BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK
|
|
- Ridwan Suhendra Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30 yang disimpan selama satu bulan dalam suhu kamar (29ºC). Selama satu bulan dilakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap dua formula tersebut untuk mengetahui formula yang terbaik dan sesuai dengan standar. A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK Penentuan formula bertujuan untuk mendapatkan formula lipstik yang baik. Fungsi dari setiap bahan yang akan digunakan perlu diketahui sebelum membuat formulasi lipstik dapat dilihat Tabel VII. Tabel VII. Fungsi bahan-bahan yang digunakan Nama Bahan Fungsi Larut air Propilenglikol Pelarut, humektan Pewarna pangan merah rasberri Pewarna Larut minyak Minyak jarak Emolien, pendispersi warna Lemak cokelat Memberi kelembutan pada bibir Carnauba wax Meningkatkan titik leleh lipstik Lemak cokelat digunakan untuk memberi kehalusan pada kulit bibir. Selain itu lemak cokelat dapat berfungsi untuk mencegah efek kekeringan, memberi lapisan pada bibir dan meningkatkan daya dispersi pigmen (Okayani, 1990). 30
2 31 Minyak jarak dapat digunakan untuk mendispersikan warna secara merata. Minyak jarak mempunyai viskositas yang tinggi yang sangat menguntungkan dalam pengaturan warna lipstik, mengurangi kotoran dan tingkat kelenturan. Viskositas yang tinggi dapat menghambat proses pembasahan pigmen karena tegangan permukaan menjadi tinggi (Balsam et al, 1974). B. PEMBUATAN SEDIAAN LIPSTIK Proses pembuatan lipstik dilakukan dengan cara memanaskan carnauba wax dan 2/3 lemak cokelat di atas waterbath listrik suhu 70-85ºC. Memakai suhu tersebut agar carnauba wax cepat melebur karena suhu lebur carnauba wax yang tinggi yaitu ±85ºC akan memakan waktu lama apabila suhu yang digunakan di bawah suhu tersebut. Lemak cokelat yang dipanaskan 2/3 bagian terlebih dahulu karena lemak cokelat mempunyai sifat polimorfisme atau keberadaan zat tersebut dalam berbagai bentuk kristal. Menurut Ansel (1989), bila lemak cokelat dicairkan pada suhu melebihi suhu minimumnya lalu segera didinginkan maka hasilnya berbentuk kristal metastabil (suatu bentuk kristal) dengan titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur lemak cokelat. Waktu tunggu hingga campuran basis padat tadi melebur semua digunakan untuk melapisi cetakan dengan parafin cair dan membuat campuran basis cairnya yaitu pewarna pangan merah rasberri dilarutkan dalam propilenglikol hingga larut tetapi dalam pencampurannya pewarna pangan merah rasberri kurang larut sempurna dalam propilenglikol. Selanjutnya ditambahkan minyak jarak sedikit demi sedikit diaduk hingga tercampur merata (campuran 2).
3 32 Setelah carnauba wax dan 2/3 lemak cokelat melebur (campuran 1) ditambahkan campuran 2 ke dalam campuran 1 tetap pada suhu 70-85ºC walaupun campuran 2 terdapat pewarna sediaan, karena pewarna sediaan yang digunakan merupakan pewarna sintetis yang aman dan pastinya lebih stabil menurut FAO Indonesia (2007) serta tahan terhadap suhu pemanasan. Lalu diaduk hingga melebur semua dan tercampur merata. Dalam pembuatan tidak diberi pengawet karena menurut Handbook of Pharmaceutical Excipients (2009) propilenglikol sudah berfungsi sebagai pengawet serta komponen yang digunakan sebagian besar adalah minyak dan lemak yang sifatnya asam kemungkinan sulit ditumbuhi mikroorganisme. Setelah tercampur merata dituangkan ke dalam cetakan yang sudah dilapisi dengan parafin cair agar sediaan lipstik tidak lengket dan mudah dilepaskan dari cetakan. Kemudian dimasukkan ke dalam almari pendingin hingga padat. Setelah padat, sediaan dikeluarkan dari cetakan lalu disimpan dalam wadah yang berbeda antara Formula I dan Formula II selama satu bulan atau empat minggu pada suhu kamar (29ºC). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan sifat fisis sediaan lipstik meliputi uji organoleptis, homogenitas, dan suhu leleh, pemeriksaan kimia yaitu uji ph, serta uji iritasi dan uji kesukaan. 1. Pemeriksaan Sifat Fisis Sediaan Lipstik a) Homogenitas Sediaan C. EVALUASI SEDIAAN LIPSTIK
4 33 Pemeriksaan homogenitas sediaan bertujuan mengetahui sediaan lipstik tercampur merata dilihat dari tercampur meratanya basis dan pewarna yang digunakan dalam pembuatan sediaan lipstik dan tidak memperlihatkan butirbutir kasar. Data pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel VIII. Tabel VIII. Data Hasil Pemeriksaan Homogenitas Sediaan Lipstik Formula Minggu ke F1 KH KH KH KH KH F2 KH KH KH KH KH Keterangan : KH = Kurang Homogen Hasil pemeriksaan homogenitas secara visual dan melalui pengolesan sediaan menunjukkan sediaan lipstik kurang homogen karena masih terdapat bintik-bintik pewarna dapat dikatakan kurang memenuhi standar. Kemungkinan hal ini disebabkan zat pewarna tidak terdispersi dengan baik dalam formula lipstik, salah satu penyebabnya yaitu sifat dari pewarna yang larut dalam air, tidak bisa menyatu dengan baik bersama minyak jarak karena adanya tegangan permukaan antara air dan minyak, sehingga masih terbentuk gumpalan pigmen serperti pasir (gritty). Penambahan surfaktan kemungkinan dapat mengatasi tegangan permukaan yang terjadi. b) Uji Organoleptis Stabilitas sediaan dilihat dari pengamatan organoleptis sediaan lipstik yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan secara organoleptis selama penyimpanan dari hari ke hari pada suhu kamar (29ºC). Pengamatan organoleptis meliputi warna, aroma, bentuk yang dapat diamati secara visual dengan panca indera. Pengamatan organoleptis dilakukan pada minggu ke- 0,
5 34 1, 2, 3, hingga minggu ke- 4. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel IX. Hasil pengamatan organoleptis terhadap dua formula lipstik selama 4 minggu ternyata stabil atau dengan kata lain tidak mengalami perubahan baik dari segi bentuk, warna dan bau. Bentuk dari sediaan lipstik padat sedikit berongga, diduga ada udara yang terjebak di dalam cetakan karena penuangannya yang terlalu cepat, seharusnya penuangannya perlahan-lahan dan kontinyu. Tabel IX. Data Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Lipstik Formula Pemeriksaan Minggu ke Bentuk PSB PSB PSB PSB PSB F1 Warna MT MT MT MT MT Bau C C C C C Bentuk PSB PSB PSB PSB PSB F2 Warna MT MT MT MT MT Bau C C C C C Keterangan : PSB: Padat Sedikit Berongga MT: Merah Tua C : Coklat c) Uji Suhu Leleh Uji suhu leleh bertujuan untuk mengukur suhu awal sediaan meleleh. Pada pengujian ini, suhu yang dicatat adalah suhu pada saat sediaan mulai meleleh. Data pengujian suhu leleh kedua formula dapat dilihat pada Tabel X. Tabel X. Data Pengujian Suhu Leleh Suhu Leleh (ºC)±SD Formula Minggu 0 Minggu 4 FI 52,133±0,404 51,5±0,5 FII 54,033±0,153 53,367±0,252 Keterangan : Formula I : Lipstik dengan basis lemak cokelat : minyak jarak (60:40) Formula II : Lipstik dengan basis lemak cokelat : minyak jarak (70:30)
6 35 Gambar 1. Nilai suhu leleh lipstik Dari Tabel X dapat diamati bahwa lipstk Formula II memiliki nilai suhu leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan Formula I namun kedua formula tersebut sama-sama mengalami penurunan suhu leleh. Diduga karena suhu ruangan penyimpanan tidak dikendalikan dan terkadang terkena sinar matahari. Pengaruh suhu dapat menyebabkan kepadatan atau ketegaran lipstik menjadi berkurang karena basis di dalam lipstik terpengaruh oleh suhu. Nilai suhu leleh yang tinggi pada Formula II akan berdampak pada konsistensi lipstik yang dihasilkan sehingga pada Formula II lipstik mempunyai konsistensi yang lebih keras dan padat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi lemak cokelat dan minyak jarak memberikan pengaruh pada suhu leleh lipstik. Sedangkan Formula I memiliki konsistensi yang kurang keras dan kurang padat daripada Formula II karena memiliki suhu leleh yang tidak terlalu tinggi. Peningkatan suhu leleh ini dipengaruhi oleh penambahan basis sediaan yaitu lemak cokelat sebesar 10% dan pengurangan minyak jarak 10%. Semakin besar konsentrasi basis padat ke dalam formula akan meningkatkan suhu leleh. Sebaliknya jika semakin besar basis cair, sediaan lipstik akan lebih creamy atau lunak dan pastinya suhu lelehnya akan menurun. Dari hasil terlihat bahwa suhu
7 36 leleh yang diperoleh dari pengujian ini memenuhi persyaratan suhu lebur sediaan lipstik yaitu 50º-70ºC menurut SNI Berdasarkan uji statistik menggunakan program SPSS 17 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test pada Formula I dan Formula II didapatkan nilai signifikasi sehingga dapat dinyatakan data dari kedua formula terdistribusi normal dengan nilai signifikasi lebih dari 0,05. Pengujian dilanjutkan pada homogenitas dengan melihat nilai dari Levene's Test for Equality of Variances dan didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,441 sehingga dapat dinyatakan data telah homogen dengan nilai signifikasi lebih dari 0,05. Pengujian dilanjutkan dengan uji Independent Samples t Test dengan taraf kepercayaan 95% dan didapatkan nilai t hitung sebesar -5,776 sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua formula tersebut dengan nilai t hitung lebih dari nilai t tabel dengan df = 4 yaitu 2,132 (lihat Lampiran). 2. Pemeriksaan Sifat Kimia (ph) Sediaan Lipstik Uji pemeriksaan ph bertujuan untuk mengetahui sesuai tidaknya ph sediaan lipstik dengan range ph kulit yaitu berkisar antara 4,5 sampai dengan 6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007). Data pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel XI dan hasil pemeriksaan ph kedua formula lipstik dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel XI. Data Pemeriksaan ph Sediaan Lipstik Formula ph±sd Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4 FI 6,170±0,044 5,750±0,202 5,417±0,165 FII 6,130±0,061 5,583±0,021 5,217±0,202 Keterangan : Formula I : Lipstik dengan basis lemak cokelat : minyak jarak (60:40) Fomula II : Lipstik dengan basis lemak cokelat : minyak jarak (70:30)
8 37 Gambar 2. Nilai ph lipstik Hasil pengujian ph pada FI dan FII selama 4 minggu penyimpanan yaitu antara 5,22 6,17. Hal ini sesuai dengan standar yaitu ph kulit 4,5 6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007). Formula I dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 memiliki ph antara 5,42 6,17. Formula II dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 70:30 memiliki ph antara 5,22 6,13. Harga ph yang mendekati asam ini diakibatkan oleh adanya pengaruh dari basis yang ada dalam lipstik yaitu lemak cokelat dengan persentase jumlah paling banyak dalam formulasi yang mempunyai sifat asam (Sonntag, 1979) dan diduga terjadi proses hidrolisis pada lemak yaitu perubahan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Dari kedua formula tersebut dapat diamati bahwa Formula II memiliki nilai ph yang lebih asam dibanding dengan Formula I. Berdasarkan uji statistik menggunakan program SPSS 17 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa pada Formula I dan Formula II dapat dinyatakan data dari kedua formula terdistribusi normal dengan nilai signifikasi lebih dari 0,05. Pengujian dilanjutkan pada homogenitas dengan melihat nilai dari Levene's Test for Equality of Variances dan didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,764 sehingga dapat dinyatakan data telah homogen dengan nilai signifikasi
9 38 lebih dari 0,05. Pengujian dilanjutkan dengan uji Independent Samples t Test dengan taraf kepercayaan 95% dan didapatkan nilai t hitung sebesar 1,328 sehingga dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari ph kedua formula tersebut dengan nilai t hitung kurang dari nilai t tabel dengan df= 4 yaitu 2,132 (lihat Lampiran). 3. Uji Iritasi Uji iritasi bertujuan untuk mengetahui reaksi setelah pemakaian sediaan lipstik menimbulkan iritasi atau tidak. Pada pengujian ini dilakukan pada 25 panelis dengan cara mengoleskan sediaan lipstik pada kulit lengan atas bagian dalam selama tiga hari berturut-turut. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel XII. Tabel XII. Data Uji Iritasi Pengamatan Kulit kemerahan I Formula II (-) (-) Kulit gatal-gatal (-) (-) Kulit bengkak (-) (-) Keterangan : (-) : tidak terjadi iritasi (+) : kulit kemerahan (++) : kulit gatal-gatal (+++) : kulit bengkak Berdasarkan hasil uji terhadap 25 panelis menunjukkan bahwa semua panelis memberikan hasil yang negatif terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu kulit merah, gatal-gatal, maupun bengkak. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat aman untuk digunakan (Tranggono dan Latifah, 2007).
10 39 4. Uji Kesukaan (Hedonic Test) Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan lipstik yang telah dibuat. Hasil penilaian terhadap 25 panelis kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur dan keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran. a. Kesukaan terhadap Warna Nilai kesukaan terhadap warna dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Nilai kesukaan terhadap warna Dari Gambar 3 tersebut dapat dianalisa panelis yang suka terhadap warna sediaan lipstik Formula I dan II sama banyak karena sediaan Formula I dan II secara visual warnanya hampir sama tetapi jika dilihat secara seksama Formula I lebih pekat warnanya karena penambahan basis lemak cokelat yang lebih sedikit daripada Formula II. Intensitas warna yang dihasilkan pada waktu pengolesan di kulit pada Formula I dan Formula II lemah kemungkinan karena konsentrasi pewarna yang digunakan kurang sehingga warna tidak melekat lama pada bibir, tetapi cenderung membuat bibir terasa kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit dibandingkan dengan lemak cokelat namun tetap lembab di bibir.
11 40 b. Kesukaan terhadap Aroma Nilai kesukaan terhadap aroma dapat dilihat pada Gambar 4. Dari Gambar 4 tersebut dapat dianalisa panelis yang suka terhadap aroma sediaan lipstik FI dan FII lebih banyak panelis yang suka aroma FI. Diduga panelis suka aroma FI karena aroma cokelat FI tidak terlalu kuat dibandingkan dengan aroma FII karena basis lemak cokelat FII lebih banyak daripada basis lemak cokelat FI. c. Kesukaan terhadap Tekstur Gambar 4. Nilai kesukaan terhadap aroma Nilai kesukaan terhadap tekstur dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Nilai kesukaan terhadap tekstur Dari Gambar 5 tersebut dapat dianalisa panelis yang suka terhadap tekstur sediaan lipstik FI dan FII lebih banyak panelis yang suka tekstur FII.
12 41 Diduga panelis suka tekstur FII karena basis lemak cokelat yang dapat melembutkan pada saat dioleskan (Okayani, 1990) lebih banyak kosentrasinya pada FII. d. Kesukaan terhadap FI dan FII secara keseluruhan Nilai kesukaan terhadap FI dan FII dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Nilai kesukaan terhadap FI dan FII Berdasarkan hasil penilaian kesukaan terhadap 25 panelis pada Gambar 6 diketahui bahwa sediaan lipstik Formula I, panelis yang suka sebanyak 48%, netral sebanyak 52% dan tidak suka sebanyak 0%. Sedangkan lipstik Formula II persentase suka sebanyak 60%, netral 36% dan tidak suka 4%. Dapat disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang paling disukai oleh panelis yaitu sediaan lipstik Formula II dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 70:30. Diduga karena tekstur lipstik Formula II lebih lembut pada saat pengolesan di kulit, dibandingkan dengan Formula I karena basis lemak cokelat yang digunakan dalam proses pembuatan lipstik lebih banyak pada FII, sehingga lebih lembut dan lembab.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi
digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Satu Penentuan Formula Pembuatan Sabun Transparan Penelitian tahap satu merupakan tahap pemilihan formula pembuatan sabun trasnparan. Hasil penelitian tahap satu ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinci1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak
Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata
Lebih terperinciKode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk
I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan zat warna semakin meningkat seiring dengan berkembangnya dunia industri. Industri pangan, kosmetik, farmasi, dan lainnya menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pewarna bibir (lipstik) merupakan salah satu bentuk kosmetik riasan (dekoratif), dimana dalam penggunaannya semata-mata hanya melekat pada bagian tubuh yang dirias
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah
Lebih terperinciDeterminasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi
Lebih terperinciFORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION
FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal formulasi, dilakukan orientasi untuk mendapatkan formula krim yang baik. Orientasi diawali dengan mencari emulgator yang sesuai untuk membentuk krim air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat, terutama wanita. Produk-produk kosmetik dipakai secara berulang setiap hari di seluruh tubuh, mulai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN LIPBALM MINYAK BUNGA KENANGA (Cananga Oil ) SEBAGAI EMOLIEN Hestiary Ratih 1 Titta Hartyana 1, Ratna Cahaya Puri 1 1 Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi hestiary_ratih@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental
8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA
FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA @Dhadhang_WK Laboratorium Farmasetika Unsoed 1 Pendahuluan Sediaan farmasi semisolid merupakan produk topikal yang dimaksudkan untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.
Lebih terperinciFORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya
FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sereh adalah tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian 200 800 dpl. Sereh memiliki nama familiar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Definisi
PEMBAHASAN I. Definisi Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
Lebih terperinciPembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven
IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi
Lebih terperinciPot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinciMETODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Kimia Fisik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan Pengamatan suhu alat pengering dilakukan empat kali dalam satu hari selama tiga hari dan pada pengamatan ini alat pengering belum berisi ikan (Gambar
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciC3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kosmetik adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, organ kelamin bagian luar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah
4. PEMBAHASAN Sorbet merupakan salah satu jenis frozen dessert yang memiliki kandungan berupa pemanis, penstabil, dan esktrak buah atau herbal. Pada proses pembuatan sorbet liqueur jahe merah diawali dengan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.
PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. II. DASAR TEORI Definisi sediaan krim : Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulut tersusun dari beberapa komponen jaringan, yang merupakan pintu masuk utama mikroorganisme atau bakteri. Daerah di dalam mulut yang rentan terhadap serangan bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi tersusun atas enamel, dentin, sementum, rongga pulpa, lubang gigi, serta jaringan pendukung gigi. Rongga mulut merupakan batas antara lingkungan luar dan dalam
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang kosmetika saat ini sangatlah pesat. Kosmetika berdasarkan penggunaannya dapat digunakan sebagai tata rias dan juga sebagai perawatan kulit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan untuk membuat sabun transparan berasal dari tiga jenis minyak,
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pemurnian Minyak Jelantah Proses pemurnian minyak jelantah terdiri dari tiga tahap yaitu penghilangan kotoran (despicing), netralisasi dan pemucatan (bleaching). Penghilangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu kambing menurut hasil penelitian dalam Sodiq dan Abidin (2008) mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing dapat dikonsumsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Penetapan kadar larutan baku formaldehid Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada tabel 2. Hasil yang diperoleh dari penetapan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION
HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP
PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit kasar (crude palm oil/cpo) CPO yang berasal dari empat perusahaan di Indonesia, yaitu PT. Sinar Meadow
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Buah Kurma Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma dalam bentuk yang telah dikeringkan dengan kadar air sebesar 9.52%. Buah kurma yang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.
22 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017. Penelitian kadar air, aktivitas air (a w ), dan pengujian mutu hedonik dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciSUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.
SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Sediaan cair banyak dipilih untuk pasien pediatrik dan geriatric karena mudah untuk ditelan, dan fleksibilitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup di kulit (Jawetz et al., 1991). Kulit merupakan organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi Contoh perhitungan formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering Uji pembedaan segitiga dilakukan untuk melihat perbedaan ikan teri hasil perlakuan dengan ikan teri komersial.
Lebih terperinciKELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL
KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL Nevirka Miararani ( M0614039 ) Nia Novita Sari( M0614040 ) Nugraha Mas ud ( M0614041 ) Nur Diniyah ( M0614042 ) Pratiwi Noor ( M0614043 ) Raissa Kurnia ( M0614044 ) Raka Sukmabayu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.
BAB V METODOLOGI 5.1. Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak No. Nama Alat Jumlah 1. Panci 1 2. Alat Pengering 1 3. Alat Press 1 4. Pengukus 1 5. Mesin Pengaduk 1 6. Plate Pemanas 1 7.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi jernih yang terbentuk dari fasa lipofilik, surfaktan, kosurfaktan dan air. Dispersi mikroemulsi ke dalam air bersuhu rendah akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang
BAB I PENDAHULUAN Kosmetik adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan penampilan tubuh manusia. Kosmetik termasuk perawatan kulit krim, lotion, bedak, parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan
Lebih terperinciFORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)
FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.) Ummu Arifah Zam Zam, Sutaryono, Yetti O.K INTISARI Strawberry (Fragaria Sp.) merupakan tumbuhan dari famili Rosaceae yang memiliki brerbagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinci