62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta"

Transkripsi

1 62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) 4 Pandangan Semi-Eternalis (Jiwa dan Dunia Sebagian Kekal Sebagian Tidak) 4 Pandangan Ekstensionis (Mengenai Batasan Dunia) 4 Pandangan Berbelit-belit 2 Pandangan Kebetulan (Jiwa dan Dunia Terjadi secara Kebetulan/Tanpa Sebab) 44 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Mendatang 16 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Tetap Ada 8 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Tanpa Kesadaran 8 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Bukan Ada Kesadaran Pun Bukan Tanpa Kesadaran 7 Pandangan Annihilassi (Ucchedavada Musnah Total Setelah Mati) 5 Pandangan Mengenai Nibbana Materi ini disiapkan oleh: Budi Chou, untuk Sharing Dhamma 10 Agt 2012 di Vihara Dharma Bhakti,

2 Para bhikkhu, ada hal-hal lain (anna dhamma), yang sangat dalam, sangat sulit dimengerti, sangat sulit dipahami, sangat luhur dan mulia, tidak terjangkau pikiran, sangat halus, dan hanya dapat dimengerti atau dirasakan oleh Para Bijaksana. Hal-hal itu telah dimengerti, telah dilihat dengan jelas, dan telah ditinggalkan oleh Tathagata (Buddha). Berdasarkan pada sikap itulah dan karena sesuai dengan kebenaran maka orang-orang memuji Tathagata. Apakah yang dimaksudkan dengan hal-hal lain itu, Para Bhikkhu? 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) Pandangan Pertama Ia dapat mengingat kembali alam-alam kehidupannya yang lampau pada 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 100, 1000, beberapa ribu, hingga puluhan ribu kehidupannya yang lampau, Pandangan Kedua Ia dapat mengingat kembali alam-alam kehidupannya yang lampau pada 1, 2, 3, 4, 5, 10 kali masa bumi ber-evolusi (evolusi tentang terjadi dan hancurnya bumi, dan seterusnya), Pandangan Ketiga Ia dapat mengingat kembali alam-alam kehidupannya yang lampau pada 10, 20, 30, sampai 40 kali masa bumi ber-evolusi, dan mengetahui jelas kondisi dan situasi berbagai alam kehidupannya yang lampau, sehingga ia mengetahui bahwa jiwa adalah kekal, dan walaupun makhluk-makhluk berpindah-pindah, mati dan terlahir kembali dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain, namun demikian mereka itu tetap, kekal selamanya. Pandangan Keempat Ia mendasarkan pandangannya hanya pada pikiran dan logika, sejauh kemampuannya saja, dan menyatakan bahwa jiwa adalah kekal. 4 Pandangan Semi-Eternalis (Jiwa dan Dunia Sebagian Kekal Sebagian Tidak) Pandangan Kelima Pada suatu masa yang lampau, setelah berlangsungnya suatu masa yang lama sekali, bumi ini belum ada (bumi ini belum ber-evolusi untuk terbentuk). Ketika itu, terdapatlah makhluk-makhluk hidup di alam dewa Abhassara, di situ, mereka hidup ditunjang oleh kekuatan pikiran, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, dan mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali. Demikianlah, pada suatu waktu yang lampau, ketika berakhirnya suatu masa yang lama sekali, bumi ini mulai ber-evolusi dalam pembentukan, dan ketika hal ini terjadi, alam Brahma kelihatan dan masih kosong. Ada makhluk dari alam dewa Abhassara yang masa hidupnya atau pahala karma baiknya untuk hidup di alam itu telah habis, ia meninggal dari alam Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma. Di sini, ia hidup ditunjang oleh kekuatan pikirannya, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, dan mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali. Page 2 of 8

3 Karena terlalu lama ia hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya muncul rasa ketidakpuasan, juga muncul suatu keinginan, Semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini!. Pada saat itu, ada makhluk lain yang disebabkan oleh masa hidupnya atau pahala karma baiknya untuk hidup di alamnya telah habis, mereka meninggal di alam Abhassara, dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya, tetapi dalam banyak hal sama dengan dia. Berdasarkan itu, maka makhluk pertama yang terlahir di alam Brahma berpikir, Saya brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Semua makhluk ini adalah ciptaanku. Mengapa demikian? Baru saja saya berpikir, semoga mereka datang, dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk-makhluk ini muncul. Makhluk-makhluk itu pun berpikir, bahwa dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Kita semua adalah ciptaannya. Mengapa? Sebab, setahu kita, dialah yang lebih dahulu berada di sini, sedangkan kita muncul sesudahnya. Dalam hal ini, makhluk pertama yang berada di situ memiliki usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa daripada makhluk-makhluk yang datang sesudahnya. Selanjutnya, ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi. Setelah berada di bumi, ia meninggalkan kehidupan berumah-tangga dan menjadi pertapa. Ia memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu. Mereka teringat kembali bahwa dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, sang penguasa, tuan dari semua, sang pembuat, sang pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Dialah yang menciptakan kami, dia tetap kekal dan keadaannya tidak berubah, dia akan tetap kekal selamanya, tetapi kami yang diciptakannya dan datang ke sini adalah tidak kekal, dapat berubah, dan memiliki usia yang terbatas. Pandangan Keenam Ada dewa-dewa tertentu, yang dinamakan Khiddapadosika. Mereka menghabiskan masa hidupnya dengan mencari kesenangan dan memuaskan indera. Sebagai akibat oleh sifat mereka yang buruk itu, tatkala mereka tidak dapat mengendalikan diri lagi, mereka meninggal di alam tersebut. Demikianlah maka ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi ini. Setelah berada di bumi, mereka menjadi pertapa, dan memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu. Mereka teringat kembali, bahwa dewa-dewa yang tidak ternoda oleh kesenangan adalah tetap kekal abadi selamanya. Tetapi, kita yang terjatuh dari alam tersebut, tidak dapat mengendalikan diri karena terpikat pada kesenangan, kita yang terlahir di sini adalah tidak kekal, dapat berubah dan memiliki usia yang terbatas. Pandangan Ketujuh Ada dewa-dewa tertentu yang dinamakan Manopadosika. Mereka selalu diliputi oleh perasaan iri kepada yang lain. Sebagai akibat pikiran yang buruk tersebut, mereka menjadi lemah dan tidak bijaksana, dan dewa-dewa tersebut meninggal di alam itu. Page 3 of 8

4 Demikianlah maka ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi ini. Setelah berada di bumi, mereka meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa. Ia memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu. Mereka teringat kembali, bahwa para dewa yang pikirannya tidak ternoda dan tidak diliputi perasaan iri hati kepada yang lain, maka tidak merasa cemburu kepada dewa yang lain. Dengan demikian, mereka tidak meninggal atau jatuh dari alam tersebut. Mereka tetap kekal abadi, tidak berubah sampai selamalamanya. Tetapi, kita yang memiliki pikiran ternoda, selalu diliputi perasaan iri hati kepada yang lain. Karena rasa iri hati dan cemburu tersebut, tubuh kita menjadi lemah, mati dan terlahir di sini sebagai makhluk yang tidak kekal, dapat berubah, dan memiliki usia yang terbatas. Pandangan Kedelapan Ia mendasarkan pandangannya hanya pada pikiran dan logika, sejauh kemampuannya saja, dan menyatakan, bahwa yang disebut mata, telinga, hidung, lidah dan badan jasmani adalah jiwa yang bersifat tidak kekal, tidak tetap, dan selalu berubah. Tetapi, yang dinamakan batin, pikiran atau kesadaran adalah jiwa yang bersifat kekal, tetap, dan tidak akan berubah. 4 Pandangan Ekstensionis (Mengenai Batasan Dunia) Ada beberapa pertapa dan brahmana, yang karena dengan semangat, tekad, kewaspadaan dan kesungguhan dalam bermeditasi, pikirannya terpusat, batinnya menjadi tenang dan berada dalam keadaan: Pandangan Kesembilan membayangkan dunia ini terbatas, sehingga ia berpikir, bahwa dunia ini terbatas, jalan dapat dibuat mengelilingi. Pandangan Kesepuluh membayangkan dunia ini tidak terbatas, sehingga ia berpikir, bahwa pandangan dunia ini terbatas sehingga jalan dapat dibuat mengelilinginya adalah salah. Pandangan Kesebelas membayangkan dunia ini ada yang terbatas dan ada yang tidak terbatas, sehingga ia berpikir, pandangan yang menyatakan bahwa dunia ini terbatas dan dunia ini tidak terbatas adalah salah. Pandangan Keduabelas Ia mendasarkan pandangannya hanya pada pikiran dan logika, sejauh kemampuannya saja, bahwa dunia ini bukan terbatas, dan bukan tidak terbatas. 4 Pandangan Berbelit-belit Pandangan ke-13 dan ke-14 Ia tidak mengerti dengan baik, hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Ia menyadari bahwa ia akan salah, dan kesalahan tersebut menyebabkan ia: menyesal terikat pada keadaan batin penyebab kelahiran kembali Page 4 of 8

5 Karena rasa takut atau tidak suka pada kesalahan akibat menyalahkan pandangan, ia tidak akan menyatakan sesuatu itu baik atau buruk. Seandainya suatu pertanyaan diajukan kepadanya, ia akan menjawab dengan berbelit-belit dan membingungkan. Pandangan ke-15 Ia tidak mengerti dengan baik, hal sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Ia menyadarinya, tetapi, ada pertapa dan brahmana yang pandai, cerdik, pengalaman dalam berdebat, pintar mencari kesalahan, pandai mengelak, yang mampu mematahkan pandangan orang lain dengan kebijaksanaannya. Seandainya saya menyatakan ini baik atau itu buruk, mereka datang padaku, meminta pendapatku, dan menunjukkan kesalahan-kesalahanku. Karena mereka bersikap begitu, saya tidak sanggup memberikan jawaban. Dan, hal ini akan menyebabkan saya menyesal, dan rasa penyesalan ini akan menjadi suatu penghalang bagiku. Pandangan ke-16 Ada beberapa pertapa dan brahmana yang bodoh dan dungu. Seandainya ada pertanyaan yang diajukan kepadanya, ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan. 2 Pandangan Kebetulan (Jiwa dan Dunia Terjadi secara Kebetulan/Tanpa Sebab) Pandangan ke-17 Ada beberapa dewa di alam Asannasata, yang pada saat ada pikiran yang muncul dalam dirinya, mereka akan meninggal atau lenyap dari alam tersebut. Demikianlah, ada makhluk yang meninggal dari alam tersebut dan terlahir kembali di bumi ini. Setelah berada di bumi, ia meninggalakan kehidupan berumah-tangga dan menjadi pertapa. Ia memiliki kemampuan untuk mengingat kembali tatkala pikiran muncul dalam dirinya pada satu kehidupan lampunya. Ia menyatakan bahwa jiwa dan dunia ini terjadi secara kebetulan. Mengapa demikian? Karena dahulu saya tidak ada, tetapi sekarang ada! Pandangan ke-18 Ia mendasarkan pandangannya hanya pada pikiran dan logika, sejauh kemampuannya saja, dan menyatakan bahwa jiwa dan dunia terjadi tanpa adanya sebab. 44 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Mendatang 16 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Tetap Ada Pandangan ke-19 s/d ke-34 Mereka menyatakan bahwa sesudah kematian, jiwa tetap ada, tidak berubah, sadar, dan: (1)berbentuk (rupa), (2)tidak berbentuk (arupa), (3)berbentuk atau tidak berbentuk (rupa-arupa), (4)bukan berbentuk dan bukan tak berbentuk (n evarupi narupi), (5)terbatas (antara atta hoti), (6)tidak terbatas (anantava), (7)terbatas atau tidak terbatas (antava caanantavaca), (8)bukan terbatas dan bukan tak terbatas (n evantava nanantava), (9)memiliki semacam bentuk kesadaran (nanattasanni), (10)memiliki bermacam-macam bentuk kesadaran (ekattasanni atta hoti), (11)memiliki kesadaran terbatas (paritta sanni), (12)memiliki kesadaran tak terbatas (appamana sanni), (13)selalu bahagia (ekanta sukhi), (14)selalu menderita (ekanta dukkhi), (15)bahagia atau menderita (sukha dukkhi), (16)bukan bahagia dan bukan menderita (adukkham asukkhi). Page 5 of 8

6 8 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Tanpa Kesadaran Pandangan ke-35 s/d ke-42 Mereka menyatakan bahwa sesudah kematian, jiwa tidak berubah, tidak memiliki kesadaran, dan: (1)berbentuk, (2)tidak berbentuk, (3)berbentuk atau tidak berbentuk, (4)bukan berbentuk dan bukan tak berbentuk, (5)terbatas, (6)tidak terbatas, (7)terbatas atau tidak terbatas, (8)bukan terbatas dan bukan tak terbatas. 8 Pandangan bahwa Sesudah Mati Jiwa Bukan Ada Kesadaran Pun Bukan Tanpa Kesadaran Pandangan ke-43 s/d ke-50 Mereka menyatakan bahwa sesudah kematian, jiwa tidak berubah, bukan memiliki kesadaran dan bukan tanpa kesadaran, dan: (1)berbentuk, (2)tidak berbentuk, (3)berbentuk atau tidak berbentuk, (4)bukan berbentuk dan bukan tak berbentuk, (5)terbatas, (6)tidak terbatas, (7)terbatas atau tidak terbatas, (8)bukan terbatas dan bukan tak terbatas. 7 Pandangan Annihilassi (Ucchedavada Musnah Total Setelah Mati) Pandangan ke-51 Ia menyatakan, Saudara, karena jiwa memiliki bentuk (rupa-jasmani), yang terdiri dari empat zat (catummahabhutarupa), dan merupakan keturunan dari ayah dan ibu; bila meninggal dunia, tubuh menjadi hancur, musnah dan lenyap, dan tidak ada lagi kehidupan berikutnya. Dengan demikian jiwa itu lenyap. Demikianlah pandangan yang menyatakan bahwa ketika makhluk meninggal, ia musnah dan lenyap. Pandangan ke-52 ada jiwa lain yang lebih luhur, berbentuk, termasuk alat kesenangan indera (kamavacaro), hidup dengan makanan material (kavalinkaraharabhakkho). Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. Pandangan ke-53 ada jiwa lain yang lebih luhur, berbentuk, dibentuk oleh pikiran (manomaya), semua bagiannya sempurna, inderanya pun lengkap. Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. Pandangan ke-54 ada jiwa lain yang lebih luhur, yang melampaui pengertian adanya bentuk (rupasanna), yang telah melenyapkan rasa tidak senang (pathigasanna), tidak memperhatikan penyerapan-penyerapan lain (nanattasanna), menyadari ruang tanpa batas, mencapai dimensi ruang tanpa batas (akasanancayatana). Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. Pandangan ke-55 ada jiwa lain yang lebih luhur, yang melampaui alam Akasanancayatana, menyadari kesadaran tanpa Page 6 of 8

7 batas, mencapai dimensi kesadaran tanpa batas (vinnanancayatana). Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. Pandangan ke-56 ada jiwa lain yang lebih luhur, yang melampaui alam Vinnanancayatana, menyadari kekosongan, mencapai dimensi kekosongan (akincannasayatana). Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. Pandangan ke-57 ada jiwa lain yang lebih luhur, yang melampaui alam Akincannasayatana, mencapai dimensi bukan pencerapan dan bukan tanpa pencerapan (n evasanna nasannayatana). Jiwa seperti itu tidak Anda ketahui, tetapi saya dapat melihatnya. Setelah jiwa itu tidak ada lagi, barulah jiwa musnah secara total. 5 Pandangan Mengenai Nibbana Ada beberapa pertapa dan brahmana, yang menganut ajaran bahwa Kehidupan mutlak Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan sekarang (ditthadhammanibbanavada). Ajaran tersebut diuraikan dalam lima pandangan. Apakah asal mula dan dasarnya maka mereka berpandangan demikian? Pandangan ke-58 Ia menyatakan, Tatkala jiwa diliputi oleh kenikmatan, kepuasan lima indera, maka jiwa telah mencapai nibbana dalam kehidupan sekarang. Pandangan ke-59 Ia menyatakan, Saudara, jiwa seperti itu memang ada. Tetapi, itu belum sepenuhnya benar. Mengapa begitu? Karena, kepuasan indera itu tidak kekal, masih diliputi penderitaan oleh sebab bersifat berubahubah. Karena ketidak-kekalannya dan berubah-ubah, maka dukacita, sedih, kesakitan, derita dan kebosanan muncul. Tatkala jiwa bebas dari kesenangan indera dan hal-hal buruk (akusala dhamma), mencapai dan tetap berada dalam jhana pertama (keadaan tatkala pikiran terpusat dalam meditasi), keadaan menggiurkan, disertai perhatian dan penyelidikan (savittaka savicara), maka jiwa mencapai kebahagiaan mutlak nibbana dalam kehidupan sekarang. Pandangan ke-60 Ia menyatakan, Saudara, jiwa seperti itu memang ada. Tetapi, itu belum sepenuhnya benar. Mengapa begitu? Karena, selama kita masih diliputi oleh proses berpikir atau perhatian dan menyelidik, berarti itu masih kasar. Tatkala jiwa terbebas dari perhatian dan menyelidik, mencapai dan berada dalam jhana kedua, keadaan pikiran terpusat dan seimbang, penuh kegiuran dan kegembiraan (cetaso ekodibhava, vupasamo, piti, sukha), maka jiwa mencapai kebahagiaan mutlak nibbana dalam kehidupan sekarang. Pandangan ke-61 Ia menyatakan, Saudara, jiwa seperti itu memang ada. Tetapi, itu belum sepenuhnya benar. Mengapa begitu? Karena, selama kita masih diliputi oleh kegiuran dan kegembiraan, berarti itu masih kasar. Tatkala jiwa terbebas dari keinginan dan kegiuran; pikiran terpusat dan seimbang, penuh perhatian, berpengertian jelas (sato ca sampajano), dan tubuh mengalami kebahagiaan, yang dikatakan Para Bijaksana sebagai keseimbangan yang disertai perhatian dan pengertian jelas, mencapai dan berada dalam jhana ketiga, maka jiwa mencapai kebahagiaan mutlak nibbana dalam kehidupan sekarang. Page 7 of 8

8 Pandangan ke-62 Ia menyatakan, Saudara, jiwa seperti itu memang ada. Tetapi, itu belum sepenuhnya benar. Mengapa begitu? Karena, selama kita masih diliputi oleh rasa kebahagiaan, berarti itu masih kasar. Tatkala jiwa terbebas dari rasa bahagia dan derita (sukhassa ca pahana dukkhassa ca pahana), setelah melenyapkan kesenangan dan kesedihan (somanassa domanassa), mencapai dan berada dalam jhana keempat, disertai pikiran terpusat dan seimbang, tanpa adanya kebahagiaan dan penderitaan, maka jiwa mencapai kebahagiaan mutlak nibbana dalam kehidupan sekarang. Tathagata Melampaui Semua Spekulasi Para Bhikkhu, inilah ajaran-ajaran yang berpedoman pada hal-hal yang telah lampau dan berkenaan dengan masa yang akan datang dari para pertapa dan brahmana tersebut, dalam 62 pandangan. Demikianlah, mereka berpandangan mengenai keadaan yang lampau dan yang akan datang seperti itu. Mereka menganut salah satu atau beberapa dari pandangan-pandangan tersebut, dan menyatakan bahwa selain pandangan mereka, tidak ada lagi pandangan lainnya. Para Bhikkhu, dalam hal ini, Tathagata mengetahui sampai sejauh mana spekulasi, tujuan, akibat dan hasil dari pandangan tersebut pada waktu yang akan datang bagi mereka yang mempercayainya. Karena, Tathagata telah menyadari dan mengetahui hal-hal lain yang lebih jauh dari jangkauan pandangan-pandangan mereka tersebut, dan dengan kekuatan batin, Tathagata telah merealisasikan jalan pembebasan dari pandangan-pandangan tersebut. Beliau telah mengetahui hakekat sesungguhnya, bagaimana muncul dan lenyapnya semua perasaan, rasa nikmatnya, bahayanya, yang tidak dapat dijadikan pegangan atau pun tumpuan. Tathagata telah terbebas dari pandanganpandangan seperti itu. Pandangan-pandangan mereka itu hanya didasarkan pada perasaan sendiri yang disebabkan kekhawatiran dan ragu-ragu akan akibatnya, karena para pertapa dan brahmana tersebut tidak mengetahui, tidak melihat, dan masih diliputi oleh berbagai keinginan (tanha). Pandangan-pandangan mereka itu hanya didasarkan pada kontak indera saja. Tatkala mereka mengalami perasaan tertentu tanpa adanya kontak, maka keadaan demikian itu tidak ada. Mereka semua menerima perasaan-perasaan tersebut melalui kontak yang berlangsung terus menerus dengan (saraf) penerima (dari indera-indera). Berdasarkan pada perasaan-perasaan (vedana) muncul keinginan (tanha), karena adanya keinginan muncul kemelekatan (upadana), karena adanya kemelekatan muncul proses menjadi (bhava), karena adanya proses menjadi muncul kelahiran (jati), karena adanya kelahiran terjadi kematian (marana), kesedihan, ratap tangis, kesakitan, kesusahan dan putus asa (soka parideva dukkha domanassa upayasa). Tatkala seorang bhikkhu mengerti hal itu sebagaimana hakekatnya, asal mula dan akhirnya, kenikmatan, bahaya dan cara membebaskan diri dari pemuasan enam inderanya, maka ia dapat mengetahui segala yang termulia dan tertinggi dari semuanya itu. Page 8 of 8

62 Pandangan Salah (6)

62 Pandangan Salah (6) 62 Pandangan Salah (6) Dari Brahmajāla Sutta dan Kitab Komentarnya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id PAHAM SPEKULATIF TENTANG MASA DEPAN (44) (APARANTAKAPPIKA) I. Paham tentang Pemusnahan

Lebih terperinci

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para 1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (1)

62 PANDANGAN SALAH (1) Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id DARI BRAHMAJĀLA SUTTA DAN KITAB KOMENTARNYA 62 PANDANGAN SALAH (1) PENDAHULUAN Saṃsāra Vs. Nibbāna Pandangan-benar adalah pelopor; memahami pandangan-salah

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] 1 Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] Magandiya, seandainya ada seorang penderita kusta yang dipenuhi luka- luka dan infeksi, dimakan oleh cacing, menggaruk

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1 Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1. Demikianlah telah saya dengar. Pada suatu waktu, Bhagavan

Lebih terperinci

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi Dua Jenis Tangisan oleh: Andi Kusnadi Ini adalah penjelasan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang yogi pada Sayadaw. Pertanyaan: Saya sangat menikmati meditasi selama retret, tetapi karena berbagai

Lebih terperinci

62 pandangan-salah (2)

62 pandangan-salah (2) 62 pandangan-salah (2) Dari Brahmajāla Sutta dan Kitab Komentarnya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id b. Kekekalan parsialme (ekaccasassatavāda -4) Paham Poytheisme. 6. Deva khiḍḍāpadosikā

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA (edited version 15/8/06, Daung) (edited version 17/8/06, Andi Kusnadi) CERAMAH DI CAMBRIDGE MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA OLEH : SAYADAW CHANMYAY Kata Pengantar Minggu sore 11 Juli 2004

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63]

Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63] 1 Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63] Saya mendengar suatu ketika Bhagavan sedang tinggal di

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia

Lebih terperinci

Dhammacakka Pavattana Sutta!

Dhammacakka Pavattana Sutta! Khotbah Pertama Dhammacakka Pavattana Sutta! (S 5:420-424) Bagian1 Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Bertemu Pertapa Telanjang Upaka Setelah 49 hari retret, Buddha

Lebih terperinci

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] 1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha,

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin 7E9064DE Empat Kebenaran Mulia Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Nilai Penting Empat Kebenaran Mulia Para bhikkhu, dikarenakan tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Bab I: Pengetahuan-buku Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya Sepuluh pendahuluan yang terdapat pada judul sebagai bentuk 3, adalah sejenis judul yang

Lebih terperinci

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun PANDANGAN BENAR Penulis : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 80 x 120 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar 1 Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna Pengantar Arya Nagarjuna yang hidup di India Selatan sekitar abad kedua Masehi, tak diragukan

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Dhammavihārī Buddhist Studies  LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA ETIMOLOGI Nīvaraṇa (rintangan batin) = nis (kebawah) + VṚ (menutupi). Dipahami sebagai: āvaraṇa: layar, hambatan,

Lebih terperinci

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk The Purpose of Practice Sayalay Susīlā s Dhamma talk 1 terhadap potensi karma. Reaksi Kebiasaan ini : 1. Mengakibatkan efek karma terhadap kehidupan sekarang 2. Mengakibatkan efek karma terhadap kehidupan

Lebih terperinci

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) 1 AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) Para bhikkhu, jika benteng batas kerajaan dilengkapi dengan tujuh syarat untuk suatu benteng dan bisa mendapatkan empat jenis makanan sekehendak

Lebih terperinci

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin! PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD JALAN TENGAH PERUMPAMAAN TENTANG KECAPI Gb: Vīnā (kecapi India)

Lebih terperinci

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha DhammaCitta Press Business Park Kebon Jeruk E2 No. 5# Jl. Meruya Ilir Raya No. 88 - Jakarta Barat 11620 - Indonesia http://dhammacitta.org Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha Judul Asli

Lebih terperinci

Ikhtisar Perasaan (Vedanāsaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

Ikhtisar Perasaan (Vedanāsaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies Ikhtisar Perasaan (Vedanāsaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Sekilas Tentang Pañcakkhandha (Lima Agregat) Khandha = rāsi (massa, kumpulan) VibhA. 2 Mahāudakakkhandha kumpulan

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015 Kebahagiaan Berdana Diposkan pada 02 Desember 2015 Berdana dan melaksanakan Dhamma di dalam kehidupan sehari-hari, itulah berkah utama Kehidupan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Hari berganti bulan

Lebih terperinci

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

Rumah kita yang Sebenarnya

Rumah kita yang Sebenarnya Rumah kita yang Sebenarnya Oleh Ajahn Chah 1 Saat ini pusatkan pikiranmu untuk mendengarkan Dhamma dengan seksama dan penuh hormat. Saat saya berbicara, dengarkanlah seakan-akan Sang Buddha sendirilah

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Pengembara yang Tersesat

Pengembara yang Tersesat Pengembara yang Tersesat Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dahulu kala ada seorang pengembara yang sering berpergian dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Suatu ketika karena waktu yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA www.patria.or.id Pesan Sang Buddha Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA www.patria.or.id 1 Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kesadaran Indah-Lingkup Inderawi Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: Pāpāhetukamuttāni, sobhanānīti vuccare. Ekūnasaṭṭhi cittāni, athekanavutīpi vā.

Lebih terperinci

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Aspirasi Superior (Abhinīhāra) Setelah Aku menyeberang lautan saṃsāra d e n g a n u s a h a

Lebih terperinci

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN PESAN SANG BUDDHA Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN Para Buddha muncul di dunia sekali dalam kurun waktu yang sangat lama, pada saat dunia terjerumus

Lebih terperinci

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Empat Fondasi Perhatian Penuh Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Cattāro Satipaṭṭhāna Terminologi satipaṭṭhāna: 1. Sati + paṭṭhāna = perhatian-penuh + fondasi/landasan/tumpuan/

Lebih terperinci

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung)

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung) 1 SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung) Pengenalan Surat ini dikirimkan kepada Ota Jomyo, ditulis pada tanggal 8 bulan empat tahun Koan Ke-4 (1281) di Minobu. Keaslian dari surat

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur. book Bakti Kepada Bakti Kepada Orangtua merupakan paduan ajaran klasik Buddha yang inspiratif dengan tampilan modern yang atraktif, sehingga merupakan sarana efektif untuk: membelajarkan sifat luhur sejak

Lebih terperinci

FOR FREE DISTRIBUTION ONLY

FOR FREE DISTRIBUTION ONLY JUDUL ASLI: MINDFULNESS, RECOLLECTION & CONCENTRATION PERHATIAN, PERENUNGAN & KONSENTRASI KARYA DARI: BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHA THERA DIALIH-BAHASAKAN OLEH: YULIANA LIE PANNASIRI, BBA, MBA & ANDROMEDA

Lebih terperinci

MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2012 Revisi (Tgl) : 0 (10 Juni 2013) 1 / 12 PENGERTIAN

Lebih terperinci

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Kematian orang yang dikasihi membawa dukacita, penyesalan, keinginan untuk mendapat kesempatan yang kedua, dan sering kali berbagai pertanyaan.

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran book Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran Buddha bisa kita sebar kepada banyak orang. KARMA Ajaran

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya Pendidikan Agama Buddha 2 Hari Raya Agama Buddha Petunjuk Belajar Sebelum belajar materi ini Anda diharapkan berdoa terlebih dahulu dan membaca materi dengan benar serta ketika mengerjakan latihan soal

Lebih terperinci

Y. M. Ajahn Chah. Let Your Aim be Nibbāna

Y. M. Ajahn Chah. Let Your Aim be Nibbāna Y. M. Ajahn Chah Let Your Aim be Nibbāna JADIKAN NIBB¾NA SEBAGAI TUJUANMU Let Your Aim be Nibbāna Guru Buddha menjelaskan bahwa dari keberadaan penderitaan di dunia ini, terdapat pula dimana penderitaan

Lebih terperinci

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dari ceramah Dhamma Chanmyay Sayadaw pada retret meditasi vipassanā tanggal 2-3 Jan.2009 di Pusat Meditasi YASATI, Bacom, Cianjur,

Lebih terperinci

Perkembangan Pandangan Terang

Perkembangan Pandangan Terang Perkembangan Pandangan Terang Diterjemahkan oleh: Henny Gunarsa 19-02-2007 Diedit oleh: Andi Kusnadi 23-02-2007 Buku Dhamma mengenai perkembangan pandangan terang ini hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1 Berlaku mulai: Gasal/2010 MATA KULIAH : AGAMA BUDHA KODE MATA KULIAH / SKS : 410101029 / 2 SKS MATA KULIAH PRASYARAT

Lebih terperinci

Rahasia Alkitab. "Dapatkah engkau menemukan Allah"

Rahasia Alkitab. Dapatkah engkau menemukan Allah Rahasia Alkitab "Dapatkah engkau menemukan Allah" Pengetahuan Tentang ALLAH adalah Rahasia Tidak ada pikiran fana yang dapat memahami sepenuhnya akan tabiat atau hasil karya Yang Maha Kekal. Dengan mencari

Lebih terperinci

Fenomena Hidup dan Kehidupan Sebab-Musabab Yang Saling Bergantung

Fenomena Hidup dan Kehidupan Sebab-Musabab Yang Saling Bergantung PATICCASAMUPPADA Fenomena Hidup dan Kehidupan Sebab-Musabab Yang Saling Bergantung (oleh Selamat Rodjali) Para pembaca yang baik... Paticcasamuppada (sebab-musabab yang saling bergantung) merupakan ajaran

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) AJARAN-AJARAN GATSAL Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia yang kita temui pada dasarnya sama seperti kita: mereka

Lebih terperinci

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan Dhammavihārī Buddhist Studies DHAMMAVIHARI B U D D H I S T S T U D I E S www.dhammavihari.or.id Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan Parābhava Sutta (Khotbah tentang Keruntuhan) Sn 1.6; KN 5.6 Demikianlah

Lebih terperinci

Dharmayatra tempat suci Buddha

Dharmayatra tempat suci Buddha Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,

Lebih terperinci

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa Membuka Jalan Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa UNTUK DIBAGIKAN SECARA GRATIS Diterjemahkan (Inggris - Indonesia) oleh:

Lebih terperinci

Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016

Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016 Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016 Pelita Ketujuh: Persekutuan dan sukacita yang benar dan sempurna 2 Yoh. 1:12-13 1:12 Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak

Lebih terperinci

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Anattalakkhaṇa Sutta (S 3:67) Sutta tentang Karakteristik Bukan-diri dibabarkan 5 hari

Lebih terperinci

KESABARAN. Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera. DhammaCitta

KESABARAN. Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera. DhammaCitta KESABARAN Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera DhammaCitta KESABARAN Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera Ditranskripkan oleh : Yuliana Lie Pannasiri, BBA, MBA Dipublikasikan ebook oleh DhammaCitta.org

Lebih terperinci

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan mempelajari Pembahasan No. 57 dari kitab Wahyu, pasal 14 dan kita akan terus melihat ke dalam

Lebih terperinci

DHAMMAPADA DHAMMAPADA

DHAMMAPADA DHAMMAPADA DHAMMAPADA BAB I. YAMAKA VAGGA - Syair Berpasangan BAB II. APPAMADA VAGGA - Kewaspadaan BAB III. CITTA VAGGA - Pikiran BAB IV. PUPPHA VAGGA - Bunga Bunga BAB V. BALA VAGGA - Orang Bodoh BAB VI. PANDITA

Lebih terperinci

KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda

KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda Penerjemah : Tidak tercantum Sang Buddha bersabda: Kehidupan tidak pasti, namun kematian

Lebih terperinci

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta)

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta) Agama Buddha dan Kehidupan Sosial ) A. Filsafat dan ciri-ciri Filsafat Buddhis. 1. Panna bersifat menembus hakikat kenyataan (Dhamma) dan langsung dihasilkan dari samadhi. Barang siapa bersamadhi, ia akan

Lebih terperinci

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD 28. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d. KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d. 12 November 2005 1. Dari: Herlina, Medan Bhante, Selama ini sering ada pandangan

Lebih terperinci

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun PANDANGAN BENAR Penulis : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 80 x 120 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Oleh : Corneles Wowor, M.A.

Oleh : Corneles Wowor, M.A. KETUHANAN YANG MAHAESA DALAM AGAMA BUDDHA Oleh : Corneles Wowor, M.A. "Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para

Lebih terperinci

8 BLESSINGS OF THE BEATITUDES #1 8 BERKAT UCAPAN BAHAGIA #1 HEAVEN AND JOY SORGA DAN SUKACITA

8 BLESSINGS OF THE BEATITUDES #1 8 BERKAT UCAPAN BAHAGIA #1 HEAVEN AND JOY SORGA DAN SUKACITA 8 BLESSINGS OF THE BEATITUDES #1 8 BERKAT UCAPAN BAHAGIA #1 HEAVEN AND JOY SORGA DAN SUKACITA PEMBUKAAN: Kita akan memulai sebuah seri khotbah baru yang sangat spesial, yaitu: 8 Berkat Ucapan Bahagia,

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂 / Sutra Intan Penerjemah : Pandita Ratna Diterbitkan oleh : Jl. Rungkut Mejoyo Selatan No.1 (Blok AM 39) Surabaya, Indonesia Website : www.guanyintemple.org Email : vhravalokitesvara@gmail.com Dana Sumbangan

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

DEPENDENT ORIGINATION ASAL USUL YANG SALING BERGANTUNGAN BHIKKHU DHAMMAVUḌḌHO MAHĀTHERA

DEPENDENT ORIGINATION ASAL USUL YANG SALING BERGANTUNGAN BHIKKHU DHAMMAVUḌḌHO MAHĀTHERA DEPENDENT ORIGINATION ASAL USUL YANG SALING BERGANTUNGAN BHIKKHU DHAMMAVUḌḌHO MAHĀTHERA PENERJEMAH: YULIANA LIE PAÑÑĀSIRI, MBA PENYUNTING: ÑĀṆA SURIYA JOHNNY, S.E PHOTOGRAPHER: SUKIRWAN WONGSO VIJAYA,

Lebih terperinci

Belenggu Kehidupan Memandang Aku Dengan Bijak; Meniadakan Keraguan di Hati

Belenggu Kehidupan Memandang Aku Dengan Bijak; Meniadakan Keraguan di Hati Belenggu Kehidupan Memandang Aku Dengan Bijak; Meniadakan Keraguan di Hati Yulia Pannasiri Saat jam istirahat, seorang rekan kerja menghampiriku dan mencari tahu apa yang sedang aku lakukan. Sekilas melihat

Lebih terperinci

Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra.

Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Tim Potowa Center Revisi: Januari 2011 1 Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra. Dalam

Lebih terperinci

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi The Key to Liberation (Jalan Menuju Pembebasan) Nama Penulis: YM. Ajahn Chah Penerjemah: Aina Viriyawati Penyunting:

Lebih terperinci

Pemunculan Cahaya Suci

Pemunculan Cahaya Suci Pemunculan Cahaya Suci Saya amat mengapresiasi sepenggal komentar dalam Sin Teng Lu (Catatan Pelita Batin): Apa itu cahaya suci Sang Jalan? Tindak- tanduk manusia, dalam menghadapi berbagai urusan, melalui

Lebih terperinci

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa Allah Akan Mengajar Saudara Berdoa Allah Itu Baik Allah Mengasihi Saudara Allah adalah Bapa Kita Allah Dapat Melakukan Segala Sesuatu Pelajaran ini akan menolong

Lebih terperinci

MENJADI PEMENANG ARUS

MENJADI PEMENANG ARUS MENJADI PEMENANG ARUS PENDAHULUAN Di dalam Agama Buddha kita mengenal adanya tingkat-tingkat kesucian yang dapat dicapai oleh seorang umat Buddha yang telah dapat mengerti melaksanakan dan menembus EMPAT

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Munculkan Sebab-Sebabnya. Jalan Yang Sederhana. Manusia. Vol Agustus 2015

Dhamma Inside. Munculkan Sebab-Sebabnya. Jalan Yang Sederhana. Manusia. Vol Agustus 2015 Dhamma Inside Vol. 21 - Agustus 2015 Munculkan Sebab-Sebabnya Jalan Yang Sederhana Manusia Munculkanlah Sebab-Sebabnya Oleh : Bhikkhu Santacitto Salah satu kecenderungan kita sebagai manusia adalah ketika

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1266 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna.

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna. Soal dan jawaban pendalaman materi kelas Murid Berbagi I. 1. Ada berapa agregat pada makhluk yang lahir di alam binatang? Sebutkan! Ada lima agregat, yaitu : A. Rūpakkhandha agregat materi B. Vedanākkhandha

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum 1.Definisi Hukum Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat

Lebih terperinci

Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Laura Perdana. Diterbitkan Oleh:

Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Laura Perdana. Diterbitkan Oleh: Sutta Paticca-samuppada-vibhanga: Analisis dari Kemunculan Bersama yang Dependen Judul Asli: Paticca-samuppada-vibhanga Sutta: Analysis of Dependent Co-arising Diterjemahkan dari bahasa Pali oleh : Bhikkhu

Lebih terperinci

THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI

THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI BHIKKHU DHAMMAVUḌḌHO MAHĀ THERA PENERJEMAH: ÑĀṆA SURIYA JOHNNY, S.E STEVENSON KANTADHAMMO, S.E PENYUNTING: YULIANA LIE PAÑÑĀSIRI, MBA DESIGN LAY-OUT: ANWAR SUNARKO

Lebih terperinci

MANFAATKANLAH WAKTU ANDA

MANFAATKANLAH WAKTU ANDA MANFAATKANLAH WAKTU ANDA Oleh : Lie Jan Tjong ( Aji ) 1. Waktu tidak terbatas. Berbicara tentang waktu, tentunya tidak terlepas dari putaran bumi yang mengelilingi matahari, yang disebut rotasi. Kita tidak

Lebih terperinci

Kelahiran dan Kematian

Kelahiran dan Kematian Kelahiran dan Kematian 1. Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, Mengapa saya dilahirkan? Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini pada pagi hari, siang

Lebih terperinci