Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

Transkripsi

1 Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia Maludin Panjaitan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia Jalan Hang Tuah No. 8, Medan ABSTRACT Entrepreneurship and entrepreneurs have a vital role for economic growth. There are many discussions on how to increase the number of entrepreneurs within a country. Higher education has an important responsibility to educate and motivate young generation to be an entrepreneur. The purpose of this research is to analyze the antecedents of entrepreneurship intentions: attitude toward entrepreneurship subject, subjective norm, and perceived behavioral control. This research was conducted among students in the Faculty of Economics, the Methodist University of Indonesia, employing simple random sampling to select the respondents. The research used a quantitative descriptive method by using a questionnaire, which has been filled out by 83 respondents. The results show that the examined variables have affected the entrepreneurship intentions among students. Theoretical and practical implication will be discussed at the end of the paper. Keywords: attitude toward entrepreneurship, subjective norm, perceived behavioral control, theory of planned behavior PENDAHULUAN Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh berbagai pihak untuk mengatasi masalah pengangguran. Salah satu alternatif cara memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan adalah dengan memberdayakan masyarakat melalui wirausaha. Menggalakkan budaya berwirausaha dalam masyarakat akan mampu membantu membuka lapangan kerja, sehingga dengan terserapnya tenaga kerja akan mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif masyarakat meningkatkan kemandirian ekonomi dengan berwirausaha. Salah satu upaya yang dilakukan oleh dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi adalah, dengan memasukkan mata kuliah Kewirausahaan atau Entrepreneurship dalam kurikulum. Untuk menghasilkan wirausahawan yang baik dan profesional, maka dibutuhkan bekal yang baik pula, sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan pelatihan-pelatihan yang cukup sehingga para generasi muda ini dapat menjalankan usahanya dengan baik dan profesional. Dengan mata kuliah ini, diharapkan para lulusan memiliki niat menjadi wirausaha. Para sarjana diharapkan tidak hanya berorientasi menjadi pegawai atau karyawan, tetapi mampu menjadi pihak yang menerima karyawan dengan cara membuka usaha baru. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah lembaga pendidikan dapat mendorong budaya berwirausaha pada mahasiswa. Perguruan tinggi diharapkan mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu mendorong niat 1

2 masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha. Secara konseptual, niat berwirausaha (entrepreneurial intentions) dapat dijelaskan melalui teori perilaku yang direncanakan (Theory of Planned Behavior/TPB). Teori ini merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude dan subjective norms [1], sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral control [2]. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada niat berwirausaha pada generasi muda dengan menggunakan 3 konstruk teori perilaku yang direncanakan; attitude, subjective norms dan perceived behavioral control. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control terhadap niat berwirausaha (entrepreneurship intentions). Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Pada bagian berikutnya, akan diuraikan tinjauan pustaka sebagai landasan teori yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian, yang akan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai metodologi penelitian. TINJAUAN PUSTAKA Niat adalah sebagai usaha yang disadari untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah didefinisikan secara jelas. Niat merupakan prediktor terbaik untuk melihat dinamika perilaku ([1]. Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Niat merupakan variabel antara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap maupun variabel lainnya [2]. Niat merupakan mediator pengaruh berbagai faktor-faktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku. Di samping itu, niat juga menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, niat menunjukkan seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukannya dan niat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya [3]. Penggunaan teori perilaku tidak dapat dipisahkan dari aspek motivasi berwirausaha atau entrepreneurial intention, artinya kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, dan kewirausahaan dapat menjadi pilihan kerja dan pilihan karir bagi lulusan perguruan tinggi, apabila memang dalam diri mahasiswa ada niat dan motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur [3, 4]. Niat menjadi wirausaha pada mahasiswa ditentukan oleh beberapa faktor, yang bisa dijelaskan dengan Theory of Planned Behavior dengan ketiga dimensinya: attitude, subjective norms, dan perceived behavioural control. 2

3 Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan Hipotesis 1, bahwa sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Sikap (attitude) merupakan dasar bagi pembentukan intensi. Tung [5] mengatakan bahwa attitude toward the behavior is the degree to which a person has a favorable or unfavorable evaluation of a behavior. It depends on the person s assessment of the expected outcomes of the behavior. Di dalam sikap terhadap perilaku terdapat dua aspek pokok, yaitu: keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan individu tentang obyek sikap dapat pula berupa opini individu hal yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya [1]. Evaluasi akan berakibat perilaku penilaian yang diberikan individu terhadap tiap-tiap akibat atau hasil yang diperoleh oleh individu. Apabila menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu, evaluasi atau penilaian ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Dalam beberapa penelitian kewirausahaan sikap berwirausaha dioperasionalkan dalam toleransi risiko, dan berani menghadapi rintangan [3]. Penelitian ini akan mengukur sikap mahasiswa terhadap matakuliah kewirausahaan yang diajarkan di perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirumuskan Hipotesis 2, bahwa sikap mahasiswa terhadap matakuliah kewirausahaan yang diajarkan di perguruan tinggi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Norma subjektif (Subjective norms), yaitu keyakinan individu akan norma, orang sekitarnya dan motivasi individu untuk mengikuti norma tersebut. Dengan kata lain, subjective norm (norma subjektif) merupakan persepsi seseorang tentang pemikiran orang lain yang akan mendukung atau tidak mendukungnya dalam melakukan sesuatu. Tung [5] mengatakan bahwa subjective norm refers to the social pressures perceived by individuals to perform or not to perform the behavior. It relates to the beliefs that other people encourage or discourage to carry out a behavior. Di dalam norma subjektif terdapat dua aspek pokok yaitu: keyakinan akan harapan, harapan norma referensi, merupakan pandangan pihak lain yang dianggap penting oleh individu yang menyarankan individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu serta motivasi kesediaan individu untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain yang dianggap penting bahwa individu harus atau tidak harus berperilaku. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa orang lain mendorong atau menghambat untuk melaksanakan perilaku. Seorang individu akan cenderung melakukan perilaku jika termotivasi oleh orang lain yang menyetujuinya untuk melakukan perilaku tersebut. 3

4 Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan Hipotesis 3, bahwa norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Menurut Wijaya [6] kontrol perilaku merupakan persepsi terhadap kekuatan faktorfaktor yang mempermudah atau mempersulit. Kontrol perilaku, yang merupakan dasar bagi pembentukan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Kontrol perilaku yang dipersepsi merupakan persepi terhadap kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit suatu perilaku. Dalam beberapa penelitian kewirausahaan, kontrol perilaku dioperasionalkan dalam bentuk efikasi diri [7]. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirumuskan Hipotesis 4, bahwa kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada niat mahasiswa berwirausaha dengan menggunakan theory of planned behavior sebagai landasan berpikirnya. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia yang telah mengambil matakuliah Kewirausahaan, atau mereka yang berada di tingkat/semester 6 dan 8 pada Semester Genap tahun ajaran 2016/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Dengan menggunakan teknik simple random sampling, penelitian ini mengambil 100 sampel mahasiswa, namun hanya 83 kuesioner yang layak untuk dianalisis. Dari 83 responden yang dianalisis, rata-rata usia responden adalah 20,45 tahun. Berdasarkan jenis kelamin responden, 28,9% berjenis kelamin laki-laki, dan 71,1% berjenis kelamin perempuan. Diketahui juga bahwa sebanyak 54,2% responden memiiki orang tua yang berwirausaha, sementara sisanya 45,8% tidak bekerja sebagai wirausaha. Terakhir, sebanyak 95,2% responden hanya berkuliah, dan sisanya 4,8% responden selain berkuliah juga bekerja. Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variabel penelitian ini yaitu menggunakan skala ordinal yang menggunakan penilaian untuk setiap jawaban responden mulai dari 1 sampai dengan 5, atau yang juga disebut likert scale. Menurut Sugiyono [9], skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setujutidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah sikap (attitude) terhadap matakuliah kewirausahaan, norma subyektif (subjective norms), dan perceived behavioral control. Variabel sikap memiliki 5 item 4

5 pertanyaan, sebagai contoh matakuliah kewirausahaan sangat penting, kewirausahaan harus diajarkan di Universitas/perguruan Tinggi, dan program pendidikan kewirausahaan dan bisnis di kampus akan membantu siswa memulai bisnis. Variabel norma subyektif memiliki 3 pertanyaan, contohnya anggota keluarga terdekat berpikir bahwa saya harus berkarir sebagai wirausaha, dan teman-teman terdekat saya berpikir bahwa saya harus berkarir sebagai wirausaha. Variabel kontrol perilaku memiliki 5 item pertanyaan, contohnya jika saya mau, saya bisa dengan sangat mudah menjadi wirausaha, bagi saya, menjadi wirausaha akan sangat mudah saya wujudkan, dan sepenuhnya tergantung pada saya, apakah saya menjadi wirausaha/tidak. Variable terikat pada penelitian ini, niat berwirausaha, item pertanyaan-pertanyaan diadopsi dari penelitian Boyd, Fietze, dan Philipsen [8]. Terdapat 7 item pertanyaan niat berwirausaha, misalnya saya siap melakukan apapun untuk menjadi wirausaha, tujuan karir profesional saua adalah menjadi wirausaha, saya bertekad untuk membuat usaha/bisnis, dan saya telah berpikir bahwa wirausaha adalah pilihan karir. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan menjelaskan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis statistika berikut ini akan digunakan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Hasil regresi linier berganda disajikan dan dirangkum pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda F R 2 B SE b p-value Constant 9,233 3,116 0,004 Attitude - - 0,025 0,123 0,838 Subjective norms - - 0,667 0,227 0,004 Perceived behavioral control - - 0,564 0,185 0,003 F 13, R 2 0,342 Sumber: Data primer diolah, 2017 Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0, 342 atau 34,2%. Hal ini berarti bahwa model regresi dari ketiga variabel bebas; attitude, subjective norms dan perceived behavioral control; mampu menjelaskan variasi variabel terikat sebesar 34,20 %, sementara sisanya sebesar 65,80% dijelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model penelitian. Untuk membuktikan hipotesis yang sudah dirumuskan, Hipotesis 1 akan diuji dengan uji-f, sementara itu Hipotesis 2, Hipotesis 3 dan Hipotesis 4 akan diuji dengan Uji-t. Uji-F digunakan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh ketiga variabel bebas terhadap variabel 5

6 niat berwirausaha. Berdasarkan Tabel 1, bahwa p-value lebih kecil dari 5%, dengan demikian Hipotesis 1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas; attitude, subjective norms dan perceived behavioral control; secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat niat berwirausaha. Uji-t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu niat berwirausaha. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang disajikan pada Tabel 1, Hipotesis 3 dan Hipotesis 4 diterima. Artinya, norma subyektif (subjective norms) dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control) masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha (entrepreneurship intentions). Sebaliknya, Hipotesis 2 tidak diterima. Hal ini berarti sikap mahasiswa terhadap matakuliah kewirausahaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. KESIMPULAN Berdasarkan data dan hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Model regresi yang dihasilkan cukup baik, dimana 34,2% variabel bebas mampu menjelaskan variasi variabel terikat, sementara sisanya 65,80% dijelaskan variabel lain di luar model. Hal ini bisa membuka kesempatan untuk penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi variabel-variabel lain yang diduga mampu menjelaskan niat berwirausaha. Berdasarkan uji-f, juga diketahui bahwa ketiga variabel bebas; attitude, subjective norms dan perceived behavioral control; berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Berdasarkan uji-t, variabel subjective norms dan perceived behavioral control berpengaruh positif signifikan terhadap niat berwirausaha. Hal ini sejalan dengan penelitianpenelitian sebelumnya, bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh norma subyektif, artinya seorang individu akan cenderung memiliki niat berwirausaha jika termotivasi oleh orang lain yang menyetujuinya untuk melakukan perilaku tersebut. Demikian juga niat berwirausaha dipengaruhi oleh kontrol perilaku yang dipersepsikan. Artinya bahwa niat berwirausaha pada mahasiswa dipengaruhi oleh persepsi terhadap kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit untuk menjadi wirausaha. Terakhir, hasil analisis menemukan bahwa sikap mahasiswa terhadap mata kuliah kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap niat mahasiswa menjadi wirausaha. Hal ini berarti matakuliah kewirausahaan yang diajarkan di perguruan tinggi masih belum mampu membangkitkan niat mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Hal ini tentu akan perlu menjadi 6

7 perhatian institusi perguruan tinggi dalam pelaksanaan dan penyampaian matakuliah kewirausahaan. Implikasi Melihat kesimpulan yang sudah dikemukan di atas, ada beberapa implikasi praktis dan tindak lanjut dari hasil penelitian ini: Bagi institusi perguruan tinggi, perlu melakukan evaluasi terhadap matakuliah Kewirausahaan yang diajarkan. Inovasi-inovasi pendidikan dan pengajaran matakuliah Kewirausahaan perlu dilakukan melalui, misalnya kuliah tamu, entrepreneurship forum, business plan competition, dan kunjungan industri. Dengan demikian, niat dan motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha akan terdongkrak naik. Sejalan dengan Theory of Planned Behavior, maka perlu diciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif dan mendukung untuk berusaha. Dukungan tersebut bisa berasal dari keluarga, masyarakat serta pemerintah, termasuk oleh lembaga keuangan dan pembiayaan. Dukungan-dukungan tersebut digunakan untuk mewujudkan niat berwirausaha menjadi wirausaha yang sesungguhnya. Saran Penelitian Mendatang Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dimungkinkan bisa mengurangi kekuatan kesimpulan yang telah ditemukan. Pertama, sampel penelitian ini hanya sebanyak 83 responden. Pada penelitian mendatang, diupayakan untuk menambah jumlah responden. Kedua, penelitian ini melihat niat berwirausaha dari sisi theory of planned behavior. Pada penelitian mendatang, bisa diintegrasikan dengan konsep-konsep yang relevan dan diduga berpengaruh terhadap niat berwirausaha, misalnya dari aspek kepribadian (personality), motivasi dan traits model. ACKNOWLEDGEMENT Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Methodist Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Methodist Indonesia, Ir. Pantas Simanjuntak, M.M., dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Marlyna I. Hutapea, S.Kom., M.Kom., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA [1] Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley. 7

8 [2] Azjen, I. (1991, December). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), [3] Wijaya, T. (2009). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 10(2), [4] Sarwoko, E. (2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2), [5] Tung, L. C. (2011). The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Engineering Students. Hongkong: Cityu University of Hongkong. [6] Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(2), [7] Tjahjono, H. K., & Ardi, H. (2008). Kajian Niat Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogjakarta Untuk Menjadi Wirausaha. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, 16(1). [8] Boyd, B., Fietze, S., & Philipsen, K. (2015). Entrepreneurial Intentions and Behaviour of Students Attending Danish Universities. Sønderborg: Department of Border Region Studies University of Southern Denmark. [9] Sugiyono Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta. 8