BAB II...3 PEMBAHASAN...3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II...3 PEMBAHASAN...3"

Transkripsi

1 1

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan...2 BAB II...3 PEMBAHASAN Pengertian dan Arti Penting dari Penganggaran Modal Jenis-Jenis Keputusan Penganggaran Modal Konsep Cash Flow Metode-Metode Penilaian Usul Investasi Net Present Value (NPV) Internal rate of return (IRR) Metode IRR yang dimodifikasi (MIRR) Profitability Index (PI) Konflik Antara Metode NPV dan IRR Penilaian Proyek Investasi Yang Tidak Sama Umurnya Penjatahan Modal (Capital Rationating) Pengaruh Inflasi Terhadap Capital Budgeting...15 BAB III...18 PENUTUP...18 Kesimpulan...18 DAFTAR PUSTAKA...18 Lampiran

3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan sering kali manajer dihadapkan dengan keputusan-keputusan untuk investasi jangka panjang. Keputusan-keputusan seperti apakah perusahaan harus mengganti peralatan yang sudah habis masa pakainya? atau harus meningkatkan output dari produk berjalan?. keputusan-keputusan itu disebut dengan keputusan penganggaran modal (capital budgeting). Keputusan-keputusan penganggaran modal dihadapi oleh para manajer dalam semua jenis organisasi, termasuk organisai-organisasi keagamaan, pelayanan kesehatan, dan instansi pemerintahan. Terdapat banyak model-model keputusan yang berbeda-beda yang digunakan bagi penganggaran modal. Penganggaran modal atau capital budgeting timbul untuk menguraikan perencanaan jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran proyek atau program-program yang mempengaruhi hasil-hasil keuangan lebih dari setahun. Masalah-masalah penganggaran modal mempengaruhi hampir semua organisasi. Karena banyaknya faktor yang tidak dapat diketahui jumlahnya, organisasi yang dikelola dengan baik cenderung akan mengumpulkan dan mengukur faktor-faktor yang dapat diketahui sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu karena perusahaan atau organisasi memiliki sumber-sumber yang terbatas, mereka harus mengadakan pilihan di antara berbagai investasi, jadi harus dibentuk suatu dasar bagi perbandingan. 1.2 Rumusan Masalah Apakah Pengertian dan Arti Penting dari Penganggaran Modal? Apakah jenis-jenis usul investasi? Apakah kriteria yang ideal dalam penganggaran modal? Apakah konsep cash flow? Apakah metode-metode penilaian usul investasi? 3

4 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca juga penulis, sekaligus untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang dosen berikan kepada penulis. 4

5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Arti Penting dari Penganggaran Modal Penganggaran modal adalah proses perencanaan pengeluaran modal untuk memperoleh asset yang aliran kasnya diperkirakan di atas satu tahun (Brigham and Houston; 2003 ; Rosyd 2009). Penganggaran modal mencakup keseluruhan proses penganalisisan proyek-proyek dan penetapan proyek mana yang akan dimasukkan ke dalam penganggaran modal. Ada dua jenis proyek dalam penganggaran modal, yaitu: proyek independen dan proyek saling ekslusif (Hansen dan Mowen, 2005). Proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi arus kas proyek lainnya sedangkan proyek saling ekslusif adalah proyek-proyek yang apabila diterima, akan menghalangi penerimaan proyek lainnya. Misalkan, keputusan untuk mengotomatisasi proses produksi menggantikan sistem manual yang selama ini dipakai. Keputusan ini akan menghilangkan sistem produksi manual yang selama ini dipakai karena hanya salah satu sistem yang akan dipakai. Proses penganalisaan dan penetapan proyek dalam penganggaran modal akan melibatkan tiga faktor utama yang saling terkait yaitu manfaat, waktu, dan resiko. Faktor manfaat terkait dengan aliran kas masuk bagi perusahaan di masa depan. Faktor waktu terkait dengan jeda waktu antara investasi di awal periode dengan realisasi kas masuk. Sedangkan faktor resiko terkait dengan tingkat resiko yang dihadapi sehubungan dengan realisasi dari kas masuk di masa depan (Belkaoui, 1993; Rosyd 2009). 2.2 Jenis-Jenis Keputusan Penganggaran Modal a. Ekspansi Motif umum untuk melakukan pengeluaran modal adalah dengan meningkatkan kapasitas perusahaan melalui pembelian aktiva tetap, seperti tanah dan pabrik. b. Penggantian Dengan tumbuhnya perusahaan dan mencapai tahap dewasa, banyak pengeluaran modal yang dikeluarkan untuk penggantian atau pembaharuan dari aktiva yang usah. Suatu saat mesin membutuhkan perbaikan besar dan pengeluaran untuk perbaikan tersebut perlu dievaluasi dibandingkan dengan manfaat dari penggantian tersebut. c. Pembaharuan Seringkali dilakukan sebagai alternatif dari penggantian. Pembaharuan meliputi pembangunan kembali, pemeriksaan yang sangat teliti, penyesuaian kembali dari 5

6 mesin/fasilitan. Misalnya, mesin bor dapat diperbaharui dengan mengganti motornya dan menambah sistem kontrol numerik. Baik penggantian maupun pembaharuan yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan efisiensi. d. Tujuan lain Beberapa pengeluaran modal tidak hanya ditujukan untuk perolehan aktiva tetap yang berwujud tetapi menggunakan dana perusahaan yang berjangka waktu lama dan diharapkan menghasilkan di masa yang akan datang. Misalnya, pengeluaran untuk iklan, penelitian dan pengembangan, konsultasi manajemen, produk baru Manfaat Anggaran Modal 1 Dana akan terikat untuk jangka waktu yang panjang 2 Investasi pada aktiva tetap diharapkan akan meningkatkan penjualan dimasa yang akan datang. 3 Pengeluaran dana sangat besar dan sulit untuk menjual kembali hasil investasi 4 Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal Manfaat penyusunan anggaran modal 1 Bidang Perencanaan Merencanakan penanaman modal yang sehat. 2 Bidang Koordinasi Mengkoordinir penanaman modal dalam kaitannya dengan : Kebutuhan pembelanjaan, yakni kebutuhan kas Pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional Potensi Penjualan Potensi Keuntungan Potensi Return on Investment Bidang Pengendalian Mengendalikan perubahan modal 2.3 Konsep Cash Flow Untuk mempermudah analisis, aliran kas investasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu aliran kas awal, aliran kas periode operasi produksi, dan aliran kas terminal Aliran kas awal (Initial Cash Flow) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah pengeluaran untuk merealisasi gagasan sampai menjadi kenyataan fisik, misalnya aliran kas langsung pengeluaran biaya membangun unit instalasi (produksi) baru sampai siap beroperasi, yang terdiri dari 6

7 baya prakonstruksi, pembelian material dan peralatan, konstruksi, dan modal kerja. Untuk proyek ukuran besar aliran kas awal dapat berlangsusng sekama 2-3 tahun aliran kas periode operasi (Operational Cash Flow) Periode ini jumlah pendapatan dari hasil penjualan produk telah melampaui pengeluaran biaya operasi dan produksi Aliran kas terminal (terminal cash flow) Aliran kas terminal (terminal cash flow) terdiri atas nilai sisa dari aset dan pengembalian modal kerja. 2.4 Metode-Metode Penilaian Usul Investasi payback period Payback period didefinisikan sebagai sejumlah tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya suatu proyek Metode ini mengabaikan arus kas diluar periode pembayaran kembali dan tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Akan tetapi, pembayaran kembali memberikan indikasi mengenai risiko dan likuiditas suatu proyek, karena menunjukkan berapa lama modal yang diinvestasikan akan berada dalam risiko. Kelebihan: 1. Perhitungannya mudah dan sederhana 2. Mempertimbangkan aliran kas dan bukan laba secara akuntansi 3. Sebagai alat pertimbangan resiko karena makin pendek periode pengembalian makin rendah resiko kerugian Kelemahan: 1. Tidak dapat secara khusus menentukan maksimilisasi kekayaan perusahaan 2. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang 3. Tidak dapat mengenali aliran kas yang terjadi setelah periode Net Present Value (NPV) Nilai bersih sekarang (NPV), merupakan teknik penganggaran modal yang rumit. Nilai bersih sekarang diperoleh dari nilai sekarang aliran kas bersih yang didiskonto dengan tingkat bunga yang sama dengan biaya modal yang telah ditentukan perusahaan dikurangi nilai investasi awal. 7

8 Rumus: NPV = nilai sekarang dari aliran kas bersih investasi awal PT. Widyatama Perhitungan Nilai Bersih Sekarang (NPV) Dengan tingkat bunga 18% (dalam rupiah) Tahun Aliran kas bersih Tabel FBNS 18% NS , , , , , Sisa Inv , Tanah , Jumlah nilai sekarang Investasi NPV Internal rate of return (IRR) Metode pengembalian internal didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang memaksa NPV proyek sama dengan nol. Proyek akan diterima jika IRR-nya lebih besar daripada biaya modal. Rumus: Rp 0 = p AKW w=1 (1+IRR ) W IA IA = p AKW w=1 (1+IRR ) W 8

9 2.4.3 Metode IRR yang dimodifikasi (MIRR) Metode NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan penerimaan / penolakan yang sama untuk proyek-proyek yang independen, tetapi jika proyek-proyek tersebut saling eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik peringkat, maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode NPV dan IRR lebih unggul daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR, karena NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal perusahaan, sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya modal umumnya adalah asumsi yang lebih baik karena lebih mendekati kenyataan. Metode IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang dimajemukkan pada tingkat biaya modal perusahaan dan kemudian menentukan tingkat diskonto yang memaksa nilai sekarang TV menjadi sama dengan nilai sekarang arus kas keluar Profitability Index (PI) Profitability Index disebut juga rasio manfaat-biaya dihitung dengan cara membagi jumlah nilai sekarang (NS) dari aliran kas bersih dengan investasi awal. Nilai sekarang dari aliran kas bersih yang digunakan untuk perhitungan indeks laba di sini adalah nilai sekarang dari aliran kas bersih yang dihitung dengan tingkat diskonto minimum yang ditentukan investasi. Rumus: (PI) = jumlah nilai sekarang dari aliran kas bersih Investasi Awal Kriteria Keputusan Kriteria keputusan untuk menerima atau menolak suatu proyek menggunakan teknik profitability index Proyek diterima jika IL > 1 9

10 Proyek ditolak jika IL < 1 Contoh: PT. Widyatama memiliki indeks laba sebesar : PI = Rp Rp = 1,10 Kesimpulan: karena Profitability index PT. Widyatama > 1 maka proyek diterima. Hasil perhitungan PI menyimpulkan bahwa proyek investasi dapat diterima di mana PI sebesar 1,10 kebih besar dari 1 (satu) 2.5 Konflik Antara Metode NPV dan IRR NPV dan IRR untuk proyek yang konvensional akan menghasilkan keputusan yang sama tentang diterima atau tidaknya suatu proyek. Tetapi perbedaannya terletak pada asumsi yang digunakan sehingga meranking proyek-proyek tersebut dengan cara yang berbeda Profil NPV Proyek dapat dibandingkan dengan grafik yang menjelaskan tentang keadaan nilai sekarang dari suatu proyek untuk berbagai tingkat diskonto. Hal ini bermanfaat dalam mengevaluasi dan membandingkan proyek terutama ketika terjadi perbedaan ranking Ranking yang betentangan (conflinting rankings) Rangking yang bertentangan terjadi pada proyek dengan NPV dan IRR, yang disebabkan oleh perbedaan besarnya dan waktu dari aliran kas. Walaupun kedua faktor menjelaskan perbedaan ranking, sebabnya secara implisit terletak pada asumsi mengenai re-investasi dari aliran kas bersih. NPV mengasumsikan bahwa aliran kas bersih diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal, sedangkan IRR mengasumsikan bahwa aliran kas bersih diinvestasikan pada tingkat yang sama dengan tingkat IRR proyek. 10

11 Pada umumnya proyek dengan besarnya investasi yang sama dan mempunyai aliran kas bersih pada awal operasi rendah cenderung mempunyai tingkat diskonto yang rendah. Proyek yang mempunyai aliran kas bersih awal operasi yang tinggi cenderung mempunyai tingkat diskonto yang tinggi Pendekatan mana yang terbaik? Pandangan teoritis Penggunaan NPV untuk menghitung capital budgeting merupakan pendekatan yang lebih baik dibandingkan dengan IRR, sebab dalam NPV diasumsikan bahwa aliran kas bersih merupakan hasil investasi yang diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal perusahaan. Penggunaan tingkat IRR cenderung tinggi, karenanya penggunaan NPV lebih konservatif dan tingkat investasi kembalinya lebih realistik. Secara matematis jika menggunakan IRR untuk proyek yang mempunyai aliran kas yang nonkonvensional mempunyai IRR nol atau lebih dari satu IRR yang benar. Hal ini tidak terjadi pada pendekatan NPV. Pandangan praktis Manajer keuangan cenderung untuk menggunakan IRR karena IRR menunjukan tingkat pengembalian yang sebenarnya. Mereka menganggap penggunaan NPV lebih sulit sebab tidak mengukur pengembalian dari jumlah investasi. 2.6 Penilaian Proyek Investasi Yang Tidak Sama Umurnya Manajer keuangan seringkali harus memilih keolompok terbaik dari proyek dengan umur berbeda. Jika proyek mandiri, umur dari proyek tidak penting tetapi jika bersaing meniadakan maka perbedaan umur harus dipertimbangkan, sebab proye tidak menghasilkan jasa dalam waktu yang dapat dibandingkan. Hal ini menjadi penting jika berlangsungnya jasa dibutuhkan dalam pertimbangan proyek. Contoh sederhana yang menunjukkan masalah dasar yang tidak dapat dibandingkan yang disebabkan oleh kebutuhan untuk memilih grup yang terbaik dari proyek bersaing meniadakan dan mempunyai umur yang berbeda. Contoh: 11

12 PT widyatama, mengevaluasi dua proyek yaitu: Proyek XX dengan investasi awal sebesar Rp Proyek YY dengan investasi awal sebesar Rp Aliran kas dari masing-masing proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Biaya modal dalam mengevaluasi proyek yang mempunyai resiko yang sama adalah sebesar 10%. Tahun Aliran kas masuk (Rp) Ke- Proyek XX Proyek YY NPV dari masing-masing proyek dengan biaya modal sebesar 10%: NPV xx = [ x (0,909]] + [ x (0,826)] + [ x (0,751)] = [ ] = = Rp NPV YY = [ x (0,909)] + [ x (0,826)] + [ x (0,751)] + [ x (0,683)] + [ x (0,621)] + [ x (0,564)] = ( ) = = Rp

13 Dengan tidak memperhatikan perbedaan lamanya proyek investasi, kedua proyek tersebut dapat diterima (NPV > 0), proyek YY lebih disukai dari pada proyek XX. Dengan kata lain: Jika proyek tersebut mandiri dan dananya terbatas, hanya satu yang dapat diterima yaitu proyek YY karena NPVnya lebih besar akan lebih disukai. Jika proyeknya bersaing meniadakan lamanya proyek harus dipertimbangkan. Proyek XX memberikan pelayanan selama 3 tahun dan proyek YY selama 6 tahun. Pendekatan NPV dapat menghasilkan putusan yang salah untuk memilih proyek yang lebih baik. Meskipun ada sejumlah proyek dengan umur yang tidak sama, teknik yang lebih efisien yaitu dengan menggunakan pendekatan Annualized Net Present Value (ANPV). 2.7 Penjatahan Modal (Capital Rationating) Tujuan dari rasionalisasi kapital adalah memilih suatu grup dari proyek yang menghasilkan NPV keseluruhan yang paling tinggi dan tidak membutuhkan dana lebih besar dari yang dibudgetkan. Merupakan syarat mutlak untuk rasionalisasi kapital, proyek bersaing meniadakan yang terbaik yang harus dipilih dan ditempatkan dalam grup dari proyek mandiri. Ada 2 pendekatan untuk memilih proyek dengan rasionalisasi kapital yaitu: Pendekatan tingkat pengembalian internal (IRR) Pendekatan pada rasionalisasi kapital yang menggambarkan proyek IRR dalam urutan yang menurun dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Contoh soal PT Widyatama mempunyai 6 proyrk yang bersaing untuk anggaran tetap sebesar Rp investasi awal dan IRR untuk setiap proyek sebagai berikut: Proyek Investasi awal (Rp) IRR A ,5% B % C % D % E % 13

14 F % Perusahaan mempunyai biaya modal 10%. Berdasarkan daftar harga proyek B, C dan E yang diterima bersama, baru menyerap Rp dari anggaran sebesar Rp proyek D tidak dipertmbangkan sebab IRR < 10% (biaya modal). Dari pendekatan ini tidak menjamin proyek B, C dan E akan memaksimalkan pendapatan perusahaan. Pendekatan net present value (NPV) Pendekatan pada rasionalisasi kapital yang bersarkan penggunaan nilai sekarang untuk menentukan grup dari proyek yang akan memaksimalkan kekayaan pemiliknya. Proye k Peringkat untuk proyek PT. Widyatama Investasi awal IRR Nilai sekarang Alt. 1 (Rp) dari aliran masuk pada tingkat 10% Alt. 2 (Rp) (Rp) B % C % E % A ,5% F % Titik batas IRR < 10% D % Jumlah Kelompok proyek diperingkat dengan dasar IRR. Proyek B, C dan E. Membutuhkan investasi sebesar Rp = ( ) dengan nilai sekarang (NS) sebesar Rp jika proyek B, C dan A dijalankan menggunakan total dana yang dianggarkan digunakan seluruhnya sebesar Rp = ( ) dengan nilai sekarang (NS) Rp lebih besar daripada proyek B, C dan E yang diurut berdasarkan IRR yang tertinggi. Proyek B, C dan A lebih disukai karena memaksimalkan nilai sekarang (NS) dari dana yang tersedia. Hal ini sama dengan memaksimalkan NPV, sebab dana baik yang digunakan atau tidak digunakan merupakan total investasi awal. Dana yang tidak digunakan tidak meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan perusahaan adalah menggunakan dana untuk menghasilkan nilai sekarang (NS) 14

15 aliran kas masuk yang tertinggi. Dengan asumsi, porsi dana yang tidak digunakan tidak akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. NPV untuk proyek B, C, E Rp = ( ) NPV untuk proyek B, C, A Rp = ( ) memaksimalkan NPV. 2.8 Pengaruh Inflasi Terhadap Capital Budgeting Hubungan spesifik antara inflasi dan biaya modal masih dalam proses yang ditetapkan secara tegas dan dalam ketiadaan model penuh untuk menjelaskan hubungan ini, maka dalam bagian makalah ini akan memfokuskan pada hubungan antara perubahan inflasi dan perubahan yang berikutnya dalam tingkat suku bunga. Secara khusus kita akan menyepakati perbedaan antara tingkat suku bunga riil dan nominal, hubungan antara inflasi dan pergerakan tingkat suku bunga serta hubungan antara tingkat suku bunga dan biaya modal. Dalam dunia non inflasioner, dana pinjaman dengan tingkat suku bunga pengembalian pada tingkat yang setara untuk tingkat suku bunga ditetapkan dan nominal. Jika inflasi diperkenalkan dalam sistem, pengembalian sebagaimana yang ditetapkan secara nomminal akan berbeda dari pengembalian riil, ketika arus kas masa yang akan datang memiliki daya beli lebih rendah. Ini bisa diperdebatkan apakah tingkat suku bunga akan naik dengan cepat atau tidak dalam jumlah tertentu dari penggantian kerugian inflasi, dan argumen pada setiap sisi telah disimpulkan oleh Bernstein [2], tapi apakah ini jelas bahwa pengenalan inflasi menempatkan tekanan ke atas pada tingkat suku bunga. Alasan ini adalah bahwa (1) peminjam akan meningkatkan permintaan mereka atas dana selama inflasi untuk memberikan biaya transaksi yang lebih tinggi dan untuk memindahkan dari aktiva finansial menjadi aktiva non finansial sebagai penghambat terhadap inflasi, dan (2) kebijakan pihak berwenang akan bergerak untuk mengurangi tingkat pertumbuhan pasokan dana ketika inflasi melawan alat kebijakan. Perbedaan antara tingkat nominal dan tingkat riil dinamakan dengan inflasi premium dan banyak teks saat ini menyatakan premium sebagai tambahan terhadap tingkat suku bunga riil seperti contoh berikut : 15

16 Persamaan 1 i = k + p Dimana i = tingkat suku bunga yang ditetapkan atau tingkat nominal k = tingkat suku bunga riil p = tingkat inflasi Hubungan aktual adalah perkalian dan bukan penambahan. Hal dapat ditunjukkan jika kita mengambil arus kas dan inflasi pada periode t yang sama di masa yang akan datang Persamaan 2 C = C(1 + p) t Dimana : C = arus kas nominal atau terinflasi t = periode waktu relatif pada tahun dasar dan kemudian hitung C nilai saat ini dengan menggunakan tingkat suku bunga nominal dari persamaan (1), kami telah menyusunnya menjadi : Persamaan 3 PV = C/(1 + p) t Kita dapat menyempurnakan pengaruh yang sama dengan mendeflasi C melalui indeks harga dan kemudian potong dengan menggunakan tingkat suku bunga riil : sehingga menjadi : Persamaan 4 16

17 PV = (C/(1 + p) t /(1 + k) t Ketika persamaan (3) dan (4) diselesaikan dengan hasil sama, mereka dapat ditetapkan setara satu sama lain, sehingga : Persamaan 5 C / (1+p ) t C (1+k ) (1+i ) t Sehingga menghasilkan : Persamaan 6 (1 + p) t (1 + k) t =(1 + i) t Demikian hubungan perkaliant ersebut. Rumus penambahan adalah perkiraan pertama yang masuk akal, tapi tidak harhus digunakan dalam kasus anggaran modal yang sesungguhnya karena hal ini akan menimbulkan bias ke atas. Pada tahap ini kami memperkenalkan masalah inflasi dalam proses anggaran modal untuk menentukan secara khusus pengaruhnya pada sejumlah variabel keuangan. Persamaan 7 R i = PQ Dimana : R i = pendapatan dalam periode i P = harga rata-rata per produk sepanjang periode Q = kuantitas tahunan produk yang terjual 17

18 Asumsikan bahwa kuantitas konstan sepanjang waktu, dan bahwa P adalah harga konstan dalam ketiadaan inflasi. Biaya kita dirancang dengan C i + D i, dimana D i, adalah beban penyusutan selama periode i. 3.1 Kesimpulan BAB III PENUTUP Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang manajer diharapkan pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor yang cukup penting ialaj jangka waktu capital budgeting yang relatif lama sehingga pengambilan keputusan akan menjadi kurang fleksibel. Sebagai contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualaan di masa mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualaan untuk masa 10 tahun mendatang. Capitl budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli.perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan aktiva tetapnya jauh-jauh hari akan mempunyai cukup waktu luang untuk membeli dan memasang peralatannya sebelum penjualan mecapai kapasitas penuh. Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karen penambahan aktiva tetap lazimnya memerlukan pengeluaran besar, dan sebelum perusahaan membelanjakan uang dalam jumlah besar, diperlukan penyususan rencana yang matang dan tepat. 18

19 DAFTAR PUSTAKA id.scribd.com/doc/ /modul6capitalbudgeting Sunjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge, Manajemen Keuangan Dua: Edisi Kedua, Bandung, PT. Prenhallindo,

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif lama dan masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. relatif lama dan masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Untuk memperoleh laba tentunya perusahaan harus juga memperhatikan bagaimana cara pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Cara yang dilakukan oleh pihak manajemen didalam mengantisipasi perubahan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan semaksimal mungkin dari operasinya. Terlepas dari bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan semaksimal mungkin dari operasinya. Terlepas dari bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya setiap badan usaha atau perusahaan berusaha memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari operasinya. Terlepas dari bidang usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi perusahaannya tetap dalam keadaan sehat. Dengan kondisi perusahaan yang sehat, maka

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan

Handout Manajemen Keuangan Handout Manajemen Keuangan CAPITAL BUDGETING TECHIQUES 1 PENDAHULUAN Setelah penentuan informasi arus kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1 Pertemuan 12 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Organisasi sering dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. A. Jenis-jenis

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen 1 BAB 14 Keputusan Investasi & Penganggaran Modal Ekonomi Manajerial Manajemen 2 PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital Budgeting. Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Penganggaran Modal Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Modal atau capital merujuk pada aktiva tetap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Menaksir Aliran Kas Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis i keputusan investasi, i ada bb beberapa langkah yang akan dilakukan: 1) Menaksir aliran

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam era globalisasi ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Sebuah perusahaan harus jeli dalam melihat peluang-peluang yang ada. Peluang tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Konsep Nilai Waktu Uang Jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan di mana pilihan pertama adalah diberi uang pada saat ini (misalkan tanggal 1 Januari 2001) diberi uang sebesar Rp1.000.000,00,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

Ekonomi Teknik. Kuliah ke-9 NET PRESENT VALUE (NPV) DAN KRITERIA INVESTASI LAIN

Ekonomi Teknik. Kuliah ke-9 NET PRESENT VALUE (NPV) DAN KRITERIA INVESTASI LAIN Ekonomi Teknik Kuliah ke-9 NET PRESENT VALUE (NPV) DAN KRITERIA INVESTASI LAIN Dr. Krishna Purnawan Candra McGraw-Hill/Irwin Copyright 2011 by the McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Konsep

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen merupakan suartu bentuk pelaporan berupa informasi yang disajikan berupa laporan-laporan sebagai suatu satuan untuk kepentingan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan baik yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar 99 yang berlokasi di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 82 Sengon - Jombang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL Sumiati dan Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Lahan tidur merupakan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI PENGANGGARAN MODAL Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dasar-Dasar Penganggaran Modal Definisi dan Metode Metode

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGANGGARAN MODAL. M.Andryzal fajar

DASAR-DASAR PENGANGGARAN MODAL. M.Andryzal fajar DASAR-DASAR PENGANGGARAN MODAL M.Andryzal fajar Andryzal_fajar@uny.ac.id Penganggaran Modal Proses perencanaan pengeluaran atas aset yang arus kasnya diperkirakan akan terjadi di atas periode waktu satu

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, setiap perusahan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai bidang usaha. Hal ini membuat para usahawan dengan teliti mencari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci