BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori PLC Pengertian dan Cara Kerja PLC PLC adalah peralatan elektronik yang beroperasi secara digital menggunakan memori yang dapat diprogram untuk memberikan instruksi pada internal storage dengan mengimplementasikan fungsi secara spesifik, seperti logic sequencing, timing, counting, dan aritmetika. Untuk mengendalikan mesin, melalui modul input-output digital maupun diskret. Kemampuan PLC dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu: PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro jika jumlah input/ output pada PLC ini kurang dari 32 terminal. PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut memiliki jumlah input/output antara 32 sampai 128 terminal. PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC dapat dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya lebih dari 128 terminal. Pengelompokan ini didasarkan oleh jumlah input dan output, memori pemrograman dan functional block. Pengukuran Input Prosessor Output Proses atau mesin Kendali Gambar 2.1 Skema operasi PLC [7] Teknik Mesin Mercu Buana 8

2 Dalam PLC terdapat empat bagian utama yaitu input, output dan CPU (mikroprosesor). Input adalah bagian dari PLC yang secara fisik memiliki fungsi mengambil data pada lingkungan sekitar yang kemudian dikirim pada prosesor atau CPU. Data yang diambil dapat berupa data analog ataupun diskret. Sinyal diskret ini hanya dapat memberikan informasi status on dan off. Contohnya ialah input berupa limit switch. Berbeda dengan diskret, sinyal analog dapat memberikan informasi status secara kontinyu. Seperti pada data penurunan temperatur. Prosesor adalah bagian yang melakukan operasi komputasi dan menghasilkan program kontrol. Program memanipulasi data yang tersimpan dalam sistem memori dan menentukan eksekusi berdasarkan input yang diberikan. CPU memiliki fungsi sebagai tempat komputasi operasi logika dan juga tempat penyimpanan memori. Setelah memanipulasi data, CPU akan mengirimkannya pada output dalam bentuk kontrol sesuai dengan logika dari program. Gambar 2.2 PLC dan komponen penyusunnya [7] Teknik Mesin Mercu Buana 9

3 2.1.2 Komponen PLC A. CPU CPU (Central Processing Unit) pada PLC memiliki fungsi melakukan operasi logika, selain itu CPU melakukan operasi sebagai berikut: 1. Memperbaharui status input dan output. Operasi ini berisi pembacaan data pada terminal input dan menyalakan atau mematikan terminal ouput. 2. Melakukan pembacaan memori. Program dan data disimpan pada memori. Ketika PLC beroperasi, CPU dapat membaca, mengubah isi memori atau memindahkan lokasi memori. 3. Scanning program yang berupa aplikasi. Aplikasi program yang sering disebut ladder logic program, adalah sekumpulan instruksi yang ditulis oleh programmer PLC. Operasi scanning membuat PLC untuk menjalankan program seperti yang diperintahkan oleh programmer. 4. Berinteraksi dengan terminal yang telah terprogram. CPU mengirim program data dalam CPU sendiri dan terminal yang telah terprogram. CPU dalam PLC dikendalikan oleh sebuah sistem dari perangkat lunak (software). Sistem operasi dari perangkat lunak adalah kelompok dari program utama yang disimpan dalam memori PLC secara permanen. [4] B. Memori Memori adalah komponen yang berfungsi menyimpan informasi, program, dan data yang berada pada PLC. Proses pengambilan informasi baru pada memori disebut proses penulisan (writing). Proses pengulangan informasi dari lokasi memori disebut proses pembacaan (reading). Jenis memori yang umum digunakan pada PLC adalah Read Only Memory (ROM). Lokasi dari ROM dapat dibaca, tetapi tidak dapat dilakukan operasi penulisan. Sebagai contoh, operasi program dari PLC disimpan pada ROM. Teknik Mesin Mercu Buana 10

4 Berbeda dengan ROM, lokasi dari RAM dapat dilakukan operasi penulisan dan operasi pembacaan. Hal ini berarti informasi yang disimpan pada lokasi RAM dapat diulang atau diganti. Program ladder disimpan pada RAM. Ketika program ladder baru dikirim pada memori PLC, program lama yang tersimpan pada lokasi yang sama akan terjadi proses overwrite sehingga program lama terhapus. Memori PLC memiliki kapasitas beragam. Kapasitas memori kadang ditulis dalam satuan Kilobyte (K). Satu byte adalah grup dari 8 bit. Satu bit adalah lokasi memori yang menyimpan satu kode biner yang memiliki harga 1 atau 0 (1 memiliki arti kondisi on, 0 memiliki arti kondisi off). Satu kilobyte memori memiliki arti terdapat 1024 byte pada RAM. Enam belas Kilobyte (16K) memori memiliki arti terdapat 16 x 1024 = byte pada RAM. [4] C. Modul input dan output PLC adalah peralatan yang digunakan untuk mengendalikan dan mengatur proses sehingga menghasilkan proses (output) yang diinginkan. Dibutuhkan informasi dari input yang kemudian membuat keputusan untuk menyalakan atau mematikan output. Keputusan dibuat dari kondisi input dan program ladder yang sedang beroperasi. Modul input dari PLC berfungsi mengubah sinyal input menjadi tegangan yang memiliki arus searah, yang dapat diterima oleh CPU. Karena sinyal yang diproses pada PLC adalah tegangan searah yang lemah, modul output pada PLC berfungsi mengubah sinyal menjadi tegangan yang dibutuhkan oleh peralatan yang dikendalikan oleh PLC. [4] Teknik Mesin Mercu Buana 11

5 D. Power Supply PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply mengubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. [4] Gambar 2.3 Power supply [4] Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional Gambar 2.4 PLC Omron CQM1 [4] PLC dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem konvensional, kelebihan PLC antara lain: Teknik Mesin Mercu Buana 12

6 1. Fleksibilitas PLC dapat dengan sangat mudah menyesuaikan sistem kontrolnya, PLC lebih adaptif jika dibandingkan dengan sistem relay konvensional yang lebih kaku dalam aplikasinya. 2. Pemrograman dan pendeteksian kesalahan lebih mudah Setelah desain sistem kontrol dibuat, PLC kemudian diprogram dan program yang telah dibuat tersebut bisa disimulasikan pada komputer terlebih dahulu. Jika masih terdapat kesalahan maka program dapat diubah dengan mudah. Fitur ini memastikan program yang dibuat sudah benar. 3. Kecepatan operasi yang lebih tinggi PLC menggunakan rangkaian elektronik sehingga respon operasinya lebih cepat, berbeda dengan kecepatan operasi dengan menggunakan relay mekanik yang lebih lambat. 4. Fitur yang canggih dan lengkap Di dalam PLC terdapat beberapa fungsi pencacah (counter), pewaktu (timer), kontak-kontak logika yang bisa diatur dan pada PLC keluaran terbaru juga terdapat pengubah sinyal, baik ADC maupun DAC. 5. Dokumentasi mudah Program yang telah dibuat dapat disimpan pada memori komputer. Hal ini akan mempermudah mencari kembali jika dibutuhkan, selain itu gambar rangkaian dapat dicetak untuk kemudian disimpan. Teknik Mesin Mercu Buana 13

7 6. Pengamatan terhadap proses secara langsung Proses pada PLC dapat dilihat secara langsung melalui layar monitor. Terdapat beberapa software yang dapat mempresentasikan objek-objek yang dikontrol oleh PLC dan memvisualisasikan dalam simbol-simbol tertentu pada layar komputer Kelemahan PLC Disamping keuntungan-keuntungan di atas PLC juga mempunyai kekurangan sebagai berikut; 1. Diperlukan pembelajaran mengenai bahasa pemrograman, tentunya benarbenar dibutuhkan orang yang profesional. 2. Diperlukan biaya yang lebih tinggi pada saat diputuskan penggunaan control PLC dibandingkan konvensional. 3. Perawatan yang tepat waktu, seperti backup bettery PLC itu sendiri. 2.2 Pneumatik Pneumatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatic. Jadi media penggerak yang digunakan pada sistem pneumatic adalah udara, semua gerakan yang dihasilkan dilakukan dengan mengontrol keluar masuknya udara dengan mengatur buka tutup aliran udara. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan dalam sistem otomasi pada dunia industry mulai dari penyusunan, pencengkraman, pencetakan, pengaturan arah benda kerja, transfer atau pemindahan, penyortiran sampai pengepakan barang. Sistem kerja pneumatik mirip dengan kontrol listrik. Jika sumber energy kontrol listrik berasal dari tenaga listrik PLN maka, sistem pneumatik menggunakan udara bertekanan (compressed air) sebagai sumber energi. Udara bertekanan berasal dari alat yang bernama kompresor (air compressor). [4] Teknik Mesin Mercu Buana 14

8 2.2.1 Kelemahan dan Kelebihan Sistem Pneumatik 1. Kelebihan Sistem Pneumatik Penggunaan pneumatik dalam proses produksi memiliki kelebihan bila dibanding media kerja lain, antara lain : a. Ketersediaan bahan baku udara yang melimpah dan dalam jumlah yang tidak terbatas. b. Sifat udara yang mudah di distribusikan dan tidak berbahaya. c. Penyimpanan bahan baku yang relative lebih mudah, karena udara bertekanan dari kompresor dapat disimpan dalam tabung sehingga kompresor tidak perlu bekerja terus menerus. d. Tahan terhadap temperature, dimana udara bertekanan relatif tidak peka terhadap perubahan temperature. Hal ini menjamin pengoperasian yang handal bahkan dalam kondisi yang ekstrem sekalipun. e. Bersih dan kering, sehingga apabila terjadi kebocoran tidak mengganggu ataupun merusakan lingkungan ataupun benda yang diproduksi. f. Dapat digunakan untuk kecepatan tinggi, sebab udara bertekanan merupakan media yang cepat, sehingga kcepatan kerja yang tinggi dapat dicapai. [3 & 4] 2. Kekurangan Sistem Pneumatik Disamping memiliki banyak kelebihan, instalasi pneumatic juga memiliki kekurangan, antara lain : a. Pengadaan udara bertekanan harus bersih dari partikel debu dan kondensasi untuk mencegah kerusakan (korosi) pada komponen pneumatik. Hal ini tentu memerlukan pengelolaan secara khusus yang dapat menikan biaya operasional. b. Udara bertekanan efisien hanya untuk kebutuhan gaya tertentu sesuai kondisi alat, yaitu sampai N pada tekanan kerja normal, atau 5-7 bar. Teknik Mesin Mercu Buana 15

9 c. Membutuhkan biaya investasi yang lebih tinggi, karena peralatn untuk sistem pneumtik diharuskan presisi dan tanpa kebocoran. [3 & 4] Komponen pada Sistem Pneumatik Komponen pada sistem pneumatik terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: A. Unit Tenaga (Energy Supply) Penggunaan sistem pneumatik memerlukan udara bertekanan yang memadai dan memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini diperlukan unit tenaga yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga yaitu berupa aliran udara bertekanan. Unit tenaga terdiri dari kompresor, tangki udara, dan kelengkapannya serta unit pelayanan udara. [2] [4] 1. Kompresor Kompresor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan sampai pada tekanan kerja yang diinginkan, dilengkapi tabung untuk menyimpan udara bertekanan sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Udara yang bersih jauh dari lingkungan debu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap ketahanan kompresor. 2. Penampung Udara Tekanan Penampung udara bertekanan berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga pada tekanan yang ditentukan, kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu saat diperlukan. Gambar 2.5 Penampung Udara Tekanan [2 & 4] Teknik Mesin Mercu Buana 16

10 3. Air Service Unit a) Filter Udara (Air Filter) Filter udara berfungsi sebagai alat penyaring udara yang diambil dari udara luar yang masih banyak mengandung kotoran. Filter berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang terbawa seperti debu, oli residu, dsb. Gambar 2.6 Filter Udara (Air Filter) [2 & 4] b) Pemisah Air Udara bertekanan yang keluar melalui filter masih mengandung uap air. Kelembaban dalam udara bertekanan dapat menyebabkan korosi pada semua saluran, sambungan, katup, alat-alat yang tidak dilindungi sehingga harus dikeringkan dengan cara memisahkan air melalui tabung pemisah air. Gambar 2.7 Pemisah Air [2 & 4] Teknik Mesin Mercu Buana 17

11 c) Tabung Pelumas Komponen sistem pneumatik memerlukan pelumasan (lubrication) agar tidak cepat aus, serta dapat mengurangi panas yang timbul akibat gesekan. Oleh karena itu udara bertekanan harus mengandung pelumas yang diperoleh dari tabung pelumas pada regulator. Gambar 2.8 Tabung Pelumas [2 & 4] d) Pengukur Tekanan Biasanya pengatur tekanan dipasang atau dilengkapi dengan sebuah pengukur tekanan yang menunjukkan besarnya tekanan udara yang mengalir masuk ke pengatur tekanan. Gambar 2.9 Pengukur Tekanan [2 & 4] Teknik Mesin Mercu Buana 18

12 B. Unit Penggerak (Actuator) Bagian actuator merupakan bagian output dari sistem pneumatik setelah sinyal diproses atau dikendalikan. Unit penggerak adalah suatu alat pneumatik yang digerakkan dan akan menghasilkan suatu kerja dan usaha. Antara lain: gerak lurus, gerak putar, dan lain-lain. Jadi prinsipnya adalah udara bertekanan diubah menjadi gerakan lurus bolak-balik (straight line reciprocating) oleh silinder pneumatik atau gerakan putar (rotary) oleh motor pneumatik. Silinder pneumatik dibagi menjadi dua bagian, yaitu [2 & 4]: 1. Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder) Silinder kerja tunggal digerakkan hanya dari satu sisi saja. Silinder jenis ini dapat menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Untuk gerak baliknya digunakan tenaga yang didapat dari pegas yang telah terpasang di dalam silinder tersebut, sehingga besar kecepatannya tergantung dari pegas yang dipakai. Macam-macam silinder kerja tunggal antara lain: silinder diafragma dan silinder rol diafragma. Gambar 2.10 Silinder Kerja Tunggal [2 & 4] Teknik Mesin Mercu Buana 19

13 2. Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinder) Silinder kerja ganda akan bekerja/bergerak maju atau mundur disebabkan adanya udara bertekanan yang disalurkan kesalah satu sisi dari dua saluran yang ada. Silinder ini digunakan apabila torak diperlukan untuk melakukan kerja bukan hanya pada gerakan maju, tetapi juga pada gerakan mundur. Macam-macam silinder kerja ganda antara lain: silinder berbantalan pelindung, silinder dengan dua sisi batang torak, silinder tandem, silinder mempunyai banyak posisi, silinder kejut, silinder rotari, dan silinder kabel. Gambar 2.11Silinder Kerja Ganda [2 & 4] C. Katup-katup Penggerak Katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol atau pengatur, baik untuk memulai (start), berhenti (stop), arah aliran, tekanan aliran dari suatu tekanan perantara yang dibawa oleh pompa atau disimpan dalam suatu bejana. Katup-katup pneumatik secara garis besar dibedakan menjadi lima kelompok menurut fungsinya, yaitu: 1. Katup pengarah (Directional way valves) Katup pengarah adalah perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran udara bertekanan, terutama untuk mulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu. Jumlah katup-katup pengarah cukup banyak, untuk itu dapat dilihat ringkasan pada gambar berikut: Teknik Mesin Mercu Buana 20

14 Gambar 2.12 Ringkasan katup pengarah dari macam-macam katup pneumatik [4] 2. Katup pengontrol aliran (Flow control valves) Katup-katup pengontrol aliran adalah peralatan pneumatik yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali aliran udara bertekanan khususnya udara yang harus masuk ke dalam silindersilinder pneumatik. Aliran udara tersebut harus dikontrol untuk peralatan pengendali katup-katup pneumatik. Gambar 2.13 Katup pengontrol aliran (Flow control valves) [2 & 4] 3. Katup pengontrol dan pengarah tekanan (pressure control valve) Katup-katup pengontrol dan pengarah tekanan adalah bagian dari komponen pneumatic yang dikontrol oleh besarnya tekanan. Katup tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: a. Katup pengatur tekanan (pressure regulating valve) b. Katup pembatas tekanan (pressure limiting valve) c. Katup rangkai (sequence valve) Teknik Mesin Mercu Buana 21

15 4. Katup penutup (shut-off valve) Katup ini berfungsi untuk memberi atau mencegah aliran udara yang tak terbatas. Artinya, jika aliran udara harus dihentikan, maka katup akan menutup. Tetapi jika dibutuhkan aliran kecil, maka katup akan membuka sedikit saja. Penggunaan sederhana adalah pada keran air. Gambar 2.14 Katup penutup (shut-off valves) [2 & 4] 5. Katup-katup kombinasi/gabungan (combination valve) Katup kombinasi merupakan katup pneumatik yang tersusun sedemikian rupa hingga kerjanya menjadi sangat spesifik. Keberadaan katup-katup ini memang dirancang untuk maksudmaksud tertentu yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan operasi dalam segi otomatisasi. 2.3 Sistem Elektropneumatik Prinsip kerja elektropneumatik hampir sama dengan pneumatik, yang membedakan adalah pada sistem kendalinya. Pada pneumatik sistem kendalinya berupa katup-katup kendali yang diaktifkan secara mekanis, misal dengan push button. Sedangkan pada elektropneumatik sistem kendalinya berupa katup-katup kendali yang dilengkapi dengan solenoid yang akan aktif apabila dialiri arus listrik. Teknik Mesin Mercu Buana 22

16 Udara bertekanan dari kompresor dialirkan melalui peralatan air service unit sehingga akan dihasilkan kualitas udara yang bersih dan kering dengan tekanan yang tepat. Untuk mengatur udara bertekanan yang akan masuk ke sistem diperlukan adanya sinyal masukan dengan komponen seperti push button, control switch, limit switch, reed switch, inductive proximity sensor, cap proximity switch, light barrier, pressure actuated switch atau komponen lainnya yang akan mengendalikan aliran arus listrik. Komponen-komponen tersebut akan memberikan sinyal ke pemrosesan sinyal dengan komponen seperti relay, contactor, atau PLC. Komponen-komponen prosesor sinyal akan aktif dan menghasilkan sinyal keluaran yang mengatur elemen kendali. Elemen kendali berupa katup kendali yang dilengkapi dengan solenoid. Solenoid akan aktif apabila dialiri arus listrik. Saat aktif, solenoid akan menarik katup sehingga aliran udara bertekanan dapat diatur. Dengan diaturnya pergerakan aliran udara bertekanan maka komponen alat aktuasi dapat dioperasikan. Elektropneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, prinsip kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik. Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan saklar, sensor ataupun saklar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung atau pemutus sinyal. Sinyal yang dikirim ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnet dan akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik [5 & 8]. Teknik Mesin Mercu Buana 23

17 2.3.1 Komponen Elektropneumatik Komponen Elektropneumatik terbagi menjadi dua yaitu: 1. Sinyal Masukan (Electrical Signal Input) Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada yang disebut Normally Open (NO, kondisi normal sambungan tidak tersambung), Normally Closed (NC, kondisi normal sambungan tersambung) dan Change Over (tersambung bergantian, kombinasi dari NO dan NC). a) Limit Switch 2.15 Limit switch [9] Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya. b) Pressure Switch Teknik Mesin Mercu Buana 24

18 2.16 Pressure Switch [9] Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan). 2. Pengolah Sinyal Listrik Komponen pengolah sinyal listrik terdiri dari beberapa komponen: a. Relay Relay adalah suatu saklar yang digerakkan secara elektromagnetik. Apabila ada arus listrik pada koil solenoid, terjadi suatu medan elektromagnetik. Hal ini menyebabkan armature tertarik ke inti koil. Armature tersebut menggerakkan kontak relay, apakah menutup atau membuka tergantung dari desain. Suatu pegas pengembali, mengembalikan armature ke posisi semula apabila arus koil terputus. Teknik Mesin Mercu Buana 25

19 Gambar 2.17 Konstruksi relay [10] Gambar 2.18 Relay dan terminal relay [10] b. Solenoid Valve Solenoid valve berfungsi untuk mengatur keluar masuknya udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakkan silinder. Pada prinsipnya solenoid valve merupakan salah satu komponen pengontrol aliran fluida pneumatik yang di dalamnya terdapat katup listrik menggunakan koil sebagai penggeraknya. Ketika koil mendapat supply tegangan listrik, maka koil tersebut akan menimbulkan medan magnet sehingga menggerakan piston di dalam solenoid tersebut. Ketika piston berpindah posisi maka lubang outlet akan terbuka, sehingga fluida yang masuk dari inlet akan keluar melalui saluran outlet. Teknik Mesin Mercu Buana 26

20 Gambar 2.19 Solenoid valve dan manifold [5] Output Sistem Elektropneumatik Salah satu output dari sistem elektropnematik adalah Motor. Motor merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, dll. Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar) [5] Perbedaan Pneumatik dan Elektropneumatik Pneumatik dan elektropneumatik menggunakan udara bertekanan sebagai media penggeraknya. Pneumatik dan elektropneumatik mempunyai perbedaan dalam sistem kontrolnya. Pada pneumatik sistem kontrolnya menggunakan komponen mekanik seperti bermacam-macam katup kendali, squencers, air barriers atau komponen lainnya. Sedangkan pada elektropneumatik sistem kendalinya menggunakan komponen-komponen kelistrikan seperti electrical input buttons, proximity switch, relays, atau PLC. [5] Teknik Mesin Mercu Buana 27

21 2.4 Sistem Elektronika Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya kabel). Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya Komponen Elektronika a) Saklar Switch (Saklar) adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk elektronika arus lemah. Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena bisa Teknik Mesin Mercu Buana 28

22 dijadikan sebagai pedoman pada mikrokontroller untuk pengaturan alat dalam pengontrolan. Macam - macam saklar : 1. Saklar Push Button Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang hanya kontak sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka akan kembali lagi menjadi NO, biasanya saklar tipe NO ini memiliki rangkaian penguncinya yang dihubungkan dengan kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol on. Push button ada juga yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol off Saklar Push Button [9] a. Tanpa-pengunci (no guard) b. Pengunci-penuh (full guard) c. Extended guard d. Mushroom button Teknik Mesin Mercu Buana 29

23 Alat ini befungsi sebagai pemberi sinyal masukan pada rangkaian listrik, ketika / selama bagian knopnya ditekan maka alat ini akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan terhubung untuk jenis normally open dan akan terlepas untuk jenis normally close, dan sebaliknya ketika knopnya dilepas kembali maka kebalikan dari sebelumnya, untuk membuktikannya pada terminalnya bisa digunakan alat ukur tester / ohm meter. pada umumnya pemakaian terminal jenis NO digunakan untuk menghidupkan rangkaian dan terminal jenis NC digunakan untuk mematikan rangkaian, namun semuanya tergantung dari kebutuhan. Seperti telah kita ketahui, alat ini sangat banyak digunakan, dalam sebuah operation panel bisa terdapat beberapa Push Button tergantung dari keperluan, alat ini juga memiliki kode warna pada bagian knopnya untuk membedakan fungsi dari masing-masing alat, seperti warna merah digunakan untuk tombol berhenti/ stop, lalu warna hitam/ hijau digunakan untuk tombol jalan/start kemudian warna kuning digunakan untuk tombol reset atau alarm stop, ada beberapa contoh penggunaan Push Button seperti untuk menjalankan motor/ pompa, menjalankan conveyor, menghidupkan lampu, mereset alarm, menyalakan bell, menghidupkan cylinder dan masih banyak lagi. 2. Saklar Toggle 2.21 Saklar Toggle [9] Teknik Mesin Mercu Buana 30

24 Saklar toggle adalah bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas atau ke bawah. Menurut konvensinya, posisi ke bawah mengindikasikan keadaan hidup, atau menutup atau disambungkan. Saklar toggle yang diperlihatkan di dalam foto memiliki tuas dengan posisi ke atas. Di belakang tuas terdapat sebuah alur sekrup (dolly) yang dilengkapi dengan sebuah mur besar. Alur dan mur ini digunakan untuk memasangkan saklar disebuah panel. Di bagian belakang saklar terdapat dua buah ta (cantolan) terminal, tempat dimana kawat-kawat listrik disambung dan disolder. 3. Saklar Mekanik Saklar mekanik umumnya digunakan untuk otomatisasi dan juga proteksi rangkaian. Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik. a) Temperature Switch 2.22 Temperature Switch [9] Teknik Mesin Mercu Buana 31

25 Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari stainless steel. Cairan di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status. Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya) b) Flow Switch 2.23 Flow Switch [9] Teknik Mesin Mercu Buana 32

26 Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian. c) Sensor Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya. Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Adapun syarat kualitas sensor meliputi [2] : 1. Linieritas Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier. 2. Tidak tergantung temperature Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali sensor suhu. Teknik Mesin Mercu Buana 33

27 3. Kepekaan Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilainilai masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar. 4. Waktu tanggapan Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensor tersebut berubah. Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Adapun jenis jenis sensor antara lain : 1. Sensor Cahaya 2.23 Sensor Cahaya [8] Teknik Mesin Mercu Buana 34

28 Sensor cahaya terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima. 2. Sensor Tekanan 2.25 Sensor Tekanan [8] Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya. Teknik Mesin Mercu Buana 35

29 3. Sensor Proximity 2.26 Sensor Proximity [8] Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solidstate yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. 4. Sensor Ultrasonik 2.27 Sensor Ultrasonik [8] Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil. Teknik Mesin Mercu Buana 36

30 5. Sensor Kecepatan (RPM) 2.28 Sensor Kecepatan [8] Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi. 6. Sensor Magnet 2.29 Sensor Magnet [8] Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Teknik Mesin Mercu Buana 37

31 7. Sensor Penyandi (Encoder) 2.30 Sensor Penyandi [8] Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu: Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu. 8. Sensor Suhu 2.31 Sensor Suhu [8] Teknik Mesin Mercu Buana 38

32 Sensor suhu biasanya digunakan untuk merubah panas menjadi listrik untuk mempermudah dalam menganalisa besarannya. Untuk membuatnya ada dua cara yaitu dengan menggunakan bahan logam dan bahan semikonduktor. Cara ini digunakan karena logam dan bahan semikonduktor bisa berubah hambatannya terhadap arus listrik tergantung pada suhunya. Pada logam semakin besar suhu maka nilai hambatan akan semakin naik, berbeda pada bahan semikonduktor, semakin besar suhu maka nilai hambatan akan semakin turun. 2.5 Pengenalan Pemrograman PLC Pemrograman PLC adalah pembuatan desain dari rangkaian kontrol yang diinginkan dalam bentuk diagram tangga (ladder diagram). Diagram tangga dapat dibuat terpisah di komputer dengan software tertentu untuk kemudian ditransfer ke PLC atau bisa juga dibuat langsung pada PLC menggunakan programming console. PLC dibuat oleh pabrik yang berbeda-beda tetapi dalam diagram tangganya terdapat beberapa persamaan dasar dalam fungsi programnya. Diagram tangga terdiri dari dua power rails yang terletak vertikal pada tiap sisi diagram, dan anak tangga penyusunya ditempatkan horisontal diantara power rails. Power rails mencerminkan sumber tenaga listrik dari rangkaian (AC atau DC), untuk sumber listrik AC rail sebelah kiri adalah sisi yang bertegangan sedangkan rail yang sebelah kanan adalah netral. Sedangkan untuk sumber listrik DC rail sebelah kiri adalah sisi yang bertegangan dan rail kanan merupakan ground. Sebuah baris horisontal paling tidak terdiri dari sebuah switch atau kontak relay untuk mengaktifkan suatu beban. Teknik Mesin Mercu Buana 39

33 Gambar 2.32 Contoh Diagram Ladder Contoh gambar 2.32, baris atas terdiri dari dua switch terhubung seri dan satu lampu pilot, agar lampu aktif maka kedua switch juga harus aktif. Pada baris tengah terdapat dua switch yang terhubung secara paralel, agar koil A aktif salah satu dari switch harus aktif. Jika koil A aktif maka relay A aktif dan motor aktif. Teknik Mesin Mercu Buana 40

34 BAB II Landasan Teori 5

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 Materi #6 Peralatan Ukur 2 Terdapat berbagai

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 PERTEMUAN

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari sensor atau transducer Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK Programmable Logic Control atau lebih dikenal PLC dengan adalah suatu peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan

Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan Arif Ainur Rafiq Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Cilacap, Indonesia arifainurrafiq@politeknikcilacap.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TORSI, TENAGA DAN RPM Para pemilik atau pengguna kendaraan seringkali tidak menyadari, bahwa spesifikasi rinci sangat menentukan gerak dan laju kendaraan. Biasanya mereka cukup

Lebih terperinci

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC PENGENALAN PLC a. Tujuan Pemelajaran Setelah pemelajaran Siswa dapat: - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC - Menjelaskan keunggulan PLC - Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV 1. Torang Ridho S 0806368906 2. Deni Mulia Noventianus 0906604722 3. Mohammad Adiwirabrata

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Sasaran : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Mendefinisikan istilah istilah yang berhubungan dengan automasi dan PLC Mengetahui macam macam input dan output device PLC

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Frans Gullit B Simarmata, Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor DC Motor listrik berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik dengan prinsip kerjanya adalah jika ada sepotong kawat dialiri arus listrik terletak diantara dua

Lebih terperinci

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG Dalam membantu menyelesaikan Kerja Praktek ini, sangat dibutuhkan teori penunjang yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan praktek. Beberapa teori penunjang tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON Syaprudin Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru-UI Depok 16425 W_mail : syap_pnj@yahoo.com

Lebih terperinci

Arti Pole dan Throw pada Relay

Arti Pole dan Throw pada Relay Pengertian Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Melisa Mulyadi*, Bobby Sutrisno Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma

Lebih terperinci