Volume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:"

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS ADITIF NONKIMIA DALAM MEMPERCEPAT PROSES KRISTALISASI DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI GARAM RAKYAT DI MADURA Haryo Triajie 1, Insafitri 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura Abstrak: Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, produksi garam belum mencukupi. Produksi garam nasional hanya dapat memasok sekitar 60 persen tingkat kebutuhan nasional. Ketidakcukupan tersebut baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Di lain pihak untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri banyak diimpor dari luar negeri, terutama untuk pasokan garam beryodium serta garam industri. Selain itu cuaca merupakan faktor yang paling dominan dalam proses pembuatan garam. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi campuran bahanbahan aditif dengan hasil (kuantitas dan kualitas) paling baik dalam waktu yang singkat dan diperolehnya metode standar produksi garam dengan menggunakan bahan aditif beserta cara mengaplikasikannya. Rancangan penelitian ini menggunakan RAL dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali yakni : P0 = air tua (kontrol positif); P1 = air tua + aditif formulasi 1 + Polibag hitam; P2 = air tua + aditif formulasi 2 + Polibag hitam; P3 = air tua + aditif formulasi 3 + Polibag hitam; P4 = air tua + aditif formulasi 4 + Polibag hitam; dan P5 = air tua + aditif formulasi 5 + Polibag hitam. Dari perlakuan tersebut akan didapatkan 18 perlakuan. Kesimpulan yang didapat yakni perlakuan tidak berpengaruh terhadap kecepatan proses kristalisasi tetapi berpengaruh terhadap berat garam yang dihasilkan dan terbaik adalah pada P3 sebesar 271 g/l (arang aktif rumput laut : arang aktif sekam padi : tepung cangkang 1:1:2) dengan kandungan NaCl tertinggi yakni 98,4%. Kata Kunci: garam, aditif PENDAHULUAN Garam merupakan komoditi strategis sebagai bahan baku industri dan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia. Namun kondisi pergaraman nasional sampai saat ini masih belum kondusif, hal ini terutama karena produksi garam, baik kuantitas maupun kualitas, masih belum mencukupi dan memadai untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Dimana kebutuhan garam nasional sekitar 3 juta ton per tahun terdiri dari atas garam konsumsi 1,5 juta ton dan garam industri 1,5 juta ton sedangkan total produksi garam nasional hanya 1,3 juta ton pertahun, sehingga untuk memenuhi pasar garam konsumsi saja garam rakyat masih belum mencukupi. Apalagi untuk memenuhi Kebutuhan garam industri dengan spesifikasi NaCl diatas 97%, kadar Ca dan Mg dibawah 400 ppm. Untuk garam industri 100% masih diimpor karena garam rakyat masih tidak memenuhi spesifikasi dengan alasan akan merusak peralatan dan maintenance menjadi tinggi karena kadar Magnesium (Mg) yang relatif tinggi disamping kadar NaCl nya yang masih rendah. Pulau Madura dikenal sebagai daerah penghasil garam konsumsi nasional terbesar di Indonesia. Produksi garam ratarata di Madura tidak kurang dari ton/tahun dan mampu menyumbang sekitar 70% dari total produksi garam Propinsi Jawa Timur. Jumlah produksi tersebut dihasilkan dari areal produksi dengan luas total mencapai hektar. Luas areal produksi se Madura meliputi hektar milik PT Garam yang tersebar di empat kabupaten se Madura dan garam rakyat seluas hektar di Kabupaten Sumenep, 975 hektar di Kabupaten Pamekasan, hektar di Kabupaten Sampang dan sekitar 70 hektar di Kabupaten Bangkalan (Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Kelautan Pesisir dan Pulaupulau Kecil, 2010). Kebutuhan garam nasional sejak tahun 2007 hingga 2010 meningkat ratarata 1,045% dengan total kebutuhan pada tahun 2010 sebesar ton. Jumlah total kebutuhan garam tersebut terbagi menjadi ton untuk kebutuhan garam konsumsi, ton untuk industri pangan, ton untuk pengeboran minyak, ton untuk aneka kebutuhan dan ton untuk kebutuhan garam industri (Kementerian Perindustrian, 2010). Total produksi garam nasional pada tahun 2010 hanya mampu 95

2 memenuhi 46,9 % dari kebutuhan garam nasional, sehingga perlu dipenuhi dari garam impor dari negara lain seperti Australia dan India. Proses produksi garam di Indonesia pada umumnya dilakukan secara tradisional, dengan menguapkan air laut dengan energi panas matahari (solar salt). Air laut dengan kadar garam rata rata 2,5% NaCl, diuapkan secara terusmenerus sampai kondisi jenuh dan membentuk kristalkristal garam. Metode tradisional ini dirasakan belum mampu memberikan hasil yang memuaskan, baik dari segi kuantitas produksi maupun kualitas. Dari segi kuantitas, metode tradisional belum mampu memproduksi garam untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Dari segi kualitas, produksi garam dengan metode tradisional tidak laku dijual ke industri karena kualitasnya masih di bawah Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar garam industri. Garam hasil produksi nasional hanya laku untuk kebutuhan garam konsumsi saja, karena kualitas garam produksi nasional dengan metode tradisional paling tinggi menghasilkan 9497% NaCl (K1), padahal untuk industri (utamanya CAP) membutuhkan garam dengan kualitas 98 99,6% NaCl (Sabatin 2000). Produksi garam dengan cara tradisional sangat bergantung pada iklim cuaca di areal produksi. Musim yang kurang baik (kemarau basah) pada musim produksi tahun 2010 ini, menyebabkan terhambatnya proses produksi garam nasional. Cuaca yang tidak menentu dan berakibat pada penurunan produktivitas garam, membuat petani garam dihadapkan pada kenyataan bahwa pendapatannya jauh berkurang. Produksi garam nasional pada tahun 2010 turun 90 persen akibat produksi garam lokal Madura berkurang karena cuaca pada tahun 2010 tidak menentu (kemarau basah). Presidium Asosiasi Petani Garam Bahan Baku (Aspegab) Madura, mengatakan bahwa prediksi penurunan produksi itu terjadi karena produksi garam lokal Madura berkurang akibat sering turun hujan. Maka dari itu Madura sebagai pemasok garam terbesar di Indonesia untuk penyediaan garam konsumsi nacional akan mempengaruhi penurunan produksi pada skala produksi garam nasional. Oleh karena itu, sangat penting adanya pengembangan teknologi yang tepatguna, efektif, efisien, serta ramah lingkungan untuk mendapatkan garam dalam waktu relatif singkat dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik melaui penambahan zat aditif garam yang diharapkan mampu mempercepat proses pengkristalan garam diluar musim atau tepatnya pada saat curah hujan cukup tinggi sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi garam. Melalui teknologi baru dengan menambahkan aditif ke dalam air laut yang akan dijadikan garam sehingga proses produksi lebih cepat dan dengan demikian dalam suatu volume lahan dapat menghasilkan produksi garam yang berlipat ganda. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian dengan fokus pada halhal berikut ini : 1). melakukan studi literatur apa dan bagaimana pengaruh bahan aditif pada kelarutan elektrolit (garam NaCl). 2). menemukan formulasi bahan aditif garam yang dapat berpengaruh pada kelarutan elektrolit, dengan tujuan dapat mempercepat terjadinya pengendapan/terbentuknya kristal garam dan garam yang dihasilkan tidak mengandung bahanbahan berbahaya dan (dapat diterima Standar Nasional Indonesia). 3). ditemukannya metode terbaik dalam aplikasi aditif pada produksi garam, untuk mendapatkan kuantitas (usuran ton/tahun) dan kualitas (visual = usuran kristal besar dan warna putih bersih) produksi garam serta aman (melalui uji klinis) untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan output sebagai berikut: 1). Ditemukannya formulasi campuran bahanbahan aditif dengan hasil (kuantitas dan kualitas) paling baik. 2). Diperolehnya metode standar produksi garam dengan menggunakan bahan aditif dan cara mengaplikasikannya. METODE Penelitian ini dilaksanakan di desa Padelegan kabupaten Pamekasan pada selama 4 bulan atau saat musim produksi garam yakni terhitung sejak Juli sampai dengan Oktober Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuannya sebagai berikut: P0 = air tua 1 L (kontrol positif); P1 = air tua + aditif formulasi 1 + Polibag hitam; P2 = air tua + aditif formulasi 2 + Polibag hitam; P3 = air tua + aditif formulasi 3 + Polibag hitam; P4 = air tua + aditif formulasi 4 + Polibag hitam; P5 = air tua + aditif formulasi 5 + Polibag hitam. 96

3 Tabel 1: Alat dan Bahan Penelitian Nama alat dan bahan Kegunaan Satuan Petakan percobaan Pelapis petakan percobaan Menghaluskan rumput laut Menghaluskan cangkang bivalvia Mengukur salinitas/kadar garam Mengukur ph air Mengukur intensitas cahaya Bahan garam Bahan aditif Nampan plastik berukuran 30 cm x 35 cm Polybag plastik warna hitam halus Blender Mortar Baumeter / Refraktometer ph pen Lux meter Air tua 24 Arang rumput laut, arang sekam dan tepung cangkang lux o Be G Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan wadah dimana tiaptiap wadah diberi air tua dimana sebelumnya air tua tersebut sudah dicampur aditif atau aditif diberikan pada saat bersamaan dengan pemberian air tua. Kemudian pembuatan aditif yang diawali dengan menyiapkan bahan pembuatan aditif meliputi : rumput laut, cangkang kerang, dan sekam yang kemudian masingmasing dijadikan arang aktif terlebih dahulu kemudian dihaluskan hingga menjadi tepung dan dicampur menjadi satu kecuali cangkang kerang tidak diarangkan. Dalam pembuatan formulasi, bahanbahan yang telah digiling menjadi tepung arang selanjutnya ditimbang sesuai dengan formulasi yang ada pada tiaptiap perlakuan, setelah bahanbahan tersebut ditimbang, maka dilakukan proses pencampuran. Proses pencampuran dilakukan dalam wadah, pada saat bahan dicampur dilakukan pengadukan, hal ini bertujuan untuk menghomogenkan dari aditif garam tersebut hingga penampakannya merata. Adapun adalah berturutturut formulasi 1 perbandingan arang aktif rumput laut : arang aktif sekam padi : tepung cangkang 1:1:1; formulasi 2 yakni 1:2:1; formulasi 3 yakni 1:1:2; formulasi 4 yakni 2:1:1; dan formulasi 5 yakni 2:1:2 dimana berat yang dicampur per formulasi bahan adalah 0,7g. Setelah semua bahan aditif yang sudah siap untuk diaplikasikan, ditimbang sesuai dengan perbandingan volume air. Pada penelitian ini volume air yang digunakan adalah 1 Liter per perlakuan. Monitoring atau pemantauan terhadap kemajuan pada pembuatan garam dimulai dari hari pertama yaitu pada saat air dialirkan kedalam meja kristalisasi serta pencampuran aditif garam, monitoring meliputi suhu, boume air serta ketinggian air didalam meja kristalisasi. Suhu air garam diukur dengan menggunakan thermometer, yaitu dengan cara termometer tersebut dicelupkan kedalam air dan dilihat suhu yang ditunjukkan oleh tingginya air raksa yang berada pada termometer, pengukuran suhu ini bertujuan untuk mengetahui suhu air pada meja kristalisasi, hal ini berkaitan erat dengan besarnya penguapan yang terjadi, yaitu jika suhunya tinggi maka penguapan juga tinggi dan sebaliknya. Sedangkan untuk mengukur berat jenis air yaitu dengan menggunakan Boumeter, kinerja alat tersebut yaitu dengan mengisi alat boumeter dengan air garam, kemudian dilihat ketinggian alat tersebut. Pengukuran atau pengamatan terhadap parameter fisika dan kimia dilakukan setiap hari yaitu pagi, siang dan sore meliputi : suhu, ph dan intensitas cahaya. Sedangkan pengamatan yang dilakukan satu hari sekali meliputi: jumlah pengendapan kristal garam, kadar o Be dan pengamatan visual tentang proses terjadinya pengendapan atau penggumpalan. Uji kandungan mineral berupa Na +, Mg + dilakukan terhadap garam yang dihasilkan dilakukan dengan EDAX dan AAS. Uji kualitas garam meliputi: kandungan NaCl, Bobot garam (rendemen) dan penentuan kriteria garam berdasarkan sifat fisiknya sesuai dengan SNI No /REV2000 meliputi: bau, rasa dan warna (Depperin, 2010). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lokasi penelitian. Untuk mengetahui apakah perlakuan aditif memberikan pengaruh nyata terhadap kecepatan proses pengkristalan dan berat garam, maka digunakan analisa keragaman atau uji F sesuai dengan rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) Faktor tunggal. Data yang diperoleh dianalisis dengan software SAS 6.12, apabila berpengaruh nyata dilakukan uji Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5 %. 97

4 Untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan hasil yang dipengaruhi menggunakan analisis regresi dengan tujuan untuk menentukan sifat dari fungsi regresi yang memberikan keterangan mengenai pengaruh perlakuan yang terbaik pada respon. Data mengenai kualitas air, kondisi udara dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar, selanjutnya dianalisis secara deskiptif untuk mengetahui pengaruh aditif terhadap pembentukan kristal garam yang dihasilkan. Pembuatan dan formulasi aditif Pembuatan Air Tua Persiapan Wadah Penelitian Perlakuan pembuatan garam dengan teknologi Aditif Pengukuran di lapang: suhu air, ph air, kelembapan udara, intensitas cahaya matahari, o Be, Kristal Penimbangan, Kualitas garam sesuai SNI (warna, bau, rasa), Uji Mineral Logam Gambar 1. Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran kualitas dan kuantitas garam berupa waktu pembentukan kristal garam, jumlah, dan warna kristal garam hingga waktu panen serta kandungan NaCl disajikan pada Tabel 2. Tabel 2: Kualitas Hasil Garam No. Perlakuan Waktu pemben tukan kristal garam (hari) Waktu panen (hari) Ratarata jumlah garam yang dihasilkan (gr) Warna 1 P ,0 Putih bersih 2 P ,7 Putih kusam 3 P ,0 Putih kusam 4 P ,3 Putih kusam Putih 5 P ,7 kehitaman Putih 6 P ,3 kehitaman Ratarata NaCl (%) 96,3 97,8 97,5 98,4 97,7 98,2 Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan kristal garam dan panen dari semua perlakuan sama namun jumlah, dan warna kristal garam yang dihasilkan dari semua perlakuan berbeda. Pada penelitian ini, air tua yang digunakan memiliki kadar garam 24 o Be. Proses penggaraman dilakukan dengan panas matahari. Semua perlakuan pada hari ke0 (4 jam setelah memasukkan air) air tua telah membentuk butiranbutiran kristal garam dan saat panen hari ke6, jumlah garam yang dihasilkan berbeda. Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh terhadap berat garam yang dihasilkan. Hasil analisis uji lanjut 98

5 menunjukkan P0, P1, P2, P4 dan P5 tidak berbeda nyata, tetapi P3 berbeda nyata dengan P0, P2 dan P5. Semua perlakuan menghasilkan garam berkisar antara 208 g/l271 gr/lt. Hasil penelitian Efendy et al (2011), garam dengan campuran ramsol (aditif) menghasilkan garam sebanyak 5 kg, 9 kg dan 10 kg dalam 1200 L air tua (sekitar 4 g/l, 7,5 g/l dan 8 g/l dalam waktu ±19 hari. Triajie et al (2011) dengan menggunakan alat evaporasi menghasilkan 2 g/ 250 ml selama 2,5 jam (air laut muda dengan kadar garam 34 % o ) dan 3 gr/ 200 ml selama 1 jam (air tua 2 o Be). Kristal garam yang dipanen memiliki warna yang berbedabeda. Warna garam pada P0 lebih putih dibanding dengan yang lainnya, karena tidak ada campuran apapun sehingga air tua tidak berubah warna. Untuk P1, P2, P3, P4 dan P5 tidak memiliki warna putih seperti pada P0. Hal ini disebabkan adanya campuran yang mengakibatkan air tua keruh. Adapun bahan campuran tersebut adalah arang rumput laut dan sekam sehingga sangat berpengaruh menjadikan air tua tidak bersih dan mengakibatkan hasil garam kotor atau agak kehitaman. Dan garam yang paling kotor terdapat pada P5 karena jumlah bahan tambahan yang diberikan lebih banyak dibanding yang lainnya. Menurut Lindawati (2006) kriteria warna garam berdasarkan SNI adalah putih normal. Hasil analisis sidik ragam untuk jumlah berat kristal garam yang dihasilkan menunjukkan nilai F hitung > F tabel perlakuan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap berat garam. Proses pembuatan garam dengan menambahkan arang rumput laut, arang sekam dan tepung cangkang bivalvia memberikan pengaruh kualitas dan kuantitas garam. Kandungan NaCl berkisar antara 96,3%98,4%, berdasarkan hasil analisis sidik ragam dimana nilai F hitung > F tabel menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap nilai kandungan NaCl. Hasil pengukuran kualitas air berupa ph air menunjukkan kisaran antara 7,4 7,7, hal ini menunjukkan air tua yang digunakan untuk dijadikan garam baik dikonsumsi. Menurut Victoria (2010) ph tubuh manusia adalah 7,35 sehingga untuk ph air yang dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 8,5. Hasil pengukuran suhu air tertinggi pada siang hari terjadi pada hari ke 5 yaitu sebesar 43 o C karena pada waktu tersebut cuaca sangat cerah dan tidak mendung sehingga cahaya yang diterima optimal. Menurut Pratignja dan Wartoyo (2006) besarnya intensitas cahaya atau sinar matahari yang diterima suatu daerah mempengaruhi nilai suhu pada daerah tersebut. Sedangkan Haslan (1995) menjelaskan bahwa meningkatnya suhu mengakibatkan peningkatan reaksi kimia, viskositas, evaporasi dan voltalitas. Kadar garam awal adalah 24 o Be. Kenaikan kadar garam pertama terjadi pada hari ke1 yaitu 26 o Be, pada hari ke3 menjadi 27 o Be dan pada hari ke6 kadar garam sudah mencapai 29 o Be, sehingga harus dilakukan pemanenan. Proses pembuatan garam yang baik agar memperoleh kandungan NaCl tinggi, air tua yang akan dijadikan kristal garam harus bernilai antara 25 o Be29 o Be karena apabila air tua yang digunakan kadar garamnya < 25 o Be maka gips (kalsium sulfat) akan banyak mengendap dan apabila air tua tersebut bersalinitas >29 o Be maka magnesium akan banyak mengendap. Sehingga apabila salinitas telah mencapai 29 o Be maka garam siap untuk dipanen. Perubahan kadar garam terjadi akibat penguapan (evaporasi) dan penguapan terjadi akibat suhu serta intensitas cahaya yang tinggi. Suhu serta intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan H 2 O menguap. Martha (2010) menyebutkan, selama proses evaporasi, viskositas larutan akan mengalami kenaikan karena meningkatnya konsentrasi. Semakin tinggi viskositas cairan tingkat sirkulasi akan menurun sehingga menurunkan koefisien transfer panas dan proses penguapan sedikit lebih lama agar salinitas terus naik. Sedangkan intensitas cahaya saat penelitian berkisar antara lux. Nur (2010) menyebutkan bahwa siang hari intensitas cahaya matahari yang diterima lebih besar karena posisi matahari tepat diatas atau tegak lurus ke bawah sehingga cahaya yang diberikan optimal sebab matahari lebih dekat Besarnya intensitas cahaya matahari yang diterima tidak sama untuk setiap tempat dan waktu salah satunya karena tergantung pada jarak antara bumi dan matahari. Pada pagi dan sore hari intensitas cahaya yang diterima lebih sedikit karena jarak bumi dan matahari lebih jauh. Hal ini menyebabkan proses penguapan pada siang hari lebih besar karena suhu merupakan faktor yang mempengaruhi penguapan dan suhu dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. 99

6 Kelembaban udara berkisar antara 49%80%, tertinggi terjadi pada pagi hari dan terendah terjadi pada sore hari, hal ini dikarenakan suhu udara akibat matahari. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu, pada siang hari kelembaban nisbi berangsurangsur turun kemudian pada sore sampai menjelang pagi bertambah besar. Tinggi air awal penelitian adalah 1 cm dan pada hari ke5 tinggi air menurun menjadi 0,2 cm dan hampir semua air tua berubah menjadi kristal garam. Peningkatan suhu udara akan mengurangi volume cairan pada wadah pengkristalan. Pada hari ke3 mulai terjadi penurunan tinggi air sedikit demi sedikit sampai pada hari ke5. Penguapan tertinggi terjadi pada hari ke2 sebanyak 0,2 cm dengan suhu pada siang hari sebesar 40 o C dan intensitas cahaya sebesar lux. Martha (2010) menyebutkan bahwa, evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya besarnya suhu, lama evaporasi, dan tekanan yang digunakan. Semakin tinggi suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat dan semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin menurun tinggi air. Diakhir penelitian (hari ke6) tidak semua air tua membentuk kristal garam, tiap perlakuan sisa air tua ini berkadar garam 29 o Be dan merupakan air sisa yang sudah tidak dapat lagi digunakan karena memiliki kandungan NaCl semakin rendah dan garam magnesium yang tinggi dan air ini memiliki rasa yang pahit. Jumlah sisa air (air bittern) berkisar antara 48 ml250 ml. Ini berarti air sisa ini hanya berkisar 5%25% dari air tua yang dimasukkan pada awal perlakuan yakni 1 liter per perlakuan. KESIMPULAN Kuantitas dan kualitas garam dipengaruhi oleh aditif tetapi tidak berpengaruh pada kecepatan kristalisasi. Perlakuan terbaik P3 dengan formulasi arang rumput laut : arang sekam : tepung cangkang 1:1:2. Daftar Pustaka Efendy, M Garam Madura. Pamekasan: Biru Laut Haslan River Pollution and Ecological Perspective. Lindawati Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Pemanasan Terhadap Kadar Iodium Dalam Garam Beriodium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Martha, RJ Evaporasi. Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Nur, E Pengertian Evaporasi. Diakses 15 maret 2011 Pratignja, S dan Wartoyo SP Dasar Hortikultura. Surakarta: Universitas Sebelas maret Sabatin, O Salt Production and Processing in Jordan. In Proceedings, 8th World Salt Symposium (Salt 2000), R Geertman, ed. Elsevier Science B.V., Amsterdam, Vol. 1, pp Triajie, H Teknologi Pengolahan Garam Sederhana Dalam Memperbaiki Perekonomian Petani Garam. Bangkalan: Universitas Trunojoyo Madura Victoria Filter Air Minum yang Sehat. http//victoria.com. Diakses pada tanggal 04 Januari 2012 Corresponding authors address: haryo_unijoyo@yahoo.com 100

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT 1 Mahfud E, 2 Rahmad F. Sidik, 1 Haryo T 1 Prodi Ilmu Kelautan UTM, 2 Prodi TIP UTM e-mail: mahfudfish@gmail.com Abstrak Garam merupakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan KANDUNGAN NaCl DAN H 2 O GARAM RAKYAT PADA MEDIA PENYIMPANAN BERBEDA St. Aisyah 1), Mahfud Effendy 2), dan Haryo Triajie 3) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK PEMODELAN DINAMIKA SISTEM EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT DI PESISIR SELAT MADURA (STUDI KASUS KONVERSI LAHAN GARAM TRADISIONAL MENJADI LAHAN GARAM GEOMEMBRAN) Zainul Hidayah Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dan termasuk negara ke 2 dengan garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia selama ini juga dikenal sebagai negara penghasil garam

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA Arwiyah 1, Muhammad Zainuri 1, dan Mahfud Efendy 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA Muhammad Zainuri 1, Khoirul Anam 2, Aliffia Putri Susanti 2 1 Dosen Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN R.I

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN R.I SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN R.I. PADA ACARA ACARA PENYERAPAN GARAM LOKAL DI JAWA TIMUR OLEH ASOSIASI INDUSTRI PENGGUNA GARAM INDONESIA SAMPANG, 17 APRIL 2015 Yang Terhormat : 1. BupatiKabupatenSampang;

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Januari 2016, bertempat di Screen House B, Rumah Kaca B, dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim Berbasis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim Berbasis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil REKRISTALISASI AIR TUA GARAM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK GARAM RAKYAT Dr. Bagiyo Suwasono 1, Ali Munazid MT 1, Prof. Dr. Sapto J. Poerwowidagdo 2 1. Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, FTIK

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan LAMA PENCAHAYAAN MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DENGAN METODE RAKIT APUNG Haryo Triajie, Yudhita, P, dan Mahfud Efendy Program studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 20-26 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares KONVERSI TONASE AIR DENGAN BERAT GARAM YANG TERBENTUK

Lebih terperinci

PRODUKSI GARAM INDONESIA

PRODUKSI GARAM INDONESIA PRODUKSI GARAM IDOESIA o A 1.1 eraca Garam asional eraca garam nasional merupakan perbandingan antara kebutuhan, produksi, ekspor, dan impor komoditas garam secara nasional dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alam sebagai penghasil garam. Secara geografis, Indonesia kaya akan sumber daya mineral. Indonesia juga merupakan salah satu negara maritim

Lebih terperinci

KEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL. Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016

KEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL. Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016 KEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016 OUTLINE I. PENDAHULUAN II. III. IV. KONDISI SAAT INI PERMASALAHAN PROGRAM AKSI I. PENDAHULUAN 1. Industri garam merupakan industri

Lebih terperinci

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo Nanang Kasim Pakaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Februari 2016. Bertempat di screen house B, rumah kaca B dan laboratorium ekologi dan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata, IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

VI. KERAGAAN USAHA GARAM RAKYAT DI DAERAH PENELITIAN

VI. KERAGAAN USAHA GARAM RAKYAT DI DAERAH PENELITIAN 63 VI. KERAGAAN USAHA GARAM RAKYAT DI DAERAH PENELITIAN 6.1. Deskripsi Petani Responden Petani reponden hampir semuanya merupakan petambak ikan di musim hujan. Petambak ikan inilah yang mengembangkan usaha

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN Oleh: RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN. Vita Ageng Mayasari (347). Riansyah Lukman (348) I.. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 8. km merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring, BAB III METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Magelang dan Laboratorium FMIPA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Febuari 2016 di Screen house Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan 2. Tenaga Pengajar di jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Negeri Gorontalo

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan 2. Tenaga Pengajar di jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Negeri Gorontalo 1 ANALISIS MUTU GARAM TRADISIONAL DI DESA SIDUWONGE KECAMATAN RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Nanang Kasim Pakaya, Rieny Sulistijowati, Faiza A Dali ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI RIZQI RIZALDI HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Studi literatur merupakan input dari penelitian ini. Langkah kerja peneliti yang akan dilakukan meliputi pengambilan data potensi, teknik pemanenan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 11 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Screen House B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Maret

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK

IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK H. Susanto. N. Rokhati, Gunawan Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garam merupakan komoditas vital yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk dikonsumsi maupun untuk kegiatan industri. Permintaan garam terus meningkat seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA

STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA Arwiyah, Muhammad Zainuri, Mahfud Efendy Program Studi Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM

Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM 1 Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM 2 Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan evaporasi dan destilasi air laut lebih khususnya suatu alat evaporasi- destilasiterdiri daripenggabungan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya petani agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Petani dapat meningkatan produksi pertanian dengan menyediakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik terdiri dari luas daratan 1.91

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan

Lebih terperinci

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian produk garam lokal, sehingga memenuhi standar sebagai garam untuk konsumsi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. IV METODOLOGI 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1 31 Mei 2012 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. 4.2 Materi Penelitian

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. B. Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas Disusun Oleh : PANDHU BAHARI 2304 100 122 FARID RAHMAWAN 2304 100 115 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir. Achmad Roesyadi, DEA Laboratorium Teknik Reaksi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma 21 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma Paspalum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk Indonesia yang cukup pesat menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan juga semakin banyak. Perkembangan tersebut terlihat pada semakin meningkatnya jenis

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Gambar 2 Lokasi penelitian dan pohon contoh penelitian di blok Cikatomas.

Gambar 2 Lokasi penelitian dan pohon contoh penelitian di blok Cikatomas. 21 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Lapangan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam satu blok, yaitu di petak penelitian permanen teknologi penyadapan getah pinus (blok Cikatomas) dengan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES DAN PERALATAN BUMBU MASAKAN KHAS ACEH INTISARI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES DAN PERALATAN BUMBU MASAKAN KHAS ACEH INTISARI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES DAN PERALATAN BUMBU MASAKAN KHAS ACEH Penelitian pengembangan peralatan dan proses pembuatan bumbu masakan khas Aceh telah dilaksanakan di Baristand Industri Banda Aceh. Fokus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.) Cangkang kijing lokal yang diperoleh dari danau Teratai yang terdapat di Kec. Mananggu Kab. Boalemo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2012 Januari 2013. Penelitian dilaksanakan di PT. MEGA INTEGRATED FARM Kp. Lemah Nendeut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi yang pada umumnya mengacu pada kualitas garam. Kebutuhan

BAB I. PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi yang pada umumnya mengacu pada kualitas garam. Kebutuhan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam rakyat Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan pengusaha/perusahaan pengguna garam sebagai bahan dasar. Dalam pemasaran garam rakyat di

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%,

Lebih terperinci