PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK"

Transkripsi

1 PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DISUSUN OLEH: TIM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMMIYAH CILACAP

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii KATA PENGANTAR... iii Percobaan I : Identifikasi Unsur dan Gugus Senyawa Organik... 1 Percobaan II : Sintesis Metil Salisilat... 6 Percobaan III : Sintesis Asam Format Percobaan IV : Sintesis Aspirin Percobaan V : Sintesis Yodoform Percobaan VI : Sintesis Para-Nitroasetanilid Percobaan VII: Sintesis Senyawa Kalkon

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirabbilamin, segala puji bagi Allah SWT atas ridho dan rahmad-nya, sehingga Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik ini dapat disusun. Buku petunjuk ini merupakan edisi pertama, yaitu memuat pokok materi yang akan dipratikumkan. Dengan demikian mahasiswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi praktikum. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik ini memuat reaksi-reaksi dasar dalam kimia organik meliputi subsitutusi elektrofilik pada senyawa aromatik, reaksi terhadap asam karboksilat, esterifikasi, asetilasi, dan halogenasi pada senyawa karbonil. Selain memuat reaksi dasar diharapkan mahasiswa sekaligus memahami teknik dasar sintesa organik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku petunjuk ini masih jauh dari kesempurnaan, terutama dari segi isi dan tata letak, kritik dan saran terhadap edisi berikutnya sangat kami harapkan. Cilacap, 1 September 2016 Tim Penyusun Praktikum Kimia Organik Program Studi S1 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah 3

4 PERCOBAAN 1 IDENTIFIKASI UNSUR DAN GUGUS SENYAWA ORGANIK A. TUJUAN PERCOBAAN Melakukan identifikasi terhadap unsur-unsur senyawa organik (C, H, O, N, S, P, dan halogenida), gugus (Alkohol, Amina, inti benzena, Aldehid, Keton, fenol, asam karboksilat, dan ester) B. IDENTIFIKASI UNSUR Bahan Percobaan Campuran serbuk Castellana, senyawa yang mengandung unsur C, N, S, P, dan halogenida, reagen identifikasi. Alat Percobaan Pipa kapiler, tabung reaksi, spiritus, pipet tetes, drupple plate, flakon. Cara Percobaan 1. Unsur C a. Sampel senyawa (yang mengandung unsur C) diletakkan dalam cawan porselin, dipanaskan diatas lampu spiritus nyala kecil, terbentuk warna hitam, menunjukkan adanya unsur C. b. Dalam tabung reaksi masukkan sampel senyawa (yang mengandung 2. Unsur N unsur C), tambahkan Pb Kromat, pijarkan diatas lampu spiritus. Pada mulut tabung reaksi diletakkan pipet tetes yang berisi Ba(OH) 2, apabila cairan dalam pipet tetes menjadi keruh/endapan putih, maka ada unsur C. a. Campurkan lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung unsur N) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellana, campur diatas kertas. b. Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. 4

5 c. Saring filtratnya, masukkan dalam tabung reaksi. d. Tambahkan beberapa tetes larutan Ferro Sulfat jenuh (akan terbentuk endapan warna hijau tua). e. Campuran dipanaskan hingga mendidih, setelah dingin tambahkan dengan HCl 4 N dan beberapa tetes larutan FeCl 4. Warna biru atau hijau (prusian blue) yang terbentk menunjukkan adanya unsur N. 3. Unsur S a. Campuran lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung unsur S) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellana, campur di atas kertas. b. Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. c. Saring filtrat, masukkan dalam tabung reaksi. d. Filtrat diteteskan dalam drupple plate, tambahkan larutan Natrium Nitroprusida jenuh, akan terbentuk warna merah violet. e. Filtrat diasamkan dengan asam asetat akan terbentuk endapan hitam coklat dari Pbs. 4. Unsur P a. Campurkan lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung P) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellana, campur diatas kertas. b. Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. c. Saring filtratnya, masukkan dalam tabung reaksi. d. Filtrat ditambahkan ammonium molibdat dan asam nitrat pekat, akan terbentuk endapan kuning kenari. 5

6 5. Unsur Halogenida (Cl, Br, I) a. Unsur Cl (Klorida) 1) Campurkan lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung usur Cl) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellanna, campur diatas kertas. 2) Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. 3) Saring filtratnya, masukkan dalam tabing reaksi. 4) Filtrat ditambahkan asam sulfat pekat beberapa tetes, kemudian dihangatkan. Batang pengaduk yang telah dibasahi dengan larutan amonia diletakkan diatas mulut tabung, akan terbentuk kabut putih. 5) Filtrat diasamkan dengan asam nitrat, kemudian ditambahkan larutan AgNO 3, akan terjadi endapan putih. Endapan ini larut dalam amonia encer, KCN dan Natrium tiosulfat. b. Unsur Br (Bromida) 1) Campurkan lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung unsur Br) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellanna, campur diatas kertas. 2) Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. 3) Saring filtratnya, masukkan dalam tabung reaksi. 4) Filtrat diasamkan dengan asam nitrit, kemudian ditambahkan larutan AgNO 3, akan terjadi endapan kuning pucat. Endapan ini sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN, Natrium tiosulfat. 6

7 c. Unsur I (Iodida) 1) Campurkan lebih kurang 1 bagian serbuk sampel (senyawa yang mengandung unsur I) dengan 2 bagian campuran serbuk Castellanna, campur diatas kertas. 2) Masukkan campuran dalam pipa kapiler, panaskan diatas spiritus hingga membara, segera masukkan dalam flakon yang berisi aquadest, gerus dengan batang pengaduk. 3) Saring filtratnya, masukkan dalam tabung reaksi. 4) Filtrat diasamkan dengan asam nitrit, kemudian ditambahkan larutan AgNO 3, akan terjadi endapan kuning pucat. Endapan ini sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN, Natrium tiosulfat. 5) Filtrat ditambahkan K 2 SO 4 pekat dan K 2 Cr 2 O 7, letakkan segera kertas amilum menutupi mulut tabung, akan terbentuk iod bebas yang bereaksi dengan kertas amilum menjadi berwarna biru. C. IDENTIFIKASI GUGUS 1. Gugus Alkohol a. Alkohol primer (Etanol) 1) Sampel ditambah dengan KMnO 4 dan asam sulfat pekat, warna ungu hilang. 2) Sampel ditambah dengan KMnO 4 dan asam sulfat pekat, ditambahkan reagen Schiff, akan berwarna merah. b. Alkohol sekunder (Isopropanol) Sampel ditambah aqua bromata, Natrium nitroprusida, ammonium klorida, amonia akan membentuk warna merah coklat/ungu. 2. Gugus Aldehid (benzaldehid dan glukosa) a. Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 ml reagen Benedict, dipanaskan hingga terbentuk endapan merah bata. b. Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 ml reagen Schiff akan berwarna merah sampai ungu. 7

8 3. Gugus Keton (Asetofenon dan fruktosa) Sampel dalam tabung reaksi ditambah 5 tetes larutan Natrium nitroprusida, ammonium klorida dan amonia akan berwarna biru violet (ungu). 4. Gugus Amina (glisin dan parasetamol terhidrolisis) a. Sampel dalam tabung reaksi ditambah beberapa tetes larutan Dimetilbenzaldehida HCl (DAB HCl) akan berwarna merah jingga (amina aromatik). b. Sampel dalam tabung reaksi, ditambah beberapa tetes aseton dan Natrium nitroprusida, diamkan 5-7 menit akan berwarna merah pears (amina alifatik primer) 5. Gugus inti Benzena (benzena) Sampel ditambah asam nitrat pekat, dinginkan, ditambah etanol, serbuk Zn dan asam klorida pekat, dinginkan, tambahkan larutan NaNO 2 dan β-naftol dalam amonia akan terbentuk cincin warna merah. 6. Gugus Fenol (fenol) Sampel ditambah 1 tetes larutan FeCl 3 akan berwarna ungu tua, bila ditambah etanol akan menjadi kuning. 7. Gugus asam karboksilat (asam benzoat) Sampel ditambah etanol, ditambah asam sulfat pekat, bila perlu dengan pemanasan, akan berbau ester asetat (harum). 8. Gugus ester atau turunan asam karboksilat. a. Sampel etil asetat ditambah larutan AgNO 3, akan terbentuk endapan perak asetat. b. Sampel asam oksalat ditambah larutan AgNO 3, akan terbentuk endapan putih perak oksalat. 8

9 PERCOBAAN 2 SINTESIS METIL SALISILAT A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari reaksi esterifikasi dari gugus karboksil asam salisilat dengan gugus hidroksil dari methanol dalam suasana asam. B. DASAR TEORI Metil salisilat diperoleh dari sintesis atau maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi uao daun Gaultheria procumbens Linne (Familia: Ericaceae) atau kulit batang betula lente Linne. Metil salisilat berupa cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura. Mendidih antara 219 o C dan 224 o C disertai peruraian. Senyawa ini sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan larut dalam asam asetat glasial. Metil salisilat digunakan sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan sebagai antipiretik untuk mengurangi demam. Penggunaan obat ini untuk pemakaian topikal mempunyai potensi analgetik sama dengan turunan salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat diresorbsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krim (3-10%) untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain. Berdasarkan strukturnya, metil salisilat merupakan senyawa ester, yaitu hasil reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan metanol, seperti terlihat dalam reaksi sebagai berikut: 9

10 Suatu ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus CO 2 R dengan R dapat berbentuk alkil ataupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara asam karboksilat dan suatu alkohol. Reaksi esterifikasi berkatalis asam dan merupakan reaksi yang reversibel. Oleh karena itu, untuk menghasilkan rendemen yang besar, kesetimbangan harus digeser ke kiri (ke arah produk) dengan cara memperbesar jumlah salah satu reagen yang murah dari campuran reaksi tersebut. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada hubungan sterik dari alkohol dan asam karboksilatnya. Reaksi alkohol terhadap esterifikasi sebagai berikut: ROH tersier < ROH sekunder < ROH primer < CH 3 OH. Kuat asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalan laju pembentukan ester. R 3 CCO 2 H < R 2 CHCO 2 H < RCH 2 CO 2 H < CH 3 CO 2 H < HCO 2 H. Seperti reaksi aldehid dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahapan reaksi protonasi dan deprotonasi. Oksigen dan karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air menghasilkan ester. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan Asam salisilat, metanol absolute, asam sulfat pekat, natrium bikarbonat, magnesium, sulfat anhidrat. 2. Bahan Percobaan Labu alas bulat (LAB), labu destilasi, pendingin Liebig, Allihn condensor, tabung reaksi, dan corong pisah. 10

11 Gambar 1. Rangkaian alat refluks D. CARA KERJA 1. Sintesis Ke dalam labu alas bulat (LAB) 500 ml dimasukkan 14 gram asam salisilat dan ditambahkan 40,5 ml metanol absolut dan 4 ml asam sulfat pekat, dan dimasukkan 2-3 buah batu didih. LAB kemudian dihubungkan dengan pendingin tegak, direfluks selama 1,5 jam, suhu reaksi 70 0 C-80 0 C. 2. Isolasi Kelebihan metanol didestilasi dengan suhu 80 0 C (proses ini dinyatakan optimal, jika tidak ada lagi tetesan destilat (metanol dari pipa alonga), Kemudian residu ( metil salisilat) yang diperoleh dituang ke corong pisah, ambil lapisan metil salisilat. Lapisan metil salisilat yang diperoleh ditambahkan larutan natrium bikarbonat, digojok-gojok, dipisahkan (diulang beberapa kali sampai netral, tidak terbentuk gelembung CO 2 ). Cairan metil salisilat telah netral, dihitung volumenya dan rendemennya. Setelah itu, hasil sintesis dikeringkan (diikat tapak - tapak airnya) dengan cara ditambahkan 2,5 gram magnesium sulfat anhidrida dalam wadah erlenmeyer, diamkan selama 30 menit pada suhu kamar, disaring dengan kertas saring, kemudian filtrat yang diperoleh dikumpulkan untuk dimurnikan lebih lanjut. 11

12 Gambar 2. Alat destilasi Gambar 3. Corong pisah 3. Pemurnian Hasil isolasi didestilasi kembali dengan suhu C, kemudian destilat ditampung dalam wadah yang kering dan bersih. Hasil sintesis disimpan dalam wadah gelap, tertutup rapat dan terlindung cahaya matahari. 4. Identifikasi hasil sintesis a. Analisis organoleptis meliputi warna, bau, rasa, dan bentuk kristal. b. Pengukuran indeks bias dengan menggunakan refraktometer. c. Bandingkan hasil sintesis dengan teori. 12

13 PERCOBAAN 3 SINTESIS ASAM FORMAT/ASAM SEMUT A. TUJUAN PERCOBAAN Mengenal reaksi terhadap asam-asam karboksilat B. DASAR TEORI Oksidasi alkohol primer biasanya menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat. Oksidator yang biasanya digunakan untuk tujuan ini adalah kalium permanganat dalam larutan netral, asam atau basa atau asam kromat. Asam semut (secara sistematis disebut asam formay atau asam metanoat) merupakan asam karboksilat yang paling sederhana dengan rumus HCOOH atau CH 2 O 2. Senyawa ini merupaka senyawa intermediate yang penting dalam sintesis kimia dan terjadi secara alami. Asam format paling banyak ditemukan dalam sengat lebah dan semut. Gambar 4. Struktur Kimia Asam Format Sejumlah signifikan asam format dihasilkan sebagai produk samping dari pembuatan bahan kimia lain, khususnya asam asetat. Dalam percobaan ini, asam format dapat diperoleh dengan memanaskan asam oksalat dengan gliserol anhidrat dan diekstraksi dengan destilasi uap. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat percobaan Labu destilasi, pendingin liebig, erlenmeyer, termometer, statif & klem, kaki tiga & kawat kasa. lampu spiritus, 13

14 2. Bahan percobaan Gliserol, asam oksalat (berair kristal), pereaksi kalium permanganat, serbuk magnesium. D. CARA KERJA 1. Di dalam labu destilasi yang telah dihubungkan dengan pendingin, panaskan campuran dari 2,5 g (BJ : 1,25 g/ml) Gliserol dan 2,5 g kristal asam oksalat yang mengandung air kristal, maka akan terjadi pengeluaran gas. Amati reaksi yang terjadi. 2. Tambahkan ke dalam labu 1,25 g asam oksalat lagi dan teruskan pemanasan. Tampunglah destilat yang terjadi dengan labu erlenmeyer. E. REAKSI TERHADAP FORMIAT Terhadap destikat tersebut lakukan percobaan-percobaan di bawah ini: 1. Oksidasi asam semut dengan kalium permanganat Ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan destilat, teteskan sedikit larutan kalium permanganat. Biarkan untuk beberapa lama dan amati reaksi yang terjadi. 2. Reduksi dengan serbuk magnesium Ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan destilat bubuhkan sedikit serbuk magnesium. Amati reaksi yang terjadi. 14

15 PERCOBAAN 4 SINTESIS ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT) A. TUJUAN PERCOBAAN Untuk memberikan pengenalan tentang reaksi asetilasi terhadap gugus fenol. B. DASAR TEORI Asam asetil salisilat yang biasa disebut aspirin, dapat digunakan sebagai obat analgesik, antipiretik, dan asnti rematik. Senyawa ini dapat disintesis di laboratorium dari asam salisilat dan asetat anhidrida yang melibatkan reaksi asetilasi gugus fenolik asam salisilat dan dikatalisis oleh asam. Reaksinya sebagai berikut: Asetat anhidride asam salisilat Aspirin Asam asetat Produk dipurifikasi dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut alkohol 96%. Kemurnian produk ditentukan dengan mudah menggunakan spot test untuk asam salisilat yang tidak bereaksi. Karena asam salisilat memiliki gugus fenolik, maka keberadaan asam ini menghasilkan uji yang sangat positif karena bereaksi dengan larutan besi (III) klorida (FeCl 3 ) encer menghasilkan larutan berwarna ungu yang kuat. Sedangkan aspirin murni tidak memberikan warna ungu. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat percobaan LAB, penangas air, termometer, statif & klem, kompor listrik, corong gelas, corong buchner, pendingin bola. 15

16 2. Bahan percobaan Asam salisilat kering, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, alkohol 96%, Aq.dest, Besi (III) klorida 10%. D. CARA KERJA Ke dalam pemanas 100 ml yang kering masukkan 5 g salisilat, 7,5 g asam asetat anhidrida (BJ: 1,08 g/ml) dan 5 tetes asam sulfat pekat. Campuran dikocok sampai terjadi pencampuran sempurna. Kemudian panaskan diatas pemanas air (suhu didalam labu dijaga ± C) sambil diaduk dengan termometer selama 15 menit. Isolasi Dinginkan sambil tetap diaduk dan ditambah 75 ml air, kemudian saring dengan pertolongan penghisapan. Pemurnian Lakukan pemurnian dengan rekristalisasi. Pelarut yang digunakan adalah campuran 15 ml alkohol 96% dan 40 ml aq. Dest. Masukkan kristal kedalam pelarut dan panaskan hingga kristal semuanya larut, kemudian dinginkan perlahan-lahan. Akan diperoleh kristal berbentuk jarum, kemudian hasil ditest dengan pereaksi besi (III) klorida. 16

17 PERCOBAAN 5 SINTESIS YODOFORM A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari reaksi halogenasi pada senyawa karbonil (substitusi α). B. DASAR TEORI Reaksi substitusi α adalah reaksi penggantian atom H yang terletak pada Cα (atom karbon yang terikat pada atom karbon karbonil) oleh suatu elektrofil. Reaksi ini dikatalisis oleh basa ataupun asam. Senyawa karbonil akan berperan sebegai nukleofil melalui pembentukkan anion enolat (dengan katalisis basa) ataupun senyawa enol (dengan katalis asam). Dalam ini atom karbon α akan bertindak sebagai karbanion. Salah satu reaksi substitusi α adalah pembentukkan yodoform. CH 3 -CO-CH 3 + I 2 CH 3 + CH 3 -COONA C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan LAB, erlenmeyer, pendingin balik (refluk), penangas air, gelas arloji, pipet ukut. 2. Bahan Percobaan Aseton (pro sintesis), etanol 99% (pro analisis), NaOH 6 N (pro analisis), kalium iodida, kaporit (CaOCl 2 ), Aquadest. D. CARA KERJA SINTESIS Ke dalam labu LAB dimasukkan 3 g KI dan 100 ml aquadest + 1 ml aseton. Kemudian tambahkan bertetes-tetes sambil dikocok larutan 5% kaporit (akan timbul endapan), teruskan penambahan hingga 1 tetes kaporit 5% sudah tidak menimbulkan endapan lagi. 17

18 ISOLASI Campuran didiamkan selama 10 menit, kmudian disaring dengan saringan penghisap. Kristal dicuci 3 x dengan aquadest dingin hingga tidak bereaksi alkalis (cek dengan kertas lakmus). PEMURNIAN Kristal dimasukkan dalam LAB yang telah dilengkapi pendingin balik. Kemudian tambahkan alkohol hingga tepat larut sambil dipanaskan diatas penangas air. Dalam keadaan panas, larutan disaring dengan penyaring panas (corong buchner direndam dahulu dalam air panas). Filtrat didinginkan sambil digoyang-goyang hingga terbentuk kristal kembali dengan sempurna. Saring dengan corong buchner, keringkan. Hitung rendemennya. IDENTIFIKASI Tentukan titik lebur (cek den gan teori), organoleptis (cek dengan teori), tes dengan larutan perak nitrat. 18

19 PERCOBAAN 6 SINTESIS PARA-NITROASETANILID A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari reaksi substitusi elektrofilik kedua (nitrasi) pada senyawa aromatis asetanilida dalam sintesis para-nitroasetanilida. B. DASAR TEORI Senyawa aromatik adalah suatu tipe senyawa yang memperoleh penstabilan cukup banyak oleh delokalisasi elektron-π. Senyawa aromatik bersifat siklik dan datar, tiap cincin harus memiliki orbital p tegak lurus bidang cincin dan orbital-orbital p harus mengandung (4n+2) elektron -π (aturan Huckel). Benzen atau aromatik lainnya dapat bereaksi substitusi aromatik elektrofilik. Reaksi umum substitusi elektrofilik adalah sebagai berikut: Suatu benzen tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua. Beberapa benzen tersubstitusi bereaksi lebih mudah dari benzennya sendiri, sementara benzen tersubstitusi lain lebih sukar bereaksi, tergantung gugus pertama merupakan gugus aktivator (misal: -NH 2 ) atau deaktivator (misal: - NO 2 ). Substitusi kedua menghasilkan isomer orto dan para atau meta, tergantung pada substituen pertama. Pengaruh orto dan para (kecuali R, metal/alkil) mempunyai elektron yang dapat disumbangkan ke cincin secara resonansi. Semua pengarah orto dan para (kecuali X, halida), mengaktifkan cincin keseluruhan terhadap elektrofilik. Semua pengarah meta dan gugus X mendeaktivasi cincin terhadap substitusi elektrofilik lanjutan dengan cara penarikan elektron. 19

20 Contoh reaksi substitusi elektrofilik kedua adalah nitrasi asetanilid menghasilkan 3 isomer yaitu: 4-nitroasetanilid, 2-nitroasetanilid, dan 2,4- dinitroasetanilid. Reaksi nitrasi asetanilid sebagai berikut: O H N CH 3 NHCOCH 3 NHCOCH 3 NHCOCH 3 NO 2 NO 2 HNO H 2 SO 4 NO 2 NO 2 Tidak seperti anilin, asetanilid menunjukkan reaktivitas yang moderat dalam substitusi elektronik aromatik. Selain itu, tidak seperti anilin, asetanilid tidak dioksidasi oleh asam nitrat. Nitrasi asetanilid secara prinsipal dapat menghasilkan orto dan para mononitroasetanilida (dengan para lebih banyak daripada orto), dan dengan sangat sedikit menghasilkan 2,4-dinitroasetanilida. Untuk mencegah dinitrasi asetanilida, campuran penitrasi asam nitrat dan asam sulfat ditambahkan dalan jumlah kecil pada larutan asetanilida, sehingga konsentrasi agen penitrasi dijaga minimum. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan Beker glass 100 ml, termometer, gelas pengaduk, corong pisah, gelas ukur, corong buchner, kertas lakmus, alat pengukur titik lebur. 2. Bahan Percobaan Asetanilid, natrium klorida, asam asetat glasial, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat, etanol, dan es. D. CARA KERJA a. Persiapan reagen Pembuatan asam penetrasi : Dibuat asam penetrasi sebanyak 9 ml dengan cara mencampur 5,5 ml asam sulfat pekat dengan 3,5 ml asam nitrat pekat ke dalam beker glass. 20

21 Dari campuran tersebut kemudian diambil 3 ml dengan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam corong pisah untuk digunakan dalam sintesis para nitroasetanilid. b. Sintesis Di dalam beker glass 100 ml, dilarutkan 4,2 gram serbuk halus asetanilida kering ke dalam 4,3 ml asam asetat glasial (bila perlu dihangatkan untuk mempermudah pelarutan), sambil terus diaduk tambahkan 8,3 ml asam sulfat pekat (campuran reaksi akan menjadi hangat dan jernih), Kemudian, beker glass berisi campuran reaksi, dimasukkan ke dalam cairan pendingin (es dan garam NaCl), diletakkan termometer ke dalam beker glass, kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan larutan asam penetrasi sebanyak 3 ml dengan corong pisah (penambahan asam penetrasi secara perlahan, dijaga suhu campuran reaksi kurang dari 10 0 C). Setelah selesai penambahan asam penetrasi, beker glass berisi campuran reaksi diambil dan dibiarkan pada suhu kamar selama 30 menit. c. Isolasi Ke dalam campuran reaksi, dimasukkan sebanyak 30 gram crusheed ice (es batu), diamkan selama 15 menit (akan terbentuk endapan putih - kekuningan), kemudian disaring menggunakan corong buchner dengan pertolongan vakum penyedot. Residu yang diperoleh dicuci dengan aquadest dingin sampai bebas asam (cek dengan kertas lakmus biru), kemudian dikeringkan, ditimbang, dan dihitung rendemennya. d. Pemurnian Pemurnian menggunakan metode rekristalisasi dengan cara sebagai berikut: ditimbang sebanyak 1 gram serbuk hasil isolasi kemudian dilarutkan dalam etanol secukupnya sampai tepat larut (bantu dengan pemanasan untuk menyempurnakan kelarutan). Dalam keadaan panas, ditambahkan dengan segera aquadest dingin untuk mendapatkan kristal kembali. Kristal yang diperoleh kemudian dikeringkan, dihitung recovery-nya. 21

22 e. Identifikasi hasil sintesis 1. Analisis organoleptis meliputi warna, bau, rasa, bentuk kristal. 2. Pengukuran jarak lebur dengan menggunakan alat ukur titik lebur. 3. Bandingkan hasil sintesis dengan teori. 22

23 PERCOBAAN 7 SINTESIS SENYAWA KALKON A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari reaksi kondensasi karbonil B. DASAR TEORI Reaksi kondenasi karbonil merupakan reaksi dua senyawa karbonil yang melibatkan kombinasi dua reaksi yaitu adisi nukleofilik dan substitusi α. Senyawa karbonil satu bertindak sebagai nukleofilik pemberi elektron, sedangkan senyawa karbonil lain bertindak sebagai elektrofil penerima elektron. Reaksi kondensasi karbonil merupakan reaksi yang sangat penting dalam kimia organik. Reaksi ini banyak terjadi dalam biokimia tubuh dan biosintesis senyawa alam. Salah satu reaksi kondensasi karbonil yang terjadi antara aldehid dan keton dikenal dengan kondensasi aldol. Kondensasi aldol terjadi akibat dari senyawa karbonil yang memiliki hidrogen α dengan adanya suatu asam atau basa akan membentuk suatu enol atau enolat yang selanjutnya akan menyerang senyawa karbonil lain. Dengan reaksi kondensasi aldol dapat dihasilkan suatu senyawa β-hidroksi karbonil dan terhidrasi membentuk senyawa α,β-tak jenuh. Hidrogen yang berposisi α terhadap suatu gugus karbonil bersifat asam dan dapat disingkirkan oleh suatu basa kuat. Sifat keasaman hidrogen α terutama disebabkan stabilisasi resonansi dari ion enolat produknya. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Percobaan LAB leher tiga, pendingin liebig, corong tetes, alat-alat gelas kualitas pyrex, motor pengaduk, ph meter, heating mantle, timbangan analitik, Melting Point Apparatus SMP-3, Spektrometer UV-Vis. 2. Bahan Percobaan Asetofenon (pro sintesis), benzaldehid (pro sintesis), NaOH 10%, etanol, aquadest. 23

24 D. CARA KERJA a. Sintesis Sebanyak 15 mmol asetofenon dimasukkan dalam 7,5 ml etanol dalam LAB leher tiga, diaduk selama beberapa menit pada suhu kamar. Ditambahkan 9 ml larutan NaOH 10% (45 mmol) dalam air tetes demi tetes selama beberapa menit dan 15 mmol benzaldehid. Pengadukan dilanjutkan selama 3 jam pada temperatur C. b. Isolasi Hasil reaksi dicuci dengan aquadest hingga ph netral (cek dengan kertas lakmus). Kristal yang diperoleh dikumpulkan dengan disaring pada corong buchner. c. Pemurnian (rekristalisasi) Pemurnian menggunakan metode rekristalisasi dengan cara sebagai berikut: Ditambang sebanyak 1 gram serbuk hasil isolasi kemudian dilarutkan dalam etanol secukupnya sampai tepat larut (bantu dengan pemanasan untuk menyempurnakan kelarutan). Dalam keadaan panas, ditambahkan dengan segera aquadest dingin untuk mendapatkan kristal kembali. Kristal yang diperoleh kemudian dikeringkan, dihitung recovery-nya. d. Identifikasi 1. Analisis organoleptis meliputi warna, bau, rasa, bentuk kristal. 2. Pengukuran indeks bias dengan menggunakan refraktometer. Pengujian dengan spektrometer UV-Visible: senyawa hasil sintesis dilarutkan dalam etanol p.a, dicari bentuk spektra UV-Vis nya dan serapan maksimumnya, bandingkan dengan senyawa benzaldehid. 3. Bandingkan hasil sintesis dengan teori. 24

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Visi Menjadi program studi S1 Farmasi yang unggul dalam bidang farmasi bahan alam yang berlandaskan pada nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan & teknologi di tingkat nasional

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK Paraf Asisten LAPRAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA RGANIK Judul : Sintesis Para Nitroasetanilida Tujuan Percobaan : Memperlajari reaksi nitrasi senyawa aromatis Pendahuluan Asetanilida adalah senyawa turunan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II I. Nomor Percobaan : VI II. Nama Percobaan : Reaksi Asetilasi Anilin III. Tujuan Percobaan : Agar mahasiswa dapat mengetahui salah satu cara mensintesa senyawa

Lebih terperinci

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Jumat, 4 April 2014 Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt.

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt. MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt. FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018 KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirabbilamin, Segala puji

Lebih terperinci

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat 1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil 1. Golongan Alkohol Etanol + K2Cr 2 O 7 + H 2 SO 4 50 % Larutan warna kuning + H2SO4

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ACARA 4 SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER Oleh: Kelompok 5 Nova Damayanti A1M013012 Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida NP 5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida CH CH + H H 2 S 4 + CH 3 CH C 4 H 6 3 C 7 H 6 3 C 9 H 8 4 C 2 H 4 2 (120.1) (138.1) (98.1) (180.2) (60.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL Oleh : ZIADUL FAIEZ (133610516) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2015 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Lebih terperinci

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( )

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( ) Kelompok G : Nicolas oerip (5203011028) Filia irawati (5203011029) Ayndri Nico P (5203011040) Mempelajari reaksi esterifikasi Apa sih reaksi esterifikasi itu? Bagaimana reaksi esterifikasi itu? Reaksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) 56 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 57 Lampiran 3. Hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR 58 Lampiran 4. Hasil

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

ORTO DAN PARA NITROFENOL

ORTO DAN PARA NITROFENOL ORTO DAN PARA NITROFENOL Tujuan 1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol dan asam nitrat melalui nitrasi 2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode distilasi uap 3. Memurnikan

Lebih terperinci

BAB II SINTESIS ASPIRIN

BAB II SINTESIS ASPIRIN BAB II SINTESIS ASPIRIN 2.1. Tujuan Percobaan - Memahami reaksi esterifikasi fenol - Memahami reaksi pembuatan aspirin - Mampu melakukan uji kadar aspirin hasil reaksi 2.2. Tinjauan Pustaka Ester diturunkan

Lebih terperinci

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Golongan / Kelompok : U / D Maria Yosevine K / 2443013033 Chia EstiPhany / 2443013139 SitiHafidatul M / 2443013182 Nori Diva Tanisa

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Nurul Mu nisah Awaliyah, Amelia Rachmawati, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Widya Kusuma ningrum, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1. BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci

Lebih terperinci

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL BAB 5 REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL Dalam bab ini akan dibahas mengenai reaksi substitusi alfa. Ciri utama dari reaksi ini adalah terjadi melalui pembentukan intermediet enol atau ion enolat. 5.1. Keto-enol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Alkohol, Ester, Eter, Asam Karboksilat, Keton, Oksidasi, Esterifikasi

Kata Kunci : Alkohol, Ester, Eter, Asam Karboksilat, Keton, Oksidasi, Esterifikasi ABSTRAK Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa golongan alkohol dan ester. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Alkohol dan Ester merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat - Beaker glass 1000 ml Pyrex - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex - Maserator - Labu didih 1000 ml Buchi - Labu rotap 1000 ml Buchi - Rotaryevaporator Buchi R 210 - Kain

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

GUGUS AMINA, AMIDA DAN SULFONAT

GUGUS AMINA, AMIDA DAN SULFONAT GUGUS AMINA, AMIDA DAN SULFONAT AMINA Senyawa yang mengandung gugus NH 2 Strukrur : RNH 2 Jenis : Amina primer (1 o ) Amina sekunder (2 o ) Amina tersier (3 o ) R N H R N H R N R'' H R' R' amina 1 amina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

LABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON LABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON Pembimbing : Ibu Riniati,SPd,M.Si Kelompok 3 : Elmus Rahma (101431009) Elvia Heryanti (101431010) Endah Nurhasanah (101431011)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 5 Alkohol dan Fenol: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung

Lebih terperinci

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Ibnu Ubaidillah Abstrak. Garam diazonium

Lebih terperinci

Reaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( )

Reaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( ) Reaksi Esterifikasi Oleh : Stefanus Dedy (5203011003) Soegiarto Adi (5203011006) Cicilia Setyabudi (5203011014) Macam Reaksi Senyawa Organik Reaksi Substitusi Reaksi penggantian (penukaran) suatu gugus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Tujuan: Membuat asam salisilat dari minyak gandapura Menentukan titik leleh asam salisilat Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK Paraf Judul TujuanPercobaan LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSINAL SENYAWA RGANIK : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik. 2. Uji kimia

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji 19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara

Lebih terperinci

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

LABORATORIUM KIMIA FARMASI LABORATORIUM KIMIA FARMASI SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014 Praktikum : KIMIA FARMASI Modul : Penetapan Kadar Senyawa Obat dengan Metoda Nitrimetri Pembimbing : Drs. Budi Santoso., Apt.,MT Praktikum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al. Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci