CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 )
|
|
- Budi Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 ) Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. PENDAHULUAN SNI ISO/IEC : 2008 merupakan standar metrologi yang sangat penting untuk pengujian (test) dan pengukuran (measurement) produk. Hampir seluruh badan standar dan lembaga akreditasi nasional mengadopsinya. Perusahaan membutuhkannya dan bahkan ada beberapa industri yang bergabung dengannya untuk standar bidang/sektor yang spesifik. SNI ISO/IEC : 2008 merupakan standar global untuk kompetensi teknis kalibrasi dan pengujian (testing) laboratorium. Keberhasilan pengukuran tergantung dari kalibrasi alat ukur yang digunakan dan ketertelusurannya (traceability). Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang akan ditunjukkan alat ukur atau sistem ukur atau nilai yang diwakili bahan ukur dengan nilai yang bersangkutan diwujudkan oleh standar (perbandingan antara penunjukkan suatu alat ukur dengan nilai suatu standar yang telah diketahui). Ketertelusuran adalah hasil pengukuran atau nilai standar yang dapat dihubungkan ke acuan yang dinyatakan, biasanya standar nasional / internasional, melalui rantai perbandingan tidak terputus yang setiap mata rantai mempunyai ketidakpastian yang dinyatakan. Kalibrasi merupakan mekanisme formal ketertelusuran. Tujuan dilakukan kalibrasi yaitu untuk meningkatkan mutu produk, menjamin konsistensi, memastikan pengukuran sudah sesuai, untuk menentukan deviasi dan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin pencarian untuk Standar Nasional. Sementara manfaat kalibrasi adalah untuk menjaga kondisi alat ukur untuk tetap sesuai dengan spesifikasi (Anonim, 2014). Pengukuran kadar air merupakan salah satu pengujian mutu benih standar yang rutin dilakukan oleh Laboratorium BBPPTP Surabaya. Metode pengujian yang dilakukan yaitu menggunakan oven (metode oven suhu tinggi maupun suhu rendah). Dengan bertambahnya umur pemakaian, komponen oven berubah karena suhu atau tekanan mekanis terus menerus. Oleh karena itu oven perlu dikalibrasi dengan benar sehingga memberi keyakinan bahwa hasil pengukuran dapat dipertanggungjawabkan. CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 1
2 Kalibrasi alat dapat dilakukan oleh badan khusus metrologi, maupun kalibrasi internal oleh pihak laboratorium itu sendiri. Kita dapat melakukan kalibrasi alat secara sederhana dengan memanfaatkan peralatan yang ada. Pengujian ini bertujuan untuk mengkalibrasi alat Oven Memert Tipe UNB 400 yang rutin digunakan oleh Laboratorium BBPPTP Surabaya dalam pengujian kadar air. II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Fisika Benih - Laboratorium BBPPTP Surabaya, Direktorat Jenderal Perkebunan Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah benih wijen yang berasal dari Balittas Malang. Alat yang digunakan meliputi Oven Memert Tipe UNB 400, crusibel, neraca analitik, desikator, sendok tanduk, penjepit dan sarung tangan tahan panas. Gambar 1. Oven Memmert Tipe UNB 400 Gambar 2. Crusibel Gambar 3. Neraca Analitik Gambar 4. Desikator Gambar 5. Sendok Tanduk Gambar 6. Penjepit dan Sarung Tangan CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 2
3 2.3. Rancangan Pengujian dan Analisis Data Dalam melakukan kalibrasi alat oven Memmert Tipe UNB 400, dilakukan pengukuran kadar air sebanyak 4 perlakuan, dengan masingmasing perlakuan sebanyak 4 ulangan. Berikut rincian pengujian yang digunakan : 1. Crusibel diletakkan di rak atas, dengan kondisi crusibel dibuka. 2. Crusibel diletakkan di rak bawah, dengan kondisi crusibel dibuka. 3. Crusibel diletakkan di rak atas, dengan kondisi crusibel ditutup. 4. Crusibel diletakkan di rak bawah, dengan kondisi crusibel ditutup. ISTA Rules menyatakan bahwa untuk membandingkan antar 2 ulangan dalam pengujian kadar air digunakan nilai toleransi. Hasil perhitungan pengujian kadar air antar 2 ulangan tidak boleh lebih dari 0,2 %. Apabila nilai perbedaan antar ulangan lebih dari 0,2 % maka pengukuran kadar air harus diulang dengan contoh kerja yang baru (BBMBTPH, 2006) Pelaksanaan Pengujian Tahapan pelaksanaan metode oven suhu tinggi yaitu : a) Menyiapkan benih wijen untuk pengujian kadar air. b) Membersihkan alat dan crusibel sebelum dipakai. Crusibel (wadah dan tutup) jika kondisi basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu C selama 1 jam kemudian dinginkan selama 45 menit dalam desikator. Oven dinyalakan dan diatur suhunya hingga stabil C. c) Menimbang cawan dan tutup sebelum digunakan (M1). d) Benih wijen berukuran kecil, sehingga tidak perlu dihaluskan. e) Memasukkan contoh benih ke dalam cawan dan ditimbang beserta tutupnya (M2). f) Memasukkan cawan berisi contoh benih + tutup ke dalam oven. Buka tutup cawan tergantung perlakuan. Letakkan di dalam oven rak atas dan rak bawah sesuai perlakuan. g) Bila sudah selesai, cawan ditutup, keluarkan dari oven dan dinginkan di dalam desikator selama menit. h) Menimbang cawan + isi + tutup (M3). Menghitung kadar air benih Pengamatan Rumus : % KA = (M2 M3) x 100 % (M2 M1) M1 = berat wadah + tutup dalam gram M2 = berat wadah + benih + tutup sebelum dipanaskan M3 = berat wadah + benih + tutup setelah dipanaskan CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 3
4 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air benih adalah jumlah air benih yang dapat diuapkan atau diukur melalui metode pengukuran yang telah dilakukan. Kadar air benih dihitung berdasarkan bobot basah atau bobot kering (Justice dan Bass, 2002 dalam Sa adiyah, 2008). Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar air benih adalah metode langsung, yaitu benih dikeringkan dalam oven. Prinsip dalam metode oven yaitu air dalam benih dihilangkan dengan cara pengeringan dalam suhu dan waktu tertentu. Kadar air benih merupakan selisih bobot benih sebelum dan sesudah pengeringan dibagi bobot sebelum pengeringan. International Seed Testing Association (ISTA) dalam Sa adiyah (2008) menyebutkan bahwa dalam pengukuran kadar air benih dengan menggunakan oven, benih-benih yang berukuran besar perlu dihaluskan (grinding). Dikarenakan benih wijen berukuran kecil maka benih tidak perlu dihaluskan Hasil, Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, perlakuan crusibel dibuka dan diletakkan pada rak atas dan bawah diperoleh nilai toleransi tidak lebih dari 0,2 %, sehingga dapat dikatakan pengujian sudah memenuhi standar ISTA dan tidak perlu diulang. Rata-rata nilai kadar air pada rak atas sebesar 5,5 % dan pada rak bawah sebesar 5,2 %. Demikian halnya dengan perlakuan crusibel ditutup pada rak atas maupun rak bawah, nilai toleransi antar perlakuan memenuhi syarat pengujian kadar air. Nilai rata-rata kadar air untuk kedua pengujian yaitu sebesar 4,7 %. CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 4
5 Hasil pengujian kadar air untuk perlakuan crusibel dibuka memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 5,1 5,2 % dibandingkan dengan perlakuan crusibel ditutup nilai rata-rata sebesar 4,7 % Pembahasan Penempatan crusibel pada rak atas maupun rak bawah tidak mempengaruhi nilai kadar air benih yang diuji. Hasil nilai rata-rata kadar air menunjukkan nilai yang sama pada masing-masing perlakuan. Sehingga dapat dikatakan kondisi Oven Memmert Tipe UNB 400 masih dalam kondisi baik. Nilai kadar air yang lebih tinggi pada crusibel yang dibuka dikarenakan penguapan air pada benih lebih optimal. Hal ini sesuai dengan Henderson dan Perry (1955) dalam Zahari (1992) yang menyatakan bahwa proses pengeluaran air dari suatu bahan menuju kadar air keseimbangan dengan udara sekelilingnya atau menuju kadar air yang diinginkan dapat tercapai. Kondisi ini tidak dapat tercapai jika crusibel ditutup, dimana air dalam benih tidak dapat menyeimbangkan dengan kondisi sekitar karena terhalang oleh tutup crusibel. IV. PENUTUP Nilai toleransi pengujian yang dilakukan sudah sesuai dengan standar ISTA. Hal ini menunjukkan bahwa bahan uji benih wijen sudah homogen dan hasil uji dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan hasil dari empat perlakuan uji yang dilakukan menunjukkan bahwa alat Oven Memert Tipe UNB 400 masih dalam kondisi baik dan layak untuk melakukan pengujian kadar air benih. Dalam melakukan pengujian kadar air benih, crusibel harus dibuka tutupnya untuk memaksimalkan penguapan air yang terkandung di dalam benih. Peralatan laboratorium perlu dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahunnya, sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggungjawabkan. CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 5
6 DAFTAR PUSTAKA Anonim Laboratorium Kalibrasi. laboratorium-kalibrasi. Diakses tanggal 8 Februari BPMBTPH Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikutura. Dirjen Tanaman Pangan. Dirjen Hortikultura, Deptan. Jakarta. 282 hal. Sa adiyah, P F Teknik Pengukuran Kadar Air Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) dengan Menggunakan Metode Langsung dan Tidak Langsung. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Zahari, F Metode Pengukuran Kadar Air Beberapa Benih Mempergunakan Alat Sederhana. Fakultas Pertanian. Institut Pertania Bogor. Skripsi. CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 6
7 Lampiran Tabel 1. Hasil Uji Kadar Air Benih Wijen Pada Suhu Tinggi No. Perlakuan Ulangan % Kadar Air Crusibel diletakkan di rak 1 5,2 1. atas, dengan kondisi 2 5,2 crusibel dibuka 3 5,0 4 5,0 Crusibel diletakkan di rak 1 5,2 2. bawah, dengan kondisi 2 5,2 crusibel dibuka 3 5,2 4 5,1 Crusibel diletakkan di rak 1 4,6 3. atas, dengan kondisi 2 4,6 crusibel ditutup. 3 4,7 4 4,7 Rata-Rata % Kadar Air 5,1 5,2 4,7 Crusibel diletakkan di rak 1 4,8 4. bawah, dengan kondisi crusibel ditutup 2 4,7 3 4,7 4,7 4 4,7 CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH... 7
PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR. Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya
PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya Kajian Penetapan Kadar Air Pada Berbagai Metode Penghancuran Benih Jarak
Lebih terperinciKajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar
Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar Oleh : Amalia Farra Sabrina, S.TP dan Nur Fatimah, S.TP (PBT Ahli BBPPTP Surabaya) Ringkasan BBPPTP
Lebih terperinciPENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:
PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN Oleh: Diana Kustantini, SP / PBT Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya
Lebih terperinciUji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
Standar Nasional Indonesia Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang
Lebih terperinciTEKNIK PENGUKURAN KADAR AIR BENIH JARAK PAGAR
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian- Institut Pertanian Bogor TEKNIK PENGUKURAN KADAR AIR BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ANALIS LABORATORIUM MUTU BENIH DENGAN TREND ANALYST
EVALUASI KINERJA ANALIS LABORATORIUM MUTU BENIH DENGAN TREND ANALYST Salah satu persyaratan akreditasi laboratorium pengujian benih oleh ISTA (International Seed Testing Association) adalah analis laboratorium
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium Rekayasa Biopress Pasca Panen, Laboratorium Daya, Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik
Lebih terperinciBuku Panduan ISTA tentang Benih Perdu Tanaman Tropis dan Subtropis Edisi pertama
Buku Panduan ISTA tentang Benih Perdu Tanaman Tropis dan Subtropis Edisi pertama Oleh : Karen M. Poulsen Matt J. Parratt Peter G. Gosling Penerbit : International Seed Testing Association Zurich, Swiss,
Lebih terperinciPERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) MUTU FISIK BENIH BEBERAPA KOMODITAS SAYURAN
No. 012, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PERSYARATAN
Lebih terperinciKertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C
Standar Nasional Indonesia Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C ICS 85.040, 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas
16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Hortikultura dan rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian ini
Lebih terperinciCara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan
SNI-01-2354.2-2006 Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional SNI-01-2354.2-2006 Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT
METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)
10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan tentang Pengaruh Konsentrasi Tawas Pembaluran dan Perendaman Terhadap
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT Selasa, 25 Maret 2014 Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3 : Eka Noviana Nindi Astuty (1112016200016) Masfufatul Ilma (1112016200027)
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN
PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih
Lebih terperinciMATERI 5. UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH
MATERI 5. UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH PENDAHULUAN Uji mutu Fisik benih merupakan pengujian yang meliputi uji kemurnian, uji bobot 1000 butir benih. Uji kemurnian Benih Pengujian kemurnian benih
Lebih terperinciAnalisis kadar abu contoh batubara
Standar Nasional Indonesia Analisis kadar abu contoh batubara ICS 19.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur
Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur Sri Rahayu, SP (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan - Surabaya
Lebih terperinciPELATIHAN ANALISA MUTU BENIH DENGAN UJI TETRAZOLIUM
PELATIHAN ANALISA MUTU BENIH DENGAN UJI TETRAZOLIUM Dalam rangka mendukung penyediaan benih kedelai bersertifikat tahun 2017 dan 2018 untuk mendukung swasembada kedelai tahun 2018, diperlukan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciPENGUJIAN KADAR AIR BENIH
PENGUJIAN KADAR AIR BENIH A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Benih merupakan material yang bersifat higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat
Lebih terperinciAir dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciSterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih
Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis
Lebih terperinciCara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp
Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i 1 Ruang lingkup... 1 2 Definisi... 1
Lebih terperinciPercobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)
PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L) A. PENDAHULUAN Oleh : EKO PURDYANINGSIH(PBT Ahli Madya) Balai Besar Perbenihan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH
PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM
PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM Verifikasi Pipet Volumetri 10 ml Disusun oleh : Kelompok 4/E 2 Luthfia Nurul Anwar 116 Muhammad Rizky Prasetyo 116165 Sakina Fidyastuti 116231 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013 yang bertempat di Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo dan tempat pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan
19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada November
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian pembuatan berondong beras dan berondong ketan dilakukan di Industri Rumah Tangga Berondong Beras, Sumedang. Penelitian selanjutnya, yaitu pembuatan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu, di Laboratorium PKHT IPB, Baranangsiang untuk pengujian kadar air dan penyimpanan dengan perlakuan suhu kamar dan suhu rendah.
Lebih terperinci3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri Malang. 3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS 3.4.1 Dasar Teori Berat jenis agregat adalah rasio antara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN
Lebih terperinciDesikator Neraca analitik 4 desimal
Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Alat - Moisture Balance - Gilingan Inti - aluminium-plate - Spatula - Extraction timble - Cawan penguap 250 ml Pyrex - Kapas - Labu ekstraksi 250 ml Pyrex - Neraca analitik
Lebih terperinciVERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM
VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. Hasil Pengamatan Kelompok Berat Awal Sampel Berat Akhir Sampel 7 & 8 2,0022 1,2864 9 & 10 2,0810 1,3340 11 & 12 2,0146 1,2824 Kelompok Berat Berat Porselen +
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN
METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN SNI 13-6427-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode pengujian ini meliputi prosedur penentuan kehilangan campuran tanah semen, perubahan kadar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Tahun 2013 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN
I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mutu Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Aagrobisnis Perkebunan
Lebih terperinciPerhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014 PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN TINGKAT KECERAHAN BERAS GILING (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI PENGGILINGAN BERAS Budidarmawan Idris 1, Junaedi
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui
Lebih terperinciCara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciPERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN. Shift/Kelompok : D/1. Novia Lolita Fuyadi ( ) Siti Sarah ( ) Alip Solehudin ( )
PERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN Shift/Kelompok : D/1 Novia Lolita Fuyadi (10060314047) Siti Sarah (10060314048) Alip Solehudin (10060314049) Riska Septya Pratiwi (10060314050) Nia Ardilla Kabalmay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN
METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN SN I 03-3642-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian
Lebih terperinciLaboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa
Lebih terperinciCara uji berat jenis tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan.. iii 1 Ruang lingkup.. 1 2 Acuan normatif. 1 3 Istilah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium silvikultur Institut Pertanian Bogor serta laboratorium Balai Penelitian Teknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spesifikasi Biji Jarak Pagar Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar. Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciPEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK
PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi dan spesifikasi yang disyaratkan oleh metode pengujian. Peralatan pengujian (sebelum
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan adalah kaleng (simulasi tumbler), Digital Sieve Shaker Retch AS 200 (simulasi siever), saringan 20 mesh; 50 mesh; 100 mesh; 140 mesh;
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE UJI KADAR AIR BENIH PALA (Myristica spp.) SITI NUR APRIYANI
PENGEMBANGAN METODE UJI KADAR AIR BENIH PALA (Myristica spp.) SITI NUR APRIYANI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang diambil termasuk jenis eksperimen dalam ruang lingkup teknologi pangan yang ditunjang dengan studi literatur. B. Tempat dan Waktu Tempat
Lebih terperinciLampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai
Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai VARIETAS ANJASMORO KABA SINABUNG No. Galur MANSURIAV395-49-4 MSC 9524-IV-C-7 MSC 9526-IV-C-4 Asal Seleksi massa dari populasi Silang ganda 16 tetua Silang ganda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian
24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.
22 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017. Penelitian kadar air, aktivitas air (a w ), dan pengujian mutu hedonik dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih selama penyimpanan. Kemunduran benih ini dapat menyebabkan berkurangnya benih berkualitas
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
2.1 Perhitungan Putaran LAMPIRAN II PERHITUNGAN Perhitungan kecepatan untuk mengetahui berapa kemampuan kecepatan alat yang dihasilkan pada proses chips ubi ungu. dibandingkan secara teori dan praktik,
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL
METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL SNI 03-6758-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan campuran aspal panas yang digunakan untuk lapis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.199, 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pemasukan. Pengeluaran. Benih Hortikultura. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG
Lebih terperinci2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2015 BMKG. Kalibrasi. Peralatan Pengamatan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 23 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari -- April 2015.
Lebih terperinci