HYRONIMUS LADO SMPN 2 NUBATUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HYRONIMUS LADO SMPN 2 NUBATUKAN"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK MEMBENTUK JARING-JARING, DAN MEMBUKTIKAN RUMUS LUAS PERMUKAAN, SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 NUBATUKAN MELALUI PENDEKATAN RME HYRONIMUS LADO SMPN 2 NUBATUKAN herilengari@rocketmail.com PENGANTAR Pengaruh perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia kini cukup terasa. Bahkan dalam proses pembelajaran kinipun lebih diarahkan untuk mempersiapkan generasi yang sanggup dan siap untuk menghadapi tantangan di abad 21 yang serba modern. Guru bahkan dituntut untuk mampu menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya, baik yang berbasis komputer bahkan berbasis android, mulai dari yang off line hingga yang on line. Namun perlu disadari bahwa Indonesia, merupakan negara kepulauan yang tidak semuanya berkembang secara bersamaan. Oleh karenanya ketika hal itu diterapkan pada sekolah yang berada di daerah, tempat atau sasaran yang tepat maka sama seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang subur, namun sama halnya seperti kita menabur bibit unggul di tanah yang gersang bila keadaannya berbanding terbalik. Sama seperti yang dialami saya dan guru-guru lainnya yang mengabdi dan bertugas di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). SMPN 2 Nubatukan adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di dalam wilayah 3T, walaupun keberadaannya di seputar ibukota kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai guru yang mengabdi dan bertugas di daerah 3T, perlu banyak pertimbangan dalam mempersiapkan pembelajaran, mulai dari fasilitas pendukungnya (sarana), hingga sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini siswa. Sebagai contoh, pernah sekali saya mempersiapkan pembelajaran matematika (materi lingkaran luar dan dalam segitiga) dengan media animasi power point sederhana, karena kebetulan sekolah saya sudah memiliki fasilitas yang saya butuhkan dalam proses pembelajaran seperti listrik, dan in focus. Namun sayang pada saat kegiatan pembelajaran tiba-tiba listriknya padam berkepanjangan dan tak ada solusi saat itu, hingga pembelajaranpun tidak 1

2 lagi terkesan berbasis komputer, dan apa yang direncanakan saat itu tidak berjalan secara maksimal. MASALAH Bagi kebanyakan siswa, matematika dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan tidak disenangi karena dipenuhi dengan rumus yang bersifat abstrak. Walaupun demikian perlu disadari bahwa aktifitas manusia merupakan bagian dari matematika seperti pandangan Hans Freudental yang menyatakan bahwa matematika merupakan aktifitas manusia. Banyak faktor yang menyebabkan siswa tidak menyenangi pelajaran matematika, dan salah satunya adalah cara mengajar guru yang belum sesuai. Menurut Darkasyi, dkk (2014), rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu siswa itu sendiri, guru, pendekatan pembelajaran, dan lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Demikian juga menurut Tilaar, et al. (2012) prestasi belajar siswa yang rendah disebabkan oleh sejumlah faktor, dan salah satunya adalah kompetensi guru yang tidak memadai. Seperti yang diungkapkan Darkasyi dan Tilaar, hasil belajar siswa kelas IX SMPN 2 Nubatukan pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung khusunya kompetensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut, dan bola (KD 1) yang diperoleh melalui ulangan harian pada tanggal 3 s.d 4 Oktober 2016, masih jauh dari harapan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1: Rerata perolehan nilai ulangan harian siswa untuk KD 1 Rombongan Belajar A B C Kelas Rata-rata 13.04% 8.70% 8.70% Ketuntasan Berdasarkan Tabel 1, tampak hasilnya masih di bawah rerata ideal. Dan melalui kegiatan refleksi serta masukan dari siswa setelah proses pembelajaran diketahui bahwa, secara visual siswa masih sulit memahami walaupun pembelajaran sebelumnya (pada KD 1) menggunakan media power point. Guru terkesan mendominasi dalam proses sebab bukan siswa yang melakukan visualisasi. 2

3 Untuk itu, profesionalisme seorang guru dituntut dalam mengelolah pembelajaran sehingga siswa lebih aktif belajar. Darling, et al. (2009) berpendapat bahwa untuk meningkatkan partisipasi siswa maka, belajar harus berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini diperkuat dengan pendapat Vera (2012) bahwa guru harus memahami perannya sebagai fasilitator, serta mengenali ciri-ciri dan kecakapan yang mesti dimiliki oleh seorang fasilitator. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda. Menurut Wijaya (2012) pembelajaran matematika dalam kelas masih terpusat pada guru, dimana siswa hanya dilatih untuk melakukan perhitungan matematika dengan rumus yang tidak pernah diketahui dari mana asalnya. Demikian juga diungkapkan Choppin (2011) bahwa guru matematika dalam proses pembelajaran terlalu mengandalkan buku teks, sehingga ia kebingungan dalam merancang soal dan hanya mengajarkan materi yang mudah, sedangkan yang sulit dibiarkan. Sebagai upaya untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan membantu mereka memahami rumus-rumus matematika yang bersifat abstrak, maka dibutuhkan benda-benda konkrit ataupun manipulatif. Seperti yang diungkapkan Subanji (2013) bahwa, dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk menekankan media (peraga) untuk mengembangkan pemahaman siswa, sebab dengan melakukan sendiri (learning by doing), media juga dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Demikian juga dikatakan Suwarni (2014) bahwa, menggunakan media adalah salah satu cara yang baik bagi guru untuk menyajikan pembelajaran yang menarik di dalam kelas. Hal serupa diungkapkan Asyhar (2012) bahwa, media memiliki peran dan fungsi strategi yang secara langsung maupun tak langsung dapat mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar serta mampu memvisualisasikan materi abstrak yang diajarkan sehingga memudahkan peserta didik. Dipertegas lagi oleh Pujianto (2012) bahwa, pembelajaran matematika di SMP masih perlu menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran pada materi bangun ruang sisi lengkung memang pernah dilakukan penulis dengan memanfaatkan barang bekas seperti, kardus bekas makanan ringan untuk dibentuk menyerupai tabung dan kerucut, sedangkan bola memanfaatkan bola plastik. Namun ada kekurangan yang diperoleh saat 3

4 membuktikan luas permukaan baik tabung maupun kerucut, sebab beberapa siswa justru menggunakan lem untuk menjahili temannya. Demikian halnya dengan pembuktian luas permukaan bola. Karena berbahan plastik, ketika dilem pada permukaan kertas tidak menempel dengan baik (terlepas), dan permukaan bola yang digunting-gunting tidak menutupi secara sempurnah lingkaran-lingkaran yang disediakan (bolong-bolong). Sementara beberapa hasil penelitian lain, dan juga vidio pembelajaran yang saya tonton di youtube menunjukkan bahwa luas permukaan bola menggunakan buah jeruk. Sayang sekali untuk daerah kabupaten Lembata yang terkenal dengan suhunya yang cukup ekstrim untuk memperoleh buah jeruk, hanya pada musim tertentu saja dan itupun cukup mahal. PEMBAHASAN DAN SOLUSI Solusi Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sesuai silabus tersisa 6 35 pada pertemuan selanjutnya terhitung tanggal pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 10 s.d 12 Oktober 2016, 17 s.d 19 Oktober 2016, dan 24 s.d 26 Oktober 2016 penulis berusaha untuk mengatasinya dengan tetap memanfaatkan barang bekas (sampah) yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar, sebagai bahan utamanya seperti; kardus bekas makanan ringan, dan bola plastik ukuran kecil. Serta bahan tambahan lainnya seperti, lem castol, dan skotlet (cutting sticker). Ada nilai inovasi kali ini dengan menambahkan bahan skotlet sebagai lapisan (kulit), baik tabung, kerucut, maupun bola untuk menghindari masalah-masalah yang telah terjadi, seperti yang telah diungkapakan di atas. Adapun alat yang dibutuhkan seperti, gunting, silet, hekter, jangka, penggaris, dan pensil. Berikut adalah gambar alat dan bahan yang dimaksud, serta bangun ruang (selain bola) yang telah dibentuk. Gambar 1. Alat dan Bahan yang dibutuhkan, serta bangun yang dihasilkan 4

5 Dengan demikian, ketika siswa membuka skotlet yang menempel pada bangunbangun tersebut, mereka tidak lagi menggunakan lem untuk menempelkannya kembali pada kertas yang disediakan dan diharapkan mereka dapat memahami jaring-jaring yang dapat membentuk bangun-bangun tersebut, serta mampu membuktikan baik rumus luas permukaan maupun volumenya. Pembahasan Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru mengumpulkan bekas kardus makanan ringan untuk membentuk enam tabung menggunakan lem castol, dengan dua tabung yang tingginya sama dengan setengah diameter bola, dua tabung yang tingginya sama dengan diameter bola, dan dua tabung yang tingginya sama dengan dua kali diameter bola. Demikian juga dibentuk enam kerucut dengan ukuran yang serupa, dimana luas alas tabung dan kerucut disesuaikan dengan bola. Disediakan juga enam balok dengan ukuran serupa, dimana luas alas balok yang berbentuk persegi panjang disesuaikan juga dengan alas tabung dan kerucut. Semua model bangun tersebut (kecuali balok), dilapisi skotlet sebanyak tiga lapis disesuaikan dengan banyaknya rombongan belajar, untuk membuktikan jaring-jaring dan rumus luas permukaan. Sedangkan balok hanya digunakan untuk membuktikan volume tabung. Karena rancangan pembelajaran didesain berdasarkan pendekatan Realistic Mathematics Educations (RME), maka siswa terlebih dahulu dikelompokkan secara heterogen berdasarkan tingkat pemahaman dan jenis kelamin. Maksimal terdapat empat siswa dalam satu kelompok, dengan pertimbangan setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Pendistribusiannya terdiri dari satu siswa yang pemahamannya tinggi, satu siswa yang pemahamannya sedang, dan dua siswa yang pemahamannya rendah, dengan pertimbangan ketika diskusi kelompok berjalan siswa yang berkemampuan rendah dapat dibantu oleh siswa yang berkemapuan sedang dan tinggi. Sebab menurut Wijaya (2012) proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan RME yaitu interaktivitas. 5

6 Tahapan Eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran didahului dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung. Hal ini bersesuaian dengan karakteristik pendekatan RME yaitu penggunaan konteks. Menurut Wijaya (2012) konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata asalkan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa. Hal tersebut menjadi salah satu prinsip pendekatan RME yaitu imaginable (dapat dibayangkan). Adapun masalah yang dimaksud sebagai berikut: sambil menunjukkan model tabung, kerucut, dan bola yang telah dilapisi skotlet (cutting sticker). Misalkan seorang siswa diminta untuk melapisi kulit benda-benda tersebut dengan skotlet seperti Gambar 1 di atas. Berapa luas minimal skotlet yang dibutuhkan siswa tersebut, dan berapa daya tampungnya masing-masing? Tahapan Elaborasi ditandai dengan guru memberikan kesempatan untuk siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan masalah memanfaatkan model-model bangun yang telah dibentuk. Ketika kelompok mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan bantuan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat menuntun mereka untuk memperoleh jawaban. Hal ini bersesuaian dengan salah satu prinsip pendekatan RME yaitu guided (menuntun). Berikut dialog yang terjadi saat siswa bingung untuk menuliskan bagian-bagian dari skotlet yang juga merupakan bagian-bagian bangun ruang; Guru : coba tunjukkan bagian mana dari skotlet ini yang merupakan garis pelukis dan keliling alas kerucut? Siswa MV : menunjuk dengan benar Guru : apa rumus keliling lingkaran? Siswa MV : πr 2? Guru : bukankah itu merupakan rumus luas lingkaran? Siswa : oh ya, 2πr Guru : apakah selimut kerucut membentuk segitiga? Siswa : Tidak Guru Jika demikian, bagaimana menghitung luasnya? Gambar 2. Aktifitas kelompok dan bantuan dari guru 6

7 Tidak ada hal mengejutkan yang terjadi saat proses pembelajaran pembuktian volume. Namun justru terjadi saat proses pembelajaran pembuktian luas permukaan antara lain; ketika secara keseluruhan anggota kelompok tidak mampu menjawab pertanyaan terakhir di atas. Untuk itu, siswa diminta untuk melengkapinya menjadi sebuah lingkaran berdasarkan panjang garis pelukis (s) pada skotlet yang ditempelkan dengan jangka. Kemudian melanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menuntun mereka memperoleh jawaban benar atau memperbaiki jawabannya, sebagai berikut: Guru Siswa Guru : mana jari-jari lingkaran tersebut? : menunjuk dengan benar : bagaimana rumus keliling dan luas lingkaran jika jarijarinya demikian? Siswa : 2πr dan πr 2 Guru : bagaimana jika jari-jarinya (r) saya ganti dengan s? Siswa : oh ya, 2πs dan πs 2 Guru Siswa Guru : disebut apakah bagian lingkaran yang ditutupi oleh skotlet? : Juring : bagaimana menghitung luasnya? Karena masih bingung, temukan itu dengan membuat perbandingan sebagai luas juring panjang busur juring berikut: = luas lingkaran keliling lingkaran Hal lainnya yaitu ketika siswa panik, saat skotlet yang dibuka dari permukaan bola tidak mencukupi untuk seluruh lingkaran yang telah dibuat. Hal itu sengaja diciptakan oleh guru agar siswa lebih kreatif saat menyimpulkan, karena diperintahkan untuk menjiplak setengah bola sebanyak 6 sampai 7 kali. Bahkan ada siswa dari salah satu kelompok yang mengklaim bahwa skotletnya kurang. Oleh karenanya guru membantu dengan pertanyaan penuntun untuk meredahkan kepanikannya sekaligus membantu mereka untuk menyimpulkan. Berikut dialog yang terjadi: Siswa Guru Siswa Guru Siswa : sambil mengacungkan tangan. Pak, skotlet kami kurang : Mana pekerjaanmu? : menunjukkan hasil kerja kelompoknya : OK. Ternyata skotlet yang anda buka dari bola tadi, hanya dapat menutupi empat permukaan lingkaran, dan hal itu benar. Jika demikian apa yang dapat kamu simpulkan? : Oh 7

8 Begitupun ketika hasil kerja kelompok dipresentasekan di hadapan kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan. Siswa terkesan kaku saat berbicara, padahal sudah diberitahukan sebelumnya agar berbicara selayaknya seperti saat diskusi kelompok. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan biar tidak kaku. Walaupun terkesan kaku saat berbicara di hadapan teman-temannya sendiri, namun setidaknya mereka sudah bisa memulainya. Perwakilan kelompok yang maju, merupakan hasil undian bersama. Hasil kerja kelompokpun terbilang cukup memuaskan, terutama untuk membuktikan luas permukaan bola. Bahkan kekurangan yang pernah dialami ketika membuktikan luas permukaan bola, kelihatan lebih sempurnah ketika menggunakan skotlet. Gambar 3. Membuktikan luas permukaan bola & Presentasi hasil Tahapan Konfirmasi sebagai akhir dari kegiatan inti dengan tanya jawab untuk membuat kesimpulan bersama siswa, yang berkaitan dengan jaring-jaring yang membentuk baik tabung, kerucut maupun bola, serta rumus luas permukaan dan volume yang telah dibuktikan. Hal ini bersesuaian dengan katrakteristik pendekatan RME yaitu pemanfataan hasil konstruksi siswa. Beberapa hal yang disimpulkan berdasarkan hasil konstruksi siswa yang berkaitan dengan jaringjaring antara lain; (*) terdapat tiga bagian yang membentuk bangun tabung antara lain; hasil dari dua kelompok adalah sebuah persegi panjang dan dua lingkaran, hasil dari dua kelompok lain adalah sebuah jajar genjang dan dua lingkaran, dan dua kelompok lainnya mempunyai hasil sebuah persegi panjang yang lebarnya berbentuk gerigi dan dua lingkaran, (**) terdapat dua bagian yang membentuk kerucut yaitu sebuah lingkaran dan sebuah bidang yang belum diketahui namanya, yang mana diketahuinya setelah melengkapinya menjadi sebuah lingkaran, (***) terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Namun 8

9 ada satu kelompok yang hanya menghasilkan tiga lingkaran. Setelah ditelusuri ternyata skotletnya masih saling menindih, sehingga diminta untuk memperbaikinya. Kesimpulan yang berkaitan dengan luas permukaan berdasarkan hasil konstruksi siswa antara lain; (*) terdapat dua lingkaran dan satu persegi panjang yang dapat membentuk tabung. Karena luas lingkaran adalah πr 2 dan luas persegi panjang adalah panjang kali lebar dimana panjangnya adalah kelingling alas atau atap yang berbentuk lingkaran (2πr) dan lebarnya adalah tinggi tabung (t), maka luasnya adalah πr 2 t, jika luas seluruhnya digabungkan maka diperoleh luas tabung adalah 2πr 2 + 2πrt (**) terdapat sebuah lingkaran dan juring lingkaran yang berjari-jari garis pelukis (s) yang membentuk kerucut. Karena luas lingkaran adalah πr 2 dan luas juring ditemukan dengan membuat perbandingan luas juring panjang busur juring = luas lingkaran keliling lingkaran dimana luas dan keliling lingkaran yang berjari-jari s secara berturut-turut adalah πs 2 dan 2πs, maka luas juring diperoleh adalah πrs, jika seluruh luasnya digabungkan maka diperoleh luas kerucut adalah πr 2 + πrs, (***) terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Karena luas lingkaran adalah πr 2, maka luas permukaan bola adalah 4πr 2. Demikian pula kesimpulan yang berkaitan dengan volume berdasarkan hasil konstruksi siswa antara lain; (*) jumlah pasir dalam balok sama dengan jumlah pasir dalam tabung. Karena luas alas balok berbentuk persegi panjang dengan panjang adalah 7,2 cm dan lebar 4,2 cm, dengan demikian luasnya adalah 30,24 cm. Karena luas alas tabung berbentuk lingkaran dengan diameter lingkaran adalah 6,2 cm, sehingga jari-jarinya adalah 3,1 cm. Dengan demikian maka luas alas tabung adalah 30,21. Dapat disimpulkan bahwa luas permukaan balok kurang lebih sama dengan luas permukaan tabung. Karena tinggi balok sama dengan tinggi tabung dan volume balok sama dengan volume tabung maka volume tabung adalah πr 2 t, dimana πr 2 adalah luas alas tabung, (**) jumlah pasir dalam tabung sama dengan tiga kali jumlah pasir dalam kerucut. Karena luas alas tabung dan kerucut kongruen, dan tinggi tabung sama dengan tinggi kerucut, maka volume kerucut sama dengan satu dari tiga bagian volume tabung atau 9

10 volume kerucut adalah ⅓πr 2 t, (***) terdapat satu kesimpulan berdasarkan tiga ukuran tinggi kerucut yang berbeda. Pertama, jumlah pasir dalam empat kerucut sama dengan jumlah pasir dalam bola. Karena tinggi kerucut sama dengan setengah diameter bola, dan setengah diameter bola sama dengan jari-jari, maka tinggi kerucut sama dengan jari-jari bola (t = r). Sehingga volume bola sama dengan empat kali volume kerucut, dimana volume kerucut adalah ⅓πr 2 t, maka volume tabung adalah 4 3 πr. Kedua, 3 dua kali jumlah pasir dalam kerucut sama dengan jumlah pasir dalam bola. Karena tinggi kerucut sama dengan diameter bola, dan diameter bola sama dua kali jari-jari, maka tinggi kerucut sama dengan dua kali jari-jari bola (t = 2r). Sehingga volume bola sama dengan dua kali volume kerucut, dimana volume kerucut adalah ⅓πr 2 t, maka volume tabung adalah 4 3 πr. Ketiga, jumlah pasir 3 dalam kerucut sama dengan jumlah pasir dalam bola. Karena tinggi kerucut sama dengan dua kali diameter bola, dan diameter bola sama dua kali jari-jari, maka tinggi kerucut sama dengan dua kali jari-jari bola (t = 4r). Sehingga volume bola sama dengan volume kerucut, dimana volume kerucut adalah ⅓πr 2 t, maka volume tabung adalah 4 3 πr. 3 Sebagai penguatan guru melakukan penegasan kembali terhadap hal-hal yang dianggap penting seperti; jaring-jaring yang membentuk baik tabung, kerucut maupun bola, serta rumus luas permukaan dan volume yang telah dibuktikan. Adapun hal-hal yang ditegaskan guru sebagai berikut: (*) terdapat tiga bidang yang membentuk tabung yaitu dua lingkaran dan satu persegi panjang. Persegi panjang tersebut merupakan selimut kerucut yang dirumuskan dengan 2πrt, sehingga luas permukaan kerucut dirumuskan dengan 2πr 2 + 2πrt = 2πr (r + t), dimana volumenya dirumuskan dengan πr 2 t, (**) terdapat sebuah lingkaran dan juring lingkaran yang membentuk kerucut, dimana luas juring merupakan selimut kerucut dirumuskan dengan πrs. Sehingga luas permukaan kerucut dirumuskan dengan πr 2 + πrs = πr (r + s), dan volumenya dirumuskan dengan ⅓πr 2 t, (***) 10

11 terdapat empat lingkaran yang membentuk bangun bola. Sehingga luas permukaan bola adalah 4πr 2, dan volume bola dirumuskan dengan 4 3 πr. 3 Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan, maka perlu dilakukan tes pada tanggal 31 Oktober 2016 s.d 2 November 2016, untuk kompetensi dasar (KD) 2 yaitu menghitung luas permukaan dan volume tabung, kerucut, serta bola. Berdasarkan hasil ulangan, terlihat bahwa hasil ulangan masih belum memuaskan, namun peningkatannya cukup signifikan dibandingkan dengan hasil ulangan pada KD 1. Adapun hasil ulangan yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2: Rerata perolehan nilai ulangan harian KD 2 Rombongan Belajar A B C Kelas Rata-rata 60.87% 43.48% 47.83% Ketuntasan KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) ketika teknologi tak mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk menyelesaikan masalah pendidikan di daerah 3T, maka alam sekitarlah sebagai jawabannya, (2) terbukti siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sebab mereka belajar dengan melakukan sendiri, (3) inovasi yang dilakukan dengan menambahkan skotlet pada permukaan model tabung, kerucut, dan bola terbukti mampu mengatasi dua masalah sekaligus yaitu; menghindari siswa yang suka menjahili teman jika menggunakan lem, dan menutupi secara sempurnah lingkaran-lingkaran yang disediakan pada proses pembuktian luas permukaan bola, (4) model tabung, kerucut, dan bola dapat menjadi jembatan (bridge) yang baik untuk menghubungkan hal yang konkrit menuju pengetahuan matematika yang formal. Berikut adalah gambar menyerupai bongkahan es yang menunjukkan bahwa model sebagai jembatan antara pengetahuan yang kongkrit dan pengetahuan formal. 11

12 Gambar 4. Bongkahan es yang menunjukkan tingkatan pengetahuan Harapan penulis Adapun harapan yang dipandang perlu untuk dikemukakan penulis adalah sebagai berikut; (1) bagi pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan, melalui dinas pendidikan setempat untuk mengkategorikan dengan benar kebutuhan satuan pendidikan berdasarkan skala prioritas menuju pada mutuu pendidikan yang mampu bersaing, (2) bagi sekolah sebagai penyelenggara untuk memperhatikan sarana pendukung yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran seperti mengadakan beberapa unit PC, sehingga ketika pembelajarannya berbasis komputer tidak terkesan guru saja yang mendominasi. Demikian juga satu unit genset untuk menjaga kemungkinan pemadaman listrik. Hal ini dimaksudkan agar siswa kita sudah benar-benar matang ketika ke dunia luar yang serba modern, (3) bagi guru-guru yang bertugas, dan mengabdikan dirinya di wilayah 3T, jangan pernah menyerah dengan keadaan karena lingkungan jika dimanfaatkan dengan benar dapat memberikan manfaat yang besar terutama dalam memperbaiki mutu pembelajaran kita di kelas. 12

13 DAFTAR PUSTAKA Asyhar, R Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Choppin, J The role of local theories: teacher knowledge and its impact on engaging students with challenging tasks on Math Ed Res J DOI /s Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe dalam Jurnal Didaktik Matematika Vol. 1, No. 1, April 2014, Darling, L., Hammond & Richardson, N Research Review/Teacher Learning: What Matters? on How Teachers Learn. February 2009, Vol. 66, No. 5, Pujianto, W Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi pada Bentuk Aljabar melalui Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Kayu Berwarna pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sukosari Bondowoso. Jurnal Edukasi Matematika. Vol.3, No.5, Juni 2012, Subanji Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang Suwarni, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Media Manik-Manik pada Siswa Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012 Kecamatan Tanggul-Jember. Jurnal Pancaran. Vol.3, No.3, Agustus 2014, Tilaar, R., A., H., Sutjipto & Handoyo, S., S Improving the quality of education in remote areas: The case of the sra program in the elementary schools of Kabupaten Lembata, NTT on NEWSLETTER No. 33 Dec/2012 Vera, A Metode Mengajar Anak di Luar Kelas. Jogjakarta: Diva Press Wijaya, A Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu 13

14 14

Hyronimus Lado SMPN Satap Ilewutung Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Hyronimus Lado SMPN Satap Ilewutung Pascasarjana Universitas Negeri Malang PENERAPAN PENDEKATAN RME UNTUK MEMAHAMKAN KONSEP LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI LESSON STUDY PADA SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 3 KEPANJEN Hyronimus Lado SMPN Satap Ilewutung

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN RME

PENERAPAN PENDEKATAN RME PENERAPAN PENDEKATAN RME UNTUK MEMAHAMKAN KONSEP LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI LESSON STUDY PADA SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 3 KEPANJEN LAPORAN PPL Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

Lebih terperinci

Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9

Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Bangun Ruang Sisi Lengkung - Di dalam postingan ini rumus matematika dasar akan memberikan pembahasan mengenai materi pelajaran matematika untuk kelas 9 SMP

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran

Lebih terperinci

Bab 2. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya.

Bab 2. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya. Bab Bangun Ruang Sisi Lengkung Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. Menghitung

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas IX SMP dan MTs Semester 1 3A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung luas selimut dan

Lebih terperinci

BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Peta Konsep Bangun Ruang sisi Lengkung jenis Tabung Kerucut Bola untuk menentukan Unsur dan jaring-jaring Luas permukaan Volume untuk Merumuskan hubungan volume dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 1 (Ganjil) STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P No. 1 ) KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN Sekolah : SMP Negeri 9 Cimahi Kelas / Semester : IX / I Mata Pelajaran : Matematika Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas melalui penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu dilaksanakan

Lebih terperinci

JARING-JARING BANGUN RUANG

JARING-JARING BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 6 JARING-JARING BANGUN RUANG PENDAHULUAN Bahan Belajar mandiri 6 mempelajari tentang Jaring-jaring Bangun ruang : maksudnya jika bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut dan yang

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Nurul Kustiyati Mahasiswa Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret kustiyatinurul@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematika 2.1.1.1 Kemampuan Kemampuan secara umum diasumsikan sebagai kesanggupan untuk melakukan atau menggerakkan segala potensi yang

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS )

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) SEKOLAH : SMP NEGERI 9 CIMAHI KELAS : IX MATA PELAJARAN : MATEMATIKA SEMESTER : 1 ( SATU ) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) GEOMETRI DAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

Luas Sisi Kerucut. Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan luas sisi

Luas Sisi Kerucut. Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan luas sisi 2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan luas sisi Menghitung luas sisi Menyatakan volume Menghitung volume prisma. Kata Kunci: Luas sisi Selimut kerucut Volume kerucut Tinggi kerucut P Luas Sisi ernahkah

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTs TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTs TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTs TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN PELAJARAN 05/06. Hasil dari 4 0 : ( 5) adalah... A. 9 B. 5 C. D. 5 = 4 0( 5) : = 4 5 = 9. Dalam kompetisi matematika,

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Carolin Olivia 1, Pinta Deniyanti 2, Meiliasari 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNJ 1 mariacarolineolivia@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Hakikat Pemahaman Konsep Luas Bangun Luas a. Pengertian Pemahaman Pemahaman yang baik sangat diperlukan dalam mempelajarai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin maju ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu.

Lebih terperinci

Bangun Ruang Sisi Lengkung

Bangun Ruang Sisi Lengkung Bab Bangun Ruang Sisi Lengkung Sumber: www.3dnworld.com Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya dengan cara mengidentifikasi unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Menggunakan Media Manik-Manik Dengan Pembelajaran Kontekstual Ayu Vinda Rahmawati 148620600020/6/B1 S-1 PGSD Universitas ayuvinda255@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

13. Menyelesaikan masalah-masalah dalam matematika atau bidang lain yang penyelesaiannya menggunakan konsep aritmetika sosial dan perbandingan.

13. Menyelesaikan masalah-masalah dalam matematika atau bidang lain yang penyelesaiannya menggunakan konsep aritmetika sosial dan perbandingan. ix S Tinjauan Mata Kuliah elamat bertemu, selamat belajar, dan selamat berdiskusi dalam mata kuliah Materi Kurikuler Matematika SMP. Mata kuliah ini berisi tentang materi matematika SMP yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh :

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN. Disusun oleh : LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS PADA PEMBELAJARAN FAKTOR BILANGAN Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Pembelajaran faktor bilangan di

Lebih terperinci

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG A. TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang berhadapan, sejajar, dan kongruen serta titik-titik pada keliling lingkaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika. : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.

Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika. : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika Satuan Pendidikan Kelas/Semester Standar Kompetensi : SMP : VIII/ :. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

model bangun lingkungan, kawat atau datar dari karton 2x40 menit Buku teks, sebangun? Mengapa? Teknik Bentuk

model bangun lingkungan, kawat atau datar dari karton 2x40 menit Buku teks, sebangun? Mengapa? Teknik Bentuk Sekolah : SMP Kelas : IX Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS Standar : GEOMETRI DAN PENGUKURAN 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 1.1 Mengiden

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Umi Salamah MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membangun Kompetensi MATEMATIKA untuk Kelas IX SMP dan MTs 3 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Bangun datar merupakan

Lebih terperinci

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang Novita Sari A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB III LKS MGMP MATEMATIKA KABUPATEN PATI KELAS IX SMP SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III LKS MGMP MATEMATIKA KABUPATEN PATI KELAS IX SMP SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BAB III LKS MGMP MATEMATIKA KABUPATEN PATI KELAS IX SMP SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014 A. LKS MGMP Matematika Kabupaten Pati Dalam LKS MGMP Matematika Kabupaten Pati Kelas IX SMP Semester gasal

Lebih terperinci

Daftar Terjemah. NO BAB KUTIPAN HAL TERJEMAH 1. I Qur an Surat Ar Ra d ayat 11

Daftar Terjemah. NO BAB KUTIPAN HAL TERJEMAH 1. I Qur an Surat Ar Ra d ayat 11 136 Lampiran 1 Daftar Terjemah NO BAB KUTIPAN HAL TERJEMAH 1. I Qur an Surat Ar Ra d ayat 11 1 Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK 312 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: khairul.asri@serambimekkah.ac.id

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi: Geometri 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi: Geometri 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : IX (sembilan)/1(satu) : Matematika : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A.

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI DAN PENGUKURAN Standar : 4. Menentukan unsur, bagian serta ukurannya Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM) 93 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Khosmas Aditya 1, Rudi Santoso

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil tindakan pada siklus I dan siklus II akan dideskripsikan sehingga dapat diketahui dengan jelas perbandingan antara prasiklus, siklus

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN Nomor: 421/80/2011

SURAT KETERANGAN Nomor: 421/80/2011 53 53 PEMERINTAH KABUPATEN PATI DINAS PENDIDIKAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WEDARIJAKSA SEKOLAH DASAR NEGERI SUWADUK 01 Alamat : Desa Suwaduk, Kec. Wedarijaksa Kab. Pati Kode Pos 59152 SURAT KETERANGAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A 2 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS V SDN GIRI ROTO 1 KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen saling berhubungan satu dengan yang lain (Rusman, 2012:379). Lima komponen dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Pengukuran di SD

Ruang Lingkup Pengukuran di SD PENGUKURAN DI SD Ruang Lingkup Pengukuran di SD Pengukuran tentang: 1. panjang dan keliling 2. luas 3. luas bangun gabungan 4. volum 5. volum bangun gabungan 6. sudut 7. suhu 8. waktu, jarak dan kecepatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1 )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1 ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1 ) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas / Semester Materi Pokok Sub Materi Pokok Pertemuan ke Alokasi Waktu : Matematika : SMPN 17 Bandung : IX / I : Bangun Ruang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I, II, DAN III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I, II, DAN III 42 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I, II, DAN III Mata Pelajaran : Matematika Kelas /Semester : V/ II Pertemuan : 1, 2 dan 3 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit ( 3x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

SILABUS. 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

SILABUS. 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Sekolah : MTs NEGERI MODEL PANDEGLANG 1 Kelas : IX Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS Standar : GEOMETRI DAN PENGUKURAN 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA Pendidikan Matematika Realistik... PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA Siti Maslihah Abstrak Matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit bagi siswa.

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 Menerapkan Pembelajaran Menggunakan Model TPS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu kelas VIII pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Ditinjau dari makna secara globalnya, komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Tim Pembahas : Th. Widyantini Untung Trisna Suwaji Wiworo Choirul Listiani Estina Ekawati Nur Amini Mustajab PPPPTK Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SDN TANGGUL WETAN 02 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KECAMATAN TANGGUL JEMBER

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Apa kabar Saudara? Semoga Anda dalam keadaan sehat dan semangat selalu. Selamat berjumpa pada inisiasi kedua pada mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika. Kali ini topik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I 74 Lampiran 1 75 Lampiran 2 76 Lampiran 3 77 78 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu Pertemuan :

Lebih terperinci

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL Muhammad Ikram 1, Taufiq 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN SMP Negeri 103 Jakarta

LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN SMP Negeri 103 Jakarta LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMP Negeri 103 Jakarta Mata Pelajaran : Matematika Pokok Materi : Tabung (BRSL) Kelas/Semester : IX-1 Pertemuan : 1 dan 2 A. Standart Kompetensi : 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Realistic Mathematics Education (RME) yang di Indonesia dikenal dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii Dian Septi Nur Afifah STKIP PGRI Sidoarjo email de4nz_c@yahoo.com ABSTRAK Objek matematika merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah materi pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar

Lebih terperinci

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research. 1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1739 1743 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X

PENERAPAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X PENERAPAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X Indah Oktriani Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya Email: indahoktriani@ymail.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel LAMPIRAN A. Wawancara dengan Guru Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel Yudhistira S.Si dan Bapak Yusuf S.Pd selaku guru matematika kelas 5 pada SD Strada Wiyatasana.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Sabtu, 16 November

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing berbantu alat peraga di kelas VB SD Negeri 20 Kota Bengkulu dilaksanakan dalam 3 siklus.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

Sumber Belajar 2x40mnt Buku teks. 2x40mnt. 2x40mnt. (2x + 3) + (-5x 4) (-x + 6)(6x 2) Tes tulis Tes uraian Berapakah: berikut: Teknik Bentuk

Sumber Belajar 2x40mnt Buku teks. 2x40mnt. 2x40mnt. (2x + 3) + (-5x 4) (-x + 6)(6x 2) Tes tulis Tes uraian Berapakah: berikut: Teknik Bentuk Sekolah : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS Standar : ALJABAR 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus 1.1 Melakukan operasi aljabar Bentuk

Lebih terperinci

Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika

Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika Farida Nurhasanah 2012 SI SD kelas I smt 1 Geometri dan Pengukuran 2. Menggunakan pengukuran waktu dan panjang 3. Mengenal beberapa bangun ruang 2.1 Menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG

ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG Sadimin SMP Negeri Malang sadimin.71@gmail.com ABSTRAK. Pendidikan dalam

Lebih terperinci

Siswa sekalian, sebelumnya ibu minta maaf karena hari ini ibu tidak bisa masuk.

Siswa sekalian, sebelumnya ibu minta maaf karena hari ini ibu tidak bisa masuk. Assalammualikum, Wr. Wb Siswa sekalian, sebelumnya ibu minta maaf karena hari ini ibu tidak bisa masuk. tetapi walaupun ibu tidak masuk, kalian semua tetap bisa belajar. Pada hari ini kita akan membahas

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB. Disusun oleh :

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB. Disusun oleh : LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Pembelajaran faktor persekutuan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU Nur Ain Hasan, Abas Kaluku, Perry Zakaria JURUSAN PENDIDIKSN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1)

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1) H. SufyaniPrabawant, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 5 PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun ruang dan dibagi menjadi dua kegiatan belajar.

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 11 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS INSRUMEN TES SIKLUS I

LAMPIRAN 11 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS INSRUMEN TES SIKLUS I 175 LAMPIRAN 11 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS INSRUMEN TES SIKLUS I Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.867 25 Item-Total Statistics Corrected Cronbach's Scale Mean if Scale Variance

Lebih terperinci

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET Endang Setyo Winarni Universitas Negeri Malang Endang_Setyo_Winarni@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

: Pukul (120 Menit)

: Pukul (120 Menit) PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) AHASA INDONESIA, AHASA INGGRIS, MATEMATIKAA DAN IPA PANITIA TES UJIOA KOMPETENSI PESERTA DIDIK (TUKPD)

Lebih terperinci

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KALISARI TAHUN AJARAN 2013/2014 Sri Endahwahyuningsih

Lebih terperinci

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG Sarismah (sarismahsyaputri@gmail.com) Pembimbing (I) Santi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci