BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi karakteristik responden adalah penjelasan tentang keberadaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi karakteristik responden adalah penjelasan tentang keberadaan"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN V.1. Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden adalah penjelasan tentang keberadaan Pegawai Negeri Sipil yang berada di bawah naungan Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang diperlukan sebagai informasi untuk mengetahui identitas sebagai responden dalam penelitian ini. Responden sebagai objek penelitian yang memberikan interpretasi terhadap karakteristik responden untuk melihat seberapa besar tingkat efektivitas Sistem Informasi Manajemen Kepegawai (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilyah IX Sulawesi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 33 orang yang terdiri dari pegawai/ tenaga administrasi dan tenaga dosen DPK yang representatif untuk dikemukakan sebagai kelayakan responden dalam memberikan informasi mengenai identitas diri mulai dari umur, jenis kelamin, pangkat dan golongan,. Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. a. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil yang diperoleh, karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut jenis kelamin ditunjukkan pada tabel berikut. 64

2 Tabel. 7 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 21 64% 2 Perempuan % Jumlah % Sumber : Diolah dari data primer, Juni Dari data pada tabel 7 menunjukkan bahwa dari 33 orang yang merupakan responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar 21 orang (64%) sedangkan perempuan sebanyak 12 orang (36.36%) b. Umur Adapun karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan dalam tabel 8 di bawah ini : Tabel.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Klasifikasi Umur Jumlah Persentase 1 21 s/d 30 tahun % 2 31 s/d 40 tahun % 3 41 s/d 50 tahun % 4 50 tahun ke atas % Jumlah % Sumber : Diolah dari data primer, Juni Setelah melihat tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa usia antara 41 sampai dengan 50 tahun lebih dominan dari keseluruhan responden, sebanyak 10 orang (30.30%), sedangkan persentase usia yang terkecil dari keseluruhan responden adalah 7orang (21.21%) dengan kisaran usia 21 sampai 30 dan usia 31 sampai 40 tahun. 65

3 c. Tingkat Pendidikan Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut pendidikan terakhir ditunjukkan pada tabel 9 di bawah ini : Tabel.9 Kararkteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir No Pendidikan Jumlah Persentase 1 Diploma III (D3) % 2 Strata I (S1) % 3 Strata II (S2) % 4 Strata III (S3) % Jumlah % Sumber : Diolah dari data primer, Juni Tingkat pendidikan responden didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan terakhir adalah Sarjana strata II (S2) sebanyak 14 orang (42.42%), kemudian diikuti oleh responden yang berpendidikan terakhir sarjana strata I (S1) yakni dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (39.39 %) lalu diikuti oleh pegawai yang berpendidikan terakhir strata III (S3) sebanyak 5 orang (15.15 %) dan jumlah yang paling sedikit adalah pegawai yang berpendidikan Diploma III (D3) dengan jumlah sebanyak 1 orang (3.03%). d. Golongan Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut golongan ditunjukkan pada tabel 10 di bawah ini : 66

4 Tabel. 10 Karakteristik responden menurut golongan No Golongan Jumlah Persentase 1 I - 2 II % 3 III 21 64% 4 IV % Jumlah % Sumber : Diolah dari data primer, Juli 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa golongan pekerjaan responden yang terbanyak adalah golongan III yakni sebanyak 21 orang (64%). kemudian diikuti oleh responden dengan golongan IV sebanyak 10 orang (30.30%) dan selanjutnya golongan II sebanyak 2 orang (6.06%). V.2 Pembahasan Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Kemampuan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dalam menghasilkan informasi kepegawaian adalah merupakan tujuan dari Sistem Informasi Manajemen kepegawaian (SIMPEG) itu sendiri, ketersediaan informasi kepegawaian yang berkualitas sangat diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen PNS. Dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Menteri Dalam Negeri No.17 tahun 2003 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dengan desain panduan manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi maka pengelolaan dan pengembangan SIMPEG akan tetap dilaksanakan. Semua itu merupakan rangkaian informasi birokrasi yang sangat kontributif pada penerapan Good Governance karena secara signifikan akan terbangun jaminan akses 67

5 masyarakat terhadap informasi dalam rangka akuntabilitas publik yang lebih luas. Dengan terintegrasinya sistem informasi kepegawaian secara real time, cepat dan akurat diharapkan akan terjadi tingkat pelayanan kepegawaian dalam suatu organisasi dan selanjutnya tidak terjadi lagi perbedaan data/informasi pegawai.. Dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang efektif diharapkan pula dapat menyediakan informasi kepegawaian yang dibutuhkan baik oleh para pengambil kebijakan dalam perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan pegawai maupun bagi pegawai itu sendiri. Secara keseluruhan, Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi memiliki sumberdaya manusia yang cukup banyak. Berdasarkan data pegawai pada tahun 2011, diketahui bahwa jumlah pegawai Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi secara keseluruhan adalah sebanyak orang yang terdiri dari 86 orang tenaga administrativ dan 1046 orang tenaga pengajar (dosen DPK). Untuk mengelola pegawai dan mendukung penyajian data serta informasi di bidang kepegawaian, maka Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi telah mengembangkan aplikasi pengolahan dan penyajian data kepegawaian yang disebut SIMPEG. SIMPEG memiliki peran yang berarti untuk mendukung manajemen kepegawaian. Informasi Kepegawaian yang merupakan output dari SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi antara lain : kepangkatan pegawai maupun dosen DPK, daftar gaji berkala, pendidikan dan pelatihan yang telah/akan diikuti, historis karir, masa pensiunan pegawai, laporan statistik pegawai, laporan bulanan kepegawaian, surat-surat keputusan yang berhubungan dengan kepegawaian. 68

6 Karena begitu pentingnya peranan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dalam menghasilkan informasi kepegawaian, maka perlu sistem tersebut berjalan secara efektif. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat efektivitas SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi dengan melihat output dari sistem tersebut yakni informasi kepegawaian maka penulis memilih 4 dimensi efektivitas yang dikemukakan oleh Richard M. Steers yakni Kualitas, Produktivitas, Kesiagaan, dan Efisiensi. Besarnya indikator efektivitas SIMPEG yang ditetapkan dalam bentuk persentase dari jawaban yang diberikan dari tiap-tiap indikator dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini: a. Dimensi Kualitas Kualitas adalah karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Kualitas yang dimaksudkan disini artinya mutu dari informasi kepegawaian sebagai hasil dari sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG). Kualitas informasi merupakan sasaran utama dalam menciptakan sebuah sistem informasi. Untuk mengukur dimensi kualitas dalam upaya mengetahui tingkat efektivitas SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi dapat diukur melalui indikator sebagai berikut : 1. Informasi kepegawaian yang selalu akurat dan lengkap 2. Informasi kepegawaian yang selalu tepat waktu. 3. Informasi kepegawaian yang relevan 4. Informasi kepegawaian yang mudah dipahami 69

7 Tabel.11 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian yang selalu akurat dan lengkap. No Tanggapan Responden Skor (x) F F.X Persentase 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Kurang Setuju % 4 Tidak Setuju % Total % Rata-rata skor : 90 = Sumber : Diolah dari data primer, Juni Dari tabel 11 tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian yang dihasilkan SIMPEG Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi selalu akurat dan lengkap dengan persentase jawaban sangat setuju 3.03%, setuju 73%, kurang setuju 18.18%, dan jawaban tidak setuju 6.06%. Dari jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi selalu akurat dan lengkap dimana sebagian besar responden memberi jawaban setuju. Kesimpulan tersebut didukung dari hasil wawancara penulis dengan responden yang menyatakan bahwa: Selama ini sih, informasinya akurat dan lengkap, karena itu merupakan sebuah keharusan dari sebuah informasi, informasi tersebut haruslah akurat diterima oleh pengguna informasi. (Sumber : Wawancara, 26 Juni 2012). 70

8 Akurasi merupakan ukuran rasio antara jumlah informasi yang benar dan tidak benar. Suatu informasi dikatakan tinggi apabila akurasinya sebesar 95%. Namun akurasi tinggi tidak akan berguna apabila kedatangannya terlambat dan tidak teratur. Oleh karena itu informasi tersebut harus lengkap, ringkas dan teratur agar tidak memusingkan pengguna informasi tersebut. No Tabel.12 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian yang selalu tepat waktu Tanggapan Responden Skor (x) F F.X Persentase 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Kurang Setuju % 4 Tidak Setuju % Jumlah % Rata-rata skor = 83 = Sumber : Diolah dari data primer, Juni Dari data pada tabel 12 tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden mengenai informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manejemen Kepegawaian (SIMPEG) selalu tepat waktu dengan persentase jawaban sangat setuju 6.06%, setuju 48.48%, kurang setuju 36.36% dan tidak setuju 9.1%. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan dengan melihat jawaban dengan persentase terbanyak yakni setuju maka disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini, selalu tepat waktu. Meskipun masih ada sekitar 36.36% (12 orang) yang mengatakan kurang setuju dan 9.1% (3 orang) yang menyatakan tidak setuju. Hal tersebut 71

9 disebabkan karena data pegawai yang bersangkutan belum lengkap ataupun belum terkumpul sehingga pengolahan informasinya pun terhambat dan informasi yang dihasilkanpun kadang tidak tepat waktu. Terkait masalah ketepatan waktu informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen kepegawaian (SIMPEG) pada kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini, responden yang menyatakan bahwa:...informasi yang dihasilkan oleh SIMPEG Kopertis ini selalu tepat waktu, karena sudah didukung oleh tenaga yang berkualitas dan fasilitas-fasilitas yang memadai, jika informasinya terlambat, itu sebenarnya tergantung dari dosennya sendiri jika dosen yang bersangkutan malas atau terlambat untuk memberikan datanya maka informasinya pun akan terlambat untuk diolah. (Sumber : Wawancara, 15 Juni 2012) Ketepatan waktu sebuah informasi merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas dari sebuah informasi. Informasi yang usang (terlambat) akan membuat informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik terutama bagi proses pengambilan keputusan. Informasi kepegawaian yang diperoleh tepat waktu, sebenarnya dapat dimaknai bahwa informasi tersebut harus sudah sampai ke pihak pengguna informasi sebelum informasi tersebut digunakan. 72

10 Tabel.13 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian yang sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi (Relevansi Informasi) No Tanggapan Responden Skor F F.X Persentase 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju Tidak Setuju % Jumlah % Total = 97 = Sumber : Diolah dari data primer, Juli 2010 Dari tabel di atas dapat diperoleh gambaran bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi atau dengan kata lain, dikatakan bahwa informasi kepegawaian sudah relevan. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase jawaban responden yang memperlihatkan bahwa 73 % atau sebanyak 24responden menilai bahwa setuju dan 12.12% atau sebanyak 4 responden yang menyatakan sangat setuju tentang informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX relevan. Suatu informasi kepegawaian yang disajikan untuk pihak pengguna informasi tersebut akan berguna jika informasi tersebut relevan dengan kepentingannya. Informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna informasi atau permaslahan yang ada akan membuat nilai informasi tersebut rendah. Semakin relevan suatu informasi dengan kepentingan pengguna informasi maka informasi tersebut semakin mendapatkan perhatian yang besar dari pihak pengguna. Informasi yang tidak relevan jelas tidak mendapat perhatian 73

11 dari si pengguna informasi. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dikembangkan untuk memperoleh informasi kepegawaian yang sesuai dengan keadaan/kondisi pegawai karena dalam sistem tersebut sudah tersimpan datadata pegawai yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah informasi kepegawaian. Terkait masalah relevansi informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi berdasarkan pengamatan penulis bahwa informasi yang dihasilkan memang sudah sesuai dan relevan dengan kepentingan pihak pengguna baik itu oleh pegawai sendiri maupun bagi bagi para manajer sebagai pihak pengambilan keputusan. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara penulis dengan Kepala Bagian Tata Usaha pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Bapak Muhammad Amir, S.H yang menyatakan bahwa: Kalau masalah relevansi informasi, yah...menurut saya relevan-relevan saja, karena untuk mengambil sebuah keputusan yang benar memang diperlukan sebuah informasi yang relevan. (Sumber : Wawancara, 15 Juni 2012). Tabel. 14 Tanggapan responden mengenai informasi yang dihasilkan oleh simpeg kopertis wilayah IX sulawesi mudah dipahami No Tanggapan Responden Skor F F.X Persentase 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Kurang Setuju % 4 Tidak Setuju % Total % Rata-rata : 94 = Sumber: Diolah dari data primer, Juli

12 Dari data di atas menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, mudah untuk dipahami. Dimana sebanyak 64% (21 orang responden) yang mengatakan setuju dan 15.15% (5 orang responden) yang mengatakan sangat setuju. Hal tersebut dapat dilihat dari format maupun isi dari informasi kepegawaian yang ringkas/sederhana namun jelas maksud dan tujuanya. Data tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan salah satu responden yang menyatakan bahwa: Menurut saya, informasi kepegawaian ini mudah dipahami, karena memang sudah ada format baku untuk kebutuhan informasi tersebut. (Sumber: Wawancara, 27 Juni 2012) Sebuah informasi agar lebih nyata manfaatnya harus mudah dipahami oleh pengguna informasi tersebut, sebab informasi yang rumit dan berbelit-belit akan menyulitkan pengguna informasi tersebut untuk memahami dan menggunakan informasi tersebut akibatnya informasi tersebutpun akan memiliki nilai yang rendah bagi pihak pengguna informasi tersebut. Sebuah informasi yang baik harus diolah sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh pengguna namun tetap memperhatikan keakuratan informasi tersebut. 75

13 Tabel.15 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi kualitas No Tanggapan Responden Rata rata skor Persentase 1 Informasi Kepegawaian yang selalu akurat dan lengkap % 2 Informasi Kepegawaian yang selalu tepat waktu % 3 4 Informasi kepegawaian yang relevan dengan kebutuhan Informasi Kepegawaian yang mudah dipahami % % Rata-rata skor dan rata-rata persentase Sumber : Diolah dari data primer, Juli % Dari data di atas yang merupakan rekapitulasi dari keempat indikator yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) jika dilihat dari dimensi kualitas informasi kepegawaian maka dapat dikatakan efektif, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase rekapitulasi sebesar 69%. b. Dimensi Produktivitas Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dibangun untuk mendukung produktivitas informasi kepegawaian dalam menunjang proses manajemen kepegawaian. Untuk mengukur produktivitas informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilyah IX Sulawesi ini, maka digunakan indikator-indikator sebagai berikut : 76

14 a. Jumlah Informasi kepegawaian yang selalu memadai. b. Informasi kepegawaian selalu mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. No Tabel.16 Tanggapan responden mengenai jumlah informasi kepegawaian yang selalu memadai. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Kurang Setuju % 4 Tidak Setuju % Jumlah % Rata-rata skor= 92 = Sumber : Diolah dari data primer, Juli 2012 Dari data di atas menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis Wilyah IX Sulawesi selalu memadai, dimana sebesar 63.63% (21 orang) yang mengatakan setuju dan 9.1% (3 orang) yang mengatakan sangat setuju. Data tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Bapak Drs. A. Lukman, M.Si yang mengatakan bahwa :...Informasi kepegawaian yang dihasilkan, sudah memadai, karena data-data juga selalu tersedia, hanya saja kadang masih memerlukan waktu, karena masih ada beberapa proses pengolahan data yang dilakukan secara manual. (Sumber : Wawancara, 27 Juni 2012). Agar sistem kepegawaian dapat berjalan secara efektif, maka sangat diperlukan informasi yang memadai baik bagi pegawai itu sendiri maupun bagi pembuat keputusan. Informasi kepegawaian yang kurang akan menghambat 77

15 proses manajemen kepegawaian dan akibatnya organisasipun tidak akan berjalan secara efektif, karena sumber daya manusia yang merupakan motor penggerak organisasi tidak dikelolah dengan baik pula. Tabel.17 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian selalu mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas No Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase 1 Sangat setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju % 4 Tidak setuju % Total % Rata-rata skor= 103= Sumber : Diolah dari data primer, Juli Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis selalu mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dimana 64% (21 orang) yang mengatakan setuju dan 24.24% (9 orang) yang mengatakan sangat setuju. Data tersebut, didukung dari hasil wawancara dengan staf pengelolah SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Ibu A.Tenri Dio Nasrum, S.Kom yang menyatakan bahwa :... Informasi kepegawaian ini selalu mengalami peningkatan, karena tiap hari informasi-informasi tersebut diperbaruhi (diupdate) dan setiap tahun juga sistemnya selalu diperbaruhi (selalu ada aplikasi baru). (Sumber: Wawancara, 29 Juli 2012) Sebuah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dikembangkan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas informasi 78

16 kepegawaaian yang diperlukan dalam proses manajemen kepegawaian. Berdasarkan pengamatan penulis, pemanfaatan SIMPEG di Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi memberikan banyak manfaat untuk menghasilkan informasi kepegawaian yang selalu mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, karena dengan adanya SIMPEG ini informasi kepagawaian yang dihasilkan lebih banyak, lebih cepat, tepat dan akurat. Tabel.18 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi produktivitas No Tanggapan Responden Rata rata skor Persentase 1 Jumlah Informasi Kepegawaian yang selalu memadai % Informasi kepegawaian selalu 2 mengalami peningkatan kualitas % maupun kuantitas Rata-rata skor dan rata-rata persentase Sumber : Diolah dari data primer, Juli % Dari data di atas yang merupakan rekapitulasi dari ketiga indikator yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) jika dilihat dari dimensi produktivitas maka dapat dikatakan efektif, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase rekapitulasi sebesar 74%. c. Dimensi Kesiagaan Kesiagaan berasal dari kata siaga yang artinya siap sedia (selalu tersedia dengan baik). Informasi kepegawaian merupakan hal yang penting yang dibutuhkan untuk memperlancar proses manajemen kepegawaian. Oleh karena 79

17 itu, informasi kepegawaian harus selalu tersedia dengan baik. Sebuah SIMPEG yang efektif harus mampu menyediakan informasi yang selalu tersedia dengan baik, khususnya pada saat dibutuhkan, selain itu sistem tersebut juga harus mampu memberikan informasi terbaru, karena informasi yang usang/lama tentunya akan tidak berguna lagi, atau dapat mengakibatkan kesalahan dalam proses pengambilan keputusan terkait masalah kepegawaian. Untuk mengukur dimensi kesiagaan dalam upaya mengetahui tingkat efektivitas Sistem Informasi kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, maka indikator-indikator yang digunakan antara lain: 1. Informasi kepegawaian selalu tersedia dengan baik khususnya pada saat dibutuhkan 2. Informasi kepegawaian selalu up to date. No Tabel.19 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian selalu tersedia dengan baik khususnya pada saat dibutuhkan. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase 1 Sangat setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju % 4 Tidak setuju % Total % Rata-rata skor= 91= Sumber : Diolah dari data primer, Juli Dari data pada tabel 19 tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden mengenai informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi 80

18 Manejemen Kepegawaian (SIMPEG) selalu tersedia dengan baik khususnya pada saat dibutuhkan, dengan persentase jawaban sangat setuju 15.15% (5 orang), setuju 48.48% (16 orang), kurang setuju 33.33% (11 orang) dan tidak setuju 3.03% (1 orang). Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan dengan melihat jawaban dengan persentase terbanyak yakni setuju dan kemudian ditambah juga dengan jawaban sangat setuju, maka disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini, selalu tersedia dengan baik khususnya pada saat dibutuhkan, karena informasi tersebut tersimpan dalam media penyimpanan yang dapat diakses setiap saat, sehingga ketika ada pegawai/pimpinan yang membutuhkan informasi tersebut,informasi kepegawaian dapat langsung diberikan oleh staf pengelolah SIMPEG tersebut. No Tabel.20 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian selalu up to date. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase 1 Sangat setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju % 4 Tidak setuju % Total % Rata-rata skor= 90= Sumber : Diolah dari data primer, Juli Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis selalu up to date, dimana 57.57% (20 orang) yang mengatakan setuju dan 9.1% (3 orang) yang mengatakan 81

19 sangat setuju. Informasi yang dihasilkan oleh SIMPEG Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini selalu up to date karena adanya pemutakhiran (peremajaan) data yang diadakan sehingga informasi yang dihasilkanpun up to date. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan staf kepegawaian yang merupakan Untuk mendukung proses manajemen kepegawaian berjalan secara efektif, maka selalu diperlukan informasi yang up to date. Informasi yang up to date artinya informasi yang terbaru. Informasi yang terbaru, dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi/keadaan pegawai/dosen di masa sekarang, karena kondisi pegawai selalu bersifat dinamis, dalam artian selalu terjadi perubahan. Tabel.21 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi kesiagaan No Tanggapan Responden Rata rata skor Persentase Informasi Kepegawaian selalu 1 tersedia dengan baik terutama pada saat dibutuhkan % 2 Informasi kepegawaian yang diberikan selalu up to date % Rata-rata skor dan rata-rata persentase Sumber : Diolah dari data primer, Juli % Dari data di atas yang merupakan rekapitulasi dari kedua indikator yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) jika dilihat dari dimensi kesiagaan maka dapat dikatakan sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase rekapitulasi sebesar 68.63%. 82

20 d. Dimensi Efisiensi Efisiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka dalam menghasilkan informasi. Sebuah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dibangun juga untuk menciptakan efisiensi dalam menghasilkan sebuah informasi kepegawaian. Untuk mengukur dimensi efisiensi, guna mengukur tingkat efektivitas SIMPEG pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, digunakan indikator sebagai berikut : 1. Informasi Kepegawaian dapat diperoleh dengan cepat. 2. Informasi kepegawaian dapat diperoleh dengan biaya yang minimal. Tabel.22 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian dapat diperoleh dengan cepat. No Tanggapan Skor (X) F F.X Persentase Responden 1 Sangat setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju % 4 Tidak setuju 1-0 0% Total % Rata-rata skor= 91= Sumber : Diolah dari data primer, Juli Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis dapat diperoleh dengan cepat, dimana 51.51% (17 orang) yang mengatakan setuju dan 12.12% (4 orang) yang mengatakan sangat setuju. Hal tersebut juga didukung dari hasil wawacara dengan staf pengelolah SIMPEG Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Ibu A. Tenri Dio Nasrum, S.Kom, beliau berpendapat bahwa: 83

21 Informasi kepegawaian dapat diperoleh dengan cepat karena sudah tersedia dalam sistem, tinggal diambil saja sesuai dengan kebutuhan. (Sumber: Wawancara, 29 Juni 2012). Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Kantor Kopertis Wilayah IX dapat diperoleh dengan cepat karena pengolahan informasi tersebutpun lebih ringkas tanpa melalui prosedur yang berbelit-belit dengan menggunakan aplikasi yang tersedia sehingga informasi kepegawaianpun lebih cepat diperoleh oleh pengguna informasi. Informasi kepegawaian yang diperoleh dengan cepat menunjukkan bahwa SIMPEG tersebut berjalan secara efektif, karena SIMPEG dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah informasi kepegawaian secara cepat dan tepat. Tabel.23 Tanggapan responden mengenai informasi kepegawaian dapat diperoleh tanpa mengeluarkan biaya yang besar No Tanggapan Skor (X) F F.X Persentase Responden 1 Sangat setuju % 2 Setuju % 3 Kurang setuju % 4 Tidak setuju % Total % Rata-rata skor= 102= Sumber : Diolah dari data primer, Juli Dari data pada tabel 23 menunjukkan bahwa informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kantor Kopertis dapat diperoleh tanpa mengeluarkan biaya yang besar, dimana 67% (22 orang) yang mengatakan setuju dan 21.21% (7 orang) yang mengatakan sangat setuju. Sebuah Sistem Informasi Manajemen 84

22 Kepegawaian (SIMPEG) dibangun untuk mengurangi biaya yang besar untuk menghasilkan sebuah informasi kepegawaian karena dengan adanya Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) proses pengolahan data dan informasi menjadi lebih mudah, sederhana serta ringkas sehingga tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk menghasilkan informasi dan informasipun dapat dengan mudah serta murah diperoleh oleh pengguna informasi. Dari pengamatan penulis, terlihat bahwa untuk memperoleh informasi kepegawaian yang dihasilkan oleh SIMPEG Kopertis Wilayah IX Sulawesi memang tidak diperlukan biaya yang besar, bahkan pihak Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini sudah mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang dapat mengurangi biaya untuk memperoleh informasi kepegawaian seperti mesin foto copy, scanner dan sebagainya sehingga ketika ada dosen ataupun pegawai yang membutuhkan sarana tersebut, pihak Kopertis sudah menyediakan sehingga dosen/pegawai yang bersangkutan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Tabel.24 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi efisiensi No Tanggapan Responden Rata rata skor Persentase 1 Informasi Kepegawaian dapat diperoleh dengan cepat % Informasi kepegawaian dapat 2 diperoleh dengan biaya yang % minimal. Rata-rata skor dan rata-rata persentase. Sumber : Diolah dari data primer, Juli % 85

23 Dari data di atas yang merupakan rekapitulasi dari kedua indikator yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) jika dilihat dari dimensi efisiensi maka dapat dikatakan efektif, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase rekapitulasi sebesar 73.25%. Untuk mengetahui kesimpulan rata-rata (%) dari keempat kategori dimensi efektivitas SIMPEG dapat dilihat pada tabel 25 berikut : Tabel.25 Rekapitulasi dari keempat dimensi efektivitas SIMPEG No Dimensi Efektivitas SIMPEG Rata- rata Persentase Kategori 1 Kualitas % Efektif 2 Produktivitas % Efektif 3 Kesiagaan % Efektif 4 Efisiensi % Efektif Rata-rata % Efektif Sumber : Diolah dari data primer, Juli Data dari tabel di atas menunjukkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) pada Kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi dari keempat dimensi efektivitas yaitu: kualitas, produktivitas, kesiagaan dan efisiensi yaitu sebesar 2.9 (71.22%). 86

24 87

BAB III METODE PENELITIAN. Agar penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan,

BAB III METODE PENELITIAN. Agar penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, BAB III METODE PENELITIAN III.1. Pendekatan Penelitian Agar penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, penulis menggunakan pendekatan/metode kombinasi (pragmatisme). Pendekatan/metode

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; - 2 - Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyambut era globalisasi, semua instansi berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyambut era globalisasi, semua instansi berusaha untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyambut era globalisasi, semua instansi berusaha untuk mengikuti perubahan yang terjadi, terutama dalam penerapan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BAUK

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BAUK SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BAUK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii TENTANG SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN (SIMPEG)...1 1.1 Pendahuluan...1 1.2 Sekilas Tentang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LEBAK

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LEBAK BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LEBAK sikepel Sistem Informasi Kepegawaian Kabupaten Lebak Dasar Hukum UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; SISTEM INFORMASI ASN Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM,

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... i ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI KENAIKAN GAJI BERKALA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI ISTANA CIPANAS NOMOR 02/SP/RTK/D-1/I-Cps/08/2009 BAGIAN KESATU

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan, sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting karena sumber daya manusia merupakan elemen dasar yang

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH OLEH: YANIK SULISTIO NINGRUM NIM.

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH OLEH: YANIK SULISTIO NINGRUM NIM. PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH OLEH: YANIK SULISTIO NINGRUM NIM. 1100153/2011 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK-BKN) TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK-BKN) TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK-BKN) TAHUN 2017 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2017 KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KABUPATEN PEMALANG DALAM ANGKA TAHUN 2015

KABUPATEN PEMALANG DALAM ANGKA TAHUN 2015 PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN PEMALANG DALAM ANGKA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 2015 hal. i H. JUNAEDI, SH., MM. Bupati Pemalang BUPATI PEMALANG MUKTI AGUNG WIBOWO,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEGAWAI

SISTEM INFORMASI PEGAWAI SISTEM INFORMASI PEGAWAI PROPOSAL CELEBES MEDIA TECHNOLOGY PROPOSAL SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan perkembangan tehnologi kebutuhan akan informasi kepegawaian yang cepat dan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 318, 2016 KEMENKUMHAM. Manajemen Kepegawaian. Sisinfo. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016AHAHAHAOHSAPIOAUSPOI TENTANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah daerah 2010-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berikut menjabarkan dan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar dalam sistem informasi

Lebih terperinci

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dan akan diuraikan ke dalam gambaran subjek, analisis data dan interpretasi hasil penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem informasi manajemen yang terkomputerisasi. Sistem komputerisasi

BAB I PENDAHULUAN. sistem informasi manajemen yang terkomputerisasi. Sistem komputerisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyediaan informasi yang cepat, tepat, dan akurat membutuhkan suatu sistem informasi manajemen yang terkomputerisasi. Sistem komputerisasi merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan

I. PENDAHULUAN. Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan penting di organisasi manapun. Menurut Haag, et al. (2002), dengan bantuan teknologi informasi, suatu organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015

LAPORAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 LAPORAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PEKALONGAN Jl. Majapahit No. 18 Pekalongan 5111 Telp. (0285) 422814 BAB I PENDAHULUAN I. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dinas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dinas Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dinas Pendidikan merupakan salah satu intansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Instansi : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Visi : Mewujudkan Aparatur Birokrasi Jawa Timur Bersih dan Profesional

Lebih terperinci

PENGARUH PROSEDUR INVENTARISASI KANTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PROSEDUR INVENTARISASI KANTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi setiap lembaga untuk tetap bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia ke arah kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka peluang bagi pengaksesan,

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. 1 PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. A. Gambaran Umum dan Latar Belakang Inovasi Daerah Birokrasi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. 1

BAB I PENDAHULUAN. negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi ditandai oleh perubahan besar dalam tata kehidupan, baik ditinjau dari aspek sosial, politik, ekonomi, budaya dan perubahan dalam dunia

Lebih terperinci

Pengisian angket / kuesioner ini hanya untuk memperoleh data bagi tujuan ilmiah

Pengisian angket / kuesioner ini hanya untuk memperoleh data bagi tujuan ilmiah Responden... Kepada Yth. Bapak / Ibu / Saudara Dengan hormat, Dalam rangka penyelesaian penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana, maka saya memohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara sekalian

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 245 Telp. 3952811, 3952823 3952825 307 G R E S I K KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : / /437.73/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu dari data responden

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan penggajian merupakan kegiatan kompensasi perusahaan kepada karyawan dan merupakan aktivitas yang penting dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan aktivitas penggajian yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

1/11 APLIKASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN TERINTEGRASI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA

1/11 APLIKASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN TERINTEGRASI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA 1/11 APLIKASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN TERINTEGRASI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan LXXXVIII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2013 BAN-PT: Buku IIIB Borang Unit Pengelola

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tsanawiyah Al-Qasimiyah Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tsanawiyah Al-Qasimiyah Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan 56 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identitas Responden Sebelum penulis membahas dan menganalisa labih lanjut tentang Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan Dalam Pembinaan Madrasah Tsanawiyah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i i iii iv v i iv vii ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi Penelitian Subyek Populasi dan Sampel...

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi Penelitian Subyek Populasi dan Sampel... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT Muhammad Rakhmat 2 ; Aji Abdul wahid 2 1 Kelurahan Sukagalih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian haruslah berlandaskan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS

DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS Deskriptif Statistik Guru dan Pengawas PAIS Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 I. Guru PAIS A. Lembaga Secara kelembagaan jumlah Guru PAIS secara total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang (Jln. Jenderal Sudirman No. 326 kecamatan Maritenggngae), pemilihan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN...... vii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Rumusan Masalah...5 1.3. Tujuan Penelitian...5 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PKBM Jabal Rahmah yang berada di Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

Lebih terperinci

KUESIONER PENILAIAN KEPUASAN PELAYANAN URUSAN KEPEGAWAIAN RUMAH SAKIT Dr.H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2008

KUESIONER PENILAIAN KEPUASAN PELAYANAN URUSAN KEPEGAWAIAN RUMAH SAKIT Dr.H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2008 KUESIONER PENILAIAN KEPUASAN PELAYANAN URUSAN KEPEGAWAIAN RUMAH SAKIT Dr.H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2008 Kepada Yth : Bpk/ibu/sdr/sdri/Responden. Bogor, Mei 2008 Dengan hormat, Dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA EDISI 7 JANUARI 2010 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009 BAN-PT: Borang Unit Pengelola Program

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.. Gambaran Umum Proses Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada distributor MLM di Malang, mengingat sulitnya menemui responden, maka hampir setiap ada pertemuan group meeting

Lebih terperinci

QUESTIONER. 1. Umur :... thn. 4. Pekerjaan / posisi :... B. Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Teknologi Informasi :

QUESTIONER. 1. Umur :... thn. 4. Pekerjaan / posisi :... B. Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Teknologi Informasi : QUESTIONER A. Identitas Responden : 1. Umur :... thn 2. Jenis Kelamin : (...) Laki-laki (...) Perempuan 3. Pendidikan Terakhir : (...) SMP (...) SMA (...) Sarjana 4. Pekerjaan / posisi :... B. Persepsi

Lebih terperinci

profesional, bersih dan berwibawa.

profesional, bersih dan berwibawa. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG 1. Visi Visi Badan Kepegawaian Daerah adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai BKD melalui penyelenggaraan tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

Lebih terperinci

LAYANAN KLAIM OTOMATIS

LAYANAN KLAIM OTOMATIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PT. TASPEN (PERSERO) KCU SURABAYA LAYANAN KLAIM OTOMATIS Kriteria Sistem Merit : seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan; pelaksanaan seleksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Pendapat ini diperkuat dengan ditempatkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Unit yang Terkait Unit yang terkait pada pengguna software aplikasi SIA pada Satker KPU Kabupaten Bandung, KPU Kota Bandung, dan KPU Kota

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN SISTEM IMFORMASI KEPEGAWAI (SIMPEG) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BUKU PANDUAN SISTEM IMFORMASI KEPEGAWAI (SIMPEG) UNIVERSITAS SYIAH KUALA BUKU PANDUAN SISTEM IMFORMASI KEPEGAWAI (SIMPEG) UNIVERSITAS SYIAH KUALA KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT. Kekuatan dan petunjuk-nya merupakan rahmat yang menjadikan penulis dalam keadaan sehat

Lebih terperinci

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO 1 ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO Amalia, Santoso, Rihandoyo Jurusan Administrasi Publik Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh 80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan untuk

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab-bab sebelumnya telah dilakukan analisa dan penelitian berdasarkan data-data dan informasi yang diolah sedemikian rupa sebagai pembuktian dari hasil temuan penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukotanya Pangkejene berjarak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukotanya Pangkejene berjarak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Lokasi Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sidenreng Rappang atau Sidrap merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukotanya

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MANADO

PENGADILAN TINGGI MANADO PENGADILAN TINGGI MANADO Jalan Sam Ratulangi No. 2 Manado 95 Telp. (43) 86249 Fax. (43) 8629 Website : www.pt-manado.go.id Email : ptmanadomari@gmail.com SURVEI KEPUASAN PENGGUNA PENGADILAN Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini kan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini kan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini kan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data yang telah diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan, yaitu data responden

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: A. Ridwan Siregar Pusat Sistem Informasi, Universitas Sumatera Utara Disampaikan dalam: Bimbingan Teknis Pengelolaan Data dan Pemeliharaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1639, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Struktural. PNS. Standar Kopetensi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 101 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004 ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN Yeni Yuliana HOA113004 Program Studi Manajemen Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP

PEDOMAN PENGISIAN PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP PEDOMAN PENGISIAN PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BKPM NOMOR : 6 TAHUN 2011 TANGGAL : 18 JULI 2011 PEDOMAN PENGISIAN PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1643, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Standar Kompetensi. Struktural. Badan Penelitian dan Pengembangan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 105

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yang berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yang berkaitan dengan manajemen perkantoran yaitu tentang efektivitas kerja pegawai. Maman Ukas (2009:111) mengartikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Dinas Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi sekarang ini masalah yang menarik untuk diteliti adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M. SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M.EKON/12/2008 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan sistem yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012, No.673 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka

Lebih terperinci