BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,
|
|
- Yuliani Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab TB yang masih merupakan masalah global. Sepertiga dari populasi dunia diperkirakan telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan jumlah kasus baru yang timbul menyebabkan gangguan kesehatan di antara jutaan orang setiap tahunnya. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang penderita TB dan 1,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini, termasuk kematian dengan HIV positif. Kasus terbanyak dilaporkan dari Asia Tenggara, Afrika, dan daerah Pasifik Barat (WHO, 2013). Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat secara kolektif menyumbang 58% dari kasus TB di dunia pada tahun Wilayah Afrika memiliki seperempat dari kasus TB di dunia dengan tingkat tertinggi kasus dan kematian dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk. India dan China dilaporkan dengan jumlah kasus terbesar, Afrika Selatan dan Swaziland memiliki tingkat insiden tertinggi per kapita. Indonesia sendiri dilaporkan terdapat kasus TB dari 247 juta populasi, dan kasus TB dengan HIV positif berdasarkan data WHO tahun Data kasus tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat keempat untuk kasus TB di dunia (WHO, 2013; WHO, 2014). 1
2 2 World Health Organization telah menerbitkan laporan tahunan pada kontrol global TB setiap tahun sejak 1997 yang bertujuan untuk memberikan informasi komprehensif berdasar penilaian terbaru terhadap epidemi TB dan kemajuan dalam perawatan dan pengendalian TB pada tingkat regional, negara dan global. Kemajuan menuju target Global yang ditetapkan untuk tahun 2015 diberikan perhatian khusus, termasuk target MDGs (Millennium Development Goals) bahwa kejadian TB harus diselesaikan pada tahun Beberapa strategi pengendalian TB dilakukan untuk eliminasi dan meminimalisir kasus TB secara global. Program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dan penggunaan vaksin BCG memiliki sedikit dampak terhadap kejadian TB dan memburuk dalam beberapa kasus. Meskipun WHO memperkirakan bahwa aplikasi luas pengobatan dengan pengawasan dan pemantauan secara langsung, strategi DOTS jangka pendek dapat mengurangi beban TB global sebesar 50% dalam waktu 10 tahun (WHO, 2010; Murphy et al., 2007). Penggunaan vaksin BCG paling banyak diberikan dari semua vaksin dan memiliki cakupan tertinggi dari setiap vaksin pada program imunisasi WHO, akan tetapi tampaknya BCG memiliki dampak epidemiologi yang kecil pada TB (WHO, 2010). Sebagai upaya, penelitian besar sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin TB baru. Penelitian banyak ditujukan untuk meningkatkan pemahaman tentang imunopatogenesis TB dengan mempelajari interaksi organisme penyebab infeksi dan host manusia. Para peneliti telah mengurutkan genom lengkap dari M. tuberculosis, yang akan memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan mengenai virulensi, patogenesis, dan 2
3 3 persisten. Pada saat yang sama, kandidat vaksin baru sedang dikembangkan dan diuji pada hewan model misalnya, vaksin subunit, vaksin DNA, dan strain mikobakteri hidup yang dilemahkan (MMWR, 1998). Vaksin saat ini telah diperkenalkan lebih dari 80 tahun yang lalu adalah vaksin hidup yang dilemahkan M. bovis Bacillus Calmette-Geurin (BCG). Bacillus Calmette-Geurin diketahui melindungi anak-anak terhadap bentuk parah dari TB namun tidak efisien dan konsisten melindungi orang dewasa terhadap bentuk paling umum dari penyakit ini, pada TB paru dilaporkan perlindungan BCG berkisar 0% sampai 80%, selain itu BCG tidak memberi perlindungan terhadap pembentukan TB laten dan reaktivasi TB berikutnya (Zvi et al., 2008). M. tuberculosis dan BCG dikenali oleh APC (Antigen Presenting Cell) pada sebagian besar makrofag dan sel dendritik yang mempresentasikan antigen melalui jalur MHC II dan menghasilkan stimulasi sel T CD4. Sel T CD8 yang distimulasi oleh MHC I diketahui juga berperan dalam kekebalan terhadap infeksi M. tuberculosis. Bukti terbaru menunjukkan bahwa M. tuberculosis menginduksi apoptosis pada sel yang terinfeksi yang pada gilirannya menghasilkan pembentukan vesikel yang membawa antigen Mycobacterium yang dapat dikenali oleh APC. Antigen tidak hanya menstimulasi MHC I dan sel T CD8, tetapi juga melewati mekanisme imunosupresif terhadap sel yang terinfeksi. Bacillus Calmette-Geurin (BCG) diketahui hanya menginduksi apoptosis dan stimulasi sel T CD8 yang lemah (Grode et al., 2005). 3
4 4 Vaksinasi BCG melindungi bayi baru lahir dari isolat Mycobacterium konvensional, tetapi tampaknya BCG telah kehilangan efikasi vaksin terhadap isolat yang baru muncul, terutama dari famili M. tuberculosis Beijing atau genotipe W. Penelitian vaksin rekombinan BCG dengan murine aerosol menggunakan dua jenis TB yang berbeda, strain laboratorium H37Rv dan isolat klinis famili genotipe Beijing/W, penelitian menunjukkan rbcg menginduksi perlindungan yang sama terhadap kedua strain Mycobacterium (Grode et al., 2005). Pada prinsipnya strategi vaksinasi TB saat ini yang diduga terdiri dari vaksin profilaksis yang ditujukan untuk pencegahan penyakit, dan vaksin BCG dengan atau tanpa rekombinan antigen yang disekresikan oleh bakteri pada saat replikasi dan dikenali selama tahap awal infeksi misalnya ESAT-6 atau Ag85A/B, atau mutan pelindung. Vaksin TB lainnya yang dikembangkan antara lain vaksin hidup dilemahkan pengganti BCG, dan vaksin yang belum teridentifikasi pasca infeksi ditujukan untuk peningkatan efektivitas BCG yang bertujuan untuk eliminasi TB laten dan pencegahan reaktivasi TB. Pengembangan vaksinasi TB berlanjut dengan dikembangkan bentuk vaksin yang terdiri dari vaksin profilaksis dengan subunit protein, vektor virus atau vaksin berbasis DNA, berdasarkan induksi stadium antigen dalam tahap aktif, seperti pada transisi dari replikasi ke non-replikasi, antigen latensi, atau tahap resusitasi atau reaktivasi, harus memiliki dampak maksimum pada semua tahap infeksi M. tuberculosis (Zvi et al., 2008). Beberapa tahun terakhir telah terjadi terobosan penting dalam pengembangan peningkatan vaksin TB profilaksis. Kandidat vaksin, sebagian 4
5 5 besar terpilih sebagai produk single gene, meliputi: vaksin rbcg, misalnya rbcg30-mengekspresikan Ag85B, vaksin rekombinan berbasis virus, misalnya MVA85A Rv3804c diekspresikan dalam virus vaccinia, strain MTB hidup dilemahkan, dan vaksin subunit yang terdiri dari antigen sekresi (secreted antigen) dominan yang dapat meningkatkan respon imun tubuh setelah diawali dengan BCG, misalnya Mtb72F, fusi Ag85B dan ESAT-6 (Zvi et al., 2008). Protein sekretoris (Secreted Protein) dan protein permukaan dinding sel adalah antigen besar yang dikenali oleh komponen sistem imun terhadap infeksi M. tuberculosis dan M. bovis. Pada penelitian dengan tikus dan kelinci, percobaan menunjukkan imunisasi dengan seluruh filtrat kultur, sumber kaya protein ekstraseluler dapat melindungi hewan coba sampai batas tertentu terhadap infeksi berikutnya dengan basil tuberkel (Zvi et al., 2008). Sebuah fraksi utama dari protein ekskretori filtrat kultur M. tuberculosis dan M. bovis BCG adalah kompleks Ag85. Protein antigen 85 (Ag85) yang disekresikan terdapat pada permukaan dinding sel Mycobacterium. Ekspresi protein Ag85 diperlukan untuk kelangsungan hidup M. tuberculosis dalam makrofag dan dianggap sebagai faktor virulensi. Tiga anggota protein Ag85 dengan berat molekul kda, meliputi Ag85A, Ag85B dan Ag85C, ketiga protein ini memiliki aktivitas enzimatik mycolyl-transferase yang diperlukan untuk biogenesis faktor penghubung (trehalosa-dymycolate). Protein yang disandi oleh tiga gen paralogus fbpa, fbpb dan fbpc, terletak di daerah yang berbeda dari genom bakteri. Kebanyakan studi imunologis telah difokuskan pada Ag85A dan Ag85B, sedikit yang diketahui 5
6 6 tentang protein ketiga ini, Ag85C (Kuo et al., 2013). Kedua Ag85A dan Ag85B adalah kandidat yang menjanjikan untuk vaksin tuberkulosis di masa depan. Banyak penelitian pada hewan model menunjukkan bahwa vaksinasi dengan rekombinan Ag85A atau protein Ag85A dapat menginduksi respon imun yang kuat dengan sekresi sitokin Th1 yang signifikan, antara lain IL-2 dan IFN-γ yang penting dalam mengatur sejumlah sel-sel imun dan menginduksi sel sitotoksik (Wang et al., 2010). Antigen 85A (Ag85A) Mycobacterium, yang dikodekan pada gen fibronectin binding protein-a (fbp-a) dengan ukuran nukleotida 1017 bp dan penyandi protein dengan berat molekul 32 kda, merupakan salah satu protein yang disekresikan oleh M. tuberculosis dan M. bovis. Antigen 85A memiliki kemampuan induksi proliferasi sel T yang kuat dan produksi IFN-γ di sebagian besar orang sehat yang terinfeksi M. tuberculosis, M. leprae dan tikus yang divaksinasi BCG, namun induksi tidak terjadi pada pasien Tuberkulosis atau kusta lepromatosa. Gangguan gen yang menyandi Ag85A pada M. tuberculosis, fbpa, menghasilkan strain yang gagal untuk memanipulasi makrofag manusia atau tikus, hasil ini menunjukkan bahwa Ag85A mungkin memainkan peran kunci terhadap patogenesis M. tuberculosis (Wang et al., 2010; Kuo et al., 2013). Bukti bahwa beberapa protein ekskretoris M. tuberculosis berperan penting terhadap patogenesis penyakit dan peran imunostimulan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem imun host yang menunjukkan kandidat sebagai potensi target vaksin, termasuk Ag85A dan Ag85B yang sering digunakan sebagai antigen dalam tahap pengembangan vaksin TB saat ini pada uji klinis. Keduanya 6
7 7 diekspresikan selama tahap awal infeksi M. tuberculosis dan berperan dalam sintesis dan perakitan komponen dinding sel. Bila tingkat pertumbuhan menurun, maka sintesis mycolyl transferase kurang dibutuhkan dan ekspresi protein Ag85A akan berkurang. Oleh karena itu, langkah diambil untuk menuju identifikasi target vaksin yang memiliki profil ekspresi yang lebih konstitutif dan kemudian uji efektivitas dilakukan untuk perlindungan dari vaksin TB. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan penggunaan protein rekombinan untuk memproduksi protein Ag85A dalam skala besar (Kuo et al., 2013; Zvi et al., 2008). Protein rekombinan adalah suatu protein yang dikode oleh urutan DNA spesifik yang telah mengalami rekombinasi dan disebut protein rekombinan. Rekombinasi DNA adalah segmen-segmen DNA target yang bergabung dengan DNA vektor kloning yang terdapat di dalam bakteri. Penggunaan protein rekombinan dipilih karena produksi protein rekombinan dapat dibuat dalam skala besar dalam waktu yang singkat karena produksi protein dibantu oleh bakteri sehingga dapat digunakan untuk uji imunogenisitas sebagai evaluasi vaksin (Snustad et al., 2003; Sambrook et al., 2001). Produksi Ag85A yang dilakukan dengan teknologi rekombinan menggunakan bantuan bakteri E. coli sebagai inang. Teknologi rekombinan dapat dilakukan melalui tahap amplifikasi, kloning, dan ekspresi protein rekombinan. Amplifikasi Ag85A adalah salah satu prosedur yang menentukan keberhasilan pembuatan protein rekombinan. Amplifikasi Ag85A bertujuan untuk memperbanyak fragmen DNA yang dilakukan secara in vitro dengan metode PCR dan menggunakan primer spesifik Ag85A sehingga reaksi amplifikasi DNA 7
8 8 terjadi pada target DNA. Fragmen DNA yang mengandung gen target dan berhasil diamplifikasi, penyisipan dilakukan ke dalam vektor yang berperan sebagai pembawa gen yang akan ditransformasikan ke sel inang (Xie et al., 2002; Sambrook et al., 2001). Berbagai aplikasi teknik DNA rekombinan dilakukan dan tidak hanya membuat molekul DNA rekombinan, tetapi juga perlunya memilih desain vektor kloning yang tepat untuk memasukkan urutan gen atau DNA yang diklon. Desain vektor dan pemilihan inang ekspresi yang tepat merupakan salah satu pendekatan yang penting untuk memaksimalkan produksi protein rekombinan. Sebagian besar vektor kloning yang umum digunakan berasal dari plasmid atau kromosom bakteriophage (Snustad et al., 2003). Salah satu contoh vektor kloning adalah vektor pet yang mempunyai kemampuan menghasilkan protein dalam skala besar dengan melibatkan lac promoter T7. Salah satu contoh vektor pet adalah pet SUMO yang didesain untuk memfasilitasi proses kloning dari produk PCR langsung, regulasi ekspresi dalam E. coli dan pemurnian protein target. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan kloning dan ekspresi molekuler Ag85A M. tuberculosis dengan menggunakan pet SUMO vektor dan ditransformasi ke dalam E. coli sebagai host untuk mengetahui ekspresi protein Ag85A M. tuberculosis. 8
9 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang menjelaskan tentang strategi pengendalian TB melalui program DOTS dan penggunaan vaksin BCG yang masih memiliki sedikit dampak terhadap kejadian TB. Beberapa penelitian besar sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin TB baru sebagai upaya pengendalian TB. Bukti bahwa beberapa protein ekskretoris M. tuberculosis berperan penting terhadap patogenesis penyakit dan peran imunostimulan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem imun host yang menunjukkan kandidat sebagai potensi vaksin, termasuk Ag85A dan Ag85B yang sering digunakan sebagai antigen dalam vaksin TB saat ini. Keduanya terutama diekspresikan selama tahap awal infeksi M. tuberculosis berperan dalam sintesis dan perakitan komponen dinding sel. Banyak penelitian pada hewan model menunjukkan bahwa vaksinasi dengan rekombinan Ag85A atau protein Ag85A dapat menginduksi respon imun yang kuat dengan sekresi sitokin Th1 yang penting dalam mengatur sejumlah sel-sel imun dan menginduksi sel sitotoksik sehingga Ag85A ditargetkan menjadi kandidat vaksin TB. Antigen 85A (Ag85A) Mycobacterium tuberculosis, yang dikodekan pada fibronectin binding protein-a (fbp-a) merupakan salah satu protein yang disekresikan oleh M. tuberculosis. Ekspresi Ag85A diperlukan untuk kelangsungan hidup bakteri di dalam makrofag dan dianggap sebagai faktor virulensi. Bila tingkat pertumbuhan menurun, maka sintesis mycolyl transferase kurang dibutuhkan dan ekspresi protein Ag85 akan berkurang. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk identifikasi target vaksin adalah dengan penggunaan teknologi DNA rekombinan untuk 9
10 10 memproduksi protein Ag85A yang stabil. Teknologi rekombinan dapat dilakukan melalui tahap amplifikasi, kloning, dan ekspresi protein rekombinan. Desain vektor dan pemilihan inang ekspresi yang tepat merupakan salah satu pendekatan yang penting untuk memaksimalkan produksi protein rekombinan. Salah satu contoh vektor kloning adalah vektor pet yang mempunyai kemampuan menghasilkan protein dalam skala besar dengan melibatkan lac promoter T7. Salah satu contoh vektor pet adalah pet SUMO yang didesain untuk memfasilitasi proses kloning dari produk PCR langsung, regulasi ekspresi dalam E. coli dan pemurnian protein target. Berdasarkan data tersebut, maka permasalahan yang dapat diangkat pada penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana amplifikasi gen penyandi Ag85A M. tuberculosis dengan menggunakan primer spesifik Ag85A yang dirancang sendiri dari genom strain M. tuberculosis H37Rv? 2. Bagaimana hasil kloning dan ekspresi protein Ag85A M. tuberculosis? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Melakukan amplifikasi gen penyandi Ag85A M. tuberculosis dengan menggunakan primer spesifik Ag85A yang dirancang sendiri dari genom M. tuberculosis strain H37Rv. 2. Memperoleh klon E. coli BL21 yang dapat mengekspresikan Ag85A M. tuberculosis. 10
11 11 D. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kloning dan ekspresi molekuler Ag85A M. tuberculosis telah dilakukan oleh Xie et al., pada tahun 2002 di China meliputi kloning dan ekspresi imunodominan protein Ag85A M. tuberculosis strain H37Rv. Hasil menunjukkan bahwa gen penyandi Ag85A M. tuberculosis strain H37Rv berhasil diamplifikasi dengan menggunakan PCR. Plasmid rekombinan stabil dan mengekspresikan protein rekombinan Ag85A dengan berat molekul 32 kda. Penelitian oleh Lakey et al., pada tahun 2000 melakukan kloning dan ekspresi Ag85A dan Ag85B, dengan menggunakan ptrchisb vektor dan E. coli TOP10 sebagai ekspresi host untuk ekspresi rekombinan protein. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah vektor kloning yang digunakan pada penelitian ini yakni pet SUMO vektor. Penelitian kloning dan ekspresi Ag85A M. tuberculosis di Indonesia belum pernah dilakukan. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kloning dan ekspresi gen penyandi Ag85A M. tuberculosis yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan ilmu kedokteran dan kesehatan serta sebagai salah satu sumber informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 11
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan melalui partikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB). Angka insidensi, mortalitas, dan morbiditas penyakit TB
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan sehubungan dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah tedapat 529.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Meskipun program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil mencapai target
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rinitis alergi adalah gangguan fungsi hidung akibat inflamasi mukosa hidung yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rinitis alergi adalah gangguan fungsi hidung akibat inflamasi mukosa hidung yang diperantarai IgE yang terjadi setelah mukosa hidung terpapar alergen. 1,2,3 Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, dimana 2-3 milyar penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi TB (World Health Organization, 2015).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Laporan World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dimana kegagalan penderita TB dalam pengobatan TB yang masih tinggi walau penanggulan TB sudah dilakukan
Lebih terperinciTuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi
LOGO Pendahuluan Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi Kasus baru didunia : 8,6 juta & Angka kematian : 1,3 juta
Lebih terperinciKLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.
KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Streptococcus suis termasuk bakteri gram positif, bersifat fakultatif anaerob dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini Streptococcus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru selanjutnya disebut TB paru merupakan penyakit menular yang mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang paru paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat menular melalui udara atau sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis complex
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang umumnya mengenai jaringan paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC). Penyakit ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia tiap tahun dan menduduki peringkat nomor dua penyebab
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak tahun 1972 telah berkembang usaha rekayasa genetika yang memberikan harapan bagi industri peternakan, baik yang berkaitan dengan masalah reproduksi, pakan maupun kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah besar kesehatan masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah penyebab kematian karena infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi. yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang terjadi saat partikel udara kecil yang mengandung tuberkel basil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Kemenkes RI, 2014). TB saat ini masih menjadi salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Saat ini hampir sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (Brunner & Suddarth,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun kuman penyebab tuberkulosis (TB) sudah ditemukan. lebih dari 100 tahun dan obat-obat anti tuberkulosis sudah diketahui, TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun kuman penyebab tuberkulosis (TB) sudah ditemukan lebih dari 100 tahun dan obat-obat anti tuberkulosis sudah diketahui, TB tetap merupakan infeksi bakteri
Lebih terperinciimunogeniknya terhadap infeksi M. tuberculosis pada hewan percobaan untuk melihat kelayakannya sebagai kandidat vaksin. Antigen ini juga dapat
PENDAHULUAN Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu bakteri patogen intrasel, menimbulkan penyakit tuberkulosis (TB). Sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi oleh bakteri ini dan bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Megalocytivirus merupakan salah satu genus terbaru dalam famili Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan kerugian ekonomi serta kerugian
Lebih terperincidiregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.
PENDAHULUAN Perbaikan suatu sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik baik dengan pemuliaan secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya teknologi rekayasa genetik (Herman 2002).
Lebih terperinciABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis
ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis Nia Oktriviany, 2009 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman, Ph.D Pembimbing serta I : Debbie Sofie Retnoningrum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. WHO menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk dunia tlah terinfeksi kuman Tuberkulosis.
Lebih terperinciPengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.
Ika Puspita Dewi 1 Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy. Dapat dilakukan dengan : Menstimulasi
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme yang tidak dapat dikulturkan dengan teknik standar diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru yang dapat mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan paling sering menyerang organ paru. Bakteri Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium
75 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang menyerang paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis. TB Paru
Lebih terperinciIMUNITAS HUMORAL DAN SELULER
BAB 8 IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER 8.1. PENDAHULUAN Ada dua cabang imunitas perolehan (acquired immunity) yang mempunyai pendukung dan maksud yang berbeda, tetapi dengan tujuan umum yang sama, yaitu mengeliminasi
Lebih terperinciTermasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus hepacivirus. Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya
Felix Johanes 10407004 Rahma Tejawati Maryama 10407017 Astri Elia 10407025 Noor Azizah Ba diedha 10407039 Amalina Ghaisani K.10507094 Febrina Meutia 10507039 Anggayudha A. Rasa 10507094 Termasuk ke dalam
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis (Kumar dan Clark, 2012). Tuberkulosis (TB) merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia karena Mycobacterieum tuberculosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang secara klinik terjadi akibat dari keberadaan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Dalam situasi TB di dunia yang memburuk dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penting dalam menunjang segala aktifitas hidup seseorang. Namun banyak orang yang menganggap remeh sehingga mengabaikan kesehatan dengan berbagai
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia. 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2014. Insiden TB diperkirakan ada 9,6 juta (kisaran 9,1-10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) 2013, lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat mengenai berbagai organ tubuh. Penyakit tuberkulosis terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang utama khususnya di negara-negara berkembang. 1 Karena itu TB masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia yang menjadi perhatian serius untuk segera ditangani. Rendahnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011;
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011; World Health Organization,
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Infeksi dengue disebabkan oleh virus DEN 1,
Lebih terperinciPenyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human. merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub
BAB I PENDAHULUAN Virus Human Immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab peyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Mareuil dkk. 2005: 1). Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadinya diabetes melitus ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh banyak faktor dengan gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang bersifat menular. Mycobacterium Tuberculosis telah menginfeksi sepertiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kusta merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih mendapatkan perhatian khusus dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), terutama di negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Mycobacterium Tuberculosis). 1 Organ tubuh manusia yang paling dominan terserang kuman
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan satu atau lebih virus
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
REKAYASA GENETIKA Sukarti Moeljopawiro Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Rekayasa Genetika REKAYASA GENETIKA Teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang
Lebih terperinciAPLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI
APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologi yang sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan (sel-sel kelenjar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun kasus dengue di dunia meningkat
Lebih terperinciKasus Penderita Diabetes
Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun) telah lama dikenal masyarakat luas dan ditakuti, karena menular. Namun demikan TBC dapat disembuhkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi masalah di Dunia. Hal ini terbukti dengan masuknya perhatian terhadap penanganan TB dalam MDGs.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi yang kompleks terhadap agen penyebab jejas, seperti mikroba dan kerusakan sel. Respon inflamasi berhubungan erat dengan proses penyembuhan,
Lebih terperinciSEL SISTEM IMUN SPESIFIK
SEL SISTEM IMUN SPESIFIK Diana Holidah Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Jember Components of the Immune System Nonspecific Specific Humoral Cellular Humoral Cellular complement,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat berakibat fatal (Moesbar, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
Lebih terperinciGIRI TRICAHYONO K
EVALUASI KETEPATAN TERAPI TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: GIRI TRICAHYONO K100100018
Lebih terperinciKata Kunci: Karakterisasi, Rv1984c, Antigen CFP21, imunodiagnostik, tuberkulosis laten.
KARAKTERISASI KLON REKOMBINAN pgemt-rv1984c SEBAGAI ANTIGEN UNTUK IMUNODIAGNOSTIK TUBERKULOSIS LATEN Wa Ode Baharaeni 1, Rosana Agus 2, Muh. Nasrum Massi 3, A.Arfan Sabran 2 1. Mahasiswa Departemen Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A
ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI Oleh : Lisa Prihutami J2A 002 035 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.
Hasil dari perhitungan rumus di atas diperoleh nilai minimal 3 kali ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan. 3.6. Analisis Data Data-data yang diperoleh adalah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan disekitar kita banyak mengandung agen infeksius maupun non infeksius yang dapat memberikan paparan pada tubuh manusia. Setiap orang dihadapkan pada berbagai
Lebih terperinciBAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur
BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional
Lebih terperinci