PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN FRAUD PADA SEBUAH OPERATOR TELEPON SELULER
|
|
- Utami Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN FRAUD PADA SEBUAH OPERATOR TELEPON SELULER Mashudi, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya mashudiflexi@telkom.co.id ABSTRAK Dalam bidang telekomunikasi terdapat penyalahgunaan layanan berupa fraud sehingga akan merugikan operator, pelanggan dan masyarakat. Secara garis besar fraud dibagi dua yaitu fraud untuk percakapan suara dan fraud untuk transaksi SMS. Dalam penelitian ini kami menemukan beberapa jenis fraud yang terdiri dari sepuluh tipe fraud untuk percakapan suara seperti call no charge, long duration call, clonning dan sebagainya. Untuk transaksi SMS terdapat dua tipe fraud yang telah ditemukan yaitu broadcast SMS penipuan dan SMS broadcast oleh contain provider. Untuk mencegah terjadinya fraud kami membangun prototipe sistem pendukung keputusan untuk manajemen fraud yang memiliki sejumlah logical-rule yang dapat mendeteksi adanya anomali pemakaian percakapan suara dan transaksi SMS. Masingmasing rule diformulasikan untuk masing-masing tipe fraud dengan masukan utama berupa data CDR yang telah di-parsing. Sistem akan mengeluarkan laporan peringatan yang berisi data yang dicurigai sebagai fraud. Data tersebut selanjutnya diinvestigasi dengan membandingkan dengan data historis baik untuk transaksi SMS maupun percakapan suara. Untuk menggambarkan efektivitas sistem yang kami buat, telah dilakukan simulasi numerik untuk empat tipe fraud (dua untuk fraud percakapan suara dan dua untuk transaksi SMS). Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem yang kami buat dapat menangkap data CDR yang mengandung anomali dan dicurigai sebagai fraud. Kata kunci : fraud management system, sistem pendukung keputusan, fraud, call detail record. PENDAHULUAN Kasus fraud di dunia telekomunikasi sangat banyak terjadi tetapi tidak pernah diungkapkan karena hal ini menyangkut kredibilitas operator, operator enggan untuk menampilkan data secara statistik, oleh karenanya penelitian mengenai fraud jarang dipublikasikan, sehingga minim sekali adanya kajian-kajian mengenai sistem manajemen fraud di bidang telekomunikasi, apalagi di negara kita tarif telekomunikasi seluler sangat mahal bila dibandingkan dengan negara-negara Amerika dan Eropa, sehingga hal ini akan mendorong para fraudster untuk melakukan fraud terhadap operator telekomunikasi. Fraud memiliki berbagai ragam jenis mulai dari kasus clonning atau penggandaan nomor telepon yang paling banyak terjadi pada pelanggan pasca bayar, ada pula fraud yang ditujukan pada pelanggan lain tanpa merugikan operator secara langsung seperti SMS penipuan berhadiah. Dalam kasus ini operator telekomunikasi tidak melakukan tindakan apapun dengan alasan bahwa yang melakukan penipuan
2 adalah pelanggan lain bukan operator, operator hanya penyelenggara layanan telekomunikasi sehingga pelanggan yang mengalami hal tersebut diminta untuk melaporkan kasusnya pada pihak kepolisian. Dari uraian di atas maka dalam penelitian ini kami mengusulkan disain prototipe sistem informasi pendukung keputusan untuk manajemen fraud pada sebuah operator seluler. Sistem ini merupakan sistem aplikasi yang dapat mendeteksi adanya suspect fraud pada billing/tagihan pelanggan telekomunikasi seluler sehingga akan mempermudah operator untuk mengantisipasi adanya fraud yang terjadi pada pelanggannya dengan hanya memantau CDR ( call detail record) yang dihasilkan oleh setiap percakapan telepon yang telah dilakukan. DESKRIPSI SISTEM Arsitektur sistem aplikasi sistem manajemen fraud yang akan di rancang memiliki arsitektur seperti pada gambar 1. secara garis besar aplikasi memerlukan input berupa CDR voice dan CDR SMS, kemudian dilakukan parsing untuk memilih informasi yang diperlukan seperti nomor pemanggil, nomor tujuan, lama pembicaraan atau durasi, tanggal dan jam, lokasi sel pemanggil. Kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam database untuk diolah oleh analysing unit,berupa aplikasi yang memanfaatkan criteria library yang diberikan oleh controlling unit, criteria library berupa rule untuk mencari pola untuk masing-masing tipe fraud kemudian akan di bangkitkan alarm berdasarkan rule dari criteria library tersebut. Adapun spesifikasi rule yang digunakan dalam penelitian ini dibahas lebih detail pada sub bab logical rule specification. Alarm Criteria Library Controlling Unit GUI CDR Analysing Unit Analysis concerning A and B number User information Criteria Result Database Database containing : - user profiles (UP) - recent alarm Gambar 1 Arsitektur Aplikasi Sistem Manajemen Fraud LOGICAL RULE SPECIFICATION Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap salah satu operator telepon dihasilkan dua belas rule untuk mendeteksi pola fraud, input yang digunakan adalah A-27-2
3 data CDR ( call detail record) dari hail percakapan suara dan data CDR dari hail transaksi SMS, adapun ke duabelas rule tersebut adalah sebagai berikut : (1) B-number blacklist Adalah B-number yang sering dihubungi berulang-ulang dengan frekuensi yang cukup tinggi dan interval antar incoming call pendek. Perilaku fraud yang dicari adalah gateway/operator voip illegal, baik voip untuk hubungan interlokal maupun internasional. Input parameter CDR yang digunakan adalah A-number, B-number, tanggal dan waktu percakapan voice dilakukan, kemudian dianalisa oleh Analysing unit menggunakan rule B-number list. Output dari rule berupa daftar B-number yang perlu dicurigai sebagai fraud B-numbre list. (2) Long duration call Tipe fraud long duration call adalah pemakaian telepon yang memiliki durasi berlebihan. Dengan mengamati pemakaian telepon yang berlebihan memungkinkan operator untuk mencegah terjadinya bad debt yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Adapun spesifikasi durasi yang akan di pilah bisa berdasarkan panggilan Lokal yang melebihi 30 menit, panggilan SLJJ lebih dari 30 menit, GSM lebih 30 menit. Input yang diperlukan oleh rule adalah A- number, B-number, durasi, tanggal dan waktu percakapan voice. (3) Local call A-number melakukan panggilan lokal dengan frekuensi tinggi dan durasi yang sangat panjang. Ada kalanya suatu nomor melakukan panggilan lokal dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi dari rata-rata panggilan lokal yang terjadi pada umumnya, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa nomor tersebut merupakan nomor terminating voip sljj illegal atau memang benar-benar pelanggan yang memiliki bisnis dengan kebutuhan local call tinggi seperti outbound customer service dari suatu perusahaan. Untuk mencari suspect fraud local call input yang diperlukan oleh rule ada A-number,B-number, tanggal dan waktu percakapan voice dilakukan. Output dari rule local call adalah nomor-nomor yang perlu dicurigai sebagai fraud termintaing voip illegal. (4) Call 24 jam Pada fraud tipe call 24 jam, di cari A-number yang selama 24 jam terus menerus melakukan panggilan ke berbagai B-number yang berbeda. Perbedaan waktu antar negara menyebabkan suatu panggilan dari negara asal akan sampai di negara tujuan dengan waktu yang berbeda. Hal ini yang menjadi dasar asumsi bahwa jika suatu panggilan incoming dari negara lain akan diterima di negara tujuan dengan waktu yang kontinu baik itu jam kerja atau jam-jam dimana orang sedang istirahat, Gambar sehingga 1. Arsitektur panggilan Aplikasi incoming Sistem akan Manajemen datang secara Fraudkontinu selama dua puluh empat jam. Indikasi fraud yang dicari adalah adanya nomor telepon yang digunakan sebagai terminating voip internasional illegal. Input yang dibutuhkan oleh rule adalah A-number,B-number tanggal dan waktu percakapan voice terjadi. (5) Call no charge Record CDR memiliki field kode charging bernilai nol yang berarti tidak kena charg. Tipe fraud call no charge adalah fraud yang dilakukan oleh fraudster dengan melakukan perubahan flag charging di CDR sehingga flag tersebut menjadi no charge. Apabila nomor B-number yang dituju nomor biasa bukan special number seperti 0800xx, maka A-number perlu dicurigai sebagai fraud call no charge.input dari rule call no charge adalah A-number,B-number, charging_class, tanggal dan waktu. Parameter charging_class sebagai parameter untuk dasar seleksi awal berikutnya dicek B-number yang dituju. A-27-3
4 (6) SMS broadcast penipuan A-number melakukan pengiriman SMS dalam jumlah besar ke berbagai nomor yang dapat merugikan orang lain. B-number yang dituju berurutan bisa ascending atau descending, hal ini terjadi karena pengirim tidak pernah kenal/tahu B-number yang dituju, sehingga dilakukan pengiriman secara berurutan terhadap blok nomor yang pernah ada. Input yang diperlukan oleh rule berupa A-number,B-number, tanggal dan waktu transaksi SMS. Output berupa A-number yang dicurigai sebagai fraud broadcast SMS penipuan. (7) SMS broadcast content provider A-number melakukan pengiriman SMS dalam jumlah besar ke satu nomor empat digit secara terus menerus dalam interval waktu tertentu, hal ini terjadi karena A-number ingin mendapatkan sharing pendapatan dari operator atas SMS yang telah dikirimkannya namun biasanya A-number tidak melakukan pembayaran setelah mengirimkan SMS dalam jumlah besar. Input yang diperlukan oleh rule berupa A-number,B-number, tanggal dan waktu transaksi SMS. Output berupa A-number yang dicurigai sebagai fraud broadcast SMS content provider. (8) Call forwarding Fitur call forwarding merupakan fitur untuk melakukan transfer panggilan ke nomor lain. Fraud bisa terjadi bila ada nomor B-number yang melakukan transfer atas panggilan yang masuk ke nomor lain yang jaraknya jauh, bisa jadi ditransfer ke nomor internasional, sehingga tagihan untuk B-number membengkak kemudian tagihan B-number tersebut tidak dibayar. Input yang dibutuhkan oleh rule adalah A-number,B-number, special_service_used, tanggal dan waktu percakapan voice terjadi. Parameter special_service_used yang dicari adalah yang memiliki fitur call forwarding. (9) Call conference Fitur call conference merupakan fasilitas agar bisa melakukan panggilan telepon untuk pembicaran bersama lebih dari dua orang. Fraud bisa terjadi bila ada nomor A-number yang melakukan inisiasi conference memiliki tagihan yang sangat besar karena melakukan conference, sehingga tagihan untuk A-number membengkak kemudian tagihan A-number tersebut tidak dibayar. Input yang dibutuhkan oleh rule adalah A-number,B-number, special_service_used, tanggal dan waktu percakapan voice terjadi. Parameter special_service_used yang dicari adalah yang memiliki fitur call conference. (10) Flag inkonsisten Terjadi perubahan flag win_service_used secara ilegal mengakibatkan deposit / balance nomor prepaid tidak deduct. Jenis fraud flag inkonsisten terjadi pada pelanggan jenis prepaid. Dalam proses pembangunan hubungan, ketika pelanggan akan melakukan panggilan, maka akan dilakukan pengecekan flag win_service_used untuk masing-masing pelanggan, apakah pelanggan tersebut jenis prepaid atau postpaid. Jika pelanggan termasuk dalam kategori jenis postpaid maka proses selanjutnya MSC (mobile switching center) akan melakukan pembangunan hubungan dari panggilan tersebut, sehingga terjadi komunikasi dan pada akhirnya akan di create CDR untuk panggilan tersebut. Namun jika pelanggan tersebut prepaid maka oleh MSC akan dirutekan melalui WIN (wireless intelligent network) untuk mengecek jumlah saldo/deposit yang dimiliki apakah cukup untuk biaya selama percakapan. Karena adanya kelemahan teknologi, secara sengaja atau tidak flag win_service_used ini berubah, maka pelanggan prepaid, saat melakukan call, oleh MSC diperlakukan sebagai pelanggan postpaid, sehingga saldo A-27-4
5 deposit/balance tidak di potong. Input dari rule flag inkonsisten adalah A- number, B-number, tanggal dan waktu serta parameter win_service_used. Rule akan menganalisa apakah terjadi perubahan parameter win_service_used selama kurun waktu sebulan. (11) A-number clonning Terjadi penggandaan sebuah nomor telepon yang sama oleh orang lain sehingga seluruh pemakaian telepon tersebut dibebankan kepada pemilik nomor telepon. Tagihan telepon diakhir bulan akan melonjak lebih dua kali lipat sehingga pemiliki nomor akan melakukan komplain. Hal ini bisa di analisa nomor-nomor yang memiliki lonjakan total durasi pemakaian telepon jauh lebih tinggi (lebih dari dua kali lipat) dari bulan sebelumnya. Atau diproses dengan metode velocity checking, yaitu bila ada call secara berurutan dari BTS-ID yang lokasinya berjauhan dan tidak mungkin dapat ditempuh dalam waktu yang relatif singkat. Input dari rule ini adalah A-number, B-number, tanggal dan waktu, BTS-ID. Setiap CDR akan di baca BTS-ID dibandingkan dengan BTS-ID call berikutnya, jika jarak BTS pada call selanjutnya sangat jauh, maka A-number tersebut perlu dicurigai sebagai nomor yang telah di-clonning. (12) B-number free Pada fraud tipe B-number freedi cari nomor tujuan tertentu yang free, namun frekuensi call sangat tinggi dan terjadi selama 24 jam. Kasus fraud B-number free bisa terjadi apabila ada suatu nomor yang dihubungi oleh A-number, A- number tersebut tidak akan kena charge atas call yang dilakukannya. Dalam hal ini bisa terjadi karena B-number memang secara formal legal akan melakukan pembebasan biaya yang terjadi terhadap A-number yang melakukan panggilan terhadap nomor tersebut, namun B-number tersebut melakukan praktek bisnis yang illegal bila di tinjau dari peraturan penyelenggaraan bisnis telekomunikasi di tanah air. Dalam kasus fraud B-number free yang dicari adalah nomor-nomor tujuan yang bila dihubungi membebaskan biaya pemakaian yang harus dibebankan kepada pemanggil. Untuk kasus B-number free yang legal akan menggunakan nomor khusus seperti 0800xxxxx, spesial number 11x, nomor akses calling card 140x, hal ini karena mengacu pada KepMen dari MenKomInfo terkait nomor-nomor yang bebas pulsa. Input yang diperlukan oleh rule adalah A-number,B-number, charging_class, tanggal dan waktu. Output dari rule berupa A-number yang dicurigai sebagai fraud B-number free. Untuk memberikan gambaran konkrit atas rule yang telah dibuat, berikut kami simulasikan untuk mendeteksi tipe fraud long duration, call no charge, SMS broadcast penipuan dan SMS broadcast oleh content provider. SIMULASI Berikut ini adalah simulasi untuk mendeteksi fraud pada 4 type fraud, masingmasing 2 jenis voice fraud dan 2 jenis SMS fraud. Long Duration Call Dalam mencari fraud tipe long duration call, digunakan spesifikasi call_duration yang melebihi 30 menit sebagai filter terhadap data CDR voice dengan menggunakan data real satu bulan yaitu bulan Januari 2007 berukuran record, dihasilkan suspect 44 record pembicaraan yang memiliki durasi diatas 30 menit, adapun sampel record tersebut sebagai berikut : A-27-5
6 Tabel 1.Sampel Output Rule Long Duration Call xxx E E xxx E E xxx FFF 30 A xxx FFF D xxx FFF E0C8BBAA xxx A FFF 3009E6AA xxx A58A xxx FFF 30 A5485 Pada tabel 1. Kolom Tabel Sampel Output Fraud voice-based, kolom nomor 10 (call_duration) adalah durasi pembicaraan dalam 100 mili second, sebagai contoh untuk call yang dilakukan oleh nomor ke nomor durasi yang terjadi mili second setara dengan menit. Nama untuk masing-masing kolom pada Tabel 1. Sampel output data long duration call sebagai berikut : Tabel 2. Nama Kolom Tabel Sampel Output Fraud voice-based Nomor Kolom Nama Field 1 Charging_record_type 2 call_type 3 Charging_class 4 special_service_used 5 Win_service_used 6 calling_subs_number 7 calling_min 8 called_subs_number 9 called_party_answer_date_time 10 call_duration 11 calling_subscriber_bss_id 12 called_subscriber_bss_id 13 calling_subscriber_esn Dari hasil simulasi long duration call ini masih belum bisa dilakukan prediksi jumlah kerugian yang ditimbulkannya, karena meskipun A-number melakukan call dalam waktu yang sangat lama, namun masih dikenakan charging maka pelanggan tetap harus membayar biaya percakapan yang terjadi, hal ini akan menjadi kerugian apabila A-number tersebut tidak membayar. Call No Charge Call no charge merupakan panggilan yang pada kolom charging_class bernilai nol, yang perlu dicurigai adalah untuk call no charge yang terjadi selama 24 jam. Berikut hasil rule call no charge terhadap data real percakapan voice untuk selama bulan Januari A-27-6
7 Tabel 3 Sampel Output Rule Call No Charge xxx E FFF E0C8AAC xxx FFF 30CBE xxx FFF 30D054A xxx A16 FFF 08094D xxx FFF 3C85D xxx FFF 3C85D xxx FFF 3C85D74 Keterangan mengenai masing-masing kolom pada tabel 3 mengacu pada table 2. Nama Kolom Tabel Sampel Output Fraud voice-based. dapat dilihat bahwa call yang dilakukan oleh nomor xxx tidak dikenakan biaya karena kolom ke tiga berisi nilai 00, sehingga nomor tersebut perlu dicurigai sebagai salah satu tipe fraud. Dari running rule call no charge di dapatkan hasil 5616 record yang tidak di charge dengan total duration sebesar mili second atau setara dengan menit atau dengan kata lain perkiraan kerugian yang ditimbulkannya sebesar Rp bila call tersebut bersifat lokal dengan tarif Rp 49,- permenit.. Broadcast SMS Penipuan Untuk broadcast SMS penipuan undian berhadiah yang banyak terjadi dimasyarakat, dalam penelitian ini ditemukan pola pengiriman SMS sebagaimana telah diasumsikan sebelumnya. Berikut sampel hasil running simulasi rule broadcast SMS penipuan : Tabel 4 Sampel Data Output SMS Broadcast Penipuan A-number B-number Waktu Pengiriman xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx Pada tabel 4, kolom pertama adalah nomor pengirim, pada nomor tersebut, tiga angka tidak ditampilkan karena alasan kerahasiaan, kolom kedua adalah nomor yang menjadi tujuan dari broadcast SMS, tiga angka pertama dirahasiakan menjadi xxx, pada kasus ini nomor tujuan adalah operator GSM, sedangkan pada kolom ketiga adalah informasi waktu kejadian dengan format yymmddhhmmss dimana yy adalah dua angka menunjukkan tahun, mm adalah dua angka menunjukkan bulan, dd adalah dua angka menunjukkan tanggal, hh dua angka menunjukkan jam, mm menunjukkan menit dan ss menunjukkan detik. Sebagai contoh data baris pertama, data pengiriman SMS memiliki pola incremental yang dilakukan oleh nomor xxx ke nomor dengan starting xxx dengan informasi waktu pengiriman yang menunjukan SMS tersebut dikirim tanggal 1 bulan Agustus 2006 jam 01 menit ke 37 detik ke 39. A-27-7
8 Broadcast SMS Content Provider Untuk rule broadcast oleh content provider dilakukan running aplikasi dengan data input data real transaksi SMS selama lima bulan dari Januari 2007 sampai Mei 2007 untuk pelanggan wilayah Jakarta. Dari hasil simulasi tersebut ditemukan suspect data SMS yang merupakan hasil broadcast oleh content provider. Adapun sampel data tersebut sebagai berikut : Tabel 5 Sampel Output Rule SMS Content Provider Pada tabel 5, kolom pertama adalah nomor pengirim, pada nomor tersebut, tiga angka tidak ditampilkan karena alasan kerahasiaan, kolom kedua adalah nomor yang menjadi tujuan dari broadcast SMS dalam hal ini adalah 9168, sedangkan pada kolom ketiga adalah informasi waktu pengiriman dengan format yymmddhhmmss dimana yy adalah dua angka menunjukkan tahun, mm adalah dua angka menunjukkan bulan, dd adalah dua angka menunjukkan tanggal, hh dua angka menunjukkan jam, mm menunjukkan menit dan ss menunjukkan detik. Dari data di tabel 5 dapat dilihat bahwa ada pola pengiriman SMS dari nomor xxx ke arah short code number 4 digit 916x. kemudian shortcode number 916x melakukan pengiriman SMS ke nomor xxx sebagai respon dari SMS sebelumnya. Dari hasil running rule SMS broadcast oleh content provider ini didapatkan record dengan nilai perkiraan kerugian sebesar Rp KESIMPULAN Untuk mendeteksi fraud telekomunikasi, data CDR merupakan sumber data utama kemudian dengan rule untuk memetakan pola CDR yang dihasilkan setiap percakapan/transaksi SMS akan dihasilkan suspected CDR. Dari hasil simulasi diketahui bahwa pola untuk masing-masing fraud unik dan dapat dideteksi dengan input data CDR yang sama. Kerugian yang ditimbulkan oleh fraud sangat besar khususnya oleh SMS content provider sehingga operator harus mewaspadai kebocoran revenue oleh pihak yang berhubungan langsung dengan network element yang dimilikinya. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya fraud menggunakan rule yang berbasis sql database, sehingga tingkat keakuratannya masih bisa ditingkatkan dengan implementasi artificial neural network (ANN). DAFTAR PUSTAKA A-number B-number Waktu pengiriman xxx 916x x xxx xxx 916x x xxx xxx x xxx Burge,P., Shawe,J.,(1999). Detecting Cellular Fraud Using Adaptive Prototypes, Data Mining and Knowledge Discovery, hal 1-5. Fawcett,T., Provost, F., (1997), Adaptive fraud detection. Data Mining and Knowledge Discovery., hal A-27-8
9 Fawcett,T., Provost, F., (1999), Activity Monitoring : Noticing Interesting Changes in behavior, Bell Atlantic Science and Technology. hal 1-9. McLeod, Raymond,Jr., (1998), Management Information System A Study of Computer-Based Information System., 6th Edition. Prentice Hall Inc. Moreau,Yves, et all (1998). Novel Techniques for Fraud Detection in Mobile Telecommunication Networks. Dept. Electrical Engineering-ESAT K.U.Leuven, hal 1-6. A-27-9
ANALISA POLA PENGGUNAAN KARTU PRA BAYAR TELEPON SELULER UNTUK KONSUMEN MAHASISWA DENGAN METODA MARKOV CHAIN
ANALISA POLA PENGGUNAAN KARTU PRA BAYAR TELEPON SELULER UNTUK KONSUMEN MAHASISWA DENGAN METODA MARKOV CHAIN Aris Pramono, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PEREKAMAN INFORMASI TAGIHAN... 1 2. PERTUKARAN INFORMASI TAGIHAN... 4 3. PENAGIHAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET
SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET A. Definisi 1. Bank adalah PT Bank Mega, Tbk yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta kantor lainnya yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL. viii DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR GAMBAR xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bhayu Herwahyudi ( ) Laporan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat kompleksnya infrastruktur jaringan di operator-operator GSM Selular yang diperlihatkan pada gambar 1 yang mana terdapat sistem pembangkit CDR (Call
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/PER/M.KOMINFO/04/ 2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April - 30 Juni 2017
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April - 30 Juni Persentase keluhan atas akurasi tagihan dalam 1 bulan; 5% 0.38% No. Kualitas Pelayanan Parameter Tolok Ukur 1 Standar Kinerja Penagihan 2 Standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami. perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Inovasi pada bidang
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dapat bermacam-macam. Contohnya , telepon, short messaging. services (SMS), surat, chatting, dan sebagainya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi merupakan faktor penting dalam perkembangan bisnis dewasa ini. Salah satunya adalah alat komunikasi yang dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari - 31 Maret 2017
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari - 31 Maret No. Kualitas Pelayanan Parameter Tolok Ukur 1 Standar Kinerja Penagihan Persentase keluhan atas akurasi tagihan dalam 1 bulan; 5% 0.21% 2 Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengatur telekomunikasi di Indonesia dengan Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemerintah mengatur telekomunikasi di Indonesia dengan Undang-undang khusus telekomunikasi No 36 tahun 1999. Didalan UU ini diatur juga mengenai penyelenggaraan interkoneksi
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober 31 Desember 2010
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober 31 Desember No. Kinerja Pelayanan Parameter 1 Standar Kinerja Tagihan Persentase keluhan atas akurasi tagihan dalam satu bulan Persentase penyelesaian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciCorporate Business Solution
PT. MITRATELECOM GLOBAL MANDIRI Great Spirit & Grand Strategy 2017 TELECOMMUNICATION Corporate Business Solution PROPOSAL PENAWARAN Solusi Hemat Telekomunikasi Yth : Pelanggan Corporate Business Solution
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober 31 Desember 2011
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober 31 Desember No. Kinerja Pelayanan Parameter Nilai 0.10% Persentase penyelesaian keluhan atas akurasi tagihan yang diselesaikan dalam 15 hari 94.07% kerja
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April 30 Juni 2011
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April 30 Juni No. Kinerja Pelayanan Parameter 1 Standar Kinerja Tagihan Permohonan Aktivasi 4 Standar Tingkat Laporan Gangguan Layanan 5 Standar Service Level
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari 31 Maret 2011
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari 31 Maret No. Kinerja Pelayanan Parameter 1 Standar Kinerja Tagihan Persentase keluhan atas akurasi tagihan dalam satu bulan Persentase penyelesaian keluhan
Lebih terperinciLayanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang :
Layanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang : Jakarta, Jabodetabek, Bandung, Bogor, Cirebon, Denpasar, Makasar, Malang, Medan, Palembang, Semarang, Serang, Solo, Surabaya, Yogyakarta No. : Lamp :
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Manusia membutuhkan komunikasi dalam hidupnya baik komunikasi jarak dekat ataupun jarak jauh. Dahulu manusia menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh. Seiring
Lebih terperinciPERCOBAAN 10 PEMROGRAMAN OUTGOING DAN INCOMING CALL
PERCOBAAN 10 PEMROGRAMAN OUTGOING DAN INCOMING CALL 10.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengerti konsep Panggilan Keluar (Outgoing Call) Mengetahui prinsip pembatasan
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di
Lebih terperinciAPLIKASI MONITORING DATA HIGH USAGE - FRAUD STUDI KASUS PADA PT INDOSAT
APLIKASI MONITORING DATA HIGH USAGE - FRAUD STUDI KASUS PADA PT INDOSAT ABSTRAK Novianti Madhona Faizah Pengembangan teknologi telekomunikasi lebih menekankan pada pemanfaatan perangkat jaringan yang dibutuhkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PENGISIAN PULSA ELEKTRIK BERBASIS J2ME PADA STUDI KASUS FLOW CELLULAR SKRIPSI
RANCANG BANGUN APLIKASI PENGISIAN PULSA ELEKTRIK BERBASIS J2ME PADA STUDI KASUS FLOW CELLULAR SKRIPSI Oleh : MOHAMMAD ZIA ULHAQ NPM : 0634010077 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI -
Lebih terperinciSIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK
SIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK Muhammad Yusra Rustam 1 Helmi Kurniawan 2 Budi Triandi 3 Email : purtisen@potensi-utama.ac.id ABSTRAKSI
Lebih terperinciLayanan Sms OTP ( One Time Password / One Time Pin ) ADSmedia.co.id SMS OTP ( One Time Password / One Time Pin ) Sms Notifikasi Sms Reminder
Layanan Sms OTP ( One Time Password / One Time Pin ) ADSmedia.co.id SMS OTP ( One Time Password / One Time Pin ) Sms Notifikasi Sms Reminder Contoh-Contoh Penggunaan Sms OTP Pendaftaran Member Perubahan
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober - 31 Desember 2015
Lampiran: Nodin No.114 /AE0-AEJ/REL/16 Hal. 1/6 PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober - 31 Desember akurasi tagihan dalam 1 bulan; 5% 1.00% No. Kualitas Pelayanan Parameter Tolok Ukur 1 Standar
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari hari ke hari, peran telekomunikasi dalam kehidupan manusia semakin terasa penting. Perkembangan teknologi semakin lama semakin canggih saja. Dengan kenyataan
Lebih terperinciSolusi Tepat untuk Menghemat Biaya Telepon pada Perusahaan Anda
Solusi Tepat untuk Menghemat Biaya Telepon pada Perusahaan Anda Hemat hingga 90 % * Rata-rata penghematan berkisar 30% hingga 90% untuk tujuan Seluler, SLJJ dan SLI (Bukan sistem VoIP) by CV. ZALFA MITRA
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY
BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY Dalam bab ini diuraikan bagaimana layanan LBS diterapkan/digunakan pada perusahaan logistik untuk tracking armada dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Layanan jasa oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penyedia listrik adalah satu hal yang vital bagi kelangsungan hidup perusahaan, pelanggan selalu menuntut
Lebih terperinci4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu
Sistem penerima data stasiun cuaca, tediri atas tiga pemikiran utama, yaitu monitoring, data terkini, dan identitas stasiun. Pada monitoring berisikan informasi stasiun (no, nama, dan letak geografis stasiun).
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PULSA BERBASIS ANDROID
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PULSA BERBASIS ANDROID Syahrul Mauluddin & Ahmad Sodikin Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Kebutuhan terhadap proses transaksi
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April - 30Juni 2015
Lampiran: Nodin No. /AE0-AEJ/REL/15 Hal. 1/5 Tanggal : Agustus LAPORAN PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR No. Kualitas Pelayanan Parameter Tolok Ukur 2 Standar Pemenuhan Permohonan Aktivasi 4 Standar Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang
Latar Belakang PENDAHULUAN Voice Privacy telah menjadi salah satu fasilitas penting dalam keamanan komunikasi. Voice Privacy diharapkan dapat digunakan mulai tingkat masyarakat terkecil, yaitu keluarga,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. *Fasilitas KS212Mobile melalui fitur SMS mobile dan Internet dalam tahap pengembangan
I. PENDAHULUAN 1. Syarat Pengaktifan KS212Mobile* : 1. Sudah terdaftar sebagai anggota KS212 2. Menggunakan SMART Phone dengan aplikasi android (IOS dalam tahap pengembangan) 3. No HP yang didaftarkan,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penghitungan yang berjalan di Tata Cell masih menggunakan alat hitung
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Setelah penulis mengadakan penelitian di Tata Cell dan melihat langsung kegiatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan dan
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1. Proses Bisnis Modul SMS Gateway ini merupakan salah satu dari tiga modul Sebuah Software Auto Refill Voucher (ARV). Oleh karena itu sebelum mendeskripsikan penjelasan-penjelasan
Lebih terperinciLatar belakang proyek ini adalah adanya kebutuhan perusahaan X yang bergerak sebagai distributor dalam bidang penyediaan kebutuhan bahan pokok untuk
Latar belakang proyek ini adalah adanya kebutuhan perusahaan X yang bergerak sebagai distributor dalam bidang penyediaan kebutuhan bahan pokok untuk meningkatkan pelayanan pemesanan bagi para pelanggan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era telekomunikasi, perkembangan teknologi komunikasi mengarah ke sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile phone
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Juli - 30 September 2015
Lampiran: Nodin No. 1041/AE0-AEJ/REL/15 Hal. 1/5 Tanggal : Oktober PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Juli - 30 September akurasi tagihan dalam 1 bulan; 5% 0.66% No. Kualitas Pelayanan Parameter
Lebih terperinciPERCOBAAN 4 PEMROGRAMAN OUTGOING CALL
PERCOBAAN 4 PEMROGRAMAN OUTGOING CALL 4.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengerti konsep Panggilan Keluar (Outgoing Call) Mengetahui prinsip pembatasan panggilan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH
BAB III ANALISIS MASALAH III.1 Analisis Umum Sistem SMS-Banking Secara umum, layanan SMS-Banking bertujuan untuk memberi kemudahan kepada nasabah dalam memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari 31 Maret 2012
PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari 31 Maret Hal.1/5 No. Kinerja Pelayanan Parameter Tolok Ukur Nilai Permohonan Aktivasi 4 Standar Tingkat 5 Standar Service Level Call Center akurasi tagihan
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat dilakukan tidak hanya pada cakupan nasional dengan membangun BTS (Base Transmission Station) yang
Lebih terperinci7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang Fundamental Technical Plan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/PER/M. KOMINFO/12/2007;
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober - 31 Desember 2014
Lampiran: Nodin No. /AE0 AEJ/REL/15 Hal. 1/5 Tanggal : Januari 2015 LAPORAN PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober - 31 Desember No. Kualitas Pelayanan Parameter Tolok Ukur 2 Standar Pemenuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
61 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem informasi akuntansi penjualan es balok pada PT. Cita Sumatera Agung. IV.1.1. Tampilan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan di bumi nusantara ini adalah sekolah baik sekolah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan informasi yang cepat sangatlah penting, terutama dengan perkembangan teknologi informasi pada segala bidang maka penggunaan teknologi
Lebih terperinciMEYLINDRA ARINI PERMATADEVI Dosen Pembimbing: Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng Irmasari Hafidz, S.Kom, M.Sc
KARAKTERISTIK PELANGGAN TELEPON KABEL MENGGUNAKAN KLASTERING SOM DAN K- MEANS UNTUK MENGURANGI KESALAHAN KLASIFIKASI PELANGGAN DARI ERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI (STUDI KASUS: PT. TELKOM MOJOKERTO) MEYLINDRA
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS Oleh DESRITAYANTI 0606003253 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
Lebih terperinciTable of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)
Table of Contents Rekening Ponsel... 2 PENDAFTARAN... 5 PENGGUNAAN... 6 Pengisian dana ke dalam Rekening Ponsel... 6 Pengisian pulsa (reload) prabayar dengan menggunakan Rekening Ponsel... 7 Pengiriman/penerimaan
Lebih terperinciPAPAN INFORMASI AKADEMIK DENGAN LED DOT MATRIKS 50X7 BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S52
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2007 PAPAN INFORMASI AKADEMIK DENGAN LED DOT MATRIKS 50X7 BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S52 Yulia Saraswati¹, Basuki Rahmat², Joko Haryatno ³ ¹Teknik Telekomunikasi,,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan layanan 2G saat ini tidak lagi hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga kota-kota kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di dunia saat ini sudah sangatlah pesat. Terutama di Negaranegara besar dan berkembang seperti Indonesia Layanan seluler berbasis 2G bukan
Lebih terperinciPENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak
PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi
Lebih terperinciFAQ LAYANAN MEGA SYARIAH MOBILE
FAQ LAYANAN MEGA SYARIAH MOBILE Apa itu layanan Mega Syariah Mobile? Mega Syariah Mobile adalah Layanan e-banking untuk melakukan transaksi non tunai finansial dan non finansial yang dapat diakses melalui
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI ENUM DI BEBERAPA NEGARA
BAB III IMPLEMENTASI ENUM DI BEBERAPA NEGARA 3.1. Jerman Jerman telah mengadakan trial untuk ENUM sejak September 2002 dengan nomor domain 9.4.e.164.arpa dan kebijakan untuk ENUM telah diberlakukan sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah fasilitas yang ditujukan untuk menunjang aktivitas customer / penginap,
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhotelan adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa penginapan berbayar, umumnya untuk waktu yang singkat (Versageek, 2007). Hotel biasanya memiliki
Lebih terperinciANALISA KINERJA AGENT PADA CALL CENTER PT.INDOSAT,Tbk DENGAN IMPLEMENTASI DATA MINING CLUSTERING METODE K-MEANS
ANALISA KINERJA AGENT PADA CALL CENTER PT.INDOSAT,Tbk DENGAN IMPLEMENTASI DATA MINING CLUSTERING METODE K-MEANS Nanda Kirana, Mike Yuliana, Nur Rosyid Mubtada i. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi akhir-akhir ini berkembang dengan pesat. Banyak penemuan-penemuan baru di bidang elektronika khususnya dalam bidang telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara
Lebih terperinciSISTEM PEMANTAUAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TERINTEGRASI PADA PT. XYZ
SISTEM PEMANTAUAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TERINTEGRASI PADA PT. XYZ Mukhammad Wildan 1) dan Joko Lianto Buliali 2) 1, 2) Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TRANSFER STOK PULSA OTOMATIS BERBASIS GSM
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2009 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TRANSFER STOK PULSA OTOMATIS BERBASIS GSM Maman Abdurohman 1), Adiwijaya 2), Suwastika Eka 3) 1,2,3 IT Telkom, Jln. Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciAPLIKASI PENDETEKSIAN LOKASI KENDARAAN BERDASARKAN KODE IDENTITAS SEL BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) MENGGUNAKAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
APLIKASI PENDETEKSIAN LOKASI KENDARAAN BERDASARKAN KODE IDENTITAS SEL BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) MENGGUNAKAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) Hendriano Febriansyah Eddy / 0422051 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPola Penomoran A=6 A=5 A=4 A=7 A=9 A=2 A=3 B = 1 B = 5 B = 2 B = 3 B = 9 B = 6 B = 8 B = 7
Penomoran Sistem Penomoran Latar belakang penomoran mrpk sbr daya terbatas perlu pengaturan Tujuan : memberi alamat (nomor) yang unik (unique) di tingkat : lokal, nasional maupun internasional Cakupan
Lebih terperinciEnkripsi Sederhana SMS (Short Message Service) Menggunakan Vigenere Cipher
Enkripsi Sederhana SMS (Short Message Service) Menggunakan Vigenere Cipher Gagarin Adhitama - 13508089 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. Penutup 6-1
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang menjadi petimbangan pelanggan untuk menggunakan dan memilih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel 1. Q: Apa itu Rekening Ponsel? A: Rekening Ponsel adalah layanan terbaru dari mobile banking CIMB Niaga (Go Mobile) yang memungkinkan penggunanya untuk
Lebih terperinciLAPORAN SEMINAR SAVE MORE BY TRANSFORMING YOUR COMMUNICATION
LAPORAN SEMINAR SAVE MORE BY TRANSFORMING YOUR COMMUNICATION 1. Dasar. Surat tugas no : ST-106/VII/2013 2. Peserta. 1) Vitalis Anggara Kristianto, S.Kom, Staf Sekretaris Perusahaan Bidang TI. 2) Wisnuaji
Lebih terperinciBAB III. ANALISIS & PERANCANGAN
29 BAB III. ANALISIS & PERANCANGAN 3.1 Profil Perusahaan Baraha Cellular adalah sebuah distributor pulsa yang terletak di jalan Raya mampang Prapatan nomor 63 yang bisa tergolong sebagai kios besar di
Lebih terperinciImplementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 303 Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0 Dhipo A. Putra *), Moch. Fahru Rizal **),
Lebih terperinciSistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta
Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Pokok Bahasan Komponen Dasar Akses Nirkabel Sistem Seluler sebagai Teknologi Akses Operasi Sistem Seluler Komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memungkinkan pekerjaanpekerjaan di dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat diselesaikan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile yang telah meningkat pesat, ditandai dengan semakin banyaknya fungsi pada perangkat mobile tesebut. Cabanban (2013) menyatakan saat
Lebih terperinciAbstrak. Keyword : Penjualan, Pembelian, Stok, SMS, Bonus, laporan, C# Microsoft Visual Studio. NET 2003, Mobile FBUS 1.5, format.
Abstrak Aplikasi Penjualan dan Pembelian yang dilengkapi dengan fitur SMS ini dibuat dengan tujuan memberi kemudahan bagi sales perusahaan untuk melakukan pengecekan stok dan juga memberikan kemudahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OTP (One Time Password) Tujuan dari pembuatan OTP (password sekali pakai) adalah untuk mempersulit pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengakses
Lebih terperinciPERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA
1 PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA Jalu Gumilang Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. PRASETIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan telepon selular di Indonesia diprediksikan mengalami peningkatan dengan jumlah yang cukup tajam. Hal ini merupakan dampak dari semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile
Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile I. Istilah 1. Mega Syariah Mobile adalah layanan e-banking untuk melakukan transaksi finansial dan non-finansial yang dapat diakses melalui handphone dengan berbasis
Lebih terperinci