Oleh: ESTI KATHERINI ADHI R

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: ESTI KATHERINI ADHI R"

Transkripsi

1 STUDI KOMPARATIF USAHA KESEHATAN SEKOLAH DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SDN KEMIRI DAN SDN KEMIRI LOR 2 PURWOREJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Oleh: ESTI KATHERINI ADHI R PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH STUDI KOMPARATIF USAHA KESEHATAN SEKOLAH DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SDN KEMIRI DAN SDN KEMIRI LOR 2 PURWOREJO Telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji di hadapan Tim penguji Disusun oleh : ESTI KATHERINI ADHI R Pada tanggal : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping (Drs. Suharno, M.Pd) NIP : (Ropitasari, S.SiT, M.Kes) Ketua Tim KTI (Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.) NIP :

3 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah dengan judul : Studi Komparatif Usaha Kesehatan Sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 Purworejo Nama : Esti Katherini Adhi NIM : R Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah. Pada hari : Kamis, 5 Agustus 2010 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping (Drs. Suharno, M.Pd) NIP : (Ropitasari, S.SiT, M.Kes) Penguji Ketua Tim KTI (Ari N. Probandari, dr. MScPH) NIP : (Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS.) NIP : Mengesahkan Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS (H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K)) NIP :

4 MOTTO Allah mengabulkan doa kita dengan tiga cara: 1. Memberi apa yang kita minta. 2. Tidak memberi apa yang kita minta, namun memberi apa yang kita butuhkan karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita. 3. Tidak memberi jawaban apapun, karena Allah masih menguji kesabaran dan kesungguhan kita. (Nasehat seseorang) Hidup adalah pilihan bimbang sebelum memilih sah-sah saja, tetapi ragu-ragu setelah menentukan pilihan itu pecundang (penulis) The secret to happiness is...love Kebenaran senantiasa satu (Sinichi Kudou)

5 PERSEMBAHAN Karya sederhana ini saya persembahkan untuk: Orang-orang yang selalu ada dalam suka maupun dukaku, tertawa menyambut gembiraku dan setia membangkitkan semangat hidupku.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Studi Komparatif Usaha Kesehatan Sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 Purworejo. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sains Terapan program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

7 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, nasehat, motivasi dan doa. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu : 1. Prof. Dr. H. Muh. Syamsulhadi, dr. SpKJ, Rektor Universitas Sebelas Maret. 2. Dr. A. A. Subijanto, dr, MS, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 3. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K), Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 4. Mochammad Arief. Tq, dr, PHK, MS, Ketua Tim KTI Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 5. Drs. Suharno, M.Pd, pembimbing utama yang penuh tanggung jawab. 6. Ropitasari, S.SiT, M.Kes, pembimbing pendamping yang penuh tanggung jawab. 7. Ari N. Probandari, dr. MScPH, penguji Karya Tulis Ilmiah penulis. 8. Kepala sekolah SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 beserta staf. 9. Seluruh dosen pengajar, karyawan dan karyawati Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 10. Kedua orangtuaku dan adikku atas doa, dukungan dan semangatnya. 11. Teman-teman senasib seperjuangan Mahasiswi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2006 yang selalu bersama dalam suka maupun duka menjalani. 12. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8 Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang melimpah kepada Bapak/Ibu, Saudara/Saudari. Amin. Surakarta, Agustus 2010 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN VALIDASI... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP A. Tinjauan Pustaka Usaha Kesehatan Sekolah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat... 17

10 Halaman 3. Hubungan UKS dan PHBS B. Kerangka Konsep C. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Populasi Penelitian D. Sampel dan Teknik Sampling E. Kriteria Restriksi F. Definisi Operasional G. Instrumen H. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. PHBS siswa SDN Kemiri B. PHBS siswa SDN Kemiri Lor C. Analisis Data BAB V PEMBAHASAN BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA. 43 LAMPIRAN

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Indikator strata standar dan minimal Tabel 2 Kisi-kisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa (validasi) Lampiran 2. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa (penelitian) Lampiran 3. Surat Ijin mengadakan penelitian dari Kabupaten Purworejo Lampiran 4. Rekapitulasi Kuesioner Perilaku Hidup bersih dan Sehat Siswa (validasi) Lampiran 5. Rekapitulasi Kuesioner Perilaku Hidup bersih dan Sehat Siswa (penelitian) Lampiran 6. Validitas Item Pernyataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa Lampiran 7. Reliabilitas Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Lampiran 9. Normalitas Lampiran 8. Analisis Data Lampiran 10. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan mengembangkan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Depdiknas, 2006). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan secara terpadu oleh empat departemen terkait beserta seluruh jajarannya baik di pusat maupun daerah yaitu departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri (Ananto, 2006). Usaha Kesehatan Sekolah penting dijalankan karena golongan masyarakat sekolah (6-18 tahun) merupakan bagian yang besar dari penduduk Indonesia (± 29%), diperkirakan 50 % dari jumlah tersebut adalah anak-anak sekolah. Pendidikan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usahausaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya karena anak-anak sekolah masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah dibina dan dibimbing (Entjang, 2000). Usia sekolah juga merupakan usia yang rawan penyakit. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku

13 sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan UKS. Strata UKS yang baik mencerminkan program UKS yang berjalan baik. Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo tahun 2009, dari seluruh UKS yang ada di seluruh sekolah dasar di Purworejo, semuanya baru mencapai strata UKS minimal dan standar. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mempelajari tentang Studi komparatif Strata Usaha Kesehatan Sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 karena belum ada penelitian mengenai hubungan strata UKS dengan PHBS. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Karima Utami tahun 2009 dengan judul Persepsi Masyarakat Sekolah tentang Peran Usaha Kesehatan Sekolah di SMA Negeri 1 Simo Boyolali. Penelitian ini memberikan hasil bahwa persepsi masyarakat SMA Negeri 1 Boyolali tentang UKS baik sehingga peran UKS juga baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu Adakah perbedaan PHBS siswa antara sekolah dasar yang memiliki strata UKS minimal dan sekolah dasar yang memiliki strata UKS standar? C. Tujuan Penelitian

14 Untuk mengetahui perbedaan PHBS siswa antara sekolah dasar yang memiliki strata UKS minimal dan sekolah dasar yang memiliki strata UKS standar. D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Mendukung teori-teori di bidang pendidikan tentang hubungan strata UKS dengan PHBS siswa di Sekolah. 2. Aplikatif Meningkatkan PHBS siswa di sekolah dengan mengoptimalkan program-program UKS.

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menenngah Kejuruan/Madrasah Aliyah (Depdiknas, 2006). Pendapat ini hanya mengutamakan peserta didik sebagai sasarannya. Sedangkan menurut Entjang (2000), UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu : anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya. Pengertian lain tentang UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ananto, 2006). Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

16 Jadi, UKS merupakan suatu upaya pendidikan dan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terarah dan bertanggung jawab dalam menumbuhkan dan mengembangkan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah. Dengan demikian kebiasaan hidup sehat dan derajat kesehatan warga sekolah akan tercapai. b. Landasan Hukum Berdirinya UKS 1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 (Suharno, 2008). 2) Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003;Nomor MA/230A/2003;Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS. 3) Nomor 2/P/SKB/2003;Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003;Nomor MA/230 B/2003; Nomor Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat. (Ananto, 2006) c. Tujuan UKS

17 Umum : mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah yang sehat jasmani, rohani dan sosialnya. Khusus : mencapai keadaan kesehatan anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal (Entjang, 2000). d. Sasaran UKS Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta lingkungannya (Ananto, 2006). Sasaran Pembinaan UKS : peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006) e. Tiga Program Pokok UKS

18 Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS antara lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Penjelasan mengenai tiga program pokok UKS tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan Kesehatan a) Pengertian Adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006). b) Tujuan Pendidikan Kesehatan ialah agar peserta didik : (1) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur. (2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat. (3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

19 (4) Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. (5) Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. (6) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang. (7) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. (8) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar. (9) Memilki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). c) Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penjelasannya adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan kurikuler (a) Pengertian

20 Adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan Garis-garis besar Program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. (b) Cakupan Kegiatan kurikuler Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani. (2) Kegiatan ekstrakurikuler (a) Pengertian Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. (b) Cakupan Kegiatan ekstrakurikuler

21 Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain : kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain ; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain : kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). d) Cara untuk melaksanakan pendidikan kesehatan adalah melalui : a. Penyajian/ceramah Penyajian materi menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi, bimbingan, permainan dan penugasan oleh guru dengan mengikutsertakan peran aktif peserta pelatihan. b. Menanamkan Kebiasaan Menanamkan kebiasaan dilakukan dengan penugasan untuk melakukan cara hidup sehari-hari dan diadakan pemeriksaan serta pengamatan yang terus menerus dan berkelanjutan oleh guru dan kepala sekolah serta petugas kesehatan (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). 2) Pelayanan Kesehatan

22 a) Pengertian Pelayanan kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Di bawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat (Ananto, 2006). b) Tujuan Pelayanan Kesehatan (1) Tujuan Umum Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat sekolah secara optimal. (2) Tujuan Khusus (a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. (b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat.

23 (c) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. (d) Meningkatkan pembinaan kesehatan, baik fisik, mental sosial maupun lingkungan (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). c) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kegiatannya dapat mencakup kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. (1) Kegiatan Peningkatan (Promotif) Kegiatan peningkatan mencakup dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), pembinaan warung sekolah sehat dan pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (2) Kegiatan Pencegahan (preventif) Mencakup pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang khusus untuk penyakit-penyakit tertentu,

24 memonitor pertumbuhan peserta didik, imunisasi, usaha pencegahan penularan penyakit, dan lain-lain. (3) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) Mencakup diagnosa dini, pengobatan ringan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit dan rujukan medik (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). 3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Pembinaanya mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar. a) Program Pembinaan Lingkungan Sekolah (1) Lingkungan fisik sekolah Meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan tempat penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan WC, pemeliharaan kamar mandi, ruang kelas, laboratorium, kantin, kebun sekolah dan lain-lain. (2) Lingkungan mental dan sosial

25 Meliputi konseling kesehatan, bakti sosial, darmawisata, karnaval, dan lain-lain. b) Pembinaan lingkungan keluarga Meliputi kunjungan rumah oleh pelaksana UKS dan ceramah kesehatan. c) Pembinaan Masyarakat Sekitar Meliputi pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan oleh kepala sekolah, guru atau pembina UKS dengan cara membina hubungan baik atau kerjasama dengan masyarakat atau lembaga masyarakat dan penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio visual (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). f. Strata Pelaksanaan UKS Strata pelaksanaan UKS adalah jenjang atau tingkatan dari suatu kondisi sekolah dan atau madrasah yang telah melaksanakan UKS, khususnya dalam mengembangkan tiga program pokok UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standar, strata optimal, dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu tiga program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan

26 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, setiap variabel diterapkan sejumlah indikator (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai Strata Pelaksanaan UKS : 1) Pendidikan Kesehatan Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna. Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut : a) Strata Minimal meliputi pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan. b) Strata Standar,meliputi dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani c) Strata Optimal meliputi dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakurikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain) d) Strata Paripurna meliputi dilaksanakannnya strata optimal, memiliki guru Pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh

27 Lapangan (PPL) pertanian, dan lain-lain (Ananto, 2006, Depdiknas 2006). 2) Pelayanan Kesehatan Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna. Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut : a) Strata Minimal meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD. b) Strata standar meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah c) Strata Optimal meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa d) Strata Paripurna meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).

28 3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Jenjangnya meliputi strata minimal, standar, optimal dan paripurna. Adapun pengkategoriannya adalah sebagai berikut : a) Srata Minimal meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan, ada WC/jamban yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi, ada halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu b) Strata Standar meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung sekolah, memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras c) Strata Optimal meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang bersih dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, ada jamban/wc

29 siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. d) Strata Paripurna meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 : 20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman dan indah, ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,5-1,75 m 2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006). 2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) a. Pengertian Perilaku Menurut ensiklopedi Amerika dalam Notoatmodjo tahun 2003 perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap

30 lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Suryani (2003), perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya. Sehubungan dengan itu, Robert kwick (1974) dalam buku Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Berbeda dengan sikap yang hanya menyatakan adanya tandatanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi tindakan tersebut sehingga sulit diamati. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku adalah suatu aksi dan reaksi dari individu terhadap lingkungannya yang dapat diamati dan dipelajari. Domain Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) meliputi pengetahuan dan sikap. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Misalnya orang tahu mengenai jeruk setelah melakukan penginderaan dengan melihat, meraba ataupun memcium baunya. 2) Sikap (attitude)

31 Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Misalnya berpikir dan lain-lain. Perubahan (Adopsi) Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) meliputi pengetahuan, sikap dan praktek. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1) Pengetahuan Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. 2) Sikap Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek kesehatan tersebut. 3) Praktek atau Tindakan (Practice) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). b. Pengertian Sehat

32 Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan : kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan World Health Orhanization (WHO) mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2003). c. Pengertian Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Becker tahun 1979 perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain : 1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan

33 tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). 2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan. 3) Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. 4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. 5) Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan. 6) Mengendalikan stress. Stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatankegiatan yang positif. 7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya. d. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

34 1) Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Achmad, 2007). 2) Indikator PHBS Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : a) Kebersihan pribadi b) Makan-makanan bergizi c) Menjauhi narkotika, obat berbahaya dan alkohol serta rokok d) Olahraga yang teratur dan terukur e) Memelihara lingkungan f) Tidak merokok di sekolah g) Menjauhi perbuatan asusila, kriminalitas (Depdiknas, 2006) 3) Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah (Achmad, 2007) a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.

35 b) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua. d) Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. e. Lingkungan Sekolah Sehat Istilah lingkungan yang sehat, terkadang dikaitkan dengan kehidupan sekolah yang sehat, menunjukan bagian dari program kesehatan sekolah yang memberikan lingkungan pembelajaran yang aman, baik secara politik, maupun emosional. Jika anak tidak ditempatkan di lingkungan yang aman, pemelajaran menjadi sulit dilaksanakan dengan maksimal. Definisi terbaru lingkungan sehat diberikan tahun oleh Joint Committee on Health Education Terminology. Komisi ini menyatakan bahwa pembentukan lingkungan sekolah yang sehat mencakup promosi, pemeliharaan, dan pemanfaatan lingkungan secara aman dan utuh, pengaturan pengalaman harian dan prosedur pemelajaran terencana untuk memengaruhi kesehatan emosional, fisik, dan kesehatan sosial yang diinginkan. Tanggung jawab untuk memelihara lingkungan yang sehat harus dikenakan pada semua penggunanya. Semua orang, termasuk mereka yang menjadi anggota dewan pendidikan, penyelenggara, guru, staf

36 pemeliharaan, dan siswa melalui aktivitas harian mereka harus turut terlibat membentuk sekolah menjadi tempat yang aman (Widyastuti, 2007). 3. Hubungan UKS dengan PHBS Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Tujuan UKS sendiri adalah meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan PHBS peserta didik (Ananto, 2006). Perilaku hidup bersih dan sehat siswa merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan peserta didik atas dasar kesadaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Achmad, 2007). Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat (Depdiknas, 2006). Keberhasilan 3 program pokok UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaaan lingkungan sehat ditunjukan dalam suatu strata UKS (Ananto, 2006). Jika pelaksanaan 3 program pokok UKS tersebut semakin baik, maka strata UKS juga semakin tinggi. Ada beberapa cara untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yaitu dengan penyajian/ceramah dan penanaman kebiasaan (Ananto, 2006). Melalui bimbingan/ceramah, peserta didik diharapkan menjadi tahu mengenai

37 PHBS. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki pengetahuan. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek (pengetahuan), proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek kesehatan tersebut. Pada gilirannya bila seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang minimal diketahui, proses selanjutnya standar diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekan PHBS seperti yang diketahui atau disikapinya (Notoatmodjo, 2003). B. Kerangka Konsep Keberhasilan 3 program pokok UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukan dalam suatu strata UKS. Pendidikan kesehatan, pelaksanaan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan mengembangkan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik diduga dapat membentuk PHBS yang baik pada peserta didik tersebut. Kerangka konsepnya dapat digambarkan sebagai berikut :

38 Strata Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) optimal paripurna Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Gambar Skema Kerangka Konsep Penelitian Pendidikan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembinaan Lingkungan Sehat C. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : PHBS siswa di sekolah dasar yang memiliki strata UKS standar lebih tinggi daripada PHBS siswa di sekolah dasar yang memiliki strata UKS minimal.

39

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (Cross Sectional) untuk mempelajari hubungan antara Strata Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa di Sekolah. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2010 di SD Negeri Kemiri dan SD Negeri Kemiri Lor 2 dengan pengkategorian strata UKS, strata standar untuk SDN Kemiri dan strata minimal untuk SD Negeri Kemiri Lor 2. C. Populasi Penelitian Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). 1. Populasi Target adalah populasi yang memenuhi sampling kriteria dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD yaitu sebanyak 195 anak. 2. Populasi Terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria dalam penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Kemiri

41 dan SD Negeri Kemiri Lor 2 Purworejo kelas 5 dan 6. Pengambilan populasi tidak dilakukan pada kelas 1, 2 dan 3 karena perilaku hidup bersih dan sehat belum terbentuk. D. Sampel dan Teknik Sampling Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling total sampling. Jumlah responden di SDN Kemiri sebanyak 51 siswa terdiri dari kelas 5 dan 6. Sedangkan jumlah responden di SDN Kemiri Lor 2 sebanyak 29 siswa terdiri dari kelas 5 dan 6 sehingga total sampling sebanyak 80 siswa. E. Kriteria Retriksi 1. Kriteria Inklusi Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu siswa SD Negeri Kemiri dan SD Negeri Kemiri Lor 2 kelas 5 dan 6 yang hadir saat penelitian, sehat jasmani dan rohani serta bersedia menjadi responden. Jumlah responden di SDN Kemiri saat dilakukan penelitian hanya berjumlah 51 siswa, yang seharusnya hadir sejumlah 52 siswa.

42 Siswa yang tidak hadir berjumlah 1 orang dikarenakan sakit sehingga tidak dapat masuk sekolah. 2. Kriteria Eksklusi Adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu siswa yang tidak bersedia menjadi responden. F. Definisi Operasional 1. Variabel bebas : Strata Usaha Kesehatan Sekolah Strata pelaksanaan UKS adalah jenjang atau tingkatan dari suatu kondisi sekolah dan atau madrasah yang telah melaksanakan UKS, khususnya dalam mengembangkan tiga program pokok UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Strata UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu : minimal. standar, optimal dan paripurna. Strata UKS yang diperbandingkan dalam penelitian ini yaitu strata UKS standar dan minimal. Tabel 1 Indikator strata standar dan minimal Trias UKS Strata 1. Pendidikan Strata Minimal - Pendidikan - Kesehatan jasmani dilaksanakan secara kurikuler strata m - Pendidikan -

43 kesehatan dilakukan secara kurikuler mata pe 2. Pelayanan - Guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan - Adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan - Dilaksanakannya - Kesehatan penyukuhan kesehatan strata m - Dilaksanakannya - imunisasi kesehata - Penyuluhan - kesehatan gigi dan sikat gigi massal minimal kelas 1, 2, 3 SD kesehata penguku - pemerik buku/km - diperluk - - P3K -

44 warung/ 3. Pembinaan - Ada air bersih - Lingkungan Sehat - Ada tempat cuci minimal tangan - - Ada WC/jamban kantin/w yang berfungsi - Ada tempat - - sampah penghija - Ada saluran - pembuangan air kotor yang berfungsi sekolah - Ada - halaman/pekarangan/lapangan - Memiliki pojok UKS ter sederhan UKS - - Melakukan ibadah kegiatan mengubur, menguras, dan - membakar (3M), sekali seminggu sekolah - dengan - pembina bebas na (Ananto, 2006)

45 2. Variabel terikat : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Alat ukur Skala Cara mengukur : Kuesioner PHBS dengan skala Likert. : Interval : Dengan memberikan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan disertai alternatif jawaban tentang PHBS siswa di sekolah kepada responden untuk diisi kemudian dinilai dan diberi skor. Tabel 2 Kisi-kisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Variabel Nomor Item Nomor Item Penelitia Indikator Pernyataan Pernyataan Jumlah n Positif Negatif Perilaku 1. Kebersihan pribadi 1,3,4, 6, 8, 10, 2, 5, 7, 9, 18 Hidup 11, 12, 14, 15, 13, 16, 18 Bersih 17 dan 2. Makan-makanan bergizi 19, 20, 22, 24 21, 23, 25 7 Sehat 3. Olahraga yang teratur dan terukur Memelihara lingkungan 28, 30, 31, 33 29, 32, 34 7

46 5. Tidak merokok di sekolah maupun di luar sekolah 6. Menjauhi perbuatan kriminalitas 37 36, 38 3 G. Instrumen Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan dengan memberikan kuesioner tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mengetahui sejauh mana kuesioner tersebut memenuhi kriteria sebagai alat ukur, maka sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada responden lain yang memiliki kesamaan karakteristik dengan sampel penelitian. Pengujian validitas dengan Pearson Product Moment dan reliabilitas dengan Cronbach Alpha yang dihitung menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid, demikian sebaliknya. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada siswa kelas 4 di SDN Kemiri dengan responden 20 siswa. Dari 37 item pernyataan ada 33 item yang valid, 4 item yang tidak valid tidak dipergunakan dalam penelitian ini.

47 Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha > 0,60 (Iskandar, 2008). Hasil dari uji reliabilitas kuesioner adalah 0,9435 sehingga dapat disimpulkan bahwa daftar pernyataan reliabel. Penyusunan instrumen penelitian ini menggunakan satu buah angket yang di dalamnya berisi satu instrumen, yaitu instrumen untuk mengukur PHBS siswa. Instrumen mengenai mengenai PHBS disusun dalam bentuk angket yang menyediakan empat opsi dengan alternatif pilihan yang disediakan, terdiri : 1. Selalu (SS) diberi skor 4 2. Sering (S) diberi skor 3 3. Hampir tidak Pernah (HTP) diberi skor 2 4. Tidak Pernah (TP) diberi skor 1 (Sugiyono, 2006) Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang seringkali terjadi dalam pengisian angket, maka pada angket dibuat dua pernyataan, yaitu pernyataan positif dan penyatan negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar (2008). Pernyaataan negatif ini disisipkan diantara pernyataan positif untuk mengontrol tingkat ketelitian dan keseriusan responden dalam memberikan respons. Responden yang tidak serius atau ceroboh dalam menjawab akan terjebak dengan pernyataan tersebut.

48 Masing-masing pernyataan diberi skor : SS=4, S=3, HTP=2, TP=1 untuk pernyataan positif dan SS=1, S=2, HTP=3, TP=4 untuk pernyataan negatif. H. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik kuantitatif. Untuk menganalisis perbedaan digunakan Uji T-Test. Penghitungan nilai t-test dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

49 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2010 sampai tanggal 17 Juli 2010 di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 Purworejo dengan jumlah responden 80 siswa. Jumlah responden untuk SDN Kemiri sebanyak 51 siswa dan SDN Kemiri Lor 2 sebanyak 29 siswa. Strata UKS untuk SDN Kemiri adalah strata standar sedangkan Strata UKS untuk SDN Kemiri Lor 2 adalah strata minimal. Adapun hasil penelitian sebagai berikut : A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN Kemiri dengan Strata Standar Hasil penelitian tentang PHBS siswa yang dilakukan pada 51 responden mempunyai rentan nilai 84 hingga 125, mean sebesar 116,96, median 119, modus 121 dan standar deviasi sebesar 7,443. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN Kemiri rata-rata sudah mencapai 88,6%. B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN Kemiri Lor 2 dengan Strata Minimal Hasil penelitian tentang PHBS siswa yang dilakukan pada 29 responden mempunyai rentan nilai 63 hingga 113, mean sebesar 97,48, median 100, modus 99 dan 101 dan standar deviasi sebesar 11, 444. Perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SDN Kemiri Lor 2 rata-rata sudah mencapai 73%. C. Perbandingan PHBS Siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2

50 Analisis perbandingan PHBS siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 menggunakan uji Independent T-Test. Sebelum menggunakan Independent T- Test, data PHBS antara SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 harus diuji kenormalannya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Kriteria yang digunakan yaitu H 0 diterima apabila nilai Sig. lebih dari tingkatan alpha yang ditentukan (Triyuliana, 2007). Pada uji normalitas yang telah dilakukan didapatkan bahwa signifikansi pada uji Kolgomorov-Smirnov adalah sebesar 0,091. Karena nilai Sig. 0,091 > 0,05 maka H 0 diterima. Artinya nilai PHBS tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas diperoleh bahwa hasil data dari populasi yang berdistribusi normal maka uji analisis dapat dilanjutkan ke Independent T- Test. Dari Uji Independent T-Test didapatkan nilai signifikansi 0,040 (<0,05). Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima. Jadi ada perbedaan yang signifikan antara PHBS siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 Purworejo.

51 BAB V PEMBAHASAN Perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SDN Kemiri dengan strata standar menghasilkan mean yang tinggi yaitu sebesar 116,96 dan standar deviasi 7,443. Hal ini berarti perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SDN Kemiri rata-rata sudah mencapai 88,6%. Angka ini didapat dari mean sebesar 116,96 dan skor maksimal kuesioner yang berjumlah 132. Sedangkan PHBS siswa di SDN Kemiri Lor 2 dengan strata minimal menghasilkan mean 97,48 dan standar deviasi 11,444 atau bisa dikatakan PHBS siswa di SDN Kemiri Lor 2 rata-rata mencapai 73,85%. Angka ini sidapat dari mean sebesar 97,48 dan skor maksimal kuesioner yang berjumlah 132. Hal tersebut memperlihatkan bahwa PHBS siswa di SDN Kemiri lebih tinggi daripada PHBS di SDN Kemiri Lor 2. Dari hasil penelitian yang dianalisis dengan uji Independent T-Test diperoleh nilai signifikansi 0,040 (<0,05). Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara PHBS siswa di SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 Purworejo. Ini berarti bahwa hipotesis PHBS siswa di sekolah dasar yang memiliki strata UKS standar lebih tinggi daripada PHBS siswa di sekolah dasar yang memiliki strata UKS minimal diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada yaitu strata UKS yang tinggi mencerminkan 3 program pokok UKS yang berjalan baik. Dengan berjalannya program UKS yang baik yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat akan membentuk PHBS siswa yang

52 baik pula. Sehingga semakin tinggi strata akan semakin baik pula perilaku hidup bersih dan sehat siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ananto (2006) yang menyatakan bahwa UKS yang merupakan perpaduan dua upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan kesehatan merupakan wahana yang dapat meningkatkan PHBS siswa. Sehingga program UKS yang dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan akan mampu mengubah perilaku peserta didik untuk selalu berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang sama juga dinyatakan Snehandu B. Kar dalam Notoatmodjo (2003). Kar menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari berbagai faktor. Salah satunya adalah adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan. Sehingga dapat dijelaskan, SDN Kemiri dengan strata UKS standar memiliki skor PHBS siswa yang tinggi karena fasilitas dan pemberian informasi kesehatan yang baik. Berbeda halnya dengan SDN Kemiri Lor 2 dengan strata UKS minimal memiliki PHBS yang lebih rendah karena fasilitas dan informasi yang kurang memadai. Hal tersebut dapat dilihat pada SDN Kemiri dengan strata yang lebih tinggi yaitu strata standar rata-rata PHBS siswa mencapai 88,6% sedangkan pada SDN Kemiri Lor 2 dengan strata yang lebih rendah yaitu strata minimal rata-rata PHBS siswa hanya 73,85%. Perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai sejumlah indikator. Indikator tersebut antara lain kebersihan pribadi, makan-makanan bergizi, olahraga yang teratur dan terukur, memelihara lingkungan dan menjauhi perbuatan kriminalitas. Skor maksimal untuk masing-masing indikator tersebut adalah berturut-turut adalah 64, 28, 8, 20, dan 12. Rata-rata skor masing-masing indikator untuk SDN

53 Kemiri yang memiliki strata UKS standar yaitu kebersihan pribadi sebesar 58,333, makan-makanan bergizi sebesar 22, olahraga yang teratur dan terukur sebesar 6,8, memelihara lingkungan sebesar 18,59 dan menjauhi perbuatan kriminalitas sebesar 11,6. Sedangkan untuk SDN Kemiri Lor 2 yang memiliki strata UKS minimal, rata-rata skor masing-masing indikator adalah kebersihan pribadi sebesar 53,103, makan-makanan bergizi sebesar 17,45, olahraga yang teratur dan terukur sebesar 6,37, menjaga kebersihan lingkungan sebesar 15,76 dan menjauhi perbuatan kriminalitas sebesar 6,86. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata skor kebersihan pribadi untuk SDN Kemiri lebih tinggi yaitu 58,333, sedangkan SDN Kemiri Lor 2 adalah 53,103. Hal ini dikarenakan SDN Kemiri dari segi pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan lebih sering melakukan kegiatan pembiasaan hidup bersih dan sehat daripada SDN Kemiri Lor 2 sehingga siswa pun menjadi terbiasa untuk berperilaku hidup bersih. Begitu juga dengan rata-rata skor untuk indikator makan-makanan bergizi untuk SDN Kemiri lebih tinggi yaitu sebesar 22 sedangkan SDN Kemiri Lor 2 sebesar 17,45. Hal ini bisa dikarenakan di SDN Kemiri Lor 2 kurangnya pemberian pendidikan kesehatan mengenai makan-makanan yang bergizi yang dimasukan dalam kegiatan kurikuler atau kurangnya penyisipan materi pendidikan kesehatan pada mata pelajaran tertentu. Tidak adanya kantin sekolah juga menyebabkan tidak adanya pengawasan terhadap jajanan yang bergizi. Dari indikator olahraga yang teratur dan terukur, rata-rata skor antara SDN Kemiri dan SDN Kemiri Lor 2 hampir`sama yaitu 6,8 untuk SDN Kemiri dan

54 6,37 untuk SDN Kemiri Lor 2. Rata-rata skor yang hampir sama ini dikarenakan pada strata UKS minimal dan standar tidak begitu terlihat perbedaan pada pelaksanaan pendidikan jasmani. Pada strata UKS minimal dan standar kategorinya hampir sama yaitu pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler sehingga tidak terdapat perbedaan yang mencolok pada siswa di strata UKS minimal ataupun standar. Indikator selanjutnya adalah memelihara lingkungan. Rata-rata skor di SDN Kemiri lebih tinggi yaitu sebesar 18,59 sedangkan di SDN Kemiri Lor 2 rataratanya sebesar 15,76. Perbedaan skor ini dikarenakan di SDN Kemiri Lor 2 pembiasaan mengenai perilaku-perilaku yang baik terhadap lingkungan masih kurang, misalnya membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Untuk indikator yang terakhir yaitu menjauhi perbuatan kriminalitas. Untuk SDN Kemiri rata-rata skornya yaitu 11,6 dan SDN Kemiri Lor 2 yaitu 6,86. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa laki-laki di SDN Kemiri Lor 2 menganggap berkelahi sebagai hal yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki seusia mereka. Sehingga terdapat perbedaan skor yang cukup besar. Oleh karena itu, informasi mengenai perbuatan yang baik dan tidak baik dilakukan perlu diberikan. Dari data yang diperoleh dapat dilihat juga bahwa sekolah dengan strata UKS yang tinggi tidak semua siswa nya mempunyai PHBS yang tinggi pula. Hal ini dapat dilihat dari rentang skor PHBS siswa SDN Kemiri yang berkisar dari Begitu juga dengan sekolah dengan strata yang lebih rendah yaitu SDN Kemiri Lor 2 dengan strata minimal tidak semua siswanya mempunyai skor PHBS yang rendah. Ini dapat dilihat dari rentang skornya yang berkisar dari 63-

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Hakikat UKS Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung

Lebih terperinci

STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI

STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI Nama SD/MI :.. Desa :. Kecamatan :. Jumlah siswa tahun ajaran : Laki-laki Perempuan Jumlah Klas I Klas II Klas III Klas IV Klas V Klas VI Jumlah NO INDIKATOR STRATIFIKASI

Lebih terperinci

Persepsi masyarakat sekolah tentang peran usaha kesehatan sekolah di sma. negeri 1 Simo Boyolali KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan

Persepsi masyarakat sekolah tentang peran usaha kesehatan sekolah di sma. negeri 1 Simo Boyolali KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Persepsi masyarakat sekolah tentang peran usaha kesehatan sekolah di sma negeri 1 Simo Boyolali KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Karima Utami R 1108018

Lebih terperinci

Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY MENUJU SISWA SEKOLAH DASAR SEHAT Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Abstrak Sekelompok anak-anak pada usia sekolah berkumpul pada jam-jam tertentu dan hari tertentu mereka berkumpul bergaul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesehatan Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 tentang pasal-pasal

Lebih terperinci

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

Lampiran 7 JADWAL PERSIAPAN KEGIATAN PENELITIAN No. Hari/tanggal Tempat Tujuan Kegiatan 1 Senin, 26 Maret 2012 Gedung Layanan Akademik UNY Mengajukan judul penelitian kepada koordinator program studi PGSD

Lebih terperinci

Pembinaan dan Pengembangan UKS

Pembinaan dan Pengembangan UKS Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan

Lebih terperinci

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta indah_prasty@uny.ac.id 2013 DEFINISI UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),

Lebih terperinci

PENGARUH PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ANATOMI PANGGUL MAHASISWA D III KEBIDANAN UNS

PENGARUH PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ANATOMI PANGGUL MAHASISWA D III KEBIDANAN UNS PENGARUH PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ANATOMI PANGGUL MAHASISWA D III KEBIDANAN UNS KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu, yang beralamat di Jalan Letjend. M.T. Haryono, Sindang-Indramayu. Lokasi penelitian merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian UKS

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian UKS 5 TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Menurut Hasbullah (1997), sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga. Sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikuti proses pendidikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikuti proses pendidikan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sekolah 1.1. Pengertian Sekolah Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikuti proses pendidikan formal untuk manambah pengetahuan dan mengasah keterampilan sebagai bekal

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Sekolah

Kuesioner Penelitian Sekolah LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kuesioner Penelitian Sekolah ANALISIS KERAGAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GIZI DI SEKOLAH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : ROSYIDA

Lebih terperinci

Oleh: Dody Tri Iwandana

Oleh: Dody Tri Iwandana PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TIARA DEWI AZOLLAWATI 090201035 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS 1. Pengertian Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan

Lebih terperinci

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan masyarakat? 2) Bagaimana upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat?

1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan masyarakat? 2) Bagaimana upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur.

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA DENGAN POLA ASUH OTORITER DAN DEMOKRATIS ( Penelitian Pada Siswa SMA Negeri I Wonosari )

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA DENGAN POLA ASUH OTORITER DAN DEMOKRATIS ( Penelitian Pada Siswa SMA Negeri I Wonosari ) STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA DENGAN POLA ASUH OTORITER DAN DEMOKRATIS ( Penelitian Pada Siswa SMA Negeri I Wonosari ) KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO Arlin Tatenge 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Depok, secara geografis berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek. Berawal dari sebuah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

Nikmah Ayu Ramadhani Amir R

Nikmah Ayu Ramadhani Amir R HUBUNGAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS DI SMP NEGERI 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan BAB I PENDAHULUAN Nikmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDIDIKAN KESEHATAN Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pengertian Sehat Sehat menurut WHO: Keadaan yang sempurna baik fisik, mental

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENYULUHAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan KORELASI ANTARA INTERAKSI SOSIAL DI KAMPUS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA SEMESTER IV PRODI DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh:

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH LATIFAH NUR ALIFIA R

KARYA TULIS ILMIAH LATIFAH NUR ALIFIA R KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH KERJA III PUSKESMAS MANAHAN SURAKARTA LATIFAH NUR ALIFIA R1115053 PROGRAM STUDI D

Lebih terperinci

TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI

TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan

Lebih terperinci

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga 1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH digilib.uns.ac.id i HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia mempunyai produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN. Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN. Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY Pendahuluan Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan, karena sehat merupakan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era sekarang ini pendidikan sangatlah penting guna mengimbangi perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa kurang lengkap

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui peranan antara variabel independent dengan variabel dependent yaitu peranan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu :

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu : 8 BAB II KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Berdasarkan Visi, Misi Menuju Bandung Juara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan Tugas Pokok dan Fungsi TP. UKS Kecamatan Arcamanik maka Tim Pembina

Lebih terperinci

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011 sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab

Lebih terperinci

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Saint

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS IV SDN JUMBLANG KANDANGAN KAB. KEDIRI TAHUN 2014/ 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS IV SDN JUMBLANG KANDANGAN KAB. KEDIRI TAHUN 2014/ 2015 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS IV SDN JUMBLANG KANDANGAN KAB. KEDIRI TAHUN 2014/ 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kota Depok, Jawa Barat dengan mengambil sampel Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PANDUAN TEKNIS USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PANDUAN TEKNIS USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Frizka Indarningtyas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh SITI JUMANAH NIM 200731082 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Tugas Penyusunan Skripsi

Lampiran 1. Surat Tugas Penyusunan Skripsi LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Tugas Penyusunan Skripsi 55 Lampiran 2. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi 56 Lampiran 3. Permohonan Ijin Penelitian 57 Lampiran 4. Lembar Pengesahan Surat Ijin 58 Lampiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KECUKUPAN PEMBERIAN OMEGA 3 DAN 6 PADA BALITA DI KANDANG SAPI JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KECUKUPAN PEMBERIAN OMEGA 3 DAN 6 PADA BALITA DI KANDANG SAPI JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KECUKUPAN PEMBERIAN OMEGA 3 DAN 6 PADA BALITA DI KANDANG SAPI JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Sinar

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Menurut Mikail (2011, dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional Penggunaan desain ini, peneliti mencoba untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2002 T E N T A N G USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa Usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ARLINA

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah descriptive corelational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok masyarakat yang berusia antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun dan merupakan kelompok rawan karena masih dalam proses pertumbuhan.

Lebih terperinci