BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan peer dan self assessment, peer dan self assessment dalam mengungkap
|
|
- Yenny Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian akan dijelaskan dalam beberapa bagian yaitu mengenai pelaksanaan peer dan self assessment, peer dan self assessment dalam mengungkap kemampuan kinerja siswa, kemampuan siswa melaksanakan peer dan self assessment. A. Pelaksanaan Peer dan Self Assessment Pelaksanaan peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit mengacu pada kriteria-kriteria yang terdapat pada rubrik pelaksanaan peer dan self assessment seperti terlihat pada Lampiran B.1. halaman 94. Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar peer dan self assessment serta pengolahan angket, maka dapat dijelaskan ketercapaian pelaksanaan peer dan self assessment pada masing-masing tahapannya sebagai berikut: 1. Tahap Pemotivasian serta Pelatihan Peer dan Self Assessment Tahap pemotivasian dan pelatihan merupakan tahap awal penerapan peer dan self assessment. Pada tahap ini, siswa diberi informasi mengenai pengertian, tujuan, manfaat pelaksanaan peer dan self assessment, proses dan waktu pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment dengan pola A, B dan C, serta aspek-aspek kinerja yang akan dinilai yaitu aspek persiapan praktikum, pelaksanaan
2 42 praktikum menggunakan peer dan self assessment, dan aspek kebersihan setelah praktikum. Semua informasi tersebut diberikan pada saat pemotivasian serta pelatihan peer dan self assessment dengan maksud agar siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment serta tidak bingung pada saat pelaksanaannya. Hasil temuan di lapangan yang menunjukkan keterlaksanaan kriteria pemotivasian serta pelatihan peer dan self assessment disajikan pada Gambar , Kriteria -kriteria Kehadiran siswa Siswa mengetahui tujuan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa mengetahui manfaat Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa mengerti praktikum dengan pola A, B, dan C Siswa mengetahui waktu untuk pelaksanaan Peer dan dan Self Self Assessment Gambar 4.1 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Pemotivasian serta Pelatihan
3 43 Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa seluruh siswa (%) mengetahui tujuan peer dan self assessment dan hampir seluruh siswa (90,5%) mengetahui manfaat pelaksanaan peer dan self assessment. Tujuan dan manfaat dapat diterima siswa dengan baik karena kondisi siswa yang masih fokus dan berkonsentrasi pada saat dijelaskannya materi tersebut. Berdasarkan ketercapaian pada kriteria tujuan dan manfaat dapat dikategorikan bahwa siswa termotivasi dan siap untuk mengikuti pelaksanaan peer dan self assessment pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Komponen keempat dan kelima pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (%) mengerti praktikum dengan pola A, B, C serta seluruh siswa (%) juga mengetahui waktu yang disediakan untuk praktikum menggunakan peer dan self assessment. Ketercapaian pada kelima komponen kriteria pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa mendapatkan bekal yang baik pada tahap pemotivasian dan pelatihan. 2. Tahap Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Peer dan Self Assessment Pada tahap ini siswa melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan menggunakan lembar peer assessment terlebih dahulu dan setelah praktikum diikuti dengan pengisian lembar self assessment. Praktikum dilakukan sebanyak tiga kali putaran. Pada saat melakukan praktikum, kinerja siswa juga dinilai oleh beberapa observer. Adanya observer diperlukan sebagai pembanding terhadap penilaian yang dilakukan oleh siswa baik terhadap peer assessment maupun self assessment.
4 44 Keterlaksanaan kriteria pada tahap pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment dapat dilihat pada Gambar ,9 83, Kriteria -kriteria Siswa mengerti maksud kriteria penilaian pada lembar Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa bersikap jujur pada pelaksanaan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa percaya diri pada pelaksanaan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa bersikap objektif pada pelaksanaan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Siswa merasa leluasa pada pelaksanaan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Konsenterasi siswa tidak terganggu dengan pelaksanaan Peer Peer dan dan Self Self Assessment Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Menggunakan Peer dan Self Assessment Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan praktikum menggunakan peer dan self assessment berjalan lancar dan kondusif. Hal ini dapat dibuktikan pada saat pelaksanaan praktikum tidak terjadi keributan dan tidak ada seorang siswapun yang
5 45 bertanya mengenai kriteria penilaian yang ada pada lembar peer dan self assessment, padahal peneliti sudah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk bertanya jika ada kriteria yang tidak dimengerti pada lembar peer dan self assessment. Selain itu, siswa mengumpulkan lembar peer dan self assessment tepat waktu. Namun berdasarkan hasil angket ditemukan 19% siswa tidak mengerti dengan kriteria penilaian pada lembar peer dan self assessment. Ternyata setelah dilakukan wawancara terhadap siswa ditemukan bahwa ada siswa yang bingung untuk menchecklist ya atau tidak pada angket, karena kriteria yang tidak mengerti siswa bukan semua kriteria tapi hanya beberapa saja. Hal ini menjadi indikasi bahwa bahasa yang digunakan dalam angket untuk pertanyaan tersebut belum dapat dimengerti dengan baik oleh siswa. Selain itu pada hasil angket juga terungkap bahwa ada siswa yang merasa tidak leluasa (23,8%) dalam melakukan peer dan self assessment. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena praktikum menggunakan peer dan self assessment merupakan praktikum yang pertama kali dilakukan siswa, sehingga beberapa siswa belum terbiasa ketika harus menilai kinerja temannya dan dirinya sendiri pada saat kegiatan praktikum dan ditambah lagi rasa grogi karena diawasi secara teliti oleh observer yang berada di dekat mereka. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang menyatakan grogi saat melakukan peer dan self assessment : Kalau diperhatiin jadi gak bisa gerak bebas, takut salah, sehingga hal yang sudah ada dipikiran pas mau melakukannya jadi buyar pak
6 46 Ketika melakukan peer dan self assessment siswa dilatih agar bisa jujur, percaya diri dan objektif dalam mengisi lembar peer dan self assessment. Berdasarkan Gambar 4.2 di atas ditemukan bahwa hampir seluruh siswa bersikap jujur (92,5%), percaya diri (%) dan objektif (%) dalam mengisi lembar peer dan self assessment. 3. Tahap Pengkomunikasian Hasil Pada tahap ini, pengkomunikasian hasil dilakukan secara tertulis dan lisan. Hasil yang dikomunikasikan merupakan evaluasi kinerja setiap siswa terhadap masing-masing aspek kinerja yang ada pada lembar peer dan self assessment. Hal ini dilakukan agar siswa merasa dihargai setiap usahanya dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan praktikum selanjutnya. Hasil yang dikomunikasikan pertama kali yaitu secara tertulis dengan cara siswa diberi lembar hasil peer assessment yang telah diisi oleh temannya, hasil lembar self assessment yang telah diisi oleh dirinya sendiri serta hasil penilaian observer. Langkah selanjutnya guru mengkomunikasikan hasil secara lisan dengan menjelaskan maksud aspek kinerja dan mengevaluasi setiap tahapan praktikum berdasarkan peer dan self assessment serta mendiskusikannya dengan siswa secara langsung. Ketika diskusi berlangsung ada beberapa siswa melakukan sanggahan karena merasa dirinya lebih baik dari penilaian yang dilakukan oleh observer. Misalnya pada aspek kinerja 13c Membersihkan gelas kimia dengan air keran siswa mengatakan bahwa mereka telah membersihkan gelas kimia dengan air yang ada pada botol semprot, namun menurut observer hal itu adalah keliru karena air yang ada
7 47 pada botol semprot bukanlah air keran melainkan aquades. Setelah dijelaskan mengenai kekeliruan tersebut kepada siswa, akhirnya siswa bisa menerimanya. Oleh karena itu, pengkomunikasian hasil secara lisan perlu dilakukan agar bisa menjembatani perbedaan penilaian yang ada. 4. Tahap Feedback Pada tahap ini siswa diberi umpan balik (feedback) dengan harapan mereka dapat memperbaiki proses belajar khususnya pada kegiatan praktikum selanjutnya. Adanya perubahan proses belajar siswa ke arah yang lebih baik akan memberikan dampak positif kepada siswa terhadap hasil belajarnya. Melalui penerapan peer dan self assessment siswa mendapatkan feedback secara langsung maupun tidak langsung. Feedback langsung bisa dilihat pada siswa yang melakukan peer assessment terhadap kinerja temannya. Jika pekerjaan teman yang dinilainya baik maka secara langsung ia mendapat tambahan ilmu, sedangkan jika pekerjaan yang dinilainya kurang baik maka secara langsung juga ia mendapat masukan terhadap dirinya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Feedback tidak langsungnya diterima oleh siswa yang melakukan praktikum, dimana ia mendapat kritik dan saran setelah praktikum berakhir dari teman yang melakukan peer assessment terhadap pekerjaannya. Adanya feedback langsung dan tidak langsung memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini berdampak terhadap peningkatan motivasi dan persiapan belajar mereka ke depannya khususnya pada kegiatan praktikum.
8 48 Pada tahap ini, siswa juga dilibatkan dalam memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan peer dan self assessment dengan harapan agar ke depannya pelaksanaan peer dan self assessment dapat berjalan lebih baik dari yang sudah dilakukan saat ini. Kebanyakan siswa mengkritik terhadap tahap pemotivasian dan pelatihan yang menurut siswa kurang terutama dalam memberikan penjelasanpenjelasan seperti pola praktikum A, B dan C, waktu yang digunakan serta kriteria penilaian. Saran yang diberikan kebanyakan siswa yaitu praktikum menggunakan peer dan self assessment sebaiknya lebih sering dilaksanakan ke depannya agar siswa menjadi lebih terbiasa dalam kegiatan seperti ini. Pada akhirnya meskipun tidak sempurna dalam tahap pemotivasian dan pelatihan, namun secara keseluruhan penerapan peer dan self assessment ini berjalan dengan lancar. Keterlaksanaan kriteria pada tahap pemberian feedback ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
9 Kriteria-kriteria Siswa mengetahui kelebihan dan kekurangan kinerjanya dalam praktikum Siswa merasa termotivasi untuk belajar lebih giat khususnya pada praktikum Siswa akan lebih mempersiapkan diri untuk praktikum selanjutnya Siswa berusaha untuk menampilkan kinerja terbaik untuk praktikum selanjutnya Gambar 4.3 Grafik Ketercapaian Kriteria pada Tahap Feedback Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (%) mengetahui kemampuannya yaitu kelebihan dan kekurangannya dalam melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hal ini senada dengan hasil wawancara berikut: Ya, soalnya sama kaya yang tadi pak, kan kita tuh menilai kinerja kita sendiri, dan teman yang lain juga menilai kinerja kita, jadi teman kita bisa beri masukan ke kita pak tentang kekurangan kinerja kita pas beres praktikumnya.
10 50 Data lain yang ditemukan pada angket adalah % merasa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan lebih mempersiapkan diri untuk praktikum ke depannya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan siswa mengerti kelebihan dan kekurangan mereka pada kegiatan praktikum yang sudah dilakukan, sehingga motivasi dan semangat untuk lebih mempersiapkan diri dalam praktikum selanjutnya juga ikut terpacu. Senada dengan hasil wawancara berikut ini : Ya pak. Saya termotivasi untuk meningkatkan kinerja saya kedepannya. Ya pak, soalnya setelah tahu kekurangan saya, kedepannya saya akan lebih mempersiapkan diri untuk belajar dengan baik. 5. Tahap Pemanfaatan Hasil Hasil yang diperoleh dari penerapan peer dan self assessment diharapkan dapat mengungkap kinerja siswa. Hasil penilaian peer dan self assessment ini hanya digunakan sebagai penilaian formatif sebagai saran untuk peningkatan belajar selanjutnya. Penerapan peer dan self assessment sebagai penilaian formatif senada dengan Zulharman (2007) yang menyatakan bahwa penerapan peer dan self assessment sebagai penilaian sumatif banyak menimbulkan perdebatan mengenai validitas dan realibilitasnya sehingga lebih cocok digunakan sebagai penilaian formatif. Jika melihat data pada angket, ditemukan bahwa hampir seluruh siswa (90,5%) menyatakan bahwa mereka setuju peer dan self assessment digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam kegiatan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
11 51 B. Peer dan Self Assessment dalam Mengungkap Kemampuan Kinerja Siswa Penerapan peer dan self assessment diharapkan mampu mengungkap kinerja siswa dalam melakukan praktikum. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan peer dan self assessment mampu mengungkap kinerja siswa dalam praktikum, maka hasil penilaian yang dilakukan siswa dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan observer. Perbandingan antara penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer dapat dikategorikan menjadi lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Hasil perbandingan kemampuan kinerja siswa berdasarkan penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer disajikan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Peer Assessment dan Observer No. Kategori Observer Peer Assessment Selisih (%)* 1 Sangat Baik,0 71,5 9,5 2 Baik 14,3 23,8-9,5 3 Cukup 4,7 4,7 0 4 Kurang Kurang Sekali Keterangan: * : % Jumlah siswa menurut observer - % Jumlah siswa menurut peer assessment Tabel 4.2 Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Self Assessment dan Observer No. Kategori Observer Self Assessment Selisih (%)* 1 Sangat Baik 0 2 Baik 14,3 14,3 0
12 52 No. Kategori Observer Self Assessment Selisih (%)* 3 Cukup 4,7 4,7 0 4 Kurang Kurang Sekali Keterangan: * : % Jumlah siswa menurut observer - % Jumlah siswa menurut self assessment Hasil perbandingan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 agar lebih jelas maka disajikan dalam bentuk diagram seperti tampak pada Gambar 4.4 dan 4.5. Jumlah Sisa (%) ,5 23,8 14,3 4,7 4, Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kategori Kemampuan Kinerja Peer assessment Observer Gambar 4.4 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Peer Assessment dan Observer
13 ,3 14,3 4,7 4,7 Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kategori Kemampuan Kinerja Self assessment Observer Gambar 4.5 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa Berdasarkan Self Assessment dan Observer Pada Gambar 4.4 terlihat adanya sedikit perbedaan penilaian kinerja antara penilaian yang dilakukan oleh siswa (peer assessment) dengan penilaian observer. Perbedaan yang terjadi antara peer assessment yang dilakukan siswa dengan penilain observer tidak terlalu menjadi kendala, sebab selisihnya masih kurang dari 10% (Zulharman, 2007). Fakta lain yang dapat diamati dari Gambar 4.4 dan 4.5 yaitu adanya kecenderungan penilaian oleh siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer. Kecenderungan penilaian oleh siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kriteria kinerja yang dilakukan oleh setiap siswa berdasarkan lembar peer dan self assessment serta penilaian observer, lalu membandingkan penilaian siswa (peer dan self
14 54 assessment) terhadap penilaian observer, maka diperolehlah hasil penilaiannya yaitu penilaian siswa lebih dari, kurang dari atau sama dengan penilaian observer. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui persentase jumlah siswa yang menilai dirinya lebih dari, kurang dari, dan sama dengan observer yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan ,8 33,3 42,9 Peer Assessment > penilaian Observer Peer Assessment = penilaian Observer Peer Assessment < penilaian Observer Gambar 4.6 Grafik Kecenderungan Peer Assessment terhadap Penilaian Observer
15 55 23,8 33,3 42,9 Self Assessment > penilaian Observer Self Assessment = penilaian Observer Self Assessment < penilaian Observer Gambar 4.7 Grafik Kecenderungan Self Assessment terhadap Penilaian Observer Berdasarkan Gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa 42,9% baik peer dan self assessment cenderung menilai lebih besar daripada penilaian observer, sedangkan 23,8% baik peer dan self assessment cenderung menilai lebih rendah daripada penilaian observer. Disamping itu ditemukan juga sebanyak 33,3% menunjukkan adanya kesesuaian antara penilaian siswa (peer dan self assessment) terhadap penilaian observer. Adanya kesamaan antara penilaian siswa dan observer memperlihatkan peer dan self assessment ini dapat digunakan untuk mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer dan self assessment mampu mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hasil tersebut mengacu pada kriteria-kriteria kinerja pada praktikum
16 56 larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dijadikan tolok ukur penilaian. Ada tiga aspek kinerja yang dikembangkan dalam penelitian ini. Aspek kinerja tersebut yaitu aspek kinerja persiapan praktikum, aspek kinerja melaksanakan praktikum, dan aspek kinerja kebersihan setelah praktikum. Selanjutnya setiap aspek kinerja tersebut dijelaskan secara rinci berikut ini. 1. Aspek Kinerja Persiapan Praktikum Pada aspek kinerja persiapan praktikum ini terdapat lima kriteria kinerja yang dinilai. Berdasarkan penilaian siswa (peer dan self assessment) dan penilaian observer, diperoleh data kinerja siswa pada aspek ini seperti yang tertuang pada Gambar 4.8 dan Memeriksa kelengkapan alat 71,4 Memeriksa kelengkapan bahan Mengecek kondisi lampu,baterai dan kabel 90,5 Mencuci gelas kimia 90,5 Membilas gelas kimia dengan aquades Aspek Kinerja Peer Assessment Observer Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Persiapan Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
17 ,4 90,5 90,5 Memeriksa kelengkapan alat Memeriksa kelengkapan bahan Mengecek Mencuci gelas kondisi kimia lampu,baterai dan kabel Membilas gelas kimia dengan aquades Aspek Kinerja Self assessment Observer Gambar 4.9 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Persiapan Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer Berdasarkan Gambar 4.8 dan 4.9 terlihat bahwa penilaian beberapa aspek kinerja siswa menurut peer maupun self assessment terhadap penilaian observer menunjukkan nilai yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang tidak melakukan aspek kinerja pada tahap persiapan praktikum. Namun perbedaan yang terlihat dari Gambar 4.8 dan 4.9 relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kinerja siswa pada tahap persiapan praktikum dapat terungkap melalui peer dan self assessment.
18 58 2. Aspek Kinerja Melakukan Praktikum Aspek selanjutnya yang menjadi kriteria penilaian adalah kemampuan melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada aspek ini terdapat 11 kriteria kinerja. Hasil penilaian ini ditunjukkan pada Gambar 4.10 dan Membersihkan gelas kimia dengan air keran Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu Membersihkan elektroda karbon dengan aquades Mengamati nyala lampu 90,5 71,4 Aspek Kinerja Mencelupkan elektroda karbon ke dalam larutan uji sampai 3/4 bagian Menuangkan larutan sampai tanda batas Menuangkan larutan tidak berceceran 61,9 Memeriksa rangkaian alat Masing-masing elektroda dijepit dengan penjepit buaya Menempatkan lampu pada dudukan lampu Menghubungkan baterai dengan kabel Observer Peer Assessment Gambar 4.10 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
19 59 Membersihkan gelas kimia dengan air keran 90,5 Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu Membersihkan elektroda karbon dengan aquades Mengamati nyala lampu Aspek Kinerja Mencelupkan elektroda karbon ke dalam larutan uji sampai 3/4 bagian Menuangkan larutan sampai tanda batas Menuangkan larutan tidak berceceran 52,4 Memeriksa rangkaian alat Masing-masing elektroda dijepit dengan penjepit buaya Menempatkan lampu pada dudukan lampu Menghubungkan baterai dengan kabel Observer Self Assessment Gambar 4.11 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer Gambar 4.10 dan 4.11 di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh kriteria kinerja memiliki kesesuaian baik peer assessment terhadap penilaian observer maupun self assessment terhadap penilaian observer. Selain itu, kedua gambar di atas juga menunjukkan beberapa aspek kinerja yang tidak sesuai antara peer assessment
20 60 dengan penilaian observer maupun self assessment dengan penilaian observer terutama pada kriteria menuangkan larutan sampai tanda batas. Perbedaan tanda batas terjadi karena siswa salah dalam melakukan pengamatan terhadap tanda batas pada larutan. Bagi siswa, melakukan pengamatan tanda batas boleh dari arah mana saja asalkan angkanya kelihatan dan sesuai serta cekungan yang dilihat yaitu cekungan atas, sedangkan menurut observer menandabatasi yang benar yaitu larutan harus diletakkan di tempat yang datar, arah mata terhadap larutan harus lurus, dan melihat cekungan bawah bukan cekungan atas pada larutan. Adanya sebagian siswa yang mengalami perbedaan persepsi mengenai menuang larutan sampai tanda batas memberikan bukti yang sesuai dengan yang terungkap pada angket bahwa 19% tidak mengerti kriteria penilaian peer dan self assessment. Walaupun demikian, dari 11 kriteria kinerja yang diukur, sebagian besar menunjukkan hasil yang sama antara peer dan self assessment terhadap penilaian observer serta pada beberapa kriteria perbedaan yang terjadi relatif kecil sehingga kemampuan kinerja siswa pada tahap pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat terungkap melalui peer dan self assessment. 3. Aspek Kinerja Kebersihan Setelah Praktikum Kebersihan setelah praktikum merupakan aspek terakhir yang dinilai dalam penerapan peer dan self assessment pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Kriteria kinerja kebersihan yang dinilai, yaitu membersihkan meja praktikum, membuang limbah prkatikum pada tempat yang telah disediakan, mencuci
21 61 elektroda karbon dengan aquades, mengeringkan elektroda karbon dengan tisu, mencuci gelas kimia dengan air keran, mengembalikan alat pada tempatnya semula dan mengembalikan sisa bahan pada tempat semula. Hasil yang diperoleh pada aspek ini ditunjukkan pada Gambar 4.12 dan Membersihkan meja praktikum Membuang limbah praktikum pada tempat yang telah disediakan 90,5 Aspek Kinerja Mengembalikan sisa bahan pada tempatnya semula Mengembalikan alat pada tempatnya semula Mencuci gelas kimia dengan air keran Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu Membersihkan elektroda karbon dengan aquades Observer Peer Assessment Gambar 4.12 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Kebersihan Setelah Praktikum Berdasarkan Peer Assessment dan Penilaian Observer
22 62 Aspek Kinerja Membersihkan meja praktikum Membuang limbah praktikum pada tempat yang telah disediakan Mengembalikan sisa bahan pada tempatnya semula Mengembalikan alat pada tempatnya semula Mencuci gelas kimia dengan air keran Mengeringkan elektroda karbon dengan tisu Membersihkan elektroda karbon dengan aquades 90,5 90, Jumlah SIswa (%) Observer Self Assessment Gambar 4.13 Grafik Kemampuan Kinerja Siswa pada Tahap Kebersihan Setelah Praktikum Berdasarkan Self Assessment dan Penilaian Observer Gambar 4.12 dan 4.13 di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penilaian kinerja pada aspek kebersihan setelah praktikum yaitu penilaian yang dilakukan siswa menggunakan peer dan self assessment terhadap penilaian observer. Perbedaan yang cukup besar terjadi pada mencuci gelas kimia dengan air keran. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi mengenai air yang ada pada botol semprot yaitu ada siswa beranggapan bahwa air dalam botol semprot itu air keran,
23 63 padahal yang ada dalam botol semprot itu adalah aquades. Adanya perbedaan pemahaman ini juga menguatkan data pada angket yaitu 19% tidak mengetahui kriteria penilaian peer dan self assessment. Dari kriteria kinerja yang dinilai, perbedaan yang terjadi secara keseluruhan relatif kecil sehingga baik peer maupun self assessment tetap dapat mengungkap aspek kinerja kebersihan setelah praktikum. C. Kemampuan Siswa Melaksanakan Peer dan Self Assessment Diharapkan penerapan peer dan self assessment mampu mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam melakukan praktikum. Selain itu, penerapan peer dan self assessment juga diharapkan mampu mengungkap kemampuan siswa dalam menilai siswa lain (peer assessment) maupun dalam menilai dirinya sendiri (self assessment). Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dapat dilihat dengan cara membandingkan penilaian kinerja oleh siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian kinerja oleh observer. Kesesuaian penilaian siswa (peer dan self assessment) dengan penilaian observer menjadi acuan kemampuan siswa dalam melakukan peer dan self assessment. Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dikategorikan menjadi siswa yang berkategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali dalam melakukan peer dan self assessment. Kategori tersebut didasarkan pada hasil kesesuaian antara peer dan self assessment terhadap penilaian observer.
24 64 Kemampuan siswa dalam melaksanakan peer dan self assessment dapat disajikan dalam Gambar 4.14 dan , Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kategori Kemampuan Siswa Gambar 4.14 Grafik Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Peer Assessment , Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kategori Kemampuan Siswa Gambar 4.15 Grafik Kemampuan Siswa dalam Melaksanakan Self Assessment
25 65 Berdasarkan Gambar 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melaksanakan peer assessment maupun self assessment tergolong sangat baik, dan baik, sedangkan untuk kategori cukup, kurang dan kurang sekali tidak terdapat sama sekali siswa yang masuk dalam kedua kategori tersebut. Dari kedua kategori yang ada yaitu sangat baik dan baik, kategori yang paling besar persentase kemampuan siswanya dalam melaksanakan peer maupun self assessment adalah sangat baik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment maupun self assessment pada sekolah tersebut tergolong sangat baik khususnya untuk praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hal tersebut disebabkan karena seluruh siswa mengerti tujuan dan hampir seluruh siswa mengerti manfaat dilaksanakannya peer dan self assessment siswa dikategorikan sangat baik dalam menilai kinerja temannya maupun dirinya sendiri. Hal tersebut menjadi indikator bahwa kriteria-kriteria pada penerapan peer assessment dan self assessment telah terlaksana.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut Ruseffendi (1988) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan metode penelitian yang mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomenafenomena yang berlangsung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik, seperti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan peer assessment pada
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan peer assessment pada kegiatan praktikum titrasi argentometri untuk menilai kinerja siswa SMK KIMIA kelas XI. Hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Boud (Zulharman, 2007) peer assessment merupakan proses
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peer Assessment Menurut Boud (Zulharman, 2007) peer assessment merupakan proses seorang siswa menilai hasil belajar teman atau siswa lainnya yang setingkat. Maksud dari setingkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik seperti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran secara faktual dan akurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu tersebut adalah ilmu kimia. Pada hakikatnya ilmu kimia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai beberapa cabang ilmu. Salah satu cabang ilmu tersebut adalah ilmu kimia. Pada hakikatnya ilmu kimia mencakup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan eksperimen di laboratorium dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menentukan alat-alat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok selama berlangsung kegiatan praktikum, yang diharapkan muncul
Lebih terperinciBAB IV PENILAIAN KINERJA DENGAN TEKNIK SELF ASSESSMENT SEBAGAI EVALUASI KINERJA MAHASISWA PADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
BAB IV PENILAIAN INERJA DENGAN TENI SELF ASSESSMENT SEBAGAI EVALUASI INERJA MAHASISWA PADA PRATIUM FISIA DASAR II Hasil penelitian ini akan dijelaskan menjadi tiga bagian sesuai dengan pertanyaan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang berlangsung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu pelaksanaan peer assessment, model pembelajaran Jigsaw, dan kemampuan berkomunikasi lisan siswa.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (2009) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan peer assessment. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran penilaian
Lebih terperinciKompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian
Silabus, RPP, LKS SMA Kelas X ( PK dan Putri) SILABUS Nama Sekolah : SMA SEDC Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan untuk mengungkapkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik, seperti frekuensi, persentase,
Lebih terperinciLaporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Laporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Standard BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Laporan Hasil Uji daya hantar listrik pada larutan elektrolit dan non elektrolit 1.2 Latar
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI semester 2 (satu kelas) yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang dikemukakan dalam proposal penelitian skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti menguraikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Judul Halaman PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v x xi xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan posstest keterampilan memprediksi dan penguasaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Satuan Pendidikan: SMAN. Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XMIA/GENAP Alokasi Waktu : 6 JPx 45 menit (2 minggu) A. KOMPETENSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian menggunakan penilaian diri (self assessment) dan penilaian teman sejawat (peer assessment) telah banyak diterapkan oleh sekolah yang menerapkan
Lebih terperinciPENERAPAN SELF ASSESSMENT DALAM MENILAI PERENCANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI PADA PRAKTIKUM PENJERNIHAN AIR SKRIPSI
PENERAPAN SELF ASSESSMENT DALAM MENILAI PERENCANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI PADA PRAKTIKUM PENJERNIHAN AIR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Lembar Observasi Data utama pada penelitian ini adalah kemampuan psikomotor siswa pada kegiatan praktikum uji makanan, meliputi;
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA sebagai produk yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip IPA, serta IPA sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif ini memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuranukuran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan dikemukakan dalam empat bagian yang disusun
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan dikemukakan dalam empat bagian yang disusun berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama adalah hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini menekankan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Hal ini menuntut guru untuk selalu melibatkan siswa pada
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat gelas berupa gelas kimia 100 ml sebanyak 3 buah, corong gelas 1 buah dan labu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi pembelajaran terutama dalam penilaian pembelajaran. Pada sebagian besar penilaian, siswa tidak diberi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil tempat di SMKN 12 Bandung
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil tempat di SMKN 12 Bandung ini, pelaksanaannya mengikuti alur sebagai berikut : 1. Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENGEMBANGAN PROSEDUR PRAKTIKUM KIMIA SMA PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Oleh : Reni Tresnawati 1, Gebi Dwiyanti 2 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI - email : boney_mutz@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Asih Rohaeni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi perlu dimiliki oleh setiap siswa. Sebagai seorang ilmuan, siswa diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sehingga diharapkan
Lebih terperinciDAYA HANTAR LISTRIK 1. Tujuan Percobaan 2. Dasar Teori
DAYA HANTAR LISTRIK 1. Tujuan Percobaan 1. Menentukan daya hantar listrik dari berbagai larutan 2. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listriknya. 2. Dasar Teori Larutan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii v viii x xi BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah. C. Pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pembelajaran dilaksanakan supaya terjadi perubahan tingkah laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.
67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Negeri
Lebih terperinciINSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA
. Kinerja Proses No INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA Aspek yang dinilai. Mengecek kelengkapan alat dan bahan sesuai dengan yang ada di panduan praktikum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Disini peneliti akan memberikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I sampai
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN MENGGUNAKAN DAN MERANGKAI ALAT PRAKTIKUM MELALUI SELF DAN PEER ASSESSMENT PADA MAHASISWA
ANALISIS KETERAMPILAN MENGGUNAKAN DAN MERANGKAI ALAT PRAKTIKUM MELALUI SELF DAN PEER ASSESSMENT PADA MAHASISWA Febi Udiyana, Hairida, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email:
Lebih terperinciPetunjuk pengisian :
8 LAMPIRAN:. Angket untuk mengukur Suasana Pembelajaran SUASANA BELAJAR ENGLISH FOR BIOLOGY II KELAS UNGGULAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU Petunjuk pengisian :. Bacalah setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN. 4.1 Deskripsi Pengembangan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN 4.1 Deskripsi Pengembangan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni SMA Negeri 1 Ujungbatu, dan SMA Negeri 2 Ujungbatu.
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Kimia UIN SUSKA Riau,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai
43 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia pada hakikatnya mencakup dua hal yaitu kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi pengetahuan yang terdiri atas fakta,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN NAMA PRAKTIKAN : Rahila HARI/TGL. PRAKTIKUM : Selasa, 21 Maret 2017 Tujuan Praktikum : 1. Latihan menggunakan timbangan digital dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
50 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di SMA Swasta Cerdas Murni ini menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan
Lebih terperinciLEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS-4)
LAMPIRAN A.8. 126 LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS-4) Permasalahan Sekelompok siswa ingin menyelidiki pengaruh jumlah zat terlarut yang ditambahkan terhadap kenaikan titik didih larutan. Mereka menyelidikinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, rancangan penelitian, instrumen penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang yang berlokasi di Jalan Raya Lembang Nomor 357, Kecamatan Sumur Bandung, Kabupaten Bandung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN NAMA PRAKTIKAN : Rahila HARI/TGL. PRAKTIKUM : Selasa, 2 Maret 207 Tujuan Praktikum :. Latihan menggunakan timbangan digital dan pipet
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING PADA PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING PADA PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMA Nurhasnah, A. Ifriani Harun, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email: nurhasnah19@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : XI / 2 Pertemuan : 1-3 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : 1 Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil tes formatif dan tes sub sumatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya dalam menilai hasil belajar siswa, guru menggunakan berbagai macam tes untuk mengukur hasil pencapaian belajar siswa. Tes tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode praeksperimen one-shot case study. Sukmadinata (2012) menyebutkan bahwa pada metode ini desain
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diterima oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan, baik secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 2. Sumber belajar adalah daya yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 2. Sumber belajar adalah daya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
163 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung kelas VIII-B semester
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mlilir 01, yaitu sekolah dasar yang terletak di Dusun Mlilir, Desa Mlilir, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Pembelajaran Sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode Guided Inquiry, siswa diberikan tes berupa soal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Yogyakarta yang terletak di Jalan Yos Sudarso nomer 7,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggambarkan kondisi atau fenomena apa adanya dalam suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek pembelajaran di kelas V SD Negeri Jembrak Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 16 orang pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Kayuambon, yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Kayuambon, yang berjumlah 36 orang siswa terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa lakilaki.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 06 Metro Barat terletak di jalan Jendral Sudirman No. 14 Ganjar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 06 Metro Barat SD Negeri 06 Metro Barat terletak di jalan Jendral Sudirman No. 14 Ganjar Agung Kota Metro. Pada periode ini SD Negeri 06 Metro Barat dipimpin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X MIA SMA MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X MIA SMA MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK Neriyanti, Husna Amalya Melati, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Oleh Ferawati RRA1C113010
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XII IPA SMA ISLAM AL-FALAH
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB
92 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat mengetahui dan melakukan hal baru. Pendidikan tidak hanya berorientasikan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan
57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action
Lebih terperinci