PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
|
|
- Sucianty Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka kemiskinan melalui optimalisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan merupakan komitmen Pemerintah dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat; b. bahwa kebijakan penanggulangan kemiskinan lintas sektor dan lintas jenjang Pemerintahan harus dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan; c. bahwa untuk mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan yang berkesinambungan, diperlukan komitmen Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk mensinergikan dan mengintegrasikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan sesuai dengan kondisi dan kerasteristik Daerah Kepulauan;
2 366 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana butir a, b, dan c, Koordinasi Penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku perlu ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
3 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Maluku dan Sekretariat DPRD Provinsi Maluku; 11. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 03 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Maluku; 12. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Maluku; 13. Peraturan Gubernur Maluku Nomor 32 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Maluku;
4 Peraturan Gubernur Maluku Nomor 05 Tahun 2009 tentang Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku; 15. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 243 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Maluku; 16. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Maluku; 17. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pembentukan Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR MALUKU TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Maluku. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Maluku.
5 Kepala Badan adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Maluku. 5. Kemiskinan, adalah kondisi dimana seorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat, yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik lokal setempat. 6. Masyarakat miskin atau rumah tangga miskin, adalah mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan kerena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun bukan makanan menurut pendekatan Badan Pusat Statistik, dan/atau berdasarkan kondisi dan karakteristik lokal setempat. 7. Penanggulangan kemiskinan, adalah kebijakan dan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dilakukan secara sistimatis, terencana, dan bersinergi dengan Dunia Usaha dan Masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks lokal maka Penanggulangan Kemiskinan adalah gerakan terpadu pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin dalam rangka pengurangan angka kemiskinan. 8. Program Penanggulangan Kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil. 9. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang selanjutnya disingkat SPKD, adalah dokumen strategi penanggulangan kemiskinan daerah yang selanjutnya digunakan sebagai rancangan kebijakan pembangunan Daerah di bidang penanggulangan kemiskinan dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. 10. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi yang selanjutnya disebut TKPK Provinsi, adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penaggulangan kemiskinan di Provinsi. 11. Forum Pemberdayaan Masyarakat, adalah wadah formal untuk merumuskan kebijakan pemberdayaan masyarakat berdasarkan
6 370 kajian evaluasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di daerah. 12. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiksinan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut TKPK Kabupaten/Kota, adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penaggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota. 13. Penduduk, adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 (enam) bulan atau lebih, dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam) bulan tetapi bertujuan menetap. 14. Penduduk Usia Kerja, adalah penduduk usia 15 (lima belas) tahun dan lebih. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. 15. Angkatan Kerja, adalah penduduk usia 15 (lima belas) tahun dan lebih yang bekerja atau punya pekerjaan, namun sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. 16. Bekerja, adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha / kegiatan ekonomi. 17. Status Pekerjaan, adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha / kegiatan. Status Pekerjaan terdiri dari Status Pekerjaan Formal dan Status Pekerjaan Informal. Status Pekerjaan Formal yaitu penduduk yang bekerja dengan status pekerjaan utama berusaha dengan buruh tetap, dan pekerja / buruh / karyawan. Status Pekerjaan Informal yaitu penduduk yang bekerja dengan status pekerjaan utama berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga, pekerja bebas pertanian, pekerja bebas di non pertanian dan pekerja tidak dibayar. 18. Pekerja, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/ kantor/perusahan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Pekerja dalam hal
7 371 ini terdiri dari pekerja/buruh/ karyawan/i, pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas di non pertanian. 19. Pencari Kerja (penganggur terbuka) terdiri dari : (a) mereka yang mencari pekerjaan, (b) mereka yang mempersiapkan usaha mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan. Mempersiapkan suatu usaha, adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha / pekerjaan yang baru yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan / keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh / pekerja dibayar maupun tidak dibayar. 20. Setengah Penganggur, adalah orang yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah penganggur terdiri dari setengah penganggur terpaksa dan setengah penganggur sukarela. Setengah Penganggur Terpaksa, adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. Setengah Penganggur Sukarela, adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan. 21. Daerah terpencil, adalah daerah yang dapat ditempuh namun dengan jangkauan (jarak) yang sangat jauh dari pusat Pemerintahan Kecamatan. 22. Daerah tertinggal adalah daerah yang kurang memiliki prasarana dan sarana serta infrastruktur lainnya untuk membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi. 23. Daerah terisolir, adalah daerah yang tidak memiliki aksesibilitas, sehingga tidak ada interaksi dari dan ke daerah tersebut.
8 372 BAB II TUJUAN DAN SASARAN Bagian Pertama T U J U A N Pasal 2 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Maluku, bertujuan untuk : a. Mensinergikan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian program-program penanggulangan kemiksinan di Provinsi Maluku. b. Mengoptimalkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian program-program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku. c. Menciptakan peran serta masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah dalam manejemen penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku. d. Mejustifikasi kebijakan Pemerintah Daerah dalam bentuk regulasi, bagi kepentingan penanggulangan kemiksinan di Provinsi Maluku. e. Menciptakan Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Maluku. f. Mempercepat pengurangan angka kemiskinan di Provinsi Maluku. Bagian Kedua S A S A R A N Pasal 3 Sasaran koordinasi penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku, adalah : a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-maluku yang melaksanakan program penanggulangan kemiskinan.
9 373 b. Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Dunia Usaha serta stakeholders lainnya yang mempunyai visi dan misi di bidang penanggulangan kemiskinan. c. Masyarakat penganggur, setengah penganggur, putus sekolah dan masyarakat miskin berdasarkan kriteria BPS, dan/atau sesuai kondisi dan karakteristik lokal setempat. d. Daerah terpencil, tertinggal dan terisolir e. Kawasan gugus pulau dan laut pulau di Provinsi Maluku. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Koordinasi Penanggulangan kemiskinan diselenggarakan melalui sinkronisasi, harmonisasi, integrasi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, serta koordinasi pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Daerah. Program program penanggulangan kemiskinan yang harus disinergikan dan diintegrasikan meliputi 3 (tiga) kelompok program, yaitu : a. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial, yaitu program-program yang bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. b. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, yaitu program-program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin guna terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. c. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil, yaitu program program yang bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha/koperasi berskala mikro dan kecil.
10 374 BAB IV PRINSIP DAN PENDEKATAN Bagian Pertama P R I N S I P Pasal 5 Prinsip Koordinasi penanggulangan kemiskinan, adalah : 1. Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. 2. Menyediakan kesempatan kerja dan berusaha kepada masyarakat miskin 3. Memberikan manfaat secara berkesinambungan 4. Menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat miskin 5. Menyesuaikan dengan potensi sumberdaya lokal masyarakat miskin 6. Memberikan aksesibilitas kepada masyarakat miskin 7. Menyesuaikan dengan konsep pembangunan wilayah kepulauan Bagian Kedua PENDEKATAN Pasal 6 Pendekatan yang digunakan dalam koordinasi penanggulangan kemiskinan, adalah : 1. Partisipasi Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian. 2. Potensi kawasan Program program penanggulangan kemiskinan harus didasari pada potensi sumberdaya lokal sebagai pendorong peningkatan dan pengembangan produk unggulan lokal yang kompetitif, dengan pendekatan Gugus Pulau dan Laut Pulau.
11 Keterpaduan Program Penanggulangan kemiskinan merupakan suatu Gerakan Terpadu dengan melibatkan Dinas/Instansi terkait, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Dunia Usaha dan masyarakat miskin. 4. Perencanaan Perencanaan program program penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan pendekatan dari bawah (bottom up) dengan melibatkan masyarakat miskin secara integralistik dan komprehensip. 5. Kelembagaan dan Mekanisme Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan mengoptimalkan kelembagaan dan mekanisme yang ada di daerah, dan dapat dilakukan pembentukan kelembagaan serta mekanisme baru sesuai kebutuhan daerah. 6. Budaya Penanggulangan Kemiskinan dalam implementasinya tetap menjunjung tinggi dan beradaptasi dengan karakteristik budaya lokal yang ada dan berkembang dalam masyarakat miskin. BAB V PENGORGANISASIAN Bagian Pertama TINGKAT PROVINSI Pasal 7 (1) Pada Tingkat Provinsi, Gubernur membentuk TKPK Provinsi dengan Keputusan Gubernur.
12 376 (2) Susunan keanggotaan TKPK Provinsi terdiri dari unsur Muspida, unsur SKPD terkait, dan unsur lainnya sesuai kebutuhan. Bagian Kedua TUGAS DAN FUNGSI TKPK PROVINSI Pasal 8 (1) TKPK Provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal (7) ayat (1) mempunyai tugas : a. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiksinan, dan b. Mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan (2) Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiksinan, sebagaimana dimaksud pada pasal (8) ayat (1) huruf (a), TKPK menyelenggarakan fungsi : a. Melakukan koordinasi penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Provinsi sebagai dasar penyusunan RPJMD Provinsi di bidang penanggulangan kemiskinan b. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan Renstra SKPD c. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan rancangan RKPD d. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan Renja SKPD e. Melakukan evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan (3) Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan,
13 377 sebagaimana dimaksud pada Pasal (8) ayat (1) huruf (b), TKPK menyelenggarakan fungsi : a. Melakukan koordinasi pemantauan, supervise dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah b. Melakukan koordinasi pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh SKPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi c. Melakukan penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program dan / atau kegiatan penanggulangan kemiskinan d. Melakukan koordinasi dalam kerangka evaluasi pelaksanaan program dan / atau kegiatan penanggulangan kemiskinan e. Melakukan koordinasi dalam kerangka penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan f. Menyiapkan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Gubernur Bagian Ketiga SEKRETARIAT TKPK PROVINSI Pasal 9 (1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas TKPK Provinsi dibentuk Sekretariat TKPK Provinsi yang dipimpin oleh Sekretaris dan Wakil Sekretaris TKPK Provinsi (2) Sekretariat TKPK Provinsi berkedudukan di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Maluku (3) Sekretariat TKPK Provinsi mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi teknis kepada TKPK Provinsi (4) Pembentukan Sekretariat TKPK Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
14 378 Bagian Keempat KELOMPOK KERJA TKPK PROVINSI Pasal 10 (1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat TKPK Provinsi dibentuk Kelompok Kerja yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (2) Kelompok Kerja TKPK Provinsi terdiri dari : a. Kelompok Kerja Pendataan dan Sistem Informasi, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola data dan informasi kemiskinan. b. Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Provinsi yang mempunayi tugas dan fungsi di bidang perencanaan pembangunan sosial dan ekonomi. c. Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pemberdayaan sosial/ekonomi masyarakat. (3) Kelompok Kerja Pendataan dan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat TKPK Provinsi dalam mengelola data dan sistem informasi, dengan fungsi sebagai berikut : a. Pengolahan dan pengembangan data kemiskinan b. Pengembangan indikator kemiskinan daerah c. Pengembangan sistem informasi kemiskinan d. Penyediaan data dan informasi sistem peringatan dini kondisi dan permasalahan kemiskinan (4) Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat TKPK Provinsi dalam mengolah dan mengembangkan kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan, dengan fungsi sebagai berikut :
15 379 a. Perumusan pembinaan hubungan antar masyarakat dengan Pemerintah Daerah. b. Perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan Pemerintah Daerah. c. Perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan masyarakat dan/atau masyarakat dengan dunia usaha melalui fasilitasi Pemerintah Daerah. (5) Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian Sekretariat TKPK Provinsi dalam penanganan pengaduan masyarakat, dengan fungsi sebagai berikut : a. Perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan b. Perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan c. Perumusan dan penyiapan bahan sosialisasi dan kampanye tentang perlunya pendampingan masyarakat dalam penyampaian pengaduan pada penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan Bagian Kelima TINGKAT KABUPATEN/KOTA Pasal 11 (1) Pada Tingkat Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota membentuk TKPK Kabupaten/Kota dengan Keputusan Bupati/Walikota. (2) Susunan keanggotaan TKPK Kabupaten/Kota disesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah Kabupaten/Kota. Bagian Keenam TUGAS DAN FUNGSI TKPK KABUPATEN/KOTA Pasal 12 (1) TKPK Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada pasal (11) ayat (1) mempunyai tugas :
16 380 a. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiksinan di Kabupaten/Kota, dan b. Mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota (2) Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiksinan di Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud pada pasal (12) ayat (1) huruf (a), TKPK Kabupaten/Kota menyelenggarakan fungsi : a. Melakukan koordinasi penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten/Kota sebagai dasar penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota di bidang penanggulangan kemiskinan b. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD di Kabupaten/Kota bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan Renstra SKPD c. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD di Kabupaten/Kota bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan rancangan RKPD d. Melakukan koordinasi pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD di Kabupaten/Kota bidang penanggulangan kemiskinan dalam penyusunan Renstra SKPD e. Melakukan evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota (3) Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud pada Pasal (12) ayat (1) huruf (b), TKPK menyelenggarakan fungsi : a. Melakukan koordinasi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan
17 381 penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah. b. Melakukan koordinasi pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh SKPD di Kabupaten/Kota yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi. c. Melakukan penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota secara periodik. d. Melakukan koordinasi dalam kerangka evaluasi pelaksanaan program dan / atau kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota. e. Melakukan koordinasi dalam kerangka penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota. f. Menyiapkan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Bupati/Walikota. Bagian Ketujuh SEKRETARIAT TKPK KABUPATEN/KOTA Pasal 13 (1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas TKPK Kabupaten/Kota dibentuk Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris dan Wakil Sekretaris TKPK Kabupaten/Kota. (2) Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota berkedudukan di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten/Kota. (3) Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi teknis kepada TKPK Kabupaten/Kota. (4) Pembentukan Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
18 382 Bagian Kedelapan KELOMPOK KERJA TKPK KABUPATEN/KOTA Pasal 14 (1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota dibentuk Kelompok Kerja yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. (2) Kelompok Kerja TKPK Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Kelompok Kerja Pendataan dan Sistem Informasi, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola data dan informasi kemiskinan, b. Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang perencanaan pembangunan sosial dan ekonomi c. Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat, yang dipimpin oleh pejabat esselon III pada SKPD Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pemberdayaan sosial/ekonomi masyarakat (3) Kelompok Kerja Pendataan dan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota dalam mengelola data dan sistem informasi, dengan fungsi sebagai berikut : a. Pengolahan dan pengembangan data kemiskinan. b. Pengembangan indikator kemiskinan daerah. c. Pengembangan sistem informasi kemiskinan. d. Penyediaan data dan informasi sistem peringatan dini kondisi dan permasalahan kemiskinan. (4) Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota dalam mengelola dan mengembangkan kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan, dengan fungsi sebagai berikut :
19 383 a. Perumusan pembinaan hubungan antar masyarakat dengan Pemerintah Daerah b. Perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan Pemerintah Daerah c. Perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan masyarakat dan/atau masyarakat dengan dunia usaha melalui fasilitasi Pemerintah Daerah (5) Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian Sekretariat TKPK Kabupaten/Kota dalam penanganan pengaduan masyarakat, dengan fungsi sebagai berikut : a. Perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan b. Perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan c. Perumusan dan penyiapan bahan sosialisasi dan kampanye tentang perlunya pendampingan masyarakat dalam penyampaian pengaduan pada penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan BAB VI KELOMPOK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bagian Kesatu TINGKAT PROVINSI Pasal 15 (1) Untuk membantu tugas TKPK Provinsi dibentuk Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan, yang meliputi : a. Kelompok Program Perlindungan dan Bantuan Sosial, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi perlindungan dan bantuan sosial.
20 384 b. Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi pemberdayaan masyarakat. c. Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi pemberdayaan usaha mikro dan kecil. (2) Pembentukan kelompok program penanggulangan kemiskinan di Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur (3) Dalam melaksanakan tugasnya kelompok program penanggulangan kemiskinan bertanggungjawab kepada Ketua TKPK Provinsi (4) Kelompok program perlindungan dan bantuan sosial mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program perlindungan dan bantuan sosial (5) Kelompok program pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program pemberdayaan masyarakat (6) Kelompok program pemberdayaan usaha mikro dan kecil mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program pemberdayaan usaha mikro dan kecil Bagian Kedua TINGKAT KABUPATEN/KOTA Pasal 16 (1) Untuk membantu tugas TKPK Kabupaten/Kota dibentuk Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan, yang meliputi :
21 385 a. Kelompok Program Perlindungan dan Bantuan Sosial, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi perlindungan dan bantuan sosial b. Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi pemberdayaan masyarakat c. Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil, yang dipimpin oleh Kepala SKPD yang membidangi pemberdayaan usaha mikro dan kecil (2) Pembentukan kelompok program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota (3) Dalam melaksanakan tugasnya kelompok program penanggulangan kemiskinan bertanggungjawab kepada Ketua TKPK Kabupaten/Kota (4) Kelompok program perlindungan dan bantuan sosial mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program perlindungan dan bantuan sosial. (5) Kelompok program pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program pemberdayaan masyarakat, kelompok program pemberdayaan usaha mikro dan kecil mempunyai tugas mengkoordinasikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan serta mengkoordinasikan pengendalian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di bidang program pemberdayaan usaha mikro dan kecil BAB VII HUBUNGAN KERJA TKPK DENGAN FORUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pasal 17 (1) Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku dibentuk dengan Peraturan Gubernur Maluku Nomor 05 Tahun 2009.
22 386 (2) Untuk tetap menjamin eksistensi Forum Pemberdayaan Masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan kerjasama lintas Kabupaten/Kota, maka hubungan kerja antara TKPK dengan Forum Pemberdayaan Masyarakat diatur sebagai berikut : a. TKPK melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan lintas sektor di Tingkat Provinsi b. Forum Pemberdayaan Masyarakat mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan program penanggulangan kemiksinan dan pemberdayaan masyarakat lintas Kabupaten/Kota c. Hasil koordinasi yang dilakukan oleh Forum Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten/Kota akan menjadi masukan bagi TKPK untuk tindak lanjut perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi Maluku d. Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku melalui koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan fasilitasi kepada Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan dan Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan. e. TKPK Provinsi Maluku melakukan pembinaan dan fasilitasi kepada TKPK Kabupaten/Kota. d. Untuk tetap menjaga hubungan kerja antara TKPK dan Forum Pemberdayaan Masyarakat, maka Ketua TKPK dan Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam implementasi tugas dan fungsi masing-masing, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Gubernur ini dan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2009 tentang Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku.
23 BAB VIII MEKANISME KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bagian Pertama PERENCANAAN Pasal (1) Tingkat Provinsi a. TKPK Provinsi melakukan Rapat koordinasi dalam rangka penyusunan rencana program penanggulangan kemiskinan tahunan. b. TKPK Provinsi mengkoordinasikan dokumen perencanaan tersebut dengan TKPK Kabupaten/Kota melalui Rapat Koordinasi tahunan penanggulangan kemiskinan di Tingkat Provinsi c. Pemerintah Provinsi menyampaikan usulan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku kepada Pemerintah Pusat untuk dibiayai melalui APBN, dan menyampaikan RAPBD kepada DPRD untuk dibiayai melalui APBD. (2) Tingkat Kabupaten dan Kota a. TKPK Kabupaten/Kota melakukan Rapat koordinasi dalam rangka penyusunan rencana program penanggulangan kemiskinan tahunan. b. TKPK Kabupaten/Kota menyampaikan dokumen perencanaan tersebut pada rapat koordinasi tahunan yang dilaksanakan oleh TKPK Provinsi. c. Pemerintah Kabupaten/Kota menyampaikan RAPBD kepada DPRD Kabupaten dan Kota untuk dibiayai melalui APBD.
24 388 Bagian Kedua P E L A K S A N A A N Pasal 19 (1) Tingkat Provinsi a. TKPK Provinsi melakukan koordinasi dan kerjasama dengan TKPK Kabupaten/Kota dalam rangka penyiapan penerima bantuan penanggulangan kemiskinan di masing masing Kabupaten dan Kota. Koordinasi dan kerjasama dengan TKPK Kabupaten/Kota sebagaimana butir a tersebut diatas, secara operasional dilaksanakan oleh Forum Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Maluku. b. Pemerintah Provinsi melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten dan Kota atas dasar Keputusan Bupati dan Walikota tentang Kelompok penerima bantuan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten dan Kota yang disampaikan kepada Gubernur. c. Keputusan Bupati dan Walikota yang disampaikan kepada Gubernur merupakan landasan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi dalam melaksanakan intervensi program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten dan Kota. d. Apabila Keputusan Bupati dan Walikota tentang sasaran lokasi dan kelompok penerima bantuan penanggulangan kemiskinan belum disampaikan ke Pemerintah Provinsi, maka Gubernur memiliki kewenangan untuk menunda dan/atau menghentikan untuk sementara pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan pada Kabupaten dan /atau Kota yang belum menyampaikannya. e. Apabila kondisi sebagaimana butir (d) diatas tidak dapat diatasi, maka dalam kerangka efisiensi dan efektivitas waktu pelaksanaan, Gubernur dapat menginstruksikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Maluku yang melaksanakan program penanggulangan kemiskinan untuk melakukan pentahapan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku
25 389 (2) Tingkat Kabupaten dan Kota a. TKPK Kabupaten/Kota melakukan penyiapan masyarakat penerima bantuan melalui program penanggulangan kemiskinan pada lokasi lokasi sasaran program untuk memperoleh kepastian tentang kelompok masyarakat penerima bantuan yang dijustifikasi dengan nama dan alamat yang jelas. b. Melegitimasi hasil penyiapan masyarakat dengan Keputusan Bupati dan Walikota. c. Keputusan Bupati dan Walikota secara eksplisit harus menjelaskan sasaran lokasi (Kecamatan, Desa dan Kelurahan), jumlah penerima bantuan, nama dan alamat penerima bantuan (by name by address) sampai pada tataran RW dan RT. d. Menyampaikan Keputusan Bupati dan Walikota tersebut kepada Gubernur untuk dipakai sebagai dasar intervensi program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi di masing masing Kabupaten dan Kota. e. Membantu memfasilitasi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi. f. Melaksanakan program penanggulangan kemiskinan pada daerah masing masing melalui dukungan dana APBD secara terpadu dan terintegrasi. Bagian Ketiga PENGENDALIAN Pasal 20 (1) Pembinaan. A. Tingkat Provinsi 1. TKPK Provinsi melakukan pembinaan secara tidak langsung kepada penerima bantuan penanggulangan kemiskinan melalui petunjuk dan pedoman kepada Kabupaten dan Kota terkait
26 390 dengan pendampingan kepada kelompok penerima bantuan. 2. TKPK Provinsi memfasilitasi TKPK Kabupaten/Kota untuk menindak lanjuti masalah yang dihadapi kelompok masyarakat dalam pengelolaan bantuan penanggulangan kemiskinan. B. Tingkat Kabupaten dan Kota (2) Pengawasan 1. TKPK Kabupaten/Kota mengkoordinasikan pendampingan secara langsung kepada kelompok masyarakat penerima bantuan penanggulangan kemiskinan. 2. TKPK Kabupaten/Kota menindak lanjuti masalah yang dihadapi kelompok masyarakat dalam pengelolaan bantuan dalam koordinasi dan kerjasama dengan TKPK Provinsi. A. Tingkat Provinsi 1. Pemerintah Provinsi Maluku melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku. 2. Pengawasan dilaksanakan oleh Tim Kerja yang dibentuk oleh Gubernur dan diketuai oleh Kepala Inspektorat Provinsi Maluku. 3. Pengawasan dilaksanakan secara bersama antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota. B. Tingkat Kabupaten dan Kota 1. Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di masing masing Kabupaten dan Kota. 2. Pengawasan dilaksanakan oleh Tim Kerja yang dibentuk oleh Bupati dan Walikota, dan diketuai oleh
27 391 Kepala Inspektorat Kabupaten dan Kota masing masing. 3. Pengawasan dilaksanakan bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi. (3) Monitoring dan Evaluasi A. Tingkat Provinsi 1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhdap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku. 2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Tim Kerja yang dibentuk oleh Gubernur, dan diketuai oleh Kepala Biro Manejemen Pembangunan Sekretariat Daerah Maluku. 3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dikoordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota. B. Tingkat Kabupaten dan Kota (4) Pelaporan 1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhdap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di masing-masing daerah. 2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Tim Kerja yang dibentuk oleh Bupati dan Walikota, dan diketuai oleh Kepala Bagian/Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten dan Kota. 3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara terpadu dengan Pemerintah Provinsi Maluku. A. Tingkat Provinsi 1. TKPK Provinsi menyusun laporan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi Maluku. 2. Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiksinan di Provinsi
28 392 Maluku kepada Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri 2 (dua) kali dalam 1 (1) tahun yaitu pada Bulan April dan Bulan September tahun berjalan. 3. Laporan pelaksanaan dipakai sebagai salah satu instrument bagi penyusunan perencanaan program tahunan di Provinsi Maluku. B. Tingkat Kabupaten dan Kota. 1. TKPK Kabupaten/Kota menyusun laporan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten dan Kota masing-masing. 2. Bupati/Walikota menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan kepada Gubernur Maluku 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu pada bulan Maret dan Agustus tahun berjalan. 3. Laporan pelaksanab dipakai sebagai salah satu instrumen bagi penyusunan perencanaan program tahunan di Kabupaten dan Kota. Bagian Keempat P E M B I A Y A A N Pasal 20 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Maluku menggunakan dan memanfaatkan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari : 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten dan Kota. 4. Kerjasama dengan LSM Lokal, Regional dan Internasional. 5. Swadaya masyarakat, bantuan luara Negeri, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
29 393 BAB IX P E N U T U P Pasal 21 (1) Peraturan Gubernur ini tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Maluku ini merupakan Landasan Hukum yang harus dipedomani dan digunakan untuk kebutuhan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Maluku. (2) Kepala semua Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah di Provinsi Maluku yang melaksanakan program penanggulangan, agar memberikan petunjuk kepada jajaran dibawahnya bagi kebutuhan implementasinya. (3) Kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota supaya menjabarkan lebih lanjut Peraturan Gubernur ini sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing bagi kepentingan pelaksanaannya. (4) Dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Maluku Nomor 32 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Maluku, dan Keputusan Gubernur Maluku Nomor 243 Tahun 2006 tentang Pembentukan kelompok Kerja (Pokja) Tim Koordinasi penanggulangan kemiksinan Provinsi Maluku dinyatakan tidak berlaku lagi. (5) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, akan diatur kemudian sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Gubernur ini. Pasal 22 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Maluku.
30 394 Disahkan di Ambon pada tanggal 1 Oktober 2009 GUBERNUR MALUKU, Diundangkan di Ambon pada tanggal 1 Oktober 2009 SEKRETARIS DAERAH MALUKU, Cap/ttd Cap/ttd KAREL ALBERT RALAHALU Nn. ROSA FELISTAS FAR-FAR BERITA DAERAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2009 NOMOR 21
31 395 PARAF KOORDINASI 1. SEKDA 2. ASISTEN I 3. KEPALA BKD 4. KARO HUKUM DAN HAM 5. SEKRETARIS/KABID
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,
1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam pasal 2 ayat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
SALINAN BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/61/KEP/429.011/2016 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang Mengingat BUPATI
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014
BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG SINERGITAS PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 01 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI MALUKU
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP
BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bakti Kepala Daerah terpilih yang disusun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) KABUPATEN BANTUL + Menimbang BUPATI BANTUL, : a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR: 91 / 03.A / Bappeda /2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
Lebih terperinciS A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinci1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG
1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR.
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR TAHUN 04 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR: KPTS/055/125/ Huk TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2012 BUPATI POLEWALI MANDAR,
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa tata
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014
Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM ANTI KEMISKINAN (ANTI POVERTY PROGRAM) KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG
SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Wakatobi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
+- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP
Lebih terperinciNOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 147 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT, Menimban: a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013
Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN DEMAK
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON
WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan, yaitu: Pendekatan Teknokratis
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1
1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal
Lebih terperinciRencana Kerja Unit Kerja Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten tahun 2016 PENDAHULUAN. Pendahuluan 1.1
Rencana Kerja Unit Kerja Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten tahun 2016 BAB 1 Pendahuluan 1.1 BAB 1 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2012
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016-2020 DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa setiap anak mempunyai hak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Layak Anak. Kabupaten. Kota. Kebijakan. Pelaksanaan.
No.181, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Layak Anak. Kabupaten. Kota. Kebijakan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGGARA
-1- GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DAN SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY
Lebih terperinci