Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
|
|
- Yanti Sudirman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan KANDUNGAN NaCl DAN H 2 O GARAM RAKYAT PADA MEDIA PENYIMPANAN BERBEDA St. Aisyah 1), Mahfud Effendy 2), dan Haryo Triajie 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura 2, 3) Dosen Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX. 2 Kamal Bangkalan Telp: (031) ; Fax : (031) ABSTRAK Media penyimpanan garam rakyat yang berbeda dapat mempengaruhi kandungan NaCl dan H 2 O, sehingga kemunduran mutu garam yang disimpan dapat ditekan serendah-rendahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan garam dengan media penyimpanan berbeda terhadap mutu garam rakyat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu penyimpanan terbuka (kontrol), penyimpanan plastik, karung putih, dan karung biru dengan penyimpanan selama 30 hari. Parameter penelitian ini yaitu kadar NaCl, H 2 O (SNI 3556 Tahun 2010), bobot, kelembaban, dan suhu udara. Analisa data kadar NaCl, H 2 O, dan bobot menggunakan Analysis Of Varians (ANNOVA) dan uji Tukey. Penyimpanan dengan media berbeda berpengaruh terhadap mutu garam rakyat. Media penyimpanan garam dengan karung putih lebih baik dibandingkan kontrol (media terbuka) dengan kadar NaCl tertinggi dan bobot yang tidak mengalami penurunan yang signifikan. Kandungan H 2 O terendah terdapat pada media penyimpanan plastik. Kata kunci: Garam, NaCl, H 2 O, dan media penyimpanan garam ABSTRACT The differences of medium for salt storage influence NaCl and H 2 O, thus the decrease of storaged salt quality could be decreased as low as possible. This research aim to explore the effect of medium in salt storage on salt quality. This research use to completed random design with 4 tretaments are opened storage (control), using plastic, white cover, and blue cover for duration 30 days. The parameters are the content of NaCl, H 2 O, (SNI 3556 of 2010), weight, moisture, and air temperature. These parameters are analyzed byanalysis Of Varians (ANNOVA) and Tukey. The salt storage is using different medium significantly impacts on its quality. The storage system white cover storage while better than control (opened storage) resultd in highest content of NaCl and unaltered weight. Then, the lowest content H 2 O is plastic storage system. Keywords: salt, NaCl, H 2 O, and medium of salt storage 680
2 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 PENDAHULUAN Pulau Madura adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan. Secara geografis pulau Madura sebelah utara, timur dan selatan berbatasan dengan laut Jawa, sedangkan sebelah barat langsung berbatasan dengat selat Madura. Berdasarkan letak geografisnya, pulau Madura sangat berpotensi untuk bidang industri garam. Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang merupakan kabupaten penghasil garam terbesar di pulau Madura. Permintaan garam yang meningkat oleh industri menyebabkan petani garam mengembangkan teknologi-teknologi dalam proses pembuatan garam, salah satu teknologi yang digunakan adalah penggunaan geomembran dan keramik untuk alas pada tambak yang berfungsi untuk mendapatkan garam kualitas sangat baik. Petani garam masih mempunyai banyak masalah yang memerlukan perhatian dan penanganan yang berkaitan dengan permasalahan garam rakyat. Permasalahan tersebut meliputi teknologi produksi, mutu, penyimpanan, pemasaran, dan persaingan penggunaan lahan (Sarlam 1986). Permasalahan penyimpanan garam akan berpengaruh terhadap mutu garam, sehingga beberapa pihak dirugikan. Wadah, tempat, dan waktu penyimpanan garam merupakan salah satu faktor yang terpenting, hal ini disebabkan sirkulasi udara dan kadar air dapat mempengaruhi kandungan garam (Sunariyah 1999). Peningkatan kadar air pada garam mempengaruhi kandungan NaCl. Semakin tinggi kadar air maka senyawa yang lain akan menurun termasuk NaCl. Waktu, tempat, kadar air, suhu, dan kelembaban merupakan faktor teknik yang dapat dikendalikan dalam suatu kegiatan penyimpanan, sehingga kemunduran mutu garam yang disimpan dapat ditekan serendah-rendahnya (Broto dan Heny 2009). Teknologi yang digunakan dalam produksi garam sangat berpengaruh terhadap mutu garam. Media penyimpanan yang dilakukan masyarakat menggunakan karung berwarna putih dan dibiarkan terbuka. Penyimpanan tersebut dibutuhkan penelitian yang dapat memberikan informasi dengan media penyimpanan berbeda terhadap kualitas garam. Maka dari itu dibutuhkan suatu solusi agar penanganan garam untuk mendapatkan mutu yang baik tidak hanya pada saat produksi, akan tetapi juga dilakukan pada saat pasca produksi yaitu proses penyimpanan. Cara penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologi, perlakuan pendahuluan, perlakuan kimia, tempat dan media penyimpanan. Penelitian ini hanya memfokuskan pada media penyimpanan garam yang berbeda. Penyimpanan garam dengan media yang berbeda dapat mempengaruhi kandungan garam (NaCl dan kadar air), sehingga merugikan petani garam, maka dari itu dibutuhkan penelitian untuk mengethui pengaruh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penyimpanan garam dengan media berbeda terhadap mutu garam rakyat. Petani garam dapat memanfaatkan media penyimpanan garam yang tidak berpengaruh terhadap mutu garam rakyat. 681
3 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Pebruari 2013 di Kabupaten Sampang dengan mengambil garam rakyat. Analisa dilakukan di laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trumojoyo Madura. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah garam rakyat berbentuk krosok, yang diambil di dusun Tajung Kelurahan Polagan Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Produksi garam dilakukan dengan metode madures, dan dipungut terakhir pada bulan Desember Tahun Penyimpanan garam terdiri dari 3 perlakuan yaitu P0 (tanpa wadah/terbuka) sebagai kontrol positif, P1 (plastik), P2 (karung warna putih), dan P3 (karung warna biru). Sampel disimpan di tempat semi tertutup (pada tempat yang memiliki atap dengan sisi-sisi terbuka dengan ukuran 8 x 4,5 x 3,5 m). Garam yang sudah ditimbang diletakkan pada lantai semen dalam kondisi kering dan bersih. Perlakuan penyimpanan dilakukan selama 30 hari. Sumber data yang digunakan terdiri dari 2 jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengujian garam untuk menentukan kandungan NaCl, dan kadar air dengan analisa sebanyak 2 kali selama 30 hari, yaitu diawal dan diakhir penelitian. Pengujian NaCl dilakukan dengan mengambil sampel garam sebanyak 50 gram tiap ulangan, dan pada pengujian kadar air sampel garam diambil sebanyak 2 gram tiap ulangan. Pengujian dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Kadar NaCl dihitung dengan rumus: Kadar NaCl bahan asal = Keterangan: V = adalah volume AgNO3 yang diperlukan pada penitaran (ml) N = adalah normalitas AgNO3 (N) Fp = adalah faktor pengenceran, W = adalah bobot contoh uji (mg). Penghitungan kadar air dihitung dengan rumus: Kadar air Keterangan : b : Berat crus porselin dengan sampel sebelum dioven c : Berat crus porselin dengan sampel setelah dioven a : Berat crus porselin. Data sekunder didapatkan dari pengukuran suhu, kelembaban udara, dan bobot garam. Suhu dan kelembaban udara pengukurannya dilakukan sehari dua kali pada jam pagi dan sore dengan menggunakan alat higrometerthermometer clock, dan pengukuran bobot garam dilakukan sehari 1 kali. Data dianalisa untuk mengetahui pengaruh penyimpanan pada media berbeda terhadap mutu garam. 682
4 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar NaCl Hasil pengukuran penyimpanan garam terhadap kadar NaCl memiliki data yang berbeda (Tabel 1). Penyimpanan garam dilakukan selama 30 hari dengan 4 perlakuan yaitu penyimpanan dengan wadah terbuka, plastik, karung putih, dan karung biru. Pengukuran kadar NaCl dilakukan pada awal dan akhir penyimpanan. Hari pertama pengukuran kadar NaCl memiliki nilai 68,143%. Tabel 1. Hasil analisa kadar NaCl hari terakhir Ulangan 683 Perlakuan Po (%) P1 (%) P2 (%) P3 (%) 1 88,75 92,13 85,76 80, ,47 89,71 89,97 93, ,66 90,26 97,87 91,14 Rata-Rata 88,63 90,70 91,20 88,50 Berdasarkan Tabel 4.2, perlakuan karung warna putih memiliki nilai kadar NaCl lebih baik yaitu 91,20%, sedangkan terkecil pada perlakuan karung warna biru yaitu 88,50%. Penyimpanan dengan terbuka (kontrol) memiliki nilai yang tidak lebih baik dibandingkan dengan ketiga perlakuan yaitu 88,63%. Hasil kadar NaCl (68,143%) pada awal penelitian mengalami peningkatan pada akhir penyimpanan. Kontrol, dan ketiga perlakuan mengalami peningkatan yang tinggi setelah dilakukan penyimpanan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyimpanan ini. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar NaCl, karena sig > 0,05 (p=0,843), hal ini dikarenakan tinggi rendahnya kadar NaCl dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas air laut, zat pengotor dan cara pembuatan (Hidayat 2011). Berdasarkan SNI /REV/2000 kriteria garam baik NaCl memiliki nilai 94,7%, sehingga garam pada penelitian ini tidak sesuai dengan standar SNI. Purbani (2006) mengklasifikasikan kandungan NaCl garam dalam kategori baik sekali (>95%), baik (90-95%) dan sedang (80-90%). Penelitian ini menghasilkan garam dengan kadar NaCl beragam. Penyimpanan terbuka memiliki nilai NaCl 88,63% dan 88,50% penyimpanan dengan karung warna biru sehingga kadar NaCl pada garam tersebut termasuk dalam kategori sedang. Penyimpanan plastik dan karung warna putih memiliki kadar NaCl yaitu 90,70% dan 91,20% sehingga kadar NaCl pada garam tersebut termasuk dalam kategori baik. Nilai kadar NaCl yang tinggi setelah dilakukan penyimpanan dapat disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya kondisi lingkungan, suhu, zat pengotor, kadar air, dan kelembaban (Sarlam 1986). Penyimpanan dengan terbuka masih mengalami sirkulasi udara yang membawa pengaruh terhadap suhu dan kelembaban. Penelitian ini dilakukan pada musim hujan yang menjadi salah satu faktor
5 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan tingginya nilai kadar NaCl setelah dilakukan penyimpanan. Penyimpanan dengan karung warna putih memiliki kadar NaCl lebih baik dikarenakan sirkulasi udara masih menembus pori-pori karung. Warna putih yang bersifat terang dapat memantulkan panas, sehingga kelembaban nisbi rendah dan dapat medegradasi unsur tidak jenuh di dalam garam. Pencairan air di dalam garam dapat membawa zat pengotor yang berupa larutan garam tak jenuh, sehingga dapat menaikkan kadar NaCl. Kadar H 2 O Hasil pengukuran penyimpanan garam terhadap kadar H 2 O memiliki data yang berbeda (Tabel 2). Penyimpanan garam dilakukan selama 30 hari dengan 4 perlakuan yaitu penyimpanan dengan wadah terbuka, plastik, karung putih, dan karung biru. Pengukuran kadar H 2 O dilakukan pada awal dan akhir penyimpanan. Hari pertama pengukuran kadar H 2 O memiliki nilai 6,361%. Tabel 2. Hasil analisa kadar H 2 O pada hari terakhir Ulangan Perlakuan Po (%) P1 (%) P2 (%) P3 (%) 1 7,320 5,334 7,681 7, ,160 5,142 6,489 6, ,269 5,434 6,181 6,509 Rata-Rata 7,583 5,303 6,784 6,808 Berdasarkan Tabel 2, nilai kadar H 2 O yang tertinggi pada penyimpanan terakhir terdapat pada perlakuan penyimpanan karung putih yaitu 6,784%, sedangkan terkecil pada perlakuan dengan penyimpanan plastik yaitu 5,303%. Nilai kadar H 2 O pada ketiga perlakuan tidak lebih baik dibandingkan dengan kontrol yaitu dengan penyimpanan terbuka (7,583%). Hasil kadar H 2 O pada awal peneilitian dibandingkan dengan akhir penelitian sebagian mengalami kenaikan yaitu pada perlakuan dengan penyimpanan karung putih, dan karung biru. Kontrol pada penelitian ini juga mengalami kenaikan pada kadar H 2 O yaitu 7,583%. Hasil sidik ragam pada uji pengaruh penyimpanan terhadap kadar H 2 O tidak memberikan pengaruh nyata karena sig > 0,05 (p=0,079). Hal ini dikarenakan sifat higroskopis garam yang mudah menyerap air menjadi salah satu faktor meningkatnya kadar H 2 O pada peneilitian ini (Sarlam 1986). Kadar H 2 O pada garam menentukan kualitas garam yang dihasilkan. Lingkungan tempat penelitian akan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Suliha (2012) mengatakan bahwa suhu dan kelembaban akan meningkatkan kadar air pada garam. Penyimpanan terbuka memiliki kadar H 2 O lebih tinggi dikarenakan suhu dan kelembaban udara bersentuhan langsung dengan garam, sehingga garam dapat meresap maupun mengeluarkan air dengan mudah. Penyimpanan dengan menggunakan plastik memiliki nilai kadar H 2 O lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan karung putih dan biru. Hal ini dikarenakan udara tidak dapat masuk menembus pori-pori plastik. Karung biru maupun karung putih memiliki rongga untuk dilalui oleh udara yang 684
6 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 mempengaruhi kelembaban dan suhu di dalamnya. Suhu dan kelembaban dipengaruhim oleh tempat dan waktu (Suliha 2012). Kadar H 2 O menurut SNI maksimal 7,0 yang terkandung dalam garam. Penyimpanan garam terbuka memiliki nilai melebihi standar SNI yaitu 7,583%. Penyimpanan garam menggunakan plastik, karung putih, dan biru kadar H 2 O tidak melebihi standar SNI yaitu 5,303%, 6,784%, dan 6,808%. Suatu bahan pada kelembaban dengan nisbi tinggi dapat menyerap air, sedangkan nisbi rendah dapat mengeluarkan air (Sarlam 1986). Siang hari memiliki kelembapan nisbi berangsurangsur turun kemudian pada sore sampai menjelang pagi bertambah besar. Keadaan suhu dan kelembaban di dalam plastik akan menjadi konstan dan cenderung memiliki nisbi rendah, sehingga mengeluarkan air akan tetapi tidak dapat menyerapnya kembali. Faktor lingkungan akan menjadi pengaruh bertambahnya kadar H 2 O pada garam. Lingkungan dengan curah hujan tinggi dapat menyebabkan kelembaban dengan nisbi tinggi dan mengakibatkan penyerapan air bertambah (Purbani 2006). Bobot Akhir Garam Hasil pengukuran penyimpanan garam terhadap bobot memiliki nilai yang berbeda (Gambar 1). Penyimpanan garam dilakukan selama 30 hari dengan 4 perlakuan yaitu penyimpanan dengan wadah terbuka, plastik, karung putih, dan karung biru. Pengukuran bobot dilakukan setiap hari dengan menimbang garam pada waktu pagi hari. Bobot garam awal yang akan diteliti pada setiap perlakuan yaitu 1500 gram. Bobot garam terakhir yang terberat terdapat pada perlakuan penyimpanan plastik dengan ulangan 1 yaitu 1531 gram (Gambar 1). Perlakuan karung biru ulangan 3 memiliki nilai bobot terendah yaitu 1409,4 gram. Kontrol memilki bobot akhir yang lebih rendah dari ketiga ulangan. Perbandingan berbeda terjadi antara kontrol dan perlakuan (plastik, karung putih, dan biru). Perlakuan mengalami kenaikan bobot akhir setelah dilakukan penyimpanan. Gambar 1. Grafik bobot akhir garam selama 30 hari Hasil analisa sidik ragam mengatakan bahwa penyimpanan berpengaruh nyata terhadap bobot akhir garam, karena sig = 0,000 (p<0,05). Uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) mendapatkan perbedaan antara kontrol (terbuka) terhadap kedua perlakuan (karung putih dan biru). Hasil uji lanjut menyatakan bahwa penyimpanan karung putih memiliki bobot akhir lebih berat dibandingkan dengan kontrol (terbuka) 685
7 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan dan karung biru. Uji lanjut membedakan 2 kelompok yaitu kelompok A pada penyimpanan tebuka, sedangkan kelompok B pada penyimpanan plastik, karung warna putih dan biru (Gambar 1). Kelompok pertama memiliki bobot lebih rendah dibandingkan kelompok pertama dengan nilai yaitu 1435,8 gram. Kelompok kedua memiliki nilai bobot beragama yaitu penyimpanan plastik 1509,7 gram, karung biru 1513,2 gram, dan karung putih 1523,2 gram. Penyimpanan karung putih memiliki bobot terberat yaitu 1523,2 gram dibanding dengan penyimpanan yang lain pada kelompok kedua. Bobot garam ditimbang setiap hari dilakukan pada pagi hari bersama dengan pengambilan data suhu dan kelembaban yaitu pukul wib. Bobot pada penyimpanan terbuka mengalami penurunan pada akhir penelitian untuk ketiga ulangan. Penurunan bobot akhir penelitian mengalami penurunan sebanyak ± 300 gram. Hal ini dikarenakan, penyimpanan terbuka dengan suhu dan kelembaban di pagi hari mengalami nisbi rendah mengakibatkan air maupun zat kimia garam yang tidak jenuh dapat keluar (Sarlam 1986). Penyimpanan dengan plastik memiliki bobot akhir yang lebih berat dengan nilai rata-rata 1514,3 gram. Hal ini dikarenakan, pori-pori pada plastik tidak dapat ditembus keluar oleh beberapa zat dan air tidak jenuh garam. Zat tidak jenuh tersebut dapat terserap kembali oleh garam (higroskopis) ketika pada malam hari dengan kelembaban nisbi tinggi (Suliha 2012), sehingga bobot pada pagi hari waktu garam ditimbang mengalami kenaikan. Penyimpanan garam terbuka, karung putih, dan karung biru tidak memiliki bobot akhir yang lebih berat dari pada penyimpanan plastik, karena penyimpanan terbuka mengalami pencairan zat penting tidak jenuh yang terdapat pada garam di siang hari dan tidak diserap kembali di malam hari. Pori-pori penyimpanan dengan karung dapat mengeluarkan zat tidak jenuh garam dan tidak dapat diserap kembali. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Bobot Garam Hasil pengukuran suhu dan kelembaban memiliki nilai yang berbeda. Suhu dan kelembaban mempengaruhi proses pembuatan dan penyimpanan garam (Sarlam 1986). Suhu dan kelmbaban pada penelitian ini mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan curah hujan dan panas matahari selama penelitian berlangsung berbeda-beda. Curah hujan rendah dapat menaikkan suhu udara yang ada di sekitar lokasi penelitian. Kelembaban nisbi tinggi terjadi pada saat suhu rendah, hal ini terjadi pada penelitian hari ke-4 tanggal 29 Januari Suhu dan kelembaban berbanding terbalik. Semakin tinggi suhu udara maka semakin rendah nisbi kelembabannya, dan sebaliknya semakin rendah shun udara maka semakin tinggi nisbinya. Tanggal 17 Februari 2013 hari ke-23 terjadi suhu rendah, hal ini dikarenakan cuaca hujan di pagi hari dan matahari tidak bersinar. Kejadian tersebut menyebabkan kelembaban udara menjadi tinggi. Bobot garam mengalami perubahan setiap hari seiring perubahan suhu dan kelembaban. Jika suhu rendah dan kelembaban tinggi, maka garam akan menyerap air 686
8 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 di udara sehingga kadar H 2 O meningkat. Sarlam (1986) mengatakan bahwa bobot, dan kadar H 2 O garam dipengaruhi oleh suhu dan kelmbaban. Hal ini terjadi pada hari ke-10, bobot garam penyimpanan terbuka mengalami kenaikan seiring dengan tingginya kelembaban dan suhu yang rendah. Kenaikan bobot garam tersebut dikarenakan zat tidak jenuh di dalam garam kembali terserap (higroskopis). Bobot garam terendah terjadi pada akhir penelitian, karena suhu pada akhir penelitian mengalami kenaikan dan kelembaban nisbi rendah. Komposisi Garam Pada Penyimpanan Berbeda Hasil pengujian kadar NaCl dan H 2 O garam terhadap komposisi garam memiliki nilai persentase yang berbeda. Pengujian kadar NaCl dan H 2 O garam dilakukan selama 30 hari dengan beberapa perlakuan penyimpanan. Pengujian komposisi garam ini dilakukan diawal dan akhir penelitian (Gambar 2 dan 3). Gambar 2. Komposisi garam (awal) Hasil pengujian kadar NaCl dan H 2 O garam terhadap komposisi garam pada akhir penelitian memiliki nilai persentase yang berbeda. Komposisi garam pada penyimpanan berbeda memiliki nilai komposisi garam yang beragam. Komposisi garam dengan penyimpanan terbuka pada akhir penelitian memiliki nilai yang berbeda dengan komposisi garam pada awal penelitian. Perbedaan komposisi garam dengan penyimpanan terbuka memiliki nilai NaCl lebih baik, kadar H 2 O lebih tinggi, akan tetapi zat lain-lain lebih rendah dibandingkan dengan komposisi awal penelitian (Gambar 3). Gambar 3. Komposisi garam (penyimpanan terbuka) Persentase kadar NaCl dan H 2 O terhadap komposisi garam memiliki perbedaan antara awal dan akhir peneilitian. Komposisi garam pada penyimpanan berbeda 687
9 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan memiliki nilai komposisi garam yang beragam. Komposisi garam pada akhir penelitian dengan penyimpanan plastik memiliki nilai yang berbeda dengan komposisi garam pada awal penelitian. Perbedaan komposisi garam dengan penyimpanan plastik memiliki nilai NaCl lebih baik, kadar H 2 O lebih rendah, dan zat lain-lain lebih rendah dibandingkan dengan komposisi awal penelitian (Gambar 3). Gambar 4. Komposisi garam (penyimpanan plastik) Persentase kadar NaCl dan H 2 O terhadap komposisi garam memiliki perbedaan antara awal dan akhir peneilitian. Komposisi garam pada penyimpanan berbeda memiliki nilai komposisi garam yang beragam. Komposisi garam pada akhir penelitian dengan penyimpanan karung warna putih memiliki nilai yang berbeda dengan komposisi garam pada awal penelitian. Perbedaan komposisi garam dengan penyimpanan karung warna putih memiliki nilai NaCl lebih baik, kadar H 2 O lebih tinggi, dan zat lain-lain lebih rendah dibandingkan dengan komposisi awal penelitian (Gambar 5). Gambar 5. Komposisi garam pada penyimpanan karung warna putih Hasil pengujian kadar NaCl dan H 2 O garam terhadap komposisi garam pada akhir penelitian memiliki nilai persentase yang berbeda. Komposisi garam pada penyimpanan berbeda memiliki nilai komposisi garam yang beragam. Komposisi garam dengan penyimpanan kaarung warna biru pada akhir penelitian memiliki nilai yang berbeda dengan komposisi garam pada awal penelitian. Perbedaan komposisi garam dengan penyimpanan karung warna biru memiliki nilai NaCl lebih baik, kadar H 2 O lebih tinggi, akan tetapi zat lain-lain lebih rendah dibandingkan dengan komposisi awal penelitian (Gambar 6). 688
10 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 Gambar 6. Komposisi garam (penyimpanan karung warna biru) KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dengan media karung putih lebih baik dibandingkan dengan kontrol (media terbuka). Hal ini dikarenakan memiliki kadar NaCl tertinggi dan bobot yang tidak mengalami penurunan sangat signifikan. UCAPAN TERIMAKASIH Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian skripsi di Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua beserta staf laboratorium Ilmu Kelautan dan laboratorium dasar Universitas Trunojoyo Madura, dan Bapak Haryo Triajie, S.Pi.,M.Si selaku pemberi dana dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, R Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan Air Tawar dengan Mengunakan Energi Matahari. [Skripsi] Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Purbani, D Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Periakanan Republik Indonesia Sarlam, L Sifat Fisika-Kimia dan Daya Tahan Garam Rakyat. [Skripsi] Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Suliha, S Efektivitas Tepung Rumput Laut, Tepung Cangkang Bivalbia, dan Serbuk Batang Tembakau dalam Mempercepat serta Meningkatkan Kualitas pada Produksi GaramRakyat. [Skripsi] Jurusan Ilmu Kelautan fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 689
PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT
PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT 1 Mahfud E, 2 Rahmad F. Sidik, 1 Haryo T 1 Prodi Ilmu Kelautan UTM, 2 Prodi TIP UTM e-mail: mahfudfish@gmail.com Abstrak Garam merupakan
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA Arwiyah 1, Muhammad Zainuri 1, dan Mahfud Efendy 1 1 Program Studi
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA
STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA Arwiyah, Muhammad Zainuri, Mahfud Efendy Program Studi Ilmu Kelautan
Lebih terperinciHUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA
HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA Muhammad Zainuri 1, Khoirul Anam 2, Aliffia Putri Susanti 2 1 Dosen Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciVolume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:
EFEKTIFITAS ADITIF NONKIMIA DALAM MEMPERCEPAT PROSES KRISTALISASI DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI GARAM RAKYAT DI MADURA Haryo Triajie 1, Insafitri 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam
Lebih terperinciAnalisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo
Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo Nanang Kasim Pakaya,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September
16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis
Lebih terperinciDESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG
DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Fanrico Sanjaya Tambunan*, Muhammad Edisar, Juandi M Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciZainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK
PEMODELAN DINAMIKA SISTEM EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT DI PESISIR SELAT MADURA (STUDI KASUS KONVERSI LAHAN GARAM TRADISIONAL MENJADI LAHAN GARAM GEOMEMBRAN) Zainul Hidayah Dosen
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciJOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :
JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 20-26 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares KONVERSI TONASE AIR DENGAN BERAT GARAM YANG TERBENTUK
Lebih terperinciRANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN
Oleh: RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN. Vita Ageng Mayasari (347). Riansyah Lukman (348) I.. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 8. km merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN
HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN Novi Indriyawati, Indah Wahyuni Abida, Haryo Triajie Jurusan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciPEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau
40 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012
26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan
14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2010 di Laboratorium Agrostologi, Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan tentang Pengaruh Konsentrasi Tawas Pembaluran dan Perendaman Terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kriteria yaitu warna, kenampakan, tekstur, rasa, dan aroma. Adapun hasil
Nilai Organoleptik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Organoleptik Ikan Tongkol Asap Uji organoleptik/mutu hedonik ikan tongkol asap dinilai berdasarkan pada kriteria yaitu warna, kenampakan, tekstur,
Lebih terperinciKata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan
LAMA PENCAHAYAAN MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DENGAN METODE RAKIT APUNG Haryo Triajie, Yudhita, P, dan Mahfud Efendy Program studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara
KTSP & K-13 Kelas Geografi ATMOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kelembapan udara. 2. Memahami curah hujan dan kondisi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi
Lebih terperinciIII.TATA CARA PENELITIAN
III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan Pellet Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan pertumbuhan serangga pada pellet yang disimpan. Ruang penyimpanan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
23 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan Mengetahui kondisi lingkungan tempat percobaan sangat penting diketahui karena diharapkan faktor-faktor luar yang berpengaruh terhadap percobaan dapat diketahui.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciDESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO
DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO Miftachul Ulum 1*, Diana Rahmawati 2, Rofidi Kamil 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA
PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA Oleh : Mulyanef, Burmawi dan Muslimin K. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat, sejalan dengan
Lebih terperinciGambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai
Lebih terperinciPENGARUH MASA PERAWATAN (CURING) MENGGUNAKAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON
PENGARUH MASA PERAWATAN (CURING) MENGGUNAKAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON Elia Hunggurami (eliahunggurami@yahoo.com) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil, FST Undana Sudiyo Utomo (diyotomo@gmail.com)
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik terdiri dari luas daratan 1.91
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas
26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2015. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinci1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan 2. Tenaga Pengajar di jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Negeri Gorontalo
1 ANALISIS MUTU GARAM TRADISIONAL DI DESA SIDUWONGE KECAMATAN RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Nanang Kasim Pakaya, Rieny Sulistijowati, Faiza A Dali ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Pembacaan nilai suction Hasil pengamatan diperoleh grafik hubungan waktu dan nilai suction di lapangan (lihat Gambar 4.). Pada titik A (Zf m) cenderung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Penyimpanan adalah salah satu tindakan pengamanan yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk. Penyimpanan pakan dalam industri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciPENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen
Lebih terperinciPERUBAHAN NILAI DESORPSI PRODUK KAKAO FERMENTASI PADA BERBAGAI SUHU DAN KELEMBABAN
PERUBAHAN NILAI DESORPSI PRODUK KAKAO FERMENTASI PADA BERBAGAI SUHU DAN KELEMBABAN Sri Widata Dosen DPK Pada Politeknik LPP Yogyakarta E-mail: swidhata@yahoo.co.id ABSTRAK Kakao merupakan produk yang dapat
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Metode Percobaan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Bioproses
Lebih terperinciMETODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 89-95 (2002) Komunikasi (Communication) METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium
14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pascapanen Jurusan Teknik Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian di Kecamatan Natar Lampung Selatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciPENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG
PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Muhammad Edisar 1), Usman Malik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau 28293, Indonesia 1) e-mail : edisar_m@yahoo.com
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian
Lebih terperinciKarakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017
Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak
20 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober 2009. Pembuatan ekstrak rimpang rumput teki dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia,
Lebih terperinciCara membuat Hujan Buatan
Cara membuat Hujan Buatan di 22:33 Diposkan oleh roby sagita Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010 : 21 26 PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA EFFECT OF ACTIVATOR IN THE MAKING OF ACTIVATED CARBON FROM COCONUT
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus) Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, pengamatan laju pertumbuhan Kappaphycus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR. Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya
PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya Kajian Penetapan Kadar Air Pada Berbagai Metode Penghancuran Benih Jarak
Lebih terperinciGambar 1. Lahan pertanian intensif
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL)
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat
20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.
Lebih terperinci