PENGUKURAN SIKAP KONSUMEN. Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Departemen IKK, FEMA IPB
|
|
- Devi Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUKURAN SIKAP KONSUMEN Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Departemen IKK, FEMA IPB
2 Pokok Bahasan 1. Model sikap 2. Cara pengukuran sikap
3 TIU Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan sikap dan cara pengukurannya
4 MODEL SIKAP 1. The ABC Model of Attitute 2. Multiattribute Model (Attitude Toward Object Model) Model Fishbein a. Single Componen Atribut Model b. Multiple attribute model 3. Attitude Toward Behavior Model Model Fishbein 4. Theory of Reasoned Action Model (TRA) The Behavioral Intention Model 5. Theory of Planned Behavior Model (TPB) 6. Theory of Trying Model (TT)
5 1. The ABC Model of Attitudes Hawkins, Best dan Cooney(2001) mendesain model konsistensi komponen yang menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen, yaitu : 1. Affective component (feelings) - A Perasaan atau reaksi emosional terhadap objek 2. Behavioral component (response tendencies) konatif B Overall attitude Kecenderungan seseorang dalam merespon beberapa ragam pada objek atau aktivitas kecenderungan respon atau maksud berperilaku 3. Cognitive component (beliefs) C Kepercayaan konsumen terhadap suatu objek
6 1. The ABC Model of Attitudes Tri-partite View of Attitude Affective component (feelings) Cognitive component (beliefs) Overall attitude Behavioral component (response tendencies)
7 1. The ABC Model of Attitudes Cognitive Component (Measuring Beliefs about Specific Attributes Using the Semantic Differential Scale) Diet Coke Strong taste Mild taste Low priced High priced Caffeine free High in caffeine Distinctive in Similar in taste to taste most
8 1. The ABC Model of Attitudes Affective Component (Measuring Feelings about Specific Attributes Using Likert Scales) Strongly Strongly Agree Agree Disagree Disagree I like the taste of Diet Coke. Diet Coke is overpriced. Caffeine is bad for your health. I like Diet Coke.
9 1. The ABC Model of Attitudes Behavioral Component (Measuring Actions or Intended Actions) The last soft drink I consumed was a. I usually drink soft drinks. What is the likelihood you will buy Diet Coke the Definitely will buy the next time you purchase a soft drink? Probably will buy Might buy Probably will not buy Definitely will not buy
10 1. The ABC Model of Attitudes Behavioral Component (Measuring Actions or Intended Actions) The last soft drink I consumed was a. I usually drink soft drinks. What is the likelihood you will buy Diet Coke the Definitely will buy the next time you purchase a soft drink? Probably will buy Might buy Probably will not buy Definitely will not buy
11 2. Model Sikap Multiatribut Pembentukan sikap pada keterlibatan yang tinggi (i.e. standard hierarchy of effects) dijelaskan oleh Multiattribute attitude models) : Mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan kepercayaan tentang atribut untuk membentuk sikap terhadap berbagai alternatif merek, korporasi atau objek lain
12 2. Model Sikap Multiatribut Model multiatribut menekankan adanya salience of atributes (tingkat kepentingan suatu atribut) Sikap terhadap suatu produk ditentukan oleh 2 hal: a) Kepercayaan terhadap atribut (bi) b) Evaluasi pentingnya atribut dari produk (ei) Sikap memiliki sifat multiatribut Sikap terhadap objek didasarkan pada penilaian terhadap atribut-atribut yang berkaitan dengan objek tersebut
13 2. Model Sikap Multiatribut Sikap terhadap objek fungsi dari 3 faktor : 1. Kepercayaan yg menonjol 2. Kekuatan kepercayaan yg menonjol terhadap objek : kemungkinan yang diyakini dari hubungan antar suatu objek dan ciri-cirinya yang relevan Konsumen diminta memberi peringkat dari setiap kepercayaan utama Kekuatan kepercayaan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu kognitif Jumlah kepercayaan utama terhadap objek sikap tergantung pada tingkat keterlibatan (keakraban) konsumen terhadap objek tersebut 3. Evaluasi terhadap kepercayaan utama : mencerminkan seberapa baik konsumen menilai suatu atribut Konsumen diminta menyebutkan rasa suka/tidak suka terhadap setiap kondisi atribut afektif
14 2. Model Sikap Multiatribut Model sikap multiatribut : 1. Model Fishbein 2. Model Angka ideal Model Fishbein dapat menjelaskan 2 jenis sikap berdasarkan objek a. Simple model (a particular brand) b. Multiatribute model
15 2. Model Sikap Multiatribut a. Model Fishbein Simple Model k A b = X i i=1 A b adalah sikap terhadap brand b. X i adalah tingkat kepercayaan atribut i pada brand b
16 2. Model Sikap Multiatribut b. Model Fishbein Model Multiatribut n A0 = b i e i i=1 A0 : sikap terhadap objek (produk, merek, dll) bi : tingkat kepercayaan bahwa objek memiliki atribu ke i ei : evaluasi mengenai atribu ke I : jumlah atribut yang menonjol n
17 2. Model Sikap Multiatribut Model Angka Ideal Ab k A b = W i I i - X i b i =1 : sikap terhadap merek B W : pentingnya atribut I Ii : performansi ideal pada atribut I Xi : kepercayaan tentang performansi aktual merek pada atribut I k : jumlah atribut yang menonjol
18 2. Model Sikap Multiatribut Diet Coke Low price I X High price Sweet taste I X Bitter taste High status I X Low status Low calories IX High calories Atribut Importance Price 10 Taste 30 Status 20 Calories A = (10)(I3-4I)+(30)(I2-6I)+(20)(I3-5I)+(40)(I1-1I)= = (10x1)+(30x4)+(20x2)+(40x0) = 170
19 3. Attitude Toward Behavior Sikap terhadap perilaku n A(act) = b i e i i=1 A(act) : sikap terhadap perilaku tertentu (produk, merek, dll) bi : tingkat kepercayaan bahwa suatu perilaku akan menyebabkan hasil tertentu ei : evaluasi terhadap hasil yang diperoleh : jumlah hasil dimana bi dan ei dihitung n
20 4. The Reasoned Action Model (TRA) Dikembangkan oleh Fishbein dan koleganya untuk memperbaiki kemampuan model sikap terhadap objek dalam memprediksi perilaku konsumen Perilaku berasal dari formasi keinginan spesifik untuk berperilaku Memasukkan norma subjektif : bagaimana orang lain berfikir bahwa mereka harus melakukannya. Penilaian sikap terhadap perilaku pembelian merek itu sendiri dan produk. Penilaian konsekuensi pembelian produk tanpa atau memiliki atribut yang diperhatikan bukan atributnya
21 4. The Reasoned Action Model (TRA) Theory Reasoned Action TRA(Fishbein &Ajzen 1975) : perilaku beli (B) dipengaruhi oleh niat (I) yang selanjutnya dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku (ATB) dan norma subyektif konsumen (SN) Norma Subyektif (SN) dibentuk dari 2 komponen 1. Keyakinan normatif bahwa kelompok/seseorang menginginkan konsumen melakukan suatu perilaku 2. Motivasi individu untuk menuruti keyakinan normatif
22 The Unidimensional View of Attitude Beliefs Attitudes Intentions Behavior Beliefs About Consequences of Engaging in the Behavior(b i ) Evaluative Aspects of Beliefs About Consequences (a i ) Normative Beliefs About What Others Expect (b j ) Motivation to Comply with Normative Beliefs (m j ) Attitude Toward the Behavior (A act ) Subjective Norm (SN) Intentions to Perform the Behavior (I) Overt Behavior (B) Schematic diagram of Fishbein and Ajzen s (1975) Attitude-Behavior Model
23 Theory of Reasoned Action - TRA Reasoned Action Model - Azjen&Fishbein, 1975
24 Behavior EXTERNAL VARIABLES Demographic Variables Age, sex Occupation Socioeconomic status Religion Education Attitudes toward targets Attitude toward people Attitude toward institution Personality traits Introversion Neuroticism Authoritarianism Dominance Beliefs that the behavior leads to certain outcomes Evaluation of the outcomes Belief that specific referents think I should or should not perform the behavior Motivation to comply with the specific referents Attitude toward the behavior Relative importance of attitudinal and normative components Subjective norm Intention
25 4. The Reasoned Action Model (TRA) BI = w1 (A(act) ) + w2 (SN) BI : Behavior Intention A(act) : sikap terhadap perilaku tertentu (produk, merek, dll) SN : Norma sosial w1 &w2 : bobot empiris yang ditentukan oleh statistik regresi
26 4. The Reasoned Action Model (TRA) Norma Subyektif n SN = b i m i i=1 SN : norma subyektif individu terhadap perilaku tertentu bi mi n : keyakinan normatif individu bahwa referensi personal/organisasi menginginkan subyek sikap untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku : motivasi individu untuk menuruti anjuran referensi personal/kelompok : jumlah referensi relefan
27 5. Theory of Planned Behavior (TPB) Theory of Planned Behavior TPB (Ajzen 1987) : perilaku beli (B) dipengaruhi oleh niat (I) yang selanjutnya dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku (ATB), norma subyektif konsumen (SN) dan ditambahkan satu variabel baru yaitu kontrol perilaku yang dirasakan (PCB) PCB : Perceived Control behavior kontrol perilaku yang dirasakan non motivational yang mempengaruhi niat Unsur penilaian perilaku : TACT T : target A : Action C : contect T : time
28 5. Theory of Planned Behavior (TPB) Source: Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, p
29 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban I. Sikap Berwirausaha (kepercayaan) 1. Saya berwirausaha untuk mendapakan penghasilan yang sangat banyak. 2. Saya berwirausaha agar bisa menjadi bos bagi diri sendiri. tidak percaya tidak mungkin percaya mungkin 3. Saya berwirausaha agar mempunyai waktu yang fleksibel. 4. Saya berwirausaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. 5. Saya berwirausaha agar saya menjadi orang yang berani mengambil resiko. 6. Saya berwirausaha untuk mengurangi pengangguran. 7. Saya berwirausaha agar saya menjadi orang yang kreatif. tidak percaya tidak mungkin tidak setuju tidak mungkin tidak setuju percaya mungkin setuju mungkin setuju
30 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban Sikap berwirausaha (evaluasi) 1. Mendapakan penghasilan yang banyak dengan berwirausaha adalah Menjadi bos bagi diri sendiri dengan berwirausaha adalah Mempunyai waktu yang fleksibel dengan berwirausaha adalah Menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha adalah Menjadi orang yang berani mengambil resiko dengan berwirausaha adalah Mengurangi pengangguran dengan berwirausaha adalah Menjadi orang yang kreatif dengan berwirausaha adalah... tidak memuaskan tidak menyenangk an tidak menyenangk an tidak baik tidak menantang tidak baik tidak berharga memuask an menyena ngkan menyena ngkan baik menanta ng baik berharga
31 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban II Norma Subjektif (kepercayaan) 1. Orang yang berpengaruh dalam hidup saya adalah wirausahawan. salah benar 2. Orang yang memotivasi saya menjadi wirausahawan... Norma subjektif (evaluasi) 3. Orang yang penting dalam hidup saya berfikir bahwa saya... berwirausaha 4. Seberapa besar orang yang penting bagi hidup Anda mendorong Anda untuk berwirausaha? Tidak pernah berwirausaha tidak harus tidak mendorong Selalu berwiraus aha harus mendoro ng
32 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban III Kontrol Perilaku yang dirasakan (control belief strength) 1. Saya berwirausaha karena orangtua saya juga berwirausaha. tidak setuju 2. Saya berwirausaha karena saya tidak mendapatkan tidak setuju pekerjaan. 3. Saya berwirausaha karena harus meneruskan bisnis keluarga. 4. Saya berwirausaha karena saya diberikan modal usaha. 5. Saya berwirausaha karena orangtua saya mengizinkan saya untuk menjadi wirausahawan. 6. Saya berwirausaha karena saya mendapatkan warisan yang didapat dari keluarga. tidak setuju tidak setuju tidak setuju tidak setuju setuju setuju setuju setuju setuju setuju
33 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban Kontrol Perilaku yang dirasakan (control belief power) 1. Orangtua saya yang wirausahawan... saya untuk berwirausaha menyulitkan 2. Saya tidak mendapatkan pekerjaan sehingga... saya untuk berwirausaha 3. Saya harus meneruskan bisnis keluarga saya sehingga... saya untuk berwirausaha 4. Saya diberikan modal usaha sehingga... saya untuk berwirausaha 5. Orangtua saya mengizinkan saya menjadi wirausahawan sehingga... saya untuk berwirausaha 6. Saya mendapatkan warisan dari keluarga saya sehingga... saya untuk berwirausaha menyulitkan menyulitkan menyulitkan menyulitkan menyulitkan memuda hkan memuda hkan memuda hkan memuda hkan memuda hkan memuda hkan
34 5. Theory of Planned Behavior (TPB) No Pernyataan Jawaban IV Intensi Berwirausaha 1. Dalam waktu 3 tahun yang akan datang, saya akan berwirausaha tidak menyenan 2. Saya akan mencoba berwirausaha dalam waktu 3 tahun yang akan datang 3. Saya berencana untuk berwirausaha dalam waktu 3 tahun yang akan datang gkan salah tidak setuju menye nangka n benar setuju
35 6. Theory of Trying (TT) Theory of Trying TT (Bagozzi dan Warshaw 1990) Asumsi teori Fishbein : subyek mengetahui dampak suatu perilaku Kenyataannya : tidak semua perilaku dapat diperkirakan dampaknya Untuk menjelaskan hubungan antara niat dan perilaku atau mencapai suatu tujuan, khususnya yang sangat sulit TT menyatakan bahwa model sikap, kriteria perilaku pada TRA harus diganti dengan usaha pencapaian tujuan Perspektif ini mengakui bahwa adanya faktor tambahanmungkin berpengaruh terhadap tujuan dan hambatan kinerja secara personal maupun lingkungan yang mungkin mencegah indiviu untuk mencapai tujuan
36 6. Theory of Trying (TT) Theory of Trying TT (Bagozzi dan Warshaw 1990) Orang mencoba untuk mencapai suatu tujuan peluang : Berhasil telah mencoba Gagal meskipun sudah mencoba 3 komponen sikap TT : 1. Sikap terhadap kesuksesan 2. Sikap terhadap kegagalan 3. Sikap terhadap proses mencoba Diukur dg model Fishbein
37 5. Theory of Trying (TT) b i e i Attitude toward success Expectation of success Frequency of past trying Recency of past trying bj ej Attitude toward failure Attitude toward trying Intention to trying Trying Expectation of failure bk ek Attitude toward process Social norm toward tryingng Source: Solomon. (2002). Theory of Trying
38 5. Theory of Trying (TT) Theory of Trying TT (lanjutan...) 1 Sikap terhadap kesuksesan a. Mencari bi (komponen keyakinan) Apabila saya berhasil lulus tepat waktu, maka saya bangga pada diri sendiri tidak setuju setuju Apabila saya berhasil lulus tepat waktu, maka keluarga saya merasa bangga tidak setuju setuju b. Mencari ei (komponen evaluasi) Merasa bangga dg diri sendiri adalah tdk memuaskan memuaskan Jika keluarga merasa bangga bagi saya tdk memuaskan memuaskan
39 5. Theory of Trying (TT) Theory of Trying TT (lanjutan...) 2 Sikap terhadap kegagalan a. Mencari bi Apabila saya malu terhadap diri sendiri tidak setuju setuju Saya telah mengecewakan keluarga tidak setuju setuju b. Mencari ei Bagi saya, merasa malu terhadap diri sendiri adalah tdk menyenangkan menyenangkan Bila keluarga merasa kecewa, maka bagi saya tdk menyenangkan menyenangkan
40 5. Theory of Trying (TT) Theory of Trying TT (lanjutan...) 3. Sikap terhadap proses mencoba a. Mencari bi Mencoba untuk lulus tepat waktu berarti harus menambah waktu belajar tidak setuju setuju Dosen pembimbing sulit ditemui tidak setuju setuju b. Mencari ei (konsekuensi) Bila waktu, tenaga, piliran & biaya banyak yang terbuang percuma tdk menyenangkan menyenangkan Bila rencana-rencana saya berantakan tdk menyenangkan menyenangkan
PENGUKURAN SIKAP KONSUMEN. Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Departemen IKK, FEMA IPB
PENGUKURAN SIKAP KONSUMEN Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Departemen IKK, FEMA IPB Pokok Bahasan 1. Model sikap 2. Cara pengukuran sikap TIU Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan sikap
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinciTHEORY OF REASONED ACTION
THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap
Lebih terperinciStructural Models of Attitudes
Consumer Attitude Structural Models of Attitudes Freddy Rangkuti Source: SCHIFFMAN & KANUK, Consumer Behavior, Eighth Edition Freddy Rangkuti -1 Attitudes Kecendrungan bertindak secara konsisten (dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein
Lebih terperinciPERTEMUAN ENAM: SIKAP ONSUMEN
PERILAKU KONSUMEN Kode PTE-42 PERTEMUAN ENAM: SIKAP ONSUMEN Rini Dwiastuti & Riyanti 2008 ZOOM Consumer Attitude Formation And Change Attitude-toward Ad Model Consumer Attitude Formation and Change (Schiffman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA
ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerimaan nasabah dalam hal niat menabung mereka pada produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk
Lebih terperinciKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciPerilaku Konsumen Summary Chapter 6
Perilaku Konsumen Summary Chapter 6 by: Deya Putra Errid Hadisyah Putra Kemal Aditya Naufalia Tria Lestari Putri 1. Jelaskan definisi dari attitude! Terdapat dua jenis konsep attitude, jelaskan dan beri
Lebih terperinciGambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014
Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)
9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)
8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) berdampak negatif terhadap produk-produk dalam negeri. Produk-produk dalam negeri akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciAnteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia
Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia Maludin Panjaitan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia Jalan Hang
Lebih terperinciSTUDI BANDING MODEL PENELITIAN PRA PERILAKU DAN MODEL PASKA PERILAKU DENGAN APLIKASINYA DALAM PENELITIAN PERILAKU KONSUMEN
STUDI BANDING MODEL PENELITIAN PRA PERILAKU DAN MODEL PASKA PERILAKU DENGAN APLIKASINYA DALAM PENELITIAN PERILAKU KONSUMEN Paulus Lilik Kristianto Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena
BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan
302 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Pendahuluan Pada bab lima ini disampaikan simpulan hasil penelitian serta kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan keterbatasan penelitian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG Muhammad Saifuddin Gehapasa *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membeli (Rahmah, 2011). Dalam hal ini adalah perilaku membeli Samsung smart
BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Membeli Intensi membeli adalah motivasi atau keinginan yang menunjukkan adanya usaha atau kesiapan seseorang untuk menampilkan perilaku membeli. Semakin besar intensi seseorang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penelitian ini. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Intensi yang
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Intensi yang mengacu pada teori dari Icek
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
Lebih terperinciKUESIONER PLANNED BEHAVIOR
Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunitas Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang menjelaskan tentang arti komunitas. Tetapi setidaknya definisi komunitas dapat didekati melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned. dikemukakan oleh Bandura (2000) tentang seberapa baik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan berpikir. Peneliti memilih teori tersebut dikarenakan beberapa
Lebih terperinciOLEH : MERTHA ARITONANG
OLEH : MERTHA ARITONANG Defenisi Sikap adalah cara seseorang berfikir, merasa, dan bertindak terhadap aspek-aspek lingkungannya Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara
Lebih terperinciTEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT
TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Adalah teori-teori terbentuknya atau terjadinya perilaku. Dengan adanya bermacam-macam teori ini akan mengarahkan intervensi kita
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 jam, selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Kurangnya profesi wirausaha pada masyarakat Indonesia ini dapat
Lebih terperinciPengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior
Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Hawa'im Machrus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Abstract This paper aimed to explain the measurement
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
Lebih terperinciStudi Mengenai Intensi Membuang Sampah di Sungai Cikapundung pada Ibu-Ibu RW 15 Kelurahan Tamansari Bandung. ¹Raisha Ghassani, ²Umar Yusuf
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Membuang Sampah di Sungai Cikapundung pada Ibu-Ibu RW 15 Kelurahan Tamansari Bandung ¹Raisha Ghassani, ²Umar Yusuf 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciAlbari & Anita Liriswati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Abstrak
Hal: 215 239 ANALISIS MINAT BELI KONSUMEN SABUN CAIR LUX, BIORE DAN LIFEBUOY DI KOTAMADYA YOGYAKARTA DITINJAU DARI PENGARUH SIKAPNYA SETELAH MELIHAT IKLAN DI TELEVISI DAN NORMA SUBYEKTIF Albari & Anita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP KONSUMEN DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA SCORPIO DI SURABAYA
PENGARUH SIKAP KONSUMEN DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA SCORPIO DI SURABAYA Oleh : MIFTAHUL MUNIR Dosen Fak. Ekonomi UNISKA ABSTRAK Saat ini banyak sekali bermunculan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis
Lebih terperinciKesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen
55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.
Lebih terperinciII KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta baik swasta maupun negeri, akan menjadikan persaingan sangat ketat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING. untuk menampilkan perilaku memilih/menggunakan homeschooling sebagai jalur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 INTENSI MENGGUNAKAN HOMESCHOOLING Intensi menggunakan homeschooling sebagai jalur pendidikan adalah motivasi atau keinginan yang menunjukkan adanya usaha atau kesiapan seseorang
Lebih terperinciPERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR
PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR Ellen S.W. Tangkudung Fakultas Teknik Universitas Indonesia ellen@eng.ui.ac.id Marcelino Sampouw
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN NASABAH TABUNGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG CILACAP
ANALISIS KEPUASAN NASABAH TABUNGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG CILACAP Amin Budiastuti Farida Jazarianti Dosen Tetap STIE Satria Purwokerto ABSTRACT The aims of this research at examining
Lebih terperinci5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab 4, disertai dengan hubungannya dengan teori penunjang, data-data empiris, hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini dimulai dengan penjelasan mengenai intensi sebagai variabel terikat dalam penelitian ini, kemudian peneliti mencoba menjelaskan sejarah singkat theory of planned behavior
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. DEFINISI KONSEP Tujuan apapun yang dipilih dalam suatu penelitian harus berpijak pada teori dan konsep-konsep yang sudah ada. Teori yang rasional dan sistematis mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan
Lebih terperinciTHEORY OF PLANNED BEHAVIOR: APLIKASI PADA PERUSAHAAN TELEPHONE SELULER. Sri Herlina Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) ABSTRAK
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR: APLIKASI PADA PERUSAHAAN TELEPHONE SELULER Sri Herlina Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) ABSTRAK Kebutuhan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen
2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan ilmu yang melandasi penelitian. Diawali dengan teori mengenai perilaku, Theory of Reasoned Action, Theory of Planned Behavior, metoda, instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB Latar Belakang
BAB 1 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada saat ini, perkembangan informasi dan teknologi sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan informasi yang sangat mudah di dapat membuat
Lebih terperinciPREDIKSI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Telaah Prediksi Bisnis, Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha Menggunakan Pendekatan... (Ratna Listiana Dewanti, dkk.) Volume 15, Nomor 2, Desember 2014 PREDIKSI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPenyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1
BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 19, NO. 2, 2011: 55-69 ISSN: 0854-7108 Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1 Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciANALISIS NIAT BELI ASURANSI JIWA PADA MAHASISWA: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2014, p : 58-66 Vol. 7, No. 1 ISSN : 1907-6037 ANALISIS NIAT BELI ASURANSI JIWA PADA MAHASISWA: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR Novie Astri Pratiwi 1, Hartoyo 1*) 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha tempat perbelanjaan (supermarket) pada saat ini sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha tempat perbelanjaan (supermarket) pada saat ini sangat pesat, sehingga persaingan tempat perbelanjaan sangat kompetitif dengan menawarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,
Lebih terperinciMODEL KONSEPTUAL INTENSI BERWIRAUSAHA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI (TI)
MODEL KONSEPTUAL INTENSI BERWIRAUSAHA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI (TI) Heru Kurnianto Tjahjono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta heruutilitas@yahoo.com Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
2 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen : Intensi merokok 2. Variabel Independen : Norma
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha. Abstrak
Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Kasus Mengenai Intention dan Determinannya Untuk Melakukan Diet Rendah Karbohidrat Disertai Olah Raga Pada Wanita Di Pusat Kebugaran X Bandung. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior
TINJAUAN PUSTAKA Theory of Planned Behavior Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Salah satu teori yang membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teory Planned Behavior (TPB) merupakan teori perluasan teori sebab
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teory Planned Behavior (TPB) Teory Planned Behavior (TPB) merupakan teori perluasan teori sebab akibat (TRA) (Ajzen &Fishbein,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibukota negara Indonesia. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi, yaitu: Jakarta
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 Analisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store di Tunjungan Plaza
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU
10 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Theory of Planned Behavior (TPB) Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai berbagai teori yang terkait dengan sikap kewirausahaan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang menjadi dasar dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Periklanan Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepatu menjadi produk yang sangat digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap perusahaan sepatu bersaing menciptakan produk yang bermutu dan
Lebih terperinci4.1.1 jenis kelamin Data demografis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang pemilih pemula dalam pemilu presiden 2014. Berikut akan dijelaskan perihal profil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa seseorang untuk bisa lebih kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL KEPERILAKUAN TERHADAP NIAT MEMBELI HANDPHONE MEREK NOKIA
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL KEPERILAKUAN TERHADAP NIAT MEMBELI HANDPHONE MEREK NOKIA Sri Herlina Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) ABSTRAK Theory of reasoned action
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau TPB (Theory of Planned Behavior) merupakan pengembangan lebih lanjut dari Teori Perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mencangkup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan teori 2.1.1. Niat beli online (online purchase intention) Dalam sebuah jual beli, salah satu faktor yang penting adalah niat beli. Niat beli dapat menjadi pintu utama
Lebih terperincihidup mandiri sehingga kesehatan seharusnya menjadi
GAMBARAN MENGENAI INTENSI MENERAPKAN POLA MAKAN SEHAT PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI KOS DI BANDUNG Dewisa Priliani Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Pola makan sehat penting dimiliki
Lebih terperinciStudi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung 1) Febby Zoya Larisa, 2) Suhana 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,
Lebih terperinci