LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
|
|
- Widya Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ISOLASI DNA Disusun Oleh : Dinda Fitriana Setia H1A Dosen Pembimbing: Drs. Choirul Muslim, P.hd Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu 2015
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1Pendahuluan Sampai awal tahun 70an, DNA merupakan molekul seluler yang paling sulit dianalisis, karena strukturnya yang panjang dan secara kimiawi monoton. Sebagai materi genetik suatu organisme nukleotida hanya dapat dianalisis secara tidak langsung melalui analisis urutan protein dan RNA atau melalui analisis genetic. Kini menjadi hal yang mungkin untuk mengisolasi suatu region spesifik dari suatu genome, yaitu total informasi genetic yang dimiliki oleh suatu organisme; dan untuk memproduksi jumlah kopi yang tidak terbatas dari region tersebut, atau untuk mendeterminasi urutan nukleotida dari region tersebut hanya dalam semalam, dengan kecepatan pembacaan 1000 nukleotida per detik. Teknologi rekombinan DNA yang menjadi pusat kegiatan dalam aktifitas Bioteknologi, merupakan suatu teknik yang menggabungkan suatu segmen DNA dengan DNA yang lain, telah menjadi pengetahuan yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti dalam produksi vaksin dan hormone. Aktifitas utama dalam teknik rekombinan DNA, antara lain: 1. Memotong DNA pada tempat (site) yang spesifik dengan enzim restriksi nuclease. Dengan teknik ini, dimungkinkan untuk mengisolasi dan memanipulasi gen secara individual. 2. Kloning DNA dengan menggunakan suatu vector atau teknik Polymerase Chains Reaction (PCR), yang memungkinkan suatu molekul DNA dapat dikopi untuk meghasilkan jutaan molekul identik. 3. Hibridisasi asam nukleat, teknik untuk menemukan urutan DNA atau RNA yang spesifik dengan tingkat akurasi yang tinggi berdasarkan kemampuannya mengikat urutan asam nukleat komplemennya 4. Pengurutan (sequencing) semua nukleotida dari fragmen DNA yang telah dipurifikasi. Bertujuan untuk mengidentifikasi gen dan memperkirakan urutan asam amino yang membentuk protein. 5. Pemantauan (monitoring) tingkat ekspresi suatu gen di dalam sel dengan menggunakan teknik mircroarry asam nukleat.
3 Pada praktikum kali ini akan dilakukan isolasi DNA dari jaringan dengan menggunakan Genomic DNA Mini Kit (Tissue). Dengan menggunakan maksimal 30 mg 20 jaringan dapat diperoleh ug DNA total (termasuk DNA genom, mitokondria, dan virus). Hasil isolasi DNA disebut baik bila didapatkan DNA dengan konsentrasi 10 ug dengan rasio A260/A280 sebesar 1,8-2,0). 1.2Tujuan Mengisolasi DNA dari jaringan dengan menggunakan Genomic DNA Mini Kit (Tissue)
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Isolasi DNA Prisnsip isolasi DNA pada berbagai jenis sel atau jaringan pada berbagai organisme pada dasarnya sama namun memiliki modifikasi dalam hal teknik dan bahan yang digunakan. Bahkan beberapa teknik menjadi lebih mudah dengan menggunakan kit yang diproduksi oleh suatu perusahaan sebagai contoh kit yang digunakan untuk isolasi DNA pada tumbuhan seperti Kit Nucleon Phytopure sedangkan untuk isolasi DNA pada hewan digunakan GeneJETTM Genomic DNA Purification Kit. Namun tahapan-tahapan isolasi DNA dalam setiap langkahnya memiliki protokol sendiri yang disesuaikan dengan keperluan. Penggunaan teknik isolasi DNA dengan kit dan manual memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode konvensional memiliki kelebihan harga lebih murah dan digunakan secara luas sementara kekurangannya membutuhkan waktu yang relatif lama dan hasil yang diperoleh tergantung jenis sampel. Tahap pertama dalam isolasi DNA adalah proses perusakan atau penghancuran membran dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis) merupakan tahapan dari awal isolasi DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel (Holme dan Hazel, 1998). Tahap penghancuran sel atau jaringan memiliki beberapa cara yakni dengan cara fisik seperti menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair atau dengan menggunakan metode freezing-thawing dan iradiasi (Giacomazzi et al., 2005). Cara lain yakni dengan menggunakan kimiawi maupun enzimatik. Penghancuran dengan menggunakan kimiawi seperti penggunaan detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel sehingga terjadi destabilisasi membran sel (Surzycki, 2000). Sementara cara enzimatik seperti menggunakan proteinase K seperti untuk melisiskan membran pada sel darah (Khosravinia et al., 2007) serta mendegradasi protein globular maupun rantai polipeptida dalam komponen sel (Brown, 2010; Surzycki (2000). Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan sodium dodecyl sulphate (SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel. Detergen tersebut selain berperan dalam melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease yang merupakan enzim pendegradasi DNA (Switzer, 1999). Selain digunakan SDS, detergen yang lain seperti cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) juga sering dipakai untuk
5 melisiskan membran sel pada isolasi DNA tumbuhan (Bettelheim dan Landesberg, 2007). Parameter keberhasilan dalam penggunaan CTAB bergantung pada beberapa hal. Pertama, Konsentrasi NaCl harus di atas 1.0 M untuk mencegah terbentuknya kompleks CTAB-DNA. Karena jumlah air dalam pelet sel sulit diprediksi, maka penggunaan CTAB sebagai pemecah larutan harus dengan NaCl dengan konsentrasi minimal 1.4 M. Kedua, ekstrak dan larutan sel yang mengandung CTAB harus disimpan pada suhu ruang karena kompleks CTAB-DNA bersifatinsolublepada suhu di bawah 15 C. Ketiga, penggunaan CTAB dengan kemurnian yang baik akan menentukan kemurnian DNA yang didapatkan dan dengan sedikit sekali kontaminasi polisakarida. Setelah ditambahkan CTAB, sampel diinkubasikan pada suhu kamar. Tujuan inkubasi ini adalah untuk mencegah pengendapan CTAB karena CTAB akan mengendap pada suhu 15 C. Karena efektivitasnya dalam menghilangkan polisakarida, CTAB banyak digunakan untuk purifikasi DNA pada sel yang mengandung banyak polisakarida seperti terdapat pada sel tanaman dan bakteri gram negatif seperti Pseudomonas, Agrobacterium, dan Rhizobium (Surzycki, 2000). Dalam penggunaan buffer CTAB seringkali ditambahkan reagen-reagen lain seperti NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-mercaptoethanol. NaCl berfungsi untuk menghilangkan polisakarida sementara 2-mercaptoethanol befungsi untuk menghilangkan kandungan senyawa polifenol dalam sel tumbuhan (Ranjan et al., 2010). 2-mercaptoethanol dapat menghilangkan polifenol dalam sel tanaman dengan cara membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa polifenol yang kemudian akan terpisah dengan DNA (Lodhi et al., 1994). Senyawa polifenol perlu dihilangkan agar diperoleh kualitas DNA yang baik (Moyo et al., 2008). Polifenol juga dapat menghambat reaksi dari enzim Taq polimerase pada saat dilakukan amplifikasi. Disamping itu polifenol akan mengurangi hasil ektraksi DNA serta mengurangi tingkat kemurnian DNA (Porebskiet al., 1997). Penggunaan 2-mercaptoethanol dengan pemanasan juga dapat mendenaturasi protein yang mengkontaminasi DNA (Walker dan Rapley, 2008). Konsentrasi dan ph dari bufer yang digunakan harus berada dalam rentang ph 5 sampai 12. Larutan buffer dengan ph rendah akan mengkibatkan depurifikasi dan mengakibatkan DNA terdistribusi ke fase fenol selama proses deproteinisasi. Sedangkan ph larutan yang tinggi di atas 12 akan mengakibatkan pemisahan untai ganda DNA. Fungsi larutan buffer adalah untuk menjaga struktur DNA selama proses penghancuran dan purifikasi sehingga memudahkan dalam menghilangkan protein dan RNA serta mencegah aktivitas enzim pendegradasi DNA dan mencegah perubahan pada molekul DNA. Untuk
6 mengoptimalkan fungsi larutan buffer, dibutuhkan konsentrasi, ph, kekuatan ion, dan penambahan inhibitor DNAase dan detergen (Surzycki 2000). Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA) yang berperan menginaktivasi enzim DNase yang dapat mendenaturasi DNA yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim nuklease dengan cara mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan sebagai kofaktor enzim DNAse (Corkill dan Rapley, 2008). DNA yang telah diekstraksi dari dalam sel selanjutnya perlu dipisahkan dari kontaminan komponen penyusun sel lainnya seperti polisakarida dan protein agar DNA yang didapatkan memiliki kemurnian yang tinggi. Fenol seringkali digunakan sebagai pendenaturasi protein, ekstraksi dengan menggunakan fenol menyebabkan protein kehilangan kelarutannya dan mengalami presipitasi yang selanjutnya dapat dipisahkan dari DNA melalui sentrifugasi (Karp, 2008). Bettelheim dan Landesberg (2007) menyebutkan bahwa setelah sentrifugasi akan terbentuk 2 fase yang terpisah yakni fase organik pada lapisan bawah dan fase aquoeus (air) pada lapisan atas sedangkan DNA dan RNA akan berada pada fase aquoeus setelah sentrifugasi sedangkan protein yang terdenaturasi akan berada pada interfase dan lipid akan berada pada fase organik (Gambar 1). Selain fenol, dapat pula digunakan campuran fenol dan kloroform atau campuran fenol, kloroform, dan isoamil alkohol untuk mendenaturasi protein. Ekstrak DNA yang didapat seringkali juga terkontaminasi oleh RNA sehingga RNA dapat dipisahkan dari DNA ekstrak dengan cara pemberian RNAse (Birren, et al., 1997; Clark, 2010). Asam nukleat adalah molekul hidrofilik dan bersifat larut dalam air. Disamping itu, protein juga mengandung residu hidrofobik yang mengakibatkan protein larut dalam pelarut organik. Berdasarkan sifat ini, terdapat beberapa metode deproteinisasi berdasarkan pemilihan pelarut organik. Biasanya pelarut organik yang digunakan adalah fenol atau kloroform yang mengandung 4% isoamil alkohol. Penggunaan kloroform isoamil alkohol (CIA) berdasarkan perbedaan sifat pelarut organik. Kloroform tidak dapat bercampur dengan air dan kemampuannya untuk mendeproteinisasi berdasarkan kemampuan rantai polipeptida yang terdenaturasi untuk masuk atau termobilisasi ke dalam fase antara kloroform air. Konsentrasi protein yang tinggi pada fase antara tersebut dapat menyebabkan protein mengalami presipitasi. Sedangkan lipid dan senyawa organik lain akan terpisah pada lapisan kloroform (Clark, 2010). Proses deproteinisasi yang efektif bergantung pada besarnya fase antara kloroform-air. Proses ini dapat dilakukan dengan membentuk emulsi dari air dan kloroform. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan penggojogan atau sentrifugasi yang kuat karena kloroform tidak
7 dapat bercampur dengan air. Isoamil alkohol berfungsi sebagai emulsifier dapat ditambahkan ke kloroform untuk membantu pembentukan emulsi dan meningkatkan luas permukaan kloroform-air yang mana protein akan mengalami presipitasi. Penggunaan kloroform isoamil alkohol ini memungkinkan untuk didapatkan DNA yang sangat murni, namun dengan ukuran yang terbatas ( bp). Fungsi lain dari penambahan CIA ini adalah untuk menghilangkan kompleks CTAB dan meninggalkan DNA pada fase aquoeus. DNA kemudian diikat dari faseaquoeus dengan presipitasi etanol (Surzycki, 2000). Setelah proses ekstraksi, DNA yang didapat dapat dipekatkan melalui presipitasi.pada umumnya digunakan etanol atau isopropanol dalam tahapan presipitasi. Kedua senyawa tersebut akan mempresipitasi DNA pada fase aquoeus sehingga DNA menggumpal membentuk struktur fiber dan terbentuk pellet setelah dilakukan sentrifugasi (Switzer, 1999).Hoelzel (1992) juga menambahkan bahwa presipitasi juga berfungsi untuk menghilangkan residu-residu kloroform yang berasal dari tahapan ekstraksi. Menurut Surzycki (2000), prinsip-prinsip presipitasi antara lain pertama, menurunkan kelarutan asam nukleat dalam air. Hal ini dikarenakan molekul air yang polar mengelilingi molekul DNA di larutan aquoeus. Muatan dipole positif dari air berinteraksi dengan muatan negatif pada gugus fosfodiester DNA. Interaksi ini meningkatkan kelarutan DNA dalam air. Isopropanol dapat bercampur dengan air, namun kurang polar dibandingkan air. Molekul isopropanol tidak dapat berinteraksi dengan gugus polar dari asam nukleat sehingga isopropanol adalah pelarut yang lemah bagi asam nukleat; kedua, penambahan isopropanol akan menghilangkan molekul air dalam larutan DNA sehingga DNA akan terpresipitasi; ketiga, penggunaan isopropanol dingin akan menurunkan aktivitas molekul air sehingga memudahkan presipitasi DNA. Pada tahapan presipitasi ini, DNA yang terpresipitasi akan terpisah dari residu-residu RNA dan protein yang masih tersisa. Residu tersebut juga mengalami koagulasinamun tidak membentuk struktur fiber dan berada dalam bentuk presipitat granular.pada saat etanol atau isopropanol dibuang dan pellet dikeringanginkan dalam tabung, maka pellet yang tersisa dalam tabung adalah DNA pekat.proses presipitasikembali dengan etanol atau isopropanol sebelum pellet dikeringanginkan dapat meningkatkan derajat kemurnian DNA yang diisolasi (Bettelheim dan Landesberg, 2007). Keller dan Mark (1989) menerangkan bahwa pencucian kembali pellet yang dipresipitasi oleh isopropanol dengan menggunakan etanol bertujuan untuk menghilangkan residu-residu garam yang masih tersisa. Garam-garam yang terlibat dalam proses ekstraksi bersifat kurang larut dalam isopropanol sehingga dapat terpresipitasi
8 bersama DNA, oleh sebab itu dibutuhkan presipitasi kembali dengan etanol setelah presipitasi dengan isopropanol untuk menghilangkan residu garam (Ausubel et al., 2003). Setelah dilakukan proses presipitasi dan dilakukan pencucian dengan etanol, maka etanol kemudian dibuang dan pellet dikeringanginkan, perlakuan tersebut bertujuan untuk menghilangkan residu etanol dari pelet DNA. Penghilangan residu etanol dilakukan dengan cara evaporasi karena etanol mudah menguap (Surzycki, 2000). Pada tahap pencucian biasanya etanol dicampur dengan ammonium asetat yang bertujuan untuk membantu memisahkan kontaminan yang tidak diinginkan seperti dntp dan oligosakarida yang terikat pada asam nukleat (Sambrook et al., 2001). Setelah pellet DNA dikeringanginkan, tahap selanjutnya adalah penambahan buffer TE ke dalam tabung yang berisi pellet dan kemudian disimpan di dalam freezer dengan suhu sekitar -20ºC. Verkuil et al. (2008) menyatakan bahwa buffer TE dan penyimpanan suhu pada -20ºC bertujuan agar sampel DNA yang telah diekstraksi dapat disimpan hingga waktu berminggu-minggu. Keller dan Mark (1989) juga menjelaskan bahwa pelarutan kembali dengan buffer TE juga dapat memisahkan antara RNA yang mempunyai berat molekul lebih rendah dibandingkan DNA sehingga DNA yang didapatkan tidak terkontaminasi oleh RNA dan DNA sangat stabil ketika disimpan dalam keadaan terpresipitasi pada suhu -20ºC. Isolasi DNA juga dapat dilakukan dengan menggunakan kit yang sudah diproduksi oleh beberapa perusahan untuk mempermudah dan mempercepat proses isolasi DNA. Kit isolasi juga disesuaikan dengan kebutuhan oleh konsumen dan jenis sel yang akan digunakan. Berikut adalah bagan contoh isolasi DNA tanaman dengan menggunakan Kit Nucleon Phytopure.
9 2.2 DNA DNA adalah polimer dari nukleotida-nukleotida. Nukleotida-nukleotida dalamdna dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh ikatan fosfodiester, yaitu ikatan yang terjadi antara Carbon katida dari satu nukleotida terdiri dari sebuah gula pantosa (deoksiribosa), satu buah fosfat dan satu basa nitrogen. Basa nitrogen tersebut berikatan dengan carbon pertama dari gula deoksiribosa, sedangkan fosfat berikatan dengan Carbon kelima dari gula yang sama. Basa nitrogen yang menyusun nukleotida dikelompokan menjadi 2 yaitu: Purine, yaitu basa nitrogen yang strukturnya berupa dua cincin. Termasuk diantaranya adalah : adenin dan guanin. Primidin, yaitu basa nitrogen yang strukturnya berupa satu cincin. Termasuk diantaranya adalah : citosin dan timin.
10 Gb. 5. Struktur kimia dari DNA. Setiap molekul DNA terdiri dari sub unit deoksiribonukleotida monofosfat. Setiap unit tersebut tersusun dari kelompok fosfat yang berikatan dengan gula pada atom karbon no. 5 dengan Carbon no.3 dari gula berikutnya disebut ikatan fosfodiester (Wolf, 1993) Hukum Chargaff: Chargaff meneliti proporsi relatif dari purin dan purimidin dalam suatu DNA dari sejumlah organisma. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam DNA dari organisma apapun jumlah A=T dan C=G. Dengan menggunakan difraksi sinar X diketahui bahwa DNA mempunyai susunan helix.
11 Watson dan Crick: Watson dan Crick menemukan bahwa DNA berbentuk doubel helix. Setiap molekul DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang tersusun secara anti paralel membentuk struktur duobel helix. Gb. 6. DNA doubel helix. (a) Pengaturan gula, kelompok fosfat dan basa dalam DNA. (b) Letak atom-atom dan ikatan-ikatan dalam DNA. Basa-basa berpasangan dalam posisi mendatar, (c) Diagram yang menunjukkan DNA dalam konformasi B (Wolf, 1993). Dua rantai polinukleotida tersebut tersusun dalam a coiled double helix. Rantai gula dan fosfat membentuk rangka luar dari helix. Basa nitrogen-basa nitrogen yang melekat pada gula menonjol ke dalam pusat helix. Jarak antara 2 strand adalah 1,1 nm yang diisi oleh basa nitrogen Jarak antara 2 basa adalah 3,4 A Setiap putaran dalam helix terdapat 10 basa Setiap putaran dalam helix mempunyai jarak 34 A Kedua stran (rantai polinukleotida) anti paralel artinya suatu rantai mempunyai arah yang berlawanan dengan rantai pasangannya. Misalnya suatu stran berakhir dengan gugus 5 fosfat sedang rantai pasangannya berakhir dengan gugus 3 OH (hidroksil). Kedua rantai polinukleotida komplementer artinya urytan nukleotida pada suatu rantai menentukan urutan nukleotida pada rantai pasangannya. Antara satu basa nitrogen dengan basa pasangannya dihubungkan oleh ikatan hidrogen.
12 *) Dua ikatan hidrogen antara A dan T *) Tiga ikatan hidrogen antara C dan G Basa nitrogen A hanya dapat berpasangan dengan T, sedangkan C dengan G Kemungkinan jumlah urutan basa adalah tidak terbatas, urutan yang berbeda menkode informasi yang berlainan. Gb. 7. (a) Ikatan antara nukleotida-nukleotida membentuk asam nukleat dalam DNA dan (b) RNA (Wolf, 1993).
13 Gb. 8. Struktur fisik DNA. Perhatikan bahwa dua rantai gula-fosfat mempunyai arah yang berbeda. Orientasi demikian memungkinkan basa-basa nitrogen berpasangan secara komplemen (Wolf, 1993). Gb. 9. Diagram skematis yang menunjukkan ikatan hidrogen antara Adenin dengan Timin dan antara Goanin dengan Citosin (Wolf, 1993).
14 2.3 Komponen Sel Nukleus Nukleus, ditunjukkan pada gambar di bawah ini, hanya terdapat di sel eukariotik. Merupakan lokasi untuk sebagian besar pembuatan asam nukleat sel, seperti DNA dan RNA. Ahli biologi Denmark Joachim Hammerling melaksanakan percobaan ekperimental pada tahun Pekerjaan yang dilakukannya adalah menunjukkan peranan nukleus dalam mengatur bentuk dan ciri-ciri sel. Asam deoksiribosa, DNA, adalah pembawa fisik dari pewarisan dan dengan perkecualian DNA plastid (cpdna dan mdna, berturut-turut ditemukan dalam kloroplas dan mitokondria), semua DNA terbatas pada nukleus. Asam ribonukleat, RNA, dibentuk dalam nukleus menggunakan sekuen basa DNA sebagai template. RNA bergerak keluar ke dalam sitoplasma dan berfungsi dalam perakitan protein. Nukleolus adalah wilayah dari nukleus (biasanya dua nukleoli per nukleus) dimana ribosom dibangun. Gambar 1. Struktur nukleus. Kromatin, DNA yang terurai yang menempati ruangan dalam selubung nukleus. Selubung nukleus yang ditunjukkan di atas adalah struktur membran ganda. Berbagai pori terdapat pada selubung tersebut, menyebabkan RNA dan senyawa kimia lainnya dapat lewat, tetapi DNA tidak dapat lewat. Gambar 2. Struktur selubung nukleus dan pori nukleus
15 Gambar 3. Nukleus dengan pori nukleus. Sitoplasma juga berisi banyak ribosom Fungsi nukleus Memuat da 098n menyimpan informasi genetik, DNA, yang mentukan bagaimana sel Sakan berfungsi, sebagaimana struktur dasar dari sel. (beberapa organela: mitokondria dan kloroplas, memiliki beberapa DNA, tapi mayoritas sangat banyak DNA sel terdapat didalam nukleus Membuat semua RNA, termasuk RNA ribosomal, transfer dan messenger. Menyalin DNA sel utama melalui pembelahan sel Struktur Nukleus Gambar 4. Struktur nukleus dengan selubung nukleus
16 Selubung Nukleus Nukleus dibatasi oleh selubung nukleus Struktur membran ganda Dilubangi dengan pori-pori, terdiri dari RNA dan protein, dengan saluran untuk pertukaran substansi dengan sitoplasma sel. Pada elektron scaning mikrograf, permukaan pori-pori dari selubung nukleus menarik perhatian. Protein-protein melapisi pori-pori menentukan molekul mana yang dapat masuk dan meninggalkan nukleus. Permukaan terluar dari selubung nukleus dilapisi dengan ribosom Gambar 5. struktur ribosom. Gambar 6. Ribosom dan poliribosom pada sel hepar Nukleolus Massa DNA, RNA dan protein dengan konsentrasi kecil Dipergunakan dalam sintesis subunit ribosom Ribosom merupakan tempat untuk perakitan protein Ribosom terdiri dari dua subunit dan tersusun atas RNA dan protein, pada eukariot, ribosom adalah 80s, sedangkan ribosom pada prokariot adalah 70s, salah satu alasan beberapa antibiotik efektif melawan bakteri dan tidak merugikan kita. Gen-gen yang dibutuhkan untuk pembuatan gugus RNA ribosomal dalam nukleolus, dimana mereka mensintesis langsung RNA ribosomal. Subunit ribosomal dirakit dalam nukleolus dari rrna dan protein.
17 Subunit ribosomal yang lengkap bergerak ke dalam sitoplasma untuk melakukan fungsinya, dimana banyak terdapat pada permukan retikulum endoplasma kasar. Beberapa ribosom terdapat bebas didalam sitosol. Kromatin Kromatin terdiri dari kromosom, DNA molekul panjang, dikelilingi oleh protein yang dikenal sebagai histon. Kromatin nampak granular ketika diamati dengan mikroskop Beberapa tipe organism memiliki nomor set kromosom. Beberapa contoh : nyamuk = 6; Lili = 24; manusia = 46; simpanse, orangutan, gorilla, dan kentang = 48; amuba = 50, buntut kuda=216; pakis lidah ular = 1262 Sistem Endomembran Sel Tidak hanya melakukan pembentukan membran untuk membatasi sel, membran plasma, tapi di dalam sel kita menemukan sistem membran yang terdiri dari beberapa komponen, tiap komponen menghubungkan dengan membran plasma pada suatu waktu dan di lain waktu, dan pada selubung nukleus juga. Sebagai tambahan, fragmen membran kecil mungkin membentuk vesikel, digunakan untuk transport. Lipid dibentuk dalam sistem endomembran dan rantai polipeptida protein dimodifikasi dan ditranslokasi. Komponen Endomembran Retikulum endoplasma kasar dan ribosom yang berhubungan Retikulum endoplasma halus Komplek golgi Lisosom
18 Gambar 7. Komponen yang menyusun endomembran Retikulum Endoplasma Rangkaian membran berbentuk pipa rata atau saluran yang saling berhubungan dan kantung yang mengadakan pembagian pada sitoplasma, dan berjalan sepanjang sitosol. Proyeksi retikulum endoplasma berhubungan dengan selubung nukleus dengan reticulum endoplasma dan proyeksi lain berhubungan dengan membran plasma. Retikulum endoplasma mensintesis, mentranspor dan memisahkan kandungan intraseluler. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma : halus dan kasar. Retikulum endoplasma yang mempunyai ribosom yang melekat pada permukaannya disebut retikulum endoplasma protein. kasar. REK paling berlimpah dalam sel yang mensekresikan banyak
19 Gambar 8. Perbandingan retikulum endoplasma kasar dengan retikulum endoplasma halus Badan golgi Komplek golgi terdiri dari tumpukan membran seperti cakram rata yang memperoleh materialnya dari retikulum endoplasma. Fungsi golgi sebagai pusat pengolah untuk material yang kemudian dikemas dan didistribusikan pada organela-organela atau diekspor (sekresikan) dari sel dalam suatu vesikel yang diambil dari ujung-ujung membran golgi. Enzim pencernaan akan dikemas untuk lisosom dan hormon-hormon dikemas dalam vesikel untuk disekresikan. Vesikel dibentuk pada saat migrasi RE ke badan golgi, bergabung dan menerobos golgi dan dikemas dan ditandai untuk ekspor pada vesikel golgi. Badan-badan golgi juga memodifikasi material utama untuk diekspor. Karbohidrat bagian dari glikoprotein, sebagai contoh, ditambahkan dalam badan golgi.
20 Gambar 11. Vesikel: lisosom Vesikel Golgi Sebagian besar vesikel golgi adalah struktur sementara, dibentuk untuk mengirim molekul yang dimanufaktur untuk diekspor dari sel. Vesikel mungkin juga dibentuk di membran plasma untuk impor substansi ke dalam sel, sebuah proses yang disebut pinositosis, yang akan dibahas kemudian. Vesikel lainnya membentuk organela, yang mengandung enzim yang dibutukan untuk fungsi-fungsi khusus di dalam sel. Lisosom mengandung enzim hidrolitik, yang dapat memecah karbohidrat, protein, asam nukleat dan bermacam lipid. Lisosom Lisosom dimanufaktur dari enzim dan membran dari REK dan dikemas dalam komplek golgi. Lisosom bertanggung jawab untuk pembongkaran atau pemecahan komponen sel ketika tidak dibutuhkan lagi atau ketika rusak atau untuk kebutuhan daur ulang. Ini merupakan bagian normal dari pembaharuan dan pemeliharaan. Lisosom dapat juga menghancurkan atau mendegradasi bakteri dan substansi asing. Makrofag sebagai contoh, mengandung sejumlah besar lisosom. Amoba makan dari proses fagositosis. Vakuola makanan dibentuk bergabung dengan lisosom untuk pencernaan. Selama perkembangan, lisosom penting dalam sebagian pencernaan.
21 Peroksisom Peroksisom mengandung enzim-enzim yang memindahkan hidrogen dalam reaksi biokimia pada oksigen, membentuk hidrogen peroksida sebagai hasil samping. Karena H2O2 beracun, peroksisom juga mengandung enzim-enzim, katalase, yang merusak H2O2. Membran Sel Membran Sel Membran sel tersusun atas lemak dan protein (lipoprotein) sehingga bersifat permeabel (selektif permeabel). Fungsinya mengatur peredaran zat dari dan ke dalam sel. Organel ini terletak di luar sitoplasma, bersifat tipis dan elastis.
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat a. Micropipet 0,5-10 ul, ul, ul. b. Tip biru. c. Tip kuning. d. Tip putih. e. Vortex. f. Microcentrifugator. g. Timbangan analitik. h. Inkubator. i. Kulkas. j. Alarm/stopwatch Bahan a. Genomic DNA mini kit (tissue) GT100, yang terdiri dari: - GT buffer. - GBT buffer. - W1 buffer. - Proteinase K. - GD column. - 2 ml collection tube. - Micropestle. b. Etanol absolut. c. Microtube 1,5 ml. d. Aquabidest. e. Jaringan 30 mg. 21 f. Aluminum foil.
23 3.2 Cara Kerja Ada empat (4) tahap dalam proses isolasi/purifikasi DNA dari sel: a. Menghancurkan jaringan secara mekanik dengan micropestle. b. Melisiskan sel secara kimiawi dengan GT buffer. c. Mempresipitasikan protein dengan proteinase K dan GBT buffer (mengandung garam chaotropic guanidine hidroklorida), kemudian (opsional) memurnikan DNA dari RNA dengan RNase A (10 mg/ml). d. Mengkonsentrasikan DNA genom yang diperoleh Urutan cara kerja: 1. Potong 20 mg jaringan dan masukkan dalam microtube. 2. Masukkan micropestle dalam microtube dan hancurkan jaringan hingga menjadi bubur. 3. Tambahkan 200 ul GT buffer ke microtube dan lanjutkan proses penghancuran dengan micropestle. 4. Tambahkan 20 ul proteinase K dan kocok dengan kuat. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 60oC (selama inkubasi, bolak-balik tabung setiap 5 menit). 5. Tambahkan 200 ul GBT buffer dan kocok kuat selama 5 detik. 6. Inkubasi pada suhu 60oC selama minimal 20 menit hingga lisat jernih (selama inkubasi, bolak-balik tabung setiap 5 menit). 7. Panaskan elution buffer (100 ul per sampel) pada suhu 60oC. 8. Tambahkan 200 ul etanol absolut pada lisat kemudian kocok dengan kuat selama 10 detik. 9. Pasang GD column pada 2 ml collection tube. 10. Transfer campuran ke GD column. 11. Sentrifugasi pada g selama 2 menit. 12. Buang collection tube lalu transfer GD column ke collection tube baru. 13. Tambahkan 400 ul W1 buffer ke GD column lalu sentrifugasi pada g selama 1 menit. 14. Buang cairan hasil penyaringan lalu pasang kembali GD column pada collection tube. 15. Sentrifugasi pada g selama 3 menit. 16. Transfer GD column ke microtube baru. 17. Tambahkan 100 ml elution buffer yang telah dipanaskan ke bagian tengah matriks kolom. 18. Diamkan selama 5 menit. 19. Sentrifugasi pada g selama 1 menit.
24 20. Masukkan kembali cairan hasil penyaringan ke bagian tengah matriks kolom. 21. Ulangi sentrifugasi pada g selama 1 menit. 22. Simpan DNA pada suhu -20oC.
25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada praktikum ini digunakan hepar ayam sebanyak 20 mg, kemudian dimasukan kedalam microtube dan dengan bantuan micropestle jaringan hepar ayam dihancurkan hingga menjadi bubur, yang akan memudahkan proses isolasi DNA. Kemudian di tambahkan 200 ul GT Buffer pada microtube dan proses penghancuran dilanjutkan dengan micropestle. GT Buffer mengandung semacam detergent yang berfungsi untuk mendenaturasi protein dan menghancurkan protein histon dengan cara melilit protein histon tersebut sehingga yang tertinggal hanya DNA saja. Selanjutnya, ditambahkan 20 ul proteinase K yang bersifat katalisator dan berfungsi sebagai perusak enzim, melisiskan membran pada sel darah dan mendegradasi protein globular dalam komponen sel. Setelah itu di kocok dengan kuat untuk mencampur atau menghomogenasikan bahan-bahan tersebut. Lanjutkan dengan menginkubasi pada suhu 60 oc selama 30 menit dan setiap 5 menit tabung dibolak-balik. Setelah diinkubasi, ditambahkan 200 ul GBT Buffer dan kocok dengan kuat selama 5 detik. Penambahan GBT Buffer berfungsi untuk mengendapkan protein. Kemudian inkubasi lagi pada suhu 60oc selama 20 menit sampai lisat jernih dan bolak-balik setiap 5 menit sekali. Kemudian, tambahkan 200 ul etanol absolut pada lisat dan kocok dengan kuat selama 10 detik. Etanol absolut berfungsi untuk mendenaturasi DNA. Campuran tersebut kemudian di transfer ke GD Coloumn. GD coloumn akan menyaring DNA dengan prinsip afinitas sehingga DNA akan lengket pada saringan GD Coloumn. Selanjutnya di sentrifugasi selama 2 menit pada kecepatan rpm, lalu transfer GD coloumn ke collection tube yang baru. Kemudian ditambahkan 400 ul W1 buffer ke GD coloumn lalu sentrifugasi pada rpm selama 1 menit. Lalu di tambahkan 600 ul wash buffer ke dalam GD coloumn dan sentrifugasi pada rpm selama 1 menit. Hasil penyaringan dibuang dan pasang kembali GD coloumn pada collection tube lalu sentrifugasi pada rpm selama 3 menit. GD coloumn di transfer ke microtube baru, dan ditambahkan 100 ul elution buffer yang telah dipanaskan ke bagian tengah matriks coloumn dan diamkan selama 5 menit.
26 Pada saat praktikum pemberian elution buffer dibagi menjadi 2 kali pemberian, pertama 75 ul selama 3 menit dan 25 ul selama 2 menit. Elution buffer merupakan buffer untuk stabilitas DNA yang memiliki ph 7,8-8,2. Elution buffer ini berfungsi untuk mengelusi dan melepas DNA dari Coloumn. Lanjutkan dengan sentrifugasi pada rpm selama 1 menit. Cairan hasil penyaringan dimasukan kembali ke bagian tengah matriks coloumn dan ulangi sentrifugasi selama 1 menit pada rpm. Hasil sentrifugasi inilah yang didapatkan sebagai DNA murni. DNA dari sel hepar ayam ini bisa dianalisis dengan 2 cara yaitu elektroforesis dan spektofotometer. Jika DNA belum digunakan simpan DNA pada suhu -20oc. Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi. Proses Isolasi/ Purifikasi DNA dari sel ada 4 tahap yaitu menghancurkan jaringan secara mekanik, melisiskan sel secara kimiawi dengan GT Buffer, mempresipitasikan protein dengan proteinase K dan GBT Buffer(mengandung garam chaotropic guanidine hidrokloida), kemudian (opsional) memurnikan DNA dari RNA dengan RNAase (10 mg/ml) dan mengkonsentrasikan DNA genom yang diperoleh. Hasil dari isolasi DNA adalah didapatkan DNA yang murni, namun p ada saat praktikum tahap presipitasi protein tidak sempurna karena tidak ada Proteinase K sehingga hasil akhir yang seharusnya didapatkan DNA murni masih terdapat atau tercampur dengan Protein.
27 BAB V KESIMPULAN Isolasi DNA merupakan tahap awal dalam proses identifikasi DNA, sampel yang dapat diambil dalam isolasi dna pada manusia bisa dari sel mukosa pipi ( Saliva ) dan darah vena, untuk pengindentifikasian haruslah teliti agar hasil yang didapatkan bisa akurat. Ada empat (4) tahap dalam proses isolasi/purifikasi DNA dari sel yaitu, Menghancurkan jaringan secara mekanik dengan micropestle, Melisiskan sel secara kimiawi dengan GT buffer, Mempresipitasikan protein dengan proteinase K dan GBT buffer (mengandung garam chaotropic guanidine hidroklorida), kemudian (opsional) memurnikan DNA dari RNA dengan RNase A (10 mg/ml), Mengkonsentrasikan DNA genom yang diperoleh. DNA pada sampel hepar ayam dapat di isolasi dengan cara merusak dinding sel, mendenaturasi protein, mensentrifuge, dan presipitasi. Setelah DNA di isolasi, hasil yang didapatkan adalah DNA murni. DNA dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
28 DAFTAR PUSTAKA Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P Molecular Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York [[ Arhan Laporan Pratikum isolasi DNA. Farabee, M.J Cells II: Cellular Organization. Wikibook. Guyton and Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC. Istanti, Annie Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM. Murray, Robert K.2009.Biokimia Harper.Jakarta:EGC Sadikin, Mohamad Biokimia Enzim. Jakarta : Widya Medika. Soewoto, Hafiz, dkk Biokimia Eksperimen Laboratorium.Jakarta: Widya Medika. Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W Biology. 6th Ed. Brooks/Cole Thompson Learning. USA Stryer, L Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York White J. M Cell Structure and Function. University of Virginia Health System Wolfe, S.L Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing Company. California Yusminah, Oslan Jumadi.2009.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: BambatangHala.
29 LAMPIRAN
30
KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN)
KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN) Nukleus Nukleus, ditunjukkan pada gambar di bawah ini, hanya terdapat di sel eukariotik. Merupakan lokasi untuk sebagian besar pembuatan asam nukleat
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN
SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Dalam menghasilkan keturunan baru, informasi genetic diwariskan
Lebih terperinciEKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016
EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016 Pendahuluan DNA: polimer untai ganda yg tersusun dari deoksiribonukleotida (dari basa purin atau pirimidin, gula pentosa,dan fosfat). Basa purin: A,G Basa pirimidin: C,T DNA
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel
BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SEL
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 1. Pengertian Sel: Sel kata latinnya yaitu cella, yang berarti ruangan kecil atau unit kehidupan terkecil. Ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yaitu tentang
Lebih terperinciPengujian DNA, Prinsip Umum
Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian berbasis DNA dalam pengujian mutu benih memang saat ini belum diregulasikan sebagai salah satu standar kelulusan benih dalam proses sertifikasi. Dalam ISTA Rules,
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:
ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: Mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan berdaging lunak. Mengetahui pengaruh kandungan air yang
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM GENETIKA DAN BIOLOGI MOLEKULER (ISOLASI DNA BAWANG BOMBAY DENGAN CARA SEDERHANA) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : V (Lima)
Lebih terperinciSINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya
SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat
Lebih terperinciSEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SECARA UMUM
SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SECARA UMUM Hidup menunjukkan berbagai tingkat organisasi. Atom terorganisir ke dalam suatu molekul, molekul ke dalam organela, dan organela ke dalam sel, dan sebagainya.
Lebih terperinciA. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel
A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
Lebih terperinciISOLASI DNA GENOM PADA DARAH
ISOLASI DNA GENOM PADA DARAH Laurencius Sihotang I. Tujuan Mempelajari prinsip dan teknik isolasi genom darah Mampu melakukan teknik sentrifugasi untuk pemisahan bagian-bagian sel Mampu memahami teknik
Lebih terperinciRetikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)
Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh
Lebih terperinciKUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu
KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : 125040200111140 Kelompok : Selasa 09.15-11.00 Asisten : Nimas Ayu UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciUntuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan
ISOLASI DNA Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan Mengetahui keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk
Lebih terperinciBIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es
BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Ketika mendengar kata DNA, seolah kita berhadapan dengan sesuatu yang begitu abstrak dan sangat kecil. Apalagi jika berbicara tentang isolasi DNA, sering terpikirkan sebuah
Lebih terperinciISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI
ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI Oleh: Nama : Kasriati Heruningsih NIM : B1J011155 Kelompok : 3 Rombongan : IV Asisten : Roman Bramandita LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer
LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. LARUTAN STOK CTAB 5 % (100 ml) - Ditimbang NaCl sebanyak 2.0 gram - Ditimbang CTAB sebanyak 5.0 gram. - Dimasukkan bahan kimia ke dalam erlenmeyer
Lebih terperinciUNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH JAKARTA
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN ISOLASI DNA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Ketua : Miftahul Jannah, S. Si, M. Sc. Anggota : Tri Yuni Indah Wulansari, S. Si,
Lebih terperinciELEKTROFORESIS HASIL ISOLAT DNA GENOM DARI BAKTERI Escherichia coli DAN DARAH KAMBING PERANAKAN ETAWA
ELEKTROFORESIS HASIL ISOLAT DNA GENOM DARI BAKTERI Escherichia coli DAN DARAH KAMBING PERANAKAN ETAWA Nikman Azmin 1, Erni Suryani 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup
POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil
Lebih terperinciJADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA
JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA Waktu Kegiatan dan Judul Percobaan 2 Februari 2018 Penjelasan Awal Praktikum di Lab. Biokimia Dasar 9 Februari 2018 23 Februari 2018 2 Maret 2018 9 Maret 2018 16 Maret 2018 23
Lebih terperinciRetikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009
Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh
Lebih terperinciStruktur DNA dan Pengaruh Perubahannya
Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Denny AP G64130017 / Q08.1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-monomer nukleotida
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN IV (ISOLASI RNA DARI TANAMAN) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI RNA DARI TANAMAN TUJUAN Tujuan
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinci1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
PERBANDINGAN BEBERAPA METODE ISOLASI DNA UNTUK PENENTUAN KUALITAS LARUTAN DNA TANAMAN SINGKONG (Manihot esculentum L.) Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai macam
Lebih terperinciAdalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.
DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen
Lebih terperinciStruktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat
ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR
PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR Tujuan: i) Mengerti metode umum mengisolasi DNA ii) Mengisolasi DNA dari buah dan sel-sel epithelial mulut iii) Mengerti dan mempraktek teknik PCR dengan sempel DNA
Lebih terperinciOrganisasi DNA dan kode genetik
Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai
Lebih terperinciSEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN
SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN Pengertian sel Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel merupakan unit dasar
Lebih terperinci4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel
7 IV. METODE PENELITIAN Ikan Lais diperoleh dari hasil penangkapan ikan oleh nelayan dari sungaisungai di Propinsi Riau yaitu S. Kampar dan S. Indragiri. Identifikasi jenis sampel dilakukan dengan menggunakan
Lebih terperinciBIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel
BIOLOGI SEL Pokok Bahasan 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel Disusun oleh Achmad Farajallah berdasarkan Campbell et al. 2000 dan diedit oleh D.
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK
STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik
Lebih terperinciHIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP
HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP Unsur Biosfer Biomolekul Komunitas Biomembran dan organel Populasi Sel Jaringan Organ Individu Atom (proton, neutron dan elektron) molekul sederhana makro molekul
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001
Lebih terperinciPembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA
LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil
Lebih terperinciMakalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :
Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Lebih terperinciTeknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional. Abstrak
23 Teknik Isolasi DNA Sel Hati Ayam Secara Tradisional Asriah Nurdini Mardiyyaningsih Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura Abstrak Perkembangan biomolekuler yang cepat menyebabkan pemahaman
Lebih terperinciLAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DNA GENOM TUJUAN 16s rrna. Praktikum
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE
LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDSPAGE Oleh : Nita Andriani Lubis dan Fery Prawira Gurusinga
Lebih terperinciSel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci
Sel : Unit Kehidupan Terkecil Konsep Kunci Cara pengamatan sel: Mikroskop, Teknik Biokimia Jenis sel di alam: Prokariot Eukariot Eukariot: Mikroorganisme, Tumbuhan, Hewan Membran Sel Organel Sel Mitokondria
Lebih terperinci1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya
1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya struktur inti sel eukariot Fungsi inti atau nukleus sebagai pusat pengatur
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan. Melalui tahapan tersebut diperoleh urutan nukleotida sampel yang positif diabetes dan sampel
Lebih terperinciKasus Penderita Diabetes
Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. Bagian B Supernatan Pengendapan Jumlah /warna 7 ml / berwarna kuning 1 ml Warna merah
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (SEL EPITHEL MULUT DAN DARAH) PRAKTIKUM ISOLASI PROTEIN DARI DARAH PRAKTIKUM PCR,ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE OLEH : Yuni Rahmayanti Ade Putra Sinaga
Lebih terperinciPengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya
Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya By Plengdut - May 7, 2015 7341 Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai pengelompokan bakteri berdasarkan alat gerak yang dimiliki organisme
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA Disusun Oleh: Nama : Aminatus Sholikah NIM : 115040213111035 Kelompok : kamis, 06.00-07.30 Asisten : Putu Shantiawan Prayoga PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada IV. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS
IV. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS 1. DISTRIBUSI PROTEIN KE MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS Mitokondria dan kloroplas adalah organela yang berisi DNA, ribosom dan semua komponen yang diperlukan
Lebih terperinciS E L. Suhardi, S.Pt.,MP
S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1
1. Perhatikan nama-nama bagian sel berikut ini! dinding sel inti sel kloroplas Lisosom sentriol Bagian sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan adalah... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan
Lebih terperinciketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di
Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk
Lebih terperinciIdentifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )
Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan
Lebih terperinciLampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid
LAMPIRAN 9 Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid Satu ruas tungkai udang mantis dalam etanol dipotong dan dimasukkan ke dalam tube 1,5 ml. Ruas tungkai yang telah dipotong (otot tungkai)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciTopik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik
Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti
Lebih terperinciRIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang
RIBOSOM Ribosom E. coli, memiliki masa partikel 2,5 x 10 6 D dan koefisien sedimentasi 70S. James Watson menemukan adanya 2 subunit yang bebeda pada ribosom. Subunit kecil (30S) terdiri dari molekul 16S
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik isolat bakteri dari ikan tuna dan cakalang 4.1.1 Morfologi isolat bakteri Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Untuk
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler
Lebih terperinciBAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK
BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan kompartemen dalam sel khususnya retikulum endoplasma, kompleks Golgi, lisosom dan peroksisom, struktur dan fungsinya dalam sel. Hubungan
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii R.Br dan Rafflesia
Lebih terperinciKromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi
Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR Disusun Oleh: Nama : Helmi D.A NIM : 115040201111199 Kelompok : jumat,15.00 wib Asisten : PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciAulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA
Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
Halaman : 1 dari 6 ISOLASITOTAL DNA MANUSIADENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan manusia, dapat dari darah, folikel rambut, mukosa mulut
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Isolasi Protein Darah dan Elektroforesis SDS-PAGE
LAPORAN PRAKTIKUM Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Isolasi Protein Darah dan Elektroforesis SDSPAGE Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 07, 14, 21, dan 28 November 2013 Nama Mahasiswa : Maya
Lebih terperinciORGANELA SEL EUKARIOTIK (MITOKONDRIA, PLASTIDA, VAKUOLA, SITOSKELETON)
ORGANELA SEL EUKARIOTIK (MITOKONDRIA, PLASTIDA, VAKUOLA, SITOSKELETON) Mitokondria Gambar 1. Suatu mitokondria dan bagian-bagiannya. Fungsi mitokondria: Mitokondria mengandung enzim-enzim yang diperlukan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Biokimia I Jumlah SKS : 3 SKS Deskipsi singkat : Mata kuliah ini memberikan pengetahuan kepada mahasiwa untuk mampu menjelaskan pengertian dan wawasan biokimia, peran
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015 PENDAHULUAN Biologi adalah kajian tentang kehidupan Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem yang dijumpai di
Lebih terperinciBIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo
BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Overview Penemuan sel Sel dan homeostasis Ukuran sel Kategori sel Bagian sel Tokoh penemu sel Robert Hooke A. v. Leeuwenhoek M. Schleiden T. Schwann R. Virchow
Lebih terperinciII. MATERI A. NUKLEUS
BAB IV NUKLEUS I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan struktur, komponen dan fungsi nukleus, nukleolus, materi genetik di dalamya. Bagaimana transport molekul terjadi dalam nukleus juga diterangkan dalam bab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. DNA (Deoxyribonuleic Acid) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah suatu materi yang terdapat pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun menurun. Semua
Lebih terperinci5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor
1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan
Lebih terperinciBIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH
BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Biologi Sel yang Dibina oleh Dr. Umie Lestari, M.Si Oleh: Zeni Qurotu A yuni NIM 109341417213
Lebih terperinciBIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel
BIOLOGI SEL Chapter III Membran dan Dinding Sel Fungsinya apa yaaaaa...?? Kira-kira kalau mau masuk permisi dulu?? Mari Merievew Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan Dinding Sel (Cell Wall) Sebagian besar
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Penelitian penanda genetik spesifik dilakukan terhadap jenis-jenis ikan endemik sungai paparan banjir Riau yaitu dari Genus Kryptopterus dan Ompok. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN
PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa
Lebih terperinci9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI
Menjelajahi Sel sel MENDASAR ORGANISME ILMU BIOLOGI HIRARKI ORGANISASI BIOLOGIS SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN Bagaimana kita mengkaji sel? EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN TEM (transmission electron
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ISOLASI DNA KASAR Disusun Oleh: Nama : Ika Nursa adah NIM : 115040213111009 Kelompok : Kamis, 07.30 WIB Asisten : Sony Eko.P PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan
Lebih terperinciPRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA UNY 2015
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA UNY rizka_apriani@uny.ac.id 2015 ORGANISASI KEHIDUPAN -SEL -JARINGAN Organisasi kehidupan Di dalam ilmu biologi, hidup dapat dipelajari
Lebih terperinciMetode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA
Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinci