BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011, p57) sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolahan perusahaan. Menurut Rama dan Jones (2008, p6) pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah A subsystem of an MIS that provides accounting and financial information, as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions. Yang berarti Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari MIS (Management Information System) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari sistem 10

2 11 informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, yang bertujuan untuk mengumpulkan, mencatat, mengolah, menyimpan, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi akuntansi dan keuangan bagi pengambil keputusan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones (2008, p7) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, ada 5 kegunaan Sistem Informasi Akuntansi antara lain : 1. Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan badan pemerintah, dan yang lainnya contohnya: laporan keuangan dan SPT pajak. Laporan jenis ini mengikuti suatu struktur yang ditetapkan oleh organisasi organisasi seperti Financial Accounting Standart Board FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan AS), Securutues Exchange Comission SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS), Internal Revenue Service - IRS (Dinas Pajak AS), dan regulator lainnya. 2. Mendukung aktivitas rutin Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu. Contohnya antara lain menerima pesanan

3 12 langganan, mengirimkan barang dan jasa, membuat faktur penagihan, dan menagih kas ke pelanggan. Sistem komputer mahir menangani transaksi transaksi yang berulang, dan banyak paket piranti lunak akuntansi yang mendukung fungsi fungsi yang rutin ini. Teknologi lain, seperti scanner untuk memindai kode produk, meningkatkan efisiensi dari proses bisnis. 3. Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain mengetahui produk produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian. 4. Perencanaan dan pengendalian Sebuah sistem informasi juga diperlukan untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan yang dirancang untuk membandingkan jumlah anggaran dengan jumlah yang sebenarnya. Sebagai contoh, analisis pendapatan dan beban bias dilakukan di tingkatan produk secara individu data historis dapat diambil dari bass data dan digunakan dalam lembar kerja atau program lain untuk meramalkan arus kas. Para perencana dapat menggunakan data mining (penggalian data dengan menggunakan piranti lunak) untuk mengungkapkan tren jangka panjang dengan hubungan data.

4 13 5. Menerapkan pengendalian internal Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan kebijakan, prosedur prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset asset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan. Sebagai contoh, satu sistem informasi dapat menggunakan kata sandi (password) untuk mencegah individu lain memiliki akses ke format data entri dan laporan yang tidak diperlukan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Selain itu, format data entri dapat dirancang untuk secara otomatis memeriksa error dan mencegah jenis tertentu dari data entri yang akan melanggar aturan aturan yang sudah dibuat Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2009, p28-29) ada 6 komponen Sistem Informasi Akuntansi, yaitu : 1. Orang yang mengoperasikan suatu sistem dan melakukan berbagai fungsi yang ada. 2. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, yang melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data tentang aktivitas suatu organisasi. 3. Data organisasi dan proses bisnisnya. 4. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, yang termasuk komputer, perangkat tambahan, dan jaringan. Perangkat komunikasi

5 14 digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirim data dan informasi. 6. Internal kontrol dan langkah langkah keamanan menjaga data dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Hall (2008, p18), pada dasarnya tujuan disusunnya Sistem Informasi Akuntansi adalah : 1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen, kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan. 3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari, sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

6 Siklus Sistem Informasi Akuntansi dalam Proses Bisnis Menurut Rama dan Jones (2008, p22) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut : a. Siklus Pemerolehan / Pembelian (Acquisition / Purchasing Cycle) Siklus pemerolehan mengacu pada proses pembelian barang dan jasa. b. Siklus Konversi (Conversion Cycle) Siklus konversi mengacu pada sumber daya yang diperoleh menjadi barang barang dan jasa. c. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Siklus pendapatan mengacu pada proses penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan uang kas Analisis dan Perancangan Sistem Berbasis Object Oriented Pengertian Analisis Sistem Menurut Rama dan Jones (2008, p326) analisis sistem adalah fase berikutnya dari pengembangan sistem yang lebih detail dan memerlukan lebih banyak infromasi dari pada investigasi sistem. Tujuan utama dari fase analisis sistem adalah untuk mengembangkan persyaratan persyaratan detail bagi sistem baru. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2006, p469), Analisis Sistem adalah proses memahami sistem yang telah ada

7 16 sebelumnya dan permasalahan yang ada didalamnya, menggambarkan informasi yang dibutuhkan, dan menetapkan prioritas untuk kerja sistem berikutnya Dari definisi definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan pemahaman suatu sistem yang telah ada, menyangkut permasalahan yang ada di dalamnya, gambaran informasi, prioritas kerja, serta merupakan fase pengembangan sistem yang lebih detail Pengertian Perancangan Sistem Pengertian perancangan sistem menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p399), adalah rumus dari sebuah blueprint untuk sebuah sistem yang lengkap. Sedangkan menurut Rama dan Jones (2006, p588), Rancangan Sistem merupakan fase ketiga dari siklus hidup pengembangan sistem. Tujuannya adalah untuk menentukan realisasi fisik dari sistem tersebut (formulir, laporan, tabel, proses, dan sebagainya) dan memilih pemasok. Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahap lanjutan setelah analisa sistem yang merupakan sebuah rumus untuk sistem yang lengkap dan sebagai penentuan realisasi fisik dari sistem tersebut. Dalam bukunya Romney dan Steinbart (2006, p742) tahap desain dibagi menjadi 2 yaitu :

8 17 1. Conceptual Systems Design In the conceptual system design phase, the developer creates a general framework for implementing user requirement and solving problems identified in the analysis phase. There are three main steps in conceptual design: evaluating design alternatives, preparing design specifications, and preparing the conceptual systems design report. 2. Physical Design During the physical systems design phase, the company determines how the conceptual AIS design is to be implemented. Physycal design translates the broad, user oriented AIS requirements of conceptual design into detailed specifications that are used to code and test the computer programs. Physical system design phase include designing output, creating files and databases, designing input, writing computer programs, developing procedures, and building controls into the new AIS Event Menurut Rama dan Jones (2008, p22), Event merupakan sesuatu yang terjadi pada suatu waktu tertentu Workflow Table Menurut Rama dan Jones (2008, p111) Workflow Table adalah tabel dengan dua kolom yang mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang dilakukannya dalam suatu proses.

9 18 Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, Burd, (2009, p141) workflow adalah langkah proses yang berurutan dan lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan user. Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa Workflow Table adalah sebuah tabel yang terdiri dari dua kolom yang berisi tentang identifikasi dari para pelaku dan entitas yang terdapat dalam suatu proses Rich Picture Menurut Honni dalam kutipan jurnal CommIT (Communication and Information Technology) (2008, p19), Rich Picture adalah gambaran informal yang menggambarkan situasi yang dipahami atau dimengerti oleh pelukis. Sedangkan menurut Andreas Riel (2010, p17) Rich picture adalah sebuah metodologi untuk merepresentasikan ide, permasalahan atau suatu konsep. Rich picture menyediakan gambaran umum dari sebuah topik dan juga menunjukkan hubungan dan saling ketergantungan diantara elemen elemennya, mengidentifikasi aktivitas utama dan aktor dalam aktivitas utama tersebut dengan jelas. Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa Rich Picture adalah suatu gambaran mengenai situasi yang dipahami atau dimengerti dalam penggambaran sistem secara menyeluruh.

10 UML (Unified Modeling Language) Menurut Rama dan Jones (2008, p78) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p371), UML (Unified Modeling Language) adalah a set of modeling conventions that is used to specify or describe a software system in terms of objects. Sedangkan berdasarkan journal of object technology (Vol. 8, No. 2, March April 2009), dijelaskan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah UML (Unified Modeling Language) is a language for specifying, visualizing and constructing the artifacts of software systems. UML has become a standard for object-oriented modeling. Its graphical notation makes it easy to understand, in particular during the first phases of the development process. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah model yang digunakan untuk menggambarkan atau membangun sistem informasi yang berkaitan dengan objek.

11 UML Class Diagram Pengertian Class Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p225) Class Diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan tabel di SIA, hubungan antar tabel, dan sifat tabel. Sedangkan Journal of object technology (Vol. 8, No. 2, March April 2009) menjelaskan bahwa UML class diagrams express the static structure of a system, in terms of classes and relationships between classes. Classes are essentially organized through aggregation, inheritance or association relationships. Adapun menurut Whitten dan Bentley (2009, p390), class adalah satu set objek yang memiliki attribute dan behavior yang sama. Mengenai pengertian attribute menurut Rama dan Jones (2008, p181) attribute adalah unit data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna. Sedangkan menurut Whitten dan Bentley (2009, p372) attribute adalah data yang mewakili karakteristik interest tentang sebuah objek. Adapun pengertian behavior menurut Whitten dan Bentley (2009, p372), behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi fungsi yang bertindak pada data objek.

12 21 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa UML Class Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan struktur statis dari suatu sistem yang digunakan untuk mendokumentasikan tabel pada Sistem Informasi Langkah langkah membuat UML Class Diagram Empat langkah dasar untuk mengembangkan desain data dengan menggunakan UML class diagram menurut Rama dan Jones (2008, p214) : 1. Letakkan transaction file yang diperlukan pada UML class diagram : a. Identifikasi event dalam proses bisnis. b. Putuskan event mana saja yang memerlukan transaction file. Abaikan event yang tidak perlu dicatat dalam sistem computer dan abaikam event bertanya, pelaporan, dan pemeliharaan. c. Mulailah UML class diagram dengan menampilkan kotak untuk event yang memerlukan transaction file. Dalam setiap kotak, letakkan nama event. Susunlah kotak kotak tersebut, satu kotak di bawah kotak lainnya, dengan urutan dimana event biasanya terjadi.

13 22 2. Letakkan master file yang diperlukan pada UML class diagram a. Untuk setiap event di UML class diagram, tentukan entitas barang, jasa, atau agen yang terkait. b. Tentukan entitas mana yang memerlukan master file. c. Perhatikan penggunaan master file untuk melacak lokasi kas dan pengaruh event terhadap saldo saldo akun di buku besar. d. Tambahkan master file yang diperlukan ke sisi UML class diagram yang tepat. Gambarlah garis yang menghubungkan master file dengan transaction file terkait. 3. Tentukan hubungan yang diperlukan antara tabel dengan melakukan hal berikut : a. Untuk setiap garis yang terhubung, tentukan kardinalitas hubungan antartabel. b. Tulislah kardinalitasnya disamping garis antara entitas. c. Jika terjadi hubungan many to many, ubahlah menjadi hubungan one to many dengan menambahkan tabel simpangan. 4. Tentukan atribut yang dibutuhkan dengan melakukan hal berikut :

14 23 a. Tentukan primary key untuk setiap tabel. Tuliskan primary key tersebut di kotak untuk entitas atau tabel tersebut. b. Hubungkan tabel tabel terkaitan dengan menambahkan primary key ke salah satu pasangan dalam hubungan tersebut. Tuliskan foreign key di kotak entitas sepantasnya UML Use Case Diagram Berdasarkan journal of object technology (Vol. 8, No. 2, March April 2009), UML use case diagrams describe, in the form of action and reaction, the system s behavior from the user s point of view. They allow defining the system s limits and the relationships between the system and the environment. The use case diagrams represent use cases, actors and the relationships between the use cases and the actors UML Activity Diagram Indentifikasi Event Pengertian Activity Diagram menurut Rama dan Jones (2008, p27-29), ada beberapa pedoman yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi event, yaitu : 1. Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departemen dalam sebuah

15 24 organisasi menjadi bertanggungjawab terhadap suatu aktivitas. 2. Abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal. 3. Kenali suatu kejadian baru ketika tanggung jawab dipindahkan dari 1 agen internal ke agen internal lainnya. 4. Kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah disela atau diinterupsi dan dilanjutkan kemudian oleh agen internal yang sama. Setelah interupsi, seseorang diluar organisasi atau proses itu mungkin memulai proses tersebut. Sebagai alternative, proses itu dapat dilanjutkan pada suatu waktu yang sudah dijadwalkan. 5. Gunakan 1 nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat umum dari kejadian itu Pengertian Activity Diagram Menurut Rama dan Jones (2008, p60), UML activity diagram memainkan peran seperti sebuah peta dalam memahami proses bisnis dengan menentukan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, Burd (2009, p141) activity diagram adalah salah satu tipe dari workflow diagram yang mnjelaskan aktifitas pengguna dan urutannya.

16 25 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan yang terdiri dari gambaran umum maupun detailnya Klasifikasi Activity Diagram Pengklasifikasian Activity Diagram terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Overview Activity Diagram (OAD) Menurut Rama dan Jones (2008, p110) Overview Activity Diagram adalah suatu aktivitas UML yang menyajikan gambaran tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian kejadian penting, urutan kejadian, dan aliran informasi antar kejadian. Enam langkah langkah dalam membuat overview activity diagram (OAD) menurut Rama dan Jones (2008, p86-94) : Langkah 1 : Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi event penting. Sebelum anda dapat membuat overview activity diagram (OAD) anda harus memahami event event terlebih dahulu. Langkah 2 : Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukkan batasan event dan nama nama event. Pedoman dalam penamaan event adalah sebagai berikut :

17 26 a. Pakailah nama umum yang mencerminkan tuhuan event (misalnya : Membuat pesanan, Mengirim barang, dan lain - lain). b. Hindari nama nama yang berfokus pada langkah langkah terperinci dalam event (misalnya : Memasukkan pesanan ke dalam komputer). c. Buat menjadi spesifik. Hindari nama nama seperti Memproses informasi karena informasi ini adalah kata yang umum. Yang lebih tepat (misalnya : Memproses pesanan). d. Awali nama dengan kata kerja dalam penamaan event. e. Jangan melibatkan nama karyawan atau bagian dalam penamaan event. Langkah 3 : Menunjukkan agen yang terlibat didalam proses bisnis dengan menggunakan swimlane. Pedoman untuk menunjukkan orang atau alat meliputi hal berikut : a. Membuat swimlane untuk masing masing orang atau departemen yang bertanggung jawab atas event dalam proses bisnis tersebut. b. Membuat swimlane untuk pihak pihak diluar organisasi yang memulai event dalam proses bisnis tersebut.

18 27 c. Membuat sungai untuk sistem komputer. Contoh : terminal komputer, printer, register, dan sebagainya yang di anggap sebagai bagian dar sistem komputer. d. Menulis nama oang atau departemen yang sesuai dalam swimlane. Pastikan bahwa nama pelaku disebut secara spesifik (misalnya : Kasir, bukan karyawan). Langkah 4 : Membuat diagram untuk masing masing event, dan tunjukkan urutan event ini. Pedoman untuk mendokumentasikan event dan urutan event adalah sebagai berikut : a. Menggambarkan sebuah lingkaran penuh yang menunjukkan awal dari proses. Lingkaran penuh ditunjukkan di dalam swimlane untuk agen (baik dari dalam atau luar perusahaan) yang memulai proses. b. Jika event dipicu oleh satu agen diluar organisasi maka tampilkan gambar sebuah persegi panjang tumpul. c. Buatlah segi empat panjang tumpul untuk event di dalam swimlane dari orang atau departemen di dalam organisasi yang bertanggungjawab atas event tersebut.

19 28 d. Jika event itu dipicu oleh agen diluar organisasi, hubungkan pemicu pada penyataan event tersebut dengan garis tidak putus putus. e. Jika tidak hubungkan event sebelumnya ke event yang ada dengan garis yang tidak putus putus. Ulangi langkah b sampai e untuk masing masing event berikutnya. f. Menggambarkan mata banteng untuk menunjukkan akhir proses, letakkan gambar tersebut di swimlane dari agen yang melakukan event terakhir, hubungkan dengan garis tidak putus putus. Langkah 5 : Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event ke dokumen, dan sebaliknya. Pedoman untuk menunjukkan dokumen dan aliran dokumen adalah sebagai berikut : a. Menggambarkan symbol dokumen di bawah event yang membuat atau memodifikasi sebuah dokumen. b. Menggambarkan garis putus putus untuk menghubungkan event dengan dokumen. c. Ingat bahwa kita fokus pada event yang menggunakan, membuat, atau memodifikasi dokumen. Tetapi tidak memperlihatkan perpindahan fisik dari objek tersebut.

20 29 Langkah 6 : Menggambar tabel yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event ke tabel dan sebaliknya. Pedoman untuk menyajikan tabel dan aliran informasi ked an dari tabel adalah sebagai berikut : a. Menunjukkan tabel komputer di kolom komputer. Hanya sistem komputer yang dapat membaca atau menulis informasi dari atau ke tabel ini. b. Menggambar arus dari tabel ke event untuk menunjukkan fakta bahwa informasi disuatu tabel sedang digunakan oleh event tersebut. c. Menggambar arus dari event ke tabel untuk menunjukkan bahwa record sedang dibuat atau diperbaharui oleh event tersebut. Masukkan status informasi untuk menunjukkan bagaimana objek berubah selama proses bisnis. 2. Detailed Activity Diagram (DAD) Menurut Rama dan Jones (2008, p110) Detailed Activity Diagram adalah suatu diagram aktivitas UML yang menyediakan penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang disajikan dalam OAD.

21 30 Menurut Rama dan Jones (2008, p ), ada empat petunjuk dalam membuat detail activity diagram (DAD) : Langkah 1 : Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan aktivitas. Sorot kata kerja pada narasi anda yang menunjukkan aktivitasnya. Contoh contohnya : a. Meninjau ulang data b. Membandingkan dokumen c. Mencatat data dalam dokumen sumber d. Memasukkan data kedalam sistem komputer e. Mencatat data dalam transaction file. f. Perbaharui file g. Pelihara master file h. Kirim informasi ke agen lainnya. Langkah 2 : Buatlah workflow table a. Buatlah tabel dengan format dua kolom, digunakan untuk identifikasi event bisnis dengan aktivitas yang terkait. b. Masukan actor untuk aktivitas pertama pada kolom sebelah kiri. c. Masukan masing 0 masing aktivitas yang dilakukan oleh aktor pada kolom sebelah kanan. Jelaskan aktivitas tersebut dengan kalimat aktif. d. Identifikasi aktivitas berikutnya :

22 31 1. Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang sama, masukkan aktivitas tersebut pada kolom sebelah kanan tetapi tidak mengulang nama aktor dikolom sebelah kiri. 2. Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh aktor yang berbeda, masukkan aktor yang tepat pada kolom sebelah kiri dan aktivitas tersebut di kolom sebelah kanan. 3. Beri nomor aktivitas secara berurutan. 4. Ulangi langkah c dan d hingga semua aktivitas dalam narasi di workflow table. Langkah 3 : identifikasilah diagram terperinci yang diperlukan. Anda mungkin memilih untuk membuat detailed diagram yang terpisah untuk setiap event dalam proses bisnis anda. Langkah 4 : Untuk setiap detailed diagram. Pedoman untuk membuat detailed diagram : a. Buatlah swimlane. b. Tambahkan segi empat panjang bersudut bulat untuk setiap event. c. Gunakan garis tanpa putus putus untuk menunjukkan urutan aktivitas. d. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas aktivitas di dalam diagram itu.

23 32 e. Gunakan garis penghubung putus putus sebagai penghubung dokumen dan event. f. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi atau digunakan oleh aktivitas dalam diagram yang ada dalam kolom komputer. g. Gunakan garis putus putus untuk menghubungkan aktivitas dan tabel Pengertian SQL Menurut Chong (2008, p33), SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengambil dan memofikasi data dalam database relasional. Sedangkan menurut Deliana, (2009, p20) SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional, bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang dipergunakan dalam manajemen basis data relasional Pengertian Rancangan Formulir Menurut Rama dan Jones (2008, p315), formulir adalah susunan dokumen yang berisikan kolom kosong dimana pengguna dapat mengisi dengan data. Ketika formulir ditampilkan dilayan computer, data yang dimasukan dalam kolom kosong disimpan pada satu tabel tau lebih.

24 33 Menurut Rama dan Jones (2008, p ), formulir yang digunakan untuk entri data dikelompokan menjadi tiga jenis : 1. Formulir entri satu record Digunakan untuk menampilkan satu record pada satu waktu. 2. Formulir entri bentuk tabel Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan banyak record di satu tabel, digunakan untuk mencatat sekumpulan event. 3. Formulir entri multitabel Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu tabel. Dari definisi diatas dapat kami simpukan bahwa rancangan formulir adalah suatu dokumen yang terdiri dari kolom kolom kosong yang dapat diisi oleh pemakai sehingga dapat memberikan informasi dan transaksi tertentu Pengertian Rancangan Layar Menurut Rama dan Jones (2008, p335) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, elemen rancangan layar meliputi : a. Text Boxex Digunakan untuk memasukkan informasi yang akan ditambahkan ke table atau untuk menampilkan informasi yang diambil dari sebuah table.

25 34 b. Labels Membantu user unuk mengetahui informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan. c. Look Up Feature Umumnya dimasukkan ke dalam text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign key. d. Command Button Digunakan untuk melakukan sebuah action. e. Radio Button Memungkinkan user untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan yang disediakan. f. Check Boxes Memungkinkan user untuk memilih lebih dari satu pilihan dari beberapa pilihan yang disediakan Rancangan Laporan Menurut Rama dan Jones (2008, p295) laporan adalah penyajian data yang terpola dan tersusun Pengertian C# Menurut Troelsen (2008, p7) C# adalah bahasa pemograman yang serupa dengan sintaks Java.

26 Teori Khusus System Survey Menurut Gelinas and Dull (2008, p601) system survey adalah satu set prosedur yang dilakukan untuk menentukan kepraktisan sebuah proyek pengembangan sistem potensial dan untuk mempersiapkan rencana pengembangan sistem untuk proyek-proyek yang dianggap layak Sistem Analisis Terstruktur (Structured systems analysis) Menurut Gelinas and Dull (2008, p604) sistem analisis terstruktur adalah satu set prosedur yang dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi untuk sistem (atau diubah) informasi baru atau subsistem Pengertian Jasa Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p204) Layanan adalah suatu aktivitas pada setiap kegiatannya menawarkan satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Karakteristik Jasa Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p ) Karakteristik karakteristik jasa adalah : 1. Intangibility Jasa tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli. 2. Inseparability Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia manapun.

27 36 3. Variability Kualitas layanan tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan, dimana, dan bagaimana. 4. Perishability Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan dikemudian hari atau digunakan Teori Pendapatan Menurut Prof. Dr. Winwin Yadiati, S.E., M.Si., Ak. dan Ilham Wahyudi, S.E., M.Si., (2008, p39) Pendapatan adalah Umumnya suat kenaikan kotor dalam aktiva bersih dari penyerahan barang atau jasa. Lebih khusus, pendapatan adalah aliran masuk atau peningkatan harta suatu perusahaan atau penyelesaian atas kewajiban kewajiban selama suatu periode dari penyerahan atau produksi barang, pelaksanaan pelayanan, atau kegiatan kegiatan lain yang merupakan operasi utama perusahaan itu Pengertian Konstruksi Menurut Peurifoy (2011, p1) konstruksi adalah tujuan akhir dari desain konstruksi ke dalam struktur yang dapat dicapai oleh seseorang dan mesin Pengertian Kontrak Konstruksi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007 (2007, PSAK no 34), kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang

28 37 berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan pengguna pokok Kategori Kontraktor Menurut Clough (2005, p5-6) bidang konstruksi adalah penggunaan dan bentuk dari banyak jenis struktur yang dihasilkannya. Empat divisi Utama : 1. Konstruksi Residental Residental, atau perumahan, konstruksi meliputi pembangunan rumah keluarga tunggal, kondominium, town house multiunit, dan apartemen bertingkat tinggi. 2. Konstruksi Bangunan Konstruksi bangunan termasuk bangunan bangunan, selain dari perumahan, yang digunakan untuk kelembagaan, pendidikan, industri ringan, tujuan komersial, sosial, agama, pemerintah, dan rekreasi. 3. Rekayasa Konstruksi Rekayasa konstruksi adalah kategori sangat luas dan mencakup struktur yang direncanakan dan dirancang oleh para insinyur. Kategori ini termasuk struktur struktur yang berkaitan desain lebih dengan pertimbangan fungsional yang artistic dan yang melibatkan bahan lapangan seperti batu, baja, aspal, beton, kayu, dan pipa. 4. Konstruksi Industri Industri porses konstruksi meliputi pembangunan proyek asosiasi dengan pembuatan atau produksi produk komersial atau jasa. Struktur semacam itu membutuhkan pendekatan yang sangat teknis dan sering dibangun

29 38 besar besaran oleh perusahaan kontraktor khusus yang melakukan kedua desain dan konstruksi lapangan Pengertian Contract System Menurut Clough (2005, p8) pemilik proyek konstruksi mengusulkan memiliki banyak pilihan yang tersedia tentang bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Memang benar bahwa pemilik publik harus sesuai dengan berbagai persyaratan hukum dan administrasi. Tetapi dalam hal ini proses konstruksi merupakan salah satu yang menawarkan banyak pilihan prosedur negosiasi pemilik. Dalam hal ini biasanya menyelesaikan pekerjaan konstruksi, kontraktor utama masuk ke dalam kontrak dengan pemilik. Kontrak menjelaskan secara rinci sifat pembangunan yang akan dicapai dan layanan yang akan ditampilkan. Kontraktor wajib melakukan pekerjaan penuh sesuai dengan dokumen kontrak, dan pemilik diharuskan membayar iklan kontraktor yang disetujui. Pengalaman menunjukkan bahwa pemilik sering dapat mengurangi biaya konstruksi mereka dengan memberikan pemikiran yang lebih dengan jenis kontrak yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan tujuan. Kemungkinan untuk proses konstruksi sukses adalah pemilik belajar bijaksana dan menyeluruh sebelum proses pertimbangan. Resiko selama pembangunan lapangan adalah masalah penting. Pilihan kontrak adalah kekuatan baik kontraktor atau pemilik menanggung sebagian besar resiko. Masing masing jenis kontrak ini memiliki keuntungan, tetapi ada variasi yang membagi resiko konstruksi untuk pihak yang paling dapat mengelola dan mengendalikan.

30 Tipe Kontrak Konstruksi Menurut Clough (2005, p135) Meskipun ada berbagai jenis kontrak konstruksi, mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Satu kelompok termasuk kontrak kontrak dimana pemilik memilih kontraktor berdasarkan penawaran yang kompetitif, dan yang lainnya termasuk orang orang di mana pemilik negosiasi kontrak langsung dengan kontraktor kontrak yang dipilih. Banyak pemilik konstruksi public, serta bekerja swasta banyak, jatuh dalam kategori pertama. Sebuah unit harga kontrak, yang kedua dari dua jenis, yang diambil berdasarkan perkiraan jumlah dari item pekerjaan tertentu dan harga satuan untuk setiap item. Sehubungan dengan kompetitif kontrak penawaran, oemilik kadang memilih kontraktor untuk biaya ditambah kontrak biaya menggunakan credensial kontraktor, dengan pertimbangan kompetitif diberikan untuk jumlah biaya kontraktor mengusulkan Pengertian Progress Payments Menurut Clough (2005, p146) ini adalah adat bahwa proyek proyek lebih dari durasi sangat terbatas memerlukan pemilik atau pemberi pinjaman konstruksi untuk melakukan pembayaran periodik atau pembayaran kembali biaya untuk kontraktor selama masa konstruksi. Hal ini biasanya tidak praktis dan tidak diinginkan bagi kontraktor untuk membiayai pembangunan dari sumber dayanya sendiri. Karena kontraktor sering beroperasi pada dana pinjaman, persyaratan pembayaran yang ditetapkan dalam kontrak ia sangat penting. Kontraktor harus membuat aplikasi untuk pembayaran kemajuan sejumlah diresepkan hari sebelum jatuh tempo, atau pada saat penyelesaian

31 40 fase dirancang dari pekerjaan. Dalam kasus yang pertama, setiap pembayaran didasarkan pada nilai 0, pekerjaan diletakkan di tempat, termasuk yang dilakukan oleh subkontraktor selama peropde waktu ditentukan. Dalam kasus terakhir, jumlah yang tetap uang atau ditunjuk presentase dari jumlah total kontrak jatuh tempo karena setiap tahap konstruksi diharapkan selesai Pengertian Gedung Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, p425) gedung adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukkan, olahraga, dan sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones & Rama (2008, buku 1, p6) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu subsistem dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

BAB V Memahami dan Mendesain Data Akuntansi

BAB V Memahami dan Mendesain Data Akuntansi BAB V Memahami dan Mendesain Data Akuntansi Mengidentifikasi dan Mendokumentasikan File Pesanan Pesanan# Tanggal Pesanan Persediaan Pelanggan Pengiriman Contoh diagram kelas UML Parsial: File Transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem mempunyai definisi yang sama. Pendapat dari O Brien (2005, p8), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar perusahaan-perusahaan bisnis.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem informasi di zaman teknologi terjadi begitu pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem informasi di zaman teknologi terjadi begitu pesat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi di zaman teknologi terjadi begitu pesat dan memiliki dampak yang sangat luas di berbagai bidang bisnis. Menurut penelitian dari Louis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang meningkatkan pengembangan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang meningkatkan pengembangan informasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Shelly-Rosenblatt (2012, p7), sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. Menurut James A. Hall (2011,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam dunia bisnis maka hal ini dapat mempengaruhi kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam dunia bisnis maka hal ini dapat mempengaruhi kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dalam dunia bisnis dapat berperan sebagai pendukung untuk menjalankan proses bisnis yang dapat memberikan dukungan lebih bagi pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

MEMAHAMI DAN MENDESAIN FORMULIR

MEMAHAMI DAN MENDESAIN FORMULIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MATERI 7 MEMAHAMI DAN MENDESAIN FORMULIR JUNAIDI, SE., MSA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2014 1 FORMULIR DOKUMEN INPUT YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMASUKKAN DATA KE DALAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kesatuan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha CV. Anugrah berdiri pada tanggal 29 Desember 2004 dengan nomer 045/1.824.221/0105 yang terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam era globalisasi saat ini. Hal tersebut ditunjang dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI OMEGA KEPADA PERUSAHAAN CITRA MANDIRI RUBBER

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI OMEGA KEPADA PERUSAHAAN CITRA MANDIRI RUBBER IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI OMEGA KEPADA PERUSAHAAN CITRA MANDIRI RUBBER Anthony Gunawan, Universitas Ciputra, UC Town, Surabaya, 60219 ABSTRAK Sistem Informasi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi ini berperan penting di dalam dunia bisnis, dikarenakan penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi ini berperan penting di dalam dunia bisnis, dikarenakan penggunaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perkembangan Teknologi informasi dan komputerisasi ini berperan penting di dalam dunia bisnis, dikarenakan penggunaan Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan salah satu aktivitas bisnis penting yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian besar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006, P6), AIS is a system that collect, records, store and prosesses data

Lebih terperinci

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI FUTSAL PADA VINI VIDI VICI. : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti dan Nia Prima Mulia

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI FUTSAL PADA VINI VIDI VICI. : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti dan Nia Prima Mulia Pendekatan Kuantitatif Judul Skripsi : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI KEANGGOTAAN DAN PEMESANAN LAPANGAN FUTSAL PADA VINI VIDI VICI Nama Peneliti : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mendapatkan laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mendapatkan laba. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan untuk mencapai berbagai tujuan, salah satunya adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mendapatkan laba. Semakin pesatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat sangat mempengaruhi suatu perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Dengan adanya teknologi informasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cara. Perusahaan harus mampu menghadapi persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cara. Perusahaan harus mampu menghadapi persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan yang terjadi didunia bisnis antara perusahaan-perusahaan yang ada semakin ketat dan kompetitif. Sehingga perusahaan-perusahaan produksi yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Gelinas (2008, p12) Sistem Informasi adalah a manmade system that generally consists of an integrated set of computer-based components and

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang modern sekarang ini, kebutuhan akan sistem informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang modern sekarang ini, kebutuhan akan sistem informasi bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang modern sekarang ini, kebutuhan akan sistem informasi bagi sebuah perusahaan sangatlah penting dan memiliki pengaruh yang besar. Sebuah perusahaan harus

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, teknologi informasi sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat menyebabkan juga berkembangnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem menurut McLeod, Jr (2001, p11) adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN Pekbis Jurnal, Vol.1, No.3, November 2009: 140-149 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN Henny Hendari, I Gusti Made Karmawan & Ferdinandus Dosen Fakultas Ilmu Komputer Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi persediaan barang dagang merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan dagang.penulis melakukan penelitian tentang persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006).

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006). 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Kas Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank perusahaan. Kas meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (kiriman uang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya pembangunan beberapa tahun terakhir. Dapat dilihat dari banyaknya proyek berskala sangat besar yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak diterapkan. Hal ini merupakan salah satu yang dapat memicu semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak diterapkan. Hal ini merupakan salah satu yang dapat memicu semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat Teknologi Informasi semakin banyak diterapkan. Hal ini merupakan salah satu yang dapat memicu semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat menyebabkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat menyebabkan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat menyebabkan suatu perusahaan perlu didukung dengan Sistem Informasi yang baik yang bertujuan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya pembangunan gedung, pabrik, dan sebagainya merupakan bentuk nyata eksistensi perusahaan manufaktur di Indonesia. Peningkatan ini tentu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir seluruh bidang kehidupan. Perkembangannya saat ini amat pesat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. di hampir seluruh bidang kehidupan. Perkembangannya saat ini amat pesat, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi merupakan salah satu bentuk teknologi yang dapat ditemui di hampir seluruh bidang kehidupan. Perkembangannya saat ini amat pesat, terutama pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan dan sumber daya yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan dan sumber daya yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan dan sumber daya yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Perubahan informasi yang sangat cepat menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan sejenis maupun tidak sejenis, besar maupun kecil menjadi semakin tinggi. Tingginya persaingan tersebut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 479 Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Ayunda Syafitri* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini dimana era teknologi informasi sudah semakin maju dan terus berkembang pesat, perusahaan semakin membutuhkan teknologi informasi untuk bersaing

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan teknologi informasi yang handal tidak diragukan lagi dalam. menunjang segala aktivitas dalam perusahaan untuk memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan teknologi informasi yang handal tidak diragukan lagi dalam. menunjang segala aktivitas dalam perusahaan untuk memenangkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi (TI) saat ini, peranan teknologi informasi yang handal tidak diragukan lagi dalam menunjang segala aktivitas dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. ARTIK FURNITURE & INTERIOR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. ARTIK FURNITURE & INTERIOR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. ARTIK FURNITURE & INTERIOR Muhammad Fisabi Setiaadi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp.

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY Hamidah 1 1, Okkita Rizan 2 2 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap yang dikumpulkan (Hasan, 2009, p16), tetapi banyak data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Aplikasi Menurut Supriyanto (2005: 117) aplikasi adalah software program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan informasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan informasi yang dihadapi perusahaan. Hal ini mengakibatkan banyak kerugian yang ditanggung oleh perusahaan tersebut. Permasalahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK Hersanto Binus University Jl. O No. 3 RT.007 RW.010, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini diperlukan pada semua aspek kehidupan. Teknologi mempermudah manusia untuk memaksimalkan suatu kinerja. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bisnis terus meningkat dari hari kehari seiring dengan perkembangan bisnis yang terjadi, serta perkembangan faktor-faktor pendukung bisnis lainnya yang terus

Lebih terperinci

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi.

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi. L1 LAMPIRAN NOTASI Notasi UML 1) Class Diagram Notation Description Nama Class dengan atribut dan operasi. Composition text, yang digunakan untuk menghubungkan class transaksi detailed dengan class transaksi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Komputerisasi Akuntansi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami arti pengembangan perangkat lunak. Mengetahui aktivitas pengembangan perangkat lunak. Memahami

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manual yang dulu dipakai semua orang, kini telah berganti menjadi sistem terkomputerisasi. Hal ini disebabkan sistem manual yang lama, mudah terjadi kesalahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang dalam pengambilan sebuah keputusan yang efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang dalam pengambilan sebuah keputusan yang efektif dan efisien. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi semakin tidak terbendung, terutama dalam bidang teknologi informasi. Dengan adanya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci