OPTIMASI KONSTRUKSI ANTIGEN MTB72F UNTUK MENGHASILKAN KANDIDAT VAKSIN TUBERCULOSIS
|
|
- Hadian Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KO-116 OPTIMASI KONSTRUKSI ANTIGEN MTB72F UNTUK MENGHASILKAN KANDIDAT VAKSIN TUBERCULOSIS Yunita Sabrina 1,, Dewi Suryani 1, Sulaiman N. Depamede 2, dan Muhamad Ali 2 1 Fakultas Kedokteran, 2 Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit no. 62 Mataram Tel. (0370) yunitasabrina@yahoo.com Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Di Indonesia, 70% tuberkulosis (TB) terjadi pada usia produktif yang menyebabkan beban sosial dan ekonomi yang sangat besar. Penanganan TB semakin dipersulit dengan munculnya strain M. tuberculosis yang resisten terhadap obat-obat TB. Dengan adanya kondisi ini, maka diperlukan upaya pengembangan vaksin yang efektif dan memberikan proteksi terhadap TB aktif pada usia produktif. Antigen Mtb72f merupakan antigen permukaan dari M. tuberculosis yang mampu menginduksi CD4 limfosit T untuk memproduksi Interleukin-2 yang memiliki peran sentral dalam memicu kekebalan terhadap TB. Mtb72f merupakan kandidat vaksin TB yang dapat digunakan sebagai booster untuk meningkatkan kekebalan yang telah diberikan oleh vaksin BCG sebelumnya. Mtb72f terdiri dari 3 fragment yaitu Mtb32c, Mtb39, dan Mtb32N, sehingga mempersulit pembentukan konstruksi DNA karena diperlukannya beberapa kali proses sub cloning dengan menggunakan enzim retriksi yang sangat menyita waktu. Konstruksi petmtb72f dengan metode sub kloning sudah berhasil dilakukan, tetapi karena dengan metode tersebut terdapat penambahan basa karena adanya enzim retriksi sehingga konstruksi dan ekspresi dari Mtb72f tersebut dirasa perlu untuk dioptimalisasi. Pada penelitian ini dilakukan optimalisasi konstruksi Mtb72f yang akan digunakan sebagai bahan pembut vaksin TB.Konstruksi Mtb72f dilakukan dengan metode overlapping PCR dengan ketiga fragment sebagai templat, produk overlapping PCR tersebut kemudian diligasi dan ditransformasi ke E. coli. Dari hasil sekuen menunjukkan bahwa pada konstruksi Mtb72f tersebut tidak terdapat mutasi dan tanpa adanya penambahan basa. Kata Kunci: Tuberkulosis, vaksin, sub-cloning, overlapping PCR I. PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia khususnya di negara berkembang. TB menduduki peringkat kedua, setelah HIV, sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas akibat penyakit infeksi. Secara global, pada tahun 2011 terdapat 8.7 juta kasus baru serta 1.4 juta kematian akibat TB. [1] Di Indonesia, angka kematian akibat TB adalah 27 per penduduk dan terdapat kasus TB baru setiap tahunnya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia. [2] Lebih lanjut lagi, TB menjadi salah satu penyebab terhambatnyapertumbuhan ekonomi di negara yang tergolong high burden country, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Di samping itu, sekitar US$ 104 juta dikucurkan setiap tahunnya untuk penanggulangan masalah TB di Indonesia. [3] Dengan meningkatnya resistensi terhadap obat TB, pengembangan vaksin yang lebih efektif diyakini dapat menghentikan atau mengurangi epidemi TB. [4] Beberapa kriteria vaksin yang dibutuhkan untuk TB adalah dapat memberikan kekebalan yang lebih baik dari BCG, cepat memberikan respon perlindungan terhadap TB, dapat mengurangi kesakitan pada penderita TB dan dapat mencegah terjadinya reaktivasi TB. [5] Saat ini Bacillus Calmette-Guerin (BCG) merupakan satu-satunya vaksin yang tersedia untuk profilaksis TB. Kelebihan vaksin ini adalah relatif aman dan memiliki efikasi untuk mencegah TB berat pada anak. [6] Di beberapa uji klinis, efikasi BCG untuk mencegah TB aktif pada usia dewasa ternyata sangat rendah dan proteksi terendah justru terjadi pada negara dengan insiden TB yang tinggi. Lebih jauh kekurangan BCG adalah dapat menyebabkan terjadinya infeksi bila diberikan pada in-
2 KO-117 dividu yang memiliki kelainan sistem immunologis. [7] Beberapa antigen dari M. tuberculosis diteliti sebagai kandidat vaksin TB. Mtb72f merupakan salah satu kandidat vaksin TB sebagai booster untuk meningkatkan kekebalan yang telah diberikan oleh vaksin BCG sebelumnya. [8] Mtb72f terdiri dari 3 fragment yaitu Mtb32c, Mtb39, dan Mtb32N, sehingga mempersulit pembentukan konstruksi DNA karena diperlukannya beberapa kali proses sub cloning dengan menggunakan enzim retriksi yang sangat menyita waktu. Konstruksi Mtb72f dengan metode sub kloning juga memiliki kelemahan yaitu terdapat penambahan basa karena adanya sekuen enzim retriksi. GAMBAR 1: Konstruksi MTB72f yang sudah dihasilkan dengan metode Saat ini terdapat beberapa metode untuk mengkloning konstruksi dari beberapa fragmen DNA seperti overlap extention PCR, [9] Ligation Independent cloning, [10] recombinase dependent cloning (LIC). [11] Dengan metode di atas konstruksi DNA dari beberapa fragmen dapat dilakukan tanpa perlu sub cloning menggunakan retriksi enzim yang sangat menyita waktu. Overlapping PCR yang dilakukan pada penelitian ini juga dapat digunakan untuk membentuk konstruksi DNA dari beberapa fragmen walaupun setelah itu fragmen tersebut masih harus diligasi ke vektor untuk kemudian ditransformasi. Metode ini sederhana, efisien dan juga dapat diaplikasikan untuk sampel yang sulit seperti Mtb yang kaya akan G-C sekuen. II. METODOLOGI A. Amplifikasi Gen Penyandi Antigen Mtb72f Ketiga fragmen Mtb (Mtb32C, Mtb39, Mtb32N) diamplifikasi menggunakan template petmtb72f yang sudah berhasil dibuat sebelumnya. Amplifikasi tersebut dilakukan dengan menggunakan primer yang sudah didesain mengandung 15 basa yang komplementer dengan fragmen berikutnya dan plasmid.primer yang digunakan pada penelitian ini ditampilkan pada TABEL 1. Fragmen Mtb32C diamplifikasi menggunakan primer InMtb32cF dan InMtb32cR, fragmen Mtb32N diamplifikasi menggunakan primer InMtb32nF dan InMtb32nR.Sedangkan untuk fragmen Mtb39 diamplifikasi menggunakan primer primer InMtb39F dan InMtb39R. TABEL 1: Primer yang digunakan pada penelitian ini Primers Sequence (5 3 ) Mtb32cF InMtb32cR InMtb39F InMtb39R InMtb32nF Mtb32nR caattacatatgcatcaccatcaccatcacacggccgcgtccggataacttc acgccccgaaatccacggccgggggtccctcggc gagggacccccggccgtggatttcggggcgttaccac acaaggccggcggggcgccggccgccggagaatg tctccggcggccggcgccccgccggccttgtcgca ctaatcgatatcctaggacgcggccgtgttcatac Reaksi amplifikasi dilakukan dengan menggunakan enzim Pfu Turbo polymerase dengan program PCR: 3 menit pada suhu 94 C; 25 siklus pada suhu 94 C selama 30 detik, 65 C selama 30 detik, 72 C selama 60 detik; 72 C selama 7 menit yang diakhiri dengan 4 C sampai sampel diangkat untuk elektrophoresis. Ketiga fragmen Mtb tersebut kemudian diisolasi dari gel agarose menggunakan Qiaquick isolation kit. Isolasi dari gel agarose ini dimaksudkan untuk memperoleh gen target murni tanpa tercampur dengan sisa-sisa reaksi (dntps mix, primer maupun bahan-bahan lainnya). B. Konstruksi Mtb72f menggunakan metode overlapping PCR Ketiga fragmen Mtb yang sudah dipurifikasi kemudian dijadikan templat untuk overlapping PCR. PCR Overlapping yang dilakukan terdiri dari dua step PCR. Reaksi overlapping dilakukan dengan menggunakan enzim taq DNA polymerase dengan kondisi PCR dapat dilihat pada GAMBAR 2. C. Ligasi dan transformasi Produk overlapping PCR yang dihasilkan kemudian diligasi dengan plasmid pgemt. Hasil ligasi tersebut ditransformasikan ke E. coli DH5 dan dikultur pada media LB selama 60 menit pada suhu 37 C dengan goyangan. Setelah itu, biakan tersebut disentrifuse dengan kecepatan rpm selama 15 menit pada suhu 4 C untuk mendapatkan pelet. Pelet tersebut selanjutnya dikultur pada media LB padat yang mengandung 25 mg/ml antibiotik ampisilin pada suhu 37 C selama 12 jam. D. Skrining dan uji plasmid rekombinan pgemt- Mtb72f White blue skrining terhadap koloni E. coli DH5α yang mengandung plasmid rekombinan (pgemt- Mtb72f) kemudian dilanjutkan dengan PCR koloni. Koloni yang diambil adalah koloni yang berwarna putih. Campuran reaksi pada PCR koloni adalah sebagai berikut: 0,2 mm dntp; 0,5 U Ex Taq dan bufernya; 0,5 mm primer dan 1 µl sampel (koloni yang telah diencerkan dalam air). Program PCR yang digunakan
3 KO-118 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Amplifikasi fragmen Mtb32C, Mtb39 dan Mtb32N Pada awalnya terdapat kesulitan untuk mengamplifikasi ketiga fragmen Mtb tersebut yang disebabkan karena gen Mycobacterium tuberculosis kaya akan G dan C sekuen. [13] Banyaknya sekuen G dan C akan mempersulit amplifikasi karena terbentuknya struktur sekunder yang disebabkan karena adanya terminasi premature dari extensi polymerase. [14] Dibutuhkan tambahan buffer khusus untuk membantu mempermudah proses amplifikasi dengan penambahan DMSO hingga 10% untuk menstabilkan reaksi. Dengan menggunakan kondisi yang sudah dioptimalisasi ini ketiga fragmen berhasil diamplifikasi dengan baik (GAM- BAR 3.). Ukuran dari Mtb32C, Mtb39, and Mtb32N adalah 396, 1173, 585 bp. GAMBAR 3: Gambaran agarose gel hasil purifikasi produk amplifikasi fragment (A) Mtb39, (B) Mtb32C dan (C) Mtb32N GAMBAR 2: Kondisi Overlapping PCR yang terdiri dari dua step. A: PCR pertama, B: PCR kedua adalah 3 menit pada 94 C, 25 siklus untuk suhu 94 C selama 30 detik, 65 C selama 30 detik dan 2 menit pada suhu 72 C, diakhiri dengan 72 C selama 7 menit dan 4 C sampai sampel diangkat. Adanya pita DNA dari gambar hasil elektroforesis dengan ukuran ban yang sesuai merupakan indikasi bahwa klon yang diamplifikasi mengandung plasmid rekombinan. Koloni yang mengandung plasmid rekombinan dengan gen target akan dikultur pada media LB pada suhu 37 C selama 12 jam dengan goyangan untuk isolasi plasmid rekombinan. Isolasi plasmid akan dilakukan dengan teknik standar. [12] E. Sequencing Untuk memastikan bahwa pada gen target tidak terdapat mutasi gen, akan dilakukan sequencing setelah dilakukan amplifikasi dengan Kit Bigdye. B. Overlapping PCR ketiga fragmen Overlapping PCR dilakukan dengan menggunakan ketiga fragmen Mtb sebagai template dengan konsentrasi yang sama. Kondisi optimal dari overlapping PCR diperoleh dengan meningkatkan suhu annealing hingga 69 C pada PCR pertama dan diturunkan menjadi 67 C pada PCR kedua. Hal ini dilakukan untuk mencegah annealing primer yang tidak spesifik dikarenakan banyaknya kemiripan sekuen pada ketiga fragmen. Campuran reaksi juga ditambahkan DMSO% untuk menstabilkan reaksi PCR. Hasil overlapping ketiga fragmen ditunjukkan pada GAMBAR 4. GAMBAR 4: Gambaran agarose gel produk overlapping PCR dengan template ketiga fragmen Mtb
4 KO-119 C. Skrining dan uji plasmid rekombinan pgemt- Mtb72f Hasil overlapping tersebut kemudian dipurifikasi dan dilanjutkan dengan subkloning ke pgemt-easy (Promega, US). Setelah dilakukan penghitungan konsentrasi akhir terhadap produk PCR setelah purifikasiproses reaksi ligasi dilakukan dengan enzim T4 DNA Ligase (Fermentas). Hasil ligase kemudian ditransformasi ke E. coli DH5alpha competent cell.gambaran blue-white koloni ditampilkan pada GAMBAR 5. GAMBAR 7: Gambaran agarose gel produk konfirmasi PCR untuk melihat ketiga fragmen yang ada pada konstruksi MTB72f. (A) Mtb32C, (B) Mtb32N, (C) Mtb 39, (D) 3 fragment GAMBAR 5: Koloni hasil transformasi ke DH5alpha Koloni-koloni bakteri berwarna putih yang diduga membawa plasmid rekombinan pgemt-mtb72f selanjutnya dijadikan sebagai template untuk PCR. Hasil PCR tersebut ditampilkan pada GAMBAR 6. GAMBAR 6: Gambaran agarose gel produk koloni PCR dengan menggunakan primer Mtb32CF dan Mtb32NR Untuk mengkonfirmasi apakah didalam klon yang positif mengadung insert tersebut benar-benar memiliki ketiga fragmen Mtb maka dilakukan PCR konfirmasi. Dari hasil PCR tersebut dikonfirmasi adanya ketiga fragmen Mtb pada klon yang positif mengandung insert (GAMBAR 7). Koloni yang positif kemudian dikultur untuk selanjutnya dilakukan purifikasi plasmid dengan nucleospin plasmid kit. Untuk memastikan bahwa koloni-koloni pembawa plasmid rekombinan tersebut memiliki gen target tanpa mutasi, maka dilakukan sekuensing. Dari hasil sekuensing dipastikan tidak terdapat point mutasi dan konstruksi yang terbentuk in frame sehingga dapat diekspresikan. IV. KESIMPULAN Dengan menggunakan metode overlapping PCR makaoptimalisasi konstruksi Mtb72f yang akan digunakan sebagai bahan baku vaksin TB dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Dari hasil sekuen menunjukkan bahwa pada konstruksi Mtb72f tersebut tidak terdapat mutasi dan tanpa adanya penambahan basa. DAFTAR PUSTAKA [1] World Health Oorganization, (2012), Global Tuberculosis Report Geneva: WHO Press. [2] World Health Organization,(2012), Tuberculosis Control In South-East Asia Region Geneva: WHO Press. [3] World Health Organization,(2011), Tuberculosis Profile: Indonesia. Geneva: WHO Press. [4] Delogu G, Fadda G.,(2009),The quest for a new vaccine against tuberculosis. J. Infect. Developing Countries. 3;5-15. [5] Parida S, and Kaufmann S.,(2010), Novel tuberculosis vaccines on the horizon. Curr.Opin.In Immunol. 22;1-11. [6] Rodrigues LC, Diwan VK, Wheeler JG, (1993), Protective effect of BCG against tuberculous meningitis and miliary tuberculosis: a meta-analysis. Int J Epidemiol.22(6): [7] Jouanguy, EF., Altare, S., Lamhamedi, P.,(1996), Interferon gamma receptor deficiency in an infant with fatal bacilli Calmette-Guerin infection. N. Engl. J. Med 335;1956 [8] Skeiky Y, Alderson M, Ovendale P, Guderian J, Brandt L, Dillon D, Campos-Neto A, Lobet Y, Dalemans W, Orne I, Reed S.,(2004), Differential Immun Responses and Protective Efficacy Induced by Components of a Tuberculosis Polyprotein Vaccine, Mtb72F, Delivered as Naked DNA or Recombinant Protein. J. Immunol. 172;
5 KO-120 [9] Zuo, P., and B.M. Rabie, (2009), One-step DNA fragment assembly and circularization for gene cloning. Curr.Issues Mol. Biol. 12: [10] Cheo, D.L., S.A. Titus, D.R. Byrd, J.L. Hartley, G.F. Temple, and M.A. Brasch, (2004), Concerted assembly and cloning of multiple DNA segments using in vitro site-specific recombination: functional analysis of multi-segment expression clones. Genome Res. 14: [11] Weeks, S.D., M. Drinker, and P.J. Loll., (2007), Ligation independent cloning vectors for expression of SUMO fusions. Protein Expr. Purif. 53: [12] Sambrook, J., Fritsch, E. F., and Maniatis, T.,(2001), Molecular Cloning: A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press, New York. [13] Dale JW, and Patki. (1990), Mycobacterial gene expression and regulation. In: McFadden J (Ed) Molecular Biology of the Mycobacteria. Surrey University Press, London, United Kingdom. [14] Sahdev S, Saini S, Tiwari P, Saxena S, Singh Saini K., (2007), Amplification of GC-rich genes by following a combination strategy of primer design, enhancers and modified PCR cycle conditions. Mol Cell Probes. 21(4):303-7.
ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis
ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis Nia Oktriviany, 2009 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman, Ph.D Pembimbing serta I : Debbie Sofie Retnoningrum,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,
Lebih terperinciABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi
ABSTRAK ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi Patrisia Puspapriyanti, 2008. Pembimbing I : Ernawati A.Girirachman, Ph.D. Pembimbing II : Johan Lucianus, dr., M.Si. Salmonella
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan melalui partikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab TB yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI TEKNIK PCR OVERLAPPING 1. Sintesis dan amplifikasi fragmen ekson 1 dan 2 gen tat HIV-1 Visualisasi gel elektroforesis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah
Lebih terperinciPembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA
LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil
Lebih terperinciKLONING GEN SR100 DALAM RANGKA PRODUKSI PROTEIN REKOMBINAN SEBAGAI MODEL IMUNOGEN UNTUK MENGHASILKAN ANTIBODI
KLONING GEN SR100 DALAM RANGKA PRODUKSI PROTEIN REKOMBINAN SEBAGAI MODEL IMUNOGEN UNTUK MENGHASILKAN ANTIBODI Slamet Riyadi 1, Rarah R.A. Maheswari 2, Mirnawati Sudarwanto 3, Fransiska R. Zakaria 4, Muhamad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita
Lebih terperinciKLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1
PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN (BM-3001) KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC 27405 DALAM pet-blue VECTOR 1 Penyusun: Chandra 10406014 Dosen Narasumber: Dra. Maelita Ramdani
Lebih terperinciKloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri
3 selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72 0 C selama 1 menit. Tahap terakhir dilakukan pada suhu 72 0 C selama 10 menit. Produk PCR dielektroforesis pada gel agarosa 1 % (b/v) menggunakan tegangan 70
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp
HASIL DAN PEBAHASAN Purifikasi dan Pengujian Produk PCR (Stilbena Sintase) Purifikasi ini menggunakan high pure plasmid isolation kit dari Invitrogen. Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdapat
Lebih terperinciKata Kunci: Karakterisasi, Rv1984c, Antigen CFP21, imunodiagnostik, tuberkulosis laten.
KARAKTERISASI KLON REKOMBINAN pgemt-rv1984c SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN Wa Ode Baharaeni 1, Rosana Agus 2, Muh. Nasrum Massi 3, A.Arfan Sabran 2 1. Mahasiswa Departemen Biologi,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Fragmen DNA Penyandi CcGH Mature Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna GH ikan mas telah berhasil diisolasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pita DNA pada ukuran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan rekayasa genetik tanaman keberhasilannya tergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah gen yang akan diintroduksikan, metode transformasi, sistem regenerasi tanaman dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan dengan teknik overlapping extension
Lebih terperinciPRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Unitas, Vol. 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 17-29 PRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) [General Principles and Implementation of Polymerase Chain Reaction] Darmo Handoyo
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE, NIPPONBARE, DAN BATUTEGI Isolasi DNA genom padi dari organ daun padi (Oryza sativa L.) kultivar Rojolele, Nipponbare,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemotongan Parsial dan Penyisipan Nukleotida pada Ujung Fragmen DNA Konstruksi pustaka genom membutuhkan potongan DNA yang besar. Untuk mendapatkan fragmen-fragmen dengan ukuran relatif
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA SEL MUKOSA
Lebih terperinciANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI
1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciKloning Gen pcbc dari Penicillium chrysogenum ke dalam Plasmid ppicza untuk Pengembangan Produksi Penisilin G
BIOMA, Juni 2014 ISSN: 1410-8801 Vol. 16, No. 1, Hal. 33-38 Kloning Gen pcbc dari Penicillium chrysogenum ke dalam Plasmid ppicza untuk Pengembangan Produksi Penisilin G Risma Wiharyanti 1, Dudi Hardianto
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian
BAHAN DAN METODE 1. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).
4 ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999). Polymerase Chain Reaction (PCR) PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciRekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525
Rekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525 (Recombinant Gen of Encoding -Xylosidase from Geobacillus Thermoleovorans IT-08 in phis1525 Plasmid) Sri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1988). B. Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah
Lebih terperinciRATNA ANNISA UTAMI
RATNA ANNISA UTAMI 10703022 AMPLIFIKASI DAN KLONING DNA PENGKODE PROTEIN CHAPERONIN 60.1 MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS KE DALAM VEKTOR pgem-t PADA ESCHERICHIA COLI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
Lebih terperinciYOHANES NOVI KURNIAWAN KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109
YOHANES NOVI KURNIAWAN 10702026 KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109 Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
Lebih terperinciBAB in. METODE PENELITIAN
BAB in. METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari April sampai November 2009 di laboratorium Biologi Molekular dan Rekayasa Genetika, Balai Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinciLigasi Gen Rv 1980c Pengkode Protein MPT 64 KE pgem-t Mycobacterium tuberculosis Sebagai Antigen untuk Immunodiagnostik Tuberkulosis Laten
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan 8 (15) (2017) 42 48 Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan http://journal.unhas.ac.id Ligasi Gen Rv 1980c Pengkode Protein MPT 64 KE pgemt Mycobacterium tuberculosis Sebagai Antigen
Lebih terperinciLIGASI GEN Rv 1980c PENGKODE PROTEIN MPT 64 KE pgem-t Mycobacterium tuberculosis SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN
LIGASI GEN Rv 1980c PENGKODE PROTEIN MPT 64 KE pgemt Mycobacterium tuberculosis SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN Rosana Agus, Fahruddin dan Irfandi Departemen Biologi, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)
11 BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri atas 2 tahapan utama, yaitu produksi protein rekombinan hormon pertumbuhan (rgh) dari ikan kerapu kertang, ikan gurame, dan ikan mas, dan uji bioaktivitas protein
Lebih terperinciLisa Gunawan. Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya, Surabaya Abstract
JS V 33 (1), Juli 2015 JURNAL SAIN VETERINER ISSN : 0126-0421 Kloning Gen Pengkode Endo-β-1,3-1,4 Glukanase Bacillus subtilis subsp. spizizenii W23 pada Plasmid pmmb67eh dalam Escherichia coli Dh5α dan
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya
Lebih terperinciKloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α. Abstract.
BIOMA, Desember 2016 ISSN: 1410-8801 Vol. 18, No. 2, Hal. 167-172 Kloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α Dearesty
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari
Lebih terperinciDESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Desain Primer secara in silico untuk Amplifikasi Fragmen Gen rpob Mycobacterium tuberculosis DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE
Lebih terperinciAMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK
AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK Mukhammad Asy ari*, A. Saifuddin Noer** * Laboratorium Biokimia jurusan Kimia FMIPA UNDIP Semarang ** Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciSINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI
SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI 0304040257 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi PCR Pada penelitian konstruksi gen harus mempertimbangkan dua hal yaitu urutan nukleotida gen yang akan dikonstruksi dan vektor ekspresi yang akan digunakan. Pada
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak tahun 1972 telah berkembang usaha rekayasa genetika yang memberikan harapan bagi industri peternakan, baik yang berkaitan dengan masalah reproduksi, pakan maupun kesehatan
Lebih terperinciAMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK
AMPLIFIKASI IN VITRO DAN IN VIVO FRAGMEN 0,4 KB D-LOOP mtdna SAMPEL FORENSIK Mukhammad Asy ari *, A. Saifuddin Noer ** * Laboratorium Biokimia jurusan Kimia FMIPA UNDIP Semarang ** Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Amplifikasi Gen Mx Amplifikasi gen Mx telah berhasil dilakukan. Hasil amplifikasi gen Mx divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita yang
Lebih terperinciBAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI
BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI Di dalam Bab XII ini akan dibahas pengertian dan kegunaan teknik Reaksi Polimerisasi Berantai atau Polymerase Chain Reaction (PCR) serta komponen-komponen dan tahapan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Bahan yang digunakan memiliki kualitas pro analisis atau pro biologi molekular, yaitu : primer M. tuberculosis forward: 5 GGATCCGATGAGCAAGCTGATCGAA3 (Proligo) dan primer M. tuberculosis
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN LANJUT. KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli
LAPORAN PENELITIAN LANJUT KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli Oleh: Dr. Dra. Mariana Wahjudi, M.Si. FAKULTAS Teknobiologi UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal dalam penelitian. Fragmen gen NS1 virus dengue diamplifikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang
I. PENDAHULUAN Kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang (Emilia, dkk., 2010). Berdasarkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan menggunakan primer NA. Primer NA dipilih karena protein neuraminidase,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil konfirmasi dicek dengan elektroforesis gel agarosa 1%.
reaction mix pada tabung mikro, kemudian program PCR dilanjutkan kembali dengan program PCR biasa: 94 o C selama 30 detik, 55 o C selama 1 menit, dan 72 o C selama 2 menit. Hasil konfirmasi dicek dengan
Lebih terperinciKLONING GEN Rv1984c PENGKODE PROTEIN CFP-21 Mycobacterium tuberculosis SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN
KLONING GEN Rv1984c PENGKODE PROTEIN CFP21 Mycobacterium tuberculosis SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN Natalia Herasti 1, Rosana Agus 2, Muhammad Nasrum Massi 3, Fahruddin 2 1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein dalam jumlah besar (Reece dkk., 2011). kompeten biasanya dibuat dari inokulum awal dengan konsentrasi 2% ( v / v )
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Plasmid merupakan molekul DNA berukuran relatif kecil, melingkar, dan beruntai ganda. Plasmid membawa gen-gen yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid digunakan
Lebih terperinciKloning Gen Penyandi Antigen HBsAg100 dalam Rangka Produksi Protein Rekombinan Sebagai Model Imunogen untuk Menghasilkan Antibodi
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2011 Vol. 13 (3) ISSN 1907-1760 Kloning Gen Penyandi Antigen HBsAg100 dalam Rangka Produksi Protein Rekombinan Sebagai Model Imunogen untuk Menghasilkan Antibodi Gene
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 307/Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun) KLONING DAN ANALISIS SEKUEN DBLβC2-VAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling
16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling sel folikel akar rambut. Sampel kemudian dilisis, diamplifikasi dan disekuensing dengan metode dideoksi
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid Mini kit, inkubator goyang (GSL), jarum Ose bundar, kit GFX (GE Healthcare), kompor listrik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:
BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA
6 konsentrasinya. Untuk isolasi kulit buah kakao (outer pod wall dan inner pod wall) metode sama seperti isolasi RNA dari biji kakao. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA Larutan RNA hasil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Vektor Kloning Protein rgh Isolasi Plasmid cdna GH. Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna; El-mGH, Og-mGH dan Cc-mGH berhasil diisolasi dari bakteri konstruksi E. coli DH5α dengan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi plasmid biner pmsh1-lisozim Konstruksi plasmid biner dilakukan dengan meligasi gen lisozim ayam dan pmsh1. Plasmid hasil ligasi berukuran 13.449 pb (Gambar 5A kolom
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN IV (ISOLASI RNA DARI TANAMAN) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI RNA DARI TANAMAN TUJUAN Tujuan
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciVII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak
VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL Abstrak Pada berbagai spesies termasuk kakao, gen AP1 (APETALA1) diketahui sebagai gen penanda pembungaan yang mengendalikan terbentuknya
Lebih terperinciTeknik-teknik Dasar Bioteknologi
Teknik-teknik Dasar Bioteknologi Oleh: TIM PENGAMPU Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa mengetahui macam-macam teknik dasar yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme yang tidak dapat dikulturkan dengan teknik standar diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru yang dapat mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciPRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas
PRAKATA Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas segala nikmat dan karunia-nya, penulisan Tugas Akhir dengan judul Keragaman Genetik Abalon (Haliotis asinina) Selat Lombok
Lebih terperinciMETODE Bahan Sampel udang vaname Bahan dan Primer untuk nested RT-PCR dan real time RT-PCR
19 METODE Bahan Sampel udang vaname Sampel diperoleh dari dua lokasi tambak yang berbeda yaitu di daerah Situbondo dan Lampung. Sampel udang terinfeksi IMNV diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP)
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis
ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan Primer X dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan sehubungan dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah tedapat 529.000
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Total Tumbuhan Isolasi DNA total merupakan tahap awal dari pembuatan pustaka genom. DNA dipisahkan dari bahan-bahan lain yang ada dalam sel. DNA total yang diperlukan untuk
Lebih terperinciPreparation of constructs gene sy86 as the Basis of Antibody Formation for Determination Method of Male Infertility
Preparation of constructs gene sy86 as the Basis of Antibody Formation for Determination Method of Male Infertility Evi Hanizar 1, Miswar 2 1) Department of Biology Education, Faculty of Science Education,
Lebih terperinciGambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]
Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.] Gambar 2. Struktur organisasi promoter pada organisme eukariot [Sumber: Gilbert 1997: 1.] Gambar 3.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2007 hingga Juli 2009, bertempat di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik Departemen
Lebih terperincio C 1 menit, penempelan 50 o C 1 menit, polimerisasi 72 o C 1 menit (tiga tahap ini
13 BAB IV PERCOBAAN IV.1 Bahan Air miliq, deoksinukleotida trifosfat (dntp), MgCl 2, (Promega), enzim Pfu DNA polymerase, dapar Pfu (Stratagene), oligonukleotida SR1, SR2, SR3, SR4, SR5, AR6, AR7, AR8,
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Bab Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ix x xii I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB). Angka insidensi, mortalitas, dan morbiditas penyakit TB
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan Penelitian
35 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Fakultas Teknobiologi UNIKA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Alat Peremajaan Streptomyces sp. BWA 65
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari Oktober 2011 hingga Juni 2012, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA IPB, Laboratorium Uji Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran
Lebih terperinciOPTIMASI EKSTRAKSI RNA (Ribo Nucleic Acid) DARI VIRUS AI MENGGUNAKAN METODE PRE EKSTRAKSI. YUNI, Y., EMILIA, SURYATI, Y., dan HERMAWAN, D.
OPTIMASI EKSTRAKSI RNA (Ribo Nucleic Acid) DARI VIRUS AI MENGGUNAKAN METODE PRE EKSTRAKSI YUNI, Y., EMILIA, SURYATI, Y., dan HERMAWAN, D. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunungsindur,
Lebih terperinciPengklonaan Gen Nonstruktural 3 Virus Dengue Serotipe 2 (ns3 denv-2) Strain Indonesia ke dalam Plasmid umvc4a
Majalah Kedokteran UKI 2014 Vol XXX No.1 Januari - Maret Artikel Asli Pengklonaan Gen Nonstruktural 3 Virus Dengue Serotipe 2 (ns3 denv-2) Strain Indonesia ke dalam Plasmid umvc4a Mardhatillah Sariyanti,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and
23 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI), Jl. Salemba
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN Mikroba C. violaceum, Bacillus cereus dan E. coli JM 109
9 BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat, Bahan dan Miroba 3.1.1 Alat Bunsen, inkubator 37 o C, sentrifuga (Mikro 200R Hettich), Eppendorf 100 ul, 500 ul, 1,5 ml, tabung mikrosentrifuga (Eppendorf), neraca timbang (Mettler
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel
16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, dimana 2-3 milyar penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi TB (World Health Organization, 2015).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;
BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna
Lebih terperinci