DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN
|
|
- Benny Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana cara membuat pereaksi-pereaksi tersebut... Monggo disimak Pereaksi Molisch Larutkan 12,5 gram alfa naftol dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 ml. Pereaksi ini dibuat baru setiap kali digunakan. 2. Larutan Pati (Amilum) 1% Suspensikan 1,0 gram amilum dalam 5 ml air dan tuangkan suspensi ke dalam 95 ml akuades yang baru mendidih, lalu aduk. Biarkan mendingin ketika larutan menjadi jernih. 3. Larutan iodium 0,01 M Larutkan 1,26 gram iod (I2) dan 2-2,5 gram Kalium Iodida (KI) dalam air dan encerkan sampai 1 liter 4. Pereaksi Benedict Larutkan 173 gram kristal natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonat anhidrous di dalam kira-kira 800 ml air. Aduklah, lalu saring. Kemudian, ke dalamnya tambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 ml air. Buat volum total 1 Liter dengan penambahan air. 5. Pereaksi Barfoed Larutkan 13,3 gram kristal tembaga asetat dalam 200 ml air, saring bila perlu. Kemudian, tambahkan 1,9 ml asam asetat glasial. Pereaksi dibuat baru setiap kali digunakan. 6. Pereaksi Bial Larutkan 5,0 gram orsinol dalam alkohol 95% sampai volum 100 Ml
2 7. Pereaksi Seliwanoff Campurkan 3,5 ml resorcinol 0,5% dengan HCl pekat, kemudian encerkan dengan akuades menjadi 35 ml. 8. Larutan Na2CO3 5% Larutkan 5 gram Na2CO3 anhidrous dengan akuades sampai volum 100 ml 9. Larutan HCl 2 N Encerkan 16,7 ml HCl pekat dengan akuades sampai volum 100 ml 10. Larutan NaOH 2% Larutkan 2 gram NaOH dalam akuades sampai volum 100 ml 11. Asam Asetat encer (30% v/v) Larutkan 30 ml asam asetat glasial dengan akuades sampai 100 ml 12. Larutan glukosa standar (10 mg/ 100 ml) Larutkan 1,0 gram glukosa anhidrat dalam akuades sampai volume tepat 1 Liter 13. Larutan Pb-Asetat Buat larutan Pb-Asetat jenuh dan netralkan larutan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan K/Na-oksalat anhidrat secukupnya ke dalam filtrat. 14. Kertas Pb-Asetat Celupkan kertas saring ke dalam larutan Pb-Asetat jenuh. Setelah dikeringkan, potonglah 1 x 5 cm. Kemudian kenakan pada gas H2S, sehingga akan berwarna hitam. 15. Pereaksi Nelson a. Nelson A Larutkan 12,5 gram Na2CO3 anhidrous, 12,5 gram garam Rochelle (Na-K-Tartrat), 10 gram NaHCO3,dan 100 gran Na2SO4 anhidrous dalam 350 ml akuades. Kemudian, encerkan sampai volumnya 500 ml.
3 b. Nelson B Larutkan 7,5 gram CuSO4. 5 H2O dalam 50 ml akuades, kemudian tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat. Pereaksi Nelson: Nelson A : Nelson B = 25 : 1 (dibuat baru setiap kali pakai) 16. Pereaksi Arsenomolidat Larutkan 25 gram NH4-molibdat dalam 450 ml akuades, lalu tambahkan 25 ml H2SO4sambil diaduk. Pada wadah yang lain, larutkan 3,0 gram Na2HAsO4. 7 H2O dalam 25 ml akuades, lalu tuangkan larutan ke dalam larutan molibdat sebelumnya dan diaduk. Simpan larutan dalam botol gelap dan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. (pereaksi ini berwarna kuning). 17. Air Brom (jenuh) Kocok 4,0 gram (atau 1 ml brom cair) dengan 100 ml akuades. Pastikan bahwa ada sedikit brom berlebih yang tidak melarut dan tertinggal di dasar campuran. (bila bekerja dengan brom, maka harus hati-hati. Pakailah sarung tangan dan pelindung mata) 18. Larutan Asam Trikloroasetat (TCA) 10% Larutkan 10 gram asam trikoloroasetat dalam akuades sampai volum 100 ml 19. Larutan NaOH 40% Larutkan 40 gram NaOH dalam 60 ml akuades. Setelah larut, encerkan larutan sampai 100 ml. Simpan larutan dalam botol plastik. 20. Pereaksi Ninhidrin 0,1% Larutkan 0,1 gram Ninhidrin dalam akuades sampai volum 100 ml 21. Larutan Kasein Netral (2%) Larutkan 20 gram kasein dalam 500 ml akuades, kemudian tambahkan 500 ml NaOH 0,02 N 22. Larutan HgCl2 1%
4 Larutkan 1,0 gram HgCl2 dalam akuades sampai volum 100 ml 23. Larutan CuSO4 0,2% Larutkan 0,2 gram CuSO4 dalam akuades sampai volum 100 ml 24. Larutan Asam Asetat 0,2 M Larutkan 11,55 ml asam asetat glasial dengan akuades sampai volum 1 Liter 25. Larutan Natrium Asetat 0,2 M Larutkan 16,4 gram Natrium Asetat atau 27,2 gram Natrium Asetat. 3H2O (Na2CO3. 3H2O) dalam akuades sampai 100 ml 26. Larutan Buffer Asetat ph 3,8 Tambahkan 44 ml asam asetat 0,2 M dengan 6,0 ml Natrium Asetat 0,2 M. Kemudian encerkan sampai 100 ml 27. Larutan Buffer Asetat ph 4,7 Tambahkan 50 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 50 ml Natrium Asetat 0,2 M 28. Larutan Buffer Asetat ph 5,0 Tambahkan 14,8 ml asam asetat 0,2 M dengan 35,2 ml Natrium Asetat 0,2 M. kemudian encerkan sampai 100 ml 29. Larutan Buffer Asetat ph 5,3 Tambahkan 20 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 80 ml Natrium Asetat 0,2 M 30. Larutan Buffer Asetat ph 5,9 Tambahkan 6,2 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 93,8 ml Natrium Asetat jenuh 0,2 M 31. Larutan HCl 0,4% Larutkan 10,8 ml HCl pekat (37%) dalam akuades sampai 1000 ml
5 32. Indikator Phenolptalein (PP) Larutkan 1,0 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol dan tambah kira-kira 100 ml air. Kemudian aduklah 33. Larutan Na2CO3 5% Larutkan 1 gram Na2CO3 anhidrous dengan akuades sampai 100 ml 34. Larutan Guaiak Larutkan 1,0 gram guaiak dalam 60 ml alkohol 95% 35. Larutan Sukrosa 5% Larutkan 5,0 gram sukrosa dengan akuades sampai 100 ml 36. Larutan KI 5% Larutkan 5,0 gram kalium iodida dengan akuades sampai volum 100 ml 37. Larutan Bi(NO3)2 0,2M Ke dalam 500 ml air, tambahkan dengan hati-hati 50 ml asam nitrat pekat. Larutkan 97,0 gram Bi(NO3)2. 5H2O, ke dalam campuran dan encerkan dengan air sampai 1 Liter 38. Larutan FeCl3 1 N Larutkan 9,0 gram FeCl3. 6H2O dalam akuades sampai 100 ml 39. Larutan NaOH 3 N Larutkan 12 gram NaOH dalam akuades sampai 100 ml 40. Larutan asam askorbat 1% Larutkan 1,0 gram asam askorbat dalam akuades sampai volum 100 ml Cara Pembuatan Reagen Benedict Pada beberapa analisa kimia, terutama pada materi kimia farmasi khususnya pada analisa kualitatif banyak terdapat banyak reagen yang dipergunakan, diantaranya adalah reagen Benedict atau bisa juga disebut peraksi Benedict.
6 Cara Pembuatan Reagen Benedict: Timbang sebanyak17,7 gram CuSO4.10 H2O gram Natrium Sitrat gram Natrium Karbonat,Kemudian larutkan dengan air sehingga tiga solusi tepat 1 Liter. Pembuatan Larutan Molisch Reagensia ini terdiri dari alfa-naftol dan alkohol atau kloroform. Reagen ini digunakan untuk uji wol dan karbohidrat. Reagen ini mudah dibuat di laboratorium. Cara membuatnya, larutkan 5 gram alfa-naftol dalam 100 ml alkohol atau kloroform. Pembuatan Larutan Benedict Satu liter reagen Benedict dapat dibuat dari 100 gr natrium karbonat anhidrat, 173 gr natrium sitrat dan 17,3 gr tembaga(ii) sulfat mentahidrat. Larutan ini sering digunakan di tempat larutan Fehling. Cara membuatnya, dengan bantuan pemanasan, larutkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat anhidrat dalam 800 ml Akuades. Saring dan encerkan sampai volume larutan 850 ml. Larutkan pula 17,3 gr CuSO 4.5H 2O dalam 100 ml akuades (bila perlu dipanaskan). Bila larutan di atas sudah dingin, dengan perlahan-lahan tambahkan larutan CuSO 4 tersebut ke dalam larutan campuran karbonat dan sitrat. Kemudian encerkan dengan akuades hingga 1 liter. Jadi cara membuat larutan ini adalah: Larutan Fehling A: Timbang 69,3 gr kupri sulfat hidrat CuSO4.5H2O dan larutkan dalam 1 liter akuades. Supaya larutan menjadi jernih tambahkan 1 tetes atau 2 tetes H2SO4 pekat.. Perbandingan dapat diperbesar atau diperkecil. Larutan Fehling B: Timbang 346 gr Kalium-Natrium-Tartrat dan 100 gr NaOH larutkan dalam 1 liter akuades (perbandingan dapoat diperbesar atau diperkecil). Bila akan digunakan Fehling A + Fehling B dalam volume yang sama. Reagen Tollens Reagen Tollens ialah reagen kimia yang paling umum digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil yang adalah aldehida dan keton. Cara membuat larutan Reagen Tollens sebagai berikut: Larutan-I: Campurkan 7 ml NH 3 (aq) 27% dengan aquadest, hingga volume larutan menjadi 100 ml. Larutan-II: 20 ml larutan AgNO 3 5%. Larutan-III: 10 tetes NaOH 10%. Lalu Larutan-II dan III dicampurkan; setiap 2 ml Larutan-II ditambahkan 1 tetes Larutan-III, sehingga terjadi endapan abu-abu (campuran-iv). Kemudian ditambahkan Larutan-I ke dalam campuran-iv, namun jangan
7 sampai berlebih. Hasil ini disebut Reagen Tollens. Digunakan untuk uji aldehida dan gula pereduksi Pembuatan Larutan Luff Schoorl Larutan 143,8 gr Na 2 CO 3 anhidrat dalam 300 ml air suling sambil diaduk tambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air suling. Tambahkan 25 gr CuSO 4. 5H 2 O yang dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda garis dengan air suling dan dikocok. Penentuan kadar gulan dengan Metode Luff Schoorl - Timbang 5 gr sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml - Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%, didihkan selama 1 jam dengan pendingin tegak - Mendiginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan sedikit larutan CH 3 COOH 3% suasana larutan sedikit asam - Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring - Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air suling - Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di dalam wadah es - Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H 2 SO 4 25% - Titrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning sampai hilang, tambahkan sedikit indikator larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang - Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti sampel PEMBUATAN REAGEN KIMIA Bismillaahirrahmaanirrahiim 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % % b/v = 0,05 % = x =
8 x = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml, homogenkan. Lalu ditambahkan aquades hingga 100 ml di dalam gelas piala. Diaduk hingga homogen. 2. Larutan indikator Merah Metil 0,02 % % b/v = 0,02 % = x = x = 0,05 gram Ditimbang metil merah sebanyak 50 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 150 ml di dalam gelas piala 250 ml, lalu tambahkan 100 ml aquades ke dalam larutan tersebut. Diaduk dan dihomogenkan. 3. Amilum 1% % b/v = 1 % = x = x = 1,00 gram Ditimbang 1,00 gram amilum dengan neraca kasar. Lalu dilarutkan dalam gelas piala 250 ml dengan 10 ml aquades dingin. Lalu ditambahkan 90 ml aquades panas dan diaduk. Kemudian dipanaskan lagi hingga jernih. Dihomogenkan. 4. NaOH 30% % b/v =
9 30 % = x = = 105 gram Ditimbang 105 gram NaOH, lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, kemudian diaduk hingga larut dan homogen. 5. HCl 3 % Bj HCl = 1,18 g/ml BE HCl = 36,5 g/molek V = 750 ml Konsentrasi = 9,8 N =.% 9,8 N = 100% = 30,31 % V1 X N1 (HCl encer) = V2 X N2 (HCl pekat) 750 ml X 3 % = V2 X 30,31 % V2 = V2 = 74,23 ml Dipipet 74,23 ml HCl p.a dan masukkan ke dalam gelas piala yang telah berisi sedikit air, kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 750 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 6. H 2 SO 4 4 N V 1 X N 1 (H 2 SO 4 Pekat) = V 2 X N 2 (H 2 SO 4 encer) V 1 X 25 N = 250 ml X 4 N V 1 = V 1 = 40 ml
10 Diisi gelas piala dengan sedikit air telebih dahulu, kemudian dipipet 40 ml asam sulfat pekat, lalu dilarutkan dengan aquades hingga 250 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 7. H 3 BO 3 2% % b/v = 2 % = x = x = 7 gram Ditimbang 7,00 gram H 3 BO 3 dengan neraca kasar, lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, kemudian diaduk hingga larut di dalam gelas piala dan dihomogenkan. 8. HCl 0,1 N V 1 x N 1 (HCl pekat) = V 2 x N 2 (HCl encer) V 1 x 9,8 N = 100 ml x 0,1 N V 1 = V 1 = 1,02 ml Diisi gelas piala dengan sedikit air terlebih dahulu, kemudian dipipet HCl pekat dengan pipet takar sebanyak 1,02 ml. Lalu dilarutkan dengan aquades hingga 100 ml. Diaduk hingga homogen. 9. K 2 Cr 2 O 7 0,1 N N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 49 g/molek x 0,1 L Berat = 0,4900 gram
11 Ditimbang 0,4900 gram K 2 Cr 2 O 7 dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquades di dalam labu ukur. Dihomogenkan larutan. 10. H 2 SO 4 25 % Bj H 2 SO 4 = 1,84 g/ml BE H 2 SO 4 = 49 g/molek V = 100 ml Konsentrasi = 25 N =.% 25 N = 100% = 66,57 % V1 X N1 (H 2 SO 4 encer) = V2 X N2 (H 2 SO 4 pekat) 100 ml X 25 % = V2 X 66,57 % V2 = V2 = 37,55 ml Diisi gelas piala dengan sedikit air terlebih dahulu, kemudian dipipet H 2 SO 4 p.a sebanyak ml. Lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml. Diaduk sampai larutan homogen. 11. KI 20 % % b/v = 20 % = x = x = 20,00 gram Ditimbang 20,00 gram KI dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan aquades 100 ml di dalam gelas piala 250 ml. Lalu diaduk dan dihomogenkan. 12. Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O 0,1 N
12 N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 190,72 g/molek x 0,1 L Berat = 1,9072 gram Ditimbang Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O sebanyak 1,9072 gram dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml dalam labu ukur 100 ml. Lalu, dihomogenkan larutan. 13. Na 2 S 2 O 3 0,1 N N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 248 g/molek x 0,25 L Berat = 6,2000 gram Ditimbang Na 2 S 2 O 3 sebanyak 6,2000 gram, kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 250 ml dalam labu ukur 250 ml. Lalu larutan dihomogenkan. 14. Larutan LUff Schoorl Ditimbang CuSO 4. 5H 2 O sebanyak 25 gram (sejauh mungkin bebas besi), kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml dan dilarutkan 50 gram asam sitrat dengan 50 ml aquades, dan 388 gram soda murni (Na 2 CO 3. 10H 2 O) dilarutkan dalam ml air mendidih. Larutan asam sitratnya dituangkan dalam larutan soda sambil diaduk hati-hati, selanjutnya ditambahkan larutan CuSO 4, sesudah dingin ditambahkan air sampai 1 liter, dihomogen. Bila terjadi kekeruhan, didiamkan kemudian disaring. 15. CH 3 COOH 3 % Bj CH 3 COOH = 1,06 g/ml BE CH 3 COOH = 60,0 g/molek V = 200 ml Konsentrasi = 17 N =.% 17 N = 100%
13 = 96,23 % V1 X N1 (CH 3 COOH encer) = V2 X N2 (CH 3 COOH pekat) 200 ml X 3 % = V2 X 96,23 % V2 = = 6,24 ml Dipipet 6,24 ml CH 3 COOH pekat dan dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi sedikit air, kemudian dilarutkan dengan aquades sampai 200 ml di dalam gelas piala. Diaduk dan dihomogenkan. 16. Media PCA 1 L = 22,5 gram 1 gram = 44,4 ml x = x = 2,25 gram Ditimbang media PCA sebanyak 2,25 gram dengan neraca kasar dan dilarutkan dalam 100 ml aquades, lalu panaskan di atas penangas sambil diaduk sampai larutan menjadi jernih, kemudian diaduk hingga homogen dan didinginkan. Lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit. 17. Larutan Pengencer PW 1 L = 25,5 gram 1 gram = 39,2 ml x = x = 2,55 gram
14 Ditimbang peptone water sebanyak 2,55 gram dengan neraca kasar. Lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 18. Campuran Selen Ditimbang 2,5 gram Selenium, 100 gram K 2 SO 4 dan 20 gram CuSO 4.5H 2 O. dengan neraca kasar. Kemudian disatukan ketiga zat tersebut dan dihomogenkan.
PEMBUATAN REAGEN KIMIA
PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciUji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis
Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan
BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciPereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciVISIT MY WEBSITE : KLIK AJA LINKNYA SOB http://dionlegionis.blogspot.com/search/label/education%20mipa http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-kodok-beranak-darisulawesi.html http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/download-pdf-statistika-datatunggal.html
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciLAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. DATA PERCOBAAN L.1.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Tabel L.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Waktu Hidrolisis (Menit) Konsentrai HCl 0,5 M 0,75
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Standarisasi Larutan NaOH dan HCl 1. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat (H 2 C 2 O 4 ) 0,1 M. a. Ditimbang 1,26 g H 2 C 2 O 4. 2 H 2 O di dalam gelas beker 100 ml, b. Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Untuk mengetahui kinerja adsorpsi arang aktif-bentonit pada aroma susu kedelai, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN L1.1 DATA HASIL ANALISIS BILANGAN ASAM MINYAK KELAPA Tabel L1.1 Data Hasil Analisis Bilangan Asam Kadar Flavonoid Total aktu Kontak (Hari) Volume KOH (ml) Bilangan Asam
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciKimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~
Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciIII METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di
31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciDesikator Neraca analitik 4 desimal
Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik
Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN
LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciDisusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si
Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinci3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015 di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Analisis Hasil Pertanian Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di Labolatorium Gizi, penelitian kadar glukosa dan kadar alkohol tape dilakukan di Labolatorium Kimia, dan uji organoleptik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinci