MENILAI KESADARAN DAN KESIAPAN KONTRAKTOR DI INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENILAI KESADARAN DAN KESIAPAN KONTRAKTOR DI INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN"

Transkripsi

1 MENILAI KESADARAN DAN KESIAPAN KONTRAKTOR DI INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Ryan Faza Prasetyo 1) dani Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2) Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, ABSTRAK Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera diterapkan di kawasan ASEAN pada 2015 nanti yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui integrasi ekonomi kawasan. Indonesia akan menghadapi banyak tantangan dan peluang ketika diberlakukannya MEA. Terutama untuk bidang konstruksi yang memiliki andil cukup besar dalam membentuk perekonomian di Indonesia, salah satu pihak yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan itu adalah kontraktor. Akan tetapi belum diketahui apakah pelaku usaha konstruksi di Indonesia sudah sadar dan siap menghadapi integrasi ekonomi ini khususnya yang dapat berimbas pada praktik bisnis kontraktor.tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang bisa dijadikan alat untuk mengukur kesadaran dan kesiapan kontraktor menghadapi MEA. Konsep penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur dari ASEAN Economic Community Handbook dan beberapa jurnal internasional yang membahas tentang strategi kesiapan kontraktor dalam menghadapi pasar konstruksi internasional. Dari hasil studi literatur, kesadaran dan kesiapan kontraktor dapat dinilai dari beberapa variabel kunci keunggulan bersaing perusahaan terhadap peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat) yang ada di pasar konstruksi internasional yang mana dalam hal ini adalah pasar ASEAN.Harapannya dengan mengidentifikasi variabel-variabel keunggulan bersaing perusahaan kontraktor terhadap faktor peluang dan ancaman yang ada di pasar konstruksi internasional, kita dapat mengetahui kesadaran dan kesiapan kontraktor di Indonesia menghadapi MEA. Kata kunci: Kesadaran, Kesiapan, Konstruksi, Masyarakat Ekonomi ASEAN. PENDAHULUAN Di tahun 2015, negara-negara di ASEAN akan mengalami perubahan fase perekonomian dengan memiliki pasar tunggal dan basis produksi yang dinamai ASEAN Economic Community (AEC) atau dapat disebut juga dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi diantara negara-negara ASEAN dalam rangka untuk mendapatkan perekonomian ASEAN yang stabil, menguntungkan dan berdaya saing tinggi. Singkatnya, MEA merupakan kawasan bebas perdagangan di Asia Tenggara yang berdasarkan empat pilar yaitu : 1) pasar tunggal dan basis produksi, 2) kawasan yang berdaya saing tinggi dalam perekonomian, 3) perkembangan ekonomi yang merata dan 4) integrasi penuh dalam ekonomi secara A-32-1

2 global. Sebagai tambahan, akan ada penghapusan tarif untuk mendapatkan aliran barang/jasa/investasi/modal yang bebas diantara negara-negara di kawasan ASEAN. Dunia konstruksi yang berorientasi internasional bukanlah fenomena baru, globalisasi memunculkan kemungkinan peluang-peluang baru bagi perusahaan konstruksi seperti kontraktor. Pengembangan suatu negara membutuhkan infrastruktur, bangunan baru dan menghadirkan kontraktor yang ahli dari negara-negara lain. (Gunhan & Arditi, Factors Affecting International Construction, 2005) Menurut data BPS, sektor konstruksi Indonesia (6,57%) termasuk tiga besar sektor ekonomi yang mengalami laju pertumbuhan PDB terbesar dilihat dari Semester I terhadap Semester I-2013 setelah sektor Pengangkutan dan Komunikasi di nomer 1 (9,87%). Perusahaan kontraktor memegang peranan penting dalam ekonomi secara global, saat ini mereka dihadapkan dengan tantangan baru yaitu bersaing dengan pasar yang meluas dan banyak ketidakpastian didalamnya. Tantangan ini tentunya membuka peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan klien baru berskala besar, tetapi juga membawa tantangan lainnya seperti lingkungan bisnis yang baru, hukum dan peraturan di negara tetangga, pesaing baru dan permintaan terhadap kualitas yang berbeda. (Maqsoom, Charoenngam, Masood, & Awais, 2013). Dunia konstruksi internasional memiliki resiko yang lebih tinggi daripada dunia konstruksi domestik. Lingkungan pasar internasional yang lebih kompleks dipengaruhi oleh variabel yang bermacam-macam yang sumbernya tidak berasal dari kondisi pasar domestik dan dapat juga memunculkan resiko yang sebelumnya belum pernah dihadapi di pasar domestik. Variabel-variabel kompleks yang dapat mempengaruhi performa perusahaan konstruksi di pasar internasional perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Selanjutnya, peluang dan ancaman yang ada pada pasar yang dituju sangat penting untuk diketahui (Gunhan & Arditi, 2005). Berdasarkan penelitian ini, sebelum ditentukannya strategi perusahaan, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu nilai-nilai dan peraturan yang berlaku dalam cetak biru MEA yang berkaitan dengan bidang konstruksi dan juga faktor-fator peluang dan ancaman yang mungkin muncul. Sampai saat ini belum diketahui apakah kontraktor Indonesia sudah sadar dan memiliki kesiapan terhadap MEA sehingga tidak bisa juga dinyatakan secara umum bahwa kontraktor Indonesia sudah mengerti dan siap ketika diberlakukannya MEA pada tahun Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membuat kerangka penelitian untuk menilai kesadaran dan kesiapan kontraktor di Indonesia menghadapi MEA. METODE PENELITIAN Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini perlu untuk melihat penelitian terdahulu yang terkait dengan perusahaan konstruksi khususnya kontraktor dan pasar konstruksi internasional. Penelitian difokuskan untuk mencari variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi perusahaan konstruksi dalam mengembangangkan pasar internasional dengan menjadikan kondisi-kondisi di kawasan ASEAN sebagai bahan pertimbangan untuk menambah variabel yang mungkin juga dapat mempengaruhi. Selain itu diperlukan juga penelitian-penelitian yang meneliti tentang kesadaran suatu instansi/perusahaan dalam menghadapi pasar global sebagai referensi untuk membentuk pola pikir penelitian. Benny et al (2011) melakukan penelitian mengenai persepsi masyarakat Indonesia mengenai ASEAN dan ASEAN Community. Penelitian tersebut menitikberatkan pada pengetahuan masyarakat Indonesia secara umum terhadap A-32-2

3 ASEAN dan ASEAN Community, serta respon masyarakat Indonesia terhadap diberlakukannya ASEAN Community. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap ASEAN Community. Hasil penelitian tersebut adalah masyarakat Indonesia kurang sadar dan minim pengetahuan terhadap ASEAN Community, bahkan beberapa masyarakat Indonesia tidak mengetahui isi, tujuan dan kemungkinan dampak yang akan terjadi akibat ASEAN Community. Mahendrawati et al. (2014) berhasil melakukan penelitian untuk mengetahui kesiapan perusahaan garmen dan otomotif di Indonesia dalam mengadapi MEA. Mereka melakukan penelitian dengan menyebarkan kuisioner kepada perusahaan-perusahaan di bidang garmen dan otomotif di Indonesia. Isi dari kuisioner tersebut adalah variabelvariabel yang dapat mengetahui bagaimana sikap perusahaan ketika diberlakukannya MEA, manfaat dan kerugian apakah yang mungkin akan ditanggung perusahaan ketika diberlakukannya MEA, persiapan perusahaan dalam menghadapi MEA dan bagaimana harapan perusahaan terhadap pemerintah ketika diberlakukannya MEA. Hasil penelitian tersebut adalah perusahaan garmen dan otomotif terutama yang berskala kecil kurang sadar dan siap apabila MEA diberlakukan. (ER, Herdiyanti, & Astuti, 2014). Dari dua penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa sangat perlu diketahui kesadaran perusahaan kontraktor terhadap MEA sebelum menentukan langkah strategi perusahaan dalam menghadapi pasar konstruksi internasional. Pengukuran kesadaran tersebut bisa memanfaatkan daftar kuisioner yang diterapkan oleh Benny et al dan Mahendrawati et al. Tan et al (2007) melalui penelitiannya berhasil mendapatkan indikator untuk mengukur keunggulan bersaing kontraktor di pasar konstruksi Hong Kong. Hasil penelitian ini dapat membantu kontraktor untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka untuk mempersiapkan diri secara efektif untuk merencanakan strategi perusahaan. Indikator-indikator tersebut selanjutnya digunakan sebagai alat ukur kesiapan kontraktor dalam menghadapi MEA. Kesiapan perusahaan dapat digambarkan melalui ketanggapan perusahaan menghadapi peluang dan ancaman yang ada pada pasar konstruksi internasional. (Gunhan & Arditi, 2005) Keputusan suatu perusahaan dalam mengembangkan usahanya ke pasar internasional harus berdasarkan pemahaman yang baik terhadap kesempatan dan ancaman yang mungkin saja muncul yang berhubungan dengan bisnis internasional, perlu adanya pengembangan kekuatan perusahaan agar dapat mengikuti perkembangan pasar internasional. Gunhan dan Arditi melakukan penelitian untuk mencari faktor internal perusahaan apa saja yang dapat mempengaruhi performa perusahaan di pasar internasional. Penulisan penelitian ini tidak lepas dari beberapa indikator dan variabel yang berhubungan dengan pasar konstruksi internasional. Langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengetahui faktor-faktor peluang dan ancaman yang ada di pasar konstruksi internasional yang harus ditanggapi oleh perusahaan. Dalam buku Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dapat diketahui hal-hal apa saja pada MEA yang dapat berimbas pada praktek bisnis perusahaan kontraktor. Dalam Perjanjian Pengakuan Jasa Enjiniring di ASEAN, berhasil didapatkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tenaga enjiniring agar dapat pengakuan kesetaraan di negara ASEAN. Fukunaga (2013) melalui penelitiannya berhasil mengidentifikasi perbedaan peraturan dan UU persaingan usaha di negara-negara ASEAN. Sandhyavitri et al (2013) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi A-32-3

4 kemampuan daya saing perusahaan jasa kontraktor dan konsultan di Kepulauan Riau. Lu et al (2009) melalui penelitiannya berhasil mengidentifikasi SWOT perusahaan konstruksi di China dalam posisinya di pasar global. Menurut Chan et al (2003), peluang dan ancaman dalam pasar konstruksi internasional dapat ditanggapi dengan mempertimbangkan faktor perubahan budaya pada pasar konstruksi internasional. Han et al (2010) berhasil menemukan beberapa perubahan penting yang ada pada pasar konstruksi secara global yang harus ditanggapi oleh perusahaan sehingga dapat menjaga perkembangan perusahaan. Gunhan dan Arditi (2005) berhasil menemukan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan suatu perusahaan dalam keputusan mereka untuk mengembangkan usaha mereka ke dunia internasional. Ling et al (2009) berhasil mendapatkan analisa SWOT perusahaan konstruksi di Vietnam dalam menghadapi pasar global. Zhang (2011) berhasil mengidentifikasi resiko sosial pada pasar konstruksi internasional. Jin et al (2013) melalui penelitiannya berhasil mendapatkan kerangka pengukuran untuk mengukur performa perusahaan kontraktor dalam pasar konstruksi internasional. Faktor-faktor peluang dan ancaman yang berhasil didapatkan pada penelitian-penelitian di atas selanjutnya digunakan sebagai faktor yang harus ditanggapi oleh perusahaan kontraktor dalam memasuki pasar konstruksi internasional. Faktor peluang dan ancaman tersebut harus bisa ditanggapi oleh beberapa indikator keunggulan bersaing perusahan sehingga dapat diketahui kesiapan kontraktor dalam menghadapi pasar konstruksi internasional khususnya MEA. Kerangka konsep untuk mengetahui kesadaran dan kesiapan kontraktor dalam menghadapi MEA ditunjukkan Gambar 1. Faktor Peluang & Ancaman Didapat Dari Literatur ASEAN Economic Community Handbook Mutual Recognition Arrangements in Engineering Services Faktor Peluang & Ancaman Didapat Dari Jurnal Chan et al (2003), Arditi et al (2005), Han et al (2010), Lu et al (2009), Sadhyavitri et al (2013), Benny; Abdullah (2011), Mahendrawhati et al (2014), Jin et al (2013), Zhang (2011), Ling et al (2009), Fukunaga et al (2013) Indikator Penelitian Tan, Yong-tao; Shen, Li-Yin; Yam, Michael C H; Lo, Ann A (2007) Konsep Pengukuran Kesadan dan Kesiapan Gambar 1. Kerangka Konsep untuk Pengukuran Kesadaran dan Kesiapan Kontraktor Menghadapi MEA A-32-4

5 HASIL Dari hasil studi literatur yang dilakukan dari beberapa jurnal internasional dan literatur lainnya. Berhasil didapatkan daftar pertanyaan dasar yang dapat menggambarkan kesadaran perusahaan kontraktor di Indonesia. Daftar pertanyaan untuk mengetahui kesadaran perusahaan kontraktor terhadap MEA disimpulkan pada Tabel 1. Tabel 1. Pertanyaan untuk Mengukur Kesadaran Pertanyaan Apakah anda tahu tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN? Apakah anda tahu kapan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai diterapkan? Apakah anda tahu tujuan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN? Apakah pemerintah sudah cukup efektif dalam memberikan informasi tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN? Apakah dengan diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat mempengaruhi jalannya bisnis perusahaan? Sumber : (Benny & Abdullah, 2011) dan (ER, Herdiyanti, & Astuti, 2014) Sumber Kamarulnizam (2011) Kamarulnizam (2011) Kamarulnizam (2011) Kamarulnizam (2011); Mahendrawati et al (2014) Kamarulnizam (2011); Mahendrawati et al (2014) Sedangkan untuk mengukur kesiapan perusahaan kontraktor dalam menghadapi MEA. Dari hasil studi literatur berhasil didapatkan beberapa indikator kunci keunggulan bersaing kontraktor dalam pasar konstruksi internasional. Beberapa indikator tersebut dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Indikator Kunci yang Menggambarkan Keunggulan Bersaing Kontraktor Indikator Citra Perusahaan Teknikal Definisi Operasional Citra perusahaan digambarkan melalui kredibilitas perusahaan yang merupakan sumber daya perusahaan yang tidak berbentuk fisik yang dapat menambah kepercayaan bagi klien, masyarakat maupun rekanan. Dalam dunia konstuksi internasional, kontraktor yang memanfaatkan teknologi sebagai kemampuan bersaing perusahaan akan sukses dalam kompetisi di dunia konstruksi internasional Keuangan Marketing Manajerial membayar penyedia material dan peralatan yang berkualitas baik lokal maupun dari luar negeri Memiliki hubungan baik dengan rekanan, konsultan, dan pemerintah sebagai pemberi proyek manajerial menggambarkan kemampuan kontraktor menghadirkan produk dan jasa yang berkualitas Kekuatan SDM Struktur organisasi yang tepat dan pembinaan tenaga kerja yang bagus akan menghasilkan SDM yang berkualitas Sumber : (Tan, Shen, Yam, & Lo, 2007) Dari hasil studi literatur yang mengidentifikasi faktor-fator peluang dan ancaman dari pasar konstruksi internasional. Kemudian faktor-faktor peluang dan A-32-5

6 ancaman tersebut dikelompokkan pada indikator keunggulan bersaing perusahaan yang berhubungan dengan peluang dan ancaman terkait. Dengan pengelompokkan ini dapat menggambarkan bahwa peluang dan ancaman dari pasar konstruksi internasional dapat diatasi melalui indikator keunggulan bersaing perusahaan. Pengelompokkan tersebut dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Indikator Kunci yang Menggambarkan Keunggulan Bersaing Kontraktor Indikator Faktor Peluang dan Ancaman Definisi Operasional Sumber Perusahaan memahami dan mengerti Peraturan dan perundangan peraturan dan perundangan kompetisi Fukunaga, Y (2013) kompetisi usaha usaha di negara negara ASEAN Citra Perusahaan Teknikal Keuangan Reputasi perusahaan Tanggung jawab sosial Jumlah bisnis utama Kepuasan pekerja Tipe proyek dalam pasar konstruksi secara global Perkembangan teknologi Fasilitas perdagangan Meningkatnya kebutuhan infrastruktur Aplikasi pengunaan IT Tingginya hambatan tariff dan nontariff Reputasi perusahaan sangat dikenal baik secara nasional maupun internasional Perusahaan mampu menghadirkan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan disekitar pengembangan proyek, hal ini dapat digambarkan dengan rekam jejak perusahaan pada proyek sebelumnya Perusahaan sudah menentukan bisnis utama yang dijalankan ketika memasuki pasar konstruksi internasional Perusahaan mampu menghadirkan kepuasan dalam hal pemberian tanggung jawab, peluang, jenjang karir dan insentif sesuai harapan dari para pekerja Proyek yang akan sering muncul adalah proyek yang berhubungan dengan fasilitas industri dan infrastruktur Untuk meningkatkan keunggulan bersaing, perusahaan harus memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru Perusahaan harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk mengetahui perkembangan pasar di luar negeri dan menjadikannya sebagai sarana promosi perusahaan Akibat adanya arus bebas barang, akan ada banyak perubahan dalam regulasi ekspor impor, kepabeanan, prosedur dan sistem yang harus sudah diantisipasi perusahaan perusahaan menghadirkan produk konstruksi infrastruktur teknologi perusahaan dalam mengerjakan proyek infrastruktur Perusahaan telah memanfaatkan dan mengintegrasikan dengan baik teknologi IT dalam sistem manajemen perusahaan Perusahaan mengerti hambatan tariff dan non tariff yang berlaku di negara tujuan ekspansi seperti pembatasan penggunaan bahan material dari luar negara penyelenggara proyek dan memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut Martin (2013) Martin (2013)) Martin (2013)) Martin (2013)) Martin (2013)) (2005) AEC HANDBOOK Ling et al (2009), Ling et al (2009), (2005) (2005) A-32-6

7 Indikator Faktor Peluang dan Ancaman Definisi Operasional Sumber Marketing Marketing Manajerial Sumber dana Fluktuasi inflasi dan nilai tukar uang Meningkatnya bunga pinjaman Tingkat pendapatan rata-rata Tingkat penjualan Rasio keuntungan Meledaknya pasar konstruksi internasional Kondisi tender dalam pasar konstruksi secara global Perubahan tingkat kompetisi dalam pasar konstruksi secara global Globalisasi dan keterbukaan pasar Jumlah pasar yang dominan Perbedaan budaya kerja Perubahan tingkat kompetisi dalam pasar konstruksi secara global Perusahaan mampu mendanai proyek dengan nilai yang besar dalam mengerjakan proyek infrastruktur Mampu menginisiasi proyek dengan tipe Build-Operate-Transfer Perusahaan mampu mengatasi kemungkinan munculnya masalah keuangan akibat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara ASEAN Perusahaan mampu mengatasi masalah biaya atas modal yang cenderung meningkat dan tidak stabil, baik dari sumber dana lokal maupun asing Perusahaan memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan memiliki rasio keuntungan yang cukup bersaing dengan kompetitornya Perusahaan mengerti dan memahami negara di ASEAN yang memiliki peluang pasar konstruksi yang besar Perusahaan harus bisa melakukan negosiasi dengan baik pada saat melakukan penawaran dengan ikut mempertimbangkan faktor non-harga dalam melakukan penawaran. Karena owner berfokus pada pengurangan resiko, perusahaan sangat dituntut untuk menerapkan ilmu dan teknologi dalam melaksanakan proyek Perusahaan akan menghadapi banyak kompetitor baik lokal maupun asing. Perusahaan harus memetakan kekuatan kompetitor dan melakukan pembenahan internal untuk menambah kekuatan perusahaan Perusahaan harus memiliki strategi tertentu dalam mengembangkan ranah bisnis perusahaan dengan banyaknya peluang bisnis baru di negara ASEAN Perusahaan mampu menggambarkan negara-negara ana saja yang dijadikan target pasar Perusahaan memilki kemampuan negosiasi yang baik dalam menyelesaikan sengketa terutama dengan penduduk lokal disekitar lokasi proyek Perusahaan mengerti budaya kerja proyek di negara tujuan ekspansi Perusahaan mengerti tentang pengaturan kontrak yang jauh berbeda dengan negara asal Perusahaan akan menghadapi banyak kompetitor baik lokal maupun asing. Perusahaan harus memetakan kekuatan kompetitor dan melakukan pembenahan internal untuk menambah kekuatan perusahaan (2005) (2005), Chan et al (2003) Jin et al (2013) Jin et al (2013) Jin et al (2013) Lu et al (2009) Han et al (2010) Han et al (2010) Jin et al (2013) Chan et al (2003), Zhang (2011) Chan et al (2003), Zhang (2011) Chan et al (2003), Zhang (2011), Fukunaga (2013) Han et al (2010), Ling (2009) A-32-7

8 Indikator Faktor Peluang dan Ancaman Definisi Operasional Sumber Perusahaan fokus pada kapabilitas total perusahaan untuk pengembangan proyek, baik itu dalam hal pendanaan, manajemen, SDM dan teknologi Kekuatan SDM Kekuatan SDM Kriteria pemilihan dalam pasar konstruksi secara global Manajemen perusahaan dalam pasar konstruksi secara global Kompetisi SDM berkemampuan yang sangat ketat Suap di negara penyelenggara Kehilangan tenaga ahli Kesepakatan tentang jasa enjiniring Benturan bahasa dan budaya Resiko pengaduan oleh tenaga kerja Perusahaan harus memiliki kemampuan negosiasi pra tender maupun pasca tender yang baik Perusahaan memiliki manajemen yang multinasional (lintas negara) Perusahaan memiliki SDM berkemampuan yang dapat bersaing dengan SDM perusahaan lain baik kompetitor lokal maupun asing Perusahaan memiliki SDM yang beretika baik dalam proyek terutama apabila berhadapan dengan perilaku suap di negara penyelenggara proyek Perusahaan harus bisa memiliki sistem pembinaan SDM yang baik sehingga mengurangi turn over SDM Semua SDM yang dimiliki perusahaan berasal dari institusi yang terakreditasi baik dari negara asal maupun negara penyelenggara Tenaga ahli perusahaan terdaftar dan memiliki sertifikat praktik enjiniring di negara asal Untuk terdaftar sebagai anggota ACPE (ASEAN Chartered professional), tenaga ahli perusahaan harus memiliki pengalaman seminimnya 7 tahun setelah lulus dan setidaknya 2 tahun pengalaman dalam mengemban tanggung jawab pekerjaan enjiniring tertentu Perusahaan memiliki SDM yang memiliki kemampuan komunikasi berbahasa asing yang baik Perusahaan harus mengerti aturan dari serikat ketenagakerjaan di negara-negara ASEAN Han et al (2010) Lu et al (2009) Zhang (2011) Zhang (2011) ASEAN Mutual Recognition Arrangements ASEAN Mutual Recognition Arrangements ASEAN Mutual Recognition Arrangements Zhang (2011) Zhang (2011) KESIMPULAN Dari hasil studi literatur yang telah dilakukan penulis baik dari jurnal internasional maupun beberapa buku pedoman tentang MEA. Berhasil didapatkan kerangka konsep penelitian untuk melakukan penilaian kesadaran dan kesiapan kontraktor di Indonesia dalam menghadapi MEA. Harapannya dengan didapatkannya kerangka penelitian ini, dapat membantu dalam pengukuran tingkat kesadaran dan kesiapan kontraktor dalam menghadapi MEA. Selain itu pola pikir dan kerangka konsep penelitian dapat digunakan untuk mengukur kesadaran dan kesiapan industri lainnya dengan mengganti indikator keunggulan bersaing perusahaan dan mengkolaborasikannya dengan faktor-faktor peluang dan ancaman yang ada pada pasar internasional khususnya MEA. A-32-8

9 DAFTAR PUSTAKA ASEAN. (2005). ASEAN Mutual Recognition in Engineering Service. Benny, G., & Abdullah, K. (2011). Indonesians Perceptions and Attitudes Toward The ASEAN Community. BPS. (2014). Berita Resmi Statistik no.63/08/xvii. Chan, E. H., & Tse, R. T. (2003). Cultural Consideration in International Construction Contract. David, F. R. (2011). Strategic Management. Pearson. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (t.thn.). Menuju ASEAN Economic Community Departemen Perdagangan Republik Indonesia. ER, M., Herdiyanti, A., & Astuti, H. M. (2014). Readiness of Indonesia Companies for ASEAN Economic Community - Preliminary Findings from Automotive and Garment Industry. Fukunaga, Y. (2013). ASEAN Regional Cooperation on Competition Policy. Gunhan, S., & Arditi, D. (2005). Factors Affecting International Construction. Gunhan, S., & Arditi, D. (2005). International Expansion Decision for Construction Companies. Han, S. H., Kim, D. Y., Jang, H. S., & Choi, S. (2010). Strategies for Contractor to Sustain Growth in The Global Construction Market. Jin, Z., Deng, F., Li, H., & Skitmore, M. (2013). Practical Framework for Measuring Performance of International Construction Firms. Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Ling, F. Y., Pham, V. M., & Hoang, T. P. (2009). Strength, Weakness, Opportunities, and Threats for Architectural, Engineering, and Construction Firms; Case Study of Vietnam. Lu, W., Li, H., Shen, L., & Huang, T. (2009). Strength, Weakness, Opportunities, and Threats Analysis of Chinese Construction Companies in The Global Market. Maqsoom, A., Charoenngam, C., Masood, R., & Awais, M. (2013). Foreign Market Entry Considerations of Emerging Economy Firms. Rynhart, G., & Chang, J.-H. (2014). ROAD TO ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 HANDBOOK. Sandhyavitri, A., Rahayu, D., & Venesha, T. (2013). Significant Factors Affeting Contractor and Consultant Companies Competitiveness Facing The Global Market Based on The AHP. Tan, Y.-t., Shen, L.-Y., Yam, M. C., & Lo, A. A. (2007). Contractor Key Competitiveness Indicators (KCIs) : a Hong Kong Study. Zhang, X. (2011). Social Risks for International Playes in the Construction Market : A China Study. A-32-9

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. Awallutfi Andhika Putra 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kontraktor pada beberapa tahun terakhir ini memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang dilakukan oleh BUMN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (http://www.novapdf.

BAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (http://www.novapdf. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu dan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Raynaldo Vea Winanda 1, Devin Ham 2 and Paulus Nugraha 3 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI Rendy Kurnia Dewanta 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1, 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI Globalisasi Ekonomi Adalah suatu kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pemahasan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka bab V ini adalah kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis. Setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang berkualitas. Untuk pengadaannya dilakukan proses pelelangan tender untuk semua proyek

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN DEVELOPER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN DEVELOPER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 FORMULASI STRATEGI PEMASARAN DEVELOPER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Rinaldy Aldi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas, Dadang, menyatakan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan persiapan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Lebih terperinci

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Sri Suharmini Wahyuningsih 1 minuk@ut.ac.id Abstrak Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam memajukan masyarakat agar dapat mengembangan perekonomian

Lebih terperinci

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 1 : 1 Potret Kabupaten Malang 2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 3 Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan penelitian. 1.1.1. Latar belakang. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang mempunyai peranan besar dalam arus lalu lintas barang dan orang, sebagai penghubung

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini bertujuan untuk menyimpulkan pembahasan dan analisa pada bab II, III, dan IV guna menjawab pertanyaan penelitian yaitu keuntungan apa yang ingin diraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Tantangan Bisnis Masa Kini Di Susun Oleh: ARDIAN FAJAR FEBRIYANTO 11-S1TI-05 11.11.4922 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrak I. Abstrak Perubahan yang sangat cepat,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2007, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, yang akan mengubah ASEAN menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya

Lebih terperinci

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 TRANSFORMASI ASEAN 1976 Bali Concord 1999 Visi ASEAN 2020 2003 Bali Concord II 2007 Piagam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada ASEAN Summitbulan Januari 2007

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mendorong munculnya perubahan dari berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran yang penting dan strategis, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan bentuk integrasi ekonomi regional ASEAN dalam artian sistem perdagaangan bebas antar negara dalam satu lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integrasi ekonomi, Sesuai dengan tujuan pembentukannya, yaitu untuk menurunkan hambatan perdagangan dan berbagai macam hambatan lainnya diantara satu negara dengan

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC), mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Januari 2016. Pembentukan MEA berasal dari kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi tinggi merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Keunggulan SDM juga penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perubahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001:2008 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEREJA BNKP MEDAN TUGAS AKHIR

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001:2008 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEREJA BNKP MEDAN TUGAS AKHIR TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001:2008 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEREJA BNKP MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Terapan Oleh: AMALIA HANI NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terbukanya ekonomi regional dan global yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat persaingan di seluruh sektor bidang usaha, baik dalam maupun luar negeri,

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia Eko Budi Santoso 1 * Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember, * Email : eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Kota-kota besar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DIBIDANG SDM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

PERUMUSAN STRATEGI KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DIBIDANG SDM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PERUMUSAN STRATEGI KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DIBIDANG SDM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Fajar S Handayani 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar negara-negara di dunia dalam hal perekonomian merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian dari setiap negara. Sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil Menengah atau UMKM merupakan sektor penting sebagai mesin penggerak utama ekonomi global. Hal ini dapat terlihat dari mendominasinya jumlah

Lebih terperinci

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor SWOT pengembangan proyek KPS Kampung Reyog adalah sebagai berikut : a. Faktor strength

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1Sejarah Perusahaan Frost & Sullivan merupakan perusahaan konsultan bisnis global yang berpusat di Mountain View, California, Amerika Serikat. Frost & Sullivan telah berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Mithen Lullulangi 1, dan Anas Arfandi 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). AEC merupakan salah satu pilar perwujudan visi ASEAN 2020 bersama dengan ASEAN Security Community dan ASEAN Socio-Cultural

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan eksternal terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) baik di dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Kota Bandung memiliki kawasan produksi yang strategis diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas disetiap bidangnya guna sebagai salah satu faktor mendukung

Lebih terperinci

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam Menghadapi MEA 2015 SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economy Community)

Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economy Community) Ketidakpastian dalam segala hal, biasanya akan menimbulkan kejolak yang akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan. Salah satunya adalah disektor ekonomi. Dibidang inilah kekuatan sebuah negara akan diperhitungkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini Public Relations menjadi salah satu bagian yang penting dalam perusahaan. Peran public relations diperlukan guna menunjang operasional

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Perkembangan Integrasi Ekonomi di Kawasan ASEAN. Sumber: Lim (2014) GAMBAR 4.1. Negara-negara di Kawasan ASEAN Secara astronomis Asia Tenggara terletak di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap

Lebih terperinci

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September 2015 Oleh: MUSTOFA, CA Anggota Dewan Penasihat IAI Welcome, MEA 2015 MEA: membentuk pasar tunggal Asia Tenggara Tujuan: meningkatkan daya saing Mempermudah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia berdasarkan kesepakatan para pemimpin negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Isu Prioritas - Standar (SNI)

Isu Prioritas - Standar (SNI) 1 Isu Prioritas - Standar (SNI) Melindungi hak konsumen dan memaksimalkan kepuasan pelanggan adalah bagian dari tujuan utama perusahaanperusahaan di seluruh dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia

Lebih terperinci