1. Pendahuluan Dibidang pendidikan, pemanfaatan teknologi telah dilakukan untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi, seperti penggunaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan Dibidang pendidikan, pemanfaatan teknologi telah dilakukan untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi, seperti penggunaan"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Dibidang pendidikan, pemanfaatan teknologi telah dilakukan untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi, seperti penggunaan komputer, penggunaan media pendukung seperti power point juga telah diterapkan dalam pembelajaran untuk dapat menarik minat belajar peserta didik [1]. Akan tetapi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran sosiologi, diperoleh data bahwa antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran masih jauh dari harapan, terdapat 58,33% peserta didik yang memiliki antusias mengikuti pembelajaran. Dari aspek afektif, terdapat 41,67% peserta didik yang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru yang dapat dilihat dari kelengkapan catatan mereka, sisanya terdapat peserta didik yang mengerjakan tugas dari pelajaran kelas lain, ada yang menggambar, dan ada pula yang bercengkrama dengan teman sebangkunya. Mengenai keaktifan peserta didik, terdapat 20,83% peserta didik yang berani ikut aktif dalam dalam bertanya. Dari aspek kognitif, mengenai pemahaman peserta didik, hasil dari observasi dan wawancara menyebutkan bahwa terdapat 33,33% peserta didik yang mampu berpendapat. Mereka ikut aktif, jika mereka ditunjuk oleh guru untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Mengenai peserta didik yang mampu menjelaskan materi pembelajaran kembali terdapat 41,67% peserta didik yang mampu menjelaskan materi yang telah diberikan oleh guru. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa banyak peserta didik yang tidak termasuk dalam aspek afektif dan kognitif dalam pembelajaran sosiologi. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan mengenai kegiatan peserta didik di luar jam sekolah, aktivitas menggunakan jejaring sosial begitu digemari peserta didik. Jejaring sosial yang peserta didik akses adalah jejaring sosial twitter. Twitter dapat dijuluki SMS of the Internet, sebagai program aplikasi internet untuk mengirim pesan pendek. Dalam perkembangannya, twitter banyak membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat umum salah satunya adalah ajang promosi kandidat pemilihan Presiden di Amerika Serikat. Dalam kondisi ini twitter diperuntukan sebagai media penyalur informasi [2]. Berdasarkan penelitian Semiocast, lembaga riset jejaring sosial yang berpusat di Paris, Prancis, Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah akun 19,5 juta [3]. Dari 24 peserta didik dalam 1 kelas, 18 peserta didik memiliki akun twitter. Twitter diakses oleh kalangan peserta didik untuk menyampaikan ekspresi diri maupun mencari informasi. Dalam satu hari, apabila diakumulasikan waktu yang digunakan untuk mengakses twitter 2-3 jam dari waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa minat peserta didik untuk mengakses jejaring sosial cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan uraian dari permasalahan yang ada, maka dilakukan penelitian tentang pemanfaatan twitter untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, agar dapat mengetahui prestasi belajar peserta didik. 8

2 2. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian Sri Rahayuningsih (2013) yang berjudul Potensi Pemanfaatan Facebook Sebagai Media Pembelajaran Bagi Peserta didik Sekolah Menegah Atas, model pembelajaran menggunakan facebook digunakan untuk mendiskusikan tugas sekolah, pemberian materi pelajaran pendukung seperti video, gambar, maupun bahan bacaan. Selain itu facebook juga digunakan sebagai alat bantu konsultasi dengan guru pengampu. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa peserta didik lebih antusias, bersemangat serta dapat meningkatkan keaktifan dalam kegiatan pembelajraran karena penggunaan media facebook sebagai media pembelajaran memberikan warna yang berbeda bagi mereka sehingga dapat menghilangkan rasa jejuh dalam kegiatan pembelajaran dan memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebih fleksibel [4]. Penelitian lain yang relevan dengan memanfaatkan jejaring sosial sebagai media pembelajaran yaitu penelitian yang dilakukan oleh Catherine-Mette (2009) dalam junal Using Twitter in EFL Education. Dalam penelitian ini, twitter digunakan oleh pengajar untuk menambah kosakata peserta didik yang perkembangannya dapat dilihat dari pembelajaran sehari-hari. Penelitian ini menunjukkan bahwa twitter dapat digunakan sebagai media alternatif yang digunakan untuk manambah pengetahuan peserta didik dalam mengembangkan pemahaman kosakata [5]. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah jejaring sosial lebih tepatnya adalah twitter. Manfaat media dalam proses pembelajaran antara lain: - Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, diharapkan dengan adanya media pembelajaran, kualitas belajar peserta didik lebih meningkat. - Tempat berlangsungnya proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. - Peran pendidik, dapat lebih berfungsi sebagai fasilitator [6]. Jadi media pembelajaran diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat membantu kegiatan belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tentu harus dapat menarik minat belajar peserta didik. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh [7]. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu [8]. Terdapat indikator yang dapat menjelaskan minat belajar peserta didik antara lain perasaan senang, perhatian dan konsentrasi. Perasaan senang dapat dilihat dari antusias peserta didik saat mengikuti pelajaran, contohnya seperti peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru dan mencatat materi penting dalam pelajaran. Dari indikator perhatian peserta didik dapat kita lihat dari peserta didik dapat bertanya atau mengemukakan pendapatnya dalam pembahasan suatu materi pelajaran. Dalam indikator mengenai konsentrasi peserta didik, dapat dilihat dari pemahaman peserta didik dalam mempelajari sebuah materi yang nantinya mereka dapat menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan baik kepada guru maupun rekan peserta didik yang lain. [7]. 9

3 Twitter dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena memenuhi beberapa kriteria sebagai media pembelajaran antara lain : - Access Twitter sangat mudah diakses oleh para penggunanya, dengan menggunakan handphone yang terkoneksi internet, penggunaan twitter sudah dapat dilakukan, tanpa adanya batasan ruang dan waktu untuk mengakses atau memperoleh informasi. - Cost Dalam menggunakan twitter, para pengguna tidak perlu membeli sebuah lisensi atau memiliki sebuah sertifikat penggunaan dalam menjalankannya. Sehingga dinilai murah dari segi penggunaannya. - Interactivity Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Melalui twitter komunikasi dua arah dapat dengan mudah dilakukan. Misal: terjadi komunikasi timbal balik mengenai materi yang didiskusikan [9]. 3. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Alasan penggunaan metode ini ialah data yang disajikan bukan hanya diuji statistik saja tetapi disajikan untuk mendeskripsikan gejala yang ditemukan. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: Pra Penelitian Identifikasi Sarana dan Prasarana Mendesain Strategi Penerapan Evaluasi Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan pra penelitian ini dilakukan untuk mengetahui situasi belajar mengajar yang sedang terjadi. Dipilihnya SMA Virgo Fidelis Bawen sebagai tempat penelitian dikarenakan akses yang mudah untuk melakukan penelitian, dan faktor peserta didik yang telah menggunakan twitter sebagai media komunikasi. Dalam tahapan ini, dilakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan sedangkan wawancara dilakukan terhadap peserta didik mengenai aktivitas mereka dalam 10

4 mengikuti kegiatan belajar yang telah dilakukan. Berikut tabel wawancara yang akan diajukan kepada peserta didik: Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Aktivitas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pelajaran Narasumber Pertanyaan Peserta Didik 1. Apakah anda antusias mengikuti pelajaran sosiologi? 2. Apa yang anda lakukan dalam proses pembelajaran? 3. Apakah anda ikut aktif bertanya dalam proses pembelajaran? 4. Apakah anda ikut aktif berpendapat dalam proses pembelajaran? 5. Apakah anda berani untuk menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan? 6. Apakah anda memiliki dan mengakses situs jejaring sosial twitter? 7. Berapa lama anda mengakses twitter dalam sehari? Identifikasi sarana dan prasarana berupa fasilitas belajar yang terdapat di SMA Virgo Fidelis Bawen. Fasilitas belajar yang terdapat di SMA Virgo Fidelis dapat dikatakan lengkap. Fasilitas tersebut antara lain perpustakaan, web sekolah, LCD Projector, speaker dalam kelas dll. Dalam pembelajaran sosiologi menggunakan twitter ini, tentunya dibutuhkan fasilitas pendukung seperti komputer/handphone yang terkoneksi dengan fasilitas internet. Akan tetapi, jika dilakukan diruang komputer tentunya akan mengganggu dalam pelaksanaan mata pelajaran komputer. Oleh sebab itu agar tidak mengganggu mata pelajaran yang lainnya proses ini dilakukan di luar jam sekolah dengan memberikan informasi atau latihan-latihan soal yang bersangkutan dengan mata pelaran sosiologi. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah minat peserta didik dalam belajar sosiologi selain itu juga untuk membantu proses belajar peserta didik terhadap mata pelajaran sosiologi. Desain strategi bertujuan agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh pelaku pembelajaran dapat berjalan secara terstruktur. Oleh karena itu agar rancangan sistem dapat berjalan dengan semestinya maka RPP digunakan sebagai acuannya. Penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran di sekolah dan di luar jam pembelajaran di sekolah. Penelitian pada saat pembelajaran di kelas meliputi observasi proses pembelajaran treatment class dan control class. Untuk kegiatan belajar di luar jam pembelajaran di sekolah ialah peserta didik melakukan akses twitter pada Akun ini digunakan untuk sarana diskusi peserta 11

5 didik dengan konsep pemberian latihan-latihan soal, diskusi, maupun evaluasi belajar peserta didik. Tahap berikutnya adalah tahapan pelaksanaan. Dalam tahapan ini dilakukan eksperimen. Pada tahapan ini, diterapkan Control Class dengan Treatment Class. Pemilihan Treatment Class dengan Control Class merupakan pilihan dari guru mata pelajaran bersangkutan. Treatment Class merupakan kelas yang memperoleh kesempatan belajar menggunakan twitter. Pada tahapan ini, untuk dapat melakukan penelitian ada beberapa hal yang diperlukan, yaitu hardware, soal latihan, dan soal tes. Dalam penerapannya, twitter yang digunakan guru sebagai media pembelajaran sosiologi di SMA Virgo Fidelis Bawen dilakukan di luar jam sekolah. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak terganggu dalam proses belajar ketika berada di sekolah. Selain itu agar peserta didik mampu belajar mengulang materi yang sudah diberikan atau mempersiapkan materi yang akan diajarkan selanjutnya. Pembelajaran menggunakan twitter hanya dilakukan pada treatment class, sedangkan untuk control class menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada tahapan eksperimen yang dilakukan pada treatment class mengenai pemberian latihan soal yang berkaitan dengan materi kelompok sosial berupa uraian singkat. Guru memberikan soal dengan total 25 soal. Dari setiap soalnya memiliki poin yang sama yaitu 4 poin per soal jika mereka menjawab benar. 1 poin bagi mereka yang menjawab tetapi salah. Guru juga menentukan klasifikasi jumlah peserta didik dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru adalah sebagai berikut 0-5 peserta didik menjawab soal digolongkan pada indikator tidak aktif, 6-10 digolongkan kurang aktif, standar, aktif, sangat aktif. Standar yang ditentukan guru untuk peserta didik menjawab pertanyaan di twitter ialah sebesar kali. Materi yang diberikan mencakup materi pengertian kelompok sosial, ciri kelompok sosial, daftar pembentukan kelompok sosial, dan klasifikasi kelompok sosial. Pemberian latihan soal bukan hanya teks saja melainkan dengan memberikan contoh gambar pendukung juga dilakukan. Hal ini dimanfaatkan untuk memberikan warna lain dalam proses pembelajaran dan melatih analisa peserta didik dalam memahami suatu materi. Selain latihan soal, dilakukan juga pemberian ringkasan materi serta evaluasi dari latihan soal. Berbeda denga treatment class dalam control class, kegiatan belajar menggunakan twitter tidak mereka dapatkan. Kegiatan yang mereka lakukan adalah pembelajaran yang dilakukan didalam kelas dengan menggunakan metode konvensional dimana guru menjelaskan materi dan diharapkan peserta didik memperhatikan sembari menyimak materi yang diajarkan. Tahapan yang terakhir adalah tahapan evaluasi. Evaluasi merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak. Evaluasi ini dibagi menjadi 2 bagian, evaluasi mengenai minat belajar peserta didik yang dilihat setelah mereka mengakses twitter sebagai media pembelajaran melalui observasi, pengisian kuesioner dan wawancara serta evaluasi mengenai hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tes tertulis. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik antara treatment dan control class, dilakukan uji beda rata-rata hasil evaluasi tertulis menggunakan pengujian 12

6 Independent-Samples T-Test. Hipotesis yang digunakan adalah Ho : Hasil belajar peserta didik treatment class sama dengan peserta didik control class. Ha : Hasil belajar peserta didik treatment class lebih besar dari peserta didik control class. 4. Hasil dan Pembahasan Melihat dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa antusias peserta didik, sikap afektif dan kognitif peserta didik dalam pembelajaran masih kurang, guru mencoba kegiatan baru dengan memberikan alternatif pembelajaran menggunakan twitter mengingat jejaring sosial ini dimiliki dan diakses oleh peserta didik. Alternatif yang dilakukan oleh guru adalah memberikan latihan-latihan soal yang diberikan pada yang telah diikuti oleh para peserta didik. Penerapan twitter sebagai media pembelajaran yang dilakukan oleh guru, memperoleh respon yang baik dari peserta didik dari treatment class. Dari beberapa eksperimen yang telah dilakukan, posting yang diberikan kepada peserta didik berjumlah 12 kali. Sebanyak 24 peserta didik ikut serta dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tanpa harus diberi dorongan oleh agar mereka menjawab. Aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam menggunakan twitter sebagai media belajar, selain menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh guru, terdapat peserta didik yang berdiskusi dengan teman mengenai materi yang dipelajari, dimana ketika salah satu peserta didik keliru dalam menjawab terdapat peserta didik lain yang memberikan arahan/penjelasan mengenai jawaban yang benar. Melalui twitter telah terjadi Tanya jawab antara peserta didik dengan guru tentang materi yang masih kurang dipahami. Hal tersebut tentunya membawa dampak positif dalam proses belajar peserta didik. Dari kegiatan mereka menjawab pertanyaan yang terdapat dalam twitter, secara tidak langsung telah menggali pemahaman mereka mengenai materi yang peserta didik pelajari. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan twitter begitu baik meskipun frekuensi peserta didik dalam menjawab berbeda-beda. Berikut tabel data frekuensi menjawab peserta didik treatment class yang telah melakukan pembelajaran menggunakan twitter : Tabel 4.1 Frekuensi Peserta Didik Mengakses Twitter Jumlah Peserta Didik (/Orang) Jumlah Frekuensi Menjawab Kategori Menjawab Orang Tidak Aktif Orang Kurang Aktif Orang Standar Orang Aktif Sangat Aktif 13

7 Tabel 4.1, menunjukan bahwa dari 24 peserta didik terdapat 6 orang peserta didik yang masih tidak aktif sedangkan terdapat 5 orang peserta didik yang dapat dikatakan kurang aktif. Sedangkan 6 orang peserta didik lainnya dapat dikatakan standar. Sisanya, 7 orang peserta didik dapat digolongkan dalam kategori aktif. Jadi hanya terdapat 13 peserta didik yang dapat dikatakan aktiv dalam pembelajaran berdasarkan standar yang telah ditentukan. Setelah pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran, mereka terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak ada lagi peserta didik yang bercengkrama dengan peserta didik lain selain memperhatikan penjelasan yang guru berikan dan berdiskusi mengenai materi yang sedang diberikan oleh guru. Beberapa peserta didik sudah berani menyatakan pendapat, gagasannya dan menjelaskan materi yang sedang dibahas. Peserta didik juga tanpa ragu bertanya terhadap guru mengenai materi yang belum peserta didik pahami. Berikut merupakan grafik dari hasil observasi yang telah dilakukan. Grafik 4.1 Perbandingan Jumlah Peserta Didik Treatment Class Dalam Indikator Minat Belajar Sebelum dan Setelah Twitter Diterapkan Berdasarkan indikator minat dari sumber yang digunakan, maka pada grafik 4.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan minat belajar peserta didik treatment class. Untuk peserta didik control class, dengan menggunakan pembelajaran konvensional tanpa melakukan pembelajaran menggunakan twitter, minat belajar mereka tidaklah berbeda dengan observasi awal yang dilakukan. Masih terdapat peserta didik yang bercengkrama dengan rekan sebangkunya, dan menjalankan aktivitas di luar pembelajaran. Untuk bertanya, berpendapat maupun menjelaskan materi kembali yang telah guru berikan dirasa masih kurang. Hanya beberapa peserta yang berani melakukannya dan harus ada peran serta guru dalam memberikan dorongan terhadap peserta didik. Berikut grafik perbedaan minat belajar peserta didik treatment class dengan control class. 14

8 Grafik Perbandingan Peserta Didik Treatment Class dengan Control Class Dalam Indikator Minat Belajar Dari grafik dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan minat belajar peserta didik treatment class yang mendapat tambahan pembelajaran menggunakan twitter sebagai media pembelajaran di luar jam sekolah dengan peserta didik control class yang hanya menggunakan pembelajaran konvensional di kelas sangatlah berbeda. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam belajarnya, dilakukan evaluasi tertulis yang terdiri dari 15 soal. Tes ini dilakukan setelah seluruh materi diberikan oleh guru. Hasil evaluasi peserta didik yang telah diperoleh dari peserta didik treatment class maupun control class diperoleh hasil dengan nilai tertinggi 100 untuk peserta didik treatment class dan 97 untuk peserta didik control class. Untuk nilai terendah dari kedua kelas tersebut adalah 50 untuk peserta didik treatment class dan nilai 29 dari peserta didik control class. Rata-rata kelas dari setiap kelasnya diperoleh hasil untuk treatment class, sedangkan untuk control class, rata-rata kelasnya adalah Dari data evaluasi peserta didik tersebut, akan diuji untuk mengetahui nilai perbedaan yang signifikan antara peserta didik treatment class dengan peserta didik control class. Pengujian ini akan dilakukan dengan pengujian Independent-Samples t test pada aplikasi SPSS. Terdapat 2 hipotesis yang akan diuji dalam pengujian ini. Hipotesis pertama dalam tabel Levene's Test untuk uji homogenitas menyebutkan : Ho = Kedua kelas memiliki varian yang sama. Ha = Kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Hipotesis kedua dalam tabel t-test for Equality of Means digunakan untuk menguji apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama menyebutkan : Ho = Hasil belajar peserta didik treatment class sama dengan peserta didik control class. Ha = Hasil belajar peserta didik treatment class lebih besar dari peserta didik control class. 15

9 Dari hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa jumlah data yang diteliti adalah 24 peserta didik. Kelas 1 adalah treatment class, sedangkan kelas 2 adalah control class. Rata-rata dari kelas 1 adalah sedangkan kelas 2 adalah Dari data tersebut tampak bahwa F= dengan nilai p= Karena nilai p > dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima karena kedua kelas tidak memiliki perbedaan varians nilai antara peserta didik kelas 1 dengan kelas 2. Dengan kata lain dikatakan bahwa nilai kelas 1 dengan nilai kelas 2 adalah homogen. Dalam tabel t-test for Equality of Means digunakan untuk menguji apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama. Hipotesis yang diketahui adalah Ho : Hasil belajar peserta didik treatment class sama dengan peserta didik control class. Ha : Hasil belajar peserta didik treatment class lebih besar dari peserta didik control class. Tabel 4.2 : Tabel Kriteria Pengujian t-test for Equality of Means Output Penjelasan Berdasar t-hitung & t-tabel a. t hitung > t tabel Ho ditolak b. t hitung < t tabel Ho diterima Berdasar probabilitas a. p value < 0.05 b. p value > 0.05 Ho ditolak Ho diterima Dari tabel 4.2 diperoleh bahwa nilai t hitung (2.990) lebih besar dari nilai t tabel (2.013) dengan p value (0.004 < 0.05). Jadi jika t hitung > t tabel dapat dijelaskan bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Untuk probabilitasnya, dapat diketahui bahwa nilai Sig (2-tailed) sebesar lebih kecil dari Jadi dari dua perhitungan diatas hasil akhir yang diperoleh adalah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai evaluasi tertulis treatment class dengan rata-rata evaluasi tertulis control class. Setelah proses pembelajaran dilakukan, peserta didik treatment class diwajibkan untuk mengisi kuesioner yang telah diberikan. Kuesioner berguna untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pemafaatan twitter dalam pembelajaran serta manfaat yang diperoleh oleh peserta didik. Berikut tabel indikator dan prosentasenya. Aspek Afektif Kognitif Tabel 4.3 Cakupan Pertanyaan Dalam Kuesioner Indikator Berkaitan dengan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Soal no : 7,8,14,16 Berkaitan dengan pemahaman peserta didik mengenai materi yang diajarkan guru. Soal no : 6,9,10,11,12 16

10 Tabel Hasil Kuesioner Pernyataan Prosentase % Afektif Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju 1. Setelah menggunakan twitter saya dapat menyimak pelajaran dengan baik Setelah menggunakan twitter saya berani bertanya maupun menyampaikan gagasan saya saat pembelajaran sosiologi tanpa ada dorongan dari guru Pembelajaran menggunakan twitter membuat minat saya bertambah dalam mengikuti pelajaran Sosiologi Setelah pembelajaran menggunakan twitter antusias belajar saya terhadap mata pelajaran sosiologi meningkat Kognitif 1. Setelah menggunakan twitter saya memperoleh pemahaman baru mengenai hal-hal yang ada disekitar saya Setelah menggunakan twitter saya mampu mengutarakan pendapat saya saat pembelajaran sosiologi tanpa ada dorongan dari guru Setelah menggunakan twitter saya mampu menjelaskan kembali mengenai materi yang telah dipelajari Pembelajaran Sosiologi menggunakan twitter membantu saya dalam berfikir praktis dan tepat sasaran Pembelajaran Sosiologi menggunakan twitter membantu saya dalam melatih analisa saya terhadap materi pelajaran sosiologi Dari tabel 4.3.1, menjelaskan bahwa pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran berdampak positif terhadap proses belajar peserta didik. Dari aspek afektif menunjukan 54.17% peserta didik sangat setuju twitter mampu membantu mereka untuk menyimak pelajaran dengan baik. 50% peserta didik berani untuk 17

11 bertanya, 62.5% perserta didik merasa bahwa minat belajar mereka bertambah setelah pemanfaatan twitter % peserta didik merasakan antusias belajar mereka bertambah. Dari aspek kognitif diperoleh hasil bahwa 58.33% peserta didik memperoleh pemahaman baru setelah pemanfaatan twitter. 62.5% peserta didik mampu berpendapat, 54.17% peserta didik mampu menjelaskan kembali materi yang dijelaskan oleh guru setelah memanfaatkan media belajar ini. 50% peserta didik merasa bahwa pembelajaran ini membantu mereka untuk berpikir praktis dan tepat sasaran. 62.5% peserta didik merasa bahwa pembelajaran ini membantu mereka dalam melatih analisa mereka terhadap suatu materi. Selain data diatas, dilakukan wawancara terhadap guru dan peserta didik mengenai hasil yang diperoleh setelah pembelajaran menggunakan twitter. Dari hasil wawancara dengan peserta didik diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan twitter dapat membantu peserta didik untuk berani memberikan pendapat pribadi dan dari materi yang diberikan di twitter peserta didik dapat memahami serta mengalisa hal-hal baru yang sekiranya belum peserta didik ketahui. Dengan adanya batasan karakter penulisan dalam twitter, secara tidak langsung dapat melatih peserta didik untuk berpikir praktis, dan tepat sasaran. Selain itu dengan adanya pembelajaran melalui twitter, peserta didik menjadi lebih siap dan secara tidak langsung minat belajar peserta didik menjadi bertambah. Pembelajaran dengan model ini menyenangkan, secara tidak langsung mengajak peserta didik untuk belajar. Selain wawancara dengan peserta didik, wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran sosiologi. Menurut guru, penggunaan twitter untuk media pembelajaran di luar sekolah sangat bagus, media ini secara tidak langsung dapat membantu peserta didik dalam belajarnya. Mereka bisa bersantai sambil belajar dan ini merupakan terobosan baru yang pantas untuk dikembangkan. Hasil setelah penggunaan twitter terhadap proses pembelajaran dirasa sangat positif. Terdapat perubahan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dari yang awalnya pasif menjadi aktif. Mereka tidak ragu untuk mengeluarkan pendapat mereka. Mereka juga ikut aktif dalam pembelajaran, pemahaman mereka terhadap suatu pokok bahasan juga bertambah, contoh yang mereka berikan juga bervariatif. 5. Simpulan dan Saran Berdasarkan pengujian dan analisis pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar peserta didik di SMA Virgo Fidelis dapat kita tarik kesimpulan bahwa (1) Pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran dapat membantu hasil belajar peserta didik treatment class lebih baik dari peserta didik control class. (2) Pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan aspek afektif, kognitif peserta didik. (3) Penggunaan twitter sebagai media pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk berpikir praktis dan tepat sasaran. (4) Pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mata pelajaran sosiologi untuk kompetensi dasar kelompok sosial dalam masyarakat 18

12 multikultural. (5) Pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam belajar di luar jam sekolah. Untuk saran dari pengujian ini (1) Pemanfaatan twitter sebagai media pembelajaran ini perlu dipertahankan karena dapat membantu peserta didik dalam belajarnya. (2) Perlu pengembangan yang lebih inovatif lagi dalam penyampaian materi ajar agar peserta didik dapat lebih kaya pemahaman mengenai materi ajar. 6. Daftar Pustaka [1] Kusuma Arief Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengajaran di Indonesia. ( Diakses pada : 18 Januari 2014 [2] Waloeyo,Yohan Jati Twitter Best Sosial Networking. Yogyakarta: Penerbit Andi,ELCOM. [3] Shin, J. K, 2006, Ten helpful ideas for teaching english to young learners, English Teaching Forum. 44(2), hal [4] Rahayuningsih Sri Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Media Pembelajaran Bagi Peserta didik Sekolah Menegah Atas. Skripsi [5] Cathrine-Mette(Trine)Mork. Using Twitter in EFL Education.The JALT CALL Journal-Vol.5, No Hal [6] Widodo, Chomsin S. Jasmadi STP. 2008, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [7] Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. [8] Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [9] Fakhurroja, Hanif. S.Si dan Munandar, Aris. S.Si. Cetakan I, Twitter Ngoceh Dapet Duit. Yogyakarta: Great Publisher. 19

1. Pendahuluan Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

1. Pendahuluan Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran. 1. Pendahuluan Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Perkembangan teknologi telah melakukan pengembangan terobosan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan. Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA

1. Pendahuluan Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan. Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA 1. Pendahuluan Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan. Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 1 Pabelan. Permasalahan ini dialami oleh siswa pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap Awal Penelitian tahap awal di SD Negeri Srikayangan dan SD Negeri Pergiwatu diawali dengan kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 01 dan siswa kelas 5 SD Negeri Bawen 04 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SDN Dukuh 02 Kota Salatiga berjumlah 34 dan SDN Dukuh 05 Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALITA TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR PADA KONSEP CLASSIS INSECTA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

PENGARUH MEDIA REALITA TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR PADA KONSEP CLASSIS INSECTA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:121-130 PENGARUH MEDIA REALITA TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR PADA KONSEP CLASSIS INSECTA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 36 BAB IV HASIL PENELITIAN 4. 3. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I di SDN Kawengen 02 sebagai kelas eksperimen dan SD Mujil 02 sebagai kelas kontrol.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian SMA NU 01 Hasyim Asy ari Tarub merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjumlah 52 siswa dengan terdiri dari dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah I Palembang tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 04 Mei

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI 1 BELITANG Arini Rosa Sinensis Dosen Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretes dan hasil postes pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC TEACHING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH MATERI POKOK HAJI KELAS V SEMESTER II DI MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian pada SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Hesti Fitriani 1), Nurul Afifah 2) dan Eti Meirina Brahmana 3) 1 Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 48 siswa kelas 2 SD Sidorejo Lor 1 Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas paralel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN

PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN Arief Zuhud R (zuhudtz_arief@yahoo.co.id) Drs. Waslaluddin, M.T. (waslaluddin@yahoo.com)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Sisca Linda Prahesti, 2) Sri Wahyuni, 2) Bambang Supriadi 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Pada SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat tiga orang pengajar yang mengajar pada kosentrasi TKJ (Teknik Koputer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Nglinduk yang beralamatkan di dusun Kandangan Desa Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran Discovery, berupa data aktivitas belajar siswa serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DATA HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengolahan data skor pretes dan postes kemampuan pemahaman matematika dan disposisi matematika pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2013/2014 Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Deskripsi data ini akan membahas gambaran data hasil belajar siswa sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Desti Anggistia*, Eko Suyanto, I Dewa Putu Nyeneng FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhitung tanggal 26 Januari sampai dengan 5 Febuari Penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhitung tanggal 26 Januari sampai dengan 5 Febuari Penelitian ini 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitiam ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang terhitung tanggal 26 Januari sampai dengan 5 Febuari 2015.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa. 64 BAB V ANALISIS Pembelajaran yang digunakan pada kelas VIIB adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada kelas VIIC menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWAPADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 12 PEKANBARU Novita Susanti, Jimmi Copriady dan

Lebih terperinci

student center learning (SCL). Penelitian dilakukan sebanyak dua kali

student center learning (SCL). Penelitian dilakukan sebanyak dua kali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DISKRIPSI DATA Data penelitian ini adalah data kelas teacher center learning (TCL) dan kelas student center learning (SCL). Penelitian dilakukan sebanyak dua kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL GANTANG Vol. II, No. 2, September 2017 p-issn. 2503-0671, e-issn. 2548-5547 Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada. bulan mei, semester genap tahun ajaran 2012/2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada. bulan mei, semester genap tahun ajaran 2012/2013. 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada bulan mei, semester genap tahun ajaran 2012/2013. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE DAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Lepi Candra 1, Lili Andriani

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL Oleh Rr. Laksmi Wulandari NIM 080210102002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Ekonomi:

Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 96 PENERAPAN E-LEARNING DENGAN MEDIA SCHOOLOGY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes obyektif. Data hasil belajar sebagai parameter penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN 2.732 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN THE INFLUENCE OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta   Abstrak EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD BAKALAN SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016 Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL Oleh Dinicen Viclara NIM 090210102026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan didua SD Negeri, yaitu SD Negeri Tegalrejo 01 dan SD Negeri Tegalrejo

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rata-rata Jumlah Siswa Rata-rata 1 IV A(eksperimen) 29 68,96 2 IV B (kontrol) 29 71,58 Total ,54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rata-rata Jumlah Siswa Rata-rata 1 IV A(eksperimen) 29 68,96 2 IV B (kontrol) 29 71,58 Total ,54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tes Awal (Pre-test) Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelompok eksperimen adalah memberikan pre-test kepada kedua kelompok. Tes

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi. PERBEDAAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 SEMEN KEDIRI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH PADA MATERI KOMPONEN EKOSISTEM SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas 5 SDN Duren 01 dengan jumlah 27 siswa sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bringin yang beralamatkan Jalan Diponegoro 116 Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur dengan instrumen berupa tes soal pilihan ganda, untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian eksperimen ini dilakukan pada bulan November 2013 di Kota Kudus dengan memfokukskan pada dua variabel bebas yaitu Media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes. Pengaruh Penggunaan Media Video. (Muhammad Saeful) 241 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 BANTUL TAHUN

Lebih terperinci

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMANEGERI 14 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sejarah merupakan salah satu proses belajar yang memiliki peran penting, khususnya pada tingkat SMA dalam membentuk kualitas siswa baik dalam segi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA Afrinus Simarmata, Hairida, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngambur pada bulan November 2009. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012, bertempat di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL BELAJAR AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Oleh:

PENGARUH MODEL BELAJAR AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Oleh: ISSN 1693-7945 PENGARUH MODEL BELAJAR AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Oleh: Sudirman Universitas Wiralalodra Indramayu ABSTRAK Tujuan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat SMA Muhamadiyah 1 Surakarta SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berdiri sejak tanggal 1 September 1946 dan merupakan sekolah swasta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR Annida Yuswan, Yon Rizal dan Pujiati Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen dengan desain faktorial dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2012, pada tanggal 27 Februari 2012 dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap bulan Mei tahun 2010. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL Oleh LISA NESMAYA NIM 080210102052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR Elvita Yeni *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Penggunaan media seperti buku materi, papan tulis, lcd proyektor dan media pendukung seperti komputer telah umum diterapkan dalam

1. Pendahuluan Penggunaan media seperti buku materi, papan tulis, lcd proyektor dan media pendukung seperti komputer telah umum diterapkan dalam 1. Pendahuluan Penggunaan media seperti buku materi, papan tulis, lcd proyektor dan media pendukung seperti komputer telah umum diterapkan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran TIK. Berdasarkan observasi

Lebih terperinci