BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencairan dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan juga mengkaitkan perolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. (Manajemen terhadap fungsi keuangan). Semua kegiatan / aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Menurut pendekatan teori system, suatu perusahaan secara teknis operasional dapat terdiri dari lima subsistem pula, yakni: a. Subsistem produksi b. Subsistem personalia c. Subsistem pemasaran d. Subsistem administrasi dan umum e. Subsistem keuangan Sejak perusahaan itu melakukan riset pemasaran (untuk menetapkan produk apa yang akan dihasilkan, berapa jumlahnya, siapa dan dimana 6

2 konsumennya, berapa harganya, dan kapan memproduksi produk itu), sampai kepada kegiatan produksi (mendirikan pabrik, membeli peralatannya, membeli dan mendatangkan bahan baku, mempekerjakan tenaga kerja dalam proses produksi), dan kegiatan para karyawan pada berbagai bagian, semuanya memerlukan dana. Secara teoritis, tak satu pun di antara kegiatan-kegiatan itu dapat terlaksana tanpa biaya. Jadi, yang memikirkan dana bagi pembiayaan berbagai kegiatan itulah yang menjadi salah satu fungsi manajemen keuangan. Dengan demikian, manajemen keuangan adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, yakni meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan keuangan. Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa Manajemen Keuangan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Peranan Manajemen Keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut : Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara efisien) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. 7

3 Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan : - persaingan antar perusahaan, - perekonomian dunia yang tidak menentu, - perubahan teknologi - tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi Fungsi Manajemen Keuangan 1. Fungsi penggunaan dana (Allocation of fund) o Keputusan investasi/capital budgeting/investment decition o Pembelanjaan aktif o Bagaimana menggunakan dana secara efisien o Alokasi ke AL & AT (aktiva riil) 2. Fungsi mendapatkan dana (raising decision) / Obtion of funds o Keputusan pembelanjaan /Financing decision o Pembelanjaan pasif o Bagaimana memperoleh dana yang paling efisien (murah) o Tercermin di neraca sisi pasiva Keputusan dalam Manajemen Keuangan o Keputusan investasi (Investment decision) o Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan untuk dimiliki perusahaan, o Keputusan pembelanjaan (Financing decision) 8

4 o Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan. o Kebijakan deviden (deviden policy) o Keputusan Manajemen Aktiva o Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan/penggunaan aktiva dengan efisien (biasanya lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar (kas, piutang dan sediaan) Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan itu. Dengan nilai perusahaan yang tinggi, akan menaikkan jumlah kekayaaan para pemilik modal sendiri. Itulah sebabnya maka dalam teori manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan para pemegang saham. Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimasi nilai perusahaan. Istilah memaksimumkan profit pada dasarnya hanya merupakan tujuan jangka pendek, sebab hanya meliputi satu periode, atau untuk periode tertentu. Dalam analisis multi periode, profit itu merupakan konsep arus, dimana para pengusaha ingin memaksimumkan arus profitnya pada seluruh periode yang bersifat independen dan homogen. Dalam keadaaan demikian, tujuan 9

5 memaksimumkan profit jangka pendek mengarah kepada maksimum profit jangka panjang. Artinya jika profit itu selalu meningkat pada setiap tahun maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Akan tetapi apabila perolehan profit itu tidak menentu dimana pada beberapa tahun profit itu naik tapi pada tahun-tahun yang lainnya profit itu malah menurun, maka kedua tujuan itu tidak ekuivalen. Dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan memaksimumkan kekayaan pemegang saham dianggap lebih baik daripada memaksimumkan profit, karena telah mempertimbangkan beberapa hal seperti: a. Kekayaan jangka panjang b. Resiko dan ketidak pastian c. Waktu memperoleh keuntungan d. Keuntungan pemegang saham 2.2 Investasi Investasi modal kerja pada perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang berumur kurang dari satu tahun sedangkan investasi jangka panjang berumur lebih dari satu tahun. Namun, ada pula yang membagi investasi jangka panjang menjadi dua, investasi jangka menegah yaitu antara satu sampai lima tahun dan investasi jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun. 10

6 Investasi jangka panjang ini dalam manajemen keuangan sering dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pengertian modal atau capital mengacu kepada aktiva tetap yang dipergunakan dalam proses produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksi aliran kas dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian penganggaran modal tidak lain adalah proses merupakan proses analisa meyeluruh tentang suatu proyek. Proses ini sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang cukup dimasa datang. Sebagai contoh investasi pada perlengkapan system distribusi, bangunan, sarana produksi yang lebih baik, penelitian dan pengembangan produk baru yang kesemuanya itu sangat menentukan dan mempengaruhi keberhasilan dimasa mendatang. Perlu diingat kembali bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, demikian pula tujuan yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang ini adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham. Jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Peningkatan nilai perusahaan dari investasi ini akan tercermin pada meningkatnya harga saham. Dengan kata lain, keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan 11

7 keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang diisyaratkan oleh pemilik modal. Dalam penganggaran modal beberapa informasi sangat diperlukan diantaranya adalah : alternatif kesempatan investasi, estimasi aliran kas, pemilihan investasi atas dasar kriteria yang ada dan penilaian kembali setelah ditentukannya suatu investasi. Konsep penganggaran modal ini dapat diterapkan pada berbagai alternative investasi jangka panjang, baik itu berupa investasi baru, eksplorasi sumber alam dan investasi jangka panjang lainnya. Informasi tentang aliran kas untuk masing-masing alternative investasi dapat diperoleh dari sumber yang berbeda. Sebagai contoh investasi produk baru sangat memerlukan informasi yang berasal dari bidang pemasaran, sedangkan investasi penggantian aktiva lebih banyak diperoleh dari bidang produksi. Tugas yang paling penting didalam penanggaran modal atau capital budgeting adalah estimasi aliran kas dimasa mendatang yang mencakup aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Proyeksi aliran kas melibatkan berbagai variable, individu dan berbagai departemen atau bidang dalam bperusahaan. Secara umum investasi jangka panjang dapat dikelompokkan menjadi empat macam : 1. Investasi penggantian asset karena sudah using atau karena adanya teknologi yang baru. 2. Investasi ekspansi berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik 12

8 3. Investasi penambahan produk baru atau diversifikasi produk 4. Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori tersebut, Investasi lain ini meliputi investasi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja. Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antar investasi, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu investasi yang bersifat meniadakan atau mutually exclusive dan investasi yang independen. Investasi yang saling meniadakan artinya kita tidak mungkin untuk melakukan keduanya sebagai contoh perusahaan tidak dapt menggunakan conveyor dan forklift untuk material handling dalam proses produksinya. Sedangkan investasi yang independen adalah investasi dimana keputusan penolakan dan penerimanya tidak berpengaruh apapun terhadap investasi lain. Misalnya keputusan untuk membeli perlengkapan untuk material handling dan mesin pengepakan dalam perusahaan rokok. Perlu diingat bahwa keputusan investasi tidak mencakup hanya investasi pada asset rril seperti tanah, bangunan, alat kantor, kendaraan dan asset riil lainnya melainkan juga investasi pada asset finansiil seperti investasi pada saham dan obligasi. Investasi pada asset riil juga meliputi asset berujud atau tangible asset dan asset tak berujud atau intangible asset seperti merek, kontrak manajemen, dan hak patent. Konsep penilaian investasi ini akan menjawab pertanyaan berapa besarnya tambahan nilai riil dari suatu investasi. Keputusan investasi jangka panjang ini mempunyai arti sangat penting karena ketidaktepatan dalam 13

9 memproyeksikan kebutuhan investasi akan mengakibatkan terjadinya over atau underinvestment. Ada dua komponen utama aliran kas, yakni initial cash flow yang merupakan pengeluaran investasi. Pengeluaran ini mencakup pengeluaran yang diperlukan mulai saat timbul idea tau gagasan untuk beroperasi. Kita perlu mengindentifikasi dengan teliti setiap pengeluaran ini karena dapat saja pengeluaran ini terjadi berkali-kali selama usia proyek. Yang kedua adalah operasional cash flow, yang berkaitan dengan pengeluaran dan penerimaan selama operasi perusahaan. Operasional cash flow ini biasanya akan mempunyai selisih neto yang positif, dan dari sini pengembalian investasi itu dilakukan. Cara semacam itu cukup tepat apabila tidak ada perbedaan antara pengakuan penerimaan dan biaya akuntansi dan terjadinya penerimaam dan pengeluaraan kas. menjadi ma operasi bisnis. Dalam membuat suatu program atau proyek didalam suatu perusahaan hendaklah dibuat suatu perhitungan investasi yang tepat dan terukur. Jika program tersebut dapat dijalankan dengan keuntungan yang maksimal, maka program tersebut akan dilaksankan. Pertumbuhan perusahaan dan bahkan kemampuannya untuk tetap mampu berkompetisi maupun bertahan bergantung pada aliran pemikiran yang konstan untuk membuat suatu program baru, cara-cara untuk membuat suatu program yang ada menjadi lebih baik dan cara-cara untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Akibatnya perusahaan yang dikelola dengan baik akan berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan usulan-usulan 14

10 penganggaran modal yang baik. Hal ini sesuai dengan rencana bisnis strategis suatu perusahaan seperti yang diungkapakan Brigham and Huston (2006) menyatakan rencana bisinis yaitu rencana jangka panjang yang memberikan garis besar strategi jangka panjang perusahaan untuk jangka waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang. Jika Perusahaan memiliki kemampuan dan eksekutif serta karyawan yang imajinatif, dan jika sistem insentifnya bekerja dengan benar, maka akan banyak pemikiran investasi anggaran yang muncul kepermukaan. Beberapa pemikiran mungkin adalah suatu pemikiran. Menganalisa berbagai usulan pengeluaran modal bukanlah suatu operasi yang tanpa biaya, memang akan ada keuntungan yang diraih, tetapi analisis tetap membutuhkan biaya. Untuk beberapa jenis program tertentu mungkin dibutuhkan analisis yang relaitf detail tetapi untuk beberapa program lain mungkin sebaiknya digunakan prosedur yang lebih sederhana. Terdapat lima metode yang digunakan untuk menilai peringkat program dan untuk memutuskan apakah program tersebut sebaiknya diterima atau ditolak dalam anggaran modal. Yaitu (1) pembayaran kembali, (2) pembayaran kembali yang didiskontokan, (3) nilai sekarang bersih (net present value- NPV), (4) tingkat pengembalian internal (internal rate of return-irr), dan (5) tingkat pengembalian yang dimodifikasikan (modified internal rate of return-mirr). 15

11 2.3 Tekhnik Analisis Data Avarage Rate Of Return atau Return On Investment (ROI) Avarage Rate Of Return atau Return on Investment merupakan ratio antara laba setelah pajak terhadap investasi. Drs Lukman Syamsudin MA (2004) mengemukakan bahwa perhitungan Avarage Rate Of Return didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laporan rugi laba, dengan perhitungan sebagai berikut : Avarager Rate Of Return = Avarage Earning After Taxes Avarage Investment Avarage earning after taxes (rata-rata bersih sesudah pajak) atau rata-rata keuntungan bersih sesudah pajak dihitung dengan jalan menambha keseluruhan keuntungan bersih sesudah pajak umur proyek, kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek tersebut. Avarage EAT = EAT n Keterangan : Avarage EAT = Rata-rata keuntungan bersih sesudah pajak EAT = Total keuntungan bersih sesudah pajak n = Umur ekonomis proyek/aktiva (jangka waktu proyek menghasilkan) Avarage Investment (Rata-rata Investasi) dihitung dengan jalan membagi dua jumlah ivestasi. Rata-rata ini mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan metode depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai 16

12 residu atau salvage pada akhir umur ekonomis proyek. Dengan demikian nilai buku aktiva akan menurun pada tingkat yang konsta, mulai dari nilai investasi yang semula sampai dengan Rp.0 pada akhir umur ekonomis proyek. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai proyek adalah separuh dari jumlah investasi yang semula. Metode ini hanya didasarkan atas laba dari data laporan keuangan, dengan demikian kelemahan yang utama yaitu apabila metode depresiasi yang dipergunakan berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda karena metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya suatu keuntungan. Sebagai contoh penggantian mesin lama yang masih memiliki nilai buku Rp ,- dengan mesin baru senilai Rp ,- Biaya pemasangan Rp ,-. Sehingga total investasi adalah sebesar Rp ,- dikurangi dengan penjualan mesin lama Rp ,- atau sebesar Rp ,-.cara perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidup dari usahanya dengan mengambil kebijakan penjualan kredit, dimana penjualan kredit ini akan menimbulkan piutang yang merupakan investasi bagi perusahaan. Karena pembayarannya dapat ditangguhkan dan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antara perusahaan dan konsumen Payback Period Drs Lukman Syamsudin MA (2004) menyatakan Payback period merupakan perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan 17

13 untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Perhitungan payback period untuk suatu peroyek yang mempunyai pola cash inflow yang sama dari tahun ketahun dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Payback period = Initial Investment Cash Inflow Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa payback period merupakan berapa lama (jangka waktu) yang diisyaratkan untuk pengembalian initial cash investment (investasi). Kelemahan konsep ini adalah tidak memperhatikan konsep niali waktu uang dan tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV) Untuk mengetahui kelayakan suatu proyek atau program layak dijalankan dapat di lihat berapa besar persentase keuntungan yang ditentukan. Salah satunya adalah dengan metode nilai sekarang bersih (Net Present Value-NPV), Brigham and Huston (2006) menyatakan metode nilai bersih sekarang NPV adalah metode untuk menyusun peringkat usulan-usulan investasi menggunakan NPV, yang setara dengan nilai sekarang dari arus kas bersih dimasa mendatang yang didiskontokan pada biaya modal. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 18

14 1. Mengitung dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar, yang didiskontokan pada biaya modal program. 2. Menjumlahkan arus-arus kas terdiskonto diatas kemudian jumlah ini dinyatakan sebagai NPV program tersebut. 3. Jika NPV memiliki nilai positif, program tersebut sebaiknya diterima, sedangkan jika negatif sebaiknya ditolak. Jika terdapat dua program dengan NPV positif bersifat saling ekslusif, maka yang sebaiknya diterima adalah dengan program yang mempunyai nilai NPV positif terbanyak. Brigham and Huston (2006) mengemukakan persamaan NPV dapat dinyatakan sebagai berikut: NPV = CF0 + CF1 + CF = Cfn (1+K) 1 (1+K) 2 (1+K) n n = CFt t=0 (1+k) t Dasar pemikiran untuk metode NPV cukup sedehana. Nilai NPV sebesar Nol menunjukkan bahwa arus kas program tersebut pasti memadai untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang diminta atas modal tersebut. Jika sebuah program memiliki nilai NPV positif, maka program tersebut menghasilkan kas yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk melayani utangnya dan untuk memberikan pengembalian yang diminta kepada para pemegang saham, dan kelebihan kas ini akan dikumpulkan 19

15 untuk dibayarkan kembali hanya untuk para pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu jika perusahaan melaksanakan suatu program yang nilai NPV-nya positif, maka posisi para pemegang sahamnya juga akan membaik. Drs Lukman Syamsudin MA (2004) menyatakan Net Present Value adalah merupakan selisih antara cash flow yang didiskonto pada tingkat bunga minimum atau cost of capital perusahaan dikurangi dengan investasi. Merupakan salah satu dari tekhnik capital budgeting yang mempertimbangkan nilai waktu uang yang paling banyak digunakan. NPV = Present Cash Inflow Present Value Investasi Pengukuran cash inflow dan cash outflow yang didasarkan atas nilai sekarang atau present valuenya dapat memberikan suatu perbandingan yang lebih tepat dari beberapa proyek yang sedang dievaluasi. Apabila proyek yang dinilai mempunyai pola cash flow konvensional (cash out flow diikuti oleh serangkaian cash flow) maka present value dari invstasi adalah sebesar modal yang diinvestasikan, sebaliknya apabila cash flow dari suatu proyek mempunyai nonkonvensional, maka terlebih dahulu harus dihitung present value dari keseluruhan modal yang diinvestasikan, kemudian baru dikurangi dari present value keseluruhan cah inflow. Keputusan proyek tersebut diterima atau tidak sangat tergantung dari Net Present Value proyek tersebut, usulan proyek diterima apabila VPV > 0. 20

16 Dr. Suad Husnan MBA (2005) mengemukakan net Present Value yaitu sebagai nilai tunai bersih atau nilai sekarang bersih.npv merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value pengeluaran kas. NPV = PV penerimaan investasi yang diperlukan Dengan demikian untuk investasi yang hanya berusia satu tahun rumus untuk menghitung NPV adalah NPV = A0 + A1 1+r Penggunaan NPV nampaknya memang merupakan tujuan yang wajar bagi perusahaan, karena pedoman NPV membantu kita dalam menggunakan investasi pada pasar modal untuk menemukan opportunity cost capital sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Drs Agus Sartono MBA (2005) menyatakan Net Present Value adalah selisih present value proceed dengan present value investment (outlay). Metode ini merupakan metode discounted cash flow dengan perhitungan sebagai berikut : n NPV = At t=0 (1+r) t n NPV = - A0 + At t=1 (1+r) t 21

17 Jika suatu investasi nilai NPVnya sama dengan nol, sebenarnya telah memberikan keuntungan sebesar required rate of returnya. Sehingga memang seharusnya menerima investasi yang memberikan keuntungan riil sebesar tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika perusahaan memiliki NPV sama dengan nol, maka perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan keuntungan perusahaan adalah nol. Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk membayar modal saja, maka sebaiknya dalam mengambil keputusan seorang manager harus memilih proyek atau investasi yang memiliki nilai net present value positif dan lebih besar Tingkat Pegembalian Internal (IRR) Metode tingkat pengembalian internal (Internal rate of return IRR) dinyatakan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas masuk kesuatu program kenilai sekarang dari biaya program. Brigham and Huston (2006) menyatakan tingkat pengembalian internal yaitu metode penyusunan peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pegembalian dari sebuah investasi yang dihitung dengan menemukan tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk masa depan ke biaya program. Dengan rumus perhitungan tingkat pengembalian internal sebagai berikut : PV ( Arus Kas Masuk = PV ( Biaya Investasi ) Atau ekuivalennya, tingkat yang memaksa NPV menjadi sama dengan nol CF0 + CF1 + CF CFn = 0 (1+IRR) 1 (1+IRR) 2 (1+IRR) n 22

18 n NPV = CFt = 0 t=o (1+IRR) t Drs Lukman Syamsudin MA (2004) mengemukakan tingkat pengembalian internal sebagai tingat discount atau bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai, atau dengan kata lain IRR adalah tingkat discount yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial investment. Kriteria penerimaan atau penolakan suatu usulan proyek ditentukan sebagai berikut : Usulan proyek investasi akan diterima apabila : IRR > cost of capital Dan akan ditolak apabila, IRR < cost of capital Dr. Suad Husnan MBA (2005) menyatakan tingkat pengembalian internal suatu investasi adalah tingkat bunga yang menyamankan present value dari aliran kas masuk. Secara sistemetis, tingkat bunga tersebut dinyatakan sebagai r, bisa dinyatakan: n (At) = 0 t-0 (1+r)t Apabila kas awal atau biaya terjadi pada waktu 0, persamaa bias diubah menjadi : 23

19 A0 = A1 + A2 + + An (1+r) (1+r) 2 (1+r) n IRR dari suatu program adalah ekpektasi tingkat pengembaliannya, jika tingkat pengembalian internal melebihi biaya uang yang digunakan untuk mendanai program, maka akan mendapat surplus setelah pembayaran modal dan surplus ini akan diberikan kepada pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu menerima sebuah program yang nilai IRR melebihi biaya modalnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham dilain pihak jika tingkat pengembalian internal lebih kecil dari biaya modalnya maka menerima program akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Karakteristik impas seperti inilah yang membuat IR bermanfaat dalam mengevaluasi program-program dalam suatu perusahaan.irr berganda yaitu suatu situasi dimana sebuah program memiliki dua atau lebih IRR. Drs Agus Sartono MBA (2005) mengemukakan Internal Rate Of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value aliran kas keluar yang diharapkan (Expected cash outflows) dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan (expected cash inflows). Internal rate Of Return ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut : n (At) = 0 t-0 (1+r)t dari persamaan tersebut, dapat juga diubah menjadi : A0 = A1 + A2 + + An (1+r) (1+r) 2 (1+r) n 24

20 Apabila internal rate of return lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi tersebut diterima, karena akan menaikkan harga pasar saham dan sebaliknya bila internal rate of return lebih kecil disbanding rate of return yang ditentukan maka investasi itu akan ditolak. 25

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen 1 BAB 14 Keputusan Investasi & Penganggaran Modal Ekonomi Manajerial Manajemen 2 PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital Budgeting. Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KEUANGAN : Manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Penganggaran Modal Payback periode Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Perbandigan NPV dan IRR

Manajemen Keuangan. Penganggaran Modal Payback periode Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Perbandigan NPV dan IRR Manajemen Keuangan Modul ke: Penganggaran Modal Payback periode Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Perbandigan NPV dan IRR 06 Fakultas Ekonomi Septiani Juniarti, SE.MM Program Studi

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik perusahaan besar maupun kecil terpacu untuk bersaing mendapatkan laba yang semaksimal mungkin guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II...3 PEMBAHASAN...3

BAB II...3 PEMBAHASAN...3 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB 1... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...1 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 PEMBAHASAN...3 2.1 Pengertian dan Arti Penting dari

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 + Asistensi Dosen Pengampu : M. Aris Safi i, M.E.I Disusun oleh: 1. Risva Aggraeni (2013115088)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Menaksir Aliran Kas Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis i keputusan investasi, i ada bb beberapa langkah yang akan dilakukan: 1) Menaksir aliran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat yang adil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1 Pertemuan 12 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Organisasi sering dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. A. Jenis-jenis

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

12/04/2012. Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi

12/04/2012. Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi MATERI MATRIKULASI PENGANTAR BISNIS Sub Bahasan Manajemen Keuangan (Konsep Penilaian Investasi dala Aktiva Tetap) I Made Artawan, SE, MM Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Denpasar 1

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan

Handout Manajemen Keuangan Handout Manajemen Keuangan CAPITAL BUDGETING TECHIQUES 1 PENDAHULUAN Setelah penentuan informasi arus kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, setiap perusahan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL)

CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL) CAPITAL INVESTMENT DECISIONS (PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL) A. PENDAHULUAN Jenis pengambilan keputusan yang penting bagi manajemen, di samping penentuan harga jual, adalah pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI I. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan pengembang real eastate di surabaya berkeinginan untuk mengembangkan usaha, jika selama ini perusahaan berbisnis di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTSI DLM KTIV TETP nggaran/budget adalah suatu rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan arus kas masuk yang diproyeksikan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Peranggaran Modal adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan oleh pemilik modal pada usaha atau unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV) Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM. Ak. Disusun Oleh Kelompok I : RADILLA WIDYASTUTI WARDALIANI RIZQA ANITA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba 1. Studi Kelayakan Proyek 2. Capital Budgeting 3. Analisis Biaya-Volume-Laba Pengertian: serangkaian penelitian utk mengevaluasi dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dg berhasil Tujuan: utk menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi perusahaannya tetap dalam keadaan sehat. Dengan kondisi perusahaan yang sehat, maka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

CHAPTER 7 PENILAIAN USUL INVESTASI

CHAPTER 7 PENILAIAN USUL INVESTASI CHAPTER 7 PENILAIAN USUL INVESTASI Menilai Usul Investasi Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam usul investasi 1. Faktor Kecukupan Dana 2. Faktor Keuntungan yang akan dicapai 3. Faktor Bunga 4.

Lebih terperinci