SOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN
|
|
- Ridwan Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOP PENANGANAN PASCAPANEN MENTIMUN DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN SAYURAN DAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012
2 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas mentimun yang berdaya saing dan bermutu baik, serta berorientasi pasar, maka penanganan pascapanen perlu menjadi prioritas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi hal tersebut adalah dengan menyusun Buku SOP (Standard Operasional ) Pascapanen Mentimun. Buku SOP pascapanen mentimun ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaku usaha/petani/petugas untuk melaksanakan pascapanen sehingga dapat meningkatkan mutu hasil kentang dan mengurangi kehilangan hasil/kerusakan dan mempertahankan umur simpan. Buku ini disusun bersama-sama dengan para pakar dari Perguruan Tinggi (UNPAD), Balai Penelitian Sayuran dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Instansi terkait dan para petani mentimun dan pelaku usaha yang menangani kegiatan pascapanen mentimun. Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku SOP Pascapanen mentimun. Kami menyadari Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu memerlukan saran dan masukkan dari berbagai pihak dan para pembaca yang budiman semoga buku pedoman ini akan banyak manfaatnya. Jakarta, Mei 2012 Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Dr. Ir. Yul. H.Bahar 1
3 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Tim Penyusun : 1. Prof. DR. Tino Mutiarawati 2. Dr. Ali Asgar 3. Dr. Nandang 4. Ir. Yanuardi.MM 5. Ir. Sussy Dwi Gustini 6. Pelaku Usaha Kabupaten Majalengka dan Bandung 7. Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka dan Bandung 8. Petugas Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat 9. Fajar Anggraeni, SP 10. Mat Amin, AMd Editor : Ir. Yanuardi.MM Ir. Sussy Dwi Gustini Fajar Anggraeni, SP 2
4 PENDAHULUAN Tanaman Mentimun (Cucumis sativus) merupakan sayuran buah dan dipanen bagian buahnya yang digunakan untuk konsumsi sebagai sayuran segar sebagai lalaban, campuran pecel, gado-gado, rujak, acar /diasinkan dan salad ataupun masakan olahan lainnya. Mentimun dapat juga digunakan sebagai obat penyakit darah tinggi dan obat penyakit batu ginjal. Selain itu Mentimun yang masih muda dapat digunakan sebagai bahan kosmetik untuk menghaluskan kulit bahkan untuk obat jerawat ataupun penyakit kulit lainnya. Meskipun kandungan gizi dari buah mentimun tidak terlalu tinggi, namun ia mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Kandungan gizi buah Mentimun adalah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B dan vitamin C, calsium dan zat besi. Mentimun selain digunakan untuk dikonsumsi sebagai sayuran segar juga digunakan di bidang industri kosmetik. Pengembangan agribisnis mentimun akhir akhir ini meningkat cukup pesat sehingga membutuhkan varietas benih yang bermutu dengan ketersediaan yang cukup. Produk sayuran setelah panen masih melakukan aktivitas metabolisme, sehingga bila tidak ditangani dengan segera akan mengalami kerusakan fisik dan kimiawi. Sifat sayuran yang mudah rusak (perishable) mengakibatkan tingginya susut pascapanen serta terbatasnya masa simpan setelah pemanenan dan timbulnya serangan organisme pengganggu yang dapat menurunkan mutu. Perubahan setelah panen dan pascapanen tidak dapat dihentikan, namun dapat diperlambat sampai batas tertentu. Penanganan teknologi pascapanen mentimun oleh petani sayuran masih dilaksanakan secara tradisional sehingga kehilangan hasil cukup tinggi, karena itu perlu upaya perbaikan dan penyempurnaan penerapan teknologi penanganan pascapanen mentimun yang bertujuan agar hasil mentimun tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan dan kosmetik. Berdasarkan hal tersebut di atas maka disusun SOP Pascapanen Mentimun. Tujuan pemasaran mentimun pada umumnya adalah pasar segar yaitu untuk pemasaran konsumsi segar (Pasar induk, Supermarket), kemudian untuk pasar 3
5 ekspor. Jenis mentimun yang banyak diusahakan petani adalah varietas Timundo, Mars, Pluto, Kyuri (timun jepang ), Casandra dan varietas Lokal. Target standar mentimun yang akan dicapai dalam rangka penerapan Standar Operasional Pascapanen Mentimun ini adalah: ukuran buah mentimun sesuai permintaan pasar, bentuk sesuai deskripsi varietas, mentimun tidak cacat, tidak terkontaminasi benda lain maupun residu pestisida, menghasilkan mentimun yang bermutu, menekan tingkat kehilangan hasil < 10 %, meningkatkan efisiensi usaha agribisnis mentimun. REFEREENSI 1. DR. Tino Mutiarawati (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran) 2. DR. Ali Asgar (BALITSA) 3. DR. Nandang Sunandar (BPTP JABAR) 4. Pengalaman petani Mentimun, Kel Tani Tauhid di Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kab: Bandung Barat. Provinsi Jawa Barat. 4
6 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN MENTIMUN Standar Operasional Penentuan Waktu Panen Dan Penanganan Panen SOP MT. I Revisi.. Tanggal.. I. PENENTUAN WAKTU PANEN DAN PENANGANAN PANEN A. Pengertian Penentuan waktu panen pada mentimun dapat dilakukan secara: Visual : Buah mentimun menunjukkan ciri-ciri buah mentimun berwarna sama (tergantung varietas) dan dari pangkal sampai ujung buah yaitu berwarna hijau tua dan cemerlang, kulit mengkilat dan mempunyai pupur, dengan ukuran panjang buah cm (contoh mentimun jepang). Umur panen : penentuan umur tanaman mentimun sejak tanam (tergantung varietas/kultivar, cuaca/musim, pemeliharaan tanaman) umumnya hari setelah tanam. Panen dilakukan dengan interval waktu 1 hari sekali untuk Baby mentimun dan 2 hari sekali untuk mentimun umumnya. Penanganan Panen : Pemetikan dilakukan sebaiknya dengan tangan/ gunting stek / pisau, buah dipetik bersama dengan tangkai buah. B. Tujuan Dapat melakukan pemanenan mentimun yang benar dan mendapatkan hasil panen mentimun dengan kualitas dan kuantitas yang baik. C. Standar Penentuan Waktu Panen dan penanganan panen 1. Dengan melihat perkembangan fisik tanaman mentimun dan memperhatikan duri yang sedikit tersisa pada buah mentimun dan warna kulit hijau tua mengkilap. 2. Pemetikan harus dilakukan secara tepat, jika dipetik terlalu awal maka buah mudah keriput dan jika terlambat maka warna hijau menjadi kekuningan dan kandungan air menjadi banyak sehingga rasa buah menjadi tidak enak. 3. Umur panen: Penentuan umur awal panen mentimun HST, tergantung varietas/kultivar, cuaca/musim, pemeliharaan tanaman, dan pasar. permintaan 5
7 Standar Operasional Penentuan Waktu Panen Dan Penanganan Panen SOP MT. I Revisi.. Tanggal.. D. Alat dan Bahan 1. Gunting stek/pisau stainless untuk memanen buah mentimun. 2. Keranjang plastik, karung plastik, kantung plastik dan ember panen untuk wadah dan mengangkut buah mentimun yang sudah dipanen. 3. Wadah pencucian untuk mencuci mentimun (untuk mentimun lokal). 4. Tali plastik untuk mengikat karung. 5. Pikulan/rancatan untuk mengangkut buah mentimun dari kebun ketempat pengumpulan hasil panen. 6. Terpal untuk alas dan naungan dalam pengumpulan hasil panen. 7. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan 8. Data atau Informasi untuk mengetahui mengenai waktu panen/tingkat kematangan mentimun dan umur panen optimal mentimun E. Kerja Penentuan Waktu Panen dan Penanganan Panen 1. Tentukan waktu panen yang tepat sesuai standar (lihat di atas) 2. Siapkan alat panen mentimun (alat petik : gunting stek/pisau stainless) dan tenaga kerja yang trampil. 3. Lakukan pemanenan dengan menggunting tangkai buah mentimun dan disimpan dalam ember/wadah panen, pemetikan sebaiknya dilakukan pagi hari sehingga diperoleh kualitas yang baik. 4. Pindahkan buah mentimun dari ember/wadah panen ke dalam keranjang dengan posisi tidur dan disimpan di tempat teduh. 5. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan pada buku kerja (Tabel 1, lampiran) F. Sasaran Hasil panen yang berkualitas dengan menentukan waktu panen dan penanganan yang tepat. 6
8 Standar Operasional Perlakuan Segera Setelah Panen SOP KT. II Revisi. Tanggal.. II. PERLAKUAN SEGERA SETELAH PANEN A. Pengertian Perlakuan segera setelah panen adalah tindakan tindakan yang harus dilakukan pada komoditas buah Mentimun segera setelah panen. Pada buah Mentimun tindakan segera setelah panen adalah mengamankannya ketempat teduh dan sejuk serta terlindung dari sengatan sinar matahari langsung. B. Tujuan Perlakuan segera setelah panen untuk mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi pada buah Mentimun setelah panen. Pengaruh panas terhadap buah mentimun akan menyebabkan mentimun menjadi layu dan keriput, umumnya tidak tahan simpan dalam waktu lama. C. Standar Perlakuan Segera Setelah Panen 1. Buah mentimun yang dipanen segera dimasukkan ke dalam keranjang secara tersusun, diangkut dan diletakkan di tempat yang teduh. 2. Lakukan sortasi awal untuk memisahkan buah mentimun yang baik dan yang rusak. 3. Buah mentimun yang telah dipanen selanjutnya dibawa ketempat pengumpulan hasil panen. 4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan 7
9 Standar Operasional Perlakuan Segera Setelah Panen SOP MT. II Revisi. Tanggal.. D. Alat dan Bahan 1. Terpal untuk alas dan naungan hasil panen buah mentimun 2. Keranjang plastik, karung plastik, kantong plastik, ember/wadah panen. 3. Pikulan/Rancatan 4. Tali plastik dan kertas/daun pisang untuk alas 5. Alat tulis E. Kerja 1. Buah mentimun yang sudah dipanen, dimasukkan ke dalam keranjang plastik/karung plastik dan diletakkan di tempat yang teduh serta terlindung dari sinar matahari langsung. 2. Lakukan sortasi awal dengan memisahkan buah mentimun yang baik dan yang rusak (cacat fisik/kena hama penyakit). Untuk kualitas Super dimasukkan dalam keranjang plastik dan kualitas BS ke dalam karung plastik. 3. Lakukan pencatatan. F. Sasaran Hasil panen buah mentimun yang baik dengan kesegaran dan daya simpan yang lama. 8
10 Standar Operasional Pembersihan SOP MT. III Revisi. Tanggal III. PEMBERSIHAN (Untuk Pasar Khusus) A. Pengertian Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran dan duri yang masih menempel pada buah mentimun. B. Tujuan Menghilangkan kotoran yang masih menempel pada buah mentimun supaya terlihat menarik. C. Standar Pembersihan Buah mentimun bebas dari kotoran yang menempel pada buah. D. Alat dan Bahan 1. Lap (bahannya halus dan mudah dibersihkan) 2. Sarung tangan 3. Wadah bersih 4. Tempat sampah 5. Rak bambu sebagai tempat untuk mengering anginkan mentimun yang telah dicuci. 6. Alat tulis E. Pelaksanaan 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membersihkan mentimun. 2. Letakkan mentimun yang sudah dibersihkan ke dalam keranjang plastik. 3. Mentimun yang tidak langsung dipasarkan diletakkan pada rak bambu untuk dikering-anginkan. 4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. F. Sasaran Mentimun yang bersih dan tampak menarik serta memiliki daya simpan yang lama. 9
11 Standar Operasional Sortasi dan Grading SOP MT. IV Revisi Tanggal.. IV. SORTASI DAN GRADING A. Pengertian Kegiatan sortasi merupakan tindakan memisahkan buah yang layak pasar dan yang tidak layak pasar (rusak), dilakukan untuk mendapatkan mutu yang baik. Produk yang baik adalah produk yang bebas dari cacat atau kerusakan fisik akibat kegiatan panen maupun serangan hama penyakit. Produk yang rusak adalah produk rusak fisik akibat panen maupun kena serangan hama penyakit, cacat, ukuran terlalu kecil. Setelah dilakukan pemisahan, dilakukan proses pengkelasan (grading) sesuai dengan standar mut yang diinginkan pasar /buyer (ekspor), atau kesepakatan lainnya sesuai pasar yang dituju. Grading adalah pengkelasan/penggolongan buah mentimun berdasarkan kriteria kualitas buah. B. Tujuan Untuk mendapatkan mutu yang baik dengan cara memilah-milah antara produk mentimun yang baik dengan yang rusak dan sekaligus melakukan proses pengkelasan (grading) berdasarkan kualitas mentimun yang baik dengan yang tidak baik, mentimun yang seragam dalam ukuran sesuai dengan mutu Standar yang diminta pembeli/buyer (ekspor) mentimun atau kesepakatan lainnya. C. Standar Sortasi dan Grading Sortasi dan grading mentimun berdasarkan ukuran berat dan panjang mentimun. Untuk mentimun Jepang (kelas Baby buah/kg, kelas Super 4 5 buah/kg dengan panjang cm, kelas biasa 4 5 buah/kg namun penampilannya kurang bagus dan ada cacat mekanis). Untuk varietas Bella, Wulan, dll (Super buah/kg, kelas Jumbo 4 5 buah/kg). Sortasi dan grading dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman. 10
12 Standar Operasional Sortasi dan Grading SOP MT. IV Revisi Tanggal.. D. Alat dan Bahan: 1. Keranjang plastik 2. Wadah (keranjang) 3. Rak bambu 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan E. Pelaksanaan 1. Siapkan keranjang plastik dan karung sebagai wadah untuk masing-masing kelas mentimun. 2. Pilih mentimun yang sudah dibersihkan dan diletakkan di tempat yang terpisah antara mentimun kualitas Super dan BS berdasarkan ukuran dan penampilan fisik. 3. Sortasi dan grading mentimun berdasarkan ukuran berat dan panjang mentimun. Untuk mentimun Jepang (kelas Baby buah/kg, kelas Super 4 5 buah/kg dengan panjang cm, kelas biasa 4 5 buah/kg namun penampilannya kurang bagus dan ada cacat mekanis). Untuk varietas Bella, Wulan, dll (Super buah/kg, kelas Jumbo 4 5 buah/kg). 4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. F. Sasaran Untuk memisahkan mentimun kualitas Super dan BS sesuai permintaan pasar. 11
13 Standar Operasional Penyimpanan SOP MT. V Revisi Tanggal.. V. PENYIMPANAN (Apabila diperlukan ) A. Pengertian Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen buah mentimun sebelum dipasarkan. B. Tujuan 1. Untuk mengurangi resiko busuk selanjutnya penyimpanan dilakukan di dalam gudang di atas rak bambu. 2. Untuk menunggu saat pemasaran sesuai permintaan pasar. C. Standar Penyimpanan Penyimpanan di dalam gudang/ruang yang bersih dan berfentilasi agar sirkulasi udara lancar. D. Alat dan Bahan 1. Gudang/ruang penyimpanan. 2. Rak bambu 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan. E. Pelaksanaan 1. Siapkan rak bambu yang digunakan sebagai tempat meletakkan mentimun yang akan disimpan dalam gudang. 2. Letakkan mentimun d iatas rak bambu dan disusun secara rapi. 3. Lakukan pencatatan sesuai format. F. Sasaran Menjaga kualitas mentimun yang disimpan dengan tujuan menunggu waktu pemasaran. 12
14 Standar Operasional Pengemasan SOP MT. VI Revisi Tanggal.. VI. PENGEMASAN A. Pengertian Pengemasan adalah proses perlindungan komoditas mentimun dari gangguan faktor luar yang dapat mempertahankan kualitas dan masa simpan, memudahkan penanganan dan meningkatkan nilai jual produk. B. Tujuan Untuk melindungi komoditas mentimun dari kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memberikan nilai jual produk mentimun tersebut dan memperpanjang umur simpan. C. Standar Pengemasan 1. Jenis kemasan mentimun harus dapat melindungi dan mempertahankan mutu mentimun dari pengaruh luar dan kerusakan fisik. 2. Bahan kemasan terbuat dari bahan yang aman dan tidak merusak mentimun. Kemasan yang umum digunakan keranjang plastik, keranjang bambu, kantung plastik. D. Alat dan Bahan : 1. Keranjang plastik, kardus, kantong plastik. 2. Mesin Wrapping dan plastik wrapping 3. Tray 4. Alat tulis/blangko isian untuk mencatat kegiatan E. Pelaksanaan : 1. Pengemasan untuk pasar lokal, lakukan dengan menggunakan kantong plastik berkapasitas kg untuk pasar lokal. 13
15 Standar Operasional Pengemasan SOP MT. VI Revisi Tanggal.. 2. Pengemasan untuk pasar swalayan lakukan dengan tray dan ditutup plastik wrapping atau kemasan plastik transparant yang dilubangi dengan berat 0,30 0,50 kg/tray. 3. Untuk pasokan restauran/rumah makan mentimun dikemas dengan kantong plastik berlubang ukuran 5 kg. Lubang kantong plastik berfungsi mencegah terjadinya pengembunan udara dalam plastik yang dapat membusukkan buah mentimun. 4. Pengemasan mentimun untuk ekspor dikemas dengan kardus lengkap dengan nama dagang dan tanggal produksi. Kardus diberi lubang kecil dengan ukuran kardus kapasitas 10 kg. 5. Lakukan pencatatan sesuai format pada buku kerja (Tabel 7, lampiran). F. Sasaran Untuk melindungi mentimun dari kerusakan mekanis dan menambah daya tarik dan nilai jual. 14
16 Standar Operasional Distribusi (Pengangkutan/ Penyimpanan Berjalan) SOP MT. VII Revisi Tanggal. VII. DISTRIBUSI A. Pengertian Distribusi adalah proses memindahkan mentimun dari produsen ke pasar. B. Tujuan Untuk mendistribusikan mentimun sampai ke pasar dengan aman. C. Standar Pendistribusian Dalam pendistribusian harus diketahui tempat tujuan, kuantitas dan tanggal pengiriman. Alat transportasi yang digunakan dalam pendistribusian harus layak dan aman. D. Alat dan Bahan 1. Alat transportasi yang memadai untuk mengangkut mentimun ke pasar. 2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan. E. Pelaksanaan 1. Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan kuantitas yang akan dikirim. 2. Siapkan alat transportasi yang memadai. 3. Pindahkan mentimun yang telah dikemas ke alat transportasi secara hatihati. 4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan. F. Sasaran Mengangkut dan memasarkan mentimun dengan alat transportasi sehingga sampai di konsumen dengan kondisi baik. 15
17 BUKU KERJA Tabel. 1 Form Catatan Kegiatan Penentuan Waktu dan penanganan panen mentimun Nama Petani : Alamat Lahan : Tanggal Luas (Ha) Cara Panen Jumlah Hasil Panen Petugas Tabel 2. Form. Perlakuan Segera Setelah Panen Mentimun Identitas petani : Tanggal panen : Luas lahan : Luas panen: Hasil panen ( kg ) : Waktu Jenis/ Jml (%) Kerusakan Perlakuan Petugas 16
18 Tabel. 4 Form Catatan Kegiatan Pembersihan Mentimun Nama Petani :... Alamat Lahan :... Tgl Pembersihan Petugas Tabel 5. Form Catatan Kegiatan Sortasi dan Grading Mentimun Nama Petani Alamat Kebun : : Tanggal Jumlah (kg) Lokasi Jumlah Dalam Kelas Mutu (kg) I II III % Rusak Petugas 17
19 Tgl Grading Pasar Lokal Grading Pasar Swalayan Grading Pasar Ekspor Petugas Tabel. 6 Form Catatan Penyimpanan Mentimun Nama Petani Alamat Kebun : : Tanggal Volume Tujuan Pemasaran Petugas Tabel. 7 Form Catatan Pengemasan Mentimun 18
20 Nama Petani Alamat Kebun : : Tanggal Jenis Pengemasan Tujuan Pemasaran Volume (Ton) Petugas Tabel. 8 Form Catatan Kegiatan Distribusi Mentimun 19
21 Nama Petani Alamat Kebun : : Tanggal Jumlah Kemasan Daerah Tujuan Jenis Alat Transportasi Lama Perjalanan (hari) Petugas 20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas buncis
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN BUNCIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 1 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDRAFT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN TOMAT
DRAFT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PASCAPANEN TOMAT DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2012 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan komoditas
Lebih terperinciKONSEP SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Merah
KONSEP SOP PENANGANAN PASCAPANEN Bawang Merah DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN SAYURAN DAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka pengembangan Bawang Merah yang
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciPASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU Mangga merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dan diusahakan Varietas mangga yang banyak dibudidayaka adalah Mangga Arum Manis, Dermayu dan G Komoditas
Lebih terperinciSOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM
SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Direktur
Lebih terperinciPASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Isnawan BP3K Nglegok. 1.. Pengangkutan
PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Isnawan BP3K Nglegok 1.. Pengangkutan I. Latar Belakang Pengangkutan merupakan mata rantaipenting dalam penanganan pascapanen dan Pada tahap ini transportasi memiliki peranan
Lebih terperinciSumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.
PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.
PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG
PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja
Lebih terperinciSOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!
SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar! 1. Apa yang anda ketahui tentang GHP... a. Good Agriculture
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017
7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai
Lebih terperinciPANEN DAN PASCA PANEN DURIAN
PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN
Lebih terperinciPENANGANAN PASCAPANEN
43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah
Lebih terperinciPenanganan Hasil Pertanian
Penanganan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi FTP UB Penanganan Hasil Pertanian (1) Penanganan saat panen Penanganan segera setelah panen Penanganan pasca
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas
Lebih terperinciPASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)
PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat B. Hasil Belajar 1. Kompetensi Dasar 2. Indikator Keberhasilan
PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Bahan ajar ini berisikan materi Panen dan Pasca Panen Bawang Merah. Materi Panen membahas tentang penentuan waktu panen dan penanganan panen. Materi Pasca Panen membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat
Lebih terperinciFORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :
FORM D A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: 1. Pemanenan jeruk kisar yang dilakukan petani di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masih tradisional, diantaranya tingkat kematangan,
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya
Lebih terperinciTEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS
TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS Dr.Y. Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor arispurwanto@gmail.com 08128818258 ... lanjutan Proses penanganan buah yang baik
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciPendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus
CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN SALAK
INSTRUKSI KERJA PENANGANAN 1 PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen salak. Instruksi
Lebih terperinciSOP PASCAPANEN TANAMAN OBAT (RIMPANG)
SOP PASCAPANEN TANAMAN OBAT (RIMPANG) KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Direktur Budidaya dan Pascapanen
Lebih terperinciPENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN
PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga ( Mangifera indica L. ) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mudah rusak dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura
Lebih terperinciAPLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. Sri Mulyani, Bambang Admadi H dan I Gede Nyoman Arya Suyasa
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)
TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN
Lebih terperinciLAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh:
LAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh: Fitya Shabrina (H34140041) Dosen Kuliah : Dr. Ir. Burhanuddin, MM Ir. Wahyu Budi
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A
KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti
TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya
Lebih terperinciIr. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1
PENDAHULUAN Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan
Lebih terperinciSALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN
SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciBAB III SARANA PRASARANA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 217 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB III SARANA PRASARANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciTEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h
TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen
Lebih terperinciVI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA
VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas
Lebih terperinciBAB VI. PRAKTEK PANEN DAN PASCA PANEN
BAB VI. PRAKTEK PANEN DAN PASCA PANEN Deskripsi Singkat Pokok Bahasan : Praktek Panen dan Pasca Panen Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan Tujuan : Agar Praja mampu menjelaskan dan mempraktekkan
Lebih terperinciJERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN. E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan Melia Puspitasari
TEKNOLOGI PEMETIKAN, PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN JERUK SIAM PONTIANAK DAN KEPROK TERIGAS UNTUK MENINGKATKAN UMUR DAYA SIMPAN >15 HARI O l e h : E.M.Rachmat S., Titik Purbiati, John David H, Tomy Purba dan
Lebih terperinciPRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Good Agricultural Practices (GAP) GAP menjamin keamanan dan kualitas pangan viabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C
TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat
Lebih terperinciGambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar
Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) a. www.aquaportail.com b. Dok. Pribadi c. Mandegani et.al (2016) Rumput laut
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktur, Dr. Ir. Ani Andayani, M.Agr. SOP Pascapanen Mawar
KATA PENGANTAR Mawar merupakan jenis tanaman berbunga indah yang sangat diminati pasar dimana bunga ini memiliki aneka ragam warna yang sangat memikat serta semerbak baunya. Oleh karena itu, guna menjaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan (perishable), seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya. Diperkirakan jumlah kerusakan
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciMODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN
MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan
Lebih terperinciPASCA PANEN DAN STANDAR MUTU TANAMAN SAWI HIJAU
PASCA PANEN DAN STANDAR MUTU TANAMAN SAWI HIJAU diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Pengelolaan Pasca Panen Kelompok 3: Ajrina Nur Alifah 150610100003 Erry Nursetyawan 150610100004 Ismoyo Mabrurri
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu
IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR 4.1. Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu Buah-buahan Indonesia diminati di pasar luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI PENGARUH BERBAGAI JENIS KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN MUTU FISIK MENTIMUN (Cucumis sativus L.) SELAMA TRANSPORTASI Oleh : ERY SUCIARI KUSUMAH F14102081 2007 DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi
Lebih terperinciAPLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD
APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI SAWI PAKCOY (Brassica rapa L) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI KE PENGECER Putu Eka Suwarjana 1, I.G.A Lani Triani 2, Bambang Admadi
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PASCAPANEN BUAH NAGA. (Hylocereus undatus, SP)
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PASCAPANEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus, SP) DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN BUAH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur
Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur Sri Rahayu, SP (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan - Surabaya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN
LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Produk hortikultura tomat dapat dikatakan sebagai produk yang dikonsumsi pada kualitas tinggi, tetapi tidak mudah menanganinya. Penangan pengemasan pascapanen
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar
Lebih terperinciSNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya
Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan
Lebih terperinciPELUANG AGROBISNIS SUTERA ALAM
PELUANG AGROBISNIS SUTERA ALAM TIM SUTERA BALITBANGHUT KEBUTUHAN SUTERA ALAM NASIONAL BENANG SUTERA 900 TON/THN RENDEMEN 1:8 KOKON 7.200 TON/THN KONDISI 2012 PRODUKSI KOKON 163.119 TON PRODUKSI BENANG
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan
Lebih terperinciBUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik
Lebih terperinci