I. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA
|
|
- Yuliani Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA sebagai produk yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip IPA, serta IPA sebagai proses yang meliputi keterampilan dan sikap-sikap (sikap ilmiah) untuk memperoleh dan mengembangkan produk IPA. Hakekat IPA sebagai proses ini sesuai dengan pengertian dari keterampilan proses sains (KPS). Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun IPA yang menekankan proses keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalamnya. Paradigma pendidikan yang berpusat pada siswa atau student centred menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran, dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Salah satu pembelajaran kimia yang sesuai dengan hakekat IPA sebagai proses salah satunya adalah melalui metode praktikum. Metode praktikum merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar kimia. Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa kegiatan praktikum merupakan bagian integral dari pembelajaran sains. Melalui kegiatan praktikum, keterampilan proses sains dapat dikembangkan dan digunakan, seperti kemampuan berpikir kritis dan keterampilan dasar praktikum siswa yang pada akhirnya akan tertanam sikap ilmiah dalam diri siswa.
2 2 Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kompetensi dan berhasil tidaknya proses pembelajaran, serta digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran. Penilaian ini mencakup tiga ranah, yaitu penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif. Salah satu bentuk penilaian psikomotor adalah penilaian yang dilakukan saat kegiatan praktikum berlangsung. Kegiatan praktikum merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen penilaian. Penilaian praktikum biasanya hanya terbatas pada penilaian hasil tes tertulis dan penilaian laporan kelompok maupun laporan individu yang merupakan produk dari praktikum (Lestari, 2008). Selain penilaian-penilaian tersebut, ada aspek lain yang menjadi penilaian dalam praktikum, yakni aspek proses berupa kinerja siswa (psikomotor) selama kegiatan praktik berlangsung yang dinilai dalam bentuk penilaian kinerja. Penilaian kinerja direkomendasikan sebagai penilaian yang sesuai dengan hakekat sains yang mengutamakan proses dan produk yang menilai secara otentik kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pada situasi nyata. (Rustaman, 2006). Slavin (Diawati, 2010) menyatakan pengertian kinerja sebagai tes yang melibatkan demonstrasi pengetahuan atau keterampilan yang aktual dalam kehidupan nyata. Penilaian kinerja merupakan tes yang digunakan untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik, misalnya praktik di laboratorium (Depdiknas, 2006). Selanjutnya, Stiggins (Diawati, 2010) menerangkan bahwa penilaian kinerja melibatkan siswa dalam aktivitas yang menunjukkan keterampilan keterampilan tertentu dan atau menciptakan produk yang spesifik. Penilaian kinerja ini dapat
3 3 melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu hingga proses tersebut berakhir. Guru mempunyai batasan dalam menilai kinerja siswanya (Boud, 1995). Faktanya, penilaian kinerja praktikum jarang dilakukan oleh guru karena menuntut guru untuk mengobservasi setiap aktivitas siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Selain itu, perbandingan antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, menyebabkan luputnya perhatian guru terhadap kinerja siswa yang muncul. Hal ini tentu saja sangat memberatkan tugas guru sebagai penilai dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dicari bentuk penilaian lain yang dapat menutupi keterbatasan guru, yang salah satu bentuknya adalah penilaian sendiri (self assessment). Self assessment merupakan cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada siswa (Zulharman, 2000). Dengan kata lain, self assessment merupakan salah satu keterlibatan siswa dalam proses penilaian yang hasilnya selain dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan belajar juga membantu guru untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemajuan belajarnya. Sebagian besar materi kimia dibelajarkan melalui metode praktikum. Materi elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satunya. Di dalam prosesnya tentu terdapat berbagai aspek kinerja laboratorium yang dapat dikembangkan siswa, seperti aspek persiapan praktikum, pelaksanaan praktikum, dan kebersihan setelah praktikum. Lebih luas, setiap aspek kinerja dapat diuraikan ke dalam beberapa kriteria penilaian kinerja. Kriteria kinerja siswa yang muncul saat praktikum dapat terungkap dan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja yang tepat.
4 4 Hasil penelitian Rolheiser dan Ross (2003) mengenai penggunaan self assessment sebagai salah satu alternatif assessment, menunjukan bahwa self assessment mampu memberikan informasi mengenai kemampuan secara menyeluruh, membuat siswa belajar lebih banyak, menyediakan informasi mengenai kekurangan siswa, dan membuat siswa lebih memperhatikan aspek penilaian. Race (2005) mengungkapkan bahwa self assessment penting dilakukan siswa agar siswa mempelajari kualitas suatu kerja yang baik, bagaimana menilai hasil belajar mereka sendiri berdasarkan standar yang telah ditentukan, belajar merevisi kembali pekerjaan mereka sendiri dan kemudian menilai kerja mereka yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Wenzel (Aprilianti, 2009) menyatakan bahwa penerapan self assessment mampu mengembangkan sikap jujur, kritis, objektif, dan berpikir kritis siswa. Selanjutnya, hasil penelitian Lestari (2008) menyatakan bahwa penerapan self assessment dapat mengungkap kinerja siswa SMA pada praktikum uji urin. Penelitian serupa oleh Aprilianti (2009) menyatakan bahwa self assessment dapat diterapkan untuk menilai laporan siswa SMA pada praktikum penjernihan air. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah seorang guru kimia SMAN 5 Bandar Lampung, metode praktikum telah dilakukan di sekolah ini, namun penilaian praktikumnya hanya terbatas berupa penilaian produk. Sedangkan penilaian kinerja siswa saat praktikum tidak pernah dilakukan oleh guru. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dirasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan self assessment untuk mengungkap kinerja siswa kelas X 5 SMAN 5 Bandar Lampung dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
5 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan self assessment untuk mengungkap kemampuan kinerja siswa dalam kegiatan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit? Rumusan masalah ini dapat dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah self assessment dapat mengungkap kinerja siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit? 2. Bagaimanakah kemampuan self assessment siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit? 3. Bagaimanakah pelaksanaan self assessmnent siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan self assessment untuk mengungkap kinerja siswa kelas X 5 SMAN 5 Bandar Lampung dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kemampuan self assessment dalam mengungkap kinerja siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Kemampuan self assessment siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit.
6 6 3. Pelaksanaan self assessmnent siswa pada praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi siswa a. Melatih siswa untuk menilai secara objektif. b. Melatih kepercayaan diri siswa dalam menilai dirinya sendiri. c. Memperoleh umpan balik sehingga siswa dapat meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan praktikum selanjutnya. 2. Bagi guru a. Mempermudah guru dalam proses penilaian terhadap siswa. b. Sebagai cara alternatif dalam kegiatan penilaian. c. Mengetahui penerapan self assessment pada proses penilaian kinerja siswa dalam kegiatan praktikum. 3. Bagi peneliti lain a. Sebagai informasi mengenai kelebihan dan kekurangan self assessment dalam pembelajaran. b. Memberikan gambaran mengenai pelaksanaan self assessment untuk mengungkap kinerja siswa. c. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
7 7 E. Ruang Lingkup Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Self assessment merupakan bentuk penilaian yang melibatkan siswa untuk menilai kinerja mereka sendiri. 2. Kinerja merupakan kemampuan kerja siswa dalam pelaksanaan praktikum. 3. Praktikum adalah suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok.
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu tersebut adalah ilmu kimia. Pada hakikatnya ilmu kimia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai beberapa cabang ilmu. Salah satu cabang ilmu tersebut adalah ilmu kimia. Pada hakikatnya ilmu kimia mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai pendekatan, salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian menggunakan penilaian diri (self assessment) dan penilaian teman sejawat (peer assessment) telah banyak diterapkan oleh sekolah yang menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua jenjang pendidikan sejak tahun ajaran 2007/2008 menuntut berbagai perubahan pada praktik pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains (BSNP, 2006:451). Proses pembelajaran
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains banyak dipandang orang sebagai kumpulan pengetahuan. Sains mengandung proses dan produk. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pembelajaran dilaksanakan supaya terjadi perubahan tingkah laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan di dalam kelas dalam seluruh proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum, temuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah sains yang mempelajari fakta, sehingga dalam menyampaikan materi yang berhubungan dengan fakta, seorang guru harus mampu menampilkan fakta-fakta itu
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak terutama pihak pemerhati pendidikan di Indonesia. Fakta yang terungkap yang menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kimia adalah pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip,dan hukum. Proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat ilmu kimia adalah sebagai produk, proses dan juga sikap. Produk ilmu kimia adalah pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip,dan hukum. Proses ilmu kimia berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktikum juga dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan kerjasama dalam kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses penemuan fakta, konsep, dan prinsip. Proses pembelajaran
Lebih terperincimelibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,
2 melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi struktur, komposisi, dan sifat; dinamika, kinetika, dan energetika yang melibatkan keterampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan, fakta, hukum, prinsip, dan teori, juga kimia sebagai proses kerja
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada awalnya kimia merupakan ilmu yang dikembangkan melalui percobaan, sehingga konsep-konsep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama dengan IPA. Ilmu Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
Lebih terperinci*keperluan korespondensi, tel/fax : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI MEDIA VIRTUAL DAN RIIL PADA PEMBELAJARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Boud (Zulharman, 2007) peer assessment merupakan proses
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peer Assessment Menurut Boud (Zulharman, 2007) peer assessment merupakan proses seorang siswa menilai hasil belajar teman atau siswa lainnya yang setingkat. Maksud dari setingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang menentukan kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan alam) merupakan ilmu yang erat kaitannya dengan alam. Salah satu mata pelajaran yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan sehari- hari karena ketika di sekolah guru hanya mementingkan siswa dapat memperoleh
Lebih terperinci2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk biologi berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Penilaian Pembelajaran. Proses Pembelajaran. Gambar 1.1 Komponen Pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (Hernawan, 2007, hlm.3) adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip fisika dapat digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ahmad Mulkani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang termasuk ke dalam rumpun bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Seiring dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini, secara umum akan dipaparkan dasar dari penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK pada konsep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menciptakan dan membentuk generasi yang bermutu. Dalam pengertian lain pendidikan dapat diartikan sebagai proses aktualisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah. Kegiatan belajar tersebut juga dapat dilakukan di luar sekolah seperti di rumah, perpustakaan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium IPA merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur,susunan,sifat
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur,susunan,sifat dan perubahan materi, sertaenergi yang menyertai perubahan materi. Sebagian kecil ranah kimia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN DUA ZAT CAIR
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN DUA ZAT CAIR Ratu Betta Rudibyani Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P.MIPA, FKIP Unila Email: Ratu.betta.r@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat berpikir siswa,
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat berpikir siswa, menuntut guru atau pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif. Hal ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan yang bersumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga pendidikan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan latar belakang yang mendasari penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains terutama pada pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, serta energi yang menyertai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Siti Sya adah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benyamin Bloom dalam Sudjana (2009) mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar dalam tiga kategori, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan metode penelitian yang mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomenafenomena yang berlangsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Dalam belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia itu dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia didefinisikan sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia didefinisikan sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pergeseran paradigma pembelajaran konvensional ke arah pembelajaran konstruktivisme sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, pengetahuan tidak begitu saja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih lemahnya proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Tim Penyusun (2013)
Lebih terperinci2015 PENGARUH MEDIA VIDEO TUTORIAL PADA KEGIATAN PRAKTIKUM ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Penelitian Praktikum berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan ilmiah. Oleh karena itu, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memajukan suatu bangsa. Melalui pendidikan, masyarakat mampu bersaing secara produktif di era globalisasi dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran kimia termasuk ke dalam Pelajaran IPA yang merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa karena banyaknya konsep kimia yang abstrak,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1 Sidomulyo masih menggunakah metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari sekolah umum yaitu terdapat mata pelajaran produktif.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi. Biologi merupakan mata pelajaran Sains yang menitikberatkan pada kajian dan pembahasan pada objek-objek
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Lebih terperinciIII. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development
III. METODE PENGEMBANGAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari struktur,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Dalam pembelajaran
Lebih terperinciKegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut
Lebih terperinciANALISIS STANDAR ISI
MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER : Kimia : X / GANJIL DAN GENAP ANALISIS STANDAR ISI 1. Tujuan Mata Perlajaran (ada di lampiran SK KD) Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA
KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA Sri Purwaningsih, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung spurwaningsih259@gmail.com Abstrak : This
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2010). Dari beberapa metode pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam proses belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kerelevansian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan salah satu rumpun ilmu yang digunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan suatu negara. Pemahaman peserta didik suatu negara terhadap IPA dibandingkan secara
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Bandar Lampung didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia adalah salah satu dari pelajaran dalam rumpun sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran, farmasi, dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa seharusnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi pembelajaran terutama dalam penilaian pembelajaran. Pada sebagian besar penilaian, siswa tidak diberi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Guide Discovery Guru dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki
Lebih terperinci