BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru."

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah, dikembangkan usaha pembinaan kesehatan melalui program usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari tiga kegiatan utama meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan kesehatan lingkungan sekolah (Muninjaya, 2004). Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu adanya dukungan dari semua pihak terutama petugas kesehatan Puskesmas yang bertanggung jawab langsung tentang kesehatan didalam wilayah kerjanya. Dukungan yang diberikan antara lain melakukan pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan program, serta kegiatan-kegiatan pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan, maka dapat diidentifikasi kategori keberhasilan pelaksanaan program yang tinggi atau rendah.

2 Skema 1. Kerangka konsep dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program UKS Pelaksanaan Program UKS 1. Pendidikan kesehatan 2. Pelayanan kesehatan 3. Pembinaan lingkungan sekolah Dukungan Petugas Kesehatan 1. Pengembangan program 2. Partisipasi pelaksanaan program 3. Kegiatan pada waktuwaktu tertentu Kategori Dukungan Pelaksanaan Program UKS Tinggi Rendah 2. Definisi Operasional Dukungan Petugas Kesehatan Segala usaha dan kemampuan yang diberikan oleh petugas kesehatan berupa pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan program, serta kegiatan-kegiatan pada waktu-waktu tertentu dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

3 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kecamatan Karang Baru semuanya berjumlah 51 orang. Dari seluruh petugas kesehatan tersebut berasal dari berbagai profesi di bidang kesehatan yaitu kedokteran terdiri dari dokter umum dan dokter gigi, profesi keperawatan & kebidanan terdiri dari Ahli Madya Keperawatan, Sekolah Perawat Kesehatan dan Ahli Madya Kebidanan serta petugas kesehatan masyarakat. Petugas kesehatan Puskesmas lainnya yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan lingkungan yaitu Ahli Madya Kesehatan Lingkungan, petugas kesehatan gigi, petugas ahli gizi, petugas farmasi serta petugas analis kesehatan.

4 Tabel 1. Data petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru dalam pelaksanaan program UKS (N=51) Keilmuan Responden Pendidikan Fr (%) Dokter Dokter Umum S1 1 2 Dokter Gigi S1 1 2 Keperawatan & Kebidanan Ahli Madya Keperawatan D Sekolah Perawat Kesehatan SMU 4 8 Ahli Madya Kebidanan D Kesehatan Masyarakat Manajemen Kesehatan S2 1 2 Kesehatan Masyarakat S1 2 4 Kesehatan Lingkungan D3 1 2 Kesehatan Gigi D3 1 2 Ahli Gizi D3 1 2 Farmasi D3 1 2 Analis Kesehatan D3 1 2 Sumber : Bag. Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Karang Baru (2009) 2.2 Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua petugas kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah secara bergantian dan berkelanjutan di Puskesmas Kecamatan Karang Baru. Menurut Arikunto (2006) apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.

5 Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 51 orang petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru yang terlibat dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar Negeri dalam Kecamatan Karang Baru, dengan kriteria sampel adalah petugas kesehatan yang berlatar belakang pendidikan kesehatan baik yang terlibat langsung seperti tenaga dokter, perawat, bidan, ahli gizi, perawat gigi dan tenaga sanitasi atau tidak langsung seperti petugas laboratorium dan tenaga farmasi dalam pelaksanaan program serta bersedia menjadi responden. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karang Baru yang berlokasi di pinggir jalan Negara Medan Banda Aceh, Desa Pahlawan Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dengan pertimbangan bahwa puskesmas ini adalah salah satu Puskesmas yang menjalankan program usaha kesehatan sekolah dan telah berhasil meraih juara satu tingkat Provinsi Aceh untuk pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah. Lokasi ini juga mudah dijangkau dan belum ada penelitian sebelumnya yang dilakukan di puskesmas ini. Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 3 sampai dengan 25 Agustus Pertimbangan Etik Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan Medan dan Kepala Puskesmas Kecamatan Karang Baru. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, bagaimana populasi petugas

6 puskesmas dipilih serta bagaimana data ditangani untuk memastikan kerahasiaan responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset. Dalam penelitian ini juga disertakan surat persetujuan penelitian (informed concent) yang diberikan kepada kepala puskesmas dan responden. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk angket (kuisioner) yang pertanyaannya dibuat sendiri oleh peneliti yang disesuaikan dengan teoritis. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner tentang dukungan penyelenggaraan program usaha kesehatan sekolah. Kuisioner data demografi meliput i nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja. Dukungan petugas kesehatan puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dilakukan dengan wawancara dibantu dengan menggunakan 18 pertanyaan dengan pembagian masing masing enam pertanyaan untuk dukungan pengembangan program, enam pertanyaan untuk dukungan partisipasi pelaksanaan program serta enam pertanyaan untuk dukungan petugas kesehatan berupa kegiatan pada waktu-waktu tertentu. Dalam enam pertanyaan setiap dukungan program kesehatan terdiri dari dua pertanyaan untuk program

7 pendidikan kesehatan, dua pertanyaan untuk program pelayanan kesehatan serta dua program untuk pembinaan lingkungan sekolah. Berdasarkan rumus statistik Re ntan g p = dimana p merupakan banyakkelas panjang kelas dan rentang adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah (Sujana, 1992), Bentuk pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup terstruktur dengan menggunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 1 4, yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu, maka dukungan petugas dimasukkan kedalam katagori tinggi bila skor berada diantara nilai 46 72, sedangkan untuk katagori dukungan rendah bila skor berada diantara nilai dengan panjang kelas Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, dan juga sebaliknya (Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa instrumen dianggap valid jika instrumen itu dapat dijadikan alat untuk mengukur yang akan diukur (Danim, 2003). Untuk menilai apakah kuesioner tersebut dapat mengukur yang hendak diukur, maka dapat diuji dengan dua cara yaitu dengan melakukan uji instrumen atau dengan memvalidasi kuesioner kepada seorang ahli di bidangnya. Pada

8 penelitian ini kuesioner telah dikonsultasikan dengan seorang staf pengajar Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan. 7. Reliabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003). Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka hasilnya dilihat berdasarkan tabel nilai product moment. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil uji untuk mencari reliabilitas, untuk itu peneliti menggunakan uji reliability analysis model Cronbach s Alpha didapatkan nilai 0,767. Dari hasil analysis model Cronbach s Alpha tersebut dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini telah memenuhi nilai reliable karene berdasarkan tabel taraf significant yang reliabel diperlukan nilai 0, Proses Pengumpulan Data Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan, kemudian izin yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang dan ke Puskesmas Karang Baru Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Setelah mendapat izin dari Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

9 Puskesmas, pada hari Senin tanggal 3 Agustus 2009 peneliti memanfaatkan pertemuan rutin Puskesmas yang diikuti oleh seluruh staf Puskesmas, bidan desa serta petugas kesehatan yang bertugas pada Puskesmas Pembantu yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Karang Baru untuk melakukan sosialisasi dan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta memberikan surat persetujuan menjadi responden dan kuesioner penelitian untuk diisi. Setelah pertemuan tersebut peneliti menunggu hasil pengisian kuesioner sambil menjelaskan hal-hal mana yang belum bisa dimengerti. Bagi petugas yang tidak hadir atau berhalangan, peneliti mendatangi puskesmas secara berulang-ulang serta menjumpai langsung petugas kesehatan tersebut ke tempat tinggalnya serta memberikan dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitain. Setelah semua kuesioner terisi dan di kembalikan kepada peneliti baik secara langsung maupun dengan cara dititip melalui rekan kerja, maka seluruh data tersebut dilakukan proses analisa data. 9. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan diolah dengan menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut : 9.1 Editing atau memeriksa, yaitu mengecek kelengkapan data termasuk isi instrumen, yakni mengecek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk. 9.2 Coding atau memberi tanda, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori dan diklasifikasikan dengan

10 cara memberi tanda atau kode untuk mempermudah melakukan tabulasi dan analisa data. 9.3 Tabulasi, yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 9.4 Analisa data, yaitu menganalisa data yang telah dimasukkan kedalam tabel yaitu data demografi dan pertanyaan dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program untuk diinterpretasikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

11 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang melalui proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 3 sampai dengan 25 Agustus 2009 di Puskesmas Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. 1.1 Karakteristik responden Pada tabel 2 dapat dilihat data tentang gambaran karakteristik responden sebanyak 51 orang petugas kesehatan Puskesmas di Kecamatan Karang Baru dari berbagai bidang keilmuan terkait yang meliputi umur responden, jenis kelamin, jenjang pendidikan dan lama kerja. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur diantara tahun (72%) dengan rata-rata responden berumur 32 tahun (SD=6,18), jenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang (82%), jenjang pendidikan D3 Keperawatan/D3 Kesehatan sebanyak 42 orang (82%). Berdasarkan lama kerja mayoritas responden sudah bekerja 3 6 tahun sebanyak 29 orang (57%).

12 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (N=51) Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Umur Responden Jenis kelamin Pendidikan Lama kerja Tahun Tahun > 46 Tahun 3 6 Mean = 32 Tahun (SD = 6,18 ) Laki laki 9 18 Perempuan SMU Sederajat/Kesehatan 4 8 D3 Keperawatan/D3 Kesehatan Sarjana/Kesehatan 4 8 S2/S3/Kesehatan Tahun Tahun > 6 Tahun Kategori dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS Dari data hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan kategori dukungan pelaksanan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang yaitu sebanyak 36 orang (71%) memberikan dukungan yang tinggi sedangkan sebanyak 15 orang (29%) memberikan dukungan yang rendah.

13 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kategori dukungan petugas dalam pelaksanaan program UKS (N=51) Kategori Dukungan Frekuensi Persentase Tinggi Rendah Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program UKS Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dikelompokkan kedalam tiga aspek yang terdiri dari dukungan pengembangan program, partisipasi program dan kegiatan waktu tertentu. Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa dukungan petugas kesehatan dalam bentuk pengembangan program mayoritas petugas kesehatan sering memberikan dukungan dalam bentuk penyuluhan kesehatan bagi siswa sekolah dasar sesuai dengan bidangnya sebanyak 27 orang (52%), memberikan pendidikan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan perseorangan, gigi dan mulut serta kesehatan lingkungan sebanyak 21 orang (41%) dan sering melakukan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah sebanyak 25 orang (49%). Sedangkan dukungan yang selalu dilakukan dalam pengembangan program ini adalah melakukan pemeriksaan fisik secara berkala tiap tiga bulan sebanyak 18 orang (35%). Untuk aspek partisipasi pelaksanaan program, mayoritas petugas kesehatan selalu melakukan tiga program yaitu melakukan pemantauan status

14 gizi anak sebanyak 21 orang (41%), memfasilitasi pelaksanaan skrening kecacingan pada anak sebanyak 24 orang (47%), melibatkan sekolah dalam pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dan lain-lain sebanyak 24 orang (45%) dan program yang sering dilakukan oleh petugas adalah memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap enam bulan sebanyak 23 orang (47%). Sedangkan bentuk dukungan kegiatan pada waktu tertentu mayoritas petugas selalu mendukung kegiatan program. Adapun program yang selalu dilakukan petugas diantaranya simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar sebanyak 27 orang (52%), pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik secara massal sebanyak 24 orang (47%), promosi kesehatan pada hari besar nasional sebanyak 28 orang (55%) serta menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi sebanyak 20 orang (39%). Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS (N=51) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS Tp (%) Kk (%) Sr (%) Sl (%) Pengembangan Program Memberikan penyuluhan kesehatan siswa 2 (4) 11 (22) 27 (52) 11 (22) Memberikan pendidikan kesehatan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan perseorangan, gigi, mulut & kesling Pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala tiap 3 bulan 9 (17) 8 (16) 21 (41) 13 (26) 12 (23) 10 (20) 11 (22) 18 (35)

15 Tabel 4. (Lanjutan) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS Tp (%) Kk (%) Sr (%) Sl (%) Pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala tiap 6 bulan Pengawasan sanitasi di lingkungan sekolah Pemeliharaan tempat pembuangan sampah dan kelancaran pembuangan limbah 5 (10) 7 (13) 22 (44) 17 (33) 7 (13) 8 (16) 25 (49) 11 (22) 7 (13) 7 (13) 19 (37) 18 (35) Partisipasi pelaksanaan program Menyelenggarakan perlombaan tentang kesehatan, termasuk karya tulis ilmiah terkait UKS Memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap 6 bulan 16 (31) 6 (12) 19 (37) 10 (20) 14 (27) 3 (6) 24 (47) 10 (20) Melakukan pemantauan status gizi anak 6 (12) 11 (22) 13 (26) 21 (41) Memfasilitasi pelaksanaan skrening kecacingan pada anak Melibatkan sekolah dalam pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dll. Menjadikan gotong royong, jum'at bersih atau hari-hari tertentu sebagai kegiatan rutin 7 (13) 9 (18) 11 (22) 24 (47) 7 (13) 10 (20) 11 (22) 23 (45) 3 (6) 13 (26) 17 (33) 18 (35) Kegiatan waktu tertentu Perlombaan poster tentang promosi kesehatan tingkat SD 21 (41) 7 (13) 12 (24) 11 (22) Pelatihan dokter kecil 6 (12) 17 (33) 12 (24) 16 (31) Simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar 5 (10) 8 (16) 11 (22) 27 (52)

16 Tabel 5. (Lanjutan) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS Tp (%) Kk (%) Sr (%) Sl (%) Pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik massal 2 (4) 9 (18) 16 (31) 24 (47) Promosi kesehatan pada hari besar nasional Menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi 4 (7) 13 (26) 6 (12) 28 (55) 5 (10) 14 (27) 12 (24) 20 (39) 2. Pembahasan 2.1 Karakteristik responden Data hasil penelitian tentang karakteristik responden diketahui bahwa petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kecamatan Karang Baru mayoritas berusia tahun (72%). Data tersebut memberikan gambaran bahwa petugas kesehatan yang ada di puskesmas itu adalah petugas-petugas kesehatan yang masih berusia produktif yaitu tingkat kemampuan petugas kesehatan dalam melaksanakan program telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus (2009), bahwa usia produktif itu dimulai dari usia tahun. Bila dilihat dari aspek pendidikan, petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Karang Baru telah memiliki jenis keilmuan yang lengkap seperti dokter umum dan dokter gigi, keperawatan dan kebidanan, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan gigi, ahli gizi, farmasi

17 serta tenaga analis sehingga dapat membentuk sebuah tim untuk melaksanakan suatu program, keadaan ini sesuai dengan pendapat Zein (2008), yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah membutuhkan kerjasama tim. Kerjasama tim di tingkat Puskesmas sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kerjasama ini terdiri dari beberapa petugas kesehatan yang terlibat didalamnya diantaranya dokter, perawat komunitas, perawat gigi, ahli gizi, petugas sanitasi, petugas posyandu dan tenaga kesehatan lainnya yang dikoordinir oleh Kepala Puskesmas. Sehubungan dengan kerjasama tim, Wahyuni (2005) juga mengatakan bahwa untuk memberikan hasil yang optimal pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah diperlukan kerja tim yang efisen dan efektif. Keadaan ini terlihat jelas dilapangan bahwa berkat dukungan dan kerjasama tim yang kompak sehingga pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dapat berhasil dengan baik. Faktor lain yang juga mengindikasikan tingginya dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah adalah pengalaman kerja, dimana mayoritas petugas kesehatan sudah memiliki pengalaman kerja yang relatif lama dimana 29 orang (57%) memiliki lama kerja 3 6 tahun dan 15 orang (29%) memiliki lama kerja lebih dari 6 tahun. Dari data karakteristik yang ada menggambarkan bahwa umur, jenjang pendidikan yang komplek serta pengalaman kerja yang relatif lama, memungkinkan terlaksananya program dengan baik, hal ini sesuai dengan

18 pendapat Antoni (2009), bahwa tinggi rendahnya produktifitas atau dukungan sering kali dikaitkan dengan usia, pendidikan dan pengalaman kerja. 2.2 Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru termasuk dalam kategori tinggi yaitu 71% petugas kesehatan memberikan dukungan pelaksanaan program dalam bentuk melaksanakan tugas dan perannya masing-masing. Hal ini seiring dengan pendapat Effendi (1998), bahwa UKS merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah. Sesuai dengan pernyataan diatas, peran dan dukungan perawat komunitas di Puskesmas Karang Baru sangat besar, hal ini dipengaruhi oleh lebih dari setengah atau 29 (57%) petugas kesehatan yang ada merupakan tenaga perawat yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa terdapat 29% petugas kesehatan yang masih memberikan dukungan dalam kategori rendah, keadaan ini disebabkan karena ada petugas kesehatan yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan masing-masing kegiatan program UKS seperti

19 misalnya dalam kegiatan memberikan penyuluhan kesehatan bagi siswa Sekolah Dasar ada sebanyak 4% petugas kesehatan yang tidak pernah melakukan kegiatan tersebut, petugas ini adalah petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan penunjang di Puskesmas seperti tenaga Farmasi dan tenaga Analis Kesehatan. Kegiaan lain yang juga tidak pernah dilakukan oleh petugas kesehatan seperti memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap enam bulan yaitu 27% petugas kesehatan, hal ini karena tidak semua petugas melakukan kegiatan ini seperti bidan desa, tenaga perawat dengan pendidikan SPK, tenaga farmasi dan analais kesehatan tidak pernah melakukan kegiatan ini. Kegiatan pada waktu tertentu yang juga tidak pernah dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru antara lain perlombaan poster tentang promosi kesehatan tingkat SD sebesar 41%, menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi sebesar 10% ini juga disebabkan karena ada petugas Puskesmas yang yang tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan program UKS di Sekolah Dasar. Sujudi (2004) menyatakan bahwa dukungan yang diberikan dalam pengelolaan program usaha kesehatan sekolah oleh tenaga kesehatan Puskesmas mencakup melakukan pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan, ikut berpartisipasi langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah disetiap sekolah serta kegiatan pada waktu-waktu tertentu seperti perlombaan sekolah sehat, HUT kemerdekaan, Hardiknas, Hari Kesehatan Nasional dan lain-lain.

20 Berikut ini merupakan pembahasan bentuk dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru baik itu dukungan dalam bentuk pengembangan program, partisipasi pelaksanaan program maupun dukungan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu sebagai berikut : Dukungan petugas kesehatan dalam pengembangan Program UKS Hasil penelitian menunjukkan mayoritas petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Karang Baru sering melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam bentuk dukungan pengembangan program usaha kesehatan sekolah di sekolah umumnya memberikan penyuluhan kesehatan bagi siswa, memberikan pendidikan kesehatan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan perseorangan, gigi dan mulut dan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah. Hasil ini menunjukkan bahwa kerja sama perawat komunitas dengan tenaga kesehatan lainnya berjalan dengan baik seperti dalam memberikan penyuluhan kesehatan dengan dokter dan perawat gigi, pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah bekerjasama dengan petugas sanitasi dan ahli gizi. Kegiatan ini sesuai dengan pernyataan Nugrahani (2008), bahwa usaha kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan berupa

21 penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak sekolah. Kegiatan yang selalu dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas adalah pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala tiap tiga bulan sebanyak 18 orang (35%). Hal ini memberi arti bahwa pelaksanaan program tersebut telah dilaksanakan oleh perawat bekerja sama dengan petugas lain yang didalamnya termasuk dokter umum, tenaga bidan dan petugas laboratorium. Kegiatan ini sesuai dengan apa yang diharapkan Depkes (2001), dimana pemerintah daerah diberikan wewenang untuk menjalankan dan mengembangkan program usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat. Sesuai dengan kebijakan Depkes tersebut, maka Puskesmas selalu melakukan pengembangan program sesuai dengan kemampuan yang ada Dukungan petugas kesehatan berpartisipasi dalam pelaksanaan Program UKS Bentuk dukungan yang selalu dilakukan petugas kesehatan Puskesmas dalam rangka pelaksanaan program pada umumnya melakukan pemantauan status gizi anak dan memfasilitasi pelaksanaan pemeriksaan kecacingan anak. Sedangkan kegiatan yang melibatkan sekolah dalam bentuk partisipasi pelaksanaan program adalah pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dan lain-lain. Ini menggambarkan bahwa tingginya partisipasi petugas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan petugas kesehatan yang melibatkan semua pihak yang terlibat seperti apa yang

22 ungkapkan oleh Murid (2009), bahwa tenaga dokter/dokter umum disamping bertanggung jawab dalam pelaksanaan program juga ikut terlibat dalam pelaksanaan program seperti penyuluhan dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Petugas kesehatan termasuk perawat komunitas di Puskesmas Kecamatan Karang Baru dari hasil penelitian didapatkan bahwa mereka telah melaksanakan perannya masing-masing seperti melaksanakan pemeriksaan kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan juga aktif dalam mengidentifikasi anak-anak yang mempunyai masalah kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumijatun (2005), bahwa perawat harus proaktif berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di sekolah. Disamping itu perawat juga berperan sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat Puskesmas dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat khusus, kecacatan dan penyakit-penyakit yang ada seperti hemofilia dan AIDS Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan pelaksanaan Program UKS pada waktu tertentu di Kecamatan Karang Baru Kegiatan lain yang mendapat perhatian dan dukungan dari petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah

23 adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu dimana mayoritas petugas kesehatan selalu melakukan simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar, melakukan pelayanan pemeriksaan fisik secara massal dan melakukan promosi kesehatan pada hari besar nasional. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru dengan tujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.

24 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru mayoritas berumur tahun (72%), jenis kalamin perempuan 42 orang (82%) dengan tingkat pendidikan mayoritas D3Keperawatan/D3Kesehatan berjumlah 42 orang (82%) serta pengalaman kerja mayoritas berada diantara 3-6 tahun. Dukungan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru berada pada kategori tinggi (71%). Petugas kesehatan memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan terkait pada waktu hari tertentu dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. 2. Saran

25 2.1 Diharapkan pada petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru untuk mempertahankan serta meningkatkan dukungannya dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar sehingga untuk masa yang akan datang hasilnya lebih baik 2.2 Diharapkan pada petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru khususnya perawat komunitas untuk lebih mengembangkan diri baik ilmu pengetahuan maupun keahlian lapangan. 2.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi petugas kesehatan khususnya yang berhubungan dengan perawatan komunitas.

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga 1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe dan dasar penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan dan memperoleh gambaran tentang permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Efikasi diri penderita TB Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sehingga penelitian ini menekankan pengumpulan fakta dan identifikasi data. Komponen dalam metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rencangan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat data faktual tanpa melihat mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu deskriptif survei. Deskriptif survei adalah suatu rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

( Rahmad Edi Sembiring) ( )

( Rahmad Edi Sembiring) ( ) Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Karo Oleh : Rahmad Edi Sembiring Saya adalah mahasiswi Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan persepsi remaja terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rangcangan penelitian. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran perawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Desain yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. Desain ini dipilih untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

BAB III METODA PENELITIAN. yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah model penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiono (2007:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi pada mahasiswa FKIK UMY angkatan yang berjumlah 499 mahasiswa.

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi pada mahasiswa FKIK UMY angkatan yang berjumlah 499 mahasiswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen, yang bersifat deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko hipertensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONCENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONCENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONCENT) Lampiran 1 Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat Oleh : Desy Kurnia Lestari Habeahan Saya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas yakni peran keluarga dalam PMO dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci