UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH JAKARTA"

Transkripsi

1 LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN ISOLASI DNA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Ketua : Miftahul Jannah, S. Si, M. Sc. Anggota : Tri Yuni Indah Wulansari, S. Si, M. Sc. LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH JAKARTA Desember, 2015

2

3 DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Pengesahan... ii Daftar isi... iii Ringkasan... iv Bab 1. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian... 3 Bab 2. Tinjauan Pustaka... 4 A. Media Pembelajaran IPA... 4 B. Isolasi DNA dengan Cara Sederhana... 4 Bab 3. Hasil Penelitian... 8 A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 8 B. Pelaksana Kegiatan... 9 C. Program Pelatihan... 9 D. Analisis dan Evaluasi Kegiatan Bab 4. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran A. Laporan Biaya B. Kuesioner C. Dokumentasi Kegiatan D. Materi Pelatihan Isolasi DNA... 20

4 RINGKASAN PELATIHAN ISOLASI DNA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Media merupakan alat bantu untuk memahami konsep atau materi pelajaran. Biologi merupakan salah satu bagian dari IPA (sains) yang memuat konsep-konsep ilmiah serta mengembangkan keterampilan proses sains. Pembelajaran biologi akan lebih optimal dan diminati siswa dengan media pembelajaran yang langsung dapat dipraktekkan. Dewasa ini, pelaksanaan proses pembelajaran sains khususnya biologi dengan pendekatan keterampilan proses serta penggunaan media pembelajaran masih belum optimal. Masih sedikit guru yang mau mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi, begitu pula masih ada guru yang kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran dengan berbagai alasan, seperti faktor ketersediaan alat dan bahan praktikum, keterbatasan dana, waktu dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan menurunnya minat siswa dalam mempelajari biologi, karena pelajaran biologi dianggap sebagai mata pelajaran hafalan yang membosankan. Pengabdian masyarakat dengan tema Pelatihan Isolasi DNA Sebagai Media Pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas telah behasil dilaksanakan. Tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam mempelajari materi biologi. Pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 7 November 2015 pukul WIB. Pelatihan ini akan dilaksanakan di laboratorium biologi Universitas Islam As-syafi`iyah dan dihadiri oleh siwa dan guru SMA Islam As-Syafi`iyah, SMA 100 Jakarta, SMA 53 Cipinang, SMA PGRI 1 Bekasi, dan SMA Anglo Chinese School.

5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, maka diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, media pembelajaran dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Media merupakan alat bantu untuk memahami konsep atau materi pelajaran. Biologi merupakan salah satu bagian dari IPA (sains) yang memuat konsep-konsep ilmiah serta mengembangkan keterampilan proses sains.untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi, maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal. Pembelajaran biologi akan lebih optimal dan diminati siswa dengan media pembelajaran yang langsung dapat dipraktekkan, sehingga diperlukan media pembelajaran yang efektif diterapkan dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia di tingkat SMA. yang dapat Dewasa ini, pelaskasanaan proses pembelajaran sains khususnya biologi dengan pendekatan keterampilan proses serta penggunaan media pembelajaran masih belum optimal. Masih sedikit guru yang mau mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi. Begitu pula masih ada guru yang kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran dengan berbagai alasan, seperti faktor ketersediaan alat dan bahan praktikum, keterbatasan dana, waktu dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran biologi kurang maksimal yang berkibat terhadap rendahnya minat siwa dalam mempelajari biologi. Sebagian besar siswa akan menganggap bahwa materi biologi hanya dapat dipelajari secara teoritis tanpa bisa dipraktikkan, yang hanya hafalan yang membosankan, sehingga siswa akan enggan untuk mengambil studi biologi untuk jenjang selanjutnya. Peran dosen dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, memegang peranan penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pengabdian masyarakat dengan siswa SMA sebagai objek, merupakan salah satu sarana dosen untuk menjalankan tugas tri dharma perguruan tinggi. Pengabdian masyarakat dengan tema Pelatihan Isolasi DNA Sebagai Media Pembelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas akan memberikan kontribusi terhadap pemahaman siswa terhadap materi genetika dan biologi molekular dalam mata pelajaran

6 biologi. Materi genetika dan biologi molekular selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan siswa SMA, yang sulit untuk dipelajari dan dipraktikkan, padahal dalam era sekarang semua bidang ilmu menggunakan pendekatan biologi molekular. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik di bidang biologi untuk membuat siswa memahami dan minat untuk memepelajari biologi. Oleh karena itu pengabdian masyarakat dengan tema Pelatihan Isolasi DNA Sebagai Media Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas perlu dilakukan. Hasil dari pelatihan ini diharapkan siswa memahami bahwa materi genetika dan biologi molekular dalam ilmu biologi yang menjadi hal yang menakutkan bagi siswa selama ini dapat dipelajari dengan mudah. B. Identifikasi Masalah Dewasa ini, pelakasanaan proses pembelajaran sains khususnya biologi dengan pendekatan keterampilan proses serta penggunaan media pembelajaran masih belum optimal. Masih sedikit guru yang mau mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi, begitu pula masih ada guru yang kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran dengan berbagai alasan, seperti faktor ketersediaan alat dan bahan praktikum, keterbatasan dana, waktu dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan menurunnya minat siswa dalam mempelajari biologi, karena pelajaran biologi dianggap sebagai mata pelajaran hafalan yang membosankan. Untuk mencari alternatif solusi pemecahan masalah di atas, maka diadakan Pelatihan Isolasi DNA Sebagai Media Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas bagi siswa SMA, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam mempelajari materi biologi. C. Tujuan Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah : 1. Meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam mempelajari materi biologi 2. Mengenalkan teknik isolasi DNA sederhana serta memberikan ketrampilan pada siswa untuk dapat mengisolasi DNA secara sederhana. 3. Mengenalkan dan memberi pemahaman kepada siswa bahwa biologi merupakan ilmu yang menyenangkan dan penting dalam kehidupan bahkan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

7 D. Manfaat Manfaat dari program pengabdian masyarakat ini adalah : 1. Siswa lebih memahami materi dan meningkatkan minat siswa terhadap materi biologi. 2. Siswa menguasai serta memiliki ketrampilan dalam mengisolasi DNA secara sederhana. 3. Siswa mengetahui aspek ilmu biologi yang lebih beraneka ragam dan menyenangkan bahkan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran IPA Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran IPA, untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa, seperti siswa dapat langsung melakukan observasi, mengukur, menggelompokkan, menafsirkan, memprediksi dan membuat kesimpulan. Melalui pengamatan langsung pada objek maka akan menjadikan belajar IPA lebih bermakna (Arsyad, 2011). Pemakaian media pembelajaran seharusnya dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran memiliki banyak pengertian. Beberapa pengertian media pembelajaran diantaranya sebagai berikut: media berasal dari bahasa latin : medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar lebih cenderung diartikan sebagai alat tulis grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011; Daryanto, 2011). Fungsi dari media pembelajaran yaitu menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif, meningkatkan motivasi dan gairah serta keingintahuan siswa dalam mempelajari bahan ajar, memudahkan siswa dalam menyerap materi yang abstrak, membuat kesan yang lebih pada siswa sehingga bahan ajar tersebut lebih membekas dan tidak mudah dilupakan, dapat memberikan pengalaman langsung, dapat melihat suatu proses yang sulit diamati, dan memberikan stimulus agas siswa memberikan respon terhadap pembelajaran (Arsyad, 2011). B. Isolasi DNA dengan Cara Sederhana Sel tumbuhan, seperti halnya sel hewan mempunyai DNA sebagai informasi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA adalah polimer nukleotida (Gambar 2) yang tersusun secara sistematis dan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada jasad keturunannya. Masing-masing nukleotida terdiri dari tiga bagian yaitu suatu molekul organik yang disebut basa nitrogen, pentose (gula berkarbon lima), dan gugus fosfat (Yuwono, 2005).

9 Gambar 1. Nukleotida ( Pada sel tanaman, DNA dibagi menjadi DNA kromosomal dan ekstrakromosomal. DNA kromosomal merupakan DNA yang ditemukan di dalam inti sel. Sedangkan DNA ekstrakromosomal merupakan DNA yang ditemukan di sitoplasma sel. Pada sel-sel tanaman DNA ekstrakromosal ini dapat ditemukan di mitokondria dan kloroplas (Farrel, 2004). Perbedaan DNA nukleus, mitokondria, dan kloroplas adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon (Gambar 2), sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu (maternal). Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orang tua. Apabila dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki protein histon. Bahan genetik utama pada eukariot walaupun terdiri atas beberapa unit independen yang terpisah namun semua unit bahan genetik merupakan satu kesatuan genom yang menentukan kelangsungan hidup jasad. Gen adalah unit molekul DNA atau RNA dengan panjang minimum tertentu yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein, atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rrna atau trna. Genom adalah satu kesatuan gen yang secara alami dimiliki oleh satu sel atau virus atau satu kesatuan kromosom jasad eukariot dalam fase haploid (Yuwono, 2005). Genom eukariot mempunyai organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan genom prokaryot. Molekul DNA utama pada eukariot berupa molekul untai ganda dengan struktur linear. Bahan genetik utama jasad eukariot terletak di dalam inti sel (nukleus) dan

10 dikemas sedemikian rupa membentuk struktur yang disebut kromosom (Gambar 2) (Yuwono, 2005). Gambar 2. Struktur DNA Nukleus ( DNA bisa mengalami denaturasi dan renaturasi. Banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut, antara lain suhu yang tinggi, ph ekstrim, kandungan elektrolit Na + atau K + dan komposisi basa G-C (Hays, 2005). Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA (Zubaidah, 2004). DNA pada tanaman dapat diperoleh melalui proses isolasi DNA. Isolasi DNA adalah suatu teknik atau metode untuk memisahkan DNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prisnsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA. 1. Lisis (penghancuran) Membran Tahap penghancuran sel atau jaringan memiliki beberapa cara yakni dengan cara fisik seperti menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair atau dengan menggunakan metode freezing-thawing dan iradiasi. Cara lain yakni dengan menggunakan kimiawi maupun enzimatik. Penghancuran dengan menggunakan kimiawi seperti penggunaan detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel sehingga terjadi destabilisasi membran sel. Sementara cara enzimatik seperti

11 menggunakan proteinase K seperti untuk melisiskan membran pada sel darah serta mendegradasi protein globular maupun rantai polipeptida dalam komponen sel. Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan sodium dodecyl sulphate (SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel. Detergen tersebut selain berperan dalam melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease yang merupakan enzim pendegradasi DNA. Selain digunakan SDS, detergen yang lain seperti cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) juga sering dipakai untuk melisiskan membran sel pada isolasi DNA tumbuhan. 2. Ekstraksi DNA Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA) yang berperan menginaktivasi enzim DNase yang dapat mendenaturasi DNA yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim nuklease dengan cara mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan sebagai kofaktor enzim DNAse. DNA yang telah diekstraksi dari dalam sel selanjutnya perlu dipisahkan dari kontaminan komponen penyusun sel lainnya seperti polisakarida dan protein agar DNA yang didapatkan memiliki kemurnian yang tinggi. 3. Purifikasi (pemurnian) DNA Setelah proses ekstraksi, DNA yang didapat dapat dipekatkan melalui presipitasi. Pada umumnya digunakan etanol atau isopropanol dalam tahapan presipitasi. Kedua senyawa tersebut akan mempresipitasi DNA pada fase aquoeus sehingga DNA menggumpal membentuk struktur fiber dan terbentuk pellet setelah dilakukan sentrifugasi. Presipitasi juga berfungsi untuk menghilangkan residu-residu kloroform yang berasal dari tahapan ekstraksi. Pada tahapan presipitasi ini, DNA yang terpresipitasi akan terpisah dari residu-residu RNA dan protein yang masih tersisa. Setelah pellet DNA dikeringanginkan, tahap selanjutnya adalah penambahan buffer TE ke dalam tabung yang berisi pellet dan kemudian disimpan di dalam freezer dengan suhu sekitar -20ºC. Buffer TE dan penyimpanan suhu pada -20ºC bertujuan agar sampel DNA yang telah diekstraksi dapat disimpan hingga waktu berminggu-minggu. Pelarutan kembali dengan buffer TE dapat memisahkan antara RNA yang mempunyai berat molekul lebih rendah dibandingkan DNA sehingga DNA yang didapatkan tidak terkontaminasi oleh RNA dan DNA sangat stabil ketika disimpan dalam keadaan terpresipitasi pada suhu -20ºC.

12 BAB III HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 7 November 2015 pukul WIB. Pelatihan ini dihadiri oleh beberapa sekolah SMA daerah Jakarta Timur antara lain sebagai berikut : B. Pelaksana Kegiatan No Nama SMA Jumlah Peserta 1. SMA Islam As-Syafi iyah 6 2. SMA 100 Jakarta 5 3. SMA 53 Cipinang 4 4. SMA PGRI 1 Bekasi 4 5. SMA Anglo Chinese School 1 Pelaksana kegiatan ini, dosen Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi`iyah yang terdiri dari : 1. Miftahul Jannah, S.Si., M.Sc. 2. Tri Yuni Indah Wulansari, S.Si., M.Sc. C. Program Pelatihan Pelaksanaan kegiatan pengabdian berlangsung pada hari Sabtu, 7 November 2015 dari jam WIB, dengan dihadiri 20 orang peserta, siswa dan guru biologi SMA di wilayah Jakarta Timur dan sebagian kecil daerah Bekasi. Kegitan berupa penyampaian materi dan praktek langsung isolasi DNA dengan menggunakan metode sederhana. Setiap kelompok melakukan praktek langsung setelah diberikan penjelasan oleh tim instruktur. Kegiatan pelatihan dimulai dengan membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok berisi 3-4 siswa. Setiap kelompok akan mendapatkan satu set perlengkapan untuk pelatihan isolasi DNA dengan metode sederhana.

13 1. Jadwal Kegiatan Pelatihan Isolasi DNA dengan Cara Sederhana No Kegiatan Waktu (WIB) Penanggung Jawab 1. Pembukaan acara Miftahul Jannah, M.Sc. 2. Materi Isolasi DNA Miftahul Jannah, M.Sc. 3. Pelatihan isolasi DNA Miftahul Jannah, M.Sc.; dengan cara sederhana Tri Yuni I.W., M.Sc.; 4. Pembagian kuesioner Tri Yuni, I.W., M.Si. 5. Penutupan acara Miftahul Jannah, M.Sc. 2. Prosedur Kerja Isolasi DNA dengan Cara Sederhana Bawang Bombay diblender (Bawang : air = 2 : 1) Disaring dengan kertas saring 10 ml filtrat + 20 ml larutan buffer Larutan dimasukkan ke tabung conical (skala 10) Digojog selama 15 menit Disaring dengan kertas saring dalam keadaan dingin 300 µl filtrat dimasukkan ke tube 1,5 ml 1-2 ml filtrat dimasukkan ke flakon dalam keadaan dingin Ditambah isopropil alkohol 600 μl (filtrat : isopropil = 1 : 2) Sentrifuse rpm, 5 menit Diamati ditambah isopropil alkohol (filtrat : isopropil = 1 : 2) Digoyang dengan pelan Diamati

14 D. Analisis dan Evaluasi Kegiatan Evaluasi dilakukan dengan metode kuesioner. Kuesioner diberikan untuk membandingkan pemahaman dan minat siswa terhadap pelajaran biologi sebelum dan setelah pelatihan. Kegitan pengabdian ini memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa di lapangan. Berdasarakan hasil survey sebelum pelaksanaan, siswa dan guru biologi masih mengalami kesulitan dalam melakukan isolasi DNA, terutama dalam bekerja menggunakan pipet dalam volume kecil. Karena keterbatasan pemahaman tentang cara isolasi DNA, sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa dan guru dapat merancang dan membuat bahan dalam melakukan pratikum isolasi DNA. Rekap Point Kuesioner Pertanyaan Point Rerata (1-4) Kesimpulan 1 3,30 Pelajaran Biologi Menarik 2 2,40 Materi Genetika Cukup Sulit 3 1,46 Tidak Mengetahui Isolasi DNA 4 3,85 Media Pembelajaran Sangat Membantu 5 2,69 Praktikum Biologi Sering Dilakukan Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan pada saat pelatihan didapatkan data bahwa biologi merupakan pelajaran yang sebenarnya menarik minat siswa untuk mempelajarinya (70%), akan tetapi materi genetika adalah salah satu materi yang cukup sulit untuk dipahami (62%) terutama dalam bab DNA. Hal ini dikarenakan siswa sulit untuk membayangkan materi genetik yang tidak kasat mata dan kurangnya sarana praktikum untuk menambah pemahaman para siswa. Praktikum biologi di SMA sebenarnya sudah cukup banyak dan sering dilakukan dengan intensitas 3-5 kali per semester (77%) akan tetapi untuk praktikum genetika hampir semua siswa tidak mengetahui tentang adanya metode isolasi DNA(62%) dan sebagian hanya mengetahui saja (38%) tanpa pernah melihat dan mempraktekannya. Penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan sederhana dirasa sangat membantu (85%) siswa untuk memahami materi pelajaran. Oleh karenanya, metode Isolasi DNA Sederhana ini bisa digunakan sebagai media yang baik. Berdasarkan wawancara, tanya jawab dan pengamatan langsung selama kegiatan berlangsung, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memberikan hasil sebagai berikut:

15 a. meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa dan guru biologi SMA dalam melakukan pratikum isolasi DNA sebagai penerapan dari mata pelajaran biologi bab Genetika. b. meningkatnya keterampilan siswa dan guru biologi SMA dalam melakukan praktek isolasi DNA, sehingga dimungkinkan peserta dapat menerapkan di sekolah masingmasing. Beberapa faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah besarnya minat dan antusiasme peserta selama kegiatan, sehingga kegiatan berlangsung dengan lancar dan efektif. Sedangkan faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu pelatihan serta masih kurangnya ketersediaan alat-alat laboratorium biologi di sekolah untuk merealisasikan hasil kegiatan pasca pelatihan ini.

16 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengetahuan dan pemahaman siswa SMA dalam memahami materi isolasi DNA dalam mata pelajaran biologi bab Genetika menjadi meningkat 2. Keterampilan siswa SMA dalam pratikum isolasi DNA menjadi meningkat. B. Saran Mengingat besarnya manfaat kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, maka selanjutnya perlu: 1. Mengadakan pelatihan serupa menggunakan bahan yang berbeda serta khalayak sasaran yang berbeda pula serta wilayah jangkauan SMA yang lebih luas. 2. Adanya kesinambungan dan monitoring program pasca kegiatan pengabdian ini sehingga siswa SMA benar-benar dapat mempraktekan isolasi DNA di sekolah masing-masing.

17 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Prof. Dr. Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Farrel, R.E RNA Methodologies: A Laboratory Guide for Isolation and Characterization. Third Edition. London : Elsevier Academis Press. Hal Hays, Lana Introduction to DNA Extraction. edu.tgerc/dnaext.html. Diakses pada tanggal 17 Mei Yuwono, T Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga. Zubaidah, Siti Identifikasi, Variasi Genetik, Distribusi dan Upaya Eliminasi Bakteri Penyebab CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya.

18 Lampiran C. LAPORAN BIAYA PENELITIAN PENGABDIAN MASYARAKAT Periset Utama/Penanggung Jawab : Miftahul Jannah, S. Si, M. Sc. Judul Riset : Pelatihan Isolasi DNA Sederhana Sebagai Media Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas Rekapitulasi Biaya No. Uraian Jumlah (Rp) Persentase 1. Bahan habis pakai ,75% 2. Konsumsi ,67% 3. ATK dan Laporan ,58% 4. Dana Kerja % Jumlah biaya % 1. Bahan Habis Pakai No. Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Aquades steril 5 L NaHCO 3 30 g NaCl analis 20 g Isopropanol 200 ml Kloroform 200 ml Sampo Detergen Bawang bombay 4 kg Mikro tube Blue tip 1 box Botol flakon Pipet tetes Aluminium foil Glove 1 box Masker 1 box Jumlah Konsumsi No. Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1. Konsumsi 25 orang Snack 25 orang Jumlah

19 3. ATK Dan Laporan No. Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1. Seperangkat lembar kerja 25 unit siswa 2. Print, penggandaan dan 6 eks penjilidan proposal dan laporan 3. Spidol Pembuatan Sertifikat 25 unit Jumlah Dana Kerja No Uraian Dana Kerja Per Pelatihan Biaya Total (Rp) 1. Dana kerja 2 orang Jumlah

20 D. Kuesioner Nama : Kelas : Sekolah : Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda 1. Apakah mata pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang menarik untuk dipelajari? a. Sangat menarik untuk dipelajari b. Menarik c. Kurang menarik d. Tidak menarik 2. Apakah materi genetika selama ini merupakan materi yang sulit untuk dipahami? a. Tidak, genetika itu mudah b. Mudah c. Cukup sulit d. Sangat sulit 3. Apakah sebelumnya sudah mengetahui dan melakukan isolasi DNA? a. Mengetahui dan pernah melakukannya b. Hanya mengetahui dan melihat c. Hanya mengetahui d. Tidak mengetahui 4. Apakah media pembelajaran yang inovatif dan sederhana memudahkan dan membantu untuk memahami materi pelajaran? a. Sangat membantu b. Cukup membantu c. Kurang membantu d. Tidak membantu sama sekali 5. Seberapa sering dilakukan pemberian materi dengan media pembelajaran atau praktikum? a. Sangat sering (> 5 kali) b. Sering (3-5kali) c. Tidak terlalu sering (1-2 kali) d. Tidak pernah

21 Tuliskan apa yang kamu ketahui tentang biologi dan prospek di bidang biologi Tuliskan pesan dan kesan dari kegiatan pelatihan yang dilakukan Terima Kasih Atas Kerjasamanya Sukses Selalu Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Biologi Universitas Islam As-Syafi iyah

22 E. Materi Pelatihan Isolasi DNA

23 F. Dokumentasi Kegiatan 1. Banner Pelatihan Isolasi DNA 2. Pemberian Materi Isolasi DNA

24 3. Pemateri Pelatihan (Miftahul Jannah, M. Sc) 4. Proses Pelatihan Isolasi DNA Sederhana

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM GENETIKA DAN BIOLOGI MOLEKULER (ISOLASI DNA BAWANG BOMBAY DENGAN CARA SEDERHANA) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : V (Lima)

Lebih terperinci

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016 EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016 Pendahuluan DNA: polimer untai ganda yg tersusun dari deoksiribonukleotida (dari basa purin atau pirimidin, gula pentosa,dan fosfat). Basa purin: A,G Basa pirimidin: C,T DNA

Lebih terperinci

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah: ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: Mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan berdaging lunak. Mengetahui pengaruh kandungan air yang

Lebih terperinci

Pengujian DNA, Prinsip Umum

Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian berbasis DNA dalam pengujian mutu benih memang saat ini belum diregulasikan sebagai salah satu standar kelulusan benih dalam proses sertifikasi. Dalam ISTA Rules,

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,

Lebih terperinci

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : 125040200111140 Kelompok : Selasa 09.15-11.00 Asisten : Nimas Ayu UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Ketika mendengar kata DNA, seolah kita berhadapan dengan sesuatu yang begitu abstrak dan sangat kecil. Apalagi jika berbicara tentang isolasi DNA, sering terpikirkan sebuah

Lebih terperinci

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan ISOLASI DNA Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan Mengetahui keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk

Lebih terperinci

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. PERBANDINGAN BEBERAPA METODE ISOLASI DNA UNTUK PENENTUAN KUALITAS LARUTAN DNA TANAMAN SINGKONG (Manihot esculentum L.) Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai macam

Lebih terperinci

Teknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional. Abstrak

Teknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional. Abstrak 23 Teknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional Asriah Nurdini Mardiyyaningsih Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura Abstrak Perkembangan biomolekuler yang cepat menyebabkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR Disusun Oleh: Nama : Helmi D.A NIM : 115040201111199 Kelompok : jumat,15.00 wib Asisten : PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. LARUTAN STOK CTAB 5 % (100 ml) - Ditimbang NaCl sebanyak 2.0 gram - Ditimbang CTAB sebanyak 5.0 gram. - Dimasukkan bahan kimia ke dalam erlenmeyer

Lebih terperinci

ISOLASI DNA GENOM PADA DARAH

ISOLASI DNA GENOM PADA DARAH ISOLASI DNA GENOM PADA DARAH Laurencius Sihotang I. Tujuan Mempelajari prinsip dan teknik isolasi genom darah Mampu melakukan teknik sentrifugasi untuk pemisahan bagian-bagian sel Mampu memahami teknik

Lebih terperinci

ISOLASI DNA. Laporan Praktikum. UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi

ISOLASI DNA. Laporan Praktikum. UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi ISOLASI DNA Laporan Praktikum UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi September 2010 A. Judul : Isolasi DNA B. Tujuan : Tujuan dari praktikum kali ini adalah

Lebih terperinci

ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI

ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI Oleh: Nama : Kasriati Heruningsih NIM : B1J011155 Kelompok : 3 Rombongan : IV Asisten : Roman Bramandita LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Bagian B Supernatan Pengendapan Jumlah /warna 7 ml / berwarna kuning 1 ml Warna merah

LAPORAN PRAKTIKUM. Bagian B Supernatan Pengendapan Jumlah /warna 7 ml / berwarna kuning 1 ml Warna merah LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (SEL EPITHEL MULUT DAN DARAH) PRAKTIKUM ISOLASI PROTEIN DARI DARAH PRAKTIKUM PCR,ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE OLEH : Yuni Rahmayanti Ade Putra Sinaga

Lebih terperinci

: ASTRID SAFIRA IDHAM

: ASTRID SAFIRA IDHAM A S T R I D S A F I R A I D H A M a blog with many benefit SKIP TO CONTENT HOME ABOUT LAPORAN PRAKTIKUM : ISOLASI DNA MAY 29, 2014 / ASTRIDSAFIRAIDHAM LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERCOBAAN II ISOLASI DNA

Lebih terperinci

ELEKTROFORESIS HASIL ISOLAT DNA GENOM DARI BAKTERI Escherichia coli DAN DARAH KAMBING PERANAKAN ETAWA

ELEKTROFORESIS HASIL ISOLAT DNA GENOM DARI BAKTERI Escherichia coli DAN DARAH KAMBING PERANAKAN ETAWA ELEKTROFORESIS HASIL ISOLAT DNA GENOM DARI BAKTERI Escherichia coli DAN DARAH KAMBING PERANAKAN ETAWA Nikman Azmin 1, Erni Suryani 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Isolasi Protein Darah dan Elektroforesis SDS-PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Isolasi Protein Darah dan Elektroforesis SDS-PAGE LAPORAN PRAKTIKUM Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Isolasi Protein Darah dan Elektroforesis SDSPAGE Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 07, 14, 21, dan 28 November 2013 Nama Mahasiswa : Maya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Biokimia I Jumlah SKS : 3 SKS Deskipsi singkat : Mata kuliah ini memberikan pengetahuan kepada mahasiwa untuk mampu menjelaskan pengertian dan wawasan biokimia, peran

Lebih terperinci

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel 7 IV. METODE PENELITIAN Ikan Lais diperoleh dari hasil penangkapan ikan oleh nelayan dari sungaisungai di Propinsi Riau yaitu S. Kampar dan S. Indragiri. Identifikasi jenis sampel dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDSPAGE Oleh : Nita Andriani Lubis dan Fery Prawira Gurusinga

Lebih terperinci

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DNA GENOM TUJUAN 16s rrna. Praktikum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ISOLASI DNA Disusun Oleh : Dinda Fitriana Setia H1A013035 Dosen Pembimbing: Drs. Choirul Muslim, P.hd Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN Penelitian penanda genetik spesifik dilakukan terhadap jenis-jenis ikan endemik sungai paparan banjir Riau yaitu dari Genus Kryptopterus dan Ompok. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 28 April - 09 Juni 2016 Nama Praktikan : Binayanti Nainggolan Yuliandriani Wannur Azah Pukul : 10.00

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR Tujuan: i) Mengerti metode umum mengisolasi DNA ii) Mengisolasi DNA dari buah dan sel-sel epithelial mulut iii) Mengerti dan mempraktek teknik PCR dengan sempel DNA

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Autentikasi Bahan Baku Ikan Tuna (Thunnus sp.) dalam Rangka Peningkatan Keamanan Pangan dengan Metode Berbasis DNA dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

PENGENALAN BIOINFORMATIKA PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) PENGENALAN BIOINFORMATIKA Oleh: Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si. Pokok Bahasan Sejarah Bioinformatika Istilah-istilah biologi Pangkalan data Tools Bioinformatika

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE Nama (NIM) : Debby Mirani Lubis (137008010) dan Melviana (137008011)

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Uraian Materi Indikator

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii R.Br dan Rafflesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR Disusun Oleh: Nama : Ika Nursa adah NIM : 115040213111009 Kelompok : Kamis, 07.30 WIB Asisten : Sony Eko.P PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas

Lebih terperinci

Sentrifugasi untuk pemanenan sel bakteri

Sentrifugasi untuk pemanenan sel bakteri asmid adalah DNA ekstrakromosomal yang umumnya berbentuk sirkular dan secara alami dapat dijumpai pada bakteri dan beberapa jenis yeast uniselular seperti Saccharomyces cereviseae. Plasmid dapat berukuram

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik isolat bakteri dari ikan tuna dan cakalang 4.1.1 Morfologi isolat bakteri Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Untuk

Lebih terperinci

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil

Lebih terperinci

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Diameter Sel prokariotik 0,2-2.0 µm Diameter Sel prokariotik 10-100 µm Inti Sel Organel terbungkus

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan selama bulan Januari hingga April 2010 bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, beaker glass, cool box, labu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh : XII MIPA 5 ANGGOTA: Diajeng Putri Suciutami Muhammad Faqih Al amin Nur Adzhani Pratama Teguh Waluya Siti Kalimaya Zigha Ayuning Prameswari SMA NEGERI 1 SINDANG

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 1 November dan 22 November 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar Siahaan

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green House dan Laboratorium Genetika dan Molekuler jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA Disusun Oleh: Nama : Aminatus Sholikah NIM : 115040213111035 Kelompok : kamis, 06.00-07.30 Asisten : Putu Shantiawan Prayoga PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. DNA (Deoxyribonuleic Acid) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah suatu materi yang terdapat pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun menurun. Semua

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE Nama : T.M. Reza Syahputra Irma Yanti Dinno Rilando Tgl Praktikum : Kamis, 2 Juni 2016 Tujuan Praktikum : 1. Mengerti metode umum mengisolasi

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 10 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai Februari 2016. Isolasi dan visualisasi RNA Colletrotichum dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. JUDUL Isolasi DNA secara Sederhana.

I. PENDAHULUAN. A. JUDUL Isolasi DNA secara Sederhana. A. JUDUL Isolasi DNA secara Sederhana. I. PENDAHULUAN B. TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa metode ekstraksi DNA secara sederhana dengan mempergunakan alat adan bahan yang umum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Organisasi DNA dan kode genetik

Organisasi DNA dan kode genetik Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA SEL MUKOSA

Lebih terperinci

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA Waktu Kegiatan dan Judul Percobaan 2 Februari 2018 Penjelasan Awal Praktikum di Lab. Biokimia Dasar 9 Februari 2018 23 Februari 2018 2 Maret 2018 9 Maret 2018 16 Maret 2018 23

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lebih dari 60% dari wilayah teritorialnya. Perairan Indonesia memiliki sumberdaya hayati

Lebih terperinci

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

Lebih terperinci

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

MATERI GENETIK A. KROMOSOM MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2010 di Laboratorium Zoologi Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2010 di Laboratorium Zoologi Departemen Biologi, FMIPA, IPB. Kolokium Ajeng Ajeng Siti Fatimah, Achmad Farajallah dan Arif Wibowo. 2009. Karakterisasi Genom Mitokondria Gen 12SrRNA - COIII pada Ikan Belida Batik Anggota Famili Notopteridae. Kolokium disampaikan

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel BIOLOGI SEL Chapter III Membran dan Dinding Sel Fungsinya apa yaaaaa...?? Kira-kira kalau mau masuk permisi dulu?? Mari Merievew Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan Dinding Sel (Cell Wall) Sebagian besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah berlangsung sejak bulan Januari 2012 - Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi, Lab. Optik, Lab. Genetika dan Lab. Biologi Molekuler Jurusan

Lebih terperinci

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml 36 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. Pembuatan Larutan Stok Tris HCL 1 M ph 8.0 (100 ml) : Timbang Tris sebanyak 12,114 g. Masukkan Tris ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN IV (ISOLASI RNA DARI TANAMAN) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI RNA DARI TANAMAN TUJUAN Tujuan

Lebih terperinci

Apa itu Biokimia? Definisi:

Apa itu Biokimia? Definisi: BIOKIMIA Tujuan Perkuliahan Mengenalkan dan memahamkan bahasa biokimia : Kosakata (istilah dan struktur kimia), tatabahasa (reaksi- reaksi kimia), struktur kalimat (jalur metabolisme) dan arti (keterkaitan

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER Sunaryati Sudigdoadi Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta

Lebih terperinci

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens

Lebih terperinci

ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI

ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI 3C Definisi Pewarisan Sitoplasmik adalah pewarisan sifat yang disebabkan oleh bagian eksternal dari nukleus,

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII JPK 3 (2) (2017): 143-148 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Pengembangan Teknik Isolasi DNA Tumbuhan Menggunakan Detergen Komersial

Pengembangan Teknik Isolasi DNA Tumbuhan Menggunakan Detergen Komersial Pengembangan Teknik Isolasi DNA Tumbuhan Menggunakan Detergen Komersial Evy Yulianti Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY ABSTRAK Materi isolasi DNA penting untuk pemahaman mengenai struktur sel dan DNA

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur Pemurnian isolat bakteri Karakteriasi isolat bakteri pengoksidasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ; Praktek = 0 Semester : Gasal (5) Mata

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler

Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler Copyright Statement: Dengan ini dinyatakan, bahwa seluruh material (teks, gambar, grafik dan seluruh alat bantu penjelas lainnya) bahan kuliah dalam format.ppt sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas mikroba dari sampel tanah yang dapat diisolasi dengan kultivasi sel

BAB I PENDAHULUAN. komunitas mikroba dari sampel tanah yang dapat diisolasi dengan kultivasi sel BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendekatan klasik untuk memperoleh akses biokatalis baru adalah dengan menumbuhkembangkan mikroorganisme dari sampel lingkungan, seperti tanah dalam media berbeda dan

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci