Perkembangan Pandangan Terang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkembangan Pandangan Terang"

Transkripsi

1 Perkembangan Pandangan Terang Diterjemahkan oleh: Henny Gunarsa Diedit oleh: Andi Kusnadi Buku Dhamma mengenai perkembangan pandangan terang ini hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa ceramah Dhamma yang diberikan oleh Y. M. Chanmyay Sayadaw selama retret Vipassanā di Australia & Thailand. Seorang yogi dari Thailand, Montatip Khoonwattana, mengambil inti sari dari ceramah-ceramah and menggabungkannya menjadi sebuah buku untuk keuntungan bagi semua orang yang tertarik dalam meditasi Vipassanā. Daftar Isi Perkembangan Pandangan Terang 1. Nâma-Rûpa Pariccheda Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang kemampuan untuk membedakan fenomena batin dan jasmani. 2. Paccaya-Pariggaha-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat 3. Sammasana-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas 4. Udayabbaya-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani 5. Bhanga-Ñâna, Pengetahuan pandangan terang tentang pelenyapan atau peleburan 6. Bhaya-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang ketakutan 7. Adhinava-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang kesedihan 8. Nibbida-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang kejemuan 9. Muccitukamyata-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keinginan untuk mencapai pembebasan 10.Patisankha-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang perenungan terhadap bentuk-bentuk/sankhara sebagai jalan menuju pembebasan 11.Sankharupekkha-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keseimbangan terhadap bentuk- bentuk (sankhara) 12.Anuloma-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang penyesuaian diri 13.Gotrabhu-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keadaan yang telah masak 14. Magga-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang jalan 15.Phala-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang buah atau pahala 16.Paccavekkhana-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang peninjauan kembali Beberapa catatan penting 1

2 Perkembangan Pandangan Terang Perkembangan pandangan terang menurut Mahasatipatthana Sutta adalah satu-satunya jalan untuk memurnikan seorang yogi/meditator dan membimbingnya pada lenyapnya penderitaan, Nibbana. Pemurnianan dari Sila Ketika seorang yogi memulai untuk mengembangkan pandangan terang untuk mencapai Nibbana, pertama kali yogi harus memurnikan silanya di mana hal tersebut merupakan syarat dasar dari seorang yogi. Untuk memurnikan silanya ia harus menjalankan dengan sungguhsungguh beberapa sila antara lain pancasila. Pemurnianan dari Pikiran Ia harus memulai latihan meditasinya dengan berlandaskan pemurnian sila, Sila Visuddhi. Hal ini sangat mendukung untuk memperoleh konsentrasi yang dalam saat bermeditasi ketika sila telah dimurnikan. Ketika pikiran terkonsentrasi dengan dalam pada objek meditasi, pikiran akan terbebas dari gangguan dan kekotoran batin. Ketika yogi memperoleh pemurnian dari pikiran, Citta Visuddhi, akan muncul pandangan terang yang dapat memahami sifat alami dari Nâma dan Rûpa, fenomena batin dan jasmani. 1) Nâma-Rûpa Pariccheda Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang kemampuan untuk membedakan fenomena batin dan jasmani Ketika seorang yogi menyadari karakteristik khusus dari tubuh dan pikiran (fenomena batin dan jasmani), ini berarti ia menyadari Nâma dan Rûpa. Bila ia menyadari keras dan lunaknya jasmani tanpa memperhatikan bentuk jasmaninya, maka ia menyadari karakteristik dari elemen tanah (pathavi-dhatu). Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang kemampuan untuk membedakan fenomena batin dan jasmani. Lalu, ia tidak mengidentifikasi keras atau lunak itu dengan adanya seseorang, makhluk, diri atau jiwa. Ia menghapus pandangan tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa yang berkenaan dengan keadaan keras dan lunak ini. Sehingga ia memurnikan pandangan salahnya karena ia tidak menganggap keadaan keras atau lunak sebagai jiwa, diri, seseorang atau makhluk tapi sebagai proses alami dari fenomena jasmani. Maka ia tidak lagi berpandangan salah tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa: Sakkaya-ditthi atau Attaditthi. Pemahaman Nâma dan Rûpa (fenomena batin dan jasmani) berdasarkan sifat alami 2

3 mereka, memurnikan pandangannya; sehingga ia memperoleh pemurnianan dari pandangan, Ditthi-Visuddhi. Dalam aktivitas sehari-hari juga, ketika ia mengamati dengan penuh perhatian pada saat merentangkan atau menekuk tangan atau kaki, meletakan tangan atau kaki, atau duduk atau bangkit dari tempat duduk, ada banyak tindakan dan gerakan yang terjadi dalam aktivitas-aktivitas ini. Bila ia mampu memperhatikan tindakan-tindakan dan gerakan-gerakan ini dengan cermat dan tepat, maka ia menyadari bahwa ini adalah gerakan-gerakan dari sebuah proses merentangkan. Kemudian ia menyadari pikiran yang mencatatnya hanya sebagai sebuah proses batin. Dengan cara ini, ia membedakan antara proses dari gerakan dan pikiran yang mencatatnya. Ini juga merupakan pengetahuan pandangan terang tentang Nâma dan Rûpa. Ketika ia membedakan antara gerakan merentangkan dan pikiran yang mencatat, secara bertahap semakin bertambah jelas, bertambah dalam, ia kemudian menyadari bahwa ini hanyalah gerakan-gerakan dan pikiran yang mencatatnya dan terlepas dari dua proses fenomena batin dan jasmani ini, tidak ada seseorang, makhluk, jiwa atau diri. Dengan cara ini, ia menyingkirkan pandangan salah tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa berkenaan dengan gerakan-gerakan dari merentangkan tangan. Karena ia mengalami proses alami dari gerakan merentangkan dan pikiran yang mencatatnya, ia tidak menganggap baik gerakan merentangkan maupun pikiran yang mencatat sebagai seseorang, makhluk, diri atau jiwa. Maka, ia tidak mempunyai pandangan salah tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa. Ia menyingkirkan Sakkaya-ditthi dan Atta-ditthi (pandangan salah tentang seseorang, makhluk dan pandangan salah tentang diri atau jiwa). Karena itu ia telah memurnikan pandangannya. Ia tidak memiliki pandangan salah, sehingga hal ini disebut Ditthi- Visuddhi, pemurnian dari pandangan. Kadang-kadang ia mengalami proses gerakan menaik dan pikiran yang mencatatnya. Ia hanya menyadari dua proses dari fenomena batin dan jasmani. Terlepas dari pasangan ini subjek dan objek pikiran yang mencatat dan objek jasmani ia tidak melihat apa pun yang kekal yang disebut jiwa atau diri. Karena itu ia juga menyingkirkan ide dari pandangan salah tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa. Ini juga merupakan pemurnian dari pandangan Ditthi- Visuddhi. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 10 Maret 2005 di Dhammodaya, Nakorn Pathom, Thailand) 2) Paccaya-Pariggaha-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat 3

4 Tingkat kedua dari pandangan terang, Paccaya-Pariggaha-Ñâna, berarti pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat. Dengan kata lain, ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat atau pengetahuan pandangan terang tentang keadaan berkondisi. Ketika seorang yogi berjuang dengan kemampuan terbaiknya dan memperoleh konsentrasi yang semakin mendalam, ia menyadari sebab dan akibat Nâma dan Rûpa (fenomena batin dan jasmani), ia disebut seorang yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha- Ñâna pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat atau pengetahuan pandangan terang tentang keadaan berkondisi. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 12 Maret 2005 di Dhammodaya, Nakorn Pathom, Thailand) Pada tingkat ini Anda menyadari bahwa semua hal di dunia muncul tergantung pada kondisinya. Tingkatan ini disebut Kankhavitarana-Visuddhi, pemurnian dari pandangan terang dengan mengatasi keraguan karena Anda telah menyadari sepenuhnya sebab dan akibat dari fenomena batin dan jasmani melalui pengalaman pribadi Anda dan mengatasi keraguan serta menyadari tidak adanya jiwa atau diri yang kekal. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 30 September 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) Dalam meditasi duduk, seorang yogi mengamati gerakan naik dan turunnya perut, mencatat dalam batin seperti naik turun naik turun, mengetahui gerakan sebenarnya dari proses naik dan turun. Ketika perut naik, ia mencatat naik, ia menyadari gerakan-gerakan naik. Ketika perut turun, ia mencatat turun dan ia menyadari gerakan-gerakan turun. Ketika konsentrasi cukup dalam, ia menyadari bahwa karena adanya gerakan naik, timbul pikiran yang mencatat gerakan naik; karena adanya gerakan turun, timbul pikiran yang mencatat gerakan turun. Dengan cara ini ia menyadari gerakan naik, objek, sebagai sebab; dan pikiran yang mencatat, subjek, sebagai akibat. Dengan cara ini ia menyadari sebab dan akibat. Ia menyadari gerakan adalah sebab dan pikiran yang mencatat gerakan tersebut adalah akibat. Ketika ia merenungkan gerakan naik dan turun, adakalanya nafasnya menjadi semakin tidak jelas dan perlahan-lahan menghilang. Ia tidak dapat merasakannya. Lalu ia menjadi bingung, berpikir, Tidak ada gerakan naik dan turun. Apa yang harus saya lakukan, apa yang seharusnya saya amati? Tetapi ia menyadari bahwa karena tidak ada gerakan naik dan turun, maka tidak ada pikiran yang mencatat gerakan-gerakan tersebut. Ini juga berarti ia mengalami sebab dan akibat lenyapnya objek adalah sebab dan hilangnya pikiran yang mencatat adalah akibat. Ketika gerakan naik dan turun tidak timbul, yogi mungkin berpikir tidak ada lagi yang harus diamati. Ia tidak dapat mengamati apapun, ia tidak menyadari apapun, karena ia berpikir tidak ada 4

5 objek yang dapat diamati. Ini juga merupakan realisasi dari sebab dan akibat, tetapi tidak begitu jelas. Lalu, guru meditasi menginstruksikannya, Bila Anda tidak menemukan gerakan naik-turun, Anda mempunyai posisi duduk dan titik-titik sentuhan untuk dicatat sebagai penggantinya. Lalu kapan pun seorang yogi tidak menemukan gerakan naik-turun perut dengan jelas, ia mencatat, duduk sentuh, sentuh. Ia menemukan objek-objek, posisi duduk dan titik-titik sentuhan, maka ia mencatatnya. Objeknya, posisi duduk dan titik-titik sentuhan, adalah sebab; pikiran yang mencatat adalah akibat. Ini juga merupakan pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat. Dengan cara yang sama, ketika ia mengamati gerakan-gerakan naik dan turun, kadang kala muncul pikiran atau memikirkan sesuatu. Ketika ia menyadari adanya pikiran, ia mencatat berpikir berpikir berpikir. Proses berpikir adalah objek, pikiran yang mencatatnya adalah subjek. Lalu ia mencatat, berpikir berpikir berpikir, dengan cermat dan penuh semangat. Tibatiba pikiran tersebut lenyap. Lalu yogi tidak dapat menemukan objek lain untuk dicatat dan ia menjadi bingung tentang apa yang harus dilakukan. kemudian ia sadar bahwa menurut prinsip meditasi Vipassanā bila tidak ada pikiran untuk dicatat, yogi harus memperhatikan gerakangerakan naik turunnya perut sebagai objek utama. Lalu ia mencatat naik turun. Ia menyadari bahwa proses berpikir adalah sebab dan pikiran yang mencatatnya adalah akibat. Ketika tidak ada proses berpikir maka tidak ada pula pikiran yang mencatat. Dalam hal ini juga, ia menyadari sebab dan akibat. Ketika ia berlatih meditasi jalan, menyadari seperti ingin angkat maju turun sentuh tekan dan konsentrasinya cukup dalam, ia sangat jelas mengetahui adanya keinginan dan gerakan mengangkat kaki. Lalu ia merasa kakinya terangkat dengan sendirinya. Dengan cara ini, ia berulang-ulang mengalami keadaan sebenarnya; ketika ia mencatat keinginan, kaki terangkat dengan sendirinya. Pada awalnya ia terkejut dengan pengalamannya karena ia belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. Tetapi kemudian, ketika ia mengalaminya berulang-kali, ia menyadari bahwa keinginan adalah sebab; terangkatnya kaki adalah akibat. Tanpa keinginan, tidak ada gerakan mengangkat. Tanpa keinginan, tidak ada gerakan maju/mendorong. Tanpa keinginan, tidak ada gerakan menurun. Karena keinginan, muncul gerakan mengangkat. Dalam hal ini, secara bertahap ia menyadari bahwa keinginan adalah sebab dan gerakan mengangkat, maju dan sebagainya adalah akibat. Semakin sering ia mengalami hal tersebut berulang-kali, semakin jelas ia memahami sebab dan akibat. Kadang yogi dapat merasakan tubuhnya seperti robot ketika berjalan, kadang ia merasa tubuhnya seperti boneka. Ia mengalami bahwa tidak ada seseorang, makhluk, atau bukan saya yang sedang berjalan. Tetapi keinginanlah yang menyebabkan dari gerakan-gerakan kaki 5

6 sehingga tubuh bergerak maju. Awalnya ia tidak tahu adanya keinginan. Itulah sebabnya mengapa pada awalnya ia merasa tubuhnya seperti robot atau boneka. Ketika pikirannya yang melakukan pencatatan terkonsentrasi semakin dalam pada setiap gerakan dari kaki, maka jelaslah baginya bahwa keinginan yang menyebabkan adanya gerakan dari kaki, dan bahwa keinginan adalah sebab dan gerakan adalah akibat. Dengan cara ini, ia menyadari sebab dan akibat, keadaan berkondisi dari Nâma dan Rûpa (fenomena batin dan jasmani). Dengan cara yang sama, ia secara bertahap menyadari bahwa keinginan adalah sebab, gerakan maju adalah akibat, dan bahwa keinginan adalah sebab, gerakan turun adalah akibat. Dengan cara yang sama, dalam aktivitas sehari-hari ia mencatat keinginan, bangun, keinginan, duduk, keinginan, merentangkan, keinginan, membungkuk, dan sebagainya, lalu ia menyadari keinginan adalah sebab, gerakan-gerakan adalah akibat. Pada saat apapun bila konsentrasinya cukup dalam, ia menyadari sebab dan akibat dengan jelas. Ini adalah Paccaya- Parigaha-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang hubungan sebab dan akibat atau pengetahuan pandangan terang tentang keadaan berkondisi. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 12 Maret 2005 di Dhammodaya, Nakorn Pathom, Thailand) Karena yogi ini menyadari sifat alami dari sebab dan akibat, ia mempercayai kamma (karma) dan akibatnya. Kamma adalah tindakan atau sebab, akibatnya adalah Kammaphala. Jika Anda melakukan tindakan yang tidak baik, hal ini akan menghasilkan akibat yang tidak baik bagi Anda. Jika Anda melakukan perbuatan yang berfaedah, hal ini akan menghasilkan akibat yang baik bagi Anda. Dalam hal ini, ia mempercayai sebab dan akibat. Karena ia mempercayai hubungan sebab dan akibat melalui pengalaman pribadinya dalam Dhamma, ia tak akan melakukan perbuatan jahat yang akan menghasilkan akibat buruk baginya. Karena ia tidak melakukan perbuatan jahat atau buruk apa pun, ia tidak akan terlahir di empat alam Apaya (empat alam kehidupan yang menderita) pada kehidupan berikutnya. Sehingga yogi yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha-Ñâna (yang telah memahami sebab dan akibat) dikenal sebagai Cula-Sotapanna dan tidak akan terlahir kembali di empat alam Apaya (empat alam kehidupan yang menderita) pada kehidupan berikutnya. Seseorang yang telah mencapai tingkat kesucian yang pertama, Sotapattimagga- Ñâna, juga tidak akan terlahir kembali di alam Apaya pada kehidupan berikutnya. Sehingga seseorang yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha-Ñâna mirip seperti seorang Sotapanna Ariya puggala. Ini sebabnya ia disebut Cula-Sotapanna. Sotapanna, yang telah mencapai tingkat kesucian pertama, tidak akan terlahir kembali di empat alam Apaya di dalam semua kehidupan berikutnya. Tapi yogi yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha-Ñâna, yang disebut Cula-Sotapanna tidak akan terlahir kembali dalam empat 6

7 alam Apaya (empat alam kehidupan yang menderita) hanya dalam kehidupan berikutnya. Untuk kehidupan berikutnya yang ketiga, ia tidak pasti apakah ia akan terlahir atau tidak di empat alam Apaya. Untuk mencapai Paccaya-Pariggaha-Ñâna (tingkat kedua dari pengetahuan pandangan terang) tidaklah terlalu sulit. Bila yogi mengerahkan cukup usaha dalam latihannya dan berjuang untuk mempunyai perhatian penuh yang berkesinambungan, konsentrasinya akan semakin dalam dan dalam. kemudian ia dapat menyadari sebab dan akibat dari fenomena batin dan jasmani. Ketika yogi yang telah mencapai Nâma Rûpa-Pariccheda-Ñâna, tingkat pertama dari pengetahuan pandangan terang, terus melanjutkan latihannya dengan sungguh-sungguh, maka dalam waktu singkat ia akan mampu mencapai tingkat kedua dari pengetahuan pandangan terang, Paccaya- Pariggaha-Ñâna. Dalam retreat ini juga ada banyak yogi yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha- Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang keadaan berkondisi. Sehingga orang ini, yang telah mencapai Paccaya-Pariggaha-Ñâna, yang telah mencapai Kankhavitarana Visuddhi, pemurnian dengan mengatasi keraguan tentang yang disebut jiwa atau diri yang kekal. Karena tidaklah sukar untuk mencapai tingkat pengetahuan pandangan terang kedua ini, maka berjuanglah sebaik mungkin untuk selalu sadar terhadap apa pun yang muncul dalam batin dan jasmani Anda. Sehingga Anda memiliki perhatian penuh yang berkesinambungan, konsentrasi yang dalam dan pandangan terang yang jernih tentang sebab dan akibat dan akhirnya mencapai lenyapnya dari penderitaan, Nibbana. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 12 Maret 2005 di Dhammodaya, Nakorn Pathom, Thailand) 3) Sammasana-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas Ketika yogi mengerahkan usaha lebih giat dalam berlatih, mengamati proses gerakan merentangkan dengan lebih cermat dan tepat, ia menyadari gerakan merentangkan merupakan serangkaian gerakan-gerakan kecil yang patah-patah yang muncul dan lenyap satu per satu. Kemudian ia menyadari tidak hanya karakteristik khusus dari elemen angin, tetapi juga karakteristik umum dari elemen angin Anicca, Dukkha, Anatta. Bila ia menyadari Samanna-lakkhana ini (karakteritik umum ketidakkekalan, ketidakpuasan/ penderitaan dan tanpa aku) dari proses gerakan-gerakan ini, ia mencapai pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas, mengalami Annica, Dukkha dan Anatta dari fenomena batin dan jasmani. Yogi ini memahami ketiga karakteristik dari suatu keberadaan. 7

8 Ketika yogi melanjutkan latihannya, tahap demi tahap perhatian murninya bertambah kuat dan berkesinambungan, konsentrasi bertambah dalam. Lalu ia menyadari karakteristik umum dari proses batin dan jasmani pada tingkat ketiga pengetahuan pandangan terang ini. Pada dua tingkat pandangan terang sebelumnya, ia menyadari karakteristik khusus/individu dari proses batin dan jasmani bersamaan dengan penyebabnya. Pada tingkat ketiga pengetahuan pandangan terang ini, ia menyadari karakteristik umum dari fenomena batin dan jasmani dengan lebih jelas. Tetapi pada tingkat ini ia mengalami banyak rasa sakit; ia sangat menderita dengan rasa sakit, ketidaknyamanan jasmani seperti pegal, keram dan mati rasa. Ketika rasa sakit muncul, ia harus memperhatikannya dengan cermat. Bila memungkinkan, pikiran yang mencatatnya harus memasuki pusat rasa sakit dan mengamatinya. Lalu rasa sakit menjadi semakin kuat. Sebelum rasa sakit pertama lenyap, muncul lagi rasa sakit yang lain. Lalu ia menyadarinya dengan lebih bersemangat dan cermat. Ia harus menghadapinya dengan sekuat tenaga, memasuki pusat rasa sakit sedalam mungkin. Sebelum rasa sakit ini lenyap, ketidaknyamanan yang lainnya muncul. Tingkat pengetahuan pandangan terang ini disebut Sammasana-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas. Pengetahuan pandangan terang yang dengan jelas memahami ketiga karakteristik dari fenomena batin dan jasmani. Yang ia ketahui di sini adalah penderitaan. Ketika ia melihat proses fenomena batin dan jasmani lebih dalam dan lebih jelas, ia melihat rasa sakit seperti ledakan atau menghilang atau secara bertahap hancur. Setelah rasa sakit pertama hilang, ada rasa sakit atau ketidaknyamanan yang lain. Lalu ia menyadarinya, ia mengamatinya dengan penuh semangat dan tepat. Berangsurangsur ketidaknyamanan tersebut melemah dan kemudian menghilang. Pada saat tertentu, rasa sakit secara tiba-tiba lenyap; kadang kala secara bertahap rasa sakit menghilang; kadang kala secara bertahap rasa sakit hancur, tetapi apa yang ia ketahui adalah rasa sakit telah lenyap. Hal tersebut tidak kekal. Hal ini juga terhimbas oleh ketidakkekalan (Anicca). Kemudian ia menyadari ketidakkekalan dari sensasi yang tidak menyenangkan baik dari jasmani maupun batin. Ia juga menyadari Dukkha, penderitaan dalam bentuk ketidakpuasan. Ketika kita melihat dengan jelas betapa cepatnya muncul dan lenyapnya sensasi yang tidak menyenangkan pada rasa sakit yang diamati dengan tepat dan cermat, kita menyadari penderitaan, Dukkha berupa keadaan yang terus-menerus ditekan oleh proses muncul dan lenyap. Lalu kita tidak mempunyai pandangan tentang seseorang, makhluk, diri atau jiwa yang berkaitan dengan rasa sakit dan menyadari Anatta. Tidak ada diri atau jiwa, seseorang atau makhluk yang kekal. Yang sesungguhnya ada hanyalah proses dari fenomena batin dan jasmani yang selalu muncul dan lenyap satu per satu. 8

9 Pada tingkat pengetahuan pandangan terang ini, Sammasana-Ñâna, kita harus sabar dengan ketidaknyamanan fisik seperti rasa sakit, keram dan mati rasa. Kecuali kita sabar dengan keadaan tersebut, kita tidak akan melihat sifat alami, yaitu karakteristik umum mereka. Ketika kita menyadari sepenuhnya dukkha yang berupa ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa aku, maka secara bertahap ketidaknyaman fisik menjadi berkurang dan reda. Kita tidak lagi mendapatkan sensasi rasa sakit yang tak tertahankan pada saat mendekati akhir dari tingkat ketiga ini, dan pikiran kita menjadi segar dan bersemangat karena tidak ada rasa sakit atau sedikit rasa sakit yang tidak terlalu hebat atau terlalu kuat. Kita dapat mengkonsentrasikan pikiran kita dengan baik pada setiap keadaan batin maupun pada setiap proses jasmani yang muncul pada saat itu. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 30 September 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) Ketika Anda mampu memahami kesemua tiga karakteristik dari ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa aku dari fenomena batin dan jasmani, Anda memperoleh Sammasana-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas. Pada tingkat ini pikiran Anda menjadi terkonsentrasi pada lingkup yang lebih luas dan hanya sedikit pikiran-pikiran yang kadang-kadang muncul tetapi Anda dapat mengamatinya. Karena konsentrasi yang dalam, Anda dapat mengalami banyak ketidaknyamanan fisik, Kayika Dukkha seperti rasa sakit, keram, mati rasa, dan sebagainya; tetapi Anda mampu menyadari setiap objek yang diamati dalam tiga bagian atau fase. Anda mampu menyadari fase awal, tengah dan akhir. Gerakannya mungkin lembut; seberapa lembut atau lemahnya gerakan, Anda mampu menyadari fase awal, tengah dan akhir dari gerakan yang muncul. Hal yang sama pada rasa sakit, nyeri, gatal, dan sebagainya. Jadi Anda mengalami banyak rasa sakit pada tingkat pengetahuan pandangan terang ini, tetapi Anda mampu mengatasinya. Anda mampu mengatasinya dengan sangat baik. Itu berarti walaupun sakit, fisik tidak nyaman, mungkin berat, Anda mampu mengamatinya; Anda mampu mengatasinya dan menyadari fase awal, tengah dan akhirnya. Anda bertahan dengan kadaan tersebut untuk beberapa lama, untuk beberapa detik atau menit. Sebelum rasa sakit pertama ini hilang, timbul ketidaknyamanan fisik lainnya seperti keram dan gatal. Lalu Anda harus mengamati ketidaknyamanan fisik yang lain. Sebelum ketidaknyamanan itu hilang, muncul rasa sakit atau ketidaknyamanan lainnya. Anda menyadari fase awal, tengah dan akhir dari sensasi rasa sakit kapan pun hal itu muncul. Tetapi sebelum Anda menyadari sepenuhnya fase akhir dari sensasi rasa sakit, pikiran Anda beralih ke sensasi rasa sakit yang lain dan mengamatinya. Lalu muncul di pikiran Anda bahwa sebelum suatu objek berhakhir, objek yang lain muncul. Dalam hal ini pikiran yang mencatat beralih dari objek satu ke objek yang lain dan mengamatinya. Kemudian ada banyak ketidaknyamana fisik yang muncul dan lenyap. 9

10 Dalam hal ini Anda menyadari ketidakkekalan dari proses batin atau jasmani atau sensasi yang dicatat. Ketika Anda mengamati serangkaian sensasi rasa sakit yang beraneka ragam dari yang satu ke yang berikutnya, Anda merasakan penderitaan, Dukkha berupa perasaan yang ditekan oleh muncul dan lenyap secara terus-menerus, Dukkha. Mereka tidak mematuhi harapan individu; walaupun yogi berharap mereka tidak muncul tapi mereka muncul. Jadi mereka tidak dapat dikendalikan, mereka bersifat tanpa aku, Anatta. Dalam hal ini Anda menyadari proses batin dan jasmani yang Anda perhatikan dengan cermat. Pengetahuan pandangan terang ini yang menyadari ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa aku dari proses batin dan jasmani disebut pemahaman dari pengalaman langsung, Paccakkha-Sammasana-Ñâna karena Anda mengalaminya sendiri. Tetapi Sammasana-Ñâna di sini juga mempunyai pengertian lain. Yaitu pengetahuan pandangan terang dengan menyimpulkan. Ketika Anda secara langsung mengalami muncul dan lenyapnya dari fenomena batin dan jasmani yang disadari, terkadang Anda membayangkan berdasarkan kejadian yang sebenarnya dan menyadari ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa aku dari proses batin dan jasmani yang lainnya yang tidak diamati, dengan menyimpulkan dari kejadian yang benar-benar Anda alami. Anda lalu berkesimpulan bahwa karena proses batin dan jasmani yang diamati ini terhimbas oleh ketidakkekalan, maka begitu pula proses batin dan jasmani yang lain yang tidak sedang diamati juga terhimbas oleh ketidakkekalan dengan cara yang sama. Semua kondisi batin atau proses jasmani dimasa lalu, saat ini dan yang akan datang, jauh atau dekat, internal atau eksternal, kasar atau halus semua keadaan mental dan proses jasmani juga terhimbas oleh ketidakkekalan dengan cara yang sama. Pengetahuan pandangan terang ini adalah pengetahuan pandangan terang dengan menyimpulkan, Anumana Ñâna dalam bahasa pali. Kadang kala kita sebut Naya-Vipassanā, Pengetahuan pandangan terang dengan menyimpulkan dari pengalaman sebenarnya dari fenomena batin dan jasmani yang sedang disadari. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 05 Oktober 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) 4) Udayabbaya-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani Ketika pengetahuan pandangan terang ketiga telah dikembangkan dengan baik, Anda memahami tiga karakteristik dari fenomena batin dan jasmani baik yang diamati maupun tidak diamati. Kemudian secara bertahap konsentrasi Anda menjadi lebih dalam dan lebih dalam lagi. Maka sensasi rasa sakit menjadi berkurang dan pada akhirnya menghilang. Kemudian Anda merasa bahagia dan senang dalam mencatat setiap keadaan batin dan jasmani. Konsentrasi 10

11 menjadi dalam, lalu pikiran menjadi lebih tenang dan damai. Kemudian Anda merasakan perasaan yang sangat luhur dari kelembutan dan kebahagian, Anda merasa gembira dan damai. Pikiran Anda tidak terganggu oleh apapun, sehingga perhatian penuh Anda sangat baik, tajam dan tangkas, gesit, selalu siap mencatat objek apapun dengan sangat mudah. Usaha menjadi stabil, tidak tegang ataupun santai, tidak kuat ataupun lemah. Usaha yang stabil dan cukup secara alami akan timbul, membantu perhatian penuh untuk mencatat setiap objek dengan sangat siaga pada saat objek itu muncul. Pada tingkat pengetahuan pandangan terang inilah Anda melihat sinar. Kadang-kadang melihat sinar yang gemerlapan, redup, seperti sinar lampu neon, kadang-kadang juga Anda melihat sinar yang seperti sinar dari lampu mobil dan sebagainya. Namun biasanya sinar ini tidak berlangsung lama. Sinar muncul, Anda mencatatnya, kemudian sinar tersebut hilang. Tetapi ada juga sinar-sinar berlangsung selama sepuluh atau dual puluh detik atau lebih. Bila Anda merasa senang melihat sinar-sinar ini dan melekat pada hal ini, sinar tersebut akan sering muncul dan sangat gemerlapan. Hal ini dapat berlangsung beberapa saat. Anda mencatat, melihat, melihat tetapi sinar tersebut muncul lagi, lalu berlangsung untuk beberapa saat, Anda mencatat, melihat, melihat. Meskipun Anda mengamatinya, secara tidak sadar Anda mungkin menyukainya, Anda mungkin bahkan melekat padanya; sehingga sinar tersebut akan berlangsung lama. Salah seorang yogi wanita yang kira-kira berusia sekitar tiga puluh tahun melihat sinarsinar. Secara bertahap sinar itu menjadi semakin terang. Ia merasa senang pada keaadaan tersebut. Tetapi ketika ia diinstruksikan untuk mencatatnya, ia lalu mencatatnya. Ketika ia mencatat, sinar itu hilang. Kemudian dengan sangat cepat sinar itu datang kembali dan dia mencatatnya. Tetapi tanpa sadar ia melekat pada sinar itu. Sinar itu bertahan selama dua puluh hari. Ia merasa kecewa pada sinar itu. Ia tidak dapat melepaskanya. Hal ini disebut Nikanti. Nikanti berarti kemelekatan yang sangat halus. Hal ini seperti keinginan atau hasrat untuk memiliki tetapi tidak begitu kuat. Diam-diam muncul dalam pikiran Anda. Secara tidak sadar, pikiran melekat pada objek. Hal ini disebut Nikanti, satu dari sepuluh rintangan pengetahuan pandangan terang. Pada jaman Sang Buddha, ada seorang bikkhu yang berlatih meditasi Samatha dan mencapai konsentrasi yang dalam. Ketika ia telah mencapai konsentrasi Jhana, ia mengalihkan latihannya ke meditasi Vipassanā, mengamati proses mental dan jasmani. Ia mencapai tingkat pengetahuan pandangan terang yang ketiga, namun setelah beberapa lama ia merasa senang atas pencapaian konsentrasi Jhana dan dia mengalami Nikanti, kemelekatan yang sangat halus terhadap konsentrasi Jhana. Pengetahuan pandangan terangnya naik ke tingkat berikutnya, kemudian turun kembali karena melekat pada konsentrasi Jhana. Bahkan setelah ia mencapai tingkat pengetahuan pandangan terang ketiga mengenai Sang Jalan (Magga), ia kembali melekat 11

12 pada Jhana, maka ia tidak dapat mencapai tataran Arahat. Sang Buddha bersabda bahwa itu adalah Dhamma raga, Dhamma nandi. Dhamma raga berarti melekat pada Dhamma; Dhamma nandi berarti senang terhadap Dhamma dalam hal ini yaitu konsentrasi Jhana. Dalam kasus ini keduanya baik Dhamma raga dan Dhamma nandi adalah Nikanti. Bikkhu tersebut tidak mengetahuinya. Hanya Sang Buddha yang mengetahuinya dan menerangkannya kepada Yang Mulia Ananda mengenai bikkhu tersebut yang tidak dapat mencapai tataran Arahat. Ketika Anda telah melewati tingkat ketiga yaitu pengetahuan pandangan terang tentang pemahaman jelas, Anda mengalami pengalaman bagus yang tidak baik pada awal tingkat pengetahuan pandangan terang keempat. Pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani, Udayabhaya-Ñâna. Karena Anda telah melewati bagian tersulit, yaitu tingkat yang menyakitkan, secara bertahap pikiran menjadi terkonsentrasi dengan jelas, ringan, bahagia dan gembira. Ada banyak pengalaman baik pada tingkat ini. Karena konsentrasi Anda sangat baik, Anda merasa tenang dan damai. Pikiran ini sangat tangkas, fleksibel and halus. Seluruh tubuh diliputi perasaan yang sangat gembira dan bahagia. Lalu yogi tanpa sadar melekat pada perasaan tersebut. Ia merasa senang dengan pengalaman baik yang tidak baik ini. Ini disebut Vipassanupakkilesa, rintangan-rintangan dari pandangan terang. Upakkilesa dapat diterjemahkan secara akurat sebagai kekotoran batin. Pengalamanpengalaman baik ini mencemari pengetahuan pandangan terang Anda cukup besar sehingga Anda tidak dapat melanjutkan ke tingkat pengetahuan pandangan terang yang lebih tinggi. Maka, Anda tetap jalan ditempat ditingkat ini. Anda dalam dilemma. Yang Mulia Nyanaponika Thera menterjemahkan Upakkilesa sebagai rintangan, sepuluh rintangan. Sebenarnya mereka adalah sepuluh kekotoran batin dari pandangan terang. Yogi wanita yang saya sebutkan sebelumnya, harus menghabiskan waktunya selama dua puluh hari karena sinar-sinar yang termasuk salah satu dari kekotoran batin, Upakkilesa. Yogi diajarkan oleh gurunya bahwa ini adalah pengalaman yang baik tapi mereka adalah rintangan bagi meditasinya, sehingga ia harus tidak melekat padanya. Yang ia harus lakukan hanyalah menyadarinya. Lalu Anda dapat melewati pengalaman-pengalaman baik ini; ini adalah hal-hal yang remeh dibandingkan dengan kebahagian Nibbana. Lalu ia melanjutkan latihannya. Tetapi ia tidak merasa senang; gembira ataupun damai; pikiran tetap terkonsentrasi sehingga pikirannya menjadi tajam, pandangan terang menjadi lebih menembus. Objek apapun yang ia amati, ia melihat objek itu menghilang. Perasaan atau sensasi apapun yang ia catat, ia melihat mereka menghilang. Semua yang ia catat menghilang. Lalu ia menyimpulkan, Apapun yang muncul pasti akan lenyap. Ketika ia mencatat gerakan mengangkat 12

13 kaki saat berjalan ia mengalami banyak gerakan patah-patah pada kaki, muncul dan lenyap terusmenerus. Di sini ia menyadari muncul dan lenyapnya fenomena jasmani secara terus-menerus. Ketika sebuah pikiran muncul dan ia mencatatnya, lalu pikiran itu menghilang. Lalu pikiran-pikiran yang lain datang dan pergi, muncul dan lenyap. Ia menyimpulkan, Oh! Pikiran-pikiran ini terhimbas oleh ketidakkekalan. Tidak satu pun pikiran-pikiran ini yang kekal. Mereka muncul dan dengan segera lenyap. Agak sulit untuk menyadari muncul dan lenyapnya pikiran, tetapi untuk menyadari muncul dan lenyapnya proses jasmani seperti gerakan kembang, kempis, angkat,maju, turun, tidaklah terlalu sulit. Tingkat pengetahuan pandangan terang ini disebut pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani, Udayabhaya-Ñâna. Padhaniyanga Sang Buddha mengajarkan kita bahwa ada 5 faktor (Padhaniyanga) bagi seorang yogi agar berhasil dalam meditasinya. 1) Faktor pertama adalah Saddha; Keyakinan kuat terhadap Tri Ratna terutama dalam teknik meditasi. 2) Faktor kedua adalah Kesehatan. Anda harus sehat. Kecuali Anda sehat, Anda tidak akan berhasil. Bila Anda sehat, Anda dapat berjuang sekuat mungkin sepanjang hari, siang dan malam. Kadang kala tanpa tidur selama tujuh hari, Anda dapat terus berlatih karena kesehatan yang baik. Bila kesehatan Anda tidak baik atau Anda lemah, Anda tidak dapat berhasil dalam meditasi Anda. 3) Faktor ketiga adalah Kejujuran. Anda harus jujur dan terus terang. Anda tidak boleh berbohong mengenai pengalaman Anda pada guru Anda atau pada sesame teman meditasi Anda. Anda harus jujur, terbuka dan terus terang tentang pengalaman meditasi Anda. 4) Faktor keempat adalah Viriya. Usaha yang gigih. Ketika Sang Buddha menjelaskan usaha yang gigih ini, Sang Buddha menggunakan tiga kata yang harus diingat baik-baik. Kata yang pertama adalah Parakkama, usaha yang terus bertambah. Kata yang kedua adalah Dahla Viriya yang berarti usaha yang sungguh-sungguh. Ini berarti Anda harus mempunyai usaha yang terus bertambah dan sungguh-sungguh dalam berlatih. Maka Anda pasti mencapai kesucian. Setiap orang yang mempunyai usaha yang terus bertambah dan sungguh-sungguh, pasti mencapai Nibbana, kebebasan sejati. Kata ketiga yang Sang Buddha maksud adalah Anikkhitta Dhuro. Nikkhitta berarti menyudahi, Dhuro berarti tugas atau tanggung jawab. Anda mempunyai tanggung jawab untuk melanjutkan latihan Anda 13

14 sampai Anda mencapai tataran Arahat. Anda harus tidak menyudahinya. Bila Anda mempunyai usaha yang sungguh-sungguh dan terus bertambah, Anda tidak akan menyudahi tanggung jawab Anda, tugas Anda. Anda selalu memikulnya sampai Anda mencapai tataran Arahat. 5) Faktor Kelima adalah Pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani. Di sini mungkin timbul pertanyaan, Bagaimana seorang yogi, pada awalnya, dapat menyadari muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani? Tidak, tidak ada yogi yang menyadari muncul dan lenyapnya fenomena tersebut pada permulaan latihannya. Ajaran Sang Buddha menyatakan bahwa jika ia berjuang keras ia dapat memperoleh pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani. Dengan kata lain ia harus mempunyai kemampuan untuk menyadari muncul dan lenyapnya fenomena tersebut. Sekarang saya telah menerangkan pengetahuan pandangan terang tingkat keempat yaitu pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani. Beberapa orang dari Anda telah mengalami pengetahuan pandangan terang ini dengan sangat baik. Bahkan rasa sakit yang kuat memberimu pengetahuan pandangan terang ini. Ketika Anda berusaha untuk memasuki pusat rasa sakit dengan cermat dan penuh semangat, pikiran secara bertahap memasuki pusat rasa sakit. Kemudian rasa sakit tidak dapat bertahan, maka ia meledak atau lenyap. Beberapa dari Anda mengalaminya. Kadang kala rasa sakit berangsur-angsur pergi. Kadang kala rasa sakit meledak ketika pikiran Anda yang mencatat memasuki pusat rasa sakit tersebut. Ini berarti Anda menyadari muncul dan lenyapnya perasaan atau sensasi, Vedana Khanda, kelompok perasaan atau sensasi. Sekarang Anda telah mengalami muncul dan lenyapnya kondisi batin atau proses jasmani atau keduanya, Anda dibantu oleh factor kelima dari seorang yogi. Anda pasti mencapai kesucian bila Anda melanjutkan latihan Anda secara intensif. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 05 Oktober 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) Sekarang Anda menyadari muncul dan lenyapnya kondisi batin atau proses jasmani yang diamati dengan sangat jelas. Maka Anda telah mencapai pengetahuan pandangan terang tingkat keempat, pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani, Udayabhaya-Ñâna. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 30 Oktober 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) Ketika seorang yogi diberkahi oleh kelima factor tersebut (keyakinan yang kuat, kesehatan, kejujuran, usaha yang gigih dan pengetahuan pandangan terang tentang muncul dan lenyapnya 14

15 fenomena batin dan jasmani) ia pasti mencapai pengetahuan pandangan terang tentang Sang Jalan/Magga dan Buah/Phala bila ia terus melanjutkan latihan intensifnya. 5) Bhanga-Ñâna, Pengetahuan pandangan terang tentang pelenyapan atau peleburan Ketika pengetahuan pandangan terangnya tentang muncul dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani menjadi semakin jelas dan matang, apapun yang dicatat, disadari sebagai ketidakkekalan; muncul dan lenyap. Ketika ia mencatat setiap rasa sakit, kaku, gatal atau pegal, ia melihat muncul dan lenyapnya sensasi rasa sakit satu per satu dengan sangat jelas. Kadang kala ia melihatnya sebagai muncul dan lenyapnya gelombang sensasi yang tidak menyenangkan satu per satu. Ketika ia mencatat gerakan naik dan turunnya perut ia melihat banyak gerakan patahpatah dari proses naik dan turun tersebut dengan sangat jelas, muncul dan lenyap satu per satu. Kemudian ia melihat muncul dan lenyapnya objek yang ia catat dengan sangat cepat. Pada akhirnya yogi jarang melihat proses muncul atau timbul. Sebagian besar ia melihat proses menghilangnya, melenyapnya atau meleburnya daripada proses munculnya atau timbulnya. Maka ia merasa bahwa semua keadaan batin dan proses jasmani sangat cepat menghilang, sangat cepat melenyap. Kadang kala ia merasa sangat cepat melenyapnya, meleburnya objek yang ia catat. Lalu ia hampir tidak pernah melihat munculnya objek. Kebanyakan ia melihat objek menghilang dan melenyap dengan sangat cepatnya. Pada tingkat pengetahuan pandangan terang ini biasanya Anda tidak dapat melihat bentuk dari tangan atau tubuh. Seluruh tubuh lenyap. Anda tidak merasakan keberadaan anggota badan seperti tangan, kaki, dan sebagainya. Apa yang Anda sadari hanyalah menghilangnya, meleburnya dan melenyapnya fenomena dengan sangat cepat. Kadang kala Anda merasa bahwa Anda tidak sadar selama satu atau dua detik, dan kehilangan perhatian penuh Anda. Baik objek maupun subjek menghilang dengan sangat cepat. Kadang kala Anda mengalami pikiran bawah sadar. Anda dapat melihat pikiran bawah sadar diantara kesadaran. Ketika konsentrasi cukup baik, Anda mampu melihat sangat cepatnya proses kesadaran tersebut menghilang/melenyap. Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang pelenyapan atau peleburan, Bhanga-Ñâna. Tetapi seorang yogi tidak dengan mudah melalui tingkat pengetahuan pandangan terang ini karena ia perlu melihat meleburnya fenomena batin dan jasmani dengan sangat baik; maka ia berada dalam tingkat pengetahuan pandangan terang ini untuk beberapa waktu. Ini sangat baik karena tidak ada sensasi rasa sakit, tidak ada gatal dan tidak ada pegal. Walaupun Anda duduk 15

16 sangat lama Anda tidak mempunyai keinginan untuk bangkit. Anda dapat duduk selama tiga atau empat jam dengan sangat mudah dan nyaman, melihat dengan jelas menghilang dan meleburnya semua fenomena batin dan jasmani yang diamati. Kadang kala Anda tidak dapat merasakan anggota tubuh Anda. Apa yang Anda sadari hanyalah menghilangnya dan meleburnya fenomena batin dan jasmani. (Dari Ceramah Dhamma tanggal 07 Oktober 1992 di Blue Mountain, Sydney, Australia) 6) Bhaya-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang ketakutan Berangsur-angsur Anda merasa dan menyadari bahwa leburnya fenomena batin dan jasmani secara terus-menerus adalah menakutkan. Kapan pun Anda mengamati setiap keadaan batin atau proses jasmani, yang Anda lihat langsung hilang, lebur, lenyap dengan sangat cepat. Sehingga Anda merasa hal-hal tersebut sangat menakutkan. Tidak ada yang bertahan lama walaupun sebentar atau sedetik. Semua fenomena, bentuk-bentuk, Sankhara, adalah subjek dari peleburan, selalu lenyap, sehingga mereka menakutkan. Kadang kala seorang yogi merasa takut tapi ia tidak tahu apa yang ia takuti tetapi sebenarnya pikirannya melihat leburnya dan lenyapnya fenomena batin dan jasmani. Ketika pengetahuan pandangan terang yogi sangat jelas dan tajam, ia menyadari bahwa fenomena batin dan jasmani ini selalu lenyap, lebur, sehingga mereka menakutkan. Pengetahuan pandangan terang ini disebut sebagai pengetahuan pandangan terang tentang ketakutan, Bhaya-Ñâna. Ketakutan ini berbeda dengan rasa takut yang Anda rasakan ketika Anda melihat seekor harimau atau singa. Ketika Anda melihat seekor harimau, timbul rasa tidak suka pada harimau tersebut dan rasa takut timbul dari ketidaksukaan itu. Ketakutan itu adalah Dosa. Dosa adalah Akusala, keadaan batin yang tidak baik. Tapi rasa takut dalam Vipassanā (pandangan terang) tidak seperti Dosa. Walaupun yogi menganggap semua fenomena batin dan jasmani menakutkan, ia tidak mempunyai perasaan benci akan hal itu. Ia hanya merasa takut, hanya itu. Ketakutan ini bukan Dosa. Ini bukanlah Akusala. Ini adalah Kusala, pengetahuan pandangan terang yang baik yang menyadari fenomena batin dan jasmani adalah menakutkan. 7) Adhinava-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang kesedihan Ketika ia meneruskan latihan meditasi intensifnya, gangguan-gangguan menjadi sangat sedikit. Pikiran-pikiran menjadi sangat sedikit. Walaupun hal itu muncul, Anda amati, hal tersebut lenyap dengan seketika. Kadang kala Anda mengetahui ketika pikiran akan muncul. Lalu ketika Anda amati, pikiran tersebut tidak muncul sama sekali. Dengan cara ini konsentrasi Anda menjadi semakin dalam. Kemudian Anda merasa jijik terhadap fenomena batin dan jasmani yang 16

17 menakutkan, yang selalu lenyap, selalu hilang ketika mereka diamati. Karena Anda merasa jijik terhadap hal tersebut, Anda tidak merasa senang padanya yang timbul dan lenyap dengan seketika. Anda merasa sedih terhadap semua bentuk-bentuk batin dan proses jasmani. Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang kesedihan. Anda tidak merasa senang dengan pengalaman meditasi Anda walaupun Anda tidak mengalami banyak gangguan-gangguan maupun pikiran-pikiran. Pada umumnya konsentrasi Anda cukup baik namun Anda tidak merasa bahagia dengan pengalaman meditasi Anda. Anda merasa jenuh, segan melakukan segala sesuatu seperti Anda merasa tidak tertarik dengan pengalaman meditasi namun sesungguhnya Anda tertarik walaupun Anda terkesan murung. Kadang kala Anda berpikir meditasi Anda menurun, kadang kala Anda berpikir bahwa latihan ini sia-sia untuk dilanjutkan. Jika Anda mengamati apa pun yang Anda rasakan dengan cermat, maka tidaklah sulit untuk mengatasinya. Anda dapat melaluinya dengan mudah bila Anda mengamati situasi yang sedang terjadi saat ini. 8) Nibbida-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang kejemuan dan 9) Muccitukamyata-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keinginan untuk mencapai pembebasan Lalu Anda merasa bosan terhadap bentuk-bentuk/sankhara, juga terhadap hidup Anda dan dunia ini. Anda tidak dapat menemukan tempat di mana Anda dapat hidup bahagia dan nyaman. Kadang kala Anda merasa Anda harus meninggalkan latihan meditasi ini dan pergi. Kadang kala Anda ingin menceburkan diri Anda ke laut atau ke jurang karena Anda tidak menemukan apapun yang dapat memuaskan di dunia ini. Kadang kala walaupun Anda mempunyai konsentrasi yang baik, Anda mempunyai keinginan untuk berhenti setelah meditasi duduk selama tiga puluh menit. Anda tidak menemui sensasi rasa sakit atau pegal. Konsentrasi baik, meditasi baik tapi Anda ingin berhenti karena Anda merasa meditasi duduk menjemukan. Kadang kala seorang yogi merasa bosan tanpa alasan dan ingin pulang ke rumah. Maka ia pergi ke kamarnya, berkemas dan mendatangi guru pembimbing meditasi untuk ijin pamit pulang. Ketika guru berkata, Ya, Anda boleh pulang. Tetapi tolong tunggu sehari lagi untuk mengamati apa yang Anda rasakan. Karena sang guru dihormati dan dicintai, maka ia mematuhi gurunya dan berkata, Baik Yang Mulia, saya akan tinggal satu hari lagi. Kemudian ia berlatih kembali, mengamati apa yang ia rasakan. Bosan, bosan, tidak senang, tidak senang dan sebagainya. Hanya satu malam berlalu. Esok harinya guru memanggilnya, Apakah hari ini Anda akan pulang? Saya tidak pulang. Sekarang meditasi saya sangat baik ia menjawab. Tingkat pengetahuan pandangan terang ini sangat penuh muslihat. Tingkat ini disebut Nibbida-Ñâna dan juga 17

18 Muccitukamyata-Ñâna. Dua tingkatan yang penuh muslihat Nibbida-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang kejemuan; Muccitukamyata-Ñâna, pengetahuan pandangan terang tentang keinginan untuk mencapai kebebasan. Ketika Anda meneruskan latihan, Anda mengalami berbagai ketidaknyamanan jasmani seperti sakit, pegal, mati rasa. Anda sabar menghadapinya pada tingkat-tingkat awal pengetahuan pandangan terang, katakanlah tingkat pertama, kedua dan ketiga dan mengamati mereka. Sekarang Anda menemui sakit lagi, Anda mengamatinya namun Anda cenderung mengubah posisi dengan sangat sering dan tidak sabar sama sekali. Anda ingin berdiri tetapi Anda tidak berdiri atau mengubah posisi. Anda meneruskan latihan. Ketika guru menerangkan dan menyuruh Anda mengamati apa yang Anda alami, Anda melakukannya dengan sangat baik dan melewati pengetahuan pandangan terang tentang keinginan untuk mencapai pembebasan. 10)Patisankha-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang perenungan terhadap bentukbentuk/sankhara sebagai jalan menuju pembebasan Dikarenakan yogi ingin terbebas dari fenomena batin dan jasmani yang selalu muncul dan lenyap saat diamati dengan cermat; ia berjuang dengan seluruh kemampuan terbaiknya mengamati objek apapun yang muncul. Semakin kuat usaha yang ia lakukan dalam latihannya, menjadi semakin dalam konsentrasinya. Semakin dalam konsentrasinya, semakin hebat rasa sakit yang ia alami. Ini adalah tingkat pengetahuan pandangan terang yang kesepuluh. Tapi ia tidak malas mengamatinya karena ia memahami bahwa kecuali ia terus mengamatinya, ia tidak akan berhasil melampaui tingkatan ini. Kadang kala ia merasa sensasi sakit yang sangat kuat dan hebat. Tapi ia tidak malas, ia berjuang mengamati rasa sakit tersebut dengan seluruh kemampuan terbaiknya. Kemudian rasa sakit itu hilang dengan tiba-tiba. Sehingga ia mengalami lebih dalam mengenai tiga karakteristik dari ketidakkekalan, penderitaan & tanpa aku/diri. Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang perenungan terhadap bentuk-bentuk/ sankhara sebagai jalan menuju pembebasan, Patisankha-Ñâna. 11)Sankharupekkha-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keseimbangan terhadap bentuk- bentuk (sankhara) Kemudian ia melewati tingkat pengetahuan pandangan terang kesepuluh. Semua sensasi rasa sakit hilang. Ia tidak mengalami ketidaknyamanan sama sekali. Ia merasa tenang dan damai. Konsentrasi menjadi lebih dalam dan stabil. Tetapi ia tidak merasa senang lagi, ia menyadari setiap objek muncul dan lenyap. Yang ia alami adalah muncul dan lenyapnya objek yang diamati setiap saat. Pikiran terkonsentrasi pada hal tersebut. Pada tingkat pengetahuan pandangan terang 18

19 ini, walaupun ia mengalihkan perhatian pada objek lain yang ia sukai, perhatiannya tidak pergi ke objek tersebut dan perhatiannya menjadi luwes. Ini adalah tingkat pengetahuan pandangan terang kesebelas. Karena konsentrasi yang dalam, pandangan terangnya menjadi menembus, tajam dan jernih; maka objek apapun yang ia amati ia mengetahui muncul dan lenyapnya. Tidak ada satu objek pun yang tidak disadari sebagai muncul dan lenyap oleh pikiran yang mencatat. Setiap objek yang dicatat terlihat muncul dan lenyap. Pencatatannya juga menjadi stabil. Ia merasa nyaman, tenang dan tentram, tapi ia tidak merasa gembira maupun tidak gembira terhadap semua bentukan/sankhara. Pada tingkatan ini, ia mungkin mengalami pengetahuan pandangan terang ini sekitar lima atau sepuluh hari, kadang kala sebulan. Namun tingkat ini sudah sangat dekat dengan tujuan akhir. Saya pikir lumrah bagi para yogi untuk menikmati tingkat pengetahuan pandangan terang yang baik ini sebelum mereka mencapai tujuan akhir. Beberapa yogi malah berada pada tingkat ini selama satu setengah bulan. Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang keseimbangan terhadap semua bentukan/sankhara, Sankharupekkha-Ñâna, tingkat kesebelas dari Vipassanâ ñâna. Pada tingkatan ini, ia harus mengamati dengan lebih cermat dan semangat agar ia tidak akan lama berada di tingkat ini. Bila ia mengamati objek secara biasa dan stabil, meditasinya akan berada (tetap diam) di tingkat ini selama satu atau dua bulan. Maka ia harus mengamati dengan lebih cermat dan semangat, kemudian ia akan mengalami bahwa semua faktor batin dan jasmani yang ia amati timbul dan lenyap dengan sangat cepat. 12)Anuloma-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang penyesuaian diri Lalu ia mengalami pengetahuan pandangan terang tentang penyesuaian diri, Anuloma- Ñâna. Pengetahuan pandangan terang ini adalah penyesuaian dari pengetahuan pandangan terang-pengetahuan pandangan terang sebelumnya dengan pengetahuan pandangan terang berikutnya serta pencerahan, maka tingkat ini disebut pengetahuan pandangan terang tentang penyesuaian diri. Pada tingkat ini yogi sering sekali mengalami muncul dan lenyapnya Nâma dan Rûpa dengan sangat halus dan sangat cepat. 13)Gotrabhu-Ñâna; pengetahuan pandangan terang tentang keadaan yang telah masak Segera setelah Anuloma-Ñâna dicapai, kesadaran pertama-tama mengalami penghentian dari berbagai bentukan, Sankhara, dalam keadaan sadar sesaat. Ini adalah pengetahuan pandangan terang tentang keadaan yang telah masak, Gotrabhu-Ñâna. 19

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa Membuka Jalan Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa UNTUK DIBAGIKAN SECARA GRATIS Diterjemahkan (Inggris - Indonesia) oleh:

Lebih terperinci

CARA BERLATIH YANG BENAR UNTUK MENCAPAI MAGGA DAN PHALA YANG LEBIH TINGGI

CARA BERLATIH YANG BENAR UNTUK MENCAPAI MAGGA DAN PHALA YANG LEBIH TINGGI CARA BERLATIH YANG BENAR UNTUK MENCAPAI MAGGA DAN PHALA YANG LEBIH TINGGI OLEH _. ASHIN KUND AL ABHIVAMSA.. VIHARA PADUMUTTARA TANGERANG Cara Berlatih Yang Benar Untuk Mencapai Magga Dan Phala Yang Lebih

Lebih terperinci

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dari ceramah Dhamma Chanmyay Sayadaw pada retret meditasi vipassanā tanggal 2-3 Jan.2009 di Pusat Meditasi YASATI, Bacom, Cianjur,

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA (edited version 15/8/06, Daung) (edited version 17/8/06, Andi Kusnadi) CERAMAH DI CAMBRIDGE MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA OLEH : SAYADAW CHANMYAY Kata Pengantar Minggu sore 11 Juli 2004

Lebih terperinci

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi Dua Jenis Tangisan oleh: Andi Kusnadi Ini adalah penjelasan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang yogi pada Sayadaw. Pertanyaan: Saya sangat menikmati meditasi selama retret, tetapi karena berbagai

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ Yang Mulia Mahāsi Sayādaw Judul Asli: Fundamentals of Insight Meditation Pengarang: Mahasi Sayadaw Terjemahan Bahasa Inggris oleh Maung Tha Noe Penyunting: Bhikkhu Pesala

Lebih terperinci

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG] 1 SUTTA SATIPATTHANA Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di negeri Kuru, di kota para Kuru bernama Kammasadhamma. Beliau berkata kepada para bhikkhu: Para bhikkhu. Mereka

Lebih terperinci

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para 1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG O L E H SAYADAU U JANAKABHIVAMASA CHANMYAY YEIKTHA YANGON, MYANMAR I DAFTAR ISI: Bab Halaman: Kata Pengantar I Ucapan Terima Kasih II Bab I

Lebih terperinci

Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi)

Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dalam latihan samatha, objek pengamatan dan pencatatan adalah konsep (paññatti) dan mencondongkan pikiran pada objek sebagai sesuatu yang kekal. Bagi

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

Pengembara yang Tersesat

Pengembara yang Tersesat Pengembara yang Tersesat Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dahulu kala ada seorang pengembara yang sering berpergian dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Suatu ketika karena waktu yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.

Lebih terperinci

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi The Key to Liberation (Jalan Menuju Pembebasan) Nama Penulis: YM. Ajahn Chah Penerjemah: Aina Viriyawati Penyunting:

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 ASHIN TEJANIYA MEDITASI KESADARAN TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 DITERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA OLEH: HUDOYO HUPUDIO NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA

Lebih terperinci

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kesadaran Indah-Lingkup Inderawi Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: Pāpāhetukamuttāni, sobhanānīti vuccare. Ekūnasaṭṭhi cittāni, athekanavutīpi vā.

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Empat Fondasi Perhatian Penuh Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Cattāro Satipaṭṭhāna Terminologi satipaṭṭhāna: 1. Sati + paṭṭhāna = perhatian-penuh + fondasi/landasan/tumpuan/

Lebih terperinci

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Sunday, October 13, 13 Dāna Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Dāna Mahapphala Sutta Vaṇṇanā Cittālaṅkāracittaparikkhāranti samathavipassanācittassa alaṅkārabhūtañceva

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

Kelahiran dan Kematian

Kelahiran dan Kematian Kelahiran dan Kematian 1. Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, Mengapa saya dilahirkan? Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini pada pagi hari, siang

Lebih terperinci

62 Pandangan Salah (6)

62 Pandangan Salah (6) 62 Pandangan Salah (6) Dari Brahmajāla Sutta dan Kitab Komentarnya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id PAHAM SPEKULATIF TENTANG MASA DEPAN (44) (APARANTAKAPPIKA) I. Paham tentang Pemusnahan

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

Purpose of Practising Kammatthana Meditation Perbedaan Antara Samatha & Vipassana

Purpose of Practising Kammatthana Meditation Perbedaan Antara Samatha & Vipassana Purpose of Practising Kammatthana Meditation Perbedaan Antara Samatha & Vipassana Mahasi Sayadaw Dhamma Citta Perpustakaan ebook Buddhis http://www.dhammacitta.org Silahkan kunjungi website Dhamma Citta

Lebih terperinci

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) 1 AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) Para bhikkhu, jika benteng batas kerajaan dilengkapi dengan tujuh syarat untuk suatu benteng dan bisa mendapatkan empat jenis makanan sekehendak

Lebih terperinci

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] 1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha,

Lebih terperinci

KESABARAN. Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera. DhammaCitta

KESABARAN. Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera. DhammaCitta KESABARAN Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera DhammaCitta KESABARAN Bhante Sri Pannavaro Mahanayaka Thera Ditranskripkan oleh : Yuliana Lie Pannasiri, BBA, MBA Dipublikasikan ebook oleh DhammaCitta.org

Lebih terperinci

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra SUTRA 42 BAGIAN [ ] B. Nyanabhadra RAJA MING DINASTI HAN Tahun 28-75 Mimpi tentang makhluk memancarkan cahaya kuning KASYAPA MATANGA & DHARMARATNA Tahun 67 dari India ke Luoyang Menerjemahkan Sutra 42

Lebih terperinci

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies Lima Daya Pengendali Pañcindriya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Definisi Daya Pengendali Kata Indriya (Daya Pengendali) berasal dari nama salah satu Dewa Hindu, yaitu Dewa Inda (Indra).

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Kemajuan Dalam Vipassanā

Kemajuan Dalam Vipassanā Kemajuan Dalam Vipassanā Tujuh Tahap Pemurnian dan Pengetahuan Pandangan Terang dalam Meditasi Vipassanā oleh: Yang Mulia Mahāsi Sayādaw Judul Asli: The Progress of Insight A Modern Treatise on Buddhist

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

SEGENGGAM PASIR. Thānissaro Bhikkhu. Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco. (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh

SEGENGGAM PASIR. Thānissaro Bhikkhu. Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco. (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh SEGENGGAM PASIR Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh Thānissaro Bhikkhu Judul Asli : Fistful Of Sand Alih Bahasa : Hansen, Hansun,

Lebih terperinci

Ceramah Dhamma: "Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang?" (tuntunan meditasi vipassana)

Ceramah Dhamma: Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang? (tuntunan meditasi vipassana) Seri "Sayadaw U Tejaniya di Bali, 2010" (01) Ceramah Dhamma: "Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang?" (tuntunan meditasi vipassana) Oleh: Sayadaw U Tejaniya & Sri Pannyavaro Mahathera di Vihara Buddha

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meditasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan pikiran pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli meditasi disebut juga

Lebih terperinci

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin 7E9064DE Empat Kebenaran Mulia Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Nilai Penting Empat Kebenaran Mulia Para bhikkhu, dikarenakan tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum 1.Definisi Hukum Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat

Lebih terperinci

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna.

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna. Soal dan jawaban pendalaman materi kelas Murid Berbagi I. 1. Ada berapa agregat pada makhluk yang lahir di alam binatang? Sebutkan! Ada lima agregat, yaitu : A. Rūpakkhandha agregat materi B. Vedanākkhandha

Lebih terperinci

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin! PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD JALAN TENGAH PERUMPAMAAN TENTANG KECAPI Gb: Vīnā (kecapi India)

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-4 Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Definisi Bhikkhu Leher-Kuning Anggota-anggota dari silsilah Buddha Gotama yang berleherkuning,

Lebih terperinci

Tidak Ada. Ajahn Chah

Tidak Ada. Ajahn Chah Dhamma Citta Tidak Ada Ajahn Chah No Ajahn Chah P E R E N U N G A N Suatu ketika ada seorang umat biasa datang untuk bertemu Ajahn Chah untuk bertanya. Ajahn Chah melihat perkembangan spiritualnya belum

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual BAB V ANALISIS KOMPARATIF A. Persamaan Agama Hindu dan Budha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual keagamaan yang terkandung

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Bab I: Pengetahuan-buku Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya Sepuluh pendahuluan yang terdapat pada judul sebagai bentuk 3, adalah sejenis judul yang

Lebih terperinci

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD KEMUNCULAN TEORI KAMMA Ciri khas agama-agama di India sejak awal periode Vedic (1750-500

Lebih terperinci

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) 4 Pandangan Semi-Eternalis

Lebih terperinci

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA (Pada tanggal 30 Nopember 2016 terjadi tanya-jawab antara Ashin Kheminda dan murid-murid Abhidhamma. Tanya-jawab ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman para murid tentang

Lebih terperinci

TIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN

TIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN Hai Saudara-saudari Se-Dhamma Marilah kita melatih diri menjalankan Atthangasila di hari Uposatha-sila di bulan Oktober 2008 {06(8), 13(15), 21(23), 29(1)}. Selamat menjalankan Uposatha-sila (Pengamalan

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita melihat pentingnya menerima baptisan Roh Kudus. Dalam bagian ini kita akan melihat pentingnya mempelajari

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

Petunjuk Meditasi Jalan, Duduk, dan Kegiatan Sehari-hari dalam Meditasi Vipassanā

Petunjuk Meditasi Jalan, Duduk, dan Kegiatan Sehari-hari dalam Meditasi Vipassanā Petunjuk Meditasi Jalan, Duduk, dan Kegiatan Sehari-hari dalam Meditasi Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Meditasi jalan Sebaiknya, latihan meditasi dimulai dengan meditasi jalan dahulu. Saat

Lebih terperinci

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1 Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1. Demikianlah telah saya dengar. Pada suatu waktu, Bhagavan

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati)

Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati) Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati) Daftar Isi: I. Manfaat Konsentrasi II. Berbagai Objek Meditasi III. Kesadaran terhadap Napas 1. Latihan Kesadaran terhadap Napas 2. Membuat Kesadaran Berkelanjutan

Lebih terperinci

Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā

Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā Dalam tradisi kami, sebelum memulai ceramah Dhamma, kami terlebih dahulu memberikan penghormatan kepada Buddha. Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-Sambuddhassa

Lebih terperinci

I PERNYATAAN. Menjebak Hati

I PERNYATAAN. Menjebak Hati I PERNYATAAN Allah Swt. Laa haulawalaa quawwata illaa billaahil aliyyil adziim... Telah tiba waktunya, ketika seorang hamba harus hancur. Ya, ketika kalian harus terhapus, dan hanya Tuhanlah yang benar-benar

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] 1 Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] Magandiya, seandainya ada seorang penderita kusta yang dipenuhi luka- luka dan infeksi, dimakan oleh cacing, menggaruk

Lebih terperinci

Buletin Maya Indonesia

Buletin Maya Indonesia Buletin Maya Indonesia d a s s a n a, p a t i p a d a, v i m u t t a Pergilah, oh... para bhikkhu, menyebarlah demi manfaat orang banyak, demi kebahagiaan orang banyak, demi cinta kasih pada dunia ini,

Lebih terperinci

Mula Kata, Bismillah

Mula Kata, Bismillah Mula Kata, Bismillah Karena berangkat bukan hanya pergi. Basmalah memilihkan yang tepat dari kebaikan Ada banyak orang pergi ke pasar. Ada yang membeli sayur di pojokan tepat sebelah toko kain. Ada yang

Lebih terperinci

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Dhammavihārī Buddhist Studies  LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA ETIMOLOGI Nīvaraṇa (rintangan batin) = nis (kebawah) + VṚ (menutupi). Dipahami sebagai: āvaraṇa: layar, hambatan,

Lebih terperinci

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk The Purpose of Practice Sayalay Susīlā s Dhamma talk 1 terhadap potensi karma. Reaksi Kebiasaan ini : 1. Mengakibatkan efek karma terhadap kehidupan sekarang 2. Mengakibatkan efek karma terhadap kehidupan

Lebih terperinci

Abhidhammatthasaṅgaha

Abhidhammatthasaṅgaha Abhidhammatthasaṅgaha Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam Dasa Tathāgatabala 5. Tathāgata memahami apa adanya

Lebih terperinci

MENJADI PEMENANG ARUS

MENJADI PEMENANG ARUS MENJADI PEMENANG ARUS PENDAHULUAN Di dalam Agama Buddha kita mengenal adanya tingkat-tingkat kesucian yang dapat dicapai oleh seorang umat Buddha yang telah dapat mengerti melaksanakan dan menembus EMPAT

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan

Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan Perihal Sukses Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan Hidup sukses acapkali menjadi idaman banyak orang. Sukses dalam pemahaman masyarakat luas, berarti berhasil atau beruntung. Orang disebut sukses

Lebih terperinci

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2 Sifat Agung Dari Tiga Permata 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Sugata: yang telah pergi [ke tempat sempurna] dan membabarkan Dhamma dengan benar. Sobhaṇagamana: dikarenakan

Lebih terperinci

MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA

MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA 1. TUHAN YESUS, di dalam Matius 6:33, Roma 14:17 dan Markus 16: 17 Engkau perintahkan (mengarahkan) kepadaku untuk mencari Kerajaan Tuhan iaitu kebenaran,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun PANDANGAN BENAR Penulis : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun Ukuran Buku : 80 x 120 mm Kertas sampul : Art Cartoon 210 gsm Kertas isi : HVS 70 gsm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Tiga Jenis Virati 1. Pantangan kesempatan telah datang (sampattavirati) Seseorang, walaupun tidak sedang melatih

Lebih terperinci

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA i KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA Free Distribution Only Penerbitan PVVD 2012 ii Pustaka 34 Penerbitan PVVD Kisah Inspiratif Puteri Buddha Penerjemah Tim Penerbitan PVVD Widya Putra - Fernandy- Rini Oktaviani

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Dhammacakka Pavattana Sutta!

Dhammacakka Pavattana Sutta! Khotbah Pertama Dhammacakka Pavattana Sutta! (S 5:420-424) Bagian1 Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Bertemu Pertapa Telanjang Upaka Setelah 49 hari retret, Buddha

Lebih terperinci

Aturan -Moralitas Buddhis

Aturan -Moralitas Buddhis 1 35 Aturan -Moralitas Buddhis Pengertian, Penjelasan, dan Penerapan Ronald Satya Surya i 1 3ii 1 3Buku ini saya dedikasikan untuk: Ibu yang mencurahkan cinta dan kasih sayangnya tanpa pernah mengeluh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 63 SKALA KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE Usia : Mulai Menopause umur : Masih Bersuami : ya / tidak Alamat : NO PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya menghadapi masa-masa menopause ini dengan biasa seperti

Lebih terperinci

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā. o Apakah yang dimaksud dengan pāramī? Pāramī adalah kualitas mulia seper/ memberi, dll., yang disertai oleh belas kasih dan cara- cara yang baik (upāya kosalla) serta /dak ternoda oleh nafsu- keinginan,

Lebih terperinci

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) AJARAN-AJARAN GATSAL Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia yang kita temui pada dasarnya sama seperti kita: mereka

Lebih terperinci

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com

Lebih terperinci

Rumah kita yang Sebenarnya

Rumah kita yang Sebenarnya Rumah kita yang Sebenarnya Oleh Ajahn Chah 1 Saat ini pusatkan pikiranmu untuk mendengarkan Dhamma dengan seksama dan penuh hormat. Saat saya berbicara, dengarkanlah seakan-akan Sang Buddha sendirilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015 Kebahagiaan Berdana Diposkan pada 02 Desember 2015 Berdana dan melaksanakan Dhamma di dalam kehidupan sehari-hari, itulah berkah utama Kehidupan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Hari berganti bulan

Lebih terperinci

VIPASSANA BHAVANA MEDITASI MENGENAL DIRI

VIPASSANA BHAVANA MEDITASI MENGENAL DIRI VIPASSANA BHAVANA MEDITASI MENGENAL DIRI Oleh: Sri Pannyavaro Mahathera Hudoyo Hupudio Diterbitkan oleh: suwung Yogyakarta 2009 DAFTAR ISI HANYA MENYADARI SAJA, TIDAK MEMADAMKAN - Wejangan Sri Pannyavaro

Lebih terperinci

Tarik Nafas Tahan Nafas Keluarkan Nafas Jumlah 10 Detik 10 Detik 10 Detik 30 Detik Minggu I : 3 kali

Tarik Nafas Tahan Nafas Keluarkan Nafas Jumlah 10 Detik 10 Detik 10 Detik 30 Detik Minggu I : 3 kali Cipto/cipta bermakna: pengareping rasa, tunggal artinya satu atau difokuskan ke satu obyek. Jadi Cipta Tunggal bisa diartikan sebagai konsentrasi cipta. 1. Cipta, karsa ( kehendak ) dan pakarti ( tindakan

Lebih terperinci

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA DPD Patria Sumatera Utara Juara II Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa Namo Tassa Bhagavato

Lebih terperinci