MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt."

Transkripsi

1 MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun oleh : Suprianto, S.Si., M.Si., Apt. FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

2 KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirabbilamin, Segala puji bagi Allah SWT atas ridho dan rahmad-nya, sehingga Modul Praktikum Kimia Organik (MPKO) ini dapat disusun. MPKO memuat pokok materi yang akan dipratikumkan. Dengan demikian mahasiswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi praktikum. MPKO disiapkan untuk mendampingi pelaksanaan perkuliahan Kimia Organik melalui pembelajaran di laboratorium. Praktikum didesain dan dilaksanakan secara sinergis berdasarkan materi tatap muka di dalam kelas. MPKO digunakan sebagai buku instruksi bagi mahasiswa, asisten, analis, dan pembina dalam menjalankan dan memahami setiap percobaan. MPKO memuat reaksi-reaksi dasar dalam kimia organik meliputi subsitutusi elektrofilik pada senyawa aromatik, reaksi terhadap asam karboksilat, esterifikasi, asetilasi, dan halogenasi pada senyawa karbonil. Selain memuat reaksi dasar diharapkan mahasiswa sekaligus memahami teknik dasar sintesa organik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku penuntun ini masih jauh dari kesempurnaan, terutama dari segi isi dan tata letak, kritik dan saran terhadap edisi berikutnya sangat kami harapkan. Medan, Januari 2018 Penyusun, Suprianto, S.Si., M.Si., Apt iii

3 TATA TERTIB PRAKTIKUM A. Absensi 1. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum, terlambat tidak lebih dari 15 menit. 2. Salah satu anggota kelompok terlambat atau tidak hadir, praktikum tetap berjalan. 3. Praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat ijin atau surat keterangan sakit. 4. Praktikan wajib mengisi daftar absensi sebelum dan setelah praktikum,. 5. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium tanpa seijin dosen atau asisten. B. Praktikum 1. Selama praktikum berlangsung tidak boleh merokok, makan dan minum. 2. Praktikan berpakaian Jas Laboratorium, tidak menggunakan sepatu sandal, sandal atau sandal jepit. 3. Rambut praktikan harus rapi, Praktikan Pria tidak berambut panjang. 4. Praktikan harus membawa bagan kerja, lembar kerja, laporan praktikum sebelumnya dan alat tulis. 5. Tas harus diletakkan di tempat yang telah ditentukan. 6. Sebelum memakai zat pereaksi, baca etiket botol dengan teliti. 7. Dilarang membuang zat yang tidak larut, asam-basa pekat, atau zat yang berbahaya ke bak cuci. C. Alat dan Bahan 1. Sebelum dan setelah praktikum, praktikan diwajibkan untuk memeriksa dan meneliti keutuhan serta keberadaan alat. 2. Semua alat yang dipergunakan selama praktikum menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari praktikan dan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. 3. Penggantian alat yang pecah atau rusak merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh anggota kelompok (max. 5 hari setelah praktikum, jika tidak akan dikenai sanksi tambahan). 4. Praktikan wajib membersihkan meja praktikum, bak cuci, dan peralatan selesai praktikum. iv

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i KATA PENGANTAR... iii TATA TERTIB PRAKTIKUM.... vi DAFTAR ISI... v Percobaan 1 : Identifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik... 1 Percobaan 2 : Titik Lebur... 6 Percobaan 3 : Kristalisasi Percobaan 4 : Destilasi Percobaan 5 : Nitrasi Senyawa Aromatis Percobaan 6 : Sintesis Aspirin Percobaan 7 : Sintesis Metil Salisilat DAFTAR PUSTAKA v

5 PERCOBAAN 1 IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain. Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik senyawa. Oleh karena itu. Perubahan kimia terjadi pada gugus fungsi, selebihnya cenderung tetap seperti struktur aslinya. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama. Eksperimen Alat Tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, gelas ukur 10 ml, termometer, penangas air, beaker glass 100 ml, Erlenmeyer. Bahan Larutan 5 % Br 2 dalam n-oktanol atau CH 2 Cl 2, toluena, aseton, bensaldehida, metanol, etanol, 1-propanol, 2-butanol, asetofenon, klorobensena, larutan FeCl 3 5%, larutan 2% KMnO 4, larutan 15% NaI dalam aseton, 2% AgNO 3 dalam etanol 95%, 5 gram CrO 3 dalam 15 ml air dan 5 ml H 2 SO 4 pekat, 2,4-dinitofenilhidrasin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat, larutan 5% AgNO 3, larutan 5% NaOH, larutan NH 3 encer, Fehling A: 34,64 g CuSO 4.5H 2 O dalam 500 ml larutan, Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml larutan. 1

6 Prosedur Kerja 1. Uji kimia ketidak jenuhan a. Reaksi dengan Brom Reagen : 5% Br 2 dalam oktanol atau CH 2 Cl 2 1% dalam air Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dam kering. Ditambahkan 2 ml Br 2, dikocok campuran perlahan-lahan sampai tidak terjadi perubaha warna. b. Oksidasi dengan KMnO 4 Reagen : larutan 2% KMnO 4 Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dam kering. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO 4 sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). 2. Uji adanya Halogen a. Reagen : 2% AgNO 3 dalam etanol 95% Dimasukkan 3 tetes sampel ke dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2 ml reagen AgNO 3. Didiamkan beberapa menit. Dimasukkan tabung reaksi ke penangas air (50-60 o C) bila belum terjadi endapan. Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk setiap sampel. b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering (harus dibuat baru) Ditambahkan 3 tetes sampel ke dalam 2 ml reagen NaI ke dalam tabung reaksi kering dan bersih. Dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50 o C. Dicatat waktu yang diperlukan untuk terbentukknya endapan. 3. Uji OH alkohol Reagen: Larutan Asam Kromat (5 gram CrO 3 dalam 15 ml air dan 5 ml H 2 SO 4 pekat) Dimasukkan 4 tetes sampel ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat, dikocok campuran dan diamati perubahan yang terjadi, positif jika terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan. 2

7 4. Uji aldehida dan keton a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat. Dimasukkan 2 tetes sampel, 2 ml etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin ke dalam tabung reaksi. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan, dipanaskan campuran dengan pembakar spiritus. Reaksi positif jika terbentuk endapan kunig-merah. Dicatat perubahan warna terhadap sampel aldehida dan keton. b. Tes Fehling Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO 4.5H 2 O dalam 500 ml larutan Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml larutan Dimasukkan 1 ml sampel, 1 ml reagen Fehling A dan 1 ml reagen Fehling B ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati warna endapan yang terbentuk. c. Tes Tollen Reagen : larutan 5% AgNO 3, larutan 5% NaOH, larutan NH 3 encer (pengenceran 10 kali ammonia pekat). Dimasukkan 1 ml sampel, ditambahkan 1 ml larutan 5% AgNO 3 dan 1 ml larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati endapan yang terbentuk. 5. Uji OH Fenol Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 tetes sampel, 1 ml etanol 95% dan 1 tetes larutan FeCl 3 5%. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke kehjauan akan pudar terhadap perubahan waktu. 3

8 Hasil Percobaan 1. Uji Ketidakjenuhan a. Reaksi dengan Brom No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Benzaldehid Warna menjadi putih keruh 2 Aseton Warna menjadi kuning 3 Etanol Warna tetap kuning 4 Toluena Warna menjadi orange b. Reaksi dengan KMnO 4 No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Benzaldehid Warna menjadi putih dengan endapan 2 Aseton Tidak berubah warna 3 Etanol Tidak berubah warna 4 Toluena Tidak berubah warna 2. Uji Halogen a. Reagen AgNO 3 No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Kloroform Terdapat endapan putih 2 Klorobensena Terdapat endapan putih b. Reagen NaI No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Kloroform Tidak terjadi perubahan 2 Klorobensena Tidak terjadi perubahan 3. Uji adanya OH Alkohol No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Metanol Berubah menjadi kuning kehijauan 2 Etanol Berubah menjadi biru kehijauan 3 2-butanol Berubah menjadi biru 4

9 4. Uji Aldehida dan Keton a. Reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Aseton Terdapat endapan kuning 2 Benzaldehid Terdapat endapan kuning 3 Asetofenon Tidak terjadi perubahan b. Tes Fehling No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Aseton Tidak terjadi perubahan 2 Benzaldehid Terdapat endapan merah bata 3 Asetofenon Tidak terjadi perubahan c. Tes Tollens No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 Aseton Terdapat endapan hitam 2 Benzaldehid Terdapat endapan perak 3 Asetofenon Terdapat endapan coklat 5. Uji Fenol No Sampel Perubahan yang diamati Hasil Percobaan 1 2-butanol Warna tetap kuning 2 Fenol Warna berubah menjadi hijau 3 1-propanol Warna tetap kuning 5

10 PERCOBAAN 2 TITIK LELEH Titik leleh suatu padatan Kristal didefinisikan sebagai suhu dimana padatan berubah menjadi cairan di bawah tekanan total satu atmosfer. Pada titik leleh tekanan uap dari fasa padat sama dengan tekanan uap dari fasa cair yang dinamakan mencair, sehingga fasa padat dan fasa cair benar-benar dalam kesetimbangan satu sama lain. Untuk zat murni titik leleh biasanya tajam, rentang pelelehan dari 0,5 1,0 o C. Karena ketajaman dalam pelelehan ini, titik leleh dapat digunakan sebagai suatu kriteria dari kemurnian atau sebagai alat indikasi suatu padatan. Adanya suatu pengotor yang sedikit larut dalam padatan yang meleleh biasanya akan menghasilkan suatu daerah pelelehan yang besar dan menurunkan suhu dimana pelelehan terjadi.. Gambar 2.1 Alat Melting Point Ekperimen Alat : Cawan, pipa kapiler, tabung kapiler, seperangkat alat melting point Bahan : Asam benzoat, Asam asetil salisilat, Parasetamol, Asam salisilat, Asam sitrat Prosedur 1. Sejumlah kristal sampel dihaluskan kemudian dimasukkan sedikit dengan cara menekan mulut kapiler pada serbuk sampel. 2. Tabung kapiler kemudian dipegang vertical dan dimasukkan serbuk Kristal sampel dan ditutup. 3. Tabung kapiler yang telah berisi serbuk sampel dimasukkan dalam suatu alat melting point, dicatat titik leleh dari sampel. 6

11 Hasil Percobaan Sampel Literatur Titik Leleh ( o C) Percobaan Asam benzoat Asam asetil salisilat Parasetamol Asam salisilat Asam sitrat 7

12 PERCOBAAN 3 KRISTALISASI Kristalisasi adalah suatu metode untuk pemurnian senyawa padat yang dihasilkan dari reaksi organik. Metode rekristalisasi melibatkan 5 tahap: 1. Pemilihan pelarut Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang dimurnikan hanya larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada suhu yang lebih tinggi, misalnya pada titik didih pelarut tersebut. Pelarut harus memisahkan secara mudah pengotorpengotor dan harus mudah menguap, sehingga dapat dipisahkan secara mudah dari materi yang dimurnikan. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh padatan. Pelarut tidak boleh bereaksi dengan zat yang dimurnikan dan harus murah harganya. 2. Kelarutan senyawa padat dalam pelarut panas Padatan yang dimurnikan harus dilarutkan dalam sejumlah minimum pelarut panas dalam labu erlenmeyer. Pada titik didihnya, sedikit pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan materi yang larut lagi. 3. Penyaringan larutan Larutan jenuh yang masih panas kemudian disaring melalui kertas saring yang ditempatkan dalam suatu corong saring. 4. Kristalisasi Filtrat panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat padat murni memisahkan sebagai kristal. Jika Kristal tidak terbentuk selama pendinginan filtrat dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat lewat jenuh. 5. Pemisahan dan pengeringan Kristal Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan. Penyaringan umumnya dilakukan di bawah tekanan menggunakan corong buchner. Bila larutan induk sudah keluar, kristal dicuci dengan pelarut dingin murni untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kristal kemudian dikeringkan dengan menekan kertas saring atau di dalam oven, desikator vakum atau piston pengeringan. Gambar 3.1 Corong Buchner 8

13 Eksperimen Alat Tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, erlenmeyer, corong Buchner, timbangan, alat penentu titik leleh. Bahan Etanol 95%, etil asetat, aseton, toluena, n-heksana, aquades, norit, kapas, es batu, sampel A (Tablet Bodrex), sampel B (Tablet Ponstan) dan sampel C (Tablet Parasetamol) Prosedur Kerja a. Pemilihan Pelarut Dimasukkan masing-masing 0.5 gram sampel A yang telah dihaluskan ke dalam 6 tabung reaksi. Ditambahkan 2 ml akuades, etanol 95%, etil asetat, aseton, toluen dan heksana pada masing-masing tabung reaksi. Tabung dikocok dan diamati kelarutan sampel pada suhu kamar, dicatat hasil pengamatan. Sampel yang tidak larut dipanaskan, lalu dikocok tabung dan dicatat kelarutannya. Dibiarkan larutan menjadi dingin dan diamati pembentukan kristalnya. Dilakukan prosedur yang sama untuk sampel B dan C serta ditentukan pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi. B. Rekristalisasi Sampel Dimasukkan 0.1 gram sampel A ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 2 ml pelarut yang sesuai dari hasil prosedur A. Dipanaskan campuran perlahan sambil dikocok hingga semua padatan larut, lalu disaring. Erlenmeyer ditutup dan dibiarkan filtrat menjadi dingin. Setelah larutan berada dalam suhu kamar, disiapkan ice bath untuk menyempurnakan proses kristalisasi. Lalu dimasukkan wadah larutan ke dalam ice bath dan diamati pemebentukan kristalnya. Disaring kristal dan dicuci dengan sejumlah pelarut dingin menggunakan penyaring Buchner. Lalu dilanjutkan penyaringan hingga kering. Kristal ditimbang dan dihitung persen recovery-nya. 9

14 Hasil Percobaan A. Penentuan Pelarut Sampel A Pelarut Suhu Kamar Dipanaskan Didinginkan TL L TL L TL L Akuades Etanol Etil Asetat Aseton Toluena Heksana Keterangan: TL = Tidak Larut; L = Larut Sampel B Pelarut Suhu Kamar Dipanaskan Didinginkan TL L TL L TL L Akuades Etanol Etil Asetat Aseton Toluena Heksana Keterangan: TL = Tidak Larut; L = Larut Sampel C Pelarut Suhu Kamar Dipanaskan Didinginkan TL L TL L TL L Akuades Etanol Etil Asetat Aseton Toluena Heksana Keterangan: TL = Tidak Larut; L = Larut 10

15 B. Rekristalisasi Sampel Sampel Contoh Pelarut Etanol Suhu Kamar Larut sebagian Perlakuan Panas Dingin Kering Rendemen Larut semua Terbentuk kristal Terbentuk serbuk kembali 60% A B C Keterangan: Rendemen = (Berat Hasil Percobaan/Berat Sampel)x100% 11

16 PERCOBAAN 4 DESTILASI Destilasi atau penyulingan adalah metode yang banyak digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan kondisi yang diperlukan untuk mengubah fase komponen campuran. Untuk memisahkan campuran cairan, cairan dapat dipanaskan untuk memaksa komponen, yang memiliki titik didih berbeda, ke dalam fasa gas. Gas tersebut kemudian dikondensasi kembali ke bentuk cair dan dikumpulkan. Jenis-jenis distilasi yang digunakan: a. Destilasi Sederhana Di dalam destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Destilasi sederhana dimanfaatkan untuk memisahkan campuran air serta alkohol. Metoda ini digunakan untuk memurnikan cairan-cairan yang tidak terurai pada titik didihnya dari pengotor-pengotor non volatil atau memisahkan cairan yang mempunyai perbedaaan titik didih paling sedikit antara o C. Gambar 4.1 Alat Destilasi Sederhana 12

17 b. Destilasi Fraksinasi Destilasi fraksinasi merupakan salah satu destilasi yang berfungsi memisahkan komponen-komponen cair dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Konstituen dari suatu campuran cairan yang berbeda titik didihnya sekitar 30 o C atau lebih dapat dipisahkan dengan teknik ini. Susunan peralatan sama dengan destilasi sedergana, hanya dilengkapi dengan kolom fraksionasi. Aplikasi destilasi varian ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Perbedaan destilasi fraksionasi dengan destilasi sederhana adalah ada kolom fraksionasi. Di dalam kolom terjadi pemanasan bertahap dengan suhu berbeda setiap plat. Pemanasan yang berbeda-beda bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya. Gambar 4.2 Alat Destilasi Fraksinasi c. Destilasi Vakum Destilasi vakum biasa digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya ataupun campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Aplikasi metode ini digunakan untuk memurnikan cairan organik yang terurai pada atau di bawah titik didih normalnya atau untuk cairan yang mempunyai titik didih sangat tinggi yang sulit dilakukan pada tekanan biasa. Metode ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih rendah jika kondensor menggunakan air dingin, sebab komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan dipakai pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi menurunkan tekanan pada system atau digunakan Rotary Evaporator. 13

18 Gambar 4.3 Alat Destilasi Vakum Gambar 4.4 Rotari Epavorator d. Destilasi Uap Destilasi uap menguapkan senyawa dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer yang menggunakan uap atau air mendidih. Destilasi uap digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air, tetapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi destilasi uap untuk mengekstrak beberapa produk alam, seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari citrus atau jeruk, dan ekstraksi minyak parfum yang tumbuhan. Campuran dipanaskan melampaui uap air yang dialirkan ke dalam campuran. Uap dari campuran akan naik menuju kondensor lalu masuk ke labu destilat. Metode ini digunakan untuk memurnikan senyawa organik yang volatil, tidak bercampur dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 100 o C dan mengandung pengotor non volatile. Gambar 4.5 Alat Destilasi Uap 14

19 Eksperimen Alat: Set alat distilasi, gelas ukur 10 ml, erlenmeyer, statif, kertas saring. Bahan: Kayu manis, Magnesium Sulfat anhidrat, batu didih, akuades. Prosedur Kerja Prosedur pertama adalah melakukan persiapan sampel. Kayu manis dihaluskan yang sudah bersih dan kering (dengan jumlah air minimum). Kemudian setting alat distilasi sesuai gambar pada buku petunjuk praktikum. Dimasukkan 10 g sampel ke dalam labu alas bulat 250 ml. Labu diisi dengan akuades hingga setengah volume total labu, ditambahkan batu didih. Dipasang kembali labu pada alat distilasi. Dipanaskan labu pada mantel pemanas secara perlahan-lahan. Dihentikan distilasi jika sudah diperoleh distilat sebanyak 100 ml atau telah dipanaskan selama 1-1,5 jam. Dicatat volume distilat yang diperoleh, dibiarkan distilat beberapa saat hingga diperoleh 2 fasa, fase air dan fase orgnaik. Dipisahkan minyak atsiri dari air yang ada dalam campuran distilat lalu ditambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat minyak atsiri dengan cara dekantasi. Dicatat volume minyak atsiri yang diperoleh. Dihitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh. Diamati bau dan warna dari minyak atsiri tersebut. Hasil Percobaan Data dan Perhitungan Data Awal Kayu Manis Berat sampel awal :.gram Volume air awal :.ml Bau :. Bentuk awal :. Data Percobaan Massa minyak yang dihasilkan + Erlenmeyer Massa erlenmeyer Massa destilat yang diperoleh Bentuk Warna Setelah ditambah MgSO 4 : gram : gram : gram :. :. :.. 15

20 PERCOBAAN 5 NITRASI SENYAWA AROMATIS Reaksi substitusi pada atom karbon alifatik umumnya bersifat nukleofilik dan reaksi substitusi aromatik bersifat elektrofilik. Mekanisme reaksi substitusi aromatik elektrofilik dapat dilihat sebagai berikut: Tahap I: Tahap II: Reaksi tahap 1 menunjukkan benzena mendonorkan pasangan elektron bebas (PEB) pada spesi elektrofilik (E + ), menghasilkan intermediat karbokation, ion arenium. Reaksi tahap 2 melalui eliminasi sebuah proton dari ion arenium menghasilkan benzena tersubstitusi. Reaksi monosubstitusi aromatik elektrofilik pada benzena dapat berjalan lambat atau cepat. Gugus pensubstitusi yang meningkatkan laju reaksi disebut gugus pengaktivasi. Gugus pensubstitusi yang menurunkan laju reaksi disebut gugus pendeaktivasi. Semua gugus yang mengaktivasi cincin aromatik melalui dorongan elektron adalah pengarah orto-para. Substituen penarik elektron umumnya pengarah meta. Klasifikasi gugus pengarah orto, meta dan para dapat dilihat sebagai berikut: 16

21 Eksperimen Alat Erlenmeyer, pipet tetes, gelas piala, gelas ukur, penangas es Bahan H 2 SO 4 pekat, es batu, HNO 3 pekat, toluene, aquadest, klorobenzena, metil benzoat, nitrobenzena Prosedur Kerja: 1. Nitrasi Toluena Sebanyak 3 ml toluena dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml yang telah berisi 6 ml H 2 SO 4 pekat. Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 ml H 2 SO 4 pekat dan 2 ml HNO 3 pekat ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan. 2. Nitrasi Klorobenzena Sebanyak 2,25 ml klorobenzena dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml yang telah berisi 6 ml H 2 SO 4 pekat. Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 ml H 2 SO 4 pekat dan 2 ml HNO 3 pekat ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan. 3. Nitrasi Metil Benzoat Sebanyak 1,5 ml metil benzoat dan 4 ml H 2 SO 4 pekat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml. Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak terasa panas. Ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat tetes demi tetes ke dalam campuran reaksi yang masih berada dalam penangas es, diaduk campuran reaksi dengan menggoyangkan erlenmeyer. Dilanjutkan pendinginan selama 5 menit. Diamati 17

22 dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan. 4. Nitrasi Nitrobenzena Sebanyak 2,25 ml nitrobenzena dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml yang telah berisi 6 ml H 2 SO 4 pekat. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama 20 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 ml H 2 SO 4 pekat dan 2 ml HNO 3 pekat ke dalam erlenmeyer sambil diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan. Hasil Percobaan Sampel Toluena Klorobenzena Metil Benzoat Nitrobenzena Hasil Percobaan 18

23 PERCOBAAN 6 SINTESA ASPIRIN Asam asetil salisilat disebut aspirin digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan anti rematik. Aspirin dibuat dari reaksi asam salisilat dengan asam asetat anhidrida menggunakan katalis 85% H 3 PO 4. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Oleh karena itu, asam salisilat dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi asam salisilat dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Reaksi dengan asam asetat anhidrida akan menghasilkan aspirin, seperti gambar berikut: Gambar 1 Reaksi Sintesa Aspirin Kemurnian aspirin diuji dengan menggunakan FeCl 3. FeCl 3 bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu atau ditentukan dengan uji titik leleh, dimana titik leleh aspirin murni adalah 136 o C. Asam salisilat akan berubah menjadi ungu jika FeCl 3 ditambahkan, karena asam salisilat mempunyai gugus fenol. Produk direkristalisasi menggunakan pelarut alcohol 96% panas. Kemurnian produk ditentukan dengan mudah menggunakan spot test. Asam salisilat memiliki gugus fenolik, sehingga menghasilkan uji positif, sedangkan aspirin murni tidak memberikan warna ungu. Eksperimen Alat Penangas air, erlenmeyer 125 ml, batang pengaduk, klem, corong buchner, tabung reaksi, tabung kapiler, melting blok, bunsen, termometer, buret. Bahan Asam asetil salisilat, anhidrida asetat, asam fosfat 85%, aquadest, etanol, FeCl 3, fenolftalein, tablet aspirin, NaOH 0,1 M. 19

24 Prosedur kerja Sintesa Aspirin Ke dalam labu 100 ml dimasukkan 5 g salisilat; 7,5 g asam asetat anhidrida (BJ: 1,08 g/ml) dan 5 tetes asam sulfat pekat. Campuran dikocok sampai homogen. Kemudian dipanaskan di atas penangas air (suhu didalam labu ± o C) sambil diaduk dengan termometer selama 15 menit. Isolasi Didinginkan sambil tetap diaduk dan ditambah 75 ml air, kemudian disaring dengan pompa vakum. Pemurnian Pemurnian dilakukan dengan rekristalisasi. Pelarut yang digunakan adalah campuran 15 ml alkohol 96% dan 40 ml aquadest. Kristal dimasukkan ke dalam pelarut dan dipanaskan hingga semua kristal larut, kemudian didinginkan perlahan-lahan akan diperoleh kristal berbentuk jarum. Uji Aspirin Disiapkan 3 tabung reaksi, asam salisilat, aspirin hasil sintesa dan aspirin murni dimasukkan masing masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 20 tetes aquadest sanbil digoyang dan ditambah 10 tetes FeCl 3 10%, diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil Percobaan Sampel Asam salisilat Aspirin Pembanding Aspirin Percobaan Hasil Percobaan 20

25 PERCOBAAN 7 SINTESIS METIL SALISILAT Metil salisilat diperoleh dari sintesis atau maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi dari daun Gaultheria procumbens Linne (Familia: Ericaceae) atau kulit batang betula lente Linne. Metil salisilat berupa cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura. Mendidih antara 219 o C dan 224 o C disertai peruraian. Senyawa ini sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan larut dalam asam asetat glasial. Metil salisilat digunakan sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan sebagai antipiretik untuk mengurangi demam. Penggunaan obat ini untuk pemakaian topikal mempunyai potensi analgetik sama dengan turunan salisilat-salisilat lainnya. Metil salisilat diresorbsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krim (3-10%) untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain. Berdasarkan strukturnya, metil salisilat merupakan senyawa ester, yaitu hasil reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan methanol. Eksperimen Alat Labu alas bulat, labu destilasi, pendingin Liebig, kondensor, tabung reaksi, dan corong pisah. Bahan Asam salisilat, metanol absolut, asam sulfat pekat, natrium bikarbonat, magnesium sulfat anhidrat Prosedur Kerja Sintesis Ke dalam labu 500 ml dimasukkan 14 gram asam salisilat, ditambahkan 40,5 ml metanol absolute, 4 ml asam sulfat pekat dan dimasukkan 2-3 buah batu didih. Labu dihubungkan dengan pendingin tegak, direfluks selama 1,5 jam pada o C. 21

26 Isolasi Kelebihan metanol didestilasi pada suhu 80 o C, proses dinyatakan optimal jika tidak ada tetesan destilat. Residu dituang ke corong pisah, diambil lapisan metil salisilat. Lapisan metil salisilat yang diperoleh ditambahkan larutan natrium bikarbonat, digojok-gojok, dipisahkan (diulang beberapa kali sampai netral, tidak terbentuk gelembung CO 2 ). Hasil sintesis dikeringkan dengan cara ditambahkan 2,5 g MgSO 4 anhidrida dalam wadah erlenmeyer, didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar, disaring, filtrat dimurnikan lebih lanjut. Gambar 7.1 Seperangkat Alat Destilasi Gambar 7.2 Corong Pisah Pemurnian Hasil isolasi didestilasi kembali dengan suhu 224 o C, kemudian destilat ditampung dalam wadah kering dan bersih. Hasil sintesis disimpan dalam wadah gelap, tertutup rapat dan terlindung cahaya matahari. Hasil Percobaan Bahan Awal Hasil AsamSalisilat (g) Metanol (ml) AsamSalisilat (g) Metanol (ml) Rendemen (%) Maka massa secara teoritis = mol x Mr = x.. =. gram Present rendemen = massa praktek : massa teoritis x 100 % =.gram :.gram x 100% =.. % 22

27 DAFTAR PUSTAKA 1. Brian S. Furniss, B. S., Hannaford, A. J., Smith, P. W. G., Tatchell, A. R., 1989, Vogel s Textbook Of Practical Organic Chemistry, 5th edition, Longman Scientific And Technical, John Wiley and Sons, New York. 2. Wilcox, Jr., C. F., and Wilcox, M. F., 1995, Experimental Organic Chemistry; A Small-Scale Approach, 2nd edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 3. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara 4. Petrucci, Ralph H Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Jakarta: Erlangga 5. Respati Pengantar Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Aksara Baru 23

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK Paraf Judul TujuanPercobaan LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSINAL SENYAWA RGANIK : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik. 2. Uji kimia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Paraf Asisten Judul LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari reaksi dehidrasi dari suatu alkohol untuk menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK PADAT DENGAN REKRISTALISASI Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2014 Disusun

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Jumat, 4 April 2014 Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil 1. Golongan Alkohol Etanol + K2Cr 2 O 7 + H 2 SO 4 50 % Larutan warna kuning + H2SO4

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK Paraf Asisten LAPRAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA RGANIK Judul : Sintesis Para Nitroasetanilida Tujuan Percobaan : Memperlajari reaksi nitrasi senyawa aromatis Pendahuluan Asetanilida adalah senyawa turunan

Lebih terperinci

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida NP 5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida CH CH + H H 2 S 4 + CH 3 CH C 4 H 6 3 C 7 H 6 3 C 9 H 8 4 C 2 H 4 2 (120.1) (138.1) (98.1) (180.2) (60.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

ORTO DAN PARA NITROFENOL

ORTO DAN PARA NITROFENOL ORTO DAN PARA NITROFENOL Tujuan 1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol dan asam nitrat melalui nitrasi 2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode distilasi uap 3. Memurnikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Paraf Asisten LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK Judul : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa rganik Tujuan Percobaan : - Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik -

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

BAB II SINTESIS ASPIRIN

BAB II SINTESIS ASPIRIN BAB II SINTESIS ASPIRIN 2.1. Tujuan Percobaan - Memahami reaksi esterifikasi fenol - Memahami reaksi pembuatan aspirin - Mampu melakukan uji kadar aspirin hasil reaksi 2.2. Tinjauan Pustaka Ester diturunkan

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REKRISTALISASI Tujuan Percobaan : Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REKRISTALISASI Tujuan Percobaan : Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REKRISTALISASI Tujuan Percobaan : Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik. Pendahuluan Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui

Lebih terperinci

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat 1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. SINTESIS KLOROFORM I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. II. TEORI Kloroform merupakan senyawa turunan dari alkana yaitu

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL Oleh : ZIADUL FAIEZ (133610516) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2015 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol 00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II I. Nomor Percobaan : VI II. Nama Percobaan : Reaksi Asetilasi Anilin III. Tujuan Percobaan : Agar mahasiswa dapat mengetahui salah satu cara mensintesa senyawa

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) 56 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 57 Lampiran 3. Hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR 58 Lampiran 4. Hasil

Lebih terperinci

Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro

Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro Kezia, Akbar Saputro, Septianty Magdalena, Widhi Susanti Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia Kampus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PEMBUATAN ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN) Tanggal: 8 Oktober 2015 Dosen Pembimbing: Lina Elfita, M.Si, Apt Disusun oleh: Kelompok 3D Safizah Ummu Harisah (1112102000010)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR Distilasi dan Titik Didih Disusun oleh : NAMA : FAJRI ZAKIYYATU SA ADAH NPM : 10060312091 SHIFT / KELOMPOK : C / 2 TANGGAL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Nurul Mu nisah Awaliyah, Amelia Rachmawati, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Widya Kusuma ningrum, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol 4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ACARA 4 SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER Oleh: Kelompok 5 Nova Damayanti A1M013012 Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) Disusun oleh: Nama : Eky Sulistyawati FA/08708 Putri Kharisma FA/08715 Gol./Kel.

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR Distilasi dan Titik Didih I. Tujuan 1.1 Mengetahui prinsip destilasi dan pengertian campuran azeotrop 1.2 Dapat mengkalibrasi thermometer dan dapat merangkai peralatan

Lebih terperinci

Titik Leleh dan Titik Didih

Titik Leleh dan Titik Didih Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Tujuan: Membuat asam salisilat dari minyak gandapura Menentukan titik leleh asam salisilat Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) 4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) FeCl 3. 6 H 2 O C 10 H 7 C 20 H 14 O 2 (144.2) (270.3) (286.3) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Penggabungan oksidatif naftol,

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan 3 Percobaan Garis Besar Pengerjaan Rangkaian proses isolasi pertama-tama dimulai dengan proses pengumpulan sampel. Karena area sampling adalah area yang hanya ditemukan pada musim hujan, sampel alga baru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol 4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol OH I + 1/2 I 2 + 1/3 P x + 1/3 P(OH) 3 C 3 H 8 O (60.1) (253.8) (31.0) C 3 H 7 I (170.0) (82.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi nukleofilik

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH I. Tujuan Dapat memahami teknik teknik dasar dalam pemisahan dan pemurnian zat padat dengan rekristalisasi serta menentukan kemurniannya dengan titik leleh. II. Teori Zat

Lebih terperinci

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

REKRISTALISASI REKRISTALISASI REKRISTALISASI Dwi Yuli Prastika 2013 Telah dilakukan percobaan rekritalisasi dengan tujuan mempelajari teknik pemurnian senyawa berbentuk kristal, memurnikan vanilin dan menentukan titik lebur vanilin.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

ESTERIFIKASI FENOL : Sintesis Aspirin

ESTERIFIKASI FENOL : Sintesis Aspirin ESTERIFIKASI FENOL : Sintesis Aspirin I. Tujuan Percobaan 1. Mensintesis aspirin dan menentukan rendemen aspirin yang didapat 2. Mengidentifikasi aspirin dengan melakukan uji reaksi pengompleksan dengan

Lebih terperinci