BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO PEKALONGAN
|
|
- Benny Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Wonopringgo Pekalongan Pembahasan mengenai analisis data adalah dengan mengacu pada datadata sebelumnya, yaitu pada teori di bab II serta mengacu pula pada bab III. Bahwa analisis pada penelitian ini adalah terkait dengan pelaksanaan model pembelajaran aktif yang menggunakan metode-metode belajar sebagai berikut: a. Metode diskusi Seperti yang telah tertera pada teori sebelumnya, dikemukakan bahwa metode diskusi merupakan suatu metode di mana siswa dapat berkomunikasi tentang materi pelajaran baik dengan guru ataupun sesama siswa. Selain itu metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar dan memberi rangsangan agar siswa menjadi aktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI kelas VII maupun guru PAI kelas VIII dan IX, sama-sama memberikan keterangan bahwa metode diskusi sudah biasa diterapkan dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Hasil wawancara dengan Ibu Rustiati selaku guru PAI kelas VII didapati bahwa diterapkannya metode diskusi karena dalam kegiatan belajar mengajar siswa dituntut harus aktif. Selain itu diperoleh pula keterangan dari Bapak Murtadho yang merupakan 66
2 67 guru PAI kelas VIII dan IX bahwa diterapkannya suatu metode pembelajaran juga disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dari alasan-alasan dan dilandaskan pada teori sebelumnya, sangat tepat apabila metode diskusi diterapkan pada suatu pembelajaran yang mengharuskan siswanya terlibat secara aktif. Metode diskusi untuk kelas VII dilaksanakan pada materi pelajaran tentang sholat Jum at, di mana siswa dminta mendiskusikan apa itu sholat Jum at beserta syarat-syaratnya. Sedangkan untuk kelas VIII dilaksanakan pada materi pelajaran mengkonsumsi makanan dan minuman halal dan menjauhi yang haram. b. Metode proyek Pada teori yang sudah ada telah dijelaskan bahwa metode proyek merupakan salah satu metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai pelajarannya agar siswa tertarik untuk belajar. Seperti dari penuturan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa siswa diminta untuk mencari artikel yang berhubungan dengan materi pelajaran yaitu tentang empati anak terhadap orang tua. Yang kemudian dari artikel tersebut siswa mempresentasikannya secara individu karena empati anak terhadap orang tuanya tentu berbeda-beda pada setiap anak. Sedangkan dari keterangan Bapak Murtadho, untuk kelas VIII metode ini digunakan dengan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok mencari informasi dari media belajar mengenai meneladani perilaku yang ditanamkan rasulullah dan pemimpin Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3 68 Dalam pendekatan pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013 dijelaskan bahwa dalam mengerjakan tugas proyek, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Baik dari teori dan penuturan dari guru PAI di atas, peneliti menganalisis dengan tugas proyek mencari artikel di internet tentang empati anak terhadap orang tua, siswa dapat mengaplikasikan rasa empati kepada orang tua di dalam dirinya. Tidak hanya dari segi sikap, segi keterampilan dan pengetahuan juga dapat dilihat dari bagaimana siswa mampu memilih artikel yang bagus dan bagaimana keterampilan siswa dalam mempresentasikannya. Tidak hanya itu, dengan mencari informasi mengenai sikap-sikap mulia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga tentunya dapat memupuk sikap terpuji pada diri peserta didik. c. Metode portofolio Pada teori dijelaskan bahwa metode portofolio berkenaan dengan kumpulan yang sistematis dari pekerjaan siswa, portofolio merupakan kumpulan karya siswa dari waktu ke waktu untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu. Pelaksanaan metode portofolio ini sudah diterapkan pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo, hal ini terbukti dari keterangan Ibu Rustiati bahwa untuk tugas berkenaan dengan metode ini siswa diminta membuat kaligrafi yang mana hasil terbaik untuk mewakili lomba mapsi. Dalam hal ini tentunya siswa akan terpacu semangatnya untuk berlomba-
4 69 lomba menghasilkan karya terbaik mereka. Sedangkan dari keterangan Bapak Murtadho disampaikan bahwa pelaksanaan metode portofolio adalah dengan mengumpulkan tugas-tugas dari siswa dalam sebuah map. Hal ini juga bagus karena dengan begitu guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar siswanya. d. Metode demonstrasi Dalam metode demonstrasi suatu materi pelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas. Hal ini karena materi disampaikan dengan cara diperagakan, sehingga selain bersifat aktif pemahaman siswa terhadap materi pelajaran juga lebih mendalam. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa sebelum beliau meminta siswa untuk mempraktekkan materi pelajaran yang sedang dibahas, terlebih dahulu beliau mempraktekkannya di depan kelas sehingga siswa melihat secara langsung. Dari keterangan tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa metode demonstrasi sudah diterapkan dalam pembelajaran PAI dengan baik, dengan adanya metode ini perhatian siswa akan lebih berpusat ke materi pelajaran karena guru tidak hanya menjelaskan tetapi juga mempraktekkannya di depan para siswa. Selain itu dari keterangan Bapak Murtadho siswa secara acak diminta untuk mendemonstrasikan ayat al-qur an dan hadis dengan benar. Dengan demikian metode ini baik karena siswa akan lebih siap mengikuti kegiatan belajar mengajar.
5 70 e. Metode tugas dan resitasi Pemberian tugas kepada siswa juga merupakan salah satu metode belajar aktif. Karena dalam hal ini siswa dituntut untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang sudah diberikan oleh guru dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Lebih luas dari itu, pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo telah menerapkan metode tugas dan resitasi. Yang mana metode ini mampu merangsang siswa untuk aktif belajar baik individu ataupun kelompok. Pada teori yang sudah dipaparkan sebelumnya, ada tiga fase yang harus dilalui siswa ketika diberi tugas oleh guru, yaitu fase pemberian tugas, fase belajar di luar kelas, fase resitasi (pengulangan) untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas setelah dikerjakan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dianalisis bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan metode tugas dan resitasi adalah dapat merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Selain itu membuat siswa aktif belajar, siswa juga dapat mengembangkan kemandiriannya karena tugas tersebut bisa saja dilakukan di luar kelas yang tidak mendapatkan pengawasan langsung dari guru. Penerapan metode ini baik dan bersifat aktif, akan tetapi guru harus mampu mengontrol siswa untuk tetap mengerjakan tugasnya sendiri. Kemudian apabila tugas diberikan secara kelompok, guru juga harus berusaha agar semua anggota kelompok bekerja sama secara aktif dalam mengerjakan dan mempertanggungjawabkan tugasnya.
6 71 f. Metode make a match (mencari pasangan) Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Murtadho diperoleh keterangan bahwa dalam menerapkan metode make a match caranya yaitu dengan menuliskan tiga hingga lima pertanyaan yang diurutkan secara logis, kemudian setiap pertanyaan tersebut ditulis pada sepotong kertas yang diberi tanda kapan pertanyaan tersebut harus diajukan, tanda tersebut misalnya menggaruk kepala, menyembunyikan jari, dan sebagainya. Kemudian memilih siswa yang akan mengajukan pertanyaan dan diberi penjelasan tata caranya, serta diyakinkan pertanyaan itu tidak diketahui siswa lain. Setalah itu dibuka sesi tanya jawab dengan menyebutkan topik yang akan dibahas dengan isyarat yang pertama, lalu dijawab, begitu seterusnya. Setelah itu dibuka forum untuk pertanyaan baru. Dengan begitu siswa lain akan terangsang untuk bertanya. Dari keterangan tersebut terlihat pembelajaran PAI dapat berjalan dengan aktif dan menyenangkan. Selain itu dengan diterapkannya metode belajar make a match akan memacu semua siswa yang ada di kelas untuk bergerak aktif. Pembelajaran seperti ini dapat dikatakan menarik dan tidak membosankan. g. Metode praktek Penggunaan metode praktek juga turut berperan dalam pelaksanaan metode pembelajaran aktif di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa baik kelas VII, kelas VIII maupun kelas
7 72 IX rata-rata memberikan keterangan yang hampir sama, yaitu melaksanakan praktek wudhu dan sholat di mushola sekolah. Dalam teori yang terdapat pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa metode praktek bertujuan agar peserta didik menjadi jelas dan mudah, sekaligus dapat mempraktekkan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Ketika peneliti melakukan pengamatan, peneliti melihat secara langsung kelas VII sedang mempraktekkan sholat jama dan jama qasar di mushola sekolah yang dipantau langsung oleh guru PAI. Metode ini diterapkan dengan baik karena tidak hanya gerakan sholat yang diperhatikan namun juga bacaanbacaan sholat yang dilafalkan oleh siswa. Dalam pembelajaran ini tentunya siswa terlibat secara aktif. Dapat dianalisis bahwa penerapan metode praktek sudah baik karena sesuai dengan materi pelajaran dan dapat berjalan dengan kondusif. Manfaat lain bagi siswa adalah siswa menjadi lebih paham dengan materi pelajarannya karena secara langsung telah mempraktekkan. Berdasarkan keterangan tersebut, metode-metode yang digunakan dalam model pembelajaran aktif yang sudah diterapkan pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik karena melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, serta disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu metode-metode yang telah digunakan juga cukup bervariasi.
8 73 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Wonopringgo Pekalongan Dari hasil wawancara dengan guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan model pembelajaran aktif dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: 1. Tujuan yang berbeda dari masing-masing materi Dalam kegiatan pembelajaran, suatu metode ditentukan oleh oleh tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam wawancara yang telah dilakukan, menurut penuturan Ibu Rustiati selaku guru PAI kelas VII menuturkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran yang digunakan di kelas disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu diperoleh pula dari keterangan Bapak Murtadho yang merupakan guru PAI kelas VIII dan IX bahwa pelaksanaan metode pembelajaran tergantung dari sub tema atau materi yang akan dipelajari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan metode-metode pembelajaran aktif mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari materi pelajaran yang disampaikan di kelas. 2. Perbedaan latar belakang individual anak Dalam menerapkan metode pembelajaran tidak akan luput dari sasaran penerapan metode tersebut, yang dalam hal ini adalah peserta didik. Guru
9 74 selaku perancang atau pengguna metode tentu harus melihat taraf pengetahuan maupun kematangan dalam berpikir peserta didik. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran PAI disesuaikan dengan kemampuan siswa. Guru selalu berusaha mendampingi untuk mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan belajar seperti pada saat diskusi, kemudian mendemonstrasikan materi yang sedang dipelajari. Hal ini dimaksudkan agar hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan bisa maksimal. Dalam menentukan metode pembelajaran, siswa juga mempunyai peran yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena dalam menentukan metode pembelajaran, guru tentu akan melihat kematangan/pengetahuan dari siswanya. Siswa-siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo hampir seluruhnya mempunyai kematangan berpikir sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga hal ini sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. 3. Perbedaan lingkungan Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Ketika seorang siswa banyak tinggal di lingkungan orang-orang yang merupakan pemerhati pendidikan, guru tentu akan mudah menentukan metode yang akan digunakan. Karena dalam hal ini siswa lebih banyak memiliki pengalaman dari lingkungan yang ditinggalinya. Guru harus bisa memanfaatkan pengalaman dari lingkungan siswa untuk
10 75 memulai pelajaran, serta untuk membantu pemahaman siswa. Karena dengan cara tersebut pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah dipahami. Dari keterangan yang diberikan oleh Ibu Rustiati melalui wawancara, kondisi lingkungan peserta didik dapat dilihat ketika siswa diminta mempraktekkan sholat. Apabila siswa dididik agama oleh lingkungan keluarganya tentu siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempraktekkannya, sebaliknya apabila siswa berada pada lingkungan keluarga yang kurang perhatian terhadap pendidikan agama maka siswa bisa saja menjumpai kesulitan. Guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo dalam melaksanakan pembelajaran sudah memanfaatkan lingkungan sekitar siswa, meskipun hal ini tidak dilakukan secara langsung, melainkan hanya melihat dari hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Namun dalam pembelajaran, hal ini sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. 4. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru Guru tentunya mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan dari pelaksanaan metode pembelajaranpun sangat ditentukan oleh kualitas guru tersebut. Semakin baik kualitas guru, semakin baik pula dalam mencapai keberhasilan dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ibu Kartikaningsih selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, menuturkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo sudah mempunyai standar kompetensi yang mumpuni. Selain itu dengan melihat pengabdian Bapak Murtadho maupun
11 76 Ibu Rustiati yang sudah cukup lama mengajar, tentu sarat dengan pengalaman. Selain itu dari hasil ulangan yang dilakukan banyak siswa yang sudah mencapai KKM. Terlebih lagi adanya upaya yang terus dilakukan dalam meningkatkan SDM guru PAI melalui MGMP, seminar-seminar, dan pelatihan-pelatihan. Serta adanya kerjasama antara kepala sekolah dengan pengawas bina dari kemenag. Dengan demikian guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo mempunyai kualitas yang bagus dan sudah sesuai dengan bidangnya. 5. Perbedaan sarana dan prasarana Dalam menentuka metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga tentunya akan melihat fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah. Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki oleh suatu sekolahan, akan semakin variatif pula guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan keterangan yang diperoleh melalui wawancara, Ibu Kartikaningsih menuturkan bahwa untuk segi sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Wonopringgo secara keseluruhan sudah memenuhi standar. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup lengkap serta ditunjang dengan disediakannya al-qur an dalam jumlah yang tidak sedikit. Selain itu dari segi tempat ibadah, multimedia, sudah tersedia dan kondisinyapun baik.
12 77 Tidak hanya penuturan dari Ibu Kartikaningsih, berdasarkan wawancara dengan Bapak Murtadho diperoleh keterangan bahwa persoalan sarana prasarana sudah terpenuhi. Sehingga berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Wonopringgo sudah terpenuhi, antara lain adalah disediakannya perpustakaan, ruang kesenian, sarana ibadah, laboratorium, ruang TIK, dua buah lapangan untuk upacara dan olahraga, media pembelajaran seperti LCD proyektor dan sound system sudah disediakan disetiap kelas. Di mana fasilitas-fasilitas tersebut selalu mendapatkan perawatan sehingga dalam kondisi yang layak dijadikan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
I. PENDAHULUAN. Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan kurang efektifnya pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, sebab ketersediaan alat-alat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI ISLAMIYAH WIRODITAN
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI ISLAMIYAH WIRODITAN A. Analisis Strategi Pembelajaran yang Digunakan dalam Pembelajaran Al- Qur an Hadits Kelas 5 di MI Islamiyah Wiroditan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH INKLUSI SDN BENDAN 01 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH INKLUSI SDN BENDAN 01 PEKALONGAN A. Analisis Metode Pembelajaran PAI di Sekolah Inklusi SDN Bendan 01 Pekalongan Berdasarkan teori yang telah disebutkan
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan
Lebih terperinciKelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.
90 CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMPIT Nur Hidayah Surakarta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 SIDOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yaitu kualitas proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu mengatur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 A. Analisis Proses Pembelajaran Muatan Lokal di Kelas V SDN Sapuro 05 Pekalongan Pelaksanaan
Lebih terperinciHasil Angket Respon Siswa
219 Hasil Angket Respon Siswa NO 1 PERTANYAAN Kamu senang mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Macth? Pertanyaan Sifat JAWABAN YA TIDAK KOSONG 2 Apakah kamu
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Diterapkannya Pembelajaran Kolaborasi Di Sekolah
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Diterapkannya Pembelajaran Kolaborasi Di Sekolah 1. Proses Pembelajaran Kolaborasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan model pembelajaran kolaborasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) DI PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) DI PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN Pada pembahasan mengenai analisis data yang mengacu pada
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. : 1
A. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama Peserta didik dapat: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. : 1 1. Menjelaskan pengertian ekskresi Sekolah : SMP TIM PENGEMBANGAN KURIKULUM Kelas / Semester
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. akhir ini yaitu skripsi. Peneliti mengadakan pertemuan dengan Ibu Dra. Kanthi
100 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Pawyatan Daha Kediri dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mapel-mapel
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran muatan lokal
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Martapura Sejak berdiri tahun 1958-1969 bernama Yayasan Pendidikan Sinar Harapan, kemudian berubah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. disebut dengan hasil belajar belajar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Pada dasarnya pelaksanaan belajar-mengajar ada istilah yang disebut dengan hasil belajar belajar. Hal ini tentunya
Lebih terperinciUNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH
UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang, dituntut pula tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya dihasilkan dari
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir ini sekaligus bab penutup peneliti akan mengemukakan tiga
368 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir ini sekaligus bab penutup peneliti akan mengemukakan tiga sub bagian yaitu kesimpulan hasil penelitian, implikasi penelitian dan saran-saran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk write dapat
Lebih terperinciUNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI
UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar Sejarah siswa yang
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain
`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain mentransformasikan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer menjadi suatu teknologi yang menjadi kebutuhan diberbagai bidang. Salah satunya dalam konteks pendidikan, komputer bukan hanya mampu membantu dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang harus dikuasai oleh setiap siswa, karena matematika merupakan pelajaran yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN
BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pendidkan Agama Islam dan Budi Peketi di SMAN 1, 6 dan 7 Kota Banjarmasin. Guru PAI dan BP di SMAN 1, 6 dan 7 Kota Banjarmasin
BAB V PENUTUP A. Simpulan Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran mata pelajaran Pendidkan Agama Islam dan Budi Peketi di SMAN 1, 6 dan 7 Kota Banjarmasin untuk berbagai aspek seperti: 1. Perencanaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Semester : I/Ganjil Mata Pelajaran : TIK Kelas : XI Desain Grafis Tim Pembimbing : Guru TIK Alokasi Waktu : 8 x 4 menit A. Kompetensi 1. Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab IV ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang analisis implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL. Oleh :
ANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL Oleh : ELSADDAY TRIFOSA PURBA NPM : 1110013221049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Implementasi Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Agama
BAB IV ANALISIS A. Analisis Implementasi Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menurut Kurikulum 2013 Dari kajian teoritis maupun data lapangan yang penulis jabarkan, maka langkah selanjutnya
Lebih terperinciNARASI LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
NARASI LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMANFAATAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER BAGI GURU PENJASORKES SD SE-KOTA YOGYAKARTA Surat Penugasan Dekan FIK No: 747a/UN34.16/KP/2015 Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian
Lebih terperinciUNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?
UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF
MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF A. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. Memahami secara utuh perubahan pendekatan pembelajaran ke pendekatan tematik integratif. 2. Memahami secara utuh
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH Suid AB 1), M.Nasir Yusuf 2), Nurhayati 3) 1) (Dosen Program Studi Pendidikan Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciUNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?
UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan penguijian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Lasem Berdirinya SMP 1 Lasem tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang dirintis oleh para tokoh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,
Lebih terperinciLampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP NEGERI 1 PULE TRENGGALEK : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : VII
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengoptimalkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu. Bangunan ini didirikan di
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran Kelas/Semester : X/2 Matei Pokok Alokasi Waktu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Al Qur an Hadits : Pengertian Hadis, Sunah, Khabar, Dan Atsar. : 4 45 menit (2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Guru PAI dalam mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas. terbuka di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Penelitian 1. Guru PAI dalam mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas terbuka di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Salah satu usaha
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan dalam sistematik itu terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Sekolah
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI IPA MAN SUKOHARJO SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Konsep model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan kurikulum
78 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis paparan data dan temuan penelitian dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Konsep model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dengan judul Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki banyak permasalahan yang hingga kini belum terselesaikan dengan baik. Masalah-masalah itu antara lain adalah biaya pendidikan
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Sejarah Kebudayaan Islam : IV : 1 (Ganjil) Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : IV Semester : 1 (Ganjil) Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas/Semester : VII /2 ( Genap ) Alokasi Waktu : 2 x pertemuan ( 2 x 40 menit ) A. Standar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kabila dan kelas yang dikenai tindakan
Lebih terperinciPENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3
UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB
92 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA
Kode Makalah PM-1 PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA Abstrak Dalam KBK telah dimasukkan tujuan-tujuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian tentang Implementasi Penilaian Autentik Pada Pembelajaran PAI dan Budi
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar tidak terlepas dari kehidupan sehari hari. Seorang manusia melakukan belajar yang dilakukan didalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan menulis. Kemampuan menulis dapat diaplikasikan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang diselenggarakan dengan baik dan bermutu akan menghasilkan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah terancang kerangka keilmuan modern dalam rangka mengejar kesetaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat belajar penting dalam proses pembelajaran karena tanpa adanya minat siswa maka pembelajaran tidak dapat diterima oleh siswa itu sendiri. Tidak ada minat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan
Lebih terperinciIntel Teach Program Assessing Projects
Mempelajari Energi di Sekolah Menengah Mr. Hirano mengajar enam bagian dari fisika tingkat delapan, dengan jumlah siswa di kelas berkisar antara 26 sampai 33 siswa. Karena sekolahnya mengimplementasi program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian pra siklus. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 November 2010 dengan guru mata pelajaran biologi tingkat hasil belajar
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO. 107402 SAENTIS Demmu Karo-Karo Surel: demmu_karokaro@yahoo.com ABSTRAK Subjek
Lebih terperinciPENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM Tari Asdiati 1 & Agusfianuddin 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2013 menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah. Perkembangan teknologi dapat
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH. Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil
SILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil Kompetensi Inti* : 1. Menghargai menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.
Lebih terperinci