Abstrak BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB II DASAR TEORI Definisi Bising Pembagian bising

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstrak BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB II DASAR TEORI Definisi Bising Pembagian bising"

Transkripsi

1 0 PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN KEBISINGAN LALU LINTAS DI PEMUKIMAN SEPANJANG RUAS TOLSIMO REJOSARI (Heru Eris Dianto, Tutug Dhanardono) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya Abstrak Aktivitas transportasi yang menimbulkan kebisingan merupakan permasalahan lingkungan yang muncul di daerah perkotaan di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sumber kebisingan transportasi tersebut umumnya berasal dari kendaraan yang melintas di sekitar kawasan tersebut. Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat kenyamanan manusia berkaitan dengan sumber bunyi. Dampak kebisingan pada pendengaran manusia antara lain adalah trauma akustik, (acoustic trauma ), pergeseran ambang batas pendengaran sementara (temporary threshold shift), pergeseran ambang batas pendengarab tetap (permanent threshold shift) dan tinnitus. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan atau bunyi yang mengganggu. Dalam tugas akhir ini akan diketahui pengaruh kebisingan lalu lintas jalan tol terhadap penduduk pada suatu pemukiman. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran tingkat kebisingan / TTB (Tingkat Tekanan Bunyi) jalan tol Surabaya Tj Perak dalam satuan DB (Decibel). Selain itu akan dilakukan pula pengambilan data pada penduduk tentang pengaruh kebisingan lalu lintas jalan tol. Kemudian dari kedua data yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisa. Kata kunci: Kebisingan, TTB(Tingkat Tekanan Bunyi) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk indonesia sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan transportasi darat yang cukup pesat, terutama di kota besar. Hal ini berdampak pula terhadap kebisingan lingkungan yang berasal dari hasil samping transportasi darat. Kebisingan transportasi darat yang paling terasa dan berlangsung terus menerus adalah akibat kebisingan lalu lintas darat seperti sepeda motor, mobil, kereta api, dan kendaraan kendaraan yang lainnya. Kebisingan lalu lintas merupakan salah satu sumber bising luar yang memerlukan perhatian dan penanganan secara serius. Bangunan bangunan yang berada di sepanjang jalan raya ataupun jalan tol mempunyai resiko bising cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan survey dan perhitungan tingkat kebisingan suatu daerah, yang nantinya dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemukiman disekitarnya. Jalan Tol Surabaya Tj.Perak merupakan salah satu jalan dengan tingkat keramaian yang tinggi, sehingga jalan tersebut merupakan salah satu sumber kebisingan. Sebelumnya telah diadakan penelitian yang dilakukan di jalan Embong Malang untuk memprediksi tingkat kebisingan serta pengaruhnya terhadap kemunduran pendengaran. Berdasarkan alasan diatas maka Tugas akhir ini akan memprediksi pengaruh kebisingan lalu-lintas jalan tol Surabaya Tj. Perak terhadap penduduk di Tandes, yang memiliki posisi sangat dekat dengan jalan tol.. BAB II DASAR TEORI Definisi Bising Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan, yang merintangi terdengarnya suara-suara yang dikehendaki, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup atau bunyi yang mengganggu, atau bunyi yang tidak tepat waktu dan tidak tepat tempatnya. Oleh karena ketidaktepatannya dalam berbagai hal tersebutlah maka bunyi tersebut diatas dikatakan sebagai bising dan karena itu pula bunyi tersebut dapat menjadi sebuah gangguan yang keberadaannya tergantung pada kebutuhan. Intensitas bunyi adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan desibel (db). Pembagian bising Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona, yaitu : 1. Zona A : Adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar db. 2. Zona B 1

2 Adalah zona untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingannya db. 3. Zona C Adalah zona untuk perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan tingkat kebisingan sekitar db. 4. Zona D Adalah zona untuk lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan db. (3) Penentuan tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (db). Ada beberapa dasar pembagian kebisingan. Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori, yaitu: 1. Audible noise (bising pendengaran) Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31, Hz 2. Occupational noise ( bising pekerjaan) Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik 3. Impuls noise (impact noise = bising impulsif) Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain lain Berdasarkan spectrum waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis : 1. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin 2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas 3. Bising terputus putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara Berdasar intensitas waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam dua jenis : 1. Bising sehari penuh (full noise time) 2. Bising setengah hari (part time noise) Berdasar impuls terjadinya, maka bising dapat dibagi dalam dua jenis : 1. Bising terus menerus (steady noise) 2. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan) Berdasarkan skala intensitas maka tingkat kebisingan dibagi dalam : 1. sangat tenang 2. tenang 3. sedang 4. kuat 5. sangat hiruk pikuk 6. menulikan Secara umum jenis kebisingan dapat dibagi, yaitu : Kebisingan kontinyu ( steady state noise ) Kebisingan terputus putus ( intermittent noise ) Kebisingan impulsif ( impulse noise ) Dampak dari kebisingan di lingkungan Berdasarkan Road Design Guide 1996 yang diterbitkan oleh RTA (Road and Traffic Authority), jalan dibedakan menurut beberapa faktor, yaitu meliputi kepadatan lalu lintasnya, jenis kendaraan yang sebagian besar melaluinya serta letak jalan tersebut. Berdasarkan faktor-faktor tersebut RTA mengkategorikan jalan secara umum menjadi empat jenis, yaitu: Arterial Road : (termasuk frreway) adalah jalan yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain dalam suatu kota. Bentuk dari arterial road adalah jalan raya besar untuk mobilitas masyarkat kota. Sub-Arterial Road : adalah jalan yang menghubungkan suatu arterial road dengan wilayah tertentu dalam suatu kota. Fungsi jalan ini biasanya ditujukan semata-mata utuk mengurangi kepadatan lalu lintas pada arterial road pada saat-saat tertentu. Local Road : adalah bentuk jalan yang berupa cabang dari jalan lain terutama pada suatu daerah yang sedang berkembang. Jenis jalan ini biasanya difungsikan untuk jalan masuk suatu daerah. Collector Road : adalah jalan yang menghubungkan sub_arterial road dengan local road pada suatu daerah. Berikut adalah kriteria kebisingan pada daerah sekitar jalan, diberikan seperti terlihat pada tabel berikut : Type Of Road Arteria l Road Sub- Arteria l Road Local Road Collect or Road Day Leq(15)hr=60dB(A) Leq(15)hr=60dB(A) Leq(1)hr=60dB(A) Leq(1)hr=55dB(A) Criteria Night Leq(9)hr=55dB (A) Leq(9)hr=55dB (A) Leq(1)hr=55dB (A) Leq(1)hr=50dB (A) 2

3 Berikut ini akan diberikan peruntukan kawasan / lingkungan terhadap tingkat kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tanggal 25 Nopember 1996 Gambar 2.1 Sumber kebisingan lingkungan Keterangan: Disesuaikan dengan ketentuan menteri perhubungan Lalulintas jalan merupakan sumber utama kebisingan yang mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Salah satu sumber bising lalulintas jalan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga maupun roda empat, dengan sumber penyebab bising antara lain dari bunyi klakson saat kendaraan ingin mendahului atau minta jalan dan saat lampu lalulintas tidak berfungsi. Gesekan mekanis antara ban dengan badan jalan pada saat pengereman mendadak dan kecepatan tinggi; suara knalpot akibat penekanan pedal gas secara berlebihan atau knalpot imitasi; tabrakan antara sesama kendaraan; pengecekan perapian di bengkel pemeliharaan; dan frekuensi mobilitas kendaraan, baik dalam jumlah maupun kecepatan Sumber utama bising jalan tol adalah kendaraan berat(truk,bus) dan kendaraan ringan (mobil penumpang). Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin mesin yang ada di pabrik. Berikut ini adalah beberapa contoh sumber kebisingan pada lingkungan: SOUND LEVEL METER ( SLM ) SLM adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan, yang terdiri dari mikrofon, amplifier, sirkuit attenuator dan beberapa alat lainnya. Alat ini mengukur kebisingan antara db dan dari frekwensi Hz. SLM dibuat berdasarkan standar ANSI ( American National Standard Institute ) tahun 1977 dan dilengkapi dengan alat pengukur 3 macam frekwensi yaitu A, B dan C yang menentukan secara kasar frekwensi bising tersebut : 1. Jaringan frekwensi A mendekati frekwensi karakteristik respon telinga untuk suara rendah yang kira-kira dibawah 55 db. 2. Jaringan frekwensi B dimaksudkan mendekati reaksi telinga untuk batas antara db. 3. Jaringan frekwensi C berhubungan dengan reaksi telinga untuk batas diatas 85 db. Tingkat Tekanan Bunyi Siang-Malam (LSM) Waktu pengukuran dilakukan 24 Jam, Siang hari 16 jam ( ), pada malam hari ( ). Setiap melakukan pengukuran harus mewakili selang waktu denngan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 kali waktu pengukuran. Contoh : Siang hari pengukuran dilakukan pada : diperoleh L diperoleh L diperoleh L diperoleh L4 Keterangan : LS = Tingkat tekanan bunyi ekivalen pada siang hari LS = 10 log 1/6{t1.10 L1/ t4.10 L4/10} Malam hari pengukuran dilakukan pada : diperoleh L diperoleh L diperoleh L7 3

4 Keterangan : LM = tingkat tekanan bunyi ekivalen pada malam hari LM = 10 log 1/8 {t5.10 L5/ t7.10l7/10} Parameter Kebisingan Lingkungan Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu atau Equivalent Sound Level (Leq) adalah tingkat tekanan bunyi dalam db(a) yang konstan terhadap waktu yang mempunyai energi akustik sama dengan tingkat tekanan bunyi berfluktuasi dalam periode yang sama. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu (Leq) dapat ditentukan melalui persamaan: db(a) T 10 Leq = 10 log p n i= 1 i Lpi.10 Dimana: t Pi : fraksi waktu T t 1 : durasi waktu saat terjadi Lp 1 (sekon) Leq : tingkat tekanan bunyi equivalent, : waktu total pengukuran Metoda Pengukuran Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Cara Sederhana Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi db(a) selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik. 2) Cara Langsung Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran L TMS, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 menit. BAB III METODOLOGI Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh dari kebisingan jalan tol Surabaya Tj. Perak terhadap penduduk di sekitar ruas tol Tandes. Dalam penentuan objek ruas jalan tol yang diukur dipilih ruas tol tandes karena memiliki intensitas kepadatan kendaraan yang cukup tinggi, serta tidak mempunyai bangunan penghalang bising seperti disarankan oleh Puslitbang Jalan yang diwajibkan menghasilkan atenuasi antara 0-17,3 dba pada titik-titik ukur yang berjarak 16,7 in - 44,7 m dari bahu jalan. Variabel yang diambil sebagai data pengukuran adalah TTB, cuaca, dan respon penduduk. Peralatan yang digunakan selama pengambilan data kebisingan pada ruas jalan tol Tandes adalah : a. SLM NA-20 (merk Rion) SLM NA-20 digunakan untuk mendapatkan nilai Tingkat Tekanan bunyi (TTB) ruas tol Tandes. b. Measure tape Measure tape digunakan untuk mengukur jarak titik ukur dengan bahu jalan, serta jarak titik ukur pertama dengan titik ukur kedua dan ketiga. Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (L SM ) dengan cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam () pada selang waktu dan aktifitas malam hari selama 8 jam (L M ) pada selang L1 diambil pada jam mewakili jam L2 diambil pada jam mewakili jam L3 diambil pada jam mewakili jam L4 diambil pada jam mewakili jam L5 diambil pada jam mewakili jam L6 diambil pada jam mewakili jam L7 diambil pada jam mewakili jam L8 diambil pada jam mewakili jam L9 diambil pada jam mewakili jam Keterangan: = Leq selama siang hari L M = Leq selama malam hari L SM = Leq selama siang dan malam hari Pengambilan data ini diambil tanggal 30 maret april Data pengukuran merupakan data pengukuran berdasarkan fungsi harian, karena data ini akan dipakai untuk menganalisa pengaruh kebisingan terhadap pemukiman. Metode Pengolahan Dan Analisa Data Penelitian ini bersifat survai analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan selama satu minggu dengan lokasi penelitian di Simo Rejosari A, gang 3, Rt 15. 4

5 Tahapan yang dilakukan untuk menganalisa tingkat kebisingan adalah pengukuran TTB pada sumber bising serta pengabilan data hasil quesioner yang telah diisi oleh penduduk. Pengukuran Parameter TTB Dari hasil pengukran menggunakan Sound Level Meter (SLM), telah didapat parameter tingkat tekanan bunyi (TTB) selama satu minggu yang dapat mewakili equivalency data harian. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu atau Equivalent Sound Level (Leq) adalah tingkat tekanan bunyi dalam db(a) yang konstan terhadap waktu yang mempunyai energi akustik sama dengan tingkat tekanan bunyi berfluktuasi dalam periode yang sama. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu (Leq) dapat ditentukan melalui persamaan: db(a) T 10 Leq = 10 log p n i= 1 i Lpi.10 Dimana: t Pi : fraksi waktu T t 1 : durasi waktu saat terjadi Lp 1 (sekon) Leq : tingkat tekanan bunyi equivalent, : waktu total pengukuran Pengolahan dan Analisa Data Hasil quesioner Besarnya pengaruh suara terhadap telinga memang banyak tergantung pada intensitas dan jangka waktu mendengarnya, jumlah waktu mendengar, serta kepekaan masing-masing, termasuk usia pendengar. Gangguan psikologi akibat kebisingan lalu lintas jalan tol dapat berupa rasa kurang nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi dan lainlain. Di samping pengaruh di atas, kebisingan juga menyebab-kan stres pada bagian tubuh lain yang mengakibatkan sekresi hormon abnormal dan tekanan pada otot. Seseorang yang terpapar bising kadang mengeluh gugup, susah tidur dan lelah. Intensitas kebisingan antara db bisa menyebabkan pembicaraan telepon terganggu. Sedangkan intensitas di atas 55 db dapat dianggap sangat tidak nyaman untuk komunikasi telepon. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Pengukuran Dari hasil distribusi TTB pada hasil pengukuran selama 7 hari yang dilakukan pada tiga titik maka dapat diperoleh nilai sebagaimana tertera dalam tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.7 dibawah ini. Tabel 4.1 Leq hari Senin Tabel 4.2 Leq hari Selasa Tabel 4.3 Leq hari Rabu

6 Tabel 4.4 Leq hari Kamis Tabel 4.7 Leq hari Minggu Tabel 4.5 Leq hari Jum'at Tabel 4.6 Leq hari Sabtu Dilihat pada tabel hasil analisis dari perhitungan nilai Leq, maka didapat untuk titik-1 mempunyai nilai TTB rata-rata sebesar 74,459 db (A) yang artinya bising pada tempat hunian tersebut masih sangat tinggi, mengingat bahwa batasan maksimal kebisingan yang baik pada tempat hunian atau perumahan yang disebutkan pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan adalah sekitar db. Begitu pula dengan kondisi bising yang terukur pada titik-2, TTB rata-rata yang terukur yaitu sebesar 65,648 db (A). Hal ini dapat sangat merugikan kesehatan penduduk didaerah sekitar tempat hunian. Sedangkan pada daerah titik ukur tiga nilai TTB rata-rata relatif rendah, yaitu sebesar 60,12882 db (A). Namun nilai tersebut masih diatas batasan yang dianjurkan. (db) Dari hasil pengukuran besarnya Leq dalam waktu satu minggu untuk waktu pola kerja siang maka diperoleh nilai (db) sebagaimana tertera dalam tabel 4.8 sampai dengan tabel 4.14 dibawah ini. Tabel 4.8 hari Senin (30 maret 2009) titik Tabel 4.9 hari Selasa (31 maret 2009) titik

7 Tabel 4.10 hari Rabu (1 april 2009) titik Tabel 4.11 hari Kamis (2 april 2009) titik Tabel 4.12 hari Jum'at (3 april 2009) Titik Tabel 4.13 hari Sabtu (4 april 2009) Titik Tabel 4.14 hari Minggu (5 april 2009) titik (db) Sedangkan dari hasil pengukuran besarnya Leq dalam waktu satu minggu untuk waktu pola kerja siang maka diperoleh nilai (db) sebagaimana tertera dalam tabel 4.15 sampai dengan tabel 4.21 dibawah ini. Tabel 4.15 hari Senin (30 maret 2009) Tabel 4.16 hari Selasa (31 maret 2009) Tabel 4.17 hari Rabu (1 april 2009) Tabel 4.18 hari Kamis (2 april 2009) Tabel 4.19 hari Jum'at (3 april 2009) Tabel 4.20 hari Sabtu (4 april 2009)

8 Tabel 4.21 hari Minggu (5 april 2009) Dari 69 quisioner yang telah diperoleh, didapat sebanyak 64 penduduk yang telah tinggal dilokasi pengambilan data lebih dari 10 tahun dan semuanya tidak memiliki riwayat pindah tempat tinggal selama di Simo Rejosari A, Gang 3, Rt 15 sampai dengan saat ini. Hal ini perlu diketahui, karena dampak dari kebisingan akan terjadi atau terasa pada paparan antara 7 sampai 10 tahun. Grafik 4.4 Prediksi kebisingan dapat mengganggu percakapan langsung Grafik 4.5 Prediksi kebisingan dapat mengganggu percakapan telepon Grafik 4.1 Pendapat penduduk tentang kebisinga ditempat tinggal mereka Grafik 4.6 Prediksi kebisingan mengakibatkan sulit membedakan bunyi konsonan Grafik 4.2 Respon penduduk terhadap kebisingan disekitar tempat tinggal mereka Grafik 4.3 Prediksi kebisingan dapat mengganggu pendengaran Grafik 4.7 Prediksi kebisingan dapat mengganggu kehamilan 8

9 Grafik 4.8 Prediksi kebisingan dapat mengganggu pertumbuhan bayi Grafik 4.12 Prediksi kebisingan dapat mengganggu komunikasi Grafik 4.9 Prediksi kebisingan mengakibatkan kesulitan dalam mendengarkan bunyi dengan nada tinggi Grafik 4.13 Prediksi kebisingan dapat menggu itirahat Grafik 4.10 Prediksi kebisingan mengakibatkan tekanan pada otot Grafik 4.14 Prediksi kebisingan dapat mengganggu tidur Grafik 4.11 Prediksi kebisingan mengakibatkan titinus Grafik 4.15 Prediksi kebisingan dapat mengganggu kerja 9

10 Grafik 4.16 Prediksi kebisingan dapt mengganggu belajar Grafik 4.21 Prediksi kebisingan dapat menimbulkan stres Grafik 4.17 Prediksi kebisingan dapat mengganggu ibadah Grafik 4.18 Prediksi kebisingan dapat mengganggu kenyamanan Grafik 4.19 Prediksi kebisingan dapat mengganggu konsentrasi Grafik 4.23 Prediksi kebisingan menyebabkan mudah lelah Dari pengamatan secara umum, maka kebisingan didaerah pemukiman sekitar ruas tol Surabaya-Tj perak adalah tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat hunian. Hal ini dikarenakan jarak pemukiman dari bahu jalan tol terlalu dekat, yaitu tidak lebih dari 6 meter. Selain itu sebagai pembatas antara tempat pemukiman penduduk dan wilayah jalan tol tidak terdapat barier sebagai penghalang bising seperti disarankan oleh Puslitbang Jalan yang diwajibkan menghasilkan atenuasi antara 0-17,3 dba pada titik-titik ukur yang berjarak 16,7 in - 44,7 m dari bahu jalan. Selain tersebut diatas, setelah dilakukan pengukuran TTB dan dilakukan penghitungan Leq maka dapat dikatakan bahwa pemukiman didaerah tersebut kurang sehat. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan pada masing-masing titik ukur yang semuanya melebihi batas yang disarankan seperti tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan, yang menyebutkan zona untuk perumahan dan tempat pendidikan adalah berkisar pada db. Sedangkan dari hasil perhitungan Leq pada masing-masing titik pengukuran didapat tingkat tekanan bunyi rata-rata sebagai berikut, Leq pada titik ukur satu sebesar 74,459 db, Leq pada sekitar titik ukur dua sebesar 65,648 db, dan Leq pada daerah di sekitar titik ukur tiga adalah sebesar 60,12882 db. Dari semua hasil perhitungan TTB disemua titik, 10

11 menunjukkan bahwa tingkat tekanan bunyi tersebut masih sangat tinggi dan diatas batas yang disarankan. Namun secara umum sebagian penduduk disekitar ruas tol Tandes mengatakan telah terbiasa dengan paparan kebisingan yang lebih tinggi dari yang dianjurkan. Hal ini dapat terbaca dari sangat sedikitnya responden yang mengatakan bahwa wilayah tempat tinggal mereka adalah sangat bising. Mereka telah terbiasa mengalami paparan kebisingan yang mencapai 74,459 db. Namun kebisingan akibat aktifitas lalulintas jalan tol akan mengganggu komunikasi sebagian besar penduduk disekitar ruas tol Tandes sampai radius 6 meter meter dari bahu jalan, yang memiliki tingkat tekanan bunyi ratarata sebesar 74,459 db. Kemudian untuk gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kebisingan jalan tol terasa hingga pada radiur ukur 43 meter yang memiliki tingkat tekanan bunyi rata-rata sebesar 65,648 db. Dan untuk jarak yang lebih jauh gangguan tersebut tidak lagi dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Simo Rejosari A gang III. Selain itu kebisingan yang disebabkan oleh aktifitas lalu-lintas jalan tol juga dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari dari penduduk yang tinggal disekitarnya. Diantaranya, kebisingan jalan tol dapat mengganggu komunikasi, mengganggu istirahat, waktu belajar, dan beribadah mayoritas penduduk yang tinggal disekitar jalan tol. Namun gangguan itu akan mulai berkurang pada sekitar titik ukur tiga yang memiliki jarak sejauh 82 meter dari bahu jalan dan memiliki Leq sebesar 60,12882 db. Sedangkan khusus untuk waktu tidur dan istirahat, gangguan paparan kebisingan yang dirasakan sebagian besar penduduk di Simo Rejosari A adalah sebesar 56,55 db, yang sebenarnya adalah mendekati paparan kebisingan normal yang disarankan oleh menteri Perhubungan tentang peruntukan pemukiman dan hunian sebesar 55 db. Namun secara psikologis, kebisingan jalan tol dapat mengakibatkan dampak secara menyeluruh kepada penduduk yang tingagal disekitarnya. Diantaranya kebisingan lalu-lintas jalan tol dapat mengganggu kenyamanan penduduk yang tinggal disekitarnya, dapat menggngu konsentrasi, menimbulkan stres, dan menimbulkan pengaruh terhadap perilaku pemukiman. Namun diluar beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kebisingan jalan tol tersebut, penduduk disekitar ruas tol Tandes menyadari bahwa tingkat kebisingan disekitar tempat tinggal mereka adalah sangat bising yang dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan daya dengar dalam waktu yang lama dan perlu untuk segera diredam. Dan dari quisioner yang didapat banyak saran yang mereka harapkan, yang diantaranya adalah dengan pembuatan barier sebagai upaya meredam kebisingan yang diakibatkan oleh aktifitas lalu-lintas jalan tol. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis yang telah dilakukan maka dapatn ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Daerah pemukiman disekitar ruas tol Surabaya- Tj perak sangat bising dan tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat hunian. 2. Tingkat kebisingan yang terdapat di sekitar daerah pengukuran sangat tinggi dan melebihi batas yang disarankan seperti tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Secara umum penduduk disekitar ruas tol Tandes telah terbiasa dengan paparan kebisingan yang melebihi batas yang dianjurkan. 4. Kebisingan lalu-lintas jalan tol dirasakan mengganggu aktifitas komunikasi hingga pada radius titik ukur satu yang memiliki jarak 6 meter dan TTB rata-rata 74,459 db. 5. Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kebisingan jalan tol terasa hingga pada radiur ukur 43 meter yang memiliki tingkat tekanan bunyi rata-rata sebesar 65,648 db. 6. Kebisingan jalan tol mempengaruhi kegiatan sehari-hari dari penduduk yang tinggal disekitarnya. 7. Kebisingan jalan tol dapat mengakibatkan dampak secara psikologis pada daerah disemua titik pengukuran. 8. Kebisingan jalan tol tidak menyebabkan seseorang mengalami Sindrom Dispepsia. 5.2 Saran Maka dari hasil penelitian, ada beberapa saran yang perlu untuk diperhatiakan yaitu : Pemasangan bangunan Penghalang Bising seperti disaarankan oleh Puslitbang Jalan yang diwajibkan menghasilkan atenuasi antara 0-17,3 dba pada titik-titik ukur yang berjarak 16,7 in - 44,7 m dari bahu jalan 11

12 Perlu dilakukan analisis dan desain ulang mengenai Bangunan Penghalang Bising terutama pada struktur, bahan, dan tinggi bangunan. Pemasangan bangunan Penghalang Bising dari bahan ALWA (Artificial Light Weight Agregate) dengan tinggi 2,75 meter, seperti yang telah dilakukan penelitian oleh Puslitbang Jalan. Mengatur kembali letak pemukiman yang terlalu dekat dengan bahu jalan, dengan jarak yang disarankan yaitu 16,7 in - 44,7 m dari bahu jalan. BIODATA PENULIS Nama : Heru Eris Dianto TTL : Kediri, 20 Maret 1985 Alamat : Kencong Kepung - Kediri Pendidikan : SDN Kencong III ( ) SLTP Negeri 2 Pare, Kediri ( ) SMU Negeri 2 Pare, Kediri ( ) Teknik Fisika FTI - ITS ( sekarang) DAFTAR PUSTAKA 1. Irwin, JB Industrial Noise and Vibration Control Prentice Hall Inc., NJ. 2. M. Harris, Cyril Handbook of Acoustical Measurements and Noise Control. Mc Grawhill Inc. 3. Smith, BJ Acoustic and Noise Control. Addison Wesley. 4. B & K, Enviromental Noise. Bruel & Kjaer, Sound & Vibration Measurement. Naerum Denmark B & K, Measuring Sound. Bruel & Kjaer. Naerum Denmark (Revision) Riyanasari, Sang Ayu Made Dwi, Pengaruh Kebisingan Terhadap Daya Pendengaran Masyarakat di Sekitar Kawasan Bandara Ngurah Rai Bali, Fakultas Kesehatan, UNAIR Hartono, Pengaruh perbedaan Intensitas kebisingan terhadap Sindrom Dispepsia, Departemen Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo Budihalim S. Aspek Psikosomatik Ulkus Peptik. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam. Soeparman (ed.), Balai Penerbit FKUI, Jakarta

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA TUGAS AKHIR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA Dosen Pembimbing 1 : Ir.Wiratno A.Asmoro,M.Sc Dosen Pembimbing 2

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya. PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH-PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) Anugra Setiawan Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH- PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) Nyimas Septi Rika Putri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA SEMINAR TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA Masmulki Daniro J. NRP. 3307 100 037 Dosen Pembimbing: Ir. M. Razif, MM Semakin pesatnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG Fernanda Gilsa Rahmatunnisa 1, Mutia Ravana Sudarwati 1, Angga Marditama Sultan Sufanir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi

Lebih terperinci

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. ARDHINA NUR HIDAYAT (3308100066) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. Evaluasi Perubahan Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi Dikaitkan Dengan Tata Guna Lahan Di Kawasan Dharmawangsa

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH Ajeng Putri Mayangsari Pembimbing I : Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH- PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) NyimasSepti Rika Putri FakultasTeknik

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN Sahrullah Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA Oleh: Heru NRP. 3307100024 Dosen Pembimbing Ir. M. Razif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan kondusif dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Salah satu diantaranya adalah lingkungan kerja yang bebas dari kebisingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri permobilan terus meningkat. Peralatan industri seperti knalpot sepeda motor, peniup / penghembus, kipas angin, dan trafo menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA Daniel Wicaksono ) dan Didik

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG Hendrik Pristianto Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong ABSTRAK Kebisingan merupakan polusi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan Menimbang : MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, 1. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kebisingan Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. [1] Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT Novi Suryanti 1), Nurhasanah 1), Andi Ihwan 1) 1)Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan

Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan Elysa

Lebih terperinci

POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS

POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS Benidiktus Susanto 1 dan Agata Eka Siswandari 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada sarana transportasi dan perluasan daerah pemukiman. Dampak dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan Lalu lintas Kebisingan adalah bentuk suara yang tidak diinginkan atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

Lebih terperinci

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2 PENGARUH AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEBISINGAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PANGUDI LUHUR SURAKARTA Dyah Ratri Nurmaningsih, Kusmiyati, Agus Riyanto SR 7 Abstrak: Semakin pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Rudhi Andreas Komang ), Aryo Sasmita 2), David Andrio 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu pendengaran manusia. Menurut teori Fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh syaraf pendengaran yang berasal

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki 3). Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara

Lebih terperinci

KEBISINGAN (NOISE) Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS

KEBISINGAN (NOISE) Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS Peratuan MENKES No. 718/Men.Kes/Per/XI/1987 Tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan Zona A Zona

Lebih terperinci

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA batas yang telah ditetapkan dalam Peraturan ( Syahid Prima Rakhmawan, Andi Rahmadiansah, Menteri ST, MT, Negara Ir.

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG. STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG. SUSANTO ATMADJA NRP : 9721007 NIRM : 41077011970244 Pembimbing : V. Hartanto S.,Ir.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN Ratih Dwilestari Pembimbing I : Ir. Tutug Dhanardono, MT. Pembimbing II : Ir. Heri Joestiono Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-156 Peningkatan Insulasi Akustik Dinding Luar Kamar Hotel Studi Kasus Di Dalam Bandar Udara Benny Adi Nugraha, Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM 3.1 Identifikasi Penelitian Kebutuhan manusia terhadap transportasi semakin lama semakin meningkat, terutama kebutuhan akan transportasi udara, yaitu pesawat terbang.

Lebih terperinci

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang ISSN 1410-9840 KAJIAN DAMPAK PENINGKATAN KEBISINGAN AKIBAT OPERASINALISASI JALUR GANDA KERETA API (STUDI KASUS PEMBANGUNAN JALAN KA PARTIAL DOUBLE TRACK BREBES LOSARI CIREBON) Evi Setiawati Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB IV ANALISA DAN HASIL BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.1 Analisa Pengukuran Kepadatan Penumpang Analisa pengukuran kepadatan penumpang adalah menganalisa seberapa besar pengaruh kebisingan yang disebabkan kepadatan penumpang di suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA Sabri 1* dan Suparno 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Syech Abdurrauf

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV Nidya Yutie Pramesti *, Retno Wulan Damayanti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl.

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN Galuh Renggani Wilis Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas pancasakti Tegal Email : galuhrw@gmail.com

Lebih terperinci

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS Zuhdi Ismail (M0208062) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta A. Pendahuluan Bising didefinisikan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA ( Edy Hariyanto, Ir. Wiratno A.Asmoro,M.Sc dan Ir. Tutug Dhanardono,MT) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Bunyi dapat dihasilkan oleh dua benda yang saling berbenturan, alat musik, percakapan manusia, suara

Lebih terperinci

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT. Lingkungan Kerja Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT. Definisi Kebisingan Adalah bunyi yang tidak menyenangkan, bunyi yg menggangu. Pengukuran : - Sound level meter - Mikrofon - Sound Analyzer ALAT

Lebih terperinci

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki. Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara atau media lain 5). Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan guna memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja

Lebih terperinci

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja ICS 13.140 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya. Pergesekan tersebut mengakibatkan geteran yang akan menganggu keseimbangan molekul-molekul udara

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE) PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE) Tahun Anggaran 2011 Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan baik orang maupun barang dari suatu tempat asal ke suatu tujuan. Transportasi mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU Bima Anggraini 1, Rahmi Dewi 2, Juandi 3 E-mail: bimaanggraini23@yahoo.com 1 Mahasiswi Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada segala aspek kehidupan. Sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan tidak

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan*, Holidy Ilyas* Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran

Lebih terperinci

Utang Budiwan MO Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Utang Budiwan MO Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ANALISA PAPARAN BISING DI LINGKUNGAN JALAN SLAMET RIYADI, JALAN Prof.Dr.R.SUHARSO, DAN JALAN ADI SUCIPTO SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN BISING SINAMBUNG SETARA Utang Budiwan MO2949 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring kemajuan zaman, kebutuhan manusia semakin banyak dan untuk memenuhi semua itu orang-orang berupaya menyediakan pemenuh kebutuhan dengan melakukan proses

Lebih terperinci

Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak

Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak Pengukuran Bising Lingkungan Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak by : Zoel 06 Tidak dalam kondisi hujan Kecepatan angin 20 km/jam Mikrofon dilengkapi wind screen untuk menghindari pengaruh getaran

Lebih terperinci

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang KEBISINGAN Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara,

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang Helga Yermadona 1,*), Yossyafra 2), Titi Kurniati 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

KEBISINGAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN DI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH. Oleh Khairina 1, Deasy Arisanty 2, H.

KEBISINGAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN DI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH. Oleh Khairina 1, Deasy Arisanty 2, H. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 24-32 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg KEBISINGAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN DI KECAMATAN

Lebih terperinci

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT KEBISINGAN DI BAWAH LAUT Kebisingan merupakan bunyi atau suara yang tidak menyenangkan untuk di dengar. Bunyi ini memiliki volume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan bisa mengakibatkan

Lebih terperinci

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung A. M. S. SUFANIR Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung 40012 E-mail:

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR Jasmareni Sri Kurniati Baalijas *,Juandi, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN Jusriadi 1, Nurlaela Rauf 2, Dahlang Tahir 3. Program Studi Fisika Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Lebih terperinci

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa

Lebih terperinci

Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung

Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol 04, No 02, Juli Tahun 2016 Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Mufli Fita Firna Sari, Gurum Ahmad Pauzi & Warsito

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Gotot Slamet Mulyono Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol

Lebih terperinci

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Gotot Slamet Mulyono Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Studi Awal ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS PADA JALAN TOL RUAS WARU-SIDOARJO

Studi Awal ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS PADA JALAN TOL RUAS WARU-SIDOARJO Studi Awal ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS PADA JALAN TOL RUAS WARU-SIDOARJO Oleh: Rudy Setiawan, Tirta Djusman Arief (1) Nini Handayani, Pauline Sawitri (2) ABSTRAK Kebisingan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

STUDI MODEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS DENGAN TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN TOL IR. SUTAMI MAKASSAR

STUDI MODEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS DENGAN TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN TOL IR. SUTAMI MAKASSAR JURNAL TUGAS AKHIR STUDI MODEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS DENGAN TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN TOL IR. SUTAMI MAKASSAR DISUSUN OLEH : FAKHRUDDIN SAM D 111 07 140 JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU Maya Asti*, Juandi M, Krisman Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian

Lebih terperinci

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa kemajuan pada bidang transportasi seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks membutuhkan sarana

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN BUNG TOMO SAMARINDA SEBERANG

SKRIPSI PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN BUNG TOMO SAMARINDA SEBERANG JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN BUNG TOMO SAMARINDA SEBERANG Dikerjakan oleh: Nama : Selamat Zulkipli Npm : 11.11.1001.7311.142 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

SUPADI NIM : NIRM :

SUPADI NIM : NIRM : ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS PADA KAWASAN PENDIDIKAN (Studi Kasus Jalan Di Depan SMK N 1 dan SMA N 3 Di Sukoharjo) Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1 PENGUKURAN INTENSITAS TINGKAT KEBISINGAN BERDASARKAN STANDAR OSHA (Occupational Safety & Health Administration) PADA AREA MESIN RING FRAME (Studi Kasus Departemen Spinning PT. Kusumaputra Santosa-Solo)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan

Lebih terperinci

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD Evi, Irawan Wisnu Wardana, Endro Sutrisno Department of Environmental Engineering,

Lebih terperinci

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR) ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR) Syaiful Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UIKA Bogor

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KALIWARO N - KALIKEPITNG, SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KALIWARO N - KALIKEPITNG, SURABAYA PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KALIWARO N - KALIKEPITNG, SURABAYA Abstrak Volume aktivitas kendaraan bermotor diindikasikan merupakan salah satu penyebab tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia permasalahan transportasi sudah sedemikian parahnya khususnya di berbagai kota besar. Kenaikan dan kepadatan dari sektor transportasi diakibatkan dari tingginya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI. Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto²

KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI. Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto² KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto² ¹Mahasiswi Program S1 Fisika FMIPA-UR ²Dosen JurusanFisika FMIPA-UR JurusanFisika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam,

Lebih terperinci

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI 3208204001 Latar belakang pelebaran jalan akibat perkembangan kota mengakibatkan

Lebih terperinci

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU Abd. Kudus Zaini Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh manusia dan merupakan faktor lingkungan yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan. [1-2] Berdasarkan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, kemajuan teknologi di bidang transportasi turut serta berkembang dengan cepat, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara.

Lebih terperinci

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana Pengendalian Bising Oleh Gede H. Cahyana Bunyi dapat didefinisikan dari segi objektif yaitu perubahan tekanan udara akibat gelombang tekanan dan secara subjektif adalah tanggapan pendengaran yang diterima

Lebih terperinci

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI 63 TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI Nyoman Surayasa 1), I Made Tapayasa 2), I Wayan Putrayadnya 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observational dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan cara observasi lingkungan kerja,

Lebih terperinci

JL. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia ABSTRAK

JL. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia   ABSTRAK P E M E T A A N T I N G K A T K E B I S I N G A N A K I B A T A K T I V I T A S T R A N S P O R T A S I P A D A J A L A N B E L I T U N G DARAT K O T A B A N J A R M A S I N NOISE DISTRIBUTION MAPPING

Lebih terperinci