KERANGKA ACUAN PENULISAN BEST PRACTICES PAKET
|
|
- Irwan Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KERANGKA ACUAN PENULISAN BEST PRACTICES PAKET A. Prolog Rentang panjang perjalanan kegiatan PAKET sejak lima tahun terakhir (2005) telah menghasilkan sejumlah cerita sukses. Kisah-kisah keberhasilan tersebut tentu saja amat potensial menjadi inspirasi bagi implementasi kegiatan sejenis. Kesuksesan tidak muncul seketika (instant) tanpa kerja keras dan eksperimentasi trial and error sehingga harus dicoba berulang kali sebelum menemukan formula yang tepat. Inilah menariknya. Kisah-kisah sukses tentang PAKET harus dipastikan diinisiasi oleh para pelaku pada saat memfasilitasi PAKET dengan menggunakan strategi intervensi yang dimiliki. Demi memperkayanya, para pelaku (korkot, fasilitator, POKJA, PAKEM, KBP dan BKM) dapat mengkombinasikan strategi pemberdayaan dengan berbagai potensi local masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat berbentuk kiat, tips dan tricks yang kemudian lebih dikenal dengan best practices. Dalam P2KP Advanced, fokus kegiatan PAKET adalah penanggulangan kemiskinan yang mengedepankan kemitraan Pemda dengan Masyarakat. Sejauh ini Pemda yang dimotori oleh dinas-dinas telah menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam merancang pola pembangunan partisipatif. Terbukti bahwa proses penyusunan PJM Pronangkis Kota dibuat dengan mengadopsi proses penyusunan PJM Pronangkis Kelurahan yang dibuat bottom up berbasis kebutuhan riil. Pemda sudah mulai meninggalkan pola pengambilan keputusan yang mengandalkan diskresi (wewenang) sepihak. Beberapa hal yang patut dicatat juga sebagai prestasi adalah sudah terlembaganya proses demokratisasi musrenbang yang dihadiri BKM, menguatnya FK BKM dan PJM Pronangkis kota telah menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan. Namun demikian, tidak semua Pemda mampu mensinergikan kebijakannya dengan masyarakat. Faktanya, hingga saat ini meski sebagian kota/kab telah berhasil melembagakan pola kebijakan bottom up planning akan tetapi belum ditiru oleh sebagian Pemda Kota/kab lain. Mereka masih tergagap-gagap beradaptasi karena berbagai faktor, seperti terbatasnya kemampuan masyarakat dalam merespon kebijakan, ego sektoral dinas masih tinggi, rendahnya rasa percaya (trust) Pemda untuk mendesentralisasikan, interest politik yang mempengaruhi pengambilan kebijakan, anggaran yang tidak mencukupi atau bervariasinya tahap-tahap pendampingan PAKET antara satu kota/kab dengan kota/kab yang lain Di sisi lain, kalaupun Pemda dan masyarakat telah mampu mencapai prestasi yang patut dikategorikan sebagai Best Practices, para pelaku (KMW, Korkot, fasilitator, POKJA, KBP, BKM atau PAKEM) belum mempunyai kesempatan untuk menuliskan succes story tersebut. Berbagai tantangan tersebut dapat dijawab (salah satunya) dengan berbagi pengalaman dan pertukaran kisah sukses melalui penulisan Best Practices. Namun Minimnya tulisan best practices cukup menyulitkan Pemda untuk mencari referensi. Seandainyapun sempat ditulis, sebagian besar isi kisah best practices yang dilaporkan masih biasa-biasa saja. Belum terlihat dimana pembelajaran keunggulan (best)nya. 1
2 Tak jarang seperti menceritakan kejadian yang memang sudah seharusnya terjadi laiknya laporan perkembangan B.Tujuan Penulisan Best Practice PAKET. B.1. Tujuan Umum KAK Penulisan Best Practices PAKET ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada para pelaku (terutama Korkot P2KP Advanced) agar mampu menampilkan cerita-cerita sukses PAKET sebagai lesson learned untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan kemitraan melalui aktivitas PAKET. Selanjutnya tulisan-tulisan best practices tersebut diharapkan berguna untuk menjawab tuntutan perubahan secara berkesinambungan B.2. Tujuan Khusus Secara khusus KAK Penulisan Best Practices PAKET bertujuan untuk Menginspirasi dan memotivasi para pelaku untuk : 1. Meningkatkan kreativitas aksi dan fasilitasi dalam pendampingan PAKET melalui pengembangan cara-cara standar manajemen, kebijakan, maupun sistem operasional agar menjadi lebih unik, kreatif, efektif dan efisien. 2. Menemukan metoda dan teknik baru sebagai referensi, meski sebenarnya kisah best practices ideal adalah yang mampu memenuhi seluruh indicatornya secara komprehensif. Jika demikian berarti kisah sukses tersebut amatlah sempurna. Namun menyadari bahwa kesempurnaan sulit dicapai, maka sebuah tulisan best practices setidaknya harus mampu menonjolkan praktek terbaik (best) pada metode, teknik, atau aspek-aspek spesific yang bermanfaat digunakan sebagai kiat, tips atau tricks pendampingan selanjutnya. 3. Mendorong pencapaian kegiatan PAKET di atas indikator standar. Cerita Best Practices PAKET minimal wajib memenuhi 24 indicator dasar siklus PAKET sebelum menjangkau aktivitas yang lebih advanced. Oleh karena itu cerita best practice dapat diambilkan dari salah satu indikator siklus PAKET asalkan benar-benar telah melampaui target standar dan disesuaikan dengan indikator Best Practice dalam kerangka acuan ini. 4. Pembelajaran dari kasus (kasuistis). Cerita best practices dapat menonjolkan kelebihan yang berbeda-beda pada berbagai aspek. Sehingga diharapkan antara satu aktivitas dengan aktivitas yang lain dapat saling melengkapi. Dengan demikian untuk mendapatkan kesempurnaan ideal sebuah aktivitas kita dapat mempelajarinya dari tulisan best practices yang diperoleh dari berbagai macam kegiatan di berbagai tempat. C. Ruang Lingkup Best Practices PAKET Best Practices dapat dikompilasi dari teknik, metode, proses, kegiatan, insentif, atau stimulan yang diyakini lebih efektif dalam memberikan hasil tertentu dibandingkan teknik lainnya. Gagasan utamanya adalah dengan proses yang tepat, pemeriksaan, dan pengujian akan memperoleh hasil dengan lebih sedikit masalah dan kerumitan. Praktik terbaik dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mencari cara yang paling efisien dan efektif untuk mencapai tujuan, berdasarkan prosedur yang berulang (cyclical) hingga dapat dibuktikan keefektifannya. Secara terminologis, Best Practices adalah good idea yang memuat aktivitas inovatif yang keluar dari aturan baku (out of the box) dan selalu bisa digunakan sebagai referensi. 2
3 Best practices bagaikan rekor dunia dalam olah raga yang selalu menantang untuk terus dipecahkan. Pencapaian rekor yang lama dianggap sebagai tantangan yang harus ditaklukkan dengan rekor baru. Rasa tidak puas akan hasil yang telah dicapai akan menjadi cambuk untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Dinamika best practices adalah konsekuensi dari itikad untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas untuk mencapai hasil optimal dengan cara yang lebih efektif. D. Sasaran Sasaran KAK Penulisan Best Practices PAKET adalah semua pelaku, baik di level konsultan maupun di level masyarakat agar memahami penulisan dalam konteks kemitraan F. Indikator Best Practices PAKET Berikut ini adalah beberapa indicator dasar yang dapat dijadikan sebagai indikasi untuk mengkualifikasikan sebuah kegiatan best practices antara lain : F.1. POKJA PAKET 1. POKJA bekerja aktif, dinamis dan idealis. Aktivitas dasar sebuah POKJA mesti terpenuhi sebagaimana tupoksi yang dipersyaratkan baik kualitatif maupun kuantitaif (PAD). Salah satunya adalah prasyarat perenserta aktif perempuan. POKJA mesti bekerja aktif, responsive, problem solver dan idealis mengejar citacita kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan. 2. Kesetaraan dan kerjasama. Tugas utama POKJA adalah mendorong terjadinya kolaborasi kemitraan antara dinas dengan masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Salah satu tugas strategis POKJA adalah verfikasi usulan (proposal) PAKEM. Dalam forum ini nilai-nilai Good Governance dalam pengambilan keputusan diaplikasikan. Oleh sebab itu dalam memverifikasi proposal, POKJA dituntut bekerja kolektif, berperan setara, tidak diskriminatif, demokratis, fair, terbuka terhadap masukan dan tidak didominasi oleh satu atau dua orang saja. 3. Memiliki team monev yang bekerja periodic, teamwork dan terjadwal. Sebagai penanggung jawab kualitas aktivitas PAKET di level Kota, POKJA harus melakukan monev ke lapang untuk mengontrol kualitas kegiatan yang dilakukan oleh PAKEM- PAKEM. Kegiatan supervise tersebut dilakukan secara sistematis berdasarkan action plan. Monitoring dan evaluasi dijalankan bersama secara team work, tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang saja. Koordinator POKJA dan anggotan-anggotanya saling berbagi peran. 4. Komunikasi dan koordinasi dengan dinas-dinas berjalan baik. Sebagai representasi TKPKD, POKJA mengkoordinasikan dinas-dinas yang tergabung di dalamnya sehingga terjadi sinergi institusional (bukan personal), baik di level POKJA maupun di level PAKEM. Tujuannya agar program-program dinas memiliki keterkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan. 5. BOP dimanfaatkan sesuai azas good governance. Pengelolaan anggaran adalah hal sensitive dalam sebuah organisasi. Termasuk BOP sebagai indicator utama penerapan transparansi dan akuntabilitas. Penggunaan BOP mesti transparan, kuntabel dan jelas untuk aktivitas yang menunjang sinergi kebijakan dinas dengan perencanaan masyarakat. Fungsi utamanya adalah mendukung pengembangan kapasitas, memfasilitasi berbagai forum dan monitoring seluruh kegiatan lapang. 6. PJOK transparan mengelola dana. PJOK PAKET wajib transparan dalam mengelola dana, baik arus pencairan maupun arus penyaluran BLM. Sebab PJOK adalah bagian 3
4 dari POKJA PAKET yang bertugas untuk merancang dan mengelola anggaran BOP Pemda. Publikasi demi menegakkan transparansi tidak hanya dilakukan POKJA dengan memberikan informasi kepada PAKEM, tetapi juga kepada khalayak melalui berbagai media. 7. KBP dan FKBKM terlibat aktif di dalam PAKET. Kondisi ini harus dipastikan mengingat KBP dan FKBKM adalah forum-forum kerelawanan yang sejak lama telah diinisiasi oleh kelompok peduli di level Kota dan BKM-BKM di level Masyarakat untuk mengawal siklus kota, khususnya dalam PPA. F.2. PAKEM 1. Dibentuk atas dasar kesadaran kritis untuk bermitra, bukan atas pemaksaan kehendak maupun kemauan salah satu pihak. PAKEM dibuat berdasarkan consensus untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan kebutuhan riil yang tertuang dalam PJM Pronangkis. 2. Keanggotaan tiga pihak. Keanggotaan standar PAKEM adalah terdiri dari Pemda, masyarakat dan swasta atau perguruan tinggi. Kemitraan yang mengakomodasi ketiga pihak tersebut akan membuka peluang bagi PAKEM untuk melakukan chanelling sebagai fase ekspansi kemitraan 3. Orientasi kegiatan PAKET adalah lintas kelurahan, sehingga PAKEM yang bagus adalah yang mampu merealisasikan kegiatan yang bermanfaat bagi lebih dari satu kelurahan yang memiliki sejumlah pemanfaat keluarga miskin. Sebagian kelurahan berasal dari kelurahan/desa berdaya 4. Kemitraan sejati. Artinya kemitraan yang berlaku dalam PAKEM adalah kemitraan yang dibangun secara utuh meliputi seluruh aspek ideal kolaborasi dinas dengan masyarakat yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring. 5. Indikasi APBD dalam program SKPD tidak dipaksakan sepihak oleh SKPD. Sehingga APBD yang termuat dalam program SKPD benar-benar dapat dijamin telah diusulkan melalui proses perencanaan panjang yang mengedepankan partisipasi masyarakat. 6. Inovatif dan Melibatkan peranserta wakil semua desa/kelurahan. PAKEM bertugas memfasilitasi terjadinya pelaksanaan kegiatan lintas kelurahan/desa secara adil. Seluruh pihak dari masing-masing desa/kelurahan hendaknya dilibatkan secara aktif dalam proses pengajuan usulan, implementasi kegiatan dan monitoring evaluasi. Selain demokratis dan taat azas, proses dan hasil kegiatan PAKEM mesti memperlihatkan kreativitas dan inovasi. 7. Keterlibatan SKPD-SKPD lintas sektoral, akan menentukan seberapa besar kualitas kemitraan dapat dikonsolidasikan. SKPD yang terlibat dalam PAKEM standar adalah PU. Untuk mempermudah sinergi lintas SKPD, maka di dalam sebuah PAKEM hendaknya terpenuhi dua prasyarat, yaitu terdapat minimal 2 SKPD dalam satu PAKEM atau SKPD selain PU telah aktif terlibat sebagai anggota PAKEM 8. Channelling dengan pihak swasta. Kendatipun target PAKET sementara ini adalah menciptakan kemitraan antara dinas dengan masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta. Sebab jarang sekali PAKEM yang mampu menggandeng swasta sebagai mitra. 9. Tantangan besar. Keberhasilan menyelesaikan kegiatan di tengah himpitan kesulitan dan tantangan yang mengepung adalah sebuah prestasi tersendiri yang patut diberikan apresiasi sebagai best practices 4
5 F.3. PEMANFAAT Ditinjau dari aspek kemanfaatan, kegiatan PAKET harus menunjang beberapa hal penting sesuai misi utama PAKET, yaitu : 1. Menjangkau pemanfaat KK Miskin. Pelaksanaan kegiatan PAKET hendaknya meningkatkan pendapatan, taraf hidup, layanan dan kemudahan bagi keluarga miskin, terutama mereka yang telah terdaftar dalam PS2. Hal ini setidaknya terlihat dari perbedaan kondisi sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan. Jika kegiatan tersebut ternyata tidak menimbulkan efek apa-apa terhadap keluarga miskin tentu patut dipertanyakan efektivitas pelaksanaan kegiatan di lokasi tersebut. 2. Peningkatan Pendapatan. Dengan dibangunnya infrastruktur atau fasilitas lain yang memberikan kemudahan bagi keluarga miskin tentunya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga miskin dalam berbagai sektor. Misalnya Nelayan semakin mudah melaut dan memasarkan ikan. Demikian halnya dengan pedagang, dengan dibangunnya jembatan maka semakin memperlancar transaksi di pasar. 3. Kelancaran akses. Pasca dibangunnya fasilitas, harapan utamanya adalah kelancaran akses berbagai sector seperti ekonomi, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, pendidikan, kesehatan, dan air bersih. Terbukanya akses lintas sector juga menandai keterbukaan akses geografis yang dimulai dengan terhubungnya kegiatan lintas desa/kelurahan. Bersamaan dengan komunikasi dan informasi, kelancaran akses adalah keniscayaan dalam pembangunan. 4. Terlaksananya kegiatan lain. Jika Kegiatan tersebut tidak dilaksanakan maka akan menghambat kegiatan lain. Artinya realisasi kegiatan tersebut akan mempermudah dimulainya kegiatan yang lain. Misalnya pembangunan jembatan mempermudah kelanjutan pembangunan jalan. Pembangunan jalan akan mempermudah dimulainya pembangunan Pasar desa dst. 5. Kegiatan yang dilaksanakan harus lintas desa. Jika PAKEM bersama masyarakat masih melaksanakan kegiatan yang hanya bermanfaat untuk desa/kelurahannya masing-masing maka belum diperoleh nilai tambah yang dapat digunakan sebagai bahan belajar (lesson learned). Sebab sesungguhnya kegiatan bagi keluarga miskin di internal desa/kelurahan telah dituntaskan pada siklus regular sebelum PAKET. G. Mekanisme Penulisan Pengiriman tulisan oleh Korkot Advanced kepada KMP Advanced dapat dimulai setelah pelaksanaan 50 % PAKET tahap 1 (100% pemanfaatan APBD) selesai. Untuk memudahkan, maka tulisan dikirimkan secara terjadwal tiap bulan berdasar cluster (dikoordinir oleh koordinator cluster). Untuk tahun 2010 ini dimulai pada Bulan Maret. Setiap Korkot mengirimkan minimal 2 tulisan. Jadwal Pengiriman Tulisan Best Practices No Bulan Cluster 1. Maret Cluster 1 2. April Cluster 2 3. Mei Cluster 3 4. Juni Cluster 4 5. Juli Cluster 5 6. Agustus Cluster 1 7. September Cluster 2 8. Oktober Cluster 3 5
6 9. November Cluster Desember Cluster 5 H. Penutup Melalui program PAKET, upaya Pemda dan masyarakat untuk saling berintegrasi tak berhenti berproses. Sejumlah inovasi dan kreativitas terus diproduksi demi merealisasikan sinkronisasi peran antara Pemda dengan masyarakat. Sinergi dinas (SKPD) dengan masyarakat adalah langkah dasar yang diharapkan mendorong gerakan yang lebih luas, yaitu kemitraan tiga pilar antara Pemda, Masyarakat dan Swasta. Orientasi strategis kemitraan bahkan bermimpi menggandeng swasta lebih intens agar pembangunan berkelanjutan senantiasa mengakomodasi tiga hal utama yang disebut John Elkington dengan triple bottom line yaitu masyarakat (people), keuntungan benefit dan atau (profit) dan lingkungan (planet). Sebab ketiga elemen tersebut menunjang perubahan positif menuju kepada perbaikan pola pembangunan berkelanjutan secara holistik. Perubahan besar akan lebih optimal dan mudah untuk dirawat sustainabilitynya jika berlangsung secara bertahap (gradual) dibanding perubahan massif (radikal) yang berlangsung seketika (instant). Oleh sebab itu totalitas perubahan sistemik yang dibangun secara evolutif dari serangkaian langkah-langkah continue, bertahap dan ajeg akan lebih kokoh. Pekerjaan kecil, rutin dan parsial tidak selayaknya dipandang sebelah mata, sebab perubahan kecil amat menentukan perubahan besar. Besar kecilnya skala perubahan sistem ditentukan oleh besar kecilnya perubahan instrumeninstrumennya. Sehingga yang pantas diakomodasi dalam best practices tidak hanya cerita keberhasilan kolosal, melainkan kesuksesan kecil dan instrumental juga. TIPS dan TRiCKS Sebelum menulis Best Practices, coba selalu kaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan kunci berikut : 1. Apa saja keunggulan-keunggulannya? 2. Mengapa begini? Mengapa Begitu? 3. Bukti-buktinya apa saja? 4. Apa yang harus bias dipelajari oleh orang lain (kreativitas dan Inovasi)? 6
reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,
STRATEGI MEMASUKKAN PJM-PRONANGKIS DALAM ALUR PEMBANGUNAN DAERAH Oleh : Sudrajat 1 A. Pendahuluan Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang segera ditangani. Penanggulangan kemiskinan
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.
No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciGBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN
GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan
Lebih terperinciKurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan
1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinciProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan
Lebih terperinciREKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007
REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara
Lebih terperinciKonsep Dasar. Mau. Paham. Mampu
Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK
A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi
Lebih terperinciSTRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA
STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan
Lebih terperinciDAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK
DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK Periode Juni-Juli 2010 No PROPINSI Kab/ Kota 1 NTB 1 Kabupaten Lombok Timur 2 KALTENG 2 Kabupaten Palangkaraya 3 NAD 3 Kota LANGSA 4 Kota SABANG 4 D I Y 5 Kabupaten
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinci4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP
KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah
Lebih terperinciACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat
Lebih terperinciPRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011
PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu
Lebih terperinciLANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012
draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat
Lebih terperinciChanneling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP
Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM
STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP
KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009,
Lebih terperinciMATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)
No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)
Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2
KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2 A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan proyek P2KP II tahap 1, yang dimulai pada bulan Oktober
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah
Lebih terperinciDisampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai
Lebih terperinciUSULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF
USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan
Lebih terperinciINFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA
INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara
LAMPIRAN 111 PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 2. Bagaimana pemerintah
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO Asisten Deputi Urusan Pengarusutamaan Kebijakan dan Anggaran/Sekretaris
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN
KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai optimalisasi kinerja Bappeda Kota Surakarta dalam Proses Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Lebih terperinciMASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011
MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT
Lebih terperinciGambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN
PEMBELAJARAN DARI STUDI P2DTK: PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PENYEDIAAN LAYANAN MASYARAKAT LATAR BELAKANG Tantangan perencanaan kabupaten dan desa: Tingginya tingkat partisipasi, rendahnya kualitas partisipasi
Lebih terperinciProgram Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS
KABUPATEN PURBALINGGA Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS Sumber: Inovasi Kabupaten di Indonesia. Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008 satu SITUASI SEBELUM
Lebih terperinciII. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah
I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014
Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1
KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang
Lebih terperinciACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW)
ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW) PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) ini dimaksudkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013
Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi
Lebih terperinciREKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE STATUS : FEBRUARI 2010
REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE 2009-2010 STATUS : FEBRUARI 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 N0 Kategori Pertanyaan Kunci Responden Konawe Belitung
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA
PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum i ii KATA PENGANTAR Upaya pemerintah
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Wakatobi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
277 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Umum Pelaksanaan penguatan civic governance melalui partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Bandung belum dapat dilaksanakan
Lebih terperinciPerencanaan dan Perjanjian Kerja
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciP E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN
P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Lebih terperinciOleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013
Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat
Lebih terperinciKEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB
KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB
Lebih terperinciPROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016
PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 A. Gambaran Umum Program ICDD Phase 3 telah memfasilitasi penguatan peran Pemerintah Daerah dalam rangka menjalin kemitraan, yang akan mensinergikan
Lebih terperinciHASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009
HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009 15 SEPTEMBER 2009 Hasil Diskusi Kajian Peran Pemda Sebagian masukan dari Meja 1 s/d Meja 4 sudah terakomodir dalam laporan dan analisa Tim
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN
Lebih terperinciMengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman
Lebih terperinciTidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN
Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : KM.18/HM.001/MKP/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : KM.18/HM.001/MKP/2011 TENTANG PEDOMAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEBUDAYAAN
Lebih terperinci10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA
September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA 1 A. PROSES DAN METODOLOGI Proses Koordinasi di lapangan SKPD/ TKPKD FASKEL BKM PROP SNVT PROP BAPEDA RELAWAN KORKOT KMW Proses
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciLaporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM
Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciTERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN
TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI
W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah
Lebih terperinciHARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007
Karo, 02 Juni 2007 HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara Kemiskinan. Kata yang sangat sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.
Lebih terperinciBAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Aceh Selatan adalah penjabaran perencanaan tahunan
Lebih terperinciBUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG
. BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tatacara penyelenggaraan pemerintah mengelola dan mengatur pemerintah sangat mempengaruhi baik atau buruknya suatu pemerintahan berjalan. Pemerintah yang dikelola
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan
Lebih terperinciNo KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN
Langkah-langkah pelaksanaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran; pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sekuensial), bersamaan (paralel) atau menerus,
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Di era otonomi daerah, salah satu prasyarat penting yang harus dimiliki dan disiapkan setiap daerah adalah perencanaan pembangunan. Per definisi, perencanaan sesungguhnya adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang
Lebih terperinciPenyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciPenguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi.
Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi. Latarbelakang - Benjamin Abdurahman benrahman@yahoo.com
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciP E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinci