Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 7"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pneumatik Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani pneuma yang berarti nafas atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam teknologi industri (khususnya teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Titik persamaan dalam penggunaan tersebut ialah semua menggunakan udara sebagai fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan pemberi tenaga). Sistem pneumatik dibedakan berdasarkan media penggerak katub, yaitu: 1. Pneumatik murni, Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara. 2. Elektro pneumatic, Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak katupnya menggunakan arus listrik. 3. Pneumatik hidrolik, Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katupnya menggunakan tekanan aliran hidrolik. 2.2 Pneumatik Murni Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katupnya juga menggunakan tekanan udara Persamaan Dasar Pneumatik Sebagai hukum-hukum dasar udara bertekanan, terdapat hukum Pascal dan hukum Boyle yang dijabarkan, sebagai berikut: Universitas Mercu Buana 7

2 1. Hukum Pascal [1] Tentang perpindahan tekanan statis, terdapat hukum pascal yang secara eksperimen dibuktikan oleh B. Pascal. Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang diberikan ke suatu bagian dari suatu fluida dalam sebuah ruangan akan bekerja tegak lurus pada smua bagian dalam ruangan itu. Gambar 2.1 Ilustrasi Hukum Pascal [2] Apabila permukaan A1 ditekan dengan gaya sebesar F1 maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.1. F 1 P1... (2.1) A1 dengan; P = Tekanan (N/mm 2 ) F = Gaya (N) A = Luasan (mm 2 ) Sehingga tekanan sebesar P diteruskan ke segala arah atau kesemua bagian pada sistem, sehingga permukaan A2 terangkat maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.2. F... (2.2) 2 P2.A2 Karena P 1 = P 2 maka : dengan; F1 F 2... (2.3) A P = Tekanan (N/mm 2 ) F = Gaya (N) A = Luasan (mm 2 ) 1 A 2 Universitas Mercu Buana 8

3 2. Hukum Boyle [1] Hukum Boyle-Mariotte menyatakan pada temperatur konstan, volume (V) gas berbanding terbalik dengan tekannya (P), pada saat sebuah piston silinder didorong volume gas berkurang karena tekanan gas naik maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.4 dibawah ini. P1. V1 = P2. V2 = Konstan... (2.4) dengan; P = Tekanan (N/mm 2 ) V = Volume (m3) Gambar 2.2 Ilustrasi Hukum Boyle-Mariotte [1] Keuntungan Dan Kerugian Pada Pneumatik Pneumatik memiliki banyak sekali keuntungan, tetapi juga terdapat segisegi yang merugikan atau keterbatasan dalam penggunaannya. Keuntungan penggunaan pneumatik, yaitu: 1. Fluida kerja yang digunakan (udara) mudah diperoleh. 2. Bersih dan kering. 3. Tidak peka terhadap suhu. 4. Aman terhadap kebakaran dan suhu. 5. Pengawasan lebih mudah. 6. Fluida kerja cepat. 7. Rasional (menguntungkan). Universitas Mercu Buana 9

4 Kerugian pneumatik, yaitu: 1. Gaya tekan terbatas atau relative kecil. 2. Pelumasan udara mampat. 3. Kelembaban udara. 4. Ketidak teraturan gerakan pada kecepatan yang relative kecil (kurang dari 0,25 cm/detik). Hal-hal yang merugikan dari alat pneumatik ini dapat dianggap sebagai pembatas-pembatas tertentu. Hal-hal yang merugikan di atas dapat dikurangi dengan jalan sebagai berikut: 1. Pengamanan yang cocok dari komponen-komponen alat pneumatik. 2. Pemilihan sistem pneumatik yang diinginkan. 3. Kombinasi yang sesuai tujuannya dari berbagai system pergerakan dan pengendalian (elektrik, hidrolik dan pneumatik) Elektro Pneumatik Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak katupnya menggunakan arus listrik. Pada sistem kendali ini untuk menggerakan rangkaian peralatan pneumatik menggunakan sinyal listrik (AC atau DC) dari peralatan kelistrikan lainnya. 2.2 Peralatan Pendukung Sistem Pneumatik Peralatan pendukung dalam instalasi pneumatik terdiri dari kompresor dan unit pelayanan udara (Air Service Unit) Kompresor Kompresor adalah alat untuk memampatkan udara dan gas. Prinsip dasar dari kompresor yaitu menghisap udara bebas dari atmosfer bebas, torak silinder bergerak bolak-balik untuk menghisap, menekan, dan mengeluarkan gas secara berulang-ulang. Udara yang dihisap melalui filter,kemudian udara tersebut dipompakan kedalam tanki penampung yang disebut reservoir sampai pada tekanan kerja yang dibutuhkan. Penggerak dari kompresor adalah motor listrik yang dikontrol dengan saklar (switch). Pengendalian tekanan yang berhubungan Universitas Mercu Buana 10

5 dengan penampung. Bila batas atas sudah dilampaui, kompresor berputar bebas tanpa beban. Selama tekanan turun dibawah nilai tertentu, maka kompresor terhubung kembali dengan keadaan beban penuh (daya penuh). Gambar 2.3 Sistem Suplai Udara [3] Penempatan instalasi kompresor yang akan dipasang perlu mempertimbangkan hal di bawah ini: 1. Instalasi kompresor harus sedekat mungkin dengan tempat-tempat yang membutuhkan udara bertekanan. 2. Daerah sekitar kompresor tidak boleh berdekatan dengan gas yang mudah terbakar atau zat yang mudah terbakar. 3. Pemeriksaan dan pemeliharaan harus dapat dilkaukan dengan mudah. 4. Ruang kompresor harus terang, cukup luas, dan mempunyai pentilasi yangbaik. 5. Temperatur ruangan harus lebih rendah dari 40 o C. Universitas Mercu Buana 11

6 2.2.3 Unit Pelayanan Udara (Air Service Unit) Gambar 2.4 Unit Pelayanan Udara [4] Unit pelayanan udara (Air Service Unit) adalah suatu gabungan atau kombinasi dari berbgai komponen penyedia udara bertekanan, yang terdiri dari empat komponen utama yaitu: a. Penyaring Udara Pemilihan penyaring udara yang benar memegang peranan yang sangat penting dalam pengadaan udara bertekanan. Parameter penyaring udara adalah pada ukuran pori-porinya. Ukuran pori-pori peyaring menunjukan ukuran partikel-partikel minimum yang dapat di saring dari udara bertekanan. Mangkuk saringan harus dibersihkan secara berkala, dari butran-butiran debu dan karat. Hal ini untuk menghindari terjadinya penyumbatan pada saluran keluarnya. Karakteristik yang terpenting dari penyaring udara adalah tingka efisiensinya, yaitu banyaknya partikel yang tersaring dari aliran udara. b. Pengatur Tekanan Udara Tekanan udara yang keluar dari kompresor masi memunyai tekanan tinggi, sehingga pengatur tekanan diperukan untuk menjaga atau mengatur dari tekanan kompresor menjadi tekanan kerja. Perubahan tekanan dalam sistem pipa dapat berdampak negatip pada kerja katup dan langkah silinder. Tekanan yang konstan adalah salah satu syarat agar operasi Universitas Mercu Buana 12

7 control pneumatic bebas dari kesalahan. Biasanya alat ini dipasang menjadi satu dengan penyaring udara. Gambar 2.5 Pengatur Tekanan Udara [4] berikut: Prinsip kerja pengatur tekanan udara (gambar 2.5) adalah sebagai Udara bertekanan mengalir kedalam pengatur tekanan dan bergerak atas dasar diafragma. Pegas yang dapat disesuaikan penekanannya dengan memutar knop bergerak melawan sisi yang lain dari diafragma. Jika udara bertekanan dipakai pada sisi sekunder, gaya gerakan pada diafragma berkurang. Pegas penekan menekan melawan batang katup sehingga mengangkat cincin seal penutup dari dudukan katup. Udara bertekanan dapat mengalir kedalam sampai keadaan keseimbangan sudah dicapai kembali. Apabila tekanan sekunder (sisi kerja) naik sampai diatas harga yang di setel sebelumnya missal: akibat gaya luar bergerak pada bagian kerja atau pengaturan yang rendah dari pegas penekan, maka beban yang lebih besar pada diafragma akan mendorong pegas ke bawah. Maka batang katup akan terangkat dari dudukan katup dan udara bertekanan dari sisi sekunder dapat keluar melalui lubang pembung. Udara bertekanan akan terus menerus keluar sampai pada batas yang disetel sebelumnya tercapai lagi. Lubang pembuangan tidak boleh tertutup, karena akan berakibat perlengkapan dalamnya tidak berfungsi. Lubang semprot pengimbang akan mempercepat aliran udara sekunder dan tekanan udara turun Universitas Mercu Buana 13

8 berdasarkan difragma, andaikata volume alirannya lebih tinggi. Hal ini dapat mencegah penurunan sekunder dengan angka aliran yang tinggi. c. Pengukur Tekanan Biasanya pengatur tekanan dipasang atau dilengkapi dengan sebuah pengukur tekanan yang menunjukan besarnya tekanan udara yang mengalir sesudah melalui pengatur tekanan. Gambar 2.6 Pengukur Tekanan Udara [4] d. Pelumas (Lubricator) Bagian-bagain yang bergerak dan menimbulkan gesekan memerlukan pelumas, termasuk didalamnya komponen-komponen pneumatic (silinder dan katup). Untuk menjamin supaya bagian-bagian yang bergesekan pada komponen tersebut dapat bekerja dan dipakai terus menerus, maka hrus diberi pelumas yang cukup. Minyak pelumas harus ditambahkan dengan jumlah tertentu keudara bertekanan dengan memakai perangkat pelumasan (lubricator). Keuntungan pelumasan adalah: a) Memungkinkan terjadinya penurunan angka gesekan. b) Dapat memberikan perlindungan dari korosi. c) Umur pemakaian bagian-bagian pneumatic dapat lebih tahan lama. Universitas Mercu Buana 14

9 Gambar 2.7 Lubricator [4] Perinsip kerja pelumas adalah sebagai berikut: Perangkat pelumas (lubricator) bekerja menurut perinsip venturi. Udara bertekanan mengalir melewti perangkat lumas melalui saluran masuk ke saluran keluar. Katup pengecek menutup lintasan udara ketika tidak ada udara yang sedang mengalir. Sewaktu udara mengalir, katup pengecek membuka dan udara bertekanan dapat mengalir dengan bebas ke saluran keluar. Pembatas dalam lintasan aliran menimbulkan penurunan tekanan. Ruang hampa terjadi di sekitar lengkungan penates dan oli terhisap keatas melalui pipa oli. Tetesan-tetesan oli terbawa dalam aliran udara melaui pipa berbentuk kabut dan diteruskan menuju komponen-komponen pneumatik. Bushing dan katup pengecek memungkinkan untuk menambah volume oli dalam gelas, sementara perangkat lumas sedang dalam keadaan bekerja. Dengan sekrup pengatur, banyaknya oli yang dikabutkan dapat diatur. Gelas mangkuk oli harus dijaga selalu bersih, sehingga batas oli dalam gelas dapat selalu terlihat. 2.3 Unit Penggerak (Actuator) Aktuator adalah suatu alat untuk mengubah sinyal output tertentu menjadi tenaga kerja yang di manfaatkan. Dalam hal ini digunakan aktuator berupa Universitas Mercu Buana 15

10 silinder pneumatik. Besarnya tenaga yang dihasilkan tergantung dari besarnya tekanan, luas penampang silinder, dan gesekan yang timbul antara dinding dalam silinder dengan dinding luar torak silinder Silinder Penggerak Ganda (Double Acting Cylinder) Silinder kerja ganda digunakan terutama apabila torak diperlukan untuk melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju, tetapi juga pada gerakan mundur. Dengan memberikan udara bertekanan pada sat sisi permukaan sisi piston dan sisi yang lain terbuka.silinder kerja ganda memiliki dua saluran. Silinder kerja ganda mempunyai keuntungan yaitu bisa dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pelaksanaannya lebih fleksibel. Gambar 2.8 Silinder Penggerak Ganda [4] rumus berikut: Untuk menghitung ukuran silinder yang diperlukan, dapat dipergunakan F A. P Rr... (2.5) [7] Di mana: F = Gaya tekan silinder (N) A = Luas penampang silinder tanpa batang torak (mm 2 ) d = Diameter dalam silinder (mm) P = Tekanan kerja (N/mm 2 ) Rr = Gaya gesek (3-20 % dari gaya terhitung) (N) Universitas Mercu Buana 16

11 Sedangkan untuk menghitung kebutuhan udara pada silinder double acting dipergunakan rumus berikut: (h. 0, 785. D ) h. 0, 785. (D d ). n. perbandingan kompresi Q... (2.6) [7] 1031, Tekanan operasi (bar) Perbandingan kompresi 1, , Tekanan operasi (N/mm 01031, Di mana: Q = Debit udara yang dibutuhkan (cm 3 /menit) D = Diameter dalam silinder (mm) d = Diameter batang torak (mm) h = Panjang langkah silinder (mm) 2 ) 2.4 Katup (Valve) Katup Pengatur Satu Arah Aliran (Check Thortle Valve) Katup ini berfungsi sebagai pengatur debit aliran. Pada katup ini, aliran udara satu arah saja. Gambar 2.9 Katup Kontrol Satu Arah [4] Katup-katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan pada silindersilinder pneumatik. Jika memungkinkan katup check thortle hendaknya harus di pasang langsung dekat silinder. Universitas Mercu Buana 17

12 2.4.2 Katup 5/2 Solenoid Ganda Prinsip kerja solenoid: Solenoid bekerja berdasarkan perinsip dasar elektro magnet, apabila konduktor (kabel tembaga) dibentuk menjadi sebuah lilitan (koil) dan arus listrik mengalir melalui konduktor, maka terjadi Electromotive Force (EMF). Garis-garis gaya yang terjadi di sekitar konduktor terpusat dalam suatu kumparan. Bentuk kumparan ini memusatkan EMF dalam satu arah, dimana arah aliran EMF terjadi sepanjang kumparan. Dengan menambahkan jumlah lilitan konduktor, maka medan magnet yang terjadi akan menguat dan EMF meningkat. Untuk penggunaan solenoid, elektro magnet terdiri dari kumparan sederhana yang tidak menghasilkan EMF yang cukup untuk menggerakan tuas dari katup. EMF akan meningkat dengan penggunaan arus listrik yang sama, apabila kumparan konduktor dililitkan pada inti dari besi dibandingkan lilitan tanpa inti. Gambar 2.10 Katup 5/2 Dengan Penggerak Solenoid Ganda [4] Sepeti diunjukan pada gambar 2.10, katup ini mempunyai dua buah solenoid diasumsikan bahwa sinyal terakhir diaplikasikan pada solenoid 14, aliran udara dari 1 menuju ke 2 dan keluar dari 4 kelubang 5. Saat sinyal berpidah dari 14 disk tetapseimbang dan tidak terjadi perubahan pada baian saklar katup. Sinyal diaplikasikan pada solenoid 12 sehingga mendorong katup dan mengubah aliran udara dari 1 menuju 4 dan pembuangan pada 2 melalui 3. Universitas Mercu Buana 18

13 Lain lagi dengan pegas balik, katup solenoid ganda membalikan dengan posisi saklar terakhir, meskipun tenaga telah dipindahkan dari kedua solenoid, sampai sinyal posisi teraplikasikan. Dalam sirkuit elektro pneumatik memunyai beberapa keuntungan, diantaranya hanya terplikasikan durasi sinyal yang sangat cepat dengan sedikit sentuhan (10-25 ms) yang dibutuhkan saklar katup. Supplai tenaga listrik yang dibutuhkan bias diperkecil. Dalam sirkuit dengan rangkaian aksi yang komplek, posisi silinder ditahan tanpa membutuhkan susunan saklar yang menyulitkan untuk mengancing katup dan posisi silinder. 2.5 Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller. Programmable menunjukan kemampuannya dapat di ubah-ubah sesuai dengan program yang dapat dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat. Logic menunjukan kemampuannya dalam hal memproses input secara aritmatik (Aritmatik Logic Unit), yakni melakukan operasi negosiasi, mengurangi, membagi, mengalikan, menjumlahkan, dan membandingkan. Sedangkan Controller menunjukan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan keluaraan yang diinginkan. Berdasarkan IEC 1131,part1 definisi PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebagai berikut: PLC adalah suatu peralatan yang bekerja secara digital, yang di desain untuk peralatan industry, yang menggunakan sebuah memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan internal dari pengguna yang berorientasi pada perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus, seperti logic, sequencing, timing, counting, dan arithmetic, untuk mengontrol berbagai input dan output baik berupa digital maupun secara analog. PLC telah di desain sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah digunakan dalam sistem control industry dan mudah dipergunakan dalam semua fungsi yang diinginkan. Pada dasarnya PLC merupakan suatu peralatan mikro prosesor serba guna yang dirancang khusus untuk dapat bekerja dilingkungan industry yang cukup berat dan kasar, seperti kelembaban udara yang tinggi dan tingkat polusi debu yang tinggi. Sistem control indutri yang menggunakan control PLC mampu Universitas Mercu Buana 19

14 mengontrol proses kerja mesin-mesin dengan kehandalan, daya guna, dan ketelitian yang tinggi. Perangkat sistem PLC memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Pemerograman yang sangat sederhana. Program dapat diubah tanpa mempengaruhi sistem. Lebih ringkas, murah, dan lebih mudah pengaturannya dibandingkan dengan sistem control relay. Sederhana dan mudah perawatannya. PLC memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Pernagkat keras PLC mampu diprogram dan diprogram ulang dengan cepat oleh pemakai dengan sedikit mungkin menimbulkan gangguan pada proses kerja mesin-mesin prduksi. 2. Sistem kontrol PLC memiliki perawatan dan perbaikan yang mudah, dimana beberapa indicator dan peralatan bantu telah tersedia sebagai bagian dari sistem, sehingga mudah dalam melacak, menemukan, dan memperbaiki kerusakan. 3. Perangkat PLC lebih kecil dalam pemakaiian ruang dan konsumsi daya listrik. 4. PLC mampu berkomunikasi dengan sistem pusat pengumpul datauntuk keperluan pemantauuan operaasi dari sentral. 5. Sinyal keluaran dari PLC mampu menjalankan penggerak mekanik motor listrik dan magnet solenoid valve dengan catu daya bolak-balik sampai besar arus kerja tipikal maksimum 2A. 6. Perangkat keras sistem control PLC memiliki konfigurasi yang dapat dikembangkan dengan sedikit munggkin pada sistem. 7. Strukur memori PLC menyediakan fasilitas yang dapat dikembangkan. 8. PLC lebih ekonomis dibandingkan sistem control elektro magnetic bila di tinjau dari segi harga dan biaya pengemasan. Selain terdapat keunggulan diatas terdapat juga beberapa kekurangan yang dimiliki oleh sisem control PLC, diantanranya yaitu harganya yang mahal Universitas Mercu Buana 20

15 sehingga membutuhkan investasi yang besar. Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap PLC, missal pada lingkungan yang memiliki panas yang tinggi. Pada vibrasi yang tinggi penggunaannya juga kurang cocok karena dapat merusak PLC Perinsip Kerja PLC Pada prinsipnya sebuah PLC melalui modul input bekerja menerima datadata berupa sinyal-sinyal dari peralatan input luar (external input device) dari sistem yang dikontrol. Peralatan input dari luar antara lain berupa saklar, tombol, dan sensor. Data-data masukan yang masih berupa sinyal analog akan diubah oleh input modul A/D (analog to digital input module) menjadi sinyal digital. Selanjutnya oleh unit prosesor sentral atau CPU (Central Procecing Unit) yang ada dalam PLC sinyal digital itu diolah sesuai dengan program yang telah dibuat dan disimpan dalam ingatan (memori). Seterusnya CPU mengambil keputusan dan memberikan perintah melalui modul output dalam bentuk sinyal digital. Programmer Power Supply CPU Memori Peralatan Input Luar Model I/O Peralatan Output Luar Gambar 2.11 Prinsip Kerja PLC [5] Kemudian oleh modul output D/A sinyal digital itu bila perlu diubah lagi menjadi sinyal analog. Pada akhirnya sinyal analog inilah yang mampu menggerakkan peralatan output luar (external output device) dari sistem kontrol antara lain Universitas Mercu Buana 21

16 berupa kontaktor, solenoid valve, heater, alarm di mana nantinya dapat untuk mengoperasikan secara otomatis sistem kerja yang dikontrol tersebut Komponen-Komponen PLC PLC terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Hardware b. Software Piranti Keras (hardware) Hardware dalam PLC adalah modul input/output yang terdiri dari dua bagian yaitu modul input dan modul output. Terminal masukan dihubungkan dengan sensor-sensor, sedangkan terminal keluaran dihubungkan dengan aktuator dalam hal ini adalah katup dan solenoid. Beberapa tipe modul I/O antara lain 8, 12, atau 16 modul. a. Modul Input Modul input dari sebuah PLC adalah modul yang merupakan sebuah penghubung dari sensor-sensor. Sinyal sensor akan dikirimkan ke pengolah sinyal yaitu perangkat komputer. Modul input memiliki fungsi penting sebagai berikut: Mampu mendeteksi sinyal dengan baik. Mengubah sinyal kontrol menjadi sinyal logika. Melindungi komponen elektronik yang sensitif dengan tegangan balik. Menyaring sinyal. b. Modul Output Modul output menghubungkan sinyal dari programmer, dalam hal ini adalah sebuah perangkat komputer menuju elemen kendali akhir yaitu aktuator, yang bergantung pada perintah yang diberikan. Berikut ini fungsi utama dari modul output: Mengubah sinyal logika menjadi sinyal kontrol. Universitas Mercu Buana 22

17 Melindungi komponen eletronik sensitif dari tegangan balik dari perangkat komputer. Melindungi modul output dari hubungan arus pendek dan beban berlebih. Meningkatkan daya untuk aktuasi elemen kendali akhir utama, yaitu silinder pneumatik Software Software yang dimaksudkan adalah bahasa pemrograman yang dilakukan dalam membuat program perintah yang digunakan untuk mengontrol sistem pneumatik. Permasalahan Gambaran Masalah Daftar Alokasi Transmisi ke Sistem Control Sensor Commissioning Gambar 2.12 Diagram Alir Prosedur Pemrograman Dalam pembuatan program PLC harus diperhatikan prosedur dan urutan langkah yang harus dilakukan. Berikut ini merupakan diagram alir untuk prosedur pembuatan program. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah sebagai berikut: Universitas Mercu Buana 23

18 a) Diagram Ladder (LDR) Diagram ladder (tangga) merupakan diagram kontrol pada PLC. Diagram ini dinamakan tangga karena bentuknya menyerupai tangga. Pada penggambaran diagram tangga dikenal dengan simbol-simbol sebagai berikut: Saklar Normally Open (NO), saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada posisi OFF atau terbuka, dan akan ON/terhubung jika relay telah dialiri listrik. Gambar 2.13 Simbol NO [5] Saklar Normally Closed (NC), saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada keadaan ON/tertutup, jadi jika saklar tersebut diaktifkan maka akan menjadi OFF/terbuka. Gambar 2.14 Simbol NC [5] Keluaran dapat berupa relay yang akan mengaktifkan kontakkontak sensor NO dan NC. b) Gerbang Logika Universitas Mercu Buana 24

19 Pada bahasa pemrograman PLC juga terdapat gerbang logika. Gerbang merupakan sebuah rangkaian dengan satu atau beberapa masukan yang akan menghasilkan satu buah keluaran bila diberi masukan. Pada dasarnya gerbang logika dapat dianalogikan sebagai saklar. Saklar mempunyai dua buah keadaan, yaitu ON 0 untuk keadaan OFF. Gerbang AND Dianalogikan seperti susunan beberapa buah saklar yang terhubung secara seri. Susunan saklar ini akan menghasilkan satu keluaran jika semua saklar masukan dalam keadaan terhubung. Berikut ini adalah tabel kebenarannya: Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND [5] Input - Input A B Output Tabel 2.1 memperlihatkan sebuah sistem gerbang AND pada sebuah diagram tangga. Diagram tangga tersebut diawali dengan, yaitu simbol kontak normal terbuka yang diberi label input A, untuk mempresentasikan saklar A yang tersambung secara seri padanya adalah, yaitu simbol kontak normal terbuka lainnya yang diberi label input B untuk merepresntaskan saklar B. Gerbang OR Universitas Mercu Buana 25

20 Gerbang logika OR merupakan susunan beberapa buah saklar yang terhubung secara paralel. Susunan ini akan memberikan keluaran jika sesuatu atau lebih saklar tersebut terhubungkan. Berikut ini adalah tabel kebenarannya: Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR [5] Input - Input A B Output Tabel 2.2 memperlihatkan sebuah sistem logika OR pada sebuah diagram tangga, memperlihatkan cara alternatif untuk menggambarkan diagram yang sama. Diagram tangga tersebut dimulai dengan, simbol kontak normal terbuka yang diberi label input A untuk mempresentasikan saklar A dan tersambung secara paralel padanya adalah, simbol kontak normal terbuka yang diberik label input B untuk mempresentasikan saklar B. Gerbang NAND (NOT AND) Gerbang NAND merupakan kebalikan dari gerbang AND. Gerbang NAND merupakan gabungan antara gerbang AND dan NOT, yang berarti keluaran dari gerbang logika AND yang dibalik (invers). Berikut ini adalah tabel kebenarannya: Tabel 2.3 Tabel Kebenaran Gerbang NAND [5] Input - Input A Output Universitas Mercu Buana 26 B

21 Kedua input, A dan B, harus berada dalam keadaan 0 agar menghasilkan sebuh output 1. Akan tetap terdapat sebuah output apabila input Atau input B tidak bernilai. Tabel 2.3 memperlihatkan diagram tangga yang mengimplementasikan sebuah gerbang NAND. Ketika input A dan input B keduanya bernilai 1, atau salah satunya bernilai 0 dan yang lainnya bernilai 1, maka output yang diberikan adalah 0. Gerbang NOR (NOT OR) Gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Gerbang NOR merupakan gabungan antara gerbang OR dan NOT, yang berarti keluaran dari gerbang logika OR yang dibalik (invers). Berikut ini adalah tabel kebenarannya: Tabel 2.4 Tabel Kebenaran Gerbang NOR [5] Input Input A B Output Tabel 2.4 memperlihatkan sebuah diagram tangga untuk sebuah sistem berbasis gerbang NOR. Ketika input A dan input B belum diaktifkan, terdapat sebuah output 1. Ketika salah satu di Universitas Mercu Buana 27

22 antara input X400 atau input X401 atau keduanya berada pada kondisi 1, terdapat sebuah output 0. c) Timer Terdapat beberapa bentuk timer yangdapat dijumpai pada PLC. Pada PLC berukuran kecil biasanya hanya terdapat satu bentuk saja, yaitu timer ON-delay. Timer semacam ini akan hidup setelah suatu periode waktu tunda yang telah ditetapkan. Simbol-simbol yang digunakan untuk timer oleh beberapa pabrikan, TON digunakan untuk menotasikan timer ON-delay, TOF untuk OFF-delay. Durasi waktu yang ditetapkan untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset dan besarnya adalah kelipatan dari satuan atau basis waktu yang digunakan. Beberapa basis waktu yang sering digunakan adalah 10 ms, 100 ms, 1 s, 10 s, dan 100 s. Sehingga, sebuah nilai preset sebesar 5 dengan basis waktu 100 ms adalah periode waktu tunda selama 500 ms. Gambar 2.15 Timer on-delay dan off-delay [5] d) Pencacah (counter) Sebuah counter ditetapkan untuk menghitung suatu nilai tertentu dan, ketika pulsa-pulsa dengan jumlah ini telah diterima, counter akan mengoperasikan kontak-kontaknya. Sehingga, apabila yang digunakan adalah kontak normal terbuka, kontak-kontak tersebut akan menutup sedangkan apabila kontak-kontak normal tertutup, konta-kontak tersebut akan membuka. Universitas Mercu Buana 28

23 Terdapat dua tipe counter dalam PLC, di antaranya adalah upcounter (pencacah maju) dan down-counter (pencacah mundur). Down-counter melakukan penghitungan mundur dari suatu nilai yang ditetapkan hingga mencapai nol. Sedangkan up-counter menghitung maju dari nol hingga mencapai suatu nilai yang ditetapkan. Gambar 2.16 Counter [5] Program Pemrograman dalam PLC merupakan suatu perangkat dari komputer yang terdiri dari monitor, CPU, dan kelengkapannya. Pemrogram dapat berupa console. Dengan menggunakan perangkat komputer, data akan diolah dalam CPU. CPU mengontrol dan menjalankan semua operasi dalam PLC. Pada dasarnya adalah sebuah unit yang berisi micro processor yang menginterpretasikan sinyalsinyal input dan tindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori. Lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke modul output Sensor Fotoelektrik Sensor fotoelektrik dapat beroperasi sebagai tipe transmisif, di mana objek yang dideteksi memotong melewati seberkas sinar cahaya, yang umumnya adalah radiasi infra merah, dan berhenti ketika mencapai detektor atau sebagai tipe refektif, di mana objek yang dideteksi memantulkan seberkas sinar cahaya menuju detektor. Dengan sensor di atas, cahaya dikonfersikan menjadi perubahan arus, perubahan tegangan,atau perubahan tahanan. Apabila outputnya digunakan untuk Universitas Mercu Buana 29

24 mengukur intensitas cahaya, bukan hanya sekedar mengindikasikan keberadaan atau ketiadaan suatu objek di jalur cahaya, sinyal output ini harus diperkuat dan kemudian dikonfersikan dari analog ke digital oleh sebuat konverter analog-kedigital. Gambar 2.17 Sensor Photoelektrik [6] Universitas Mercu Buana 30

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Proses perancangan suatu alat ataupun mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan pemilihan bahan, kekuatan, ukuran dan harga. Teori-teori yang berhubungan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP

SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP DISUSUN OLEH: ADE NURYAMAN 41309120034 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC PENGENALAN PLC a. Tujuan Pemelajaran Setelah pemelajaran Siswa dapat: - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC - Menjelaskan keunggulan PLC - Menyebutkan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK Programmable Logic Control atau lebih dikenal PLC dengan adalah suatu peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC

Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami karakteristik PLC dan melaksanakan praktikum PLC Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik PLC

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK RELAY

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK RELAY 1 SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK RELAY Asrul Pawiloi E1D1 10 085 PROGRAM STUDI S1 ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder

Lebih terperinci

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali

Lebih terperinci

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media

Lebih terperinci

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik Elektropneumatik Bab 4 1/22 Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik 4.1 Fungsi Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: Energi listrik di dalam bagian kontrol

Lebih terperinci

Bab 3 Katup Kontrol Arah

Bab 3 Katup Kontrol Arah 1 Bab 3 Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara. Biasanya ini meliputi satu atau keseluruhan dari uraian berikut Mem; perbolehkan udara m elewati dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 Materi #6 Peralatan Ukur 2 Terdapat berbagai

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI Kompetensi Keahlian: - Teknik Instrumentasi Gelas - Teknik Instrumentasi Logam - Kontrol Proses - Kontrol Mekanik Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN INSTRUMENTASI INDUSTRI Kompetensi Keahlian: - Teknik Instrumentasi Gelas - Teknik Instrumentasi Logam - Kontrol Proses - Kontrol Mekanik Kompetensi Menguasai

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mekatronika Modul 7 Aktuator Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Yasir Ismail, Adi Purwanto, Saiful Huda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Sasaran : Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana simbolnya dalam rangkaian Mendesain relay logic ladder untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 PERTEMUAN

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser AKTUATOR PENGANTAR Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kotroler tidak cukup kuat dayanya untuk mendrive plan sehingga diperlukan aktuator. Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori PLC 2.1.1 Pengertian dan Cara Kerja PLC PLC adalah peralatan elektronik yang beroperasi secara digital menggunakan memori yang dapat diprogram untuk memberikan instruksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL PENGGERAK PANEL SEL SURYA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL PENGGERAK PANEL SEL SURYA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL PENGGERAK PANEL SEL SURYA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Firmansyah Politeknik Swadharma ABSTRAK Ketergantungan penggunaan bahan bakar konvensional seperti minyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci