HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76
|
|
- Leony Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan rekayasa genetik tanaman keberhasilannya tergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah gen yang akan diintroduksikan, metode transformasi, sistem regenerasi tanaman dan seleksi, serta ekspresi dari gen yang dimasukkan ke dalam genom tanaman target.gen asing yang diintroduksikan ke dalam genom tanaman harus dapat diinsersikan ke genom tanaman, diekspresikan, dan tetap terpelihara dalam seluruh proses pembelahan sel berikutnya (Herman 1999). 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY76 Pada penelitian ini, konstruk yang dirakit adalah gen OsWRKY76. Gen ini dipilih berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ryu et al. (2006), yang menunjukkan bahwa gen OsWRKY76 adalah salah satu gen-gen yang termasuk keluarga OsWRKY yang memperlihatkan peningkatan ekspresi pada tanaman padi yang tahan setelah diinokulasi dengan cendawan Pyricularia grisea. Gen OsWRKY76 ini terletak pada segmen di kromosom 9 yang oleh Wisser et al. (2005) diidentifikasi terkait dengan ketahanan penyakit spektrum luas. Pada kegiatan pertama ini dilakukan konstruksi gen kandidat OsWRKY76 di bawah kendali promotor 35SCaMV ke dalam vektor ekspresi pcambia-1301 yang meliputi serangkaian kegiatan yaitu: 1.1. Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76 Penelitian perakitan vektor over-ekspresi diawali dengan mengamplifikasi DNA genom tanaman padi dengan primer untuk gen OsWRKY76 yang telah didisain sebelumnya, menggunakan mesin PCR. Primer yang didisain menambahkan situs pemotongan enzim restriksi BamHI dan SalI ke produk amplifikasi pada bagian 5 dan 3 yang digunakan untuk keperluan ligasi. Penggunaan 2 situs pemotongan enzim restriksi yang berbeda dimaksudkan untuk memastikan kebenaran arah orientasi dari gen OsWRKY76 pada saat melekat pada promotor dan terminator. Hasil amplifikasi gen OsWRKY76 yang diharapkan pada
2 tanaman padi varietas Nipponbare adalah ukuran pita sebesar bp (Gambar 4). DNA Nipponbare Kb 1200 bp Gambar 4. Hasil amplifikasi 5 sampel DNA Nipponbare dengan primer untuk gen OsWRKY76. Ukuran Gen OsWRKY76 yang diharapkan adalah sebesar bp ditandai dengan anak panah. Hasil amplifikasi gen OsWRKY76 dengan ukuran bp tersebut kemudian diisolasi dari gel agarose dengan menggunakan gel extraction kit (Qiagen) untuk mendapatkan fragmen gen Kloning gen OsWRKY76 ke dalam vektor kloning Fragmen gen OsWRKY76 kemudian diligasikan ke dalam plasmid pgem- T Easy dan ditransformasikan ke E. coli DH5α dengan metode heat-shock (Sambrook et al. 1989). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyimpan, memperbanyak dan selanjutnya untuk memastikan situs pemotongan yang tepat untuk keperluan kloning pada gen OsWRKY76. Hasil transformasi plasmid rekombinan ke dalam bakteri E.coli DH5 α tersebut kemudian ditumbuhkan pada media seleksi LB padat + ampisilin + IPTG dan X-Gal. Antibiotik ampisilin digunakan untuk menyeleksi sel-sel bakteri yang mengandung plasmid pgem-t Easy, karena plasmid tersebut mengandung gen ketahanan terhadap antibiotik ampisilin, sehingga koloni yang tumbuh pada media seleksi ampisilin dipastikan merupakan koloni bakteri yang mengandung plasmid pgem-t Easy. Sedangkan larutan IPTG (isoprophylthio-beta-d-galactoside) dan X-Gal (5 bromo-4 chloro-3-indolyl- β-d-galactoside) digunakan untuk mendeteksi terjadinya peristiwa komplementasi-α. Dengan adanya IPTG di dalam
3 media, akan menginduksi aktivitas enzim β-galactosidase yang dikode oleh gen Lac Z sehingga mampu menghidrolisis/memotong substrat X-Gal sehingga akan memberikan warna biru. Koloni bakteri yang tumbuh apabila berwarna biru mengindikasikan koloni tersebut hanya mengandung plasmid pgem-t Easy saja. Warna biru disebabkan adanya ekspresi gen Lac Z yang mengindikasikan bahwa pada plasmid pgem-t Easy terjadi religasi. Sedangkan apabila koloni bakteri yang tumbuh berwarna putih, dipastikan plasmid pgem-t Easy mengandung insert pada daerah Multi Cloning Sitenya, dimana daerah tersebut memotong gen Lac Z. Oleh karena itu dalam kegiatan ini IPTG dan X-Gal digunakan untuk menyeleksi koloni bakteri yang mengandung plasmid pgem-t Easy rekombinan dan koloni bakteri yang mengandung plasmid pgem-t Easy saja. Kb bp bp Gambar 5. Hasil konfirmasi keberadaan fragmen gen OsWRKY76 pada plasmid pgem-t easy yang dipotong dengan enzim BamHI dan SalI, menghasilkan fragmen dengan ukuran bp (fragmen pgem-t Easy) dan bp (fragmen OsWRKY76 sampel nomor 1, 2, 4, dan 5). Sampel nomor 3 dan 6 menghasilkan ukuran fragmen yang tidak sesuai. Dari kegiatan transformasi plasmid rekombinan ke dalam bakteri E.coli DH5α ini didapatkan beberapa koloni bakteri berwarna putih. Dari koloni-koloni tersebut diambil 6 koloni bakteri untuk ditumbuhkan pada medium LB cair yang mengandung antibiotik ampisilin dan digoyang pada suhu 37 o C selama semalam, selanjutnya koloni yang tumbuh diisolasi plasmidnya. Untuk konfirmasi keberhasilan ligasi, plasmid yang telah diisolasi kemudian dipotong menggunakan enzim BamHI dan SalI (Gambar 5). Kegiatan ini dilakukan selain untuk memastikan bahwa plasmid pgem-t Easy yang diisolasi dari koloni bakteri yang berwarna putih adalah benar merupakan plasmid pgem-t Easy rekombinan yang
4 mengandung gen OsWRKY76, juga untuk mendapatkan fragmen gen OsWRKY76 dengan ujung-ujung kohesif hasil pemotongan dengan enzim BamHI dan SalI. Dari hasil konfirmasi tersebut diperoleh 4 sampel plasmid rekombinan yang menghasilkan ukuran seperti yang diharapkan, yaitu sampel nomor 1, 2, 4, dan 5 (Gambar 5). Sampel-sampel tersebut menghasilkan produk pemotongan dengan ukuran bp yang merupakan ukuran plasmid pgem-t Easy dan bp yang merupakan ukuran dari fragmen gen OsWRKY76. Sampel nomor 3 dan 6 menghasilkan produk pemotongan dengan ukuran yang tidak semestinya, sehingga plasmid tersebut tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya Kloning gen OsWRKY76 ke dalam vektor ekspresi Kegiatan kloning selanjutnya adalah meligasikan fragmen gen OsWRKY76 dengan fragmen promotor, terminator dan plasmid biner pcambia sebagai vektor ekspresi/biner. Pada kegiatan ini pertama-tama gen OsWRKY76 dipotong dari plasmid pgem-t Easy dengan enzim restriksi BamHI dan SalI kemudian diseparasi di gel agarose. Pita dengan ukuran bp yang merupakan ukuran gen OsWRKY76 diisolasi dari gel agarose dan kemudian diekstraksi dengan menggunakan gel extraction kit dari Qiagen. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan fragmen gen OsWRKY76 yang ujung-ujung kohesifnya sesuai untuk keperluan kloning. Promoter 35SCaMV merupakan jenis promoter yang diekspresikan secara kuat, terus menerus, dan diekspresikan di semua bagian tanaman bila telah terintegrasi di dalam genom tanaman. Fragmen promoter 35SCaMV diperoleh dengan memotong plasmid psp13 dengan enzim HindIII dan BamHI. Seperti diharapkan dari pemotongan dua enzim ini dihasilkan fragmen promoter 35SCaMV yang berukuran 550 bp dan ukuran bp yang merupakan ukuran plasmid pbs-sk+ (Gambar 6A). Fragmen terminator 35SCaMV diperoleh dengan memotong plasmid pst8 dengan enzim SalI dan EcoRI. Seperti yang diharapkan dari hasil pemotongan dengan menggunakan 2 macam enzim restriksi ini didapatkan fragmen terminator 35SCaMV berukuran 210 bp (Gambar 6B). Fragmen promotor dan terminator dengan ukuran yang tepat diisolasi dari gel agarose dan kemudian diekstraksi menggunakan gel extraction kit (Qiagen).
5 Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan fragmen promotor dan terminator 35SCaMV yang mempunyai ujung kohesif yang sesuai untuk keperluan kloning. Kb psp13 (A) pst8 (B) bp 550 bp 210 bp Gambar 6. (A) Hasil pemotongan plasmid psp13 dengan enzim HindIII dan BamHI menghasilkan fragmen promotor 35SCaMV dengan ukuran 550 bp dan fragmen plasmid pbs-sk+ (3.000 bp), (B) Hasil pemotongan plasmid pst8 dengan enzim SalI dan EcoRI menghasilkan fragmen terminator 35SCaMV dengan ukuran 210 bp dan fragmen plasmid pbs-sk+ (3.000 bp). Pada kegiatan ini digunakan plasmid biner pcambia-1301 sebagai vektor biner/ekspresi. Plasmid tersebut dipilih karena selain terdapat enzim restriksi yang sesuai pada daerah MCS (Multi Cloning Site) yang cocok untuk kegiatan kloning (Gambar 10), juga pada daerah T-DNAnya mengandung gen ketahanan terhadap antibiotik higromisin yang sesuai untuk seleksi pada kalus padi. Untuk tanaman padi saat ini sudah diketahui dosis semi letalnya terhadap antibiotik tersebut yaitu 50 mg/l (Hiei et al. 1994). Plasmid biner pcambia-1301 yang digunakan sebagai vektor dalam konstruk ini dipotong dengan menggunakan enzim restriksi HindIII dan EcoRI. Pemotongan tersebut bertujuan untuk mendapatkan fragmen pcambia-1301 yang ujungnya sesuai untuk keperluan kloning. Enzim-enzim tersebut memotong pada daerah MCS dari plasmid pcambia Hasil pemotongan tersebut kemudian diseparasi pada gel agarose dan fragmen berukuran (Gambar 7) diisolasi dari gel menggunakan gen extraction kit (Qiagen).
6 Kb pcambia bp Gambar 7. Hasil pemotongan plasmid biner pcambia-1301 dengan enzim HindIII dan EcoRI menghasilkan fragmen berukuran bp. Selanjutnya ke-4 fragmen (pcambia-1301, promotor dan terminator 35SCaMV, dan gen OsWRKY76) dicampur untuk diligasikan bersama-sama dalam satu reaksi. Setelah diligasikan selama 3 hari pada suhu 4 o C, plasmid rekombinan tersebut di transformasikan ke E. coli DH5α, dengan menggunakan metode heat shock (Sambrook et al. 1989). Suspensi bakteri yang telah ditransformasi kemudian ditumbuhkan pada media seleksi yang mengandung antibiotik kanamisin. Antibiotik tersebut digunakan karena pada plasmid pcambia-1301 mengandung gen ketahanan terhadap antibiotik kanamisin yang bisa bekerja di dalam sel bakteri. Sehingga apabila koloni bakteri yang tumbuh di media seleksi yang mengandung antibiotik kanamisin dipastikan mengandung plasmid pcambia-1301 yang mengandung gen kimera OsWRKY76. Dari hasil transformasi tersebut diperoleh 6 koloni bakteri yang tumbuh di media seleksi. Koloni-koloni tersebut ditumbuhkan pada media LB cair yang mengandung antibiotik kanamisin 100 mg/l, digoyang semalam pada suhu 37 o C. Dari 6 koloni yang ditumbuhkan, koloni nomor 4 tidak tumbuh, sehingga hanya 5 koloni yang diisolasi plasmidnya. Plasmid yang diperoleh kemudian dipotong dengan enzim restriksi EcoRI untuk memastikan koloni bakteri yang mengandung plasmid rekombinan. Dari 5 koloni bakteri yang diuji hanya 3 koloni bakteri yang mengandung plasmid rekombinan yang benar, yaitu koloni nomor 1, 3, dan 5 (Gambar 8). Sedangkan koloni nomor 2 menghasilkan fragmen dengan ukuran
7 tidak seperti yang diharapkan dan koloni nomor 6 tidak mengandung plasmid, karena tidak dihasilkan fragmen dari hasil pemotongan. Kesimpulan tersebut diperoleh dengan melihat ukuran fragmen yang didapatkan setelah dilakukan pemotongan plasmid dengan enzim EcoRI, yaitu 210 bp yang merupakan ukuran terminator 35SCaMV, 710 bp merupakan ukuran sebagian dari potongan gen OsWRKY76, 1040 bp merupakan ukuran dari gabungan antara promotor 35SCaMV (550 bp) dan sebagian potongan gen OsWRKY76 (490 bp), dan bp merupakan ukuran fragmen dari pcambia Untuk konfirmasi lebih lanjut keberhasilan konstruksi plasmid dari koloni nomor 1 dan 3 dipotong dengan menggunakan 3 enzim restriksi yaitu HindIII, BamHI dan SalI. Hasil pemotongan dengan menggunakan 3 enzim restriksi diperoleh 3 fragmen dengan ukuran + 550, 1.200, dan bp (Gambar 9B). Ukuran-ukuran tersebut secara berurutan merupakan fragmen 35SCaMV promotor, OsWRKY76, dan gabungan antara pcambia-1301 (11837 bp) dan terminator 35SCaMV (220 bp). Hasil ini sudah sesuai dengan ukuran yang diharapkan (Gambar 3), dan dapat dikatakan bahwa konstruk gen over-ekspresi OsWRKY76 telah berhasil dirakit (Gambar 3 dan 10). KB bp bp 710 bp 210 bp Gambar 8. Hasil pemotongan plasmid pcambia 1301-OsWRKY76 dengan enzim restriksi EcoRI.Ukuran yang dihasilkan dari pemotongan tersebut adalah: 210 bp yang merupakan ukuran terminator 35SCaMV, 710 bp merupakan ukuran sebagian potongan gen OsWRKY76, 1040 bp merupakan ukuran dari gabungan promotor 35SCaMV dan sebagian potongan gen OsWRKY76, dan bp merupakan ukuran fragmen pcambia 1301.
8 3 1 Kb 1 3 ( A ) ( B ) bp bp bp 710 bp bp 550 bp Gambar 9. Hasil konfirmasi dari 2 sampel plasmid untuk mengetahui keberadaan gen kimera (promoter 35SCaMV, gen OsWRKY76, dan terminator 35SCaMV) pada plasmid biner pcambia-1301, dengan menggunakan 2 cara pemotongan (A) pcambia1301 rekombinan dipotong dengan menggunakan enzim restriksi EcoRI menghasilkan produk hasil pemotongan dengan ukuran 210, 710, 1040, dan bp, dan (B) pcambia-1301 rekombinan dipotong menggunakan 3 enzim restriksi HindIII, BamHI dan SalI, menghasilkan produk dengan ukuran 550, 1200, dan bp. Ket.: Kb = marker 1 Kb plus (Invitrogen), 1,3 = plasmid dari koloni bakteri nomor 1 dan Transformasi vektor biner rekombinan ke dalam A. tumefaciens Vektor ekspresi rekombinan pcambia-1301::oswrky76 yang telah berhasil dirakit kemudian ditransformasikan ke dalam Agrobacterium tumefaciens strain Agl-1 dan EHA 105 dengan metode freeze-thaw. Penggunaan kedua strain bakteri tersebut dikarenakan keduanya merupakan strain bakteri yang supervirulen. Hasil transformasi kemudian ditumbuhkan pada media seleksi LB padat yang mengandung carbenicilin dan kanamisin untuk Agl-1 dan media seleksi LB padat yang mengandung kanamisin untuk EHA 105. Jenis antibiotik carbenicilin untuk menyeleksi keberadaan bakteri Agrobacterium strain Agl-1 dan kanamisin untuk menyeleksi plasmid rekombinan pcambia-1301::oswrky76. Dari hasil transformasi ini, diperoleh 3 koloni Agrobacterium dari strain Agl-1 dan 7 koloni dari strain EHA 105 yang tumbuh pada media seleksi. Dari koloni yang tumbuh kemudian dilakukan isolasi plasmid, dan dilakukan konfirmasi plasmid pcambia-1301 rekombinan untuk mengetahui keberhasilan transformasi plasmid rekombinan pcambia 1301::OsWRKY76 ke dalam Agrobacterium tumefaciens strain Agl-1 dan EHA 105. Konfirmasi dilakukan
9 dengan mentransformasikan kembali plasmid rekombinan tersebut (hasil isolasi dari Agrobacterium) ke E. coli (DH5α) dengan metode heat shock. Dari hasil transformasi tersebut diperoleh 6 koloni dari strain EHA 105 dan 4 koloni dari strain Agl-1. Dari koloni yang tumbuh tersebut kemudian dilakukan isolasi plasmid dan konfirmasi plasmid dengan melakukan pemotongan plasmid pcambia-1301::oswrky76 dengan menggunakan enzim restriksi EcoRI (Gambar 11). pcambia::35s::oswrky A B Gambar 10. A. Plasmid pcambia -1301dengan daerah MCS (Multi Clonning Site) dan B. Plasmid pcambia-1301::35s::oswrky76 hasil kloning.
10 EHA 105 Agl bp bp 710 bp 210 bp Gambar 11. Hasil konfirmasi pemotongan plasmid pcambia-1301::35s::oswrky76 yang diisolasi dari E.coli dengan enzim restriksi EcoRI, menghasilkan fragmen dengan ukuran 210 (terminator 35SCaMV), 710 (potongan gen OsWRKY76), 1040 (potongan gen OsWRKY76 + promotor 35SCaMV), dan bp (plasmid pcambia-1301). Dari hasil pemotongan tersebut dihasilkan 4 fragmen baik plasmid yang berasal dari Agrobacterium strain Agl-1 maupun dari EHA 105. Fragmen-fragmen tersebut masing-masing dengan ukuran 210, 710, 1040, dan bp (Gambar 11). Ukuran tersebut sesuai dengan peta plasmid yang telah berhasil dikonstruk (Gambar 3). Dengan melihat ukuran fragmen yang dihasilkan tersebut, menunjukkan bahwa transformasi plasmid pcambia- 1301::OsWRKY76 ke dalam Agrobacterium tumefaciens strain Agl-1 dan EHA 105 telah berhasil. Agrobacterium tumefaciens strain Agl-1 dan EHA 105 yang telah mengandung plasmid pcambia-1301 rekombinan tersebut kemudian akan digunakan untuk kegiatan transformasi pada tanaman padi Nipponbare. 2. Transformasi padi dengan Agrobacterium tumefaciens Untuk mengetahui ekspresi gen over-ekspresi OsWRKY76 ada hubungannya dengan ketahanan padi terhadap cendawan blas maka pertama-tama dilakukan introduksi konstruk gen over-ekspresi OsWRKY76 ke dalam genom tanaman padi melalui kegiatan transformasi melalui Agrobacterium tumefaciens. Alasan penggunaan varietas Nipponbare (Japonica) adalah karena varietas Nipponbare merupakan tanaman model yang mempunyai kompetensi regenerasi dan transformasi yang cukup tinggi. Sedangkan metode transformasi mengacu
11 pada metode Greco et al. (2001) karena metode tersebut telah cukup mapan digunakan dalam kegiatan transformasi pada tanaman padi Japonica. Kedua alasan ini akan sangat membantu dan mempermudah di dalam memperoleh tanaman transgenik. Dalam proses transformasi Acetosiringon ditambahkan dalam media kokultivasi cair dan padat. Acetosiringon merupakan senyawa fenolik yang dapat menginduksi gen vir sehingga transfer T-DNA ke sel tanaman akan terjadi dan akan membantu meningkatkan transformasi yang stabil (Gelvin 2003; Opabode 2006). Dalam media co-cultivasi juga ditambahkan hormon 2,4-D yang berfungsi untuk merangsang pembelahan sel-sel kalus. Pada saat sel aktif membelah kemungkinan terjadi rekombinasi non-homolog antara T-DNA dan kromosom sel tanaman akan sangat besar, sehingga gen target akan tersisip di dalam genom tanaman (Gelvin 2003). Tabel 1. Hasil transformasi kalus padi varietas Nipponbare dengan konstruk overekspresi gen OsWRKY76 melalui A. tumefaciens strain Agl-1 dan EHA- 105 Strain Agrobacterium Transformasi ke kalus kalus di media EIM kalus di media regenerasi galur independen tanaman Agl (19 %) 31 (11,2 %) 27 (10 %) (35 %) 73 (19 %) 71 (18 %) (10 %) 34 (9 %) 2 (0,5 %) 2 Total (21,6 %) 138 (13,3 %) 100 (9,6 %) 432 EHA (7,5 %) 9 (2,4 %) 8 (2 %) (14 %) 5 (2,3 %) 4 (2 %) (38 %) 14 (3,4 %) 14 (3 %) 30 Total (21,4 %) 28 (2,8 %) 26 (2,6 %) 60 Ket.: nilai di dalam kurung adalah nilai persentase dari jumlah kalus awal. Hasil transformasi kalus setelah diperlakukan di media kokultivasi, secara umum dapat dilihat bahwa jumlah kalus dari awal yang dapat lolos sampai ke tahap regenerasi semakin menurun (Tabel 1). Kalus yang tidak tahan pada medium seleksi yang mengandung antibiotik higromisin akan mati, ditunjukkan dengan kalus berwarna hitam, sedangkan kalus yang tahan pada medium seleksi
12 akan terus tumbuh, dicirikan dengan terjadinya pertumbuhan kalus yang berwarna putih kekuningan (Gambar 12). Kalus yang tidak tahan tersebut tidak mengandung konstruk over-ekspresi gen OsWRKY76 yang ditransfer oleh Agrobacterium. Bagian T-DNA dari plasmid rekombinan yang digunakan untuk transformasi selain mengandung konstruk gen over-ekspresi OsWRKY76 juga mengandung gen ketahanan terhadap antibiotik higromisin. Konsentrasi antibiotik higromisin yang digunakan pada tahap seleksi adalah sebanyak 50 mg/l mengikuti yang telah dilakukan oleh Hiei et al. (1994) dan Greco et al. (2001). Pada media seleksi ini selain ditambahkan antibiotik untuk sel eukariot juga ditambahkan antibiotik untuk mengurangi atau meniadakan kehadiran bakteri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi stres eksplan (kalus) terhadap over-growth bakteri sehingga dapat melakukan recovery, dan dapat terus berkembang apabila kaluskalus tersebut mengandung gen target. Pemberian antibiotik higromisin dilakukan pada setiap tahapan perlakuan, hal ini bertujuan untuk menghindari diperolehnya transforman yang escape, yaitu transforman yang tumbuh tetapi sebenarnya transforman tersebut tidak mengandung gen yang diinginkan. Higromisin adalah suatu antibiotik yang dapat membunuh bakteri, fungi dan sel-sel eukariot yang lebih tinggi lainnya karena dapat menghambat sintesis protein. Dalam penelitian ini digunakan 2 strain Agrobacterium yang dikelompokkan pada strain yang supervirulen yaitu Agl-1 dan EHA 105. Hasil penelitian selama ini menunjukkan bahwa tingkat virulensi dari strain bakteri Agrobacterium yang digunakan dapat mempengaruhi dalam mendapatkan transforman. Dengan sifat virulensi strain Agrobacterium yang tinggi diharapkan dapat menginfeksi eksplan lebih kuat dibanding strain kurang virulen. Apabila dilihat dari nilai efisiensi transformasi yang diperlihatkan dari keberhasilan dalam mendapatkan galur independen, transformasi yang menggunakan strain Agrobacterium Agl-1 nilai efisiensi transformasi mencapai 9,6 % dengan 100 galur independen. Sedangkan transformasi menggunakan strain EHA 105 nilai efisiensi transformasi mencapai 2,6 % dengan 26 galur independen (Tabel 1). Hal ini mengindikasikan bahwa strain Agrobacterium Agl-1 lebih kompatibel di dalam menginfeksi kalus padi Nipponbare dibandingkan dengan strain EHA 105. Dalam tulisannya Opabode (2006) mengutarakan bahwa efisiensi transformasi
13 sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor Agrobacterium dan jaringan tanaman. Di dalamnya termasuk genotipe, jenis eksplan, vektor plasmid, strain bakteri, komposisi media kultur, dan pengurangan dari tekanan infeksi Agrobacterium setelah kokultivasi. Dari hasil pengamatan kalus-kalus yang berhasil lolos di media seleksi dan dipindahkan ke media penginduksian embrio (EIM) (Lampiran 1) akan membentuk spot hijau pada hari setelah kalus di pindah ke media regenerasi (Gambar 12). Kemudian tunas-tunas akan muncul dari spot-spot hijau tersebut dan akhirnya membentuk tunas. Tunas berukuran + 2 cm dipindahkan ke media perakaran yang mengandung higromisin 40 mg/l. Pemindahan ini bertujuan selain untuk pertumbuhan akar juga untuk seleksi pada tingkat planlet. Planlet transgenik di media perakaran akan membentuk akar secara sempurna dan akarnya berwarna putih. Namun apabila ada planlet yang escape, maka akar yang tumbuh di media perakaran akan berwarna coklat dan lama-kelamaan planlet akan mati (gambar tidak ditampilkan). A B C D E Gambar 12. Hasil transformasi kalus padi Nipponbare melalui Agrobacterium tumefaciens yang mengandung vector biner pcambia- 1301::35S::OsWRKY76. Ket.: A. kalus pada media seleksi yang mengandung higromisin 50 mg/l, B. kalus yang tumbuh di media EIM (induksi embrio) yang mengandung antibiotik higromisin 50 mg/l, C. kalus yang berhasil beregenerasi di media regenerasi yang mengandung antibiotik higromisin 30 mg/l, D. plantlet di media perakaran yang mengandung
14 antibiotik higromisin 40 mg/l, E. populasi tanaman padi Nipponbare transgenik hasil aklimatisasi di rumah kawat. 3. Analisis molekuler tanaman transgenik dengan PCR Untuk mengetahui secara cepat apakah suatu transforman mengandung gen target yang diintroduksikan ke dalam jaringan tanaman, dapat dilakukan analisis menggunakan teknik PCR. Teknik PCR adalah suatu teknik untuk mengamplifikasi sekuaen DNA tertentu dengan menggunakan primer spesifik secara in vitro. Proses PCR melalui suatu rangkaian tahapan reaksi yaitu denaturasi, penempelan primer, dan pemanjangan dari DNA yang berbentuk double helix. Dari reaksi PCR dapat dihasilkan suatu amplikon yang spesifik dengan melihat ukuran dari produk amplifikasi tersebut. Analisis yang terkait dengan pengujian tanaman transgenik dengan memanfaatkan teknik PCR ini hanya dapat menginformasikan keberadaan suatu gen atau sekuen spesifik tertentu di dalam tanaman berdasarkan primer spesifik yang digunakan. KB KB Nip A P KB 500 bp KB bp 500 bp Gambar 13. Hasil amplifikasi DNA padi Nipponbare transgenik generasi T0 yang mengandung konstruk over-ekspresi gen OsWRKY76 dengan menggunakan primer untuk gen hptii (gen untuk ketahanan terhadap antibiotik higromisin). Pita dengan ukuran bp merupakan ukuran fragmen gen hptii. Ket.: KB=Marker 1 Kb Plus (Invitrogen), 1-25= sampel tanaman transgenik generasi T0, Nip=tanaman Nipponbare nontransgenik, A=Air, P=Plasmid pcambia-1301::35s::oswrky76 Pada penelitian ini dari 126 galur independent tanaman transgenik Nipponbare yang berhasil didapatkan, DNA diisolasi dari daun 25 galur independent tanaman transgenik generasi T0 yang ditransformasi dengan A.
15 tumefaciens strain Agl-1. DNA tersebut digunakan sebagai template dalam PCR menggunakan primer untuk gen penanda seleksi higromisin (hptii). Pada kegiatan ini tidak digunakan primer spesifik untuk gen OsWRKY76, dikarenakan gen OsWRKY76 secara alami juga terdapat pada tanaman padi non-transgenik (tipe liarnya), sehingga untuk membedakan antara tanaman transgenik dan nontransgenik harus digunakan primer spesifik untuk gen yang tidak terdapat di dalam tanaman non-transgenik. Gen hptii dan konstruk over-ekspresi gen OsWRKY76 terdapat di daerah T-DNA dari plasmid/vektor biner pcambia Sedangkan T-DNA adalah bagian dari plasmid vektor biner yang ditransfer oleh Agrobacterium ke dalam genom tanaman. Sehingga dalam hal ini, apabila dengan uji PCR sampel DNA menunjukkan hasil positif mengandung gen hptii yang ditandai dengan terbentuknya amplikon dengan ukuran 500 bp, maka dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut juga mengandung konstruk over-ekspresi gen OsWRKY76. Dari hasil analisis PCR menunjukkan bahwa 25 galur independen yang diuji, semua mengandung gen penanda seleksi higromisin yang diperlihatkan dengan terbentuknya amplikon berukuran sekitar 500 bp (Gambar 13). Maka dapat disimpulkan bahwa 25 galur tanaman trasgenik generasi T0 yang diuji semua mengandung konstruk over-ekspresi gen OsWRKY76. Dari hasil tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa metode transformasi yang digunakan (metode Greco et al. 2001) sangat efektif digunakan untuk transformasi kalus tanaman padi Nipponbare.
BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian
BAHAN DAN METODE 1. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Lebih terperinciOVER-EKSPRESI GEN OsWRKY76 UNTUK KETAHANAN TERHADAP CENDAWAN BLAS (Pyricularia grisea Sacc.) PADA PADI ANIVERSARI APRIANA
OVER-EKSPRESI GEN OsWRKY76 UNTUK KETAHANAN TERHADAP CENDAWAN BLAS (Pyricularia grisea Sacc.) PADA PADI ANIVERSARI APRIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi plasmid biner pmsh1-lisozim Konstruksi plasmid biner dilakukan dengan meligasi gen lisozim ayam dan pmsh1. Plasmid hasil ligasi berukuran 13.449 pb (Gambar 5A kolom
Lebih terperinciIntroduksi Konstruk Over-Ekspresi Kandidat Gen OsWRKY76 melalui Agrobacterium tumefaciens pada Tanaman Padi Nipponbare
Jurnal AgroBiogen 7(1):19-27 Introduksi Konstruk Over-Ekspresi Kandidat Gen OsWRKY76 melalui Agrobacterium tumefaciens pada Tanaman Padi Nipponbare Aniversari Apriana 1 *, Atmitri Sisharmini 1, Wening
Lebih terperincidiregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.
PENDAHULUAN Perbaikan suatu sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik baik dengan pemuliaan secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya teknologi rekayasa genetik (Herman 2002).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp
HASIL DAN PEBAHASAN Purifikasi dan Pengujian Produk PCR (Stilbena Sintase) Purifikasi ini menggunakan high pure plasmid isolation kit dari Invitrogen. Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdapat
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Transformasi genetik Oryza sativa L. dengan gen MaMt2
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Transformasi genetik Oryza sativa L. dengan gen MaMt2 Transformasi genetik Oryza sativa L. kultivar Kasalath dan Nipponbare dilakukan menggunakan eksplan yang berupa kalus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Transformasi, Kokultivasi, dan Regenerasi
26 HASIL DAN PEMBAHASAN Transformasi, Kokultivasi, dan Regenerasi Konstruksi vektor ekspresi yang digunakan pada penelitian ini adalah p35scamv::tclfy. Promoter p35s CaMV digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Fragmen DNA Penyandi CcGH Mature Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna GH ikan mas telah berhasil diisolasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pita DNA pada ukuran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Vektor Kloning Protein rgh Isolasi Plasmid cdna GH. Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna; El-mGH, Og-mGH dan Cc-mGH berhasil diisolasi dari bakteri konstruksi E. coli DH5α dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemotongan Parsial dan Penyisipan Nukleotida pada Ujung Fragmen DNA Konstruksi pustaka genom membutuhkan potongan DNA yang besar. Untuk mendapatkan fragmen-fragmen dengan ukuran relatif
Lebih terperinciVII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak
VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL Abstrak Pada berbagai spesies termasuk kakao, gen AP1 (APETALA1) diketahui sebagai gen penanda pembungaan yang mengendalikan terbentuknya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciGambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]
Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.] Gambar 2. Struktur organisasi promoter pada organisme eukariot [Sumber: Gilbert 1997: 1.] Gambar 3.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE, NIPPONBARE, DAN BATUTEGI Isolasi DNA genom padi dari organ daun padi (Oryza sativa L.) kultivar Rojolele, Nipponbare,
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein dalam jumlah besar (Reece dkk., 2011). kompeten biasanya dibuat dari inokulum awal dengan konsentrasi 2% ( v / v )
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Plasmid merupakan molekul DNA berukuran relatif kecil, melingkar, dan beruntai ganda. Plasmid membawa gen-gen yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. genom sel tanaman adalah kloning gen. Proses ini dilakukan dengan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu proses umum dalam manipulasi gen yang akan ditransfer ke genom sel tanaman adalah kloning gen. Proses ini dilakukan dengan menyisipkan gen target ke dalam vektor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118
45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118 sampel. Berdasarkan hasil digesti DNA dengan enzim EcoRI, diperoleh sebanyak 74 sampel tanaman dari 118
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )
MAKALAH REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A TUGAS : REKAYASA GENETIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi PCR Pada penelitian konstruksi gen harus mempertimbangkan dua hal yaitu urutan nukleotida gen yang akan dikonstruksi dan vektor ekspresi yang akan digunakan. Pada
Lebih terperinciVI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif
VI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif Transformasi genetika merupakan teknik yang rutin digunakan saat ini untuk mentransfer berbagai sifat penting pada tanaman dan
Lebih terperinciTEKNIK TRANSFORMASI GENETIK. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP
TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP TAHUKAH KAMU?? APA YANG DIMAKSUD TANAMAN TRANSGENIK??? APA YANG DIMAKSUD DENGAN REKAYASA GENETIKA??? Lalu bagaimana ya caranya
Lebih terperinciPembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA
LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil
Lebih terperinciKloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri
3 selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72 0 C selama 1 menit. Tahap terakhir dilakukan pada suhu 72 0 C selama 10 menit. Produk PCR dielektroforesis pada gel agarosa 1 % (b/v) menggunakan tegangan 70
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 7 Peta linier pbd80. B11. BamHI. SalI. pflap amp r GOI. pbd80 ColE oriv NPTIII LB NPTII Pro GOI Term RB pbd80
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2009 sampai Mei 2012 di Laboratorium Penelitian Fisiologi dan Biologi Molekular Tumbuhan serta Rumah Kaca Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Vektor klon pgemt-easy dan peta restriksi yang dimiliki (Promega 1999).
8 Inkubasi selama 2 hari pada suhu 28 o C dalam kondisi gelap dengan kecepatan 150 rpm. Setelah diinkubasi selama 2 hari, hasilnya adalah terbentuknya koloni berwarna putih. Koloni yang terbentuk kemudian
Lebih terperinciANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI
1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciKLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1
PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN (BM-3001) KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC 27405 DALAM pet-blue VECTOR 1 Penyusun: Chandra 10406014 Dosen Narasumber: Dra. Maelita Ramdani
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)
11 BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri atas 2 tahapan utama, yaitu produksi protein rekombinan hormon pertumbuhan (rgh) dari ikan kerapu kertang, ikan gurame, dan ikan mas, dan uji bioaktivitas protein
Lebih terperinciDASAR REKAYASA GENETIKA
DASAR REKAYASA GENETIKA Rekayasa = manipulasi = modifikasi = perubahan bahan genetik (perubahan & pemindahan gen) Cara: 1. Persilangan seksual (perkawinan) 2. Hibridisasi somatik 3. Mutasi 4. Teknologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Penyakit Blas
TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Blas Penyakit blas pada padi disebabkan oleh cendawan blas yang termasuk dalam golongan Ascomycetes dikenal dengan nama ilmiah Pyricularia grisea Sacc. (teleomorph/fase sexual:
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
REKAYASA GENETIKA Sukarti Moeljopawiro Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Rekayasa Genetika REKAYASA GENETIKA Teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Promoter -Aktin Ikan Mas Promoter -Aktin dari ikan mas diisolasi dengan menggunakan metode PCR dengan primer yang dibuat berdasarkan data yang ada di Bank Gen. Panjang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2007 hingga Juli 2009, bertempat di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik Departemen
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI TUMBUHAN
BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN Emil Riza Pratama (1308104010039) Fitria (1308104010013) Jamhur (1308104010030) Ratna sari (308104010005) Wilda Yita (1308104010012) Vianti Cintya Putri (1308104010015) Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian sebelumnya diperoleh kerangka baca terbuka gen IFNα2b yang mengandung tiga mutasi dengan lokasi mutasi yang letaknya berjauhan, sehingga mutagenesis terarah
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
13 3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 hingga Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan serta Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesia-the
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik
Definisi GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi
ABSTRAK ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi Patrisia Puspapriyanti, 2008. Pembimbing I : Ernawati A.Girirachman, Ph.D. Pembimbing II : Johan Lucianus, dr., M.Si. Salmonella
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Total Tumbuhan Isolasi DNA total merupakan tahap awal dari pembuatan pustaka genom. DNA dipisahkan dari bahan-bahan lain yang ada dalam sel. DNA total yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).
4 ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999). Polymerase Chain Reaction (PCR) PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 6. TEKNIK DASAR KLONING Percobaan pertama penggabungan fragmen DNA secara in vitro dilakukan sekitar 30 tahun yang lalu oleh Jackson et al. (1972). Melakukan penyisipan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil konfirmasi dicek dengan elektroforesis gel agarosa 1%.
reaction mix pada tabung mikro, kemudian program PCR dilanjutkan kembali dengan program PCR biasa: 94 o C selama 30 detik, 55 o C selama 1 menit, dan 72 o C selama 2 menit. Hasil konfirmasi dicek dengan
Lebih terperinciDr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor )
Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor ) Ir. Lilik Koesmihartono Putra, M.AgSt (Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia) Tahun-3 1. Konstruksi
Lebih terperinciTransformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Menggunakan Metode Heat Shock ISSN: Maya Ekaningtias
Transformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Maya Ekaningtias Abstrak: Transformasi merupakan proses memperkenalkan DNA asing ke dalam sel-sel hidup. Umumnya, transformasi bertujuan mengekspresikan
Lebih terperinciBAB in. METODE PENELITIAN
BAB in. METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari April sampai November 2009 di laboratorium Biologi Molekular dan Rekayasa Genetika, Balai Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinciKonstruksi dan Kloning Plasmid pcambia1301 dengan Gen Cry1Ab
Konstruksi dan Kloning Plasmid pcambia1301 dengan Gen Cry1Ab Edy Listanto, Habib Rizjaani, Liberty, Tri J. Santoso, Saptowo J. Pardal, Ida H. Somantri, I. Altosar, dan M. Herman ABSTRAK Penelitian konstruksi
Lebih terperinciDi dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi
Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom dan DNA vektor, pemotongan DNA menggunakan
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 5 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinciBAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI TEKNIK PCR OVERLAPPING 1. Sintesis dan amplifikasi fragmen ekson 1 dan 2 gen tat HIV-1 Visualisasi gel elektroforesis
Lebih terperinciPENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260
PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260 ADE NENA NURHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Lebih terperinciSINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI
SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI 0304040257 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan Penggunaan α-amilase dalam beberapa sektor industri mengalami peningkatan dan sekarang ini banyak diperlukan α-amilase dengan sifat yang khas dan mempunyai kemampuan untuk
Lebih terperinciKLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.
KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciSKRIPSI F Oleh LILY FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
SKRIPSI EKSPRESI GEN PROTEASE Badlus pumilus Y 1 DALAM Escherichia coli DH5a: ORIENTASPGEN DAN PENGARUH PENAMBAHAN IPTG (Isopropilthiogalaktosida) Oleh LILY F 30.0024 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciPencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014
Isolasi dan Perbaikan Kultur 10/14/2014 Nur Hidayat Materi Kuliah Bioindustri http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id http://ptp2007.wordpress.com http://bioindustri.blogspot.com Pencarian Kultur Baru Contoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita
Lebih terperinciKONSTRUKSI DNA REKOMBINAN pcambia STILBENA SINTASE PENCEGAH BUSUK AKAR KELAPA SAWIT EMBI LILIS
KONSTRUKSI DNA REKOMBINAN pcambia 1303- STILBENA SINTASE PENCEGAH BUSUK AKAR KELAPA SAWIT EMBI LILIS DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Pseudomonas sp. AZM-1 mikroba pelarut fosfat Mikroba yang membawa gen pelarut fosfat adalah Pseudomonas sp. AZM-1. Peremajaan kembali mikroba hasil isolasi dilakukan dengan
Lebih terperinciTeknologi DNA Rekombinan
Teknologi DNA Rekombinan Kapas biasa Kapas-Bt 1 Tomat biasa Tidak tahan hama Tomat-Bt Tahan hama Tanaman kapas-bt dan tomat-bt tahan terhadap serangan hama karena menghasilkan toksin yang dapat membunuh
Lebih terperinciFUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA
FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIdentifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )
Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HSIL DN PEMBHSN R. pickettii sebagai gen Hayati R. solani Isolat yang digunakan adalah R. pickettii yang memiliki ciri-ciri koloni berwarna kuning dengan bentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi seperti
Lebih terperinciPEMBUATAN DNA REKOMBINAN
PEMBUATAN DNA REKOMBINAN 1 Nama enzim restriksi o Berdasarkan nama organisme dari mana enzim diisolasi, mis.: n Eco dari Escherichia coli n Hin dari Haemophilus influenzae n Hae dari Haemophilus aegyptius
Lebih terperinciDASAR REKAYASA GENETIKA
DASAR REKAYASA GENETIKA Rekayasa = manipulasi = modifikasi= perubahan bahan genetik (perubahan & pemindahan gen) Cara: 1. Persilangan seksual (perkawinan) 2. Hibridisasi somatik 3. Mutasi 4. Teknologi
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari
Lebih terperinciTransformasi Padi Indica Kultivar Batutegi dan Kasalath dengan Gen Regulator HD-Zip oshox6 untuk Perakitan padi Toleran Kekeringan
Transformasi Padi Indica Kultivar Batutegi dan Kasalath dengan Gen Regulator HD-Zip oshox6 untuk Perakitan padi Toleran Kekeringan Transformation of HD-Zip oshox6 Regulatory Gene for Batutegi and Kasalath
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN LANJUT. KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli
LAPORAN PENELITIAN LANJUT KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli Oleh: Dr. Dra. Mariana Wahjudi, M.Si. FAKULTAS Teknobiologi UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid Mini kit, inkubator goyang (GSL), jarum Ose bundar, kit GFX (GE Healthcare), kompor listrik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal dalam penelitian. Fragmen gen NS1 virus dengue diamplifikasi
Lebih terperinciKONSTRUKSI GEN KITINASE UNTUK KETAHANAN TERHADAP GANODERMA PADA VEKTOR EKSPRESI pcambia 1303 DWI NOVIANTHY
KONSTRUKSI GEN KITINASE UNTUK KETAHANAN TERHADAP GANODERMA PADA VEKTOR EKSPRESI pcambia 1303 DWI NOVIANTHY DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis
ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis Nia Oktriviany, 2009 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman, Ph.D Pembimbing serta I : Debbie Sofie Retnoningrum,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.
Lebih terperinciKasus Penderita Diabetes
Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN TICV Isolat Indonesia
23 HASIL DAN PEMBAHASAN TICV Isolat Indonesia Penyakit klorosis saat ini sudah ditemukan di Indonesia. Pertama kali ditemukan di sentra pertanaman tomat di Magelang, Jawa Tengah dan Purwakarta, Jawa Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya produktivitas tebu dan rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas tebu
Lebih terperinciRekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525
Rekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525 (Recombinant Gen of Encoding -Xylosidase from Geobacillus Thermoleovorans IT-08 in phis1525 Plasmid) Sri
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Bab Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ix x xii I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone Teknologi DNA Rekombinan
4 TINJAUAN PUSTAKA Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone) Hormon pertumbuhan (GH) merupakan hormon polipeptida penting dengan ukuran sekitar 22 kda yang diproduksi dari somatotropin di dalam kelenjar anterior
Lebih terperinciTRANSFORMASI GENETIK JATROPHA CURCAS DENGAN GEN PEMBUNGAAN Hd3a PADI
Seminar Hasil Penelitian IPB 2009 Bogor, 22-23 Desember 2009 TRANSFORMASI GENETIK JATROPHA CURCAS DENGAN GEN PEMBUNGAAN Hd3a PADI Suharsono Yohana Sulistyaningsih Utut Widyastuti P t P liti S b d H ti
Lebih terperinciIV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman
Lebih terperinciTransformasi Genetik Gen Pembungaan Hd3a (Heading date 3a) Pada Empat Kultivar Padi Hitam (Oryza sativa L.)
Transformasi Genetik Gen Pembungaan Hd3a (Heading date 3a) Pada Empat Kultivar Padi Hitam (Oryza sativa L.) Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Master of Biotechnology Program Studi
Lebih terperinciRATNA ANNISA UTAMI
RATNA ANNISA UTAMI 10703022 AMPLIFIKASI DAN KLONING DNA PENGKODE PROTEIN CHAPERONIN 60.1 MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS KE DALAM VEKTOR pgem-t PADA ESCHERICHIA COLI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
Lebih terperinciPerakitan Varietas Tebu Produksi Gula Tinggi Melalui Rekayasa Genetik Peningkatan Sintesis dan Transport Sukrosa
Perakitan Varietas Tebu Produksi Gula Tinggi Melalui Rekayasa Genetik Peningkatan Sintesis dan Transport Sukrosa Peneliti : 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiharto,M.Sc 2) Dr. Ir. Parawita Dewanti,MP 3) Dr.
Lebih terperinciErna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.
Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.Si Ratna Asih S.R., dr., M.Si. Zizi Tamara, dr., M.Si. Budi Utami,
Lebih terperinciMemasukkan: Februari 2017, Diterima: Agustus Keywords: Nitrogen use efficiency trait, gene construction, rice kultivar Nipponbare
Jurnal Biologi Indonesia 13(2): 261-270 (2017) Introduksi Konstruk Gen CsNitr1-L dengan Promotor Ubiquitin melalui Agrobacterium tumefaciens dan Deteksi Molekulernya pada Padi Kultivar Nipponbare (The
Lebih terperinciPertemuan VII: BIOTEKNOLOGI
Pertemuan VII: BIOTEKNOLOGI Click to edit Master subtitle style Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan VII: BIOTEKNOLOGI Pokok Bahasan: 1. Definisi teknologi DNA rekombinan 2. Tahapan di
Lebih terperincipc13-35s-intron-sma: VEKTOR BINER FLEKSIBEL UNTUK EKSPRESI GEN TARGET SECARA KONSTITUTIF PADA TRANSFORMASI TANAMAN MELALUI AGROBACTERIUM
pc13-35s-intron-sma: VEKTOR BINER FLEKSIBEL UNTUK EKSPRESI GEN TARGET SECARA KONSTITUTIF PADA TRANSFORMASI TANAMAN MELALUI AGROBACTERIUM NATALIA LUSIANNGSIH SUMANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciTRANSFORMASI GENETIK PADI INDICA DENGAN GEN OsMADS18 MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens UNTUK MERAKIT VARIETAS PADI UMUR PENDEK MUJIBUR RAHMAN
TRANSFORMASI GENETIK PADI INDICA DENGAN GEN OsMADS18 MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens UNTUK MERAKIT VARIETAS PADI UMUR PENDEK MUJIBUR RAHMAN DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinci