran, sehingga peta yang telah selesai disusun masih dalam bentuk softfile. Peta tersebut, adalah: 1. Peta Potensi Energi Angin Gambar 38. Peta Potensi Energi Angin Indonesia 77

80 2. Peta Potensi Energi Surya Gambar 39. Peta Potensi Energi Surya Indonesia 3. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa Gambar 40. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa dengan Metode Curah Hujan c. Tujuan ketiga: Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi dan mineral 1) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM 2) Sasaran 9: terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi dan TKDN 3) Sasaran 10: terwujudnya peningkatan jasa teknologi 78

81 Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei berupa Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/ rancang bangun/ formula dan Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi. Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Indikator Target Realisasi % Capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi juta Rp juta Rp 76,36 Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi terdapat pada dua bidang, yaitu minyak dan gas bumi dan mineral dan batubara. Capaian jumlah PNBP Jastek adalah 76,36%, dengan rincian sebagai berikut: a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS dikelola melalui Badan Layanan Umum (BLU). Pelayanan jasa teknologi diarahkan untuk memberikan nilai tambah dari kebutuhan pelanggan/industri hulu dan hilir migas melalui pelayanan Jasa Studi, Jasa Laboratorium, dan Jasa Kalibrasi. Realisasi PNBP BLU sebesar 77,52% (67,52 M) dari target Rp 87,4 M. Realisasi tersebut tidak mencapai target karena beberapa faktor, antara lain adalah pengaruh menurunnya harga minyak dunia menyebabkan penurunan sejumlah kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal. Kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian dan belum seluruh kemampuan tercantum dalam tarif PNB. Selain itu, beberapa hasil litbang belum dapat dikomersialisasikan. Realisasi ini melebihi target (104,8%) bila dibandingkan dengan target Kontrak Kinerja (KK) BLU dengan Kementerian Keuangan, yaitu sebesar Rp 64,4 M. b. Bidang Mineral dan Batubara Realisasi PNBP Bidang Mineral dan Batubara Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 49,52% dari target penerimaan. Realisasi penerimaan PNBP dari jasa pengujian laboratorium masih belum memenuhi target, salah satu penyebabnya adalah terjadinya persaingan pelayanan pengujian laboratorium. Layanan pengujian dan laboratorium merupakan bidang jasa yang 79

82 luas cakupannya sehingga layanan tersebut dilakukan oleh beberapa Kementerian atau Lembaga (Pemerintah), BUMN dan swasta. Adapun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan secara umum, yaitu: Kurang penyampaian informasi mengenai kemampuan Laboratorium Pengujian tekmira ke dunia usaha. Kebijakan Pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk. Jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun. Penurunan kegiatan eksplorasi. Adanya kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian. Banyaknya pengujian sampel internal dan mahasiswa yang hanya dikenai biaya sebesar 50% dari tarif normal. Kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium Geomekanika. d. Tujuan keempat: Meningkatkan kapasitas kelembagaan 1) Sasaran 8: terwujudnya peningkatan nilai tambah 2) Sasaran 11: terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM 3) Sasaran 12: terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif, dan efisien 4) Sasaran 13: terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Peningkatan Nilai Tambah berupa Paten yang terimplementasikan dan Hasil Litbang yang terimplementasikan. Selain itu, dari tujuan keempat ini dihasilkan juga kegiatankegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan, seperti: kegiatan Penghargaan Energi yang merupakan penugasan tambahan sejak tahun 2011; telaah/review keefektifan pelaksanaan anggaran berdasarkan asas manfaat hasil pekerjaan bagi negara dan masyarakat di lingkungan Kementerian ESDM; kerja sama dan Focuss Group Discussion (FGD). 1. Peningkatan Nilai Tambah Peningkatan nilai tambah diwujudkan dalam kegiatan litbang, yaitu paten yang terimplementasikan dan Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula yang terimplementasikan. Capaian kegiatan ini secara keseluruhan adalah 19,3% atau 11 dari 57 yang ditargetkan. Indikator Target Realisasi % Capaian Jumlah Peningkatan Nilai Tambah ,30 - Paten yang terimplementasikan Hasil Litbang yang terimplementasikan ,36 80

83 a. Jumlah Paten yang terimplementasikan Pada tahun 2016 terdapat 2 (dua) buah paten yang terimplementasikan dari 2 buah yang ditargetkan, atau mencapai 100%. Paten yang terimplementasikan diwujudkan di bidang minyak dan gas bumi, yaitu: 1) Rancang Bangun Airgun Mini 2) Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk Rumah Tangga Rinciannya adalah sebagai berikut: 1) Rancang Bangun Airgun Mini Invensi ini berhubungan dengan peralatan yang bekerja sebagai sumber gelombang seismik untuk kegiatan pencitraan bawah permukaan darat baik eksplorasi migas maupun non-migas. Invensi ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan dan permasalahan proses akuisisi. Invensi tersebut terdiri dari blaster dan land-airgun. Blaster adalah sistem pengendali land-airgun yang kemampuannya meliputi penentuan tekanan yang digunakan, waktu peledakan, sinkronisasi dengan alat perekam gelombang seismik. Invensi ini menindaklanjuti invesi oleh Suprayitno Munadi, dkk (Sertifikat Paten P No. ID ) Gambar 41 mengilustrasikan skema mekanik land-airgun hasil invensi. Skema tersebut terdiri dari piston (1) dengan bagian-bagiannya yaitu dinding piston (1a), jendela piston (1b) dan penahan seal (1c);poros piston (2); casing luar (3) yang mempunyai ruang sayap (3a) dan ruang pembuang (4). Ruang utama didefinisikan sebagai ruang di dalam piston ditambah ruang sayap (1 + 3a) Gambar 41. Skema mekanik land-airgun. Gambar 42 mengilustrasikan alat kontrol airgun darat yang disebut blaster. Gambar 43 mengilustrasikan skema lengkap eksplorasi seismik di lapangan menggunakan land-airgun sebagai sumber gelombang. 81

84 Gambar 42. Alat kontrol airgun darat (bluster). Gambar 43. Skema lengkap eksplorasi seismik di lapangan menggunakan landairgun sebagai sumber gelombang. Land-airgun hasil invensi menggunakan prinsip kerja dan mekanisme yang sama dengan airgun yang sudah banyak digunakan pada eksplorasi seismik laut. Modifikasi yang dilakukan terletak pada pengaturan arah pelepasan energi. Modifikasi tersebut memungkinkan land-airgun untuk mempunyai daya tembus yang lebih besar pada lapisan-lapisan batuan bawah permukaan sehingga informasi yang diperoleh dari data rekaman semakin dalam. Selain itu, modifikasi tersebut dapat mengurangi derau (noise) sinyal langsung (direct signal) yaitu gelombang yang menjalar secara horisontal di sepanjang permukaan tanah. Dalam eksplorasi seismik, sinyal langsung dapat menenggelamkan sinyal data, sehingga mengurangi kualitas data yang terekam. 2) Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk Rumah Tangga Tujuan kegiatan adalah mendapatkan sistem tabung ANG untuk penyimpanan gas metana optimum untuk rumah tangga. Kegiatan ini merupaka implementasi paten dengan nomor Sertifikat Paten Nomor ID S Penelitian ini telah dilaksanakan dan diperoleh hasil berupa sistem tabung ANG yang dapat digunakan untuk penyimpanan gas 82

85 metana pada sektor rumah tangga. Kegiatan ini menghasilkan adsorben yang memiliki daya serap tinggi sesuai dengan target yang ditetapkan, namun dari sudut pandang sistem tabung ANG adsorben yang digunakan belum mencermikan kemampuannya seperti ditunjukkan pada saat pengujian sampel adsorben, karena densitas adsorben dalam sistem ANG masih rendah. Hasil perhitungan keekonomian tabung ANG memperlihatkan harga jual gas Rp.7300,-/kg, dalam tabung ANG lebih murah 38% dari LPG nonsubsidi (LPG 12 kg) yang dijual Rp /kg. Program pemanfaatan gas menggunakan teknologi ini memberikan harapan besar untuk dapat diterapkan dengan syarat stasiun pengisian telah tersedia, serta jumlah volume penjualan gas 0,06 MMscfd yang setara dengan 425 tabung per hari. Volume gas tiap tabung 4 m 3 (3.29 Kg (slpg)), untuk pemakaian ANG di pelanggan selama 7 hari/tabung. Gambar 44. Pembuatan Alat Filling Gas ANG Gambar 45. Pengujian Adsorpsi b. Hasil Litbang yang terimplementasikan 1. Bidang Minyak dan Gas Bumi Bidang minyak dan gas bumi merealisasikan 2 (dua) dari target 10 (sepuluh) hasil litbang yang terimplementasikan. Terdapat 8 (delapan) hasil litbang yang tidak dapat terimplementasikan karena adanya pemotongan anggaran (selfblocking) yang cukup signifikan, yaitu terkait biaya operasional dan jasa profesi sehingga hasil litbang tersebut belum dapat diimplementasikan (penghematan uang berapa persen). Dua hasil litbang yang terimplementasikan di bidang migas adalah sebagai berikut: 83

86 a) Implementasi Demo Plant Unit Oil Recovery Unit Oil Recovery dapat meningkatkan perolehan/produksi minyak dengan pengolahan tanah tercemar minyakn oil sludge, dan meremediasi lingkungan yang tercemar minyak. Kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Proses PPPTMGB "LEMIGAS" dan diuji coba di kilang minyak Refinary Unit II PT PERTAMINA Dumai - Riau. Kilang minyak merupakan fasilitas proses pengolahan minyak bumi menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (Non-BBM). Dalam prosesnya dihasilkan juga material sisa dalam bentuk limbah padat, cair, dan gas yang dapat mencemari tanah, air atau udara. Limbah minyak bumi berasal dari sisa atau residu minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak yang terdiri atas kontaminan yang sudah ada di dalam minyak, maupun kontaminan yang terkumpul dan terbentuk dalam penanganan suatu proses dan tidak dapat digunakan kembali dalam proses produksi. Limbah minyak sering ditemukan mencemari tanah atau lahan di area kilang minyak, keberadaannya dapat berasal dari tumpahan atau bocoran pipa saat pengolahan, transportasi dari tanker ke unit pengolahan atau tangki timbun, serta rembesan dari kolam penampungan (sludge pit). Selain itu dalam proses penyimpanan minyak bumi dan produknya sering dijumpai oily sludge, misalnya yang terdapat pada dasar tangki timbun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 18 Tahun 1999 bahwa limbah oily sludge termasuk dalam katagori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sehingga memerlukan penanganan yang baik dan tidak berdampak buruk pada lingkungan di sekitarnya. Teknologi pengolahan tanah tercemar minyak dan oily sludge yang ada di industri migas pada dasarnya menggunakan beberapa teknik, yaitu teknik pengolahan secara fisik/mekanik, termal, kimia, dan biologi. Teknologi pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara terpisah atau dikombinasikan satu dengan lainnya sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Gambar 46. Limbah minyak di area kilang minyak. 84

87 Dalam beberapa kasus yang terjadi di industri minyak, tanah yang terkontaminasi minyak dan oily sludge dibuang saja melalui perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah B-3 (PPLI misalnya), walaupun tanah atau oily sludge tersebut masih banyak mengandung minyak. Dengan cara ini, masalah yang ada di lokasi bisa di atasi tetapi di sisi lain diperlukan biaya yang lebih besar dan terjadinya oil losses yang signifikan (tergantung total hidrokarbon minyak atau Total Petroleum Hydrocarbon-TPH dari tanah tercemar dan oily sludge tersebut). Ada cara pengolahan limbah minyak yang lain (konvensional), yaitu dengan cara ditampung dalam suatu kolam penampungan terbuka (open pit) kemudian ditimbun dengan pasir, tetapi cara ini sudah dilarang setelah keluarnya peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah B3. b) Implementasi Produk Pelumas kendaraan berbahan bakar Gas (LUGAS) Tujuan kegiatan adalah mendukung komersialisasi hasil litbang khususnya minyak lumas untuk kendaraan berbahan bakar gas yang lebih tahan terhadap panas dan oksidasi yang saat ini belum tersedia di pasaran. Gambar 47. Launching Pemanfataan produk minyak lumas LUGAS Hasil analisis dan evaluasi menunjukkan bahwa minyak lumas hasil litbang PPPTMGB LEMIGAS yang digunakan untuk kendaraan umum berbahan bakar gas mendapat sambutan yang baik dari masyarakat dan menunjukkan kinerja yang baik ketika digunakan pada angkutan kota (angkot) dan bajaj biru, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap komersialisasi. 85

88 2. Bidang Mineral dan Batubara Pada bidang mineral dan batubara dihasilkan 7 buah hasil litbang yang terimplementasikan, yaitu 3 (tiga) buah implementasi teknologi Gasifier Batubara Mini (GasMin) pada IKM di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 3 (tiga) buah implementasi teknologi pembakar siklon (Tufi) pada IKM di Provinsi Jawa Barat, dan 1 (satu) buah implementasi formula Pupuk Bio-Organo mineral pada tanaman teh di Perkebunan Teh dan Kina Gambung Jawa Barat. Target awal adalah 42 buah hasil litbang yang dibangun, namun karena kebijakan pemotongan anggaran (selfblocking) mengakibatkan hanya dapat dibangun 7 buah saja. Namun langkahlangkah kegiatan telah dilaksanakan mulai dari survei potensi IKM, FGD, penandatanganan pakta integritas oleh 10 IKM, hingga koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. Sosialisasi pengenalan teknologi pembakar siklon kepada berbagai IKM padat energi bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat telah meningkatkan animo pengusaha IKM untuk mendaftarkan lokasinya dipasang pembakar siklon. Selain itu terdapat tahapan kegiatan yang tidak memungkinkan selesai dalam waktu 1 (satu) tahun, seperti pembuatan dokumen pendukung (FS, UKL UPL, FEED atau DED), perencanaan pembangunan yang melibatkan konsultan perencana dan manajemen konstruksi, pematangan lahan dan pengadaan alat, utilitas dan bahan pendukung operasional. Implementasi GasMin yang dipasang pada 3 (tiga) IKM tahun 2016 ini dengan kapasitas sama yaitu 30 kg/jam. Ketiga implementasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Implementasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium, Jl. Pringgolayan 67 Bangun Tapan, Bantul Gambar 48. Impelentasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium 86

89 2) Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa, Jl. Kapten Haryadi 92 Iropaten Triharjo, Sleman Gambar 49. Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa 3) Implementasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium FMZ, Nitikan, Umbulharjo Gambar 50. Implementasi GasMIN pada IKM Peleburan Alumunium FMZ, Nitikan, Umbulharjo Implementasi teknologi 3 (tiga) buah pembakar siklon (Tufi) pada IKM di Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: 1) Implementasi Pembakar siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans UGW, Desa Ciharuman, Jalan Raya Soreang Cipatik, Kabupaten Bandung 87

90 Gambar 51. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans Pemasangan pada boiler 1,3 ton uap per jam. Saat ini boiler dilayani tungku kayu bakar, sehingga harus dilaksanakan teknik penyambungan pembakar siklon dengan boiler dengan cepat. Pabrik memberi waktu pemasangan dalam jangka 2 hari sehingga pembakar siklon di-preheating dalam kondisi belum tersambung dengan boiler. Untuk kapasitas 1,3 ton uap per jam diperlukan batubara 150 kg/jam dengan pembakar siklon berukuran 110 cm panjang 190 cm dengan lining setebal 17,5 cm. Feeder screw dengan motor 1/2 hp dan inverter 1 hp. Jarak screw 1½ in diameter 3 in dengan as 1½ in. Blower yang digunakan dengan tekanan statis >2000 Pa daya 2200 watt 3 phasa 380 V untuk mengirim bubuk batubara/cofiring serbuk gergaji ke dalam burner siklon. Karena preheating di luar boiler/tidak tersambung maka preheating dilakukan dengan menambah cerobong pada moncong pembakar siklon 15 cm panjang 150 cm untuk menstabilkan api kayu pembakar 800 C. Preheating dilakukan selama 28 jam. 2) Implementasi Pembakar siklon pada IKM sterilisasi media tanam jamur tiram pada IKM Jamur Tiram Alam Sari, Desa Tambak Mekar Kec Jalan Cagak, Subang Saat ini steaming jamur dilakukan dengan kayu bakar. Karena mutu kayu bakar yang rendah dan mahal, suhu pembakaran hanya mencapai C sehingga memerlukan waktu steaming sampai 8 jam. Dengan diganti pembakar siklon yang bersuhu 1225 C diharapkan steaming dalam waktu lebih cepat dan hasil badlog (media jamur dari serbuk gergaji) lebih berkualitas dan lebih steril dari bibit-bibit jamur lain yang tidak dikehendaki. Pembakar siklon vertikal 80 cm tinggi 75 cm dipasang di bagian bawah dandang dari kayu untuk memasak air dalam drum yang berfungsi sebagai boiler (wet steam). Dandang kayu bagian dalam dilapis dengan isolator dan lembar plastik tahan 100 C. Diisi 300 buah badlog 15 x 30 cm panjang. Dilakukan steaming pipa temperatur dalam dandang minimal 70 C untuk sterilisasi badlog sehingga saat panen tidak muncul speciesspecies lain seperti jamur oncom, dan jamur-jamur lain yang kadang-kadang beracun. 88

91 Gambar 52. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM sterilisasi media tanam jamur tiram 3) Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Keramik, Jalan Terusan Ciwastra no 186, Kota Bandung Pemasangan pembakar siklon model vertikal di pabrik keramik, untuk menggerakkan ceramic kiln 2 x 2 x 2,5 m, untuk pembakarannya memerlukan 200 kg LPG seharga Rp ,-. Bila menggunakan campuran batubara-serbuk gergaji selama 8 jam diperlukan 500 kg dengan kecepatan pembakaran 62,5 kg/jam. Untuk keperluan tersebut diperlukan pembakar siklon vertikal dengan diameter atas bawah = cm dengan ketinggian 72 cm. Pipa umpan batubara yang diperlukan adalah pipa berukuran 4 in sepanjang 30 cm. Blower yang diperlukan adalah blower ± 1500 Pa dengan kecepatan udara pembakar ± 700 m 3 /jam, 370 watt 3 phasa 380 V. Pada pemasangan pembakar siklon disisi tungku keramik, api dari pembakar siklon naik keatas menyusuri dinding sisi kanan dapur keramik, kemudian didalam dapur (kiln) api turun ke bawah masuk lubang cerobong bawah terus mengalir menuju cerobong keatas (down draft kiln). Dinding sisi kanan dilapis dengan ceramic wool 5 cm untuk melindungi dari api pembakar siklon 1225 C. 89

92 Gambar 53. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM industri Keramik Implementasi lain, yaitu 1 (satu) buah implementasi formula Pupuk Bio-Organo mineral diterapkan pada tanaman teh di Perkebunan Teh dan Kina Gambung Jawa Barat. 1) Implementasi formula Pupuk Bio-Organo mineral pada tanaman teh di Perkebunan Teh dan Kina Gambung, Jawa Barat Pupuk Bio Organo Mineral adalah kombinasi atau gabungan pupuk berbasis mineral dengan bahan organik dari limbah hewan dan mikroba pengurai fosfat, kalium dan magnesium didalam mineral. Pupuk berbasis mineral adalah mineral non logam yang mengandung unsur fosfor (misal rockfosfat), unsur kalium (misal leusit, felsfar), unsur magnesium (misal dolomit, magnesit), dan unsur sulfur (misal kiserit). Limbah hewan berupa kotoran hewan khususnya ternak domba, kambing, sapi, ayam. Keuntungan yang diperoleh menggunakan pupuk bio organo mineral di antaranya adalah: hanya dilakukan satu kali karena tiga komponen tersebut sudah dicampur menjadi satu sehingga dapat mengurangi biaya pemupukan. Di samping itu, karena pupuk ini mengandung mikroba tertentu yang mempunyai kemampuan selain dapat menguraikan unsur-unsur di dalam mineral, dapat pula memperbaiki keadaan tanah agar tidak mudah mengeras dan gersang. Mineral bermanfaat untuk pupuk tanaman, banyak dan tersebar di Indonesia. Bisa dikombinasi/diformulasi sesuai kebutuhan jenis tanaman. 90

93 Sedangkan kelemahannya sebagai berikut: Mineral yang mengandung unsur kalium belum tertambang (belum di jual di pasaran). Perlu dibuat kelompok peternak untuk pengumpulan kotoran hewannya. Perlu dibuat plant perbanyakan/pembiakan mikroba. Gambar 54. Pembiakan Mikroba Gambar 55. Formulasi Pupuk Bio Organo Mineral Gambar 56. Uji teh skala kebun/teh menghasilkan di Perkebunan teh Gambung Jabar Hasil uji coba/aplikasi: Pada tanaman bibit teh, pertumbuhan lebih baik 35% dibandingkan dengan pupuk standar kebun. Pada tanaman bibit Kopi dengan hasil pertumbuhan lebih baik 30% dibandingkan dengan pupuk standar kebun. 91

94 Pada tanaman bibit Kakao dengan hasil pertumbuhan lebih baik 16% dibandingkan dengan pupuk standar kebun. Pada tanaman teh produksi/menghasilkan dengan hasil produksi teh meningkat mencapai 15% (white tea). 3. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Pada tahun 2016, hasil litbang yang terimplementasikan yang diharapkan menjadi kinerja Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan Energi Baru dan Terbarukan sebanyak 3 (tiga) buah, namun ketiganya belum dapat diimplementasikan secara optimal. Pada tahun 2016, ketiga kegiatan litbang ini masih dalam tahap uji coba pengembangan, yaitu: a) Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop kapasitas 26,4 kwp, subsitem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kw PLTB atau 10 x 500 W, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 192 kvah, dan subsistem Generator kapasitas 20 kva belum bisa terimplementasi dan dimanfaatkan oleh Universitas Udayana untuk penelitian, pengujian, dan pensupport daya hingga tanggal 31 Desember 2016 karena belum bisa dilakukan uji kinerja system secara keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU jumlah hasil litbang yang terimplementasikan. b) Pemanfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali yang terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kwp, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 224 kvah, dan subsistem Generator kapasitas 275 kva belum bisa terimplementasi dan dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk penelitian, pengujian, dan pensupport daya hingga tanggal 31 Desember 2016 karena belum bisa dilakukan uji kinerja system secara keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pemanfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU jumlah hasil litbang yang terimplementasikan. c) Percontohan Bioetanol Aren Terintegrasi di Sulawesi Utara IKU hasil litbang yang terimplementasikan yang berasal dari kegiatan Percontohan Bioetanol Aren Terintegrasi di Sulawesi Utara tidak dapat dilaksanakan berdasarkan rekomendasi Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM karena tidak adanya Memorandum of 92

95 Understanding (MoU) antara Kepala Badan Litbang ESDM dengan Gubernur Sulawesi Utara dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kepala P3TKEBTKE dengan Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara. Oleh karenanya, anggaran Percontohan Bioetanol Aren Terintegrasi di Sulawesi Utara diblokir sehingga pagu P3TKEBTKE berubah dalam APBN-P dari Rp 176 Milyar menjadi Rp 155 Milyar. 2. Kegiatan Yang Mendukung Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ESDM Pada tahun 2016, selain kegiatan penelitian dan pengembangan, didukung juga kegiatan-kegiatan lain sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, antara lain: Penghargaan Energi yang merupakan tugas tambahan yang diberikan oleh Menteri ESDM sejak tahun 2011 yang pada tahun 2016 menetapkan 15 (lima belas) penerima penghargaan; kegiatan evaluasi kemanfaatan infrastruktur sebagai penugasan Menteri ESDM melalui Instruksi MESDM No. 1 I/82/ MEM/2016 tanggal 28 Oktober 2016 tentang Pengelolaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menunjuk Badan Litbang ESDM untuk melakukan telaah/review keefektifan pelaksanaan anggaran berdasarkan asas manfaat hasil pekerjaan bagi negara dan masyarakat di di lingkungan Kementerian ESDM; kerja sama dan Focuss Group Discussion (FGD). a. Penghargaan Energi Penghargaan Energi pada tahun 2016 merupakan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk keenam kalinya. Jumlah keseluruhan Calon Penerima Penghargaan Energi tahun 2016 sebanyak 131 Calon dengan rincian 72 Calon Prakarsa, 40 Calon Pratama, dan 19 Calon Prabawa. Calon tersebut tersebar di 31 Provinsi, dan 83 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor: K/73/MEM/2016 Tanggal 10 Mei 2016 Tentang Dewan Juri Penghargaan Energi Tahun 2016, telah ditetapkan 9 Anggota Dewan Juri, yaitu: Dr. Ir. Surya Darma, MBA Sandiaga Salahuddin Uno Prof. Dr. Rinaldy Dalimi, M.Sc., Ph.D. Sammy Hamzah Prof. Dr. Hotman Siahaan Anton S. Wahjosoedibjo Suryo Pratomo Ir. Hilmi Panigoro, M.Sc Budiarto Shambazy, M.B. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa, Pratama atau Prabawa pada tahun 2016 sebanyak 15 Penerima Penghargaan Energi yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahun 2016, telah terpilih The Most Inspiring, yaitu Distrik Makki karena dianggap dapat menjadi percontohan bagi Kota/Kabupaten/ Provinsi lain untuk melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan serta pengelolaan PLTMH di daerah pedalaman dan jauh dari Ibukota 93

96 yang masih membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat. Selain itu juga terpilih Best of the Best, yaitu PT Bumibraja Nusantara karena dianggap dapat menjadi pionir bagi perusahaan lain karena mampu dengan pesat memecahkan solusi bahan bakar bagi UKM yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Penerima Penghargaan Energi Tahun 2016 ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 7264 K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2016, Nomor 7265 K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2016 dan Nomor: 7266 K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun Tabel 18. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan No Nama Uraian Jasa 1. Budiharto Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pelopor pembangunan, pendorong perubahan pola pikir dan berkomitmen tinggi untuk mewujudkan kemandirian energi dengan merancang, membuat serta menerapkan peralatan 132 unit PLTMH untuk melistriki KK di berbagai pelosok Desa di Indonesia sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak besar terhadap peningkatan perekonomian dan pemanfaatan potensi lokal masyarakat. 2. Dede Miftahul Anwar Berjasa sebagai pemrakarsa, pendorong perubahan, berkomitmen tinggi mewujudkan dan mengembangkan reaktor pembangkit hidrogen, kompor hidrogen, formulasi komposit dan tabung hidrogen guna menyediakan energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan bagi masyarakat yang berdampak terhadap penghematan biaya dan peningkatan perekonomian masyarakat. 3. I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, ST Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pendorong perubahan pola piker, berkomitmen tinggi mengembangkan inovasi energi baru terbarukan dengan mewujudkan 13 unit pemotong rumput listrik tenaga surya (RULI) portable, alat pertanian bertenaga surya, dan rumah tinggal pedesaan sebagai tempat pengembangan dan model penggunaan energi Lokasi Kegiatan/Produk Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali 94

97 No Nama Uraian Jasa baru terbarukan dengan membentuk Komunitas Kayon dan GusTu (Gugus Tugas) Desa yang berdampak besar terhadap pemanfaatan energi ramah lingkungan. Lokasi Kegiatan/Produk 4. Marselus Hasan Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pelopor pembangunan, pendorong perubahan pola pikir serta berkomitmen tinggi untuk mewujudkan kemandirian energi dengan mengembangkan 4 unit PLTMH/260kW untuk 1117 KK dan fasilitas umum sehingga menumbuhkan industri rumah tangga, berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat dan kesadaran lingkungan. Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur Tabel 19. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat No. Nama Kelompok Masyarakat Uraian Jasa 1. Koperasi Amoghasiddhi Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pelopor pembangunan, pendorong perubahan pola pikir masyarakat, berkomitmen tinggi untuk mewujudkan kemandirian energi dengan memfasilitasi kepemilikan panel surya, sepeda listrik, cikar surya, dan membentuk organisasi Sepeda Listrik Denpasar (SeLiD), berdampak besar terhadap kesadaran lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Lokasi Kegiatan/ Produk Kota Denpasar, Provinsi Bali 2. Koperasi Jasa Peduli Kasih Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pelopor pembangunan, pendorong perubahan pola pikir masyarakat, serta berkomitmen tinggi mewujudkan kemandirian energi dengan membangun dan mengelola unit PLTMH, PLT Angin, biogas komunal bagi 318 KK serta air bersih bagi 235 KK yang berdampak besar terhadap tumbuhnya home industry, meningkatnya kesadaran kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur 95

98 No. Nama Kelompok Masyarakat Uraian Jasa 3. Lembaga Energi Hijau Berjasa luar biasa sebagai pemrakarsa, pelopor pembangunan, pendorong perubahan pola pikir masyarakat, berkomitmen tinggi mewujudkan kemandirian energi dengan membangun 15 unit PLTMH/530 kw untuk 1050 KK guna mewujudkan Kampung Energi melalui transfer teknologi kepada masyarakat dan pengelolaan hutan berkelanjutan yang berdampak besar terhadap kesadaran kelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat. 4. Wulfilia Maximilian Berjasa sebagai pemrakarsa, pelopor Rumaherang dan Tim pembangunan, pendorong perubahan pola pikir masyarakat dan berkomitmen tinggi melalui Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya penelitian dan pengabdian masyarakat dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) yang berpotensi di wilayah pesisir/pulau luar Indonesia tak terlistriki yang berdampak besar terhadap alih teknologi dan peningkatan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Tabel 20. Penerima Penghargaan Energi Pratama Lokasi Kegiatan/ Produk Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat Kota Ambon, Provinsi Maluku No. Nama Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/ Produk 1. PT Badak Natural Gas Liquefaction 2. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Berjasa luar biasa, berkomitmen tinggi, berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengelolaan energi berkelanjutan, efisien, melalui pengembangan teknologi dan inovasi pemanfaatan LNG berwawasan lingkungan, mewujudkan 5 paten terkait energi yang berhasil memberikan nilai penghematan sebesar 25,6 Miliar/tahun, mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui LNG Academy, pelopor LNG Center of Excellence dunia, yang berdampak besar terhadap devisa negara, program energi terbarukan, sektor energi, bangsa dan negara. Berjasa luar biasa, sebagai pionir perusahaan tambang batubara yang bertransformasi menjadi perusahaan energi, berkomitmen tinggi, berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengelolaan energi berkelanjutan melalui membangun PLTU 3 x 10 MW di Banko Barat- Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan 96

99 No. Nama Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/ Produk Tanjung Enim dan PLTU 2 x 8 MW di Pelabuhan Tarahan menggunakan Batubara Kalori Rendah dan Waste Coal, yang berdampak besar terhadap peningkatan nilai tambah batubara kalori rendah, program penyediaan listrik nasional 35 ribu watt, sektor energi, bangsa dan negara. 3. PT Bumibraja Nusantara (Best of The Best) 4. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam Berjasa luar biasa, berkomitmen tinggi, berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengelolaan energi berkelanjutan, efisien dengan memberikan solusi teknologi tepat guna bagi industri dan masyarakat, khususnya usaha kecil menengah (UKM) dengan mendesain, membangun dan memasarkan Mini Boiler portable sistem pembakaran terbalik, berbahan bakar padat, ramah lingkungan, yang mampu menghemat bahan bakar (80%) dan waktu (70%) yang berdampak besar terhadap peningkatan taraf hidup pelaku UKM, sektor energi, bangsa dan negara. Berjasa luar biasa, berkomitmen tinggi, berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengelolaan energi berkelanjutan, efisien melalui pemanfaatan dan penyediaan energi Compressed Natural Gas (CNG) Maritim untuk 7 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) total kapasitas 21 MW dan menjadi pilot project pengembangan model kelistrikan daerah kepulauan lainnya yang berdampak besar terhadap elektrifikasi khususnya Kepulauan Riau dan bagi sektor energi, bangsa dan negara. Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau Tabel 21. Penerima Penghargaan Energi Prabawa No. Nama Uraian Jasa 1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Berjasa luar biasa mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali untuk pemenuhan energi masyarakat dan pengolahan limbah ternak melalui program Sistem Pertanian Terintergrasi (Simantri) dengan mewujudkan pembangunan biogas Lokasi Kegiatan/ Produk Provinsi Bali 97

100 No. Nama Uraian Jasa sebanyak unit untuk rumah tangga dari 549 Simantri yang dinikmati oleh KK, yang berdampak besar terhadap berkembangnya perekonomian masyarakat, kemandirian pangan dan energi. Lokasi Kegiatan/ Produk 2. Pemerintah Kabupaten Solok Selatan 3. Pemerintah Distrik Makki Kabupaten Lanny Jaya (The Most Inspiring) Berjasa luar biasa mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sebagai penggerak perubahan yang secara konsisten mengembangkan energi baru terbarukan, dengan mewujudkan pembangunan dan pengembangan PLTMH/Pikohidro 27 unit/741kw, PLTM 2 unit/18 MW, PLTS Terpusat 1 unit/10 kwp, Biogas 4 Unit, dan pembangunan PLTP 1 Unit, sehingga tercapai rasio elektrifikasi 69,07 %, yang berdampak besar terhadap pertumbuhan industri energi baru terbarukan dan perekonomian masyarakat. Berjasa luar biasa mengimplementasikan peran, tanggung jawab, wewenang utama Pemerintah Distrik Makki, Kabupaten Lanny Jaya sebagai penggerak perubahan masyarakat daerah terpencil tidak terlistriki dengan tingkat kesulitan alam tinggi melalui pengelolaan dan pemeliharaan PLTMH secara berkesinambungan dengan swadaya masyarakat untuk pemenuhan energi masyarakat, yang berdampak besar terhadap berkembangnya perekonomian masyarakat dan kemandirian energi. Provinsi Sumatera Barat Provinsi Papua b. Evaluasi Kemanfaatan Kegiatan di Atas Rp. 25 M Tahun Anggaran 2017 Kegiatan pembangunan dengan nilai di atas 25 milyar rupiah oleh Kementerian ESDM diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dan daya tarik bagi investor. Guna menghindari hambatan dalam pelaksanaan kegiatan di sektor ESDM maka diperlukan adanya perencanaan kegiatan yang komprehensif dan matang. Untuk meminimalkan resiko agar dicapai kemanfaatan kegiatan di Sektor ESDM maka Badan Litbang ESDM ditugaskan untuk melaksanakan Evaluasi Kemanfaatan Kegiatan di Atas Rp. 25 M Tahun Anggaran 2017 pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Direktorat Jenderal EBTKE dan Badan Geologi sesuai dengan Instruksi Menteri ESDM No. 1 I/82/MEM/2016 tanggal 28 Oktober 2016 tentang 98

101 Pengelolaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Metode evaluasi yang dilakukan oleh Badan Litbang ESDM meliputi lingkup kegiatan dan asas manfaat. Adapun lingkup kegiatannya sebagai berikut: 1. Nilai pagu anggaran > Rp. 25 Milyar 2. Anggaran Pendapatan Belanja Negara 3. Kegiatan Fisik dan Non Fisik Sektor ESDM Sedangkan aspek asas manfaat dilihat dari: 1. Proyek sukses terbangun: a. Perencanaan matang, b. ketersediaan lahan, c. dukungan sumber daya, d. adanya FS, FEED/DED yang memadai, e. memenuhi skala ekonomi 2. Proyek berfungsi dan bermanfaat secara berkelanjutan: dikelola oleh pengelola yang kompeten dan profesional Sistem penilaian dilakukan dengan pembobotan nilai yang proporsional untuk masing-masing kriteria, khususnya perencanaan proyek sebesar 40% dan kemanfaatan proyek sebesar 60%. Hasil penilaian berupa rekomendasi kepada Ditjen Migas, Ditjen EBTKE dan Badan Geologi dengan kategori risiko besar, sedang, dan kecil. Rekomendasi tersebut tidak menghentikan proses lelang pada Unit tersebut namun memberikan perbaikan agar perencanaan yang ada jauh lebih baik untuk mengurangi risiko kemanfaatan proyek. Hasil evaluasi yang dilakukan tidak akan mempengaruhi proses lelang yang harus dilaksanakan pada akhir tahun Akan tetapi, saat melaksanakan tanda tangan kontrak dengan pihak ketiga, Ditjen Migas, Ditjen EBTKE dan Badan Geologi harus dapat mempertimbangkan rekomendasi yang disampaikan Badan Litbang ESDM atas rencana kegiatan yang telah dievaluasi tersebut. Pada tahun 2016, Badan Litbang ESDM mengevaluasi 7 (tujuh) kegiatan pada Ditjen Migas, 15 (lima belas) kegiatan pada Ditjen EBTKE dan 3 (tiga) kegiatan pada Badan Geologi yang nilai anggaran setiap kegiatannya masing-masing di atas Rp 25 M. Hasil evaluasi tim evaluasi Badan Litbang ESDM adalah sebagai berikut: 1. Ditjen Migas: 5 (lima) kegiatan berpotensi kategori risiko besar dan 2 (dua) kegiatan berpotensi risiko sedang. 2. Ditjen EBTKE: 15 (lima belas) kegiatan berpotensi risiko besar. 3. Badan Geologi: 2 (dua) kegiatan berpotensi risiko sedang dan 1 (satu) kegiatan berpotensi risiko kecil. Pada Tabel 22, Tabel 23, dan Tabel 24 merupakan rincian pada masing-masing kegiatan hasil evaluasi tim Badan Litbang ESDM. 99

102 Tabel 22. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Migas TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar No Status / Kategori Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 1 MERAH / RISIKO BESAR 5 Paket / Pekerjaan 1. Pembangunan Jargas pada 10 Lokasi a. 7 lokasi ada data Belum ada PJBG dan penunjukan pengelola Belum ada izin fasilitas utama dan jalur pipa dari instansi terkait. Izin sudah diidentifikasi Tidak ada verifikasi atas DED yang menjadi dasar penyusunan RAB Perencanaan proyek tidak mengikuti kaidah manajemen proyek yang baku b. 3 lokasi belum ada data, tidak bisa dilakukan evaluasi. 2. Konversi BBM ke BBG Perahu Nelayan Belum ada kepastian Calon Penerima pada 27 lokasi usulan KKP 3. Konkit BBM ke BBG untuk Kendaraan Belum ada surat pernyataan kesedian penerimaan dari Pemda dan Perusahaan Angkutan Umum Belum ada kepastian Calon Penerima Beberapa SPBG di lokasi rencana pembagian belum beroperasi atau bahkan masih proses konstruksi Jumlah pembagian Konkit per lokasi jauh lebih kecil dari skala keekonomian TKDN masih kecil Konkit dan tabung CNG tipe 4 masih impor 4. Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 Kg Belum ada kepastian Calon Penerima, antara lain karena belum dilakukan verifikasi Daftar Calon Penerima Paket Perdana yang diusulkan Pemda dan bahkan survei belum dilaksanakan secara menyeluruh Infrastruktur pasokan di NTB (yang merupakan salah satu dari 7 lokasi kegiatan) belum siap Infrastruktur jalan untuk distribusi LPG 3 KG di wilayah Banggai (Sulawesi Tengah) tidak memadai Perlu dibuatkan PJBG pasokan gas antara penyedia gas dengan Pengelola Jargas Perizinan harus diselesaikan di awal pelaksanaan proyek Perlu verifikasi atas FEED/DED serta pembuatan standar MRS/RS Perencanaan proyek mengikuti kaidah manajemen proyek yang baku: FS, UKL/UPL, FEED/DEDC, EPC Perlu survei pada 27 lokasi sesuai usulan KKP agar diperoleh kepastian Calon Penerima Dipastikan penetapan calon penerima Konkit dari Pemda dan Angkutan Umum berdekatan dengan lokasi SPBG Dipastikan pasokan gas dan PJBG sudah ada pada SPBG yang belum beroperasi Dipastikan pengoperasian SPBG yang sedang dalam konstruksi bersamaan dengan pembagian Konkit dan tabung CNG Pembagian Konkit perlu memperhatikan skala keekonomian SPBG di suatu lokasi Ada upaya peningkatan TKDN Data penerima harus lengkap Harus dilakukan verifikasi data calon penerima paket perdana. Dipastikan Insfrastruktur sumber daya /pasokan LPG dan akses menuju lokasi kegiatan konversi Mitan ke LPG harus dipastikan siap 100

103 No Status / Kategori Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 2 KUNING/ RISIKO SEDANG 2 Paket/ Pekerjaan 5.Pembangunan SPBG dan Pipa Distribusinya Belum ada data untuk evaluasi 6. Tangki Timbun BBM di Wilayah FS perlu dilengkapi Timur Tidak ada data alokasi pasokan BBM dan data alur distribusi BBM berdasarkan sektor penguna Dokumen FEED belum dilengkapi list harga satuan material Penambahan Tangki BBM secara ekonomis tidak layak Catatan: Proyek akan dilaksanakan oleh data alur distribusi BBM berdasarkan sektor penguna Dokumen FEED perlu dilengkapi list harga satuan material Perlu dibuat Cost & Benefit Analysis Proyek agar disipakan mengikuti tata-urut kegiatan proyek fisik, yaitu: FS, UKL/UPL, Pertamina dan sudah FEED/DEDC, EPC direncanakan pada tahun sebelumnya 7. Tangki Timbun LPG di Wilayah Timur a. 3 lokasi sudah ada data (Jayapura, Wayame, Kupang) Belum ada izin instansi terkait untuk penggunaan lahan dan lokasi jetty. Belum ada persetujuan UKL/UPL Dokumen FEED belum dilengkapi list harga satuan material Data Pengguna LPG tidak ada Penambahan Tangki BBM secara ekonomis tidak layak b. 1 lokasi belum ada data (Bima) Catatan: Proyek akan dilaksanakan oleh Pertamina dan sudah direncanakan pada tahun sebelumnya Dipastikan penyelesaian izin penggunaan lahan dan lokasi jetty, dan persetujuan UKL/UPL Dokumen FEED perlu dilengkapi list harga satuan material Perlu dibuat Cost & Benefit Analysis Proyek agar disiapkan mengikuti tata-urut kegiatan proyek fisik, yaitu: FS, UKL/UPL, FEED/DEDC, EPC No 1 Tabel 23. Status / Kategori MERAH / RISIKO BESAR Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang EBTKE TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 12 Paket/ Pekerjaan Pembangunan PLTS Terpusat di : 1. Sumatera Barat 2. Kalimantan Barat I 3. Kalimantan Barat II 4. Kalimantan Selatan, Utara & Timur 5. Nusa Tenggara Timur 6. Sulawesi Selatan & Tenggara 7. Sulawesi Selatan I 8. Sulawesi Selatan II 9. Sulawesi Tengah, Utara & Tenggara 10. Tahap II* 11. Pelabuhan Lampulo, NAD Provinsi Izin dan status kepemilikan lahan tidak ada Tidak tersedia Pihak/Lembaga pengelola yang akuntabel (kompeten dan profesional). Tidak tersedia data hasil pengukuran potensi radiasi matahari di lokasi. Bahkan untuk lokasi Kalbar dan Sumbar memiliki potensi radiasi matahari yang rendah. Pada dokumen DED tidak mencakup analisis resiko teknis dan ekonomi. Perizinan /Pernyataan penyerahan / Status Kepemilikan lahan dari pemilik tanah/kepala adat/kepala dusun setempat harus sudah ada. Pihak/Lembaga pengelola pembangkit yang akuntabel harus sudah ditetapkan sebelum pembangunan. Potensi kapasitas PLTS perlu didasarkan pada data hasil pengukuran di lapangan. Kajian/analisis resiko baik secara teknis maupun ekonomi 101

104 No 2 3 Status / Kategori MERAH/ RISIKO BESAR Kegiatan Dibatalkan MERAH/ RISIKO BESAR Kegiatan Dibatalkan Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 12. Sumatera Utara, Barat, Jambi & Riau* Ket : * dibatalkan. Surat izin pemanfaatan lahan dari pemerintah setempat untuk pembangunan PLT- Minihidro tidak ada. 1 Paket/ Pekerjaan : Data untuk penentuan debit tidak dijelaskan Pembangunan Pembangkit Listrik sumber dan metodanya, sehingga data potensi Tenaga Minihidro kapasitas PLT-Minihidro (PLTM) Supiori di tidak akurat Provinsi Papua Dokumen DED tidak mencakup desain mekanikal-elektrikal dan analisis resiko teknis. 1 Paket/ Pekerjaan : Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Jawa Barat Surat Izin dan status kepemilikan lahan tidak ada Tidak tersedia Pihak/Lembaga pengelola yang akuntabel. Dokumen DED tidak mencakup metodologi pemilihan teknologi serta analisis resiko teknis dan ekonomi harus dilakukan secara lengkap dan komprehensif untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan/dam pak yang akan terjadi. Surat Izin pemanfaatan lahan dari pemerintah setempat harus segera dibuat. Metodologi penentuan debit air dan debit andalan harus dijelaskan dalam dokumen FS. Desain mekanikalelektrikal dan kajian/analisis resiko teknis harus dibuat secara lengkap dan komprehensif pada dokumen DED. Surat Izin/Status Kepemilikan lahan dari pemilik tanah/kepala adat/kepala dusun setempat harus segera diselesaikan. Pihak/Lembaga pengelola pembangkit yang akuntabel harus sudah ditetapkan sebelum pembangunan. Metodologi pemilihan teknologi pembangkit dan kajian/analisis resiko teknis harus dibuat secara lengkap dan komprehensif pada dokumen DED. No 1 Tabel 24. Status / Kategori KUNING / RISIKO SEDANG Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Geologi TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 2 Paket / Pekerjaan (Lokasi Survei Selaru dan Buru) Kualitas recording kurang bagus karena interval shot point terlalu lebar: 37.5 m, Best Practice 12.5 m Akuisisi dan processing data seismik dilakukan oleh pihak yang sama sehingga Quality Control tidak dapat berjalan baik Interval shot point perlu direvisi dari 37.5 m menjadi 12.5 m-25 m. Processing data hasil akuisisi harus dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda. Perlu dilakukan akuisisi data multibeam untuk identifikasi rembesan Migas, bersamaan dengan akuisisi data seismik. 102

105 No 2 Status / Kategori HIJAU / RISIKO KECIL Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi 1 Paket / Pekerjaan (Lokasi Survei Arafuru Selatan) Belum ada indikasi Migas di wilayah survei Akuisisi ini bersifat penambahan akibat kekurangan data (Selaru) Termasuk daerah deep water karena umumnya memiliki kedalaman di atas 500 m (Buru) Kualitas recording kurang bagus karena interval shot point terlalu lebar: 37.5 m, Best Practice 12.5 m Akuisisi dan processing data seismik dilakukan oleh pihak yang sama sehingga Quality Control tidak dapat berjalan baik Belum ada indikasi Migas di wilayah survei Perlu diintegrasikan data dari wilayah Australia bagian utara untuk kelengkapan data (Selaru) Survei diutamakan di wilayah deep water < 500 m atau darat (Buru) Interval shot point perlu direvisi dari 37.5 m menjadi 12.5 m-25 m. Processing data hasil akuisisi harus dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda. Akuisisi data multibeam untuk mendapatkan indikasi Migas (bersamaan dengan akuisisi data seismik). Hasil rekomendasi Tim Evaluasi ini telah dilaporkan kepada Menteri ESDM pada tanggal 4 Januari c. Bali Clean Energy Forum Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan Bali Clean Energy Forum (BCEF) tahun 2016 dengan Badan Litbang ESDM sebagai fasilitator pelaksanaan BCEF. Penyelenggaraan ini merupakan kerja sama dengan International Energy Agency (IEA) sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk mempercepat pengembangan energi bersih dan berpartisipasi secara aktif dalam kancah pengembangan energi bersih ditingkat regional dan global. BCEF diselenggarakan pada Februari 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri oleh perwakilan dari 26 negara dunia. Dalam forum ini dilaksanakan beberapa pertemuan, antara lain Pertemuan Tingkat Menteri dan Lembaga Internasional, Pertemuan Tingkat Ahli dan Pemangku Kepentingan, Pertemuan Bisnis, Pertemuan Masyarakat Sipil dan Pertemuan Komunitas Muda. Dari pertemuan ini, ditindaklanjuti dengan pembangunan kawasan energi bersih di Provinsi Bali. Bali dipilih sebagai kawasan nasional pengembangan energi bersih dengan pertimbangan pemilihan, antara lain karena Bali merupakan daerah kunjungan dan menarik bagi wisatawan; ukuran pulau yang tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar; memiliki lokasi yang strategis; infrastruktur sudah terbangun dan semangat serta kepemimpinan yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Bali. 103

106 Gambar 57. Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka BCEF d. Pembangunan Pusat Unggulan Energi Bersih (Centre Of Excellence Energi Bersih) Untuk Mendukung Terwujudnya Provinsi Bali Sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih Kegiatan ini merupakan tahun kedua yang diawali pada tahun 2015 dengan rancangan fasilitas CoE yang disayembarakan secara nasional dan terbuka bagi semua masyarakat Indonesia dan mahasiswa arsitektur, baik perorangan/kelompok yang dilaksanakan dalam Satu Tahap yang langsung dipilih pemenangnya. Pada tahun 2016 dilakukan beberapa kegiatan, antara lain: 1. Detail Engineering Design (DED) Rancangan Gedung (2016). Desain Bangunan Gedung yang telah dirancang memenuhi kriteria, antara lain: Green Building, yaitu memiliki lokasi, sistem perencanaan dan perancangan, renovasi dan pengoperasian yang menganut prinsip hemat energi serta berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial. Sustainable Architechture, yaitu konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, dengan mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama. 2. Penetapan lahan lokasi pembangunan Center Of Excellence (CoE) tertuang dalam Berita Acara Pengukuran dan Penetapan Lokasi Pembangunan Center Of Excellence Energi Bersih untuk Mendukung Terwujudnya Provinsi Bali sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih Nomor: 099/PD/UM/X/2016 dan 3/05/BLE/2016 antara P3TKEBTKE dengan Perusda Provinsi Bali. 3. Penyusunan Naskah Perjanjian Kerja Sama antara P3TKEBTKE dengan Perusahaan Daerah Provinsi Bali 4. Koordinasi pelaksanaan pengukuran dan pematokan batas wilayah tanah yang telah diserahkan oleh Perusda Provinsi Bali 104

107 kepada P3TKEBTKE oleh pihak Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kantor Pertanahan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. 5. Surat Ijin penggunaan lahan dari Gubernur Bali di Jembrana seluas 30 Ha telah terbit 6. Pemetaan topografi dan batas-batas lahan di Jembrana telah dilakukan. Gambar 58. Lokasi pembangunan CoE. Gambar 59. Peta Topografi Lahan COE di Jembrana, Bali e. Mission Innovation (MI) MI berawal dari inisiatif global 22 negara dan negara-negara uni eropa (EU) yang diluncurkan pertama kali di COP 21 Paris 2015 (the 2015 Paris Climate Conference) untuk melaksanakan percepatan inovasi dan pemanfaatan energi bersih. Guna melaksanakan 105

108 percepatan tersebut maka telah diambil langkah-langkah sebagai berikut: Komitmen untuk melipatgandakan dana litbang energi bersih dalam 5 tahun ke depan; Dukungan/komitmen para Investor yang bergabung dalam Energy Breakthrough Coalition dipimpin oleh Bill Gates akan mendorong keterlibatan lebih luas dari investor/swasta dalam transformasi teknologi energi bersih; Arah terobosan inovasi yang dirumuskan dalam tujuh Innovation Challenges (IC). Tujuh Innovation Challenges (IC) yaitu: Smart Grids Akses Listrik Off-Grid Carbon Capture Sustainable Biofuels Converting Sunlight to create storable solar fuels Clean Energy Materials Affordable Heating and Cooling for Buildings Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa inisiatif MI. Peluncuran MI dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian ESDM merupakan penanggung jawab MI di Indonesia. Peranan Indonesia dalam MI: Indonesia menjadi wakil ketua bersama Inggris dan India, sementara ketua MI adalah Amerika Serikat; Indonesia menjadi anggota Steering Committee MI bersama dengan 9 negara lainnya; Indonesia menjadi Co-chair Sub Grup Innovation Analysis and Roadmapping (WG IA&R) bersama Inggris; Pada Ministerial Meeting I di San Fransisco Juni 2016, Indonesia menyampaikan komitmen untuk meningkatkan secara drastis anggaran litbang dari USD 17 juta pada tahun 2016 menjadi USD 150 juta pada tahun Tujuan MI bagi Indonesia adalah mendorong terobosan inovasi dan implementasi energi bersih di Indonesia untuk mewujudkan energi bersih yang dapat diandalkan dan terjangkau oleh masyarakat. Sedangkan sasaran MI adalah inventarisasi inovasi, melaksanakan penilaian, pemilihan, dan penentuan inovasi yang layak diusulkan komersialisasi melalui MI, dan mendorong komersialisasi inovasi ke MI. Manfaat MI sebagai berikut: Akses yang luas terhadap informasi, teknologi dan inovasi energi bersih diseluruh dunia; Akses terhadap sumber-sumber pendanaan internasional, baik dana dari publik dan swasta bagi inovasi, penelitian dan sekaligus investasi; Dapat berkolaborasi dengan berbagai negara dan sektor swasta; Kesempatan untuk memperkenalkan program-program strategis Indonesia kepada dunia. 106

109 Untuk menindaklanjuti MI di tingkat nasional, maka akan dilakukan langkah-langkah berikut: Koordinasi dengan stakeholder terkait; Pembentukan organisasi MI Nasional: lintas Kementerian/ Lembaga: Sekretariat, Tim Teknis, dan Tim Evaluator Inovasi; Penyusunan rencana kerja; Penetapan Indikator Evaluasi Inovasi; Mengadakan Kegiatan FGD, dan Roadshow. f. Kerja Sama 1. Kerja Sama Dalam Negeri Kegiatan pelaksanaan kerja sama kelitbangan dalam negeri pada Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016 adalah dalam bentuk koordinasi dengan unit di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam menyelenggarakan kerja sama dengan pihak Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Perguruan tinggi yang telah kami susun sebagai berikut: 1. MoU dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) 2. MoU dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) 3. MoU dengan PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) 4. MoU dengan PT. Optima Energi Indonesia 5. MoU dengan Ditjen Potensi Pertahanan, Badan Litbang Pertahanan, Ditjen Minerba, Badan Litbang ESDM, Badan Geologi, Pustek Bahan Galian Nuklir BATAN, Pustek Pengembangan Sumber Daya Mineral BPPT 6. MoU dengan Yayasan Institut Sumbet Daya Dunia 7. MoU dengan Universitas Semarang 8. PKS dengan Universitas Indonesia 9. PKS dengan UPN Veteran 10. PKS dengan Akamigas Balongan 11. PKS dengan Tanry Abeng University 12. PKS dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air 13. PKS dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) 14. PKS dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) 15. PKS dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Badan Litbang KP) 16. PKS dengan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Ciwidey 2. Kerja Sama Luar Negeri Kegiatan pelaksanaan kerja sama kelitbangan luar negeri pada Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016 adalah dalam bentuk koordinasi dengan unit di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam menyelenggarakan kerja sama dengan pihak 107

110 Swasta dan Perguruan tinggi di luar negeri yang telah kami susun sebagai berikut: 1. MoU dengan Australia-Indonesia Center (AIC) 2. MoU dengan Korea Institute of Energy Technology Evaluation and Planning (KETEP) 3. MoU dengan Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) 4. MoU dengan Korea Gas Cooperation (KOGAS) 5. PKS dengan Inha University 6. PKS dengan Australian Volunteer International 7. PKS dengan John Crane g. Focused Group Discussion (FGD) Sepanjang tahun 2016 diselenggarakan beberapa Forum/ Workshop antara lain sebagai berikut: 1. Workshop on Clean Coal Tehnology Badan Litbang ESDM menyelenggarakan Workshop on Clean Coal Tehnology pada tanggal Agustus 2016 di Pusat Litbang Geologi Kelautan, Cirebon. Workshop ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan the 9th AFOC Council Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2015 di Ha Long City, Vietnam, dimana pada tahun 2016 Indonesia cq Badan Litbang ESDM mendapat tugas tersebut. Kegiatan ini juga telah dipresentasikan pada the 14th AFOC Council Meeting pada tanggal 14 Mei 2016 di Pnom Penh, Cambodia. Workshop dihadiri oleh para peserta yang berasal dari negaranegara ASEAN seperti Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina dan Thailand. Peserta dari Indonesia yang hadir berasal dari pemerintahan, swasta dan akademisi yang tertarik untuk mengembangkan teknologi batubara bersih. Melalui pelaksanaan workshop ini diharapkan akan diperoleh masukan-masukan yang pada akhirnya dapat membantu percepatan implementasi teknologi batubara bersih di Indonesia khususnya dan ASEAN umumnya. 2. FGD Energi Laut Focus Group Discussion (FGD) Energi Laut dengan tema Peningkatan dan Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Laut untuk Mendukung Ketahanan Energi Nasional diselenggarakan di kantor Puslitbang Geologi Kelautan di Cirebon pada 11 Maret FGD dihadiri oleh Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN), Dr. Aryo Hanggono dengan narasumber dan pakar bidang energi laut, antara lain Adhi Satriya (Senior Advisor Andritz Hydro), Evie H. Sudjono, Ai Yuningsih, dan DelyuzarIlahude (Puslitbang Geologi Kelautan), Erwandi (BPPH-BPPT), Totok Suprijo (ITB), Mutiara R. Putri (ITB), Bambang Adithiya Nugraha (DEKIN-KKP) dan Ridho Hantoro, S (ITS). 108

111 Kegiatan ini bertujuan menghimpun masukan berupa ide, hasil studi sebelumnya, data baru, akses data dan arahan teknis lainnya dari para narasumber dan peserta. Forum ini juga diharapkan dapat menyamakan persepsi tentang kondisi terkini tentang potensi dan pemanfaatan energi baru terbarukan dari laut (arus laut, gelombang dan Konversi Energi termal Lautan (Ocean Thermal Energy Conversion-OTEC)). 3. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara untuk 10 IKM di Provinsi DIY FGD diselenggarakan di Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 12 Mei Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Tahun Anggaran 2015, yakni Pengembangan Implementasi Gasifier Mini Batubara di 3 IKM yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tujuan FGD selain untuk menyampaikan perkembangan hasil implementasi di 3 IKM percontohan, yakni peleburan aluminum, minyak atsiri dan tahu juga untuk menyampaikan program yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 kepada pemangku kepentingan khususnya di Provinsi DIY tentang Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi di 10 IKM. Dengan pengembangan tersebut diharapkan dapat mempercepat program hilirisasi hasil Litbang menuju komersialisasi. Tahun 2015 telah dibangun 3 (tiga) percontohan masing-masing di industri kecil Peleburan Aluminium, Minyak Atsiri dan industri kecil Tahu di DIY, dengan masing-masing kapasitas 50 kg/jam; 30 kg/jam dan 20 kg/jam. Dari hasil uji coba implementasi GasMin di 3 IKM, industri peleburan aluminium dinilai lebih cepat beradaptasi dibandingkan dengan minyak atsiri dan tahu. Sejak bulan Oktober 2015 sampai sekarang, percontohan GasMin di peleburan aluminium telah mengganti bahan bakarnya dari solar ke gas batubara. Hasil pengamatan Tim peneliti GasMin, disampaikan bahwa peggunaan gas batubara untuk peleburan aluminium telah menghemat biaya produksi sebesar 40%. Pada tahun 2016 ini akan ditempatkan di 10 IKM/UMKM di Provinsi DI Yogyakarta sebagai program pengembangan dari kegiatan pada TA 2015, yaitu: Dua IKM peleburan aluminium masing-masing berada di Kota Yogyayakarta dan Kabupaten Bantul. Dua IKM Batik masing-masing berada di Kabupaten Sleman untuk energi pada proses pelorotan lilin/malam dan di Kabupaten Kulon Progo untuk proses pengeringan kain. Dua IKM Kerupuk, keduanya berada di Kabupaten Bantul namun peruntukannya berbeda, masing-masing sebagai energi pada boiler dan energi pada ruang pengering produk. 109

112 IKM Tempe (tempe Super Dangsul) di Kabupaten Bantul (sebagai energi pada boiler). Petani jamur, untuk sterilisasi media jamur di Kabupaten Bantul (sebagai energi pada boiler). IKM kue (bakpia) di Kabupaten Kulon Progo (sebagai energi pada boiler). Industri penggilingan padi, untuk pengering gabah di Kabupaten Kulon Progo. Narasumber FGD berasal dari Dinas Perindagkop dan UMKM Provinsi DIY, Dinas PU dan ESDM Provinsi DIY, Asisten Deputi Industri Ekstraktif Kementrian Koordinator Perekonomian. Juga dihadirkan pimpinan dari 3 IKM yang menjadi percontohan Implementasi GasMin tahun 2015, yakni IKM peleburan aluminium, minyak atsiri dan tahu yang diwakili oleh Bambang Suryanto (IKM Minyak Atsiri) untuk menyampaikan testimoni penggunaan GasMin. Gambar 60. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara 10 IKM di Provinsi DIY Selain itu diselenggarakan juga beberapa FGD lain sepanjang tahun 2016 (Tabel 25). Tabel 25. FGD yang diselenggarakan sepanjang 2016 NO JUDUL FGD TANGGAL TEMPAT 1 Pengelolaan Jurnal Secara Elektronik 2 Manajemen Pernerbitan Jurnal Elektronik dalam Rangka Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah Berbasis Web Menuju E- Library P3TKEBTKE Untuk Akreditasi Nasional Februari 2016 Auditorium H.S. Hartono P3GL, Bandung 3 Mei 2016 P3TKEBTKE, Jakarta 110

113 NO JUDUL FGD TANGGAL TEMPAT 3 Akreditasi dan Indexasi Jurnal Elektronik 24 Juni 2016 Auditorium H.S. Hartono P3GL, Bandung 4 FGD Migas (Penelitian Gas 22 s.d. 24 Agustus PPPGL Cirebon Biogenik dan Cekungan 2016 Sedimenter untuk Menunjang WK Migas di Perairan Indonesia) 5 FGD dan Workshop Geomagnet (Lapan dan PPPGL) 6 FGD Mineral-KIGAM (Keterdapatan Kandungan Mineral Berat Plaser, Unsur Tanah Jarang dan Penyebaran Lembah Purba di Kawasan Perairan Indonesia Bagian Barat) 7 Seminar Internasional Energi Laut (Research, Development, and Implementation of Ocean Energy in Indonesia as Renewable Energy Resources) 29 s.d. 31 Agustus PPPGL Cirebon September s.d. 4 PPPGL Cirebon Oktober s.d. 9 Desember Hotel Aston, Pasteur, 2016 Bandung 8 Aplikasi Pemanfaatan DME Maret 2016 Purwokerto, Jawa Sebagai Bahan Bakar Industri Tengah Kecil Juli 2016 Ngawi, Jawa Timur 8 September 2016 Lampung 9 UCG "Policy Brief" Juni 2016 Palimanan - Cirebon 10 Pembangkit Listrik Tenaga Gasifikasi Batubara (PTGB) merupakan salah satu solusi penyediaan energi listrik di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) 11 Pengelolaan Kerja Sama dalam Mendorong Implementasi Hasil Litbang 13 April 2016 Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat 10 Maret 2016 Sentra Pengolahan dan Pemanfaatan Teknologi Mineral, Cipatat, Bandung Barat. 2. Capaian Anggaran/Keuangan 1. Realisasi Anggaran/DIPA Tahun 2016 Pagu anggaran/dipa tahun 2016 (pagu awal) sebesar Rp ,-, dengan dokumen Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2016 Nomor: SP DIPA /2016 diterbitkan oleh Kementerian Keuangan pada tanggal 7 Desember

114 Alokasi Anggaran (Miliar Rupiah) LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016 Tabel 26. Alokasi Anggaran Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Revisi Tahun 2016 KODE KEGIATAN APBN PAGU (Rupiah) 1910 Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 1911 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 1912 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara 1913 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS 1914 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral PAGU Penghematan I (Rupiah) PAGU Penghematan II (Rupiah) TOTAL Pada tahun anggaran 2016, pagu anggaran awal Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp ,-. Kemudian berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016, anggaran mengalami penghematan menjadi Rp ,- atau sebesar 6%. Penghematan dilakukan kembali berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016, anggaran menjadi sebesar Rp ,- atau sebesar 20% terhadap anggaran penghematan I (Tabel 26). Pagu Awal APBNP I APBNP II (selfblocking) Kode Kegiatan Gambar 61. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan. Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2016 adalah 97,36%, atau sebesar Rp ,- dari total pagu anggaran setelah penghematan II sebesar Rp ,- (Tabel 27). 112

115 KODE 1910 Tabel 27. Realisasi anggaran belanja per program tahun 2016 KEGIATAN APBN PAGU Penghematan II (Rupiah) REALISASI (Rupiah) Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan ,54% % 1911 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi ,53% 1912 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara ,85% Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral ,12% ,41% TOTAL ,36% Dari 5 (lima) kegiatan yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun anggaran 2016, seluruhnya terealisasi mencapai di atas 90%. Tabel 28 menyajikan pagu anggaran awal dan pagu anggaran penghematan berdasarkan jenis belanja. Tabel 28. Pagu Anggaran Awal dan Setelah Penghematan per jenis belanja Pagu Penghematan I Pagu Penghematan II Jenis Belanja Pagu Anggaran (Rp.) (Rp) (Rp) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah Tabel 29 menyajikan realisasi dan sisa anggaran berdasarkan jenis belanja, yaitu belanja pegawai dengan realisasi 93,97%, belanja barang realisasi 97,88%, dan belanja modal dengan realisasi 98,70%. Jenis Belanja Tabel 29. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Sisa Anggaran (Rp.) % (Rp.) % Belanja Pegawai ,97% ,03% Belanja Barang ,88% ,12% Belanja Modal ,70% ,30% Jumlah ,36% ,64% Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada Gambar 62, terbesar pada belanja barang, yaitu sebesar 53% (Rp ,-), kemudian pada belanja modal sebesar 28% (Rp ,-), dan belanja pegawai sebesar 19% (Rp ,-). 113

116 Anggaran (Miliar Rupiah) LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016 Pagu Anggaran Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 177,582,341,000, 28% 123,538,991,000, 19% 341,358,690,000, 53% Gambar 62. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja. Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 63) paling besar dicapai pada belanja modal sebesar 98,7% (Rp ,-), kemudian belanja barang sebesar 97,88% (Rp ,-), dan belanja pegawai sebesar 93,97% (Rp ,-) ,97% Pagu vs Realisasi 6,03% 97,88% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jenis Belanja 2,12% 98,7% Gambar 63. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja. Sisa anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 63) paling besar pada belanja pegawai sebesar 6,03% (Rp ,-), kemudian belanja barang sebesar 2,12% (Rp ,-), dan belanja modal sebesar 1,3% (Rp ,-). Sisa anggaran sebesar 2,64% karena adanya capaian penerimaan dari PNBP dan BLU tidak tercapai sebesar Rp ,-. Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016 telah menyerap anggaran yang tersedia secara optimal untuk menghasilkan output berdasarkan target kinerja. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan tahun 2016 yang tidak terlaksana atau realisasi rendah sehingga mempengaruhi jumlah realisasi anggaran. Hal ini disebabkan antara lain: 1,3% Pagu Anggaran Realisasi Sisa Anggaran 114

117 a. Capaian perolehan atau penerimaan kegiatan jasa teknologi (PNBP) yang meliputi jasa studi, jasa laboratorium dan kalibrasi di Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (BLU) adalah Rp ,- dari target Rp ,-. Sedangkan capaian penerimaan kegiatan jasa teknologi (PNBP) di Puslitbangtek Mineral dan Batubara adalah Rp ,- dari target Rp ,-. Tidak tercapainya target ini disebabkan, antara lain kurangnya penyampaian informasi mengenai kemampuan Laboratorium Pengujian tekmira ke dunia usaha, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, penurunan kegiatan eksplorasi, adanya kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian, banyaknya pengujian sampel internal dan mahasiswa yang hanya dikenai biaya sebesar 50% dari tarif normal, dan kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium Geomekanika. b. Terdapat beberapa kegiatan yang terkendala karena adanya kebijakan pemotongan anggaran sehingga tidak dapat sampai pada tahap implementasi. Hal ini tidak dapat diklaim sebagai capaian implementasi. Hal tersebut menimbulkan sebab akibat antara ketercapaian, kendala dan pemotongan anggaran. Contohnya adalah sebagai berikut: Adanya perubahan aturan pada pertengahan tahun kegiatan mengenai harga bahan yang ditawarkan untuk usulan pengadaan bahan semula dari penyedia menjadi dari agen langsung, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan daftar harga yang diperlukan, sehingga terjadi keterlambatan pengadaan bahan. Keterlambatan proses administrasi pembelian bahan kimia dikarenakan ada perubahan anggaran, sehingga proses pembelian baru dilaksanakan pada Triwulan III. Penyedia yang ditunjuk untuk pengadaan bahan tidak menyanggupi pekerjaan yang ditawarkan setelah berjalan 2 bulan, akibatnya diserahkan kepada penyedia lain menjelang akhir tahun, sehingga bahan baru tersedia pada akhir tahun anggaran. Ketergantungan kegiatan pada hasil keputusan pelaksanaan pekerjaan pengeboran/coring dari mitra, antara lain PERTAMINA EP-PHE dan SKKMIGAS. Tidak terlaksananya pengambilan sampel di pihak mitra untuk bahan kajian. Persediaan bahan baku penelitian terbilang langka (BBN). PLTG tidak beroperasi secara kontinu (standby) hanya 30% beroperasi dari potensi yang ada selama satu tahun. Terjadi keterlambatan pekerjaan oleh pemenang lelang sehingga mempengaruhi capaian target. Manajemen instalasi belum tepat sehingga beberapa pekerjaan sangat tergantung cuaca. 115

118 Ada kegiatan penelitian yang tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya pada musim timur. Data-data dan peta-peta hasil penelitian berupa seismik laut belum dapat diinput ke dalam geoportal karena masih dalam bentuk image belum digital. Memerlukan waktu untuk meyakinkan UKM/IKM/masyarakat untuk mengimplementasikan hasil litbang. 3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan anggaran dan kegiatan telah dilakukan pengendalian internal melalui penerbitan Instruksi Kepala Badan Litbang tentang monitoring dan evaluasi sebagai berikut : Instruksi Kepala Badan Nomor 186.K/82/BLB/2012 tanggal 27 Januari 2012 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja di Lingkungan Badan Litbang ESDM; Instruksi Kepala Badan Nomor 211.K/82/BLB/2012 tanggal 16 Maret 2012 tentang Monitoring Pelaksanaan Kegiatan di Lingkungan Badan Litbang ESDM Monitoring pelaksanaan anggaran pada periode 2013 selanjutnya mengalami perubahan dengan dibentuknya Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran (TEPPA) oleh Presiden RI tahun Pelaksanaan kegiatan ini melalui Sistem Monitoring TEPPA (sismontep) untuk mendorong penyerapan anggaran. Kegiatan Sismontep ini pada tahun 2014 sudah tindak berlanjut, namun demkian upaya monitoring pelaksanaan anggaran tetap dilaksanakan melalui kegiatan rekonsiliasi dan forum pertemuan dengan para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Satuan Kerja di lingkungan Badan Litbang ESDM. Melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran telah dilakukan upaya-upaya percepatan absorbsi penyerapan anggaran tahun 2016, melakukan bimbingan teknis dan pendampingan secara terus menerus kepada para Pengelola APBN dalam proses pelaksanaan anggaran dan pencairan dana. Monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tahun berjalan, yaitu akhir bulan ke-3 (B03), akhir bulan ke-6 (B06), akhir bulan ke-9 (B09), dan akhir bulan ke-12 (B12), dilakukan terhadap 125 kegiatan Litbang. Berdasarkan hasil evaluasi dengan melakukan Penilaian Pencapaian Ukuran Keberhasilan untuk setiap kegiatan yang telah dilaporkan (37 kegiatan), dapat diidentifikasi capaian terhadap target yaitu: a. Kategori Biru (Sangat Memuaskan) : 0 kegiatan (0%) b. Kategori Hijau (Memuaskan) : 37 kegiatan (100%) c. Kategori Kuning (Kurang Memuaskan) : 0 kegiatan (0%) d. Kategori Merah (Mengecewakan) : 0 kegiatan (0%) 116

119 Secara umum target Ukuran Keberhasilan pada checkpoint B12 dapat dicapai sebesar 100% (37 kegiatan) dengan kategori Hijau. 5, 14% 9, 24% 6, 16% 17, 46% BLM BLE BLT BLK Gambar 64. Jumlah kegiatan litbang yang dipantau melalui Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan pada masing-masing unit di Badan Litbang ESDM 0, 0.0% 37, 100.0% Gambar 65. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Desember 2016 (B12) Sudah melaporkan Belum melaporkan Periode Sampai dengan Bulan 117

120 Jumlah Kegiatan LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016 B. Evaluasi Pelaksanan Anggaran Tahun Capaian Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2015 Selama periode , telah dan akan dilaksanakan kegiatan yang didanai oleh APBN (DIPA) melalui Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Program ini menghasilkan output dan outcome yang mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja (PK) pada tahun berjalan melalui pelaksanaan kegiatan litbang. Jumlah kegiatan litbang yang telah dilaksanakan pada tahun sebagaimana tercantum dalam Gambar BLM BLT BLE BLK Gambar 66. Jumlah kegiatan litbang yang dilaksanakan pada tahun Jika dibandingkan tahun 2015 (based year Renstra), jumlah kegiatan litbang menurun 70,6% pada tahun Hal ini karena kegiatan litbang hanya difokuskan pada kegiatan-kegiatan strategis yang mendukung sektor ESDM. Tabel 30. Pencapaian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun No Program / Kegiatan Sasaran Program Indikator Realisasi 2015 % Capaian Realisasi 2016 % Capaian I PROGRAM Meningkatny Jumlah Pengembangan , ,45 PENELITIAN a berbagai dan Produk Teknologi DAN PENGEMBA penemuan terobosan serta Produk Survei - Laporan Ilmiah , NGAN dalam - Makalah Ilmiah yang , ,22 ENERGI upaya diterbitkan oleh DAN peningkatan media yang SUMBER Ketahanan terakreditasi DAYA Energi dan - Usulan Paten, Hak ,25 MINERAL Nilai Tambah Cipta dan Litbang Sektor ESDM Inovasi - Pilot , ,67 Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula - Peta/atlas potensi sektor ESDM , ,56 Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM 35 89,

121 Anggaran (juta Rupiah) LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016 No Program / Kegiatan Sasaran Program Indikator Realisasi 2015 % Capaian Realisasi 2016 % Capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Jumlah Peningkatan Nilai Tambah - Paten yang terimplementasikan - Hasil Litbang yang terimplementasikan 65,605 juta Rp 71, juta Rp 76, , , ,36 Pada umumnya realisasi capaian kinerja di tahun 2016 menurun dibandingkan dengan capaian kinerja tahun Faktor utama penurunan kinerja tersebut karena adanya kebijakan pemotongan anggaran sehingga meski seluruh kegiatan telah dilaksanakan lebih dari 50% namun untuk beberapa kegiatan strategis belum dilaksanakan tahap uji coba pada saat pemotongan anggaran dilakukan sehingga tidak dapat diklaim sebagai keberhasilan/capaian sesuai indikator kinerja. Pagu anggaran Badan Litbang ESDM pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 27,4% dibandingkan dengan tahun 2015 dengan rincian pada Gambar 67. 1,000, , , , , , , , , ,000 0 BLM BLT BLE BLK SBL TOTAL ,058, ,343, ,579, ,661, ,391, ,033, ,228, ,366, ,142, ,681,925 34,059, ,480,022 Gambar 67. Anggaran Badan Litbang ESDM Tahun Sedangkan realisasi anggaran pada tahun 2016 (97,36%) mengalami peningkatan sebesar 14,98% dibandingkan tahun 2015 (82,38%), karena faktor dilakukannya penghematan 2 kali selama tahun 2016 berdampak pada realisasi anggaran yang lebih baik. 2. Analisis Permasalahan dan Tindak Lanjut a. Permasalahan: 1) Ketergantungan kegiatan pada pihak mitra kerja sama, misalnya ketergantungan waktu pemboran, ketergantungan waktu pengoperasian 119

122 alat, ketergantungan waktu pemberian data akuisisi sehingga pengambilan data sampel untuk penelitian dan kajian pun terlambat. 2) Pembelian bahan mengalami keterlambatan karena adanya perubahan aturan pada pertengahan tahun kegiatan mengenai harga bahan dan adanya perubahan anggaran. 3) Langkanya bahan baku penelitian sehingga tidak menghasilkan analisis yang akurat. 4) Kurang penyampaian informasi mengenai kemampuan Laboratorium Pengujian LEMIGAS dan tekmira ke dunia usaha. 5) Menurunnya harga minyak dan kegiatan eksplorasi migas. 6) Adanya kebijakan pembatasan ekspor bahan tambang mentah. 6) Kerusakan alat yang menghambat waktu pengujian. 7) Kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium Geomekanika. 8) Terjadi keterlambatan pekerjaan oleh pemenang lelang sehingga mempengaruhi capaian target. 9) Terdapat kegiatan yang masih sangat bergantung pada cuaca. 10) Terdapat beberapa data dan peta hasil penelitian masih dalam bentuk image belum digital sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk pengolahannya. 11)Memerlukan waktu untuk meyakinkan UKM/IKM/masyarakat untuk mengimplementasikan hasil litbang. 12) Berkurangnya personil peneliti, perekayasa, laboran yang mengalami masa pensiun dan terdapat jeda/jurang waktu antara peneliti dan perekayasa madya dengan peneliti muda. 13)Perubahan kebijakan untuk menerbitkan jurnal online melalui prosedur panjang. b. Solusi dan Tindak Lanjut 1) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan SDM yang kompeten dan profesional di bidangnya; 2) Perlunya dukungan manajemen untuk memperlancar proses kerja sama, khususnya jika kegiatan atau survei dilaksanakan di lapangan Migas atau WP; 3) Peningkatan dan pengawasan kinerja perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan renumerasi melalui Tunjangan Kinerja sebagai salah satu reward dan punishment bagi pegawai; 4) Peningkatan perluasan jejaring (network) dalam riset dan litbang, khususnya dengan lembaga atau asosiasi yang ada di luar negeri; 5) Peningkatan dan pengembangan komersialisasi hasil litbang, sekaligus mempersiapkan unit litbang yang ada di lingkungan Badan Litbang ESDM sebagai Badan Layanan Umum (BLU); 6) Perlu terus digalakkan dan dikembangkan sosialisasi dan publikasi hasil litbang melalui berbagai forum, pameran, dan khususnya melalui media sosial dan digital. 120

123 IV. Penutup B erdasarkan pengukuran kinerja tahun 2016 telah dilakukan sejumlah kegiatan untuk menunjang tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, yaitu: Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, dan dalam rangka pencapaian sasaran tahun 2016 dengan hasil sebagai berikut: 1) Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan telah mendukung 13 (tiga belas) Sasaran yang telah disusun dalam Renstra Badan Litbang ESDM Tahun , yaitu: 1) Terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM; 2) Terwujudnya konstribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM; 3) Terwujudnya peningkatan kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM; 4) Terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral; 5) Terwujudnya penambahan sumber daya energi dan mineral; 6) Terwujudnya litbang unggulan; 7) Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM; 8) Terwujudnya peningkatan nilai tambah; 9) Terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi dan TKDN; 10) Terwujudnya peningkatan jasa teknologi; 11) Terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM; 12) Terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif, dan efisien; 13) Terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif. 2) Realisasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM tahun 2016 sebesar Rp ,- atau 97,36% dibandingkan dengan anggaran yang tersedia (pagu) setelah penghematan sebesar Rp ,-. Pembiayaan kegiatan yang bersumber dari DIPA tersebut dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri atas 5 (lima) kegiatan, yaitu: a) Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, b) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi, c) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, d) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, dan e) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. 3) Pencapaian kinerja yang diukur melalui indikator masukan (input) dan indikator keluaran (output) serta indikator hasil (outcome) menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan tahun 2016 yang capaian realisasinya rendah. 4) Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang diukur dari indikator kinerja, sebanyak 5 dari 11 indikator kinerja realisasinya mencapai 100%, dan ada yang melebihi target Perjanjian Kinerja yang ditetapkan. Jumlah yang melebihi target ini karena adanya beberapa kegiatan penelitian yang dapat menghasilkan lebih dari satu produk. Sedangkan indikator kinerja yang tidak mencapai target, adalah: Indikator Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/ Rancang Bangun/Formula hanya mencapai 66,67%. Penyebabnya antara lain 121

124 terkendala waktu dalam proses pembangunannya, dan ketika saat akan untuk diuji coba bersamaan dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, sehingga tahapan proses uji coba tidak dapat dilaksanakan. Indikator jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM hanya mencapai angka 60% (on progess). Hal ini terkendala pada kajian yang membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel, dan bersamaan dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan/ masukan kebijakan belum selesai dibuat dan disampaikan kepada direktorat teknis atau pihak terkait lainnya. Indikator Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi tidak mencapai angka 100%, disebabkan tidak tercapainya target penerimaan PNBP dan BLU. Hal ini antara lain disebabkan oleh pengaruh menurunnya harga minyak dunia menyebabkan penurunan kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat yang menghambat proses pengujian, dan belum seluruh kemampuan laboratorium pengujian tercantum dalam tarif PNBP. Indikator Jumlah Peningkatan Nilai Tambah, di mana untuk paten terimplementasikan mencapai angka 100%, namun untuk hasil litbang yang terimplementasikan hanya mencapai angka 16,36%. Kendalanya adalah beberapa tahapan kegiatan litbang tidak memungkinkan untuk diselesaikan dalam waktu 1 (satu) tahun, pengadaan alat serta bahan yang mengalami keterlambatan, dan bersamaan dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran sehingga proses tahapan litbang mengalami kemunduran jadwal dan bahkan tidak dapat diselesaikan

125 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun

126 124

127 Lampiran 2. Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2016 Badan Litbang ESDM No NAMA UNIT/KEGIATAN I. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS 1. Intensifikasi Eksplorasi Migas di Indonesia 2. Pengembangan Migas Non-Konvensional Indonesia 3. Peningkatan Cadangan dan Produksi Minyak Melalui EOR 4. Pengembangan Pilot Plan Kilang Mobile 5. Peningkatan Efektivitas Pembuatan Solar Nabati 6. Kajian Strategis Penentuan Nilai Faktor Emisi CO2 Nasional 7. Intensifikasi Pemanfaatan Produk Hilir Migas Nasional 8. Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas Untuk Masyarakat Sekitar dan Rencana Bisnis Pengembangannya 9. Intensifikasi Pemanfaatan Gas Bumi Pada Sektor Rumah dan Industri Transportasi II. PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, EBT DAN KE 1. Analisis Potensi Energi Angin 2. Analisis Potensi Energi Surya 3. Analisis Potensi Energi Mikrohidro 4. Studi Simulasi reservoar Panas Bumi untuk Mendukung Pengembangan Lapangan Panas Bumi 5. Strategi Pengembangan Energi Pulau-Pulau Terluar 6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Siklus Biner 7. Pengelolaan PLTMH untuk Mendukung Pemanfaatannya secara Massiv di Indonesia 8. Pengembangan Pilot Project BBN berbasis Kemiri Sunan yang terintegrasi dengan Sorgum, Komoditas Lainnya 9. Kegiatan BBN Generasi Penelitian dan Pengembangan Sistem Smart Microgrid pada Teknologi Pembangkit EBT 11. Kegiatan Pemanfaatan Panas Buang PLTG 12. Kegiatan Penyusunan FS dan DED Center of Excellence di Kawasan Nasional Energi Bersih Provinsi Bali 13. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran 14. Penyusunan FS PLTSa Payakumbuh 15. Penyusunan FS PLTSa Balikpapan 16. Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari Pemakaian Energi 17. Penyusunan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Energi III. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA 1. Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang Pengolahan dan Pemurnian Mineral Mendukung Peningkatan Nilai Tambah Mineral 2. Pengembangan Sistem Proses Produksi Unsur Logam Tanah Jarang dan Unsur Logam Jarang Untuk Material Maju 3. Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Bahan Bakar 4. Penerapan dan Pengembangan Pembakar Siklon pada UMKM dan Ponpes di Jawa Barat serta Kajian Tekno Ekonomi dan Logistik Teknologi Pembakaran Siklon pada UMKM dan Ponpes di Pulau Jawa 5. Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia Tahap III 6. Kajian Peran Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara dalam Mendukung Perekonomian Nasional IV. PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN 1. Penelitian dan Identifikasi Cekungan Sedimenter untuk Mendukung Penyiapan Wilayah Kerja (WK) Migas Perairan Kep. Aru, Papua Barat. 2. Penelitian dan Pengembangan Potensi Energi Laut di Perairan Selat Lembeh, Sulawesi Utara 3. Litbang Geologi Kelautan Dalam Mewujudkan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Sumber Daya Energi dan Mineral Kelautan 125

128 No NAMA UNIT/KEGIATAN 4. Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan Unsur Tanah Jarang di pantai dan perairan Dabo dan sekitarnya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau 5. Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan dalam Rangka Mewujudkan Pengembanga Energi dan Sumber Daya Mineral Kelautan yang Berkelanjutan di Perairan Laut Sulawesi 126

129 Lampiran 3. Form Usulan Paten dan Sertifikat Inovasi

130 128

131 129

132 130

133 131

134 132

135 133

136 134

137 135

138 136

139 Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2017

LKjIP 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LKjIP 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIP 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral LKjIP 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral 1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural

Lebih terperinci

LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini. BAB 6 P E N U T U P L sebelumnya. aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2011 merupakan media perwujudan akuntabilitas terhadap keberhasilan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Diskusi Panel National Integration of the Centre of Excellence Jakarta, 8 Oktober 2015 1 Daftar Isi 1. Membangun Kedaulatan

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Nama Organisasi :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA Badan Litbang ESDM

PERJANJIAN KINERJA Badan Litbang ESDM PERJANJIAN KINERJA 2017 Badan Litbang ESDM PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang

Lebih terperinci

Informasi Wajib Tersedia Setiap Saat Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Informasi Wajib Tersedia Setiap Saat Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Sekretariat Jenderal 1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi 1.1. Formasi CPNS KESDM yang sudah ditetapkan 1.2. Pengangkatan CPNS 1.3. Sumpah PNS 1.4. Administrasi bimbingan teknis kepegawaian dan pembekalan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Instasi Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TAHUN 2015

PENCAPAIAN TAHUN 2015 ESDM Dalam Angka PENCAPAIAN TAHUN 2015 Jakarta, 29 Desember 2015 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Daftar Isi 3 4-5 6-8 9-11 12 13 14 15 16 17-18 7 Perubahan Sistemik Energi Baru, Terbarukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

RENSTRA B2TKE

RENSTRA B2TKE RENSTRA B2TKE 2015-2019 Disampaikan pada RAKER B2TKE- BPPT Puspiptek, 30-31 Maret 2017 VISI VISI, MISI Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KEMENTERIAN ESDM RINGKASAN EKSEKUTIF. #EnergiBerkeadilan. #EnergiBerkeadilan

Laporan Kinerja KEMENTERIAN ESDM RINGKASAN EKSEKUTIF. #EnergiBerkeadilan. #EnergiBerkeadilan Laporan Kinerja KEMENTERIAN ESDM 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF a b Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 82.723.809.000 79.547.819.863 96,16 5 1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL) Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi

Lebih terperinci

LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MEMFOKUSKAN TARGET EKSPLORASI MIGAS DI KAWASAN TIMUR INDONESIA. Rakhmat Fakhruddin, Suyono dan Tim Assesmen Geosains Migas

MEMFOKUSKAN TARGET EKSPLORASI MIGAS DI KAWASAN TIMUR INDONESIA. Rakhmat Fakhruddin, Suyono dan Tim Assesmen Geosains Migas MEMFOKUSKAN TARGET EKSPLORASI MIGAS DI KAWASAN TIMUR INDONESIA Rakhmat Fakhruddin, Suyono dan Tim Assesmen Geosains Migas Rakhmat Fakhruddin, Suyono dan Tim Assesmen Geosains Migas rakhmatfakh@yahoo.com

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 2.03 01 82 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 2.03. 2.03 Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya

Lebih terperinci

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 No.726, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Wilayah Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG WILAYAH KERJA PANAS

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010 RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010 Pertemuan Tahunan Pengelolaan Energi Nasional merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi Energi dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 3940 K/08/MEM/2017 TENTANG PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

SASARAN STRATEGIS 1 : Menurunnya beban pencemaran lingkungan hidup

SASARAN STRATEGIS 1 : Menurunnya beban pencemaran lingkungan hidup Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini disusun sebagai wujud dan tekad Kementerian Lingkungan Hidup dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban. Fasilitas Dana. Geothermal. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PMK.011/2012

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL Dasar Hukum RUEN UU No. 30/2007 Energi UU No.22/2001 Minyak dan Gas Bumi UU No.30/2009 Ketenagalistrikan PP No. 79/2014 Kebijakan Energi Nasional Perbaikan bauran

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara No.569, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi. Perizinan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand No.30, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Panas Bumi. Tidak Langsung. Pemanfaatan. Pencabutan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6023). PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN7 BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025 Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025 Disajikan oleh: Roy Bandoro Swandaru A. Pendahuluan Pemerintah telah berkomitmen

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional

Lebih terperinci

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1217, 2015 KEMEN ESDM. Bahan Bakar Nabati Pembiayaan Badan Pengelola. Kelapa Sawit. Pemanfaatan. Penyediaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16,2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

2017, No pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

2017, No pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.754, 2017 KEMEN-ESDM. Kegiatan Fisik Pemanfaatan EBTKE. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening Uraian Jumlah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG No. 930, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K NOMOR 009 TAHUN 2015 A TENTANG J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BADAN PENGKAJIAN

Lebih terperinci