Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1"

Transkripsi

1 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era 1950-an, sistim-sistim pneumatik telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini, sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di bidang sensor, prosesor dan actuator. Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder pneumatik merupakan jenis actuator yang umum digunakan sebagai actuator gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki harga yang murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai ukuran langkah kerja.

2 Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga Pneumatik Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah kompresor, yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya. Udara bertekanan tinggi ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung. Udara bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum disimpan pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan menggunakan motor listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik penggerak kompresor dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan udara pada tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor. Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke kompresor. Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas, sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir setelah digunakan didalam silinder pneumatik.

3 Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan Benda Kerja Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana sebuah silinder pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda kerja dari tempat penyimpanan benda kerja. Sistim Pengumpan Benda Kerja

4 Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport benda kerja Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim pneumatik digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja berupa lembaran-lembaran. Benda kerja yang berupa lembaran diambil dari tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi untuk menggerakan alat transport naik - turun. Alat pengangkat elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak naik turun. Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan pengangkat (10) Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang Digunakan: Sistim pneumatik tekanan rendah: kpa (0-1.5 bar or psi) Sistim pneumatik tekanan normal: kpa ( bar or psi) Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kpa (16 bar or 232 psi) Karakteristik umum silinder pneumatik: Diameter: mm Panjang langkah (stroke): mm Tenaga: 2 50 kn Kecepatan torak: m/s Elemen Sistim Pneumatik

5 Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari susunan koneksi terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan gerakan). Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 2 Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1)

6 Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada mana gambaran yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu sistim pneumatik diperlihatkan, disertai dengan contoh gambar dan simbolsimbol masing-masing. Gambar 5. Simbol Elemen-elemen Sistim Pneumatik

7 Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: Kompresor Tangki udara Pengatur tekanan udara Saluran distribusi udara bertekanan

8 Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1 2 % yang bertujuan untuk menangkap air agar dapat mengalir keluar ke saluran pembuangan. Jika terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan. Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara bertekanan dapat merusak suatu sistim pneumatik. Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui penyiapan udara bertekanan untuk menggerakan sistim dengan benar.

9 Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan udara bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut: Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan pemakaian. Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh sistim. Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk menyimpan udara bertekanan. Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar bersih. Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi untuk mencegah korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik. Gunakan minyak pelumas jika diperlukan. Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan didalam sitim kelistrikan. Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta harus dipenuhi. Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik. Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan. Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk beroperasi pada tekanan udara 8 10 bar maksimum. Dalam prakteknya, untuk alas an-alasan ekonomi dan keselamatan, maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan untuk digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 6 bar atau kpa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk menghasilkan tekanan udara antara bar untuk mengantisipasi kerugian-kerugian pada saluran distribusi yang terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk mengurangi efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi siklus on-off dari kompresor. Saringan Udara (Filter) Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan penumatik. Saringan juga berfungsi untuk memisahkan air yang berasal dari kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung

10 pada bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk mencegahnya masuk ke dalam komponen-komponen pneumatik melalui udara bertekanan yang didistribusikan. Pengatur Tekanan Udara Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup pengatur yang terdapat pada bagian atas dari pengatur tekanan. Unit Pelumasan Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas digunakan untuk melumasi bagian dalam dari komponen pneumatik untuk mengurangi gesekan dan mencegah korosi. Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 3 Diagram Sistim Pneumatik Penentuan Label Komponen Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder.

11 Penentuan Label Komponen Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder. Label dengan Menggunakan Nomor Z1, 0Z2, dst Unit sumber tenaga udara bertekanan A, 2A, dst Komponen tenaga/daya V1, 1V2, dst Elemen kendali

12 S1, 1S2, dst Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan secara mekanis atau secara manual) Label dengan Menggunakan Huruf A, 2A, dst Komponen tenaga/daya S1, 2S1, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan mundur silinder 1A, 2A (ditempatkan di bagian awal jarak langkah silinder) S2, 2S2, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan di akhir jarak langkah silinder) Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan didalam suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8 menunjukan susunan untuk elemen pemasok tenaga udara bertekanan dengan nomor 0.1. Selanjutnya dua elemen input (tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4. Komponen dengan label 1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai sensor untuk mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik. Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder pneumatik bergerak ke arah posisi sensor dengan label 1.3.

13 Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 4 Katup Pneumatik Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik adalah untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan konstruksinya. Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan menghasilkan sinyal yang berguna untuk memberikan informasi mengenai posisi dari poros suatu silinder pneumatik.

14 Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui, Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe 2,3,4,5 port. Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara, atau dengan solenoid (listrik). Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas, tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid). Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan secara manual. Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui jumlah garis lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik

15 Katup Pneumatik Saklar Tekan Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut katup 3/2 karena memiliki 3 port atau terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi kiri dan kanan. Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup sebelum ditekan atau diaktifkan, sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan). Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri) akibat daya dorong oleh pegas.

16 Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik

17 Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup. Keterangan: 1(P) = Masuk (Input) 2(A) = keluar (Output) 3(R) = Saluran Buang (exhaust) Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2

18 Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 5 Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)

19 Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder pneumatik).

20

21 Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) Direct Drive Catatan: Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller

22 Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller bekerja arah mundur tidak) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 6 Simbol untuk Katup-katup Pneumatik

23

24 Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik Penampang Melintang Silinder Pneumatik Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang (A) dan keadaan Memendek (B) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 7 Katup Pengendali Arah

25 Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka yang dipisah oleh tanda garis miring (/). Contoh penamaan diberikan pada keterangan dibawah ini, Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port (saluran udara) dan dua posisi kerja. Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan processing elements (Elemen Pemrosesan). Simbol Katup-katup Pengendali Arah

26 Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah Keterangan: Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara single piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan udara Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan

27 Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan pegas Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan majumundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai pada port 12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak komando dengan tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-mundur dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni sebesar 100 bar. Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(a) dan Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)

28 Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted Keterangan: Gambar 20 (atas) Katup diaktifkan melalui port 12 Gambar 20 (bawah) Katup diaktifkan melalui port 14 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8 Sensor Mekanis / Katup Roller

29 Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller Keterangan: Gambar 20 (a) Katup normal roller Gambar 20 (b) Katup idle return roller

30

31 Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted spring return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive) Keterangan : Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan. Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang diberikan dari penekanan katup push-button.

32

33 Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah) Catatan: Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR Tabel Logika Input X Input Y Output A (AND) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 9 Rantai Kendali Sistim Pneumatik

34 Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik Catatan: Power component (1A): komponen penggerak Control element (1V2): elemen kendali Processing element (1V1): elemen pemrosesan Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan

35 Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim Elektronik Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 10

36 Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S) Urut-urutan Gerakan Silinder Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)

37 Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder

38 Gambar 28. Aplikasi sistim dengan 2 silinder pneumatik

39 Gambar 29. Diagram Rangkaian Posisi Awal Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 11 Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)

40 Gambar 30. Diagram Rangkaian - Langkah 1 (atas) & Langkah 2 (bawah)

41 Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)

42 Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai) Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 12 Contoh Soal UAS: Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized kemudian menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid. Hasilnya, silinder pneumatic melakukan gerakan maju. Pada saat silinder mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya relay K1 energized. Pada relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan ke port 2 pada katup solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2 memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh soal yang mirip akan diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label yang benar pada komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara lengkap dengan menggunakan standar label komponen yang telah dibuat.

43 Gambar 1. Sistim silinder tunggal Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan lampu menyala (Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan dengan konfigurasi koneksi Normal Closed (NO)). Setelah relay K2 energize, kontak K2 terhubung dan solenoid Y3 energize. Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns. Hasilnya, silinder bergerak maju hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi memanjang hingga tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset diberikan. Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk menggambarkan rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun the elektro-pneumatik. Selanjutnya, diminta juga untuk memberikan label yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan dengan lengkap urutan operasi dari sistim.

44 Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder si Sistem Pneumatik dan Hidrolik Halo agan-agan semua, jumpa lagi kali ini dalam postingan AutoBorneo yang lebih ke arah pendidikan.. yap, tentu sudah banyak orang yang mengetahui tentang suatu sistem pneumatik maupun hidrolik. Aplikasi kedua sistem tersebut bahkan sudah mulai merambah berbagai bidang tidak hanya dunia teknik mesin. Sistem pneumatik dan hidrolik pun menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk mahasiswa teknik mesin. Namun untuk membeli sebuah paket sistem tersebut, ambil contoh pneumatik, membutuhkan biaya yang sangat tinggi mengingat alat-alat yang mendukung sistem ini kebanyakan adalah produk impor.

45 Berbagai metode yang diajarkan untuk memahami sistem ini tentu belum dirasa cukup bagi peserta didik untuk mengetahui secara lebih rinci. Di sini, hadir sebuah solusi cerdas untuk mengatasi solusi tersebut, yakni sebuah simulasi. Simulasi tersebut hadir dalam format software. Ada berbagi macam sofware yang ditawarkan, namun sebagian besar mengharuskan kita untuk membelinya. Salah satu software simulasi yang bisa digunakan dalam versi demo yakni dari Lab Volt, Softare ini cukup mumpuni untuk digunakan sebagai media pembelajaran pneumatik. Cukup banyak variasi rangkaian yang dapat dibuat menggunakan software ini. Yuk, daripada berlama-lama, langsung saja kita ke Download Area. Untuk menginstal pada versi trial, cukup ketikkan kata DEMO pada kolom serial number.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. INSTRUMENT EVALUASI MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik TUP : Mampu menjelaskan pengertian,

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

Bab 3 Katup Kontrol Arah

Bab 3 Katup Kontrol Arah 1 Bab 3 Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara. Biasanya ini meliputi satu atau keseluruhan dari uraian berikut Mem; perbolehkan udara m elewati dan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik Elektropneumatik Bab 4 1/22 Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik 4.1 Fungsi Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: Energi listrik di dalam bagian kontrol

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL Silinder Master 1. Konstruksi Dan Nama Nama Bagian Bagian Silinder Master : 1 2 13 3 14 4 12 11 10 9 8 7 6 5 Bagian bagian 1. Silinder 2. Cairan rem 3. Lubang penambhan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai

BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI 3.1 Flowchart Penelitian Mulai Studi Literatur Pengamatan di Lapangan Data Analisa Kesimpulan Selesai Penelitian dimulai dari studi literatur seperti yang telah

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

Hidrolik & Pneumatik

Hidrolik & Pneumatik DIKTAT KULIAH Hidrolik & Pneumatik (MES304) (Untuk Kalangan Sendiri) Oleh : Dhimas Satria, ST., M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 Materi #6 Peralatan Ukur 2 Terdapat berbagai

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Latihan 1 : ( Silinder kerja tunggal, kontrol langsung ) Deskripsi soal : Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Benda didorong ke dalam mesin dari tempat penyimpanan dengan mempergunakan silinder

Lebih terperinci

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 PERTEMUAN

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION

LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION Oleh: PUTRA BINDO PAMUNGKAS NIM. I8610027 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT. LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM Oleh : Ismet Eka Putra, M. Haris Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstract Pada era otomatisasi, pekerjaan secara manual

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan :

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan : Sehingga: F =. D 2. P - 42175,6 = D 2 = D 2 = 995,64 D = D = 31,55 mm Dari perencanaan diatas didapat diameter minimal silinder pneumatik sebesar 31,55 mm. Maka untuk perencanaan ini dipilih silinder dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Rem udara adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci