PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA"

Transkripsi

1 PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA ( Edy Hariyanto, Ir. Wiratno A.Asmoro,M.Sc dan Ir. Tutug Dhanardono,MT) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo,Surabaya 60 ABSTRAK Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.. Pengambilan data dilakukan di permukiman yang terdekat dengan terminal Bungurasih dengan hari pengambilan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu pada pukul , , , , , , dan Dari Analisa didapatkan Nilai Leq selama 30 menit pada hari Selasa dan Minggu. Nilai Leq pada hari Selasa untuk Ls ( waktu siang hari ) TTB nya adalah 69 dba,nilai Leq untuk Lm ( waktu malam hari ) TTB nya adalah 5dBA,sehingga dapat diketahui nilai Lsm ( waktu siang malam) dengan perhitungan rumus didapatkan nilai TTB nya 5 dba. Nilai Leq pada hari Minggu untuk Ls ( waktu siang hari) TTB nya adalah 80 dba, nilai Leq untuk Lm ( waktu malam hari ) TTB nya adalah 59 dba, sehingga dapat diketahui nilai Lsm ( waktu siang malam hari) dengan perhitungan rumus didapatkan nilai TTB nya 78 dba. Nilai-nilai tersebut melebihi batas dari tingkat kebisingan menurut Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 996 yaitu 55 dbaa, sehingga dinyatakan kurang layak bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar terminal Purabaya karena sudah melebihi ambang batas. Kata kunci: Kebisingan Lingkungan,TTB,Leq (24 jam), Lsm PENDAHULUAN. Latar Belakang Terminal Purabaya di operasikan oleh Pemkot surabaya pada tahun 99 di Desa Bungurasih. Terminal Purabaya merupakan terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah penumpang hingga per hari), dan termasuk terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Terminal Purabaya atau lebih dikenal dengan Terminal Bungurasih ini dibangun oleh Pemkot Surabaya sebagai terminal dengan tipe A yang artinya berfungsi untuk melayani kendaraan umum sebagai Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Antar Kota Luar Propinsi (AKLP), selain itu Terminal Purabaya juga melayani angkutan kota serta Lyn. Masalah kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan transportasi di terminal Purabaya pada umumnya kurang diperhatikan oleh penduduk yang menetap di daerah tersebut, dampak dari kebisingan lingkungan yang terusmenerus akan mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan fisiologi, dan gangguan pada pembicaraan.penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Terminal Bungurasih yang memiliki intensitas kebisingan yang cukup tinggi. Kebisingan Masalah kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan transportasi di terminal Purabaya pada umumnya kurang diperhatikan oleh penduduk yang menetap di daerah tersebut, dampak dari kebisingan lingkungan yang terusmenerus akan mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan fisiologi, dan gangguan pada pembicaraan.penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Terminal Bungurasih yang memiliki intensitas kebisingan yang cukup tinggi. Kebisingan berasal dari keluar masuk dari bus serta kendaraan lain yang melintas.kebisingan merupakan salah satu hal yang sangat menganggu bagi penduduk disekitar terminal terminal, pada intensitas yang cukup lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan. Tingkat kebisingan lingkungan pada daerah di sekitar terminal selain kontinyu juga berfluktuasi dari waktu ke waktu selama 24 jam. Untuk menentukan tingkat kebisingan lingkungan yang diterima daerah tersebut selama 24 jam memerlukan pengukuran selama 24 jam pula. Namun dalam perkembanganya, banyak sekali metode pengukuran yang digunakan untuk menghitung tingkat kebisingan lingkungan baik oleh pemerintah melalui surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : KEP- 48/MENLH// Perumusan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul adalah bagaimana menentukan nilai parameter kebisingan,yaitu Leq 24jam di daerah sekitar Terminal Purabaya. Bagaimana menentukan prosedur pengukuran Leq 24jam yang paling efisien dalam pembacaan saat pengambilan data, yang menghasilkan nilai mendekati dengan nilai pengukuran kontinyu selama 24 jam.bagaimana cara mengendalikan tingkat kebisingan sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingan yang terlalu tinggi.

2 .3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :.Penentuan nilai kebisingan siang malam selama 24 jam di luar ruangan ( out door ) 2.Daerah penelitian hanya mencakup pada daerah pemukiman yang terletak dekat dengan terminal Purabaya. 3.Diasumsikan sumber kebisingan yang paling dominan adalah dari bus yang keluar masuk dari terminal Purabaya. 4.Pengambilan data dialakukan selama minggu (senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu,minggu)pada pukul , , , , , , Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :.Untuk menganalisa tingkat kebisingan siang malam di perkampungan bungurasih akibat kegiatan transportasi terminal Purabaya 2.Untuk menentukan prosedur kebisingan lingkungan yang mempunyai frekuensi pembacaan data yang paling efektif dengan hasil pengukuran yang mendekati pengukuran ideal kontinyu selama 24 jam..5 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut :. Identifikasi permasalahan Melakukan pengamatan langsung pada lokasi yang menjadi objek study 2. Studi Lapangan. Mengidentifikasi jalur bus keluar masuk terminal yang menghasilkan tingkat kebisingan cukup tingg di daerah di sekitar terminal yang dekat perkampungan sekitar.. 3. Pengambilan data Pengambilan data 30 menit selama 24 jam ( mulai dari hari senin minggu.setelah itu dihitung nilai L eq 24 jam terbesar dan terkecil.kemudian melakukan melakukan pengukuran tingkat kebisingan ( dengan pengambilan data setiap 5 detik selama 0 menit pada siang hari 4 kali dimulai dari jam , pada malam hari 3 kali dimulai dari jam ) 4. Analisa data dan pembahasan Dari data yang telah diambil dibandingkan dengan SK Menteri Lingkungan Hidup, dilakukan analisa dan didapat suatu kesimpulan. 5. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian diatas apakah hasil dari penelitian tugas akhir terpenuhi atau tidak 2 II.TEORI PENUNJANG 2. Kebisingan Bising adalah suara yang tidak diinginkan. Pada umumnya kebisingan sangat berkaitan dengan ketergangguan (annoyance). Kebisingan ada dimana-mana dan ketergangguan adalah salah satu reaksi yang paling umum terhadap bising (Michaud dkk, 2005). Kebisingan lalu lintas menjadi sumber dominan dari kebisingan lingkungan di perkotaan. Banyak orang yang terpengaruh oleh kebisingan lalu lintas di rumah mereka. Sumber kebisingan yang terkait dengan transportasi berasal dari mobil penumpang, sepeda motor, bus dan kendaraan berat. Tiap-tiap kendaraan menghasilkan kebisingan, akan tetapi sumber dan besarnya dari kebisingan dapat sangat bervariasi tergantung jenis kendaraan. Sebuah studi oleh Yamaguchi dkk (994) menyimpulkan fluktuasi kebisingan yang acak disebabkan oleh perubahan periodik arus lalu lintas. Berbagai negara di dunia yang terus mengalami perkembangan lalu lintas akan diiringi pula dengan penambahan tingkat kebisingan di sepanjang jalan raya. Hal ini menyebabkan salah satu bentuk invasi kebisingan lingkungan. Kebisingan lalu lintas menggangu kegiatan dasar masyarakat seperti tidur, istirahat, belajar, dan berkomunikasi. 2.2 Jenis-Jenis Kebisingan Kebisingan pada umumnya merupakan bunyi yang terdiri dari sejumlah frekuensi dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda dalam besaran desibel (dba). Ditinjau dari hubungan tingkat bunyi sebagai waktu maka kebisingan dapat dibedakan menjadi. Kebisingan kotinyu (Steady State Wide Band Noise) Kebisingan dimana fluktuasi intensitas pada kebisingan ini tidak lebih dari 6 dba dengan spektrum frekuensi yang luas. Sebagai contoh adalah bunyi yang ditimbulkan oleh mesin gergaji dan bunyi yang ditimbulkan oleh katub gas. 2. Kebisingan terputus-putus (Intermitten Noise) Merupakan kebisingan dimana bunyi mengeras dan melemah secara perlahanlahan. Seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas jalan raya, dan bunyi yang ditimbulkan oleh kereta api. 3. Kebisingan impulsif berulang (Impulse Noise) Merupakan kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari 65 ms dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitasnya sampai 20 dba dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 ms. Seperti bunyi mesin tempa di pabrikpabrik. 4. Steady-state noise adalah kebisingan yang tingkat tekanan bunyinya stabil terhadap perubahan waktu dan tak mengalami

3 perubahan yang begitu besar. Contoh kebisingan yang stabil adalah kebisingan sekitar air terjun dan kebisingan pada interior pesawat terbang saat sedang diudara. 5. Fluktuating noise adalah kebisingan yang kontinyu namun berubah-ubah tingkat tekanan bunyinya. Contoh fluctuating noise adalah kebisingan akibat lalulintas pada jalan raya. 2.3 Skala desibel (dba) Decibel (dba) adalah suatu angka logaritma dari perbandingan antara dua fisis sama yang menyatakan ambang dengar suara. Jadi dba untuk tekanan suara yang disebut tingkat tekanan suara (sound pressure level = SPL) adalah logaritma perbandingan antara tekanan suara pada posisi tertentu dari sumber dibandingkan dengan tekanan suara ambang suara dengar manusia (tekanan ambang manusia adalah p ref = 2 x 0-5 n/m 2 (BJ Smith, 996) ). Untuk meng-kompensasikan kebisingan latar belakang, perbedaan decibel dihitung. Rumusnya di bawah ini, kompensasi kebisingan latar belakang menggunakan L (dba) sebagai jumlah tingkat tekanan suara berbobot A dari kebisingan yang ditargetkan dan kebisingan latar belakang, dan L 2 (dba) sebagai kebisingan latar belakang. Rumus akan memperkirakan kebisingan yang ditargetkan L 3 (dba) dengan: L L2 L 3 = 0 log ( Pers.2. ) 2.4. Prinsip Pengendalian Kebisingan Bila sumber bunyi setelah di evaluasi ternyata menghasilkan kebisingan itu dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem pendengaran. Oleh karena itu keberadaan kebisingan harus ditekan sampai serendah mungkin. Untuk menganalisa dan mengatasi perlu meninjau tiga elemen penting yaitu :. Sumber Kebisingan 2. Tranmisi Kebisingan 3. Penerima Kebisingan 2.5 Kriteria Kebisingan Lingkungan Pada Suatu Lokasi Di Indonesia. Kriteria kebisingan lingkungan di Indonesia dituangkan dalam keputusan Menteri Lingkungan Hidup pada Tahun 996. Pada surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup dengan Nomor : KEP-48/MENLH//996, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Kriteria kebisingan lingkungan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dengan Nomor : KEP- 48/MENLH//996 dinyatakan dalam Baku Tingkat Kebisingan. Yang dimaksud Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke 3 lingkungan. Baku Tingkat Kebisingan dinyatakan dalam Kebisingan Siang Malam (L sm ) dengan skala dba(a) Tabel 2. Lampiran SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun Kriteria Kebisingan untuk Bangunan Tempat Tinggal Tingkat bising latar belakang yang dapat diterima dalam bangunan tempat tinggal adalah tidak tegas seperti dalam jenis bangunan lain, karena perbedaan yang besar dalam lokasi pengembangan tempat tinggal, jangkauan ekonomik,dan lain-lain, dan juga pada kegiatan yang berbeda yang terjadi di dalamnya. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai NC yang direkomendasikan untuk rumah-rumah dengan lokasi yang berbeda. Tabel 2.2 Kriteria Bising Latar Belakang Yang direkomendasi untuk Rumah Tangga Lokasi Ruang tidur Ruang keluarga desa pinggiran Kota Kota dekat Lalulintas padat dekat industri padat Dampak Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikendaki. Apabila suatu suara menganggu orang yang sedang membaca ataupun yang sedang mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi orang itu meskipun orang-orang lain tidak terganggu oleh suara tersebut. Meskipin pengaruh bising banyak kaitannya dengan faktorfaktor psikologis dan emosional, ada terdapat juga kasus-kasus dimana akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara atau karena lamanya

4 telinga terpasang pada kebisingan tersebut. Pengaruh-pengaruh kebisingan antara lain :.Pengaruh kebisingan pada pendengaran (Auditory effect) antara lain : a.kerusakan pendengaran, kerusakan pendengaran akibat kebisingan adalah rusaknya organ-organ dalam pendengaran. b.penurunan pendengaran (hearing loss). Penurunan pendengaran adalah bergesernya ambang batas pendengaran seseorang menjadi lebih tinggi dari ambang batas manusia normal, sehingga telinga tidak mampu mendeteksi tingkat tekanan bunyi pada 0 dba sampai batas pergeseranya. 2.Pengaruh kebisingan terhadap psychology meliputi : Gangguan tidur (sleep disturbance), Gangguan tidur yang dialami seseorang akibat kebisingan adalah bergesernya tingkat perasaan nyenyak saat tidur menjadi lebih rendah. Berkurangnya kenyamanan dan perasaan nyenyak saat tidur menyebabkan penurunan kebugaran Perasaan terganggu (annoyance). Perasaan terganggu oleh kebisingan adalah suatu respon seseorang tehadap bising di sekitarnya. Tingginya tingkat gangguan dan lamanya seseorang dalam lingkungan yang punya tingkat gangguan bising sangat besar menyebabkan seseorang beranggapan bahwa kebisingan tidak terlalu penting karena sudah terbiasa. Stress. Kebisingan yang mengenai seseorang sampai 85 dba(a) bisa berakibat stressnya seseorang. Stress ini ditandai dengan membesarnya pupil mata, naiknya tekanan darah dan meningkatnya asam lambung. Lebih jauh, kebisingan yang mengenai seseorang dengan jangka waktu yang lama mengakibatkan sakit mental, gelisah dan perasaan mudah marah. 2.8 Macam-Macam Tingkat Kebisingan Tingkat Kebisingan Statistik Model yang dipergunakan untuk menyatakan distribusi kebisingan selama interval tertentu secara lebih mendalam. Tingkat Kebisingan Ekivalen Model yang dipergunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan rerata dalam interval waktu tertentu. Tingkat Kebisingan Siang Malam Model yang dipergunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan lingkungan Interval Siang : 6 jam ( ) Interval Malam : 8 jam ( tekanan bunyi ekuivalen (L eq ), tingkat tekanan bunyi siang hari (L S ), tingkat tekanan bunyi malam hari ( L M ), tingkat tekanan bunyi siang malam ( L SM ) Tingkat Kebisingan Ekivalen (L eq ) Salah satu perhitungan tingkat tekanan bunyi adalah tingkat tekanan bunyi ekuivalen dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara dengan tingkat bunyi yang steady state pada selang waktu yang sama. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu ( Leq ) dapat ditentukan melalui persamaan : n Lpi Leq 0log pi.0 i 0 Tingkat Kebisingan pada siang hari ( L S ) Tingkat Kebisingan yang terjadi pada siang hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 6 jam siang hari yaitu antara pukul dengan minimal pengambilan data selama 4 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Ls. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Ls 0log 6 i. ti0 Lsi 0 dba Tingkat Kebisingan pada malam hari ( L M ) Tingkat Kebisingan yang terjadi pada malam hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 8 jam malam hari yaitu antara pukul dengan minimal pengambilan data selama 3 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Lm. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Lm 0log 8 Tingkat tekasiang malam ( L SM ) Tingkat kebisingan siang malam hari dipakai di Indonesia untuk menilai kebisingan Lingkungan. Dengan persamaan rumus dapat dituliskan : Lsm 0log i 6.0. ti0 Lsi 0 dba Lm5 LS dba 2.9 Penentuan Kriteria Kebisingan Ada beberapa penentuan kriteria yang dibdakan menurut fungsi dan kegunaannya. Berikut akan dijelaskan dua macam penentuan kriteria kebisingan yaitu perhitungan tingkat 4

5 III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Study Literatur dan identifikasi permasalahan Perumusan masalah Pengambilan data 30 selama seminggu Leq Terkecil Leq Terbesar Pengambilan Data selama 0 menit pembacaan 5 detik Pengambilan data setiap 5 detik selama 0 menit pada siang hari selama 4 kali dimulai dari pukul , pada malam hari 3 kali dimulai dari pukul Ls ( tingkat kebisingan siang hari) Dilakukan pengambilan data selama minggu pada siang hari data yang dihasilkan 20 data. 7.Lm( tingkat kebisingan malam hari) Dilakukan pengambilan data selama minggu pada malam hari data yang dihasilkan 20 data 8.Lsm( Tingkat Kebisingan Siang Malam) Perhitungan antara Ls ( waktu siang) selama 6 jam,lm(waktu malam) selama 8 jam. 9.Analisa 0.Kesimpulan 9.Saran 3. Penentuan Objek Penelitian Penelitian ini pengambilan data di permukiman terdekat dengan terminal Bungurasih. seperti yang di tunjukan pada gambar 3.. Ls ( kebisingan siang hari) Lm ( kebisingan malam hari) L SM ( waktu siang malam) Analisa Kesimpulan Gambar 3. Layout Terminal Purabaya Selesai Gambar 3. Flowchart Penelitian Cara kerja flow chart diatas :.Study literatur dan identifikasi permasalahan Langkah awal yaitu melakukan survai atau pengamatan langsung pada lokasi yang menjadi objek dari penelitian. 2.Perumusan Masalah Merumuskan suatu permasalahan mengenai tingkat kebisingan akibat kegiatan aktifitas terminal Purabaya. 3.Pengambilan data selama 30 menit dalam Minggu Data yang diambil dimulai dari hari seninminggu,selama 24 jam. 4.Leq terkecil,leq terbesar Setelah dilakukan pengambilan data selama 30 menit,maka diketahui hari Leq yang terbesar,dan Leq yang terkecil 5.Pengambilan data tingkat kebisingan Gambar 3.2 Denah Terminal Purabaya Berdasarkan Google Map Pada penelitian mengenai kebisingan lingkungan akibat kegiatan transportasi terminal Purabaya, yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah area permukiman yang letaknya sangat berdekatan dengan terminal Purabaya dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut :. Lokasi terminal Purabaya (Bungurasih) yang terletak di permukiman yang padat, sehingga diperkirakan mempunyai dampak kebisingan 5

6 yang besar terhadap masyarakat yang bermukim di sekitarnya. 2. Arus transportasi terminal Purabaya tergolong kontinyu akibat keluar masuk bus umum maupun bus kota. 3. Jarak pemukiman di sekitar terminal rata-rata sangat dekat 4. Aktivitas penduduk di sekitar terminal Surabaya cukup beragam. 5. Banyak sekali aktivitas penduduk yang memakan waktu kerja cukup lama dilakukan di luar area permukiman. 3.2 Metode Pengukuran & Perhitungan Berdasarkan KepMenLH No.48/MenLH//996 :. Waktu pengukuran selama 0 menit tiap jam. 2. Pengambilan data adalah tiap 5 detik ( 0 menit dihasilkan 20 data) 3. Ketinggian microphone adalah,2 m dari permukaan tanah. 3.3 Alat Ukur yang digunakan Data diukur dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Alat ukur ini mengkonversi suara menjadi signal electrik yang diperkuat oleh mikrofon, di proses secara electronik untuk menghasilkan pembacaan dalam decibel. Gambar 3.3 Sound Level Meter ProsedurPengukuran. Posisikan sound level meter pada kedudukan yang setara tingkat intensitas bising di tempat 2. Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo atau Hi. Lo atau Low Intensity berada pada skala 40 s/d 80 dba, sedangkan Hi atau High Intensity berada pada skala 80 s/d 20 dba. 3. Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala minimum dan skala maksimum. Ambil jumlah titik kedudukan sebanyak yang diperlukan. 3.4 Metode Pengukuran Metode Pengukuran untuk penelitian kebisingan pada terminal Bungurasih Surabaya terdapat dua hal yang penting :. Survey Awal 2. Pengambilan Data IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4. Analisa Data.Tingkat Kebisingan Ekivalen (L eq ) Salah satu perhitungan tingkat tekanan bunyi adalah tingkat tekanan bunyi ekuivalen 6 dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara dengan tingkat bunyi yang steady state pada selang waktu yang sama.tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu ( Leq ) dapat ditentukan melalui persamaan : n Lpi Leq 0log pi.0 dba i 0 2.Menentukan LSM ( Siang Malam) Langkah pertama : Pengambilan data pada siang hari ( Ls) dimulai pukul dengan minimal pengambilan data selama 4 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Ls. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Lsi 4 0 Ls 0log. ti0 dba 6 i Langkah Kedua : Pengambilan data pada malam hari ( LM) Dimulai pukul dengan minimal pengambilan data selama 3 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Lm. Dapat dirumuskan sebagai berikut Lsi 3 0 Lm 0log. ti0 dba 8 i Langkah Ketiga : Pengambilan data siang malam hari Dengan persamaan rumus dapat dituliskan Lsm 0log Lm5 LS dba Data hasil pengukuran dimulai dari jam : , , , , , , (senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu,minggu) Langkah awal yaitu melakukan perhitungan L eq untuk mengetahui pada hari apa tingkat kebisingan terbesar dan terkecil Tabel 4. Leq selama minggu No Hari Leq dba Senin 70 2 Selasa 66 3 Rabu 69 4 Kamis 67 5 Jumat 68 6 Sabtu 7 7 Minggu 73 Didapatkan ; Nilai Leq pada hari Senin = 70 dba Nilai Leq pada hari Selasa= 66 dba Nilai Leq pada hari Rabu = 69 dba

7 Nilai Leq pada hari Kamis = 67dBA Nilai Leq pada hari Jumat = 68 dba Nilai Leq pada hari Sabtu = 7 dba Nilai Leq pada hari Minggu = 73 dba Dari hasil perhitungan Leq tertinggi pada hari minggu sebesar 73 dba,faktor tingginya tingkat kebisingan adalah pada hari tersebut dijumpai padatnya jumlah pengunjung,maupun kendaraan yang keluar masuk pada terminal sangat padat,sehingga didapat nilai kebisingan yang sangat tinggi. Untuk nilai Leq terendah dari perhitungan diatas pada hari rabu,faktor penyebabnya sangat sedikit aktifitas kegiatan dalam terminal,baik dari pengunjung yang bepergian maupun kendaraan yang umum maupun bus keluar masuk yang melintas di terminal sangat sedikit,sehingga nilai tingkat kebisingan rendah.tinggi rendahnya nilai tingkat kebisingan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara : aktifitas kegiatan yang ada pada terminal Purabaya meliputi bus keluar masuk maupun kendaraan umum yang melintas,jumlah pengunjung yang berpergian biasanya kebanyakan di jumpai pada hari libur cenderung lebih banyak daripada hari biasanya. Dapat dilihat hasil berdasarkan grafik di bawah ini Langkah kedua yaitu melakukan perhitungitungan dengan Sound Level Meter setiap 5 detik selama 0 menit. L eq setiap 5 detik selama 0 menit pada hari Selasa ( L S pada siang hari ) Tabel 4.2 Leq selama minggu Jam Leq 0'' dba dba dba dba Keterangan ; Pukul 07.0 nilai L eq = 68 dba ( Mewakili jam ) Pukul 0.0 nilai L eq = 70 dba ( Mewakili jam ) Pukul 4.0 nilai L eq = 72 dba (Mewakili jam ) Pukul 9.0 nilai L eq = 65 dba ( Mewakili jam ) Didapat Nilai L S = 69 Grafik 4. L eq 24 Jam Selama Minggu Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kebisingan dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi,pada hari senin tingkat kebisingan 70 dba,kemudian mengalami titik penurunan pada hari selasa faktor penyebabnya aktifitas kegiatan dalam terminal dijumpai berkurang karena pada hari selasa faktor penyebabnya pada hari tersebut aktifitas kegiatan di terminal hanya dilewati bus keluar masuk dan kendaraan umum yang sangat sedikit. Pada hari Rabu mengalami kenaikan sebesar 69 dba,setelah itu pada hari berikutnya mengalami penurunan tetapi tidak begitu drastis.tingkat kebisngan tertinggi pada hari Minggu sangat tinggi disebabkan aktifitas kegiatan di terminal padat disebabkan jumlah penumpang,kendaraan umum,serta jumlah kendaraan yang melintas sangat padat. Grafik 4.2 Leq pada hari Selasa Siang Hari Dari grafik Leq pada hari Selasa,pada pukul 07.0 didapat nilai Leq 68 dbaa setelah itu mengalami kenaikan diakibatkan aktifitas di luar terminal dipadati oleh para pengunjung dan bus yang keluar masuk di dalam terminal.titik puncak kebisingan pada siang hari tepatnya pukul 4.0 dengan nilai Leq 4.0 sebesar 72 dba,kemudian mengalami penurunan tingkat kebisingan pada malam hari dengan nilai Leq pada pukul 9.0 sebesar 65 dba,faktor penyebabnya jumlah bus yang keluar masuk serta bus dalam kota mengalami titik penurunan kebisingan. L eq selama 0 menit hari Selasa ( L M / pada malam hari) 7

8 Tabel 4.3 Leq selama minggu Jam Leq 0'' dba dba dba Keterangan : Pukul 23.0 nilai L eq = 59 dba ( Mewakili jam ) Pukul 0.0 nilai L eq = 49 dba ( Mewakili jam ) Pukul 05.0 nilai L eq = 52dBA (Mewakili jam ) Didapat nilai L M = 5 dba L eq selama 0 menit hari Minggu ( L M / pada malam hari) Jam Leq 0 '' Keterangan : Pukul 23.0 nilai L eq = 59 dba ( Mewakili jam ) Pukul 0.0 nilai L eq = 49 dba ( Mewakili jam ) Pukul 05.0 nilai L eq = 50dB (Mewakili jam ) Didapat Nilai L M = 59 dba Grafik 4.3 Leq pada hari Selasa Malam Hari Nilai Leq pada malam pada pukul 23.0 didapat nilai TTB sebesar 59 dba,aktifitas pada malam hari mengalami penurunan TTB faktor penyebabnya jumlah penumpang dan jumlah bus yang keluar masuk sangat sedikit. L eq selama 0 menit pada hari Minggu ( L S pada siang hari ) Tabel 4.4 Leq selama minggu Jam Leq 0'' dBA dBA 4.0 7dBA dBA Keterangan ; Pukul 07.0 nilai L eq = 74 dba ( Mewakili jam ) Pukul 0.0 nilai L eq = 69 dba ( Mewakili jam ) Pukul 4.0 nilai L eq = 7 dba (Mewakili jam ) Pukul 9.0 nilai L eq = 63 dba ( Mewakili jam ) Didapat Nilai L S = 80 dba Grafik 4.4 Ls pada Hari Miinggu 8 Grafik 4.5 L eq selama 0menit Hari Minggu Nilai L SM dapat dipeoleh dari penjumlahan nilai L S ( lamanya waktu siang hari ) selama 6 jam,ditambahkan dengan nilai nilai L M / lamanya waktu pada malam hari,selama 8 jam,maka diperoleh Nilai L SM ( Siang-Malam) pada hari Minggu = 78 dba 4.2 Pembahasan Dari Hasil Perhitungan L eq selama 24 jam didapatkan nilai terendah pada hari Selasa nilai TTB nya 66 dba,sedangkan nilai tertinggi pada hari Minggu nilai TTB nya 73 dba. Selanjutnya melakukan perhitungan dengan rumus Ls ( waktu siang hari) selama 6 jam,lm (waktu malam hari) pada hari selasa dan hari minggu.untuk nilai Ls pada hari selasa didapat nilai TTB nya adalah 69 dba,nilai Lm ( waktu malam hari didapat nilai TTB nya adalah 5 dba,untuk nilai Lsm didapat dari penjumlahan nilai Ls dengan nilai Lm nilai TTB nya adalah 69 dba. Untuk hari Minggu nilai Ls nilai TTb nya adalah 80 dba,sedangkan nilai Lm nilai TTB nya adalah 59 dba. Untuk Nilai Lsm didapat dari perhitungan rumus dengan nilai 78 dba. Untuk nilai L eq tertinggi pada hari minggu sangat tinggi sekali karena banyak pengunjung yang berpergian,selain itu bertepatan dengan hari libur sehingga tingkat kebisingan di terminal Bungurasih tinggi. Berdasarakan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 996 untuk kawasan perumahan dan permukiman tingkat kebisingan 55 dba. Hasil pengukuran dan

9 perhitungan sebagai objek penelitian dibandingkan dengan SK menteri ternyata ambang batas melebihi batas nilai yang ditentukan,sehingga dapat dikatakan terminal Purabaya tersebut sangat bising sekali. V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Setelah dilakukan pengukuran, perhitungan,dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :. Hasil L eq 24 jam selama 30 menit diukur dari hari senin minggu, nilai terendah pada hari Selasa adalah 66 dba,nilai tertinggi pada hari minggu adalah 73 dba 2. Nilai L sm di perkampungan di sekitar Terminal Bungurasih diperoleh sebesar 78 dba, lebih besar 23 dba dibandingkan SK Menteri LH No.48/MenLH//996 yang mempunyai nilai sebesar 55 dba, sehingga perkampungan tersebut tidak memenuhi syarat sebagai tempat tinggal dari segi kebisingan 5.2 Saran Diukur juga ditempat lain sekitar kawasan Terminal Bungurasih,untuk mengetahui apakah semua perkampungan di sekitar terminal tersebut melebihi batas. Bila ternyata melebihi batas maka Dinas Perhubungan wajib untuk memasang barrier untuk mengurangi Tingkat Kebisingan. BIODATA PENULIS Nama : Edy Hariyanto TTL : Madiun, Alamat : Kejawan Gebang6 : Pendidikan SDN Madiun Lor 02 ( ) SLTP 06 Madiun ( ) SMU 4 Madiun ( ) D3Poltekkes Surabaya ( ) Teknik Fisika FTI ITS (2008 sekarang) Daftar Pustaka.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH// Materi Kuliah Akustik dan Getaran Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya 3.Industrial Noise Control and Acoustics Randall F. Barron Louisiana Tech University,Ruston, Louisiana, U.S.A

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA TUGAS AKHIR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA Dosen Pembimbing 1 : Ir.Wiratno A.Asmoro,M.Sc Dosen Pembimbing 2

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA SEMINAR TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA Masmulki Daniro J. NRP. 3307 100 037 Dosen Pembimbing: Ir. M. Razif, MM Semakin pesatnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya. PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH-PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) Anugra Setiawan Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB IV ANALISA DAN HASIL BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.1 Analisa Pengukuran Kepadatan Penumpang Analisa pengukuran kepadatan penumpang adalah menganalisa seberapa besar pengaruh kebisingan yang disebabkan kepadatan penumpang di suatu

Lebih terperinci

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM 3.1 Identifikasi Penelitian Kebutuhan manusia terhadap transportasi semakin lama semakin meningkat, terutama kebutuhan akan transportasi udara, yaitu pesawat terbang.

Lebih terperinci

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. ARDHINA NUR HIDAYAT (3308100066) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. Evaluasi Perubahan Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi Dikaitkan Dengan Tata Guna Lahan Di Kawasan Dharmawangsa

Lebih terperinci

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH- PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) Nyimas Septi Rika Putri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT Novi Suryanti 1), Nurhasanah 1), Andi Ihwan 1) 1)Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV Nidya Yutie Pramesti *, Retno Wulan Damayanti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA Oleh: Heru NRP. 3307100024 Dosen Pembimbing Ir. M. Razif,

Lebih terperinci

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

Evi Setiawati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang ISSN 1410-9840 KAJIAN DAMPAK PENINGKATAN KEBISINGAN AKIBAT OPERASINALISASI JALUR GANDA KERETA API (STUDI KASUS PEMBANGUNAN JALAN KA PARTIAL DOUBLE TRACK BREBES LOSARI CIREBON) Evi Setiawati Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan Menimbang : MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, 1. bahwa untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup agar dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri

DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA. Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri DESAIN BARRIER UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEBISINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAEKAWA batas yang telah ditetapkan dalam Peraturan ( Syahid Prima Rakhmawan, Andi Rahmadiansah, Menteri ST, MT, Negara Ir.

Lebih terperinci

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH- PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) NyimasSepti Rika Putri FakultasTeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG Hendrik Pristianto Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong ABSTRAK Kebisingan merupakan polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan kondusif dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Salah satu diantaranya adalah lingkungan kerja yang bebas dari kebisingan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG Fernanda Gilsa Rahmatunnisa 1, Mutia Ravana Sudarwati 1, Angga Marditama Sultan Sufanir

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Rudhi Andreas Komang ), Aryo Sasmita 2), David Andrio 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)

Lebih terperinci

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 01 Surabaya, 10 July 01 ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA Daniel Wicaksono ) dan Didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam atau buatan manusia. Suara yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi bagi seseorang

Lebih terperinci

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH

PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALUR REL KERETA API DI JALAN AMBENGAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NOMOGRAPH Ajeng Putri Mayangsari Pembimbing I : Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan Lalu lintas Kebisingan adalah bentuk suara yang tidak diinginkan atau bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI Khoerul Anwar 1, Binandika Arya Wangsa 2, Furqon Vaicdan 3 1 Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika,

Lebih terperinci

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2 PENGARUH AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEBISINGAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PANGUDI LUHUR SURAKARTA Dyah Ratri Nurmaningsih, Kusmiyati, Agus Riyanto SR 7 Abstrak: Semakin pesatnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-156 Peningkatan Insulasi Akustik Dinding Luar Kamar Hotel Studi Kasus Di Dalam Bandar Udara Benny Adi Nugraha, Andi Rahmadiansah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB II DASAR TEORI Definisi Bising Pembagian bising

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB II DASAR TEORI Definisi Bising Pembagian bising 0 PERANCANGAN BARRIER UNTUK MENURUNKAN KEBISINGAN LALU LINTAS DI PEMUKIMAN SEPANJANG RUAS TOLSIMO REJOSARI (Heru Eris Dianto, Tutug Dhanardono) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE) PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE) Tahun Anggaran 2011 Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR Jasmareni Sri Kurniati Baalijas *,Juandi, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 176 TAHUN 2003

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 176 TAHUN 2003 KEPUTUSAN PROPINSI NOMOR : 76 TAHUN 2003 TENTANG BAKU TINGKAT GETARAN, KEBISINGAN DAN KEBAUAN DI PROPINSI Menimbang Mengingat : a. Bahwa untuk menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup agar dapat bermanfaat

Lebih terperinci

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan baik orang maupun barang dari suatu tempat asal ke suatu tujuan. Transportasi mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN Galuh Renggani Wilis Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas pancasakti Tegal Email : galuhrw@gmail.com

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU Bima Anggraini 1, Rahmi Dewi 2, Juandi 3 E-mail: bimaanggraini23@yahoo.com 1 Mahasiswi Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN Ratih Dwilestari Pembimbing I : Ir. Tutug Dhanardono, MT. Pembimbing II : Ir. Heri Joestiono Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan

Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kebisingan Daerah Perumahan Angkasa Pura I Akibat Flyover Pesawat Terbang di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan Elysa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri permobilan terus meningkat. Peralatan industri seperti knalpot sepeda motor, peniup / penghembus, kipas angin, dan trafo menyebabkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPMEN LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 1996 DARI HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN TAHUN 2009

KAJIAN KEPMEN LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 1996 DARI HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN TAHUN 2009 KAJIAN KEPMEN LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 1996 DARI HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN TAHUN 2009 REVIEW OF MINISTER LIVING ENVIRONMENT NO. 48/1996 USING RESULTS OF ENVIRONMENTAL NOISE MEASUREMENT

Lebih terperinci

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat Sekarang ini pembangunan di kota Solo sangat pesat antara lain banyak hotel, mall dan gedung bertingkat yang didirikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi adalah gelombang mekanis logitudinal yang merambat. Bunyi dihasilkan melalui benda atau zat yang bergetar seperti, bunyi mesin kereta api. Bunyi tersebut berpotensi

Lebih terperinci

Diajukan: 3 Agustus 2011, Dinilaikan: 5 Agustus 2011, Diterima: 10 Oktober Abstrak

Diajukan: 3 Agustus 2011, Dinilaikan: 5 Agustus 2011, Diterima: 10 Oktober Abstrak Jurnal Standardisasi Vol. 3, No. 3 Tahun 20: 76-83 KAJIAN METODE SAMPING PENGUKURAN KEBISINGAN DARI KEPUTUSAN MENTERI INGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 996 Study Sampling Method of Environment Noise From The

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA Sabri 1* dan Suparno 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Syech Abdurrauf

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN Sahrullah Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per

Lebih terperinci

Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak

Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak Pengukuran Bising Lingkungan Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak by : Zoel 06 Tidak dalam kondisi hujan Kecepatan angin 20 km/jam Mikrofon dilengkapi wind screen untuk menghindari pengaruh getaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan volume transportasi dari waktu ke waktu terus berkembang sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sebesar 5 persen sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN

BAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN BAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN 6.1. LEVEL DAN DESIBEL Respon manusia terhadap suara kira-kira sebanding dengan logaritma intensitas suara. Tingkat logaritmik (diukur dalam desibel atau db), di Akustik,

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA Handy Febri Satoto NRP. 3307100076 Dosen Pembimbing: Ir. M. Razif, MM KEBISINGAN? Kebisingan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada sarana transportasi dan perluasan daerah pemukiman. Dampak dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya. Pergesekan tersebut mengakibatkan geteran yang akan menganggu keseimbangan molekul-molekul udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan transportasi, atau dengan kata lain kebutuhan manusia dan barang akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang diinginkan

Lebih terperinci

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa kemajuan pada bidang transportasi seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks membutuhkan sarana

Lebih terperinci

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Volume 1, Nomor 1, Agustus 26 Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Dunat Indratmo Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: dunat@ce.its.ac.id ABSTRAK Jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ;

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG. STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG. SUSANTO ATMADJA NRP : 9721007 NIRM : 41077011970244 Pembimbing : V. Hartanto S.,Ir.

Lebih terperinci

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD Evi, Irawan Wisnu Wardana, Endro Sutrisno Department of Environmental Engineering,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Bunyi dapat dihasilkan oleh dua benda yang saling berbenturan, alat musik, percakapan manusia, suara

Lebih terperinci

Analisis Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja pada Area Utilities Unit PLTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II Dumai

Analisis Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja pada Area Utilities Unit PLTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II Dumai Analisis Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja pada Area Utilities Unit PLTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II Dumai Prima Fithri 1, Indah Qisty Annisa 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Oleh : Dody Indra Wisnu PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di sektor industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang

Lebih terperinci

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung A. M. S. SUFANIR Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung 40012 E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring kemajuan zaman, kebutuhan manusia semakin banyak dan untuk memenuhi semua itu orang-orang berupaya menyediakan pemenuh kebutuhan dengan melakukan proses

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Gotot Slamet Mulyono Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di kota-kota besar di negara-negara dunia sering ditemukan adanya daerah kumuh atau pemukiman miskin. Daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UPI) DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UPI) DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UPI) DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Fadjar Goembira, Taufiq Ihsan, Muhammad Fahyudi Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR 38 STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR Basuki Hidayat 1), Rika Sylviana 2), Elma Yulius 3) 1,2,3) Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vii ix xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN Jusriadi 1, Nurlaela Rauf 2, Dahlang Tahir 3. Program Studi Fisika Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Lebih terperinci

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS Zuhdi Ismail (M0208062) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta A. Pendahuluan Bising didefinisikan

Lebih terperinci

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH Chamelia Badi Semuel Y. R. Rompis, Freddy Jansen Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Negara-negara industri dan kota-kota besar di seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2030 Jalan Raden Intan sepenuhnya berfungsi sebagai jalan arteri sekunder, jalan ini cenderung macet terutama pagi dan sore

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN PADA AUTOMATIC CAR WASH DI PT. IN N OUT

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN PADA AUTOMATIC CAR WASH DI PT. IN N OUT 1 PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN PADA AUTOMATIC CAR WASH DI PT. IN N OUT Avininda Galih M 1),Ir. Tutug Dhanardono, MT 2) Ir Heri Joestiono 3) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, kemajuan teknologi di bidang transportasi turut serta berkembang dengan cepat, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara.

Lebih terperinci

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT KEBISINGAN DI BAWAH LAUT Kebisingan merupakan bunyi atau suara yang tidak menyenangkan untuk di dengar. Bunyi ini memiliki volume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan bisa mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO Agus Surandono 1, Ardinal Putra Ariya 2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email:

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI Agnes Dewi Afriani NRP : 0421008 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa

Lebih terperinci

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Gotot Slamet Mulyono Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA He ru dan M. Razif Ju rusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS

Lebih terperinci