Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengaturan Sekuen dan Navigasi Obyek Pembelajaran pada Sistem E-Learning Menggunakan Model Jaringan Petri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengaturan Sekuen dan Navigasi Obyek Pembelajaran pada Sistem E-Learning Menggunakan Model Jaringan Petri"

Transkripsi

1 Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengaturan Sekuen dan Navigasi Obyek Pembelajaran pada Sistem E-Learning Menggunakan Model Jaringan Petri Suwandi Prayitno, Yusuf Bilfaqih, Achmad Jazidie Laboratorium Teknik Sistem Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Abstrak Paradigma e-learning yang baru adalah menyediakan konten yang tepat untuk orang yang tepat pada saat yang tepat dalam konteks yang tepat dengan cara yang tepat dan menggunakan teknologi yang tepat. Sebagai respon terhadap paradigma tersebut, telah dilakukan penelitian mengenai standar dan spesifikasi e-learning. Sharable Content Object Reference Model (SCORM) merupakan standar dan spesifikasi e-learning yang banyak digunakan tidak menyediakan kemudahan dalam mendefinisikan sekuen dan navigasi obyek pembelajaran, sehingga struktur pembelajaran tidak dapat disusun secara fleksibel. Pada penelitian ini dikembangkan perangkat lunak untuk mendefinisikan, menganalisa dan mengatur sekuen dan navigasi obyek pembelajaran paket standar SCORM menggunakan model jaringan Petri. Untuk menjamin interoperability paket konten maka struktur dan hirarki paket konten disusun menggunakan Petri Net Markup Language (PNML). Sebagai hasilnya perangkat lunak bermanfaat dalam hal authoring, browsing, monitoring dan analyzing pada sistem e-learning. Kata kunci: e-learning, jaringan Petri, PNML, SCORM, sekuen dan navigasi 1. Pendahuluan Perkembangan internet yang cepat telah menjadikan e-learning semakin populer. E- learning sebagai suatu bentuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah terbukti secara efektif dan efisien mendukung proses belajar-mengajar di kelas [1]. Peran e-learning untuk mendukung implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) juga telah diteliti, diterapkan dan dirasakan hasilnya yang sangat menjanjikan [2]. Paradigma e-learning yang semula direpresentasikan oleh jargon anytime dan anywhere, bahwasannya e-learning dapat diakses kapan saja dan dimana saja, bergeser menjadi bagaimana e-learning dapat menyediakan konten yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu yang tepat dalam konteks yang tepat dengan cara yang tepat dan menggunakan alat yang tepat. Suatu bentuk respon terhadap paradigma baru tersebut, penelitian dan pengembangan mengarah pada spesifikasi dan standard e-learning misalkan SCORM. Pada implementasi KBK, salah satu hal yang penting adalah penyusunan struktur kompetensi. Hal ini secara operasional merupakan penyusunan sekuen dan navigasi Obyek Pembelajaran (OP) [3]. Sharable Content Object Reference Model (SCORM) sebagai standar desain dan pembuatan paket obyek pembelajaran yang paling populer tidak memberikan kemudahan dalam mendefinisikan sekuen dan navigasi obyek pembelajaran. Pada standar SCORM 2004, Sequencing and Navigation (SN) mendefinisikan perilaku sekuen obyek pembelajaran, memilih dan mengirimkan obyek pembelajaran serta mengorganisasikan obyek pembelajaran dalam struktur hirarkial yang disebut Pohon Aktivitas (Activity Tree). SN menerapkan strategi intruksional seorang desainer yang berupa urutan aktivitas pembelajaran untuk ditanam dalam sebuah obyek pembelajaran atau kumpulan obyek pembelajaran. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran on-line pada sistem e-learning dapat dilakukan otomatis menurut pengalaman pelajar berdasarkan strategi yang diterapkan pengajar [4]. Namun, struktur 1

2 dengan aturan sekuen yang rumit pada Pohon Aktivitas SN menjadikan desain dan pembuatan sekuen pembelajaran rumit pula. Sekuen dan navigasi obyek pembelajaran tidak dapat diatur secara fleksibel guna menerapkan strategi pembelajaran tertentu dalam mencapai kompetensi tertentu [5]. Pada penelitian ini, dikembangkan perangkat lunak untuk mendefinisikan, mengatur dan menganalisa sekuen dan navigasi obyek pembelajaran standar SCORM pada sistem e-learning menggunakan model jaringan Petri. Perangkat lunak yang dikembangkan dimaksudkan dapat melakukan fungsi-fungsi authoring, browsing, monitoring, analyzing yang bermanfaat dalam aplikasi e-learning. Alasan penggunaaan model jaringan Petri ialah karena ia merupakan perangkat powerful dalam pemodelan sistem dan validasi [6]-[8]. 2. Pemodelan Sekuen dan Navigasi Pendefinisian sekuen dan navigasi obyek pembelajaran dalam standar SCORM tidaklah mudah. Lebih jauh lagi, seorang dosen yang berperan sebagai author tidak dapat mengetahui gambaran umum mengenai strategi instruksional yang telah ia rancang. Oleh karena itu, bahasan berikutnya membicarakan mengenai pemodelan dan pengaturan sekuen & navigasi OP menggunakan jaringan Petri Model Sekuen dan Navigasi OP pada SCORM Konten Pembelajaran pada SN SCORM diorganisasikan ke dalam struktur hirarkial yang disebut Pohon Aktivitas sebagai peta pembelajaran. Susunan hirarki konten pembelajaran adalah sebagai berikut [9]: Aggregation (Modul) yang merupakan kumpulan OP, SCO (Sharable Content Object) atau OP yang merupakan unit pembelajaran tunggal dan dapat berkomunikasi dengan LMS (Learning Management System), Aset digital yang merupakan elemen dasar unit pembelajaran dan berupa representasi elektronik dari media seperti teks, gambar, video dll. Pohon aktivitas terdiri atas beberapa Cluster yang merepresentasikan aktivitas pembelajaran. Sebuah cluster dapat terdiri atas sub cluster yang lain. Setiap aktivitas pembelajaran terdiri atas Sequencing Definition Model (SDM) yang berisi kelakuan sekuen pembelajaran yang diinginkan desainer konten dan Tracking Status Model (TSM) yang berisi informasi mengenai interaksi pelajar dengan OP pada aktivitas pembelajaran yang berkaitan. Lintasan pembelajaran merupakan urutan pola pembelajaran yang didefinisikan oleh seorang desainer atau author dengan cara menerapkan aturan sekuen dan navigasi OP standar SCORM melalui pemrograman atau menggunakan perangkat lunak authoring. Ilustrasi pemodelan sekuen dan navigasi OP standar SCORM dapat dilihat pada Gambar Model Sekuen dan Navigasi OP pada Jaringan Petri Jaringan Petri (JP) merupakan alat pemodelan aliran informasi secara grafis dan matematis [6]-[8]. Jaringan Petri merupakan graph berarah yang bipartite. Jaringan Petri terdiri atas tiga tipe obyek yaitu Place, Transition dan Arc. Pada gambar, place digambarkan dengan lingkaran, transition digambarkan dengan kotak dan arc digambarkan dengan anak panah berarah. Pada pemodelan sistem, place biasanya merepresentasikan kondisi dan transition merepresentasikan kejadian. Sifat dinamik jaringan Petri ditentukan oleh state dan perubahannya. Pada bagian dalam place jaringan Petri terdapat sejumlah positif titik hitam yang dinamakan sebagai token yang menentukan kelakuan dinamik jaringan Petri. Ada tidaknya token pada place merepresentasikan bahwa kondisi tertentu pada model diskrit yang diwakili oleh place dalam keadaan benar atau salah (terjadi atau tidak). Marking jaringan Petri adalah distribusi token pada semua place setiap saat. Marking inilah yang merepresentasikan state (keadaan) model sistem diskrit setiap waktu. Marking pada jaringan Petri dengan m place diwakili oleh vektor (m x 1) M, setiap elemen di dalamnya dilambangkan dengan M(p) yang menyatakan jumlah non-negatif token pada place p. Gambar 2 adalah contoh jaringan Petri yang terdiri atas lima place dan empat transition. 2

3 Gambar 1. Pemodelan Sekuen dan Navigasi OP pada SCORM Umumnya jaringan Petri dapat didefinisikan sebagai berikut [6]-[8]: PN ( P, T, I, O, M 0) ; dimana: o P = {p1,p2,...,pm}adalah himpunan berhingga place o T = {t1,t2,...,tn} adalah himpunan berhingga transition, P T dan P T o I : ( PxT ) N adalah fungsi input yang merepresentasikan arc berarah dari place menuju transition, dimana N adalah himpunan bilangan bulat non-negatif. o O : ( PxT ) N adalah fungsi output yang merepresentasikan arc berarah dari transition menuju place o M : P N 0 adalah marking awal Perubahan distribusi token pada place merefleksikan kejadian atau eksekusi operasi jaringan Petri. Hal tersebut merupakan kelakuan dinamis sistem diskrit yang dimodelkan. Dalam memodelkan struktur dan saling keterkaitan antar obyek pembelajaran menggunakan jaringan Petri, tiap obyek pembelajaran dikarakteristikkan oleh prasyarat dan sasaran belajar. Sasaran belajar dapat berupa knowledge (pengetahuan), experience (pengalaman), atau skill (keahlian). Sasaran dari suatu obyek pembelajaran dapat menjadi prasyarat bagi obyek pembelajaran yang lain. Dengan asumsi bahwa jaringan Petri memodelkan keterkaitan obyek pembelajaran dengan benar, sebuah obyek pembelajaran dapat diselesaikan dengan baik hanya jika semua prasyarat terpenuhi. Relasi yang demikian dideskripsikan menggunakan jaringan Petri dimana obyek pembelajaran dimodelkan dengan place, sedangkan prasyarat dan sasaran dimodelkan dengan transition [10]. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 2. Contoh Jaringan Petri 3

4 pra i,2 pra i,3... Pengantar Pengantar pra i,1 Gambar 3. Struktur OP dalam JP Gambar 4. Struktur Serial OP t1 pra i,n Gambar 5. Struktur Paralel OP OP 1 skor >= 80 Pengantar t1 skor < 80 prasyarat i OP 1 t2 OP 2 OP 3 t3 OP 4 OP 2 Gambar 6. Struktur Kondisional OP skor < 80 Pengantar t1 OP 1 t2 OP 2 t3 OP 3 skor >= 80 Gambar 7. Struktur Perulangan OP OP 3 Gambar 4 sampai 7 secara berurutan menggambarkan struktur serial, paralel, kondisional dan perulangan dalam model sekuen dan navigasi OP menggunakan jaringan Petri. t2 sasaran belajar i,1 OP i sasaran belajar i,2 t1 OP 1 t2 OP 2 t3 OP 3 t4 OP 5 3. Pengaturan Sekuen dan Navigasi Pada SCORM, untuk membentuk lintasan pembelajaran maka didefinisikan berbagai aturan sekuen dan navigasi OP. Pada sub-bab ini akan dijabarkan bagaimana cara pemetaan aturan sekuen dan navigasi OP standar SCORM menggunakan model jaringan Petri Pemetaan Aturan Sekuen dan Navigasi OP SCORM Menggunakan Jaringan Petri Beberapa aturan dasar untuk pendefinisian sekuen dan navigasi OP standar SCORM adalah: Flow, Choice, Skip, Limited Condition, Roll-up [11], [12]. Aliran (Flow) menunjukkan lintasan pembelajaran yang lurus. Aliran memastikan kemajuan pelajar melalui agregat konten yang ditentukan sebelumnya. Gambar 4 menunjukkan konstruksi aliran. Pemilihan (Choice) merepresentasikan bahwa pelajar dapat melompat untuk memilih pelajaran yang diinginkan. Seperti pada Gambar 5, pelajar dapat memilih OP1 atau OP3 setelah ia menyelesaikan pengantar. Lewatkan (skip) adalah aksi bila pelajar ingin mengabaikan materi pembelajaran tertentu sementara. Kita menambahkan control place dengan token awal dan menempatkannya kedalam struktur pemilihan untuk memungkinkan pelajar melalui materi yang seharusnya diambil atau melewatinya sementara. Pada Gambar 8, lingkaran ganda merupakan control place. Jika t 4 fire maka pelajar melewati lesson2 dan langsung mempelajari lesson3. Alasan mengapa arc input t 4 dua arah adalah untuk mempertahankan kesempatan materi pembelajaran lesson2. Kondisi terbatas (limited condition) mandeskripsikan bahwa aktivitas hanya dapat dijalankan hanya beberapa kali saja. Dengan menempatkan sejumlah token pada control place, maka kita hanya dapat membaca atau mengakses materi pembelajaran sebanyak jumlah token pada control place tersebut. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Roll up adalah proses mengevaluasi tujuan dan data dari aktivitas anak untuk aktivitas orang tua. Roll up meliputi terpenuhinya tujuan, pengukuran tujuan dan 4

5 status kelengkapan aktivitas. Di dalam model, kita gunakan jumlah token dan bobot arc untuk menentukan apakah kondisi roll up sudah terpenuhi. Gambar 10 menunjukkan pemodelan aturan roll-up, apakah seseorang lulus atau tidak dalam sebuah ujian. Untuk memperjelas aturan roll-up kita perhatikan Gambar 10 yang dapat digunakan untuk memodelkan ujian awal (pretest) dan ujian akhir (posttest). Ketika t 1 fire maka token dipindahkan dari pertanyaan1 (question1) ke cp 1 untuk memutuskan apakah jawaban benar atau salah, jika benar maka t 5 firing dan memindahkan token dari cp 1 ke cp corretc, jika salah t 4 firing lalu memindahkan token dari cp 1 ke c perror. Setelah semua pertanyaan (question) selesai dikerjakan, jumlah token di cp correct dan cp error menunjukkan total jumlah jawaban benar dan salah. Dan kemudian kita pakai bobot arc yang terhubung ke t 10 sebagai filter apakah tujuan minimal terpenuhi. Jika jawaban benar sama dengan atau lebih besar dari 2 maka t 10 akan fire yang menunjukkan pelajar memenuhi obyektif (tujuan) modul ujian. Gambar 8. Konstruksi Lewatkan (Skip) Gambar 9. Konstruksi Kondisi Terbatas (Limited Condition) Gambar 10. Konstruksi Roll-up untuk Ujian 4. Perancangan Perangkat Lunak Bab ini berisi perancangan proses pada perangkat lunak yang dikembangkan. Perancangan proses pada penelitian ini menggunakan model Data Flow Diagram (DFD). Alasan memilih model DFD adalah karena fungsi-fungsi sistem ( dalam hal ini authoring, browsing, monitoring, analyzing) merupakan bagian yang lebih penting dan komplek daripada data yang dimanipulasi sistem [13] Diagram Konteks atau DFD Level Nol Diagram ini merupakan level tertinggi dari DFD dan menjelaskan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya misalkan pengguna perangkat lunak (dalam hal ini adalah dosen dan mahasiswa). Gambar diagram konteks atau DFD level nol ada pada Gambar 11. Penjelasan Gambar 11 adalah sebagai berikut. Sistem yang dirancang diberi nama Sistem Perangkat Lunak. Sistem berhubungan dengan entitas luar Mahasiswa dan Dosen serta datastore berupa Repository. Dosen mengekspor paket Obyek Pembelajaran (OP) ke sistem disertai dengan strategi pembelajaran yang ingin diterapkan. Sebagai hasilnya adalah sistem menciptakan OP dengan struktur jaringan Petri dimana dalam setiap OP tersebut telah ditanamkan berbagai assesment dan objective (OP Berkompetensi). OP Berkompetensi ini dikirimkan sistem ke repository dan sistem dapat mengakses OP ini setiap saat. Berdasarkan profil dan responsi mahasiswa pada pembelajaran, sistem mengirimkan OP yang sesuai dengan kompetensi mahasiswa ke setiap mahasiswa 5

6 yang melakukan pembelajaran pada sistem e- learning. Dosen dan mahasiswa juga menerima hasil analisa pembelajaran berbasiskan jaringan Petri dari sistem DFD Level Satu DFD level satu merupakan dekomposisi dari DFD level nol. Diagram ini menjelaskan lebih rinci mengenai serangkaian proses yang dilakukan perangkat lunak yang digambarkan oleh proses nomor nol pada Gambar 11. DFD level satu ini ditunjukkan Gambar 12. Secara keseluruhan, proses yang terdapat pada DFD level satu ini terdiri atas empat proses sesuai dengan fungsi yang dapat dilakukan perangkat lunak yang dikembangkan dalam penelitian yaitu authoring, browsing, monitoring dan analyzing. Proses nomor satu (Authoring) menerima masukan berupa OP dan strategi pembelajaran bermodelkan jaringan Petri (JP). Sebagai hasilnya adalah OP berkompetensi dengan struktur jaringan Petri yang dikrimkan ke mahasiswa melalui proses nomor dua (Browsing). Proses nomor dua memastikan bahwa mahasiswa menerima OP sesuai dengan kompetensi mereka berdasarkan strategi pembelajaran yang diterapkan dosen pada proses nomor satu. Dosen dapat memantau kemajuan mahasiswa sebagai hasil proses nomor tiga (Monitoring) yang menerima masukan dari mahasiswa berupa profil dan responsi mahasiswa. Mahasiwa juga menerima hasil assesment dari proses nomor tiga ini. Berdasarkan struktur jaringan Petri OP yang dibentuk dari proses nomor satu, sistem dapat melakukan analisa pembelajaran berbasiskan jaringan Petri. Selanjutnya perangkat lunak mengirimkan hasil analisa kepada dosen dan mahasiswa. Gambar 11. Diagram Konteks atau DFD Level Nol 6

7 5. Implementasi Perangkat Lunak Berikut ini akan diilustrasikan hasil implementasi perangkat lunak untuk pengaturan sekuen dan navigasi OP menggunakan JP menggantikan aturan-aturan standar SCORM pada template ke-5 yang didesain oleh [14]. Sebelumnya akan dijelaskan dahulu mengenai desain sekuen dan navigasi menggunakan template tersebut. Template ke-5 yang didesain oleh [14] merupakan strategi pembelajaran untuk menerapkan suatu remediasi berdasarkan obyektif. Template ini menyajikan pilihan sekuen untuk remediasi pelajar apabila terdapat multiple OP. Remediasi antar OP ini dijejaki oleh LMS menggunakan objective (OBJ). Tes pada struktur ini berupa sebuah OP dengan dua aset tes. OP Post-test (OP 3) menggunakan objective untuk menghubungkan tiap item tes ke OP yang bersesuaian. Gambar 12. DFD Level Satu Berdasarkan respon pelajar terhadap item tes, OBJ untuk tiap item tes tersebut di-set passed atau failed, LMS menyediakan daftar OP yang sesuai dan pelajar dapat memilihnya untuk remediasi. Deskripsi aturan template ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan struktur kontennya pada Gambar 13. Tabel 1. Deskripsi Aturan Template ke-5 [14] Behavior 1.Untuk lulus dalam Root Aggregation, pelajar harus lulus post-test OP 3 2. Pelajar harus selesai OP 1 sblm mengakses OP 2. Pelajar harus selesai OP 2 sblm OP 3 3. Untuk selesai OP3 harus lulus kedua obyektif OBJ 1 dan Fungsi SCORM Root Aggregation Rollup:if All Satiesfied, satiesfied OP 1: isrolledup=false OP 2: isrolledup=false OP 3: isrolledup=false RootAggregation:Choice =false; Flow=true Tidak ada 7

8 OBJ 2 4. Apabila pelajar gagal OBJ1 dalam OP 3, maka disajikan OP 1 5. Apabila gagal OBJ 2 dalam OP3 disajikan OP2 6. Mengijinkan dua kali akses terhadap OP OP 3: set OBJ 1 OP1: skip if OBJ 1 satiesfied OP 3: set OBJ 2 OP 2: skip if OBJ 2 satiesfied OP 1, OP 2, OP 3: Attempt Limit=2 1, OP 2 dan OP 3 7. Jika pelajar masih gagal di OP 3 pada akses yang kedua kalinnya, maka hak akses pelajar dihantikan dan diperlukan intervensi secara manual Tidak ada Gambar 13. Struktur Konten Template ke-5 [14] Gambar 14. Model JP untuk Menggantikan Aturan Sekuen dan Navigasi Template ke-5 Gambar 14 menunjukkan JP untuk menggantikan definisi aturan sekuen dan navigasi OP menggunakan standar SCORM. Tampak bahwa dengan menggunakan JP, maka seorang author menjadi lebih mudah dalam mendefinisikan strategi pembelajaran tertentu agar setiap pelajarnya dapat mencapai kompetensi tertentu. Terlebih lagi, ia dapat mengetahui gambaran umum mengenai struktur pembelajaran yang ia desain. 8

9 Gambar 15. Coverability Graph dari Gambar 14, Agar Dapat Lulus dalam Root Aggregation, Pelajar Harus dapat Mencapai State S6 atau S7 atau S10 atau S12 dari S0. Mahasiwa dan dosen juga menerima beberapa analisa dari perangkat lunak berbasiskan jaringan Petri. Analisa-analisa yang dilakukan perangkat lunak antara lain: o Reachability: Dengan melihat graph ketercapaian pada pembelajaran, maka pelajar dapat menentukan lintasan pembelajaran agar ia dapat mencapai kompetensi tertentu. o Conservativeness: Apabila author mengiginkan agar pelajar hanya dapat mengakses jumlah OP yang konstan sepanjang aktivitas pembelajaran, maka JP yang dibentuk harus bersifat conservative. o Liveness & Deadlock: Apabila author ingin agar pelajar selalu dapat melakukan aktivitas pembelajaran sepanjang waktu, maka JP yang dibentuk harus bersifat live dan bebas deadlock. o Boundedness & Safeness: Adanya token pada place (OP) menunjukkan bahwa pelajar dapat mengakses OP tersebut. Adanya token berlebih pada suatu place tidak mempunyai esensi apa-apa, oleh karena itu JP yang dibentuk seharusnya bersifat safe atau bounded. o Reversibility: Memastikan Bahwa JP yang dibentuk memungkinkan mahasiswa atau pelajar dapat kembali mengakses OP yang sudah pernah dipelajari. Pada makalah ini diilustrasikan analisa yang dilakukan perangkat lunak menggunakan metode Coverability Graph seperti yang ditunjukkan Gambar 15. Analisa reachabilty dapat dilakukan dengan cara melihat apakah ada lintasan yang memungkinkan pelajar dapat mencapai kompetensi tertentu (diwakili state tertentu). Pada Gambar 15 diilustrasikan bahwa pelajar telah lulus OBJ 1 tetapi tidak lulus OBJ 2 dan sekarang ia sedang meremediasi OP 2. Gambar 15 menginformasikan pelajar, apa yang harus dilakukan agar ia dapat lulus dalam root aggregation. 6. Kesimpulan Perangkat lunak untuk pengaturan sekuen dan navigasi OP menggunakan model jaringan Petri memberikan kemampuan untuk mendefinisikan, menganalisa, dan mengatur 9

10 sekuen dan navigasi OP pada sistem e- learning. Perangkat lunak yang dikembangkan memberi manfaat dalam aplikasi e-learning yaitu: o Authoring: mampu mendefinisikan struktur prasyarat dan tujuan setiap OP dalam jaringan Petri, sehingga mempermudah author dalam menerapkan strategi pembelajaran tertentu. o Browsing: mampu menampilkan keterkaitan antar OP, sehingga pengguna dapat mengakses konten pembelajaran lewat peta JP yang yang representatif. o Monitoring: mampu membuat rekaman aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan pelajar. o Analyzing: mampu melakukan analisa pembelajaran berbasiskan model jaringan Petri. 7. Daftar Pustaka [1] Bilfaqih, Y. dan Agustinah, T. (2002) Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Untuk Mata Kuliah Sistem Linier di Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS, Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ITS. [2] Bilfaqih, Y., Agustinah, T., dan Gamayanti, N. (2006) Metode Desain E-Learning Untuk Kurikulum Berbasis Kompetensi Menggunakan Quality Function Deployment, Laporan Penelitian Dosen Muda, Dikti. [3] Bilfaqih, Y., Prayitno, S., Jazidie, A. (2008) Model Implementasi Struktur Kompetensi Pada Sistem E-learning Menggunakan Pemodelan Jaringan Petri, Prosiding Seminar Teknik Elektro dan Pendidikan Teknik Elektro (STE 2008), Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. [4]. (2004) SCORM Sequencing and Navigation, Advanced Distributed Learning (ADL). Online: [5] Su, J.M, Tseng, S., Chen, C.Y, Feng, J., Tsai, W.N. (2006) Constructing SCORM Compilant Course Based on High Level Petri Nets, Computer Standards & Interfaces, Hal [6] Zurawski, R., Zhou, M. (1994) Petri Nets and Industrial Application: A Tutorial, IEEE Transaction on Industrial Electronics, Vol. 41, No. 6, Hal [7] Cassandras, C.G. (1993) Discrete Event Systems: Modelling and Performance Analysis, Aksen Associates Incorporated Publishers, Boston. [8] Murata, T. (1989) Petri Nets: Properties, Analysis and Applications, Proceedings of IEEE, Department of Electrical Engineering and Computer Science, University of Illinois, Chicago, USA, Vol. 77, No. 4, Hal [9]. (2004) SCORM nd Edition Overview, Advanced Distributed Learning (ADL). Online: [10] Risse, Thomas, & Vatterrot, Heide- Rose. (2004). Learning Objects Structure Petri Net. European Journal of Open Distance and E-Learning. [11] Lin, H.W., Chang, W.C., Yee, G., Shih, T.K., Wang, C.C., & Yang, H.C. (2005). Applying Petri Nets to Model SCORM Learning Sequence Specification in Collaborative Learning. Proceeding of the 19 th IEEE International Conference on Advanced Information Networking and Application. [12] Lin, H.W., Chang, W.C., Yee, G., Shih, T.K., Wang, C.C., & Yang, H.C. (2004). A Petri Nets based Approach to Modeling SCORM Sequence. Proceeding of IEEE International Conference on Multimedia and Expo. [13] Sommerville, Ian. (2003) Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak)/Edisi 6/Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. [14]. (2003) SCORM: Simple Sequencing Templates and Models, European Journal of Open Distance and E-Learning, Learning System Architecture Laboratory (LSAL), Carniege Mellon University, Pitssburgh, Pennsylvania, USA. Online: 10

11 11

Model Implementasi Struktur Kompetensi Pada Sistem E-learning Menggunakan Pemodelan Jaringan Petri

Model Implementasi Struktur Kompetensi Pada Sistem E-learning Menggunakan Pemodelan Jaringan Petri Model Implementasi Struktur Kompetensi Pada Sistem E-learning Menggunakan Pemodelan Jaringan Petri Yusuf Bilfaqih, Suwandi Prayitno, Achmad Jazidie Laboratorium Teknik Sistem Jurusan Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN HYBRID SINTESIS PADA AUTOMATED MANUFACTURING SYSTEM (AMS) DENGAN MENGGUNAKAN PETRI NET

PEMODELAN HYBRID SINTESIS PADA AUTOMATED MANUFACTURING SYSTEM (AMS) DENGAN MENGGUNAKAN PETRI NET Jurnal Barekeng Vol 6 No 2 Hal 1 6 (2012) PEMODELAN HYBRID SINTESIS PADA AUTOMATED MANUFACTURING SYSTEM (AMS) DENGAN MENGGUNAKAN PETRI NET DORTEUS LODEWYIK RAHAKBAUW Staf Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI

Lebih terperinci

PENERAPAN HYBRID SINTESIS PETRI NET DALAM SISTEM MANUFAKTUR

PENERAPAN HYBRID SINTESIS PETRI NET DALAM SISTEM MANUFAKTUR PENERAPAN HYBRID SINTESIS PETRI NET DALAM SISTEM MANUFAKTUR Dorteus L Rahakbauw 1, Subiono 2 1 Mahasiswa Magister Jurusan Matematika FMIPA ITS 2 Dosen Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya, 60111 Email

Lebih terperinci

DIAGRAM UNIFIED MODELLING LANGUAGE UNTUK MEMODELKAN LAYANAN AUTOMATED TELLER MACHINE DENGAN PETRI NET

DIAGRAM UNIFIED MODELLING LANGUAGE UNTUK MEMODELKAN LAYANAN AUTOMATED TELLER MACHINE DENGAN PETRI NET Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 1 Hal. 9 14 (2013) DIAGRAM UNIFIED MODELLING LANGUAGE UNTUK MEMODELKAN LAYANAN AUTOMATED TELLER MACHINE DENGAN PETRI NET DORTEUS LODEWYIK RAHAKBAUW Staf Jurusan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

MENGENAL STANDAR FORMAT MATERI E-LEARNING

MENGENAL STANDAR FORMAT MATERI E-LEARNING MENGENAL STANDAR FORMAT MATERI E-LEARNING Abstrak Perkembangan elearning berakibat pada berkembangnya Learning Management System (LMS) yang beragam yang mengakibatkan suatu materi dapat menjadi tidak kompatibel

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon ABSTRACT

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon   ABSTRACT Jurnal Barekeng Vol. 6 No. 1 Hal. 23 30 (2012) APLIKASI PETRI NET PADA SISTEM PEMBAYARAN TAGIHAN LISTRIK PT. PLN (Persero) RAYON AMBON TIMUR (The Application of Petri Net in Electricity Bill Payment System

Lebih terperinci

MODEL PETRI NET SISTEM PELAYANAN IGD RUMAH SAKIT

MODEL PETRI NET SISTEM PELAYANAN IGD RUMAH SAKIT MODEL PETRI NET SISTEM PELAYANAN IGD RUMAH SAKIT Oleh: Sri Rejeki Puri Wahyu Pramesthi Abstrak : Salah satu contoh antrian yang sering kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, yakni antrian pelayanan

Lebih terperinci

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF Lutfi Hakim (1), Eko Mulyanto Yuniarno (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (1), Dosen Pembimbing (2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Menggunakan Petri Net

Pemodelan Sistem Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Menggunakan Petri Net echnology Science and Engineering Journal, Volume No June 7 E-ISSN: 59-6 Pemodelan Sistem Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Menggunakan Petri Net Nur ini S. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet

Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Abstrak Alfeus Leonardo, Endra Julianto, Sutanto Hadisupadmo Program Studi Teknik Fisika, Institut

Lebih terperinci

Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet

Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Perancangan Safety Shutdown System pada Kepala Sumur Minyak dengan Menggunakan Analisis Pemodelan Petrinet Abstrak Alfeus Leonardo, Endra Julianto, Sutanto Hadisupadmo Program Studi Teknik Fisika, Institut

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana SIMULASI NAVIGASI KENDALI ROBOT OTONOM MENGGUNAKAN PETRI NET

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana SIMULASI NAVIGASI KENDALI ROBOT OTONOM MENGGUNAKAN PETRI NET SIMULASI NAVIGASI KENDALI ROBOT OTONOM MENGGUNAKAN PETRI NET Abstrak - Navigasi adalah salah satu permasalahan penting yang harus diselesaikan dalam pengembangan teknologi robot otomatis bergerak, agar

Lebih terperinci

MODEL PETRI NET TAK BERWAKTU PADA SISTEM PRODUKSI (BATCH PLANT) DAN SIMULASINYA DENGAN PIPE2

MODEL PETRI NET TAK BERWAKTU PADA SISTEM PRODUKSI (BATCH PLANT) DAN SIMULASINYA DENGAN PIPE2 MODEL PETRI NET TAK BERWAKTU PADA SISTEM PRODUKSI (BATCH PLANT) DAN SIMULASINYA DENGAN PIPE2 Siti Komsiyah Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami arti pengembangan perangkat lunak. Mengetahui aktivitas pengembangan perangkat lunak. Memahami

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING

PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING Hendri, S.Kom, M.S.I Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Email: hendri@stikom-db.ac.id Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Judul Matakuliah Bobot Matakuliah Kode Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak : 3 SKS : Deskripsi Matakuliah Kompetensi Umum Text Book Melalui mata ajar ini

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG Eko Budi Setiawan 1), Moch. Vama Yusman 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur 112-114

Lebih terperinci

Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang

Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang disajikan pada bagian ini mendorong prekayasa perangkat lunak

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Kristina Nuraini Jurusan SI, Fakultas ILMU KOMPUTER Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAKSI

Kristina Nuraini Jurusan SI, Fakultas ILMU KOMPUTER Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAKSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB MATA KULIAH PENGANTAR TEORI GRAF MENGGUNAKAN JOOMLA DAM MACROMEDIA FLASH 8 (STUDI KASUS POKOK BAHASAN TEORI DASAR GRAF DAN PEWARNAAN GRAF) Kristina Nuraini Jurusan

Lebih terperinci

Tujuan 04/07/ :01

Tujuan 04/07/ :01 Sistem Basis Data : Perancangan Perangkat Lunak Tujuan Mahasiswa mampu memahami analisis dan desain model database Mahasiswa paham dan mengerti konsep desain database Mahasiswa mengerti desain arsitektur

Lebih terperinci

soal tes + ujian asil + ujian BUKU PANDUAN SISTEM MANAJEMEN KONTEN PADA PLATFORM MOODLE Buku Panduan CMS pada Platform Moodle 1

soal tes + ujian asil + ujian BUKU PANDUAN SISTEM MANAJEMEN KONTEN PADA PLATFORM MOODLE Buku Panduan CMS pada Platform Moodle 1 soal tes + ujian asil + ujian BUKU PANDUAN SISTEM MANAJEMEN KONTEN PADA PLATFORM MOODLE Buku Panduan CMS pada Platform Moodle 1 Daftar Isi Daftar Isi...2 BAB I. PENDAHULUAN...3 1.1. Sekilas Tentang Moodle...3

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Vaughan(2011,p1), Multimedia adalah kombinasi teks, gambar, suara, animasi dan video yang disampaikan kepada user melalui komputer.

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang dikendalikan oleh analisis teks. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering BPR Tahap 1 (Persiapan) Telaahan Business Process Reengineering (BPR) Tahap 1 - Persiapan Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering Apa yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem digunakan untuk menguraikan sistem pembelajaran menjadi komponen-komponen untuk diidentifikasi dan dievaluasi permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Keylogger merupakan aplikasi yang digunakan untuk merekam segala aktifitas pada komputer yang berhubungan dengan fungsi keyboard, metode string matching

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Disusun oleh : Rina Noviana 1 LINGKUP PEMBAHASAN Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak - Mengumpulkan Data mengenai analisa sistem dan masalah nya Teknik Pemodelan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan dalam penentuan jarak terpendek untuk Pendistribusian

Lebih terperinci

INTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN

INTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN INTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN Taryadi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Widya Pratama Jalan Patriot No. 25,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dipanggil oleh pengguna. Data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah

BAB III LANDASAN TEORI. dipanggil oleh pengguna. Data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Basis Data Menurut (Adi, 2011), basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang saling terhubung dan terorganisasi sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, serta dipanggil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Koordinasi kerja biasanya lebih sering digunakan dalam proses bisnis logistik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Koordinasi kerja biasanya lebih sering digunakan dalam proses bisnis logistik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Koordinasi Kerja Koordinasi kerja biasanya lebih sering digunakan dalam proses bisnis logistik. Namun, ada juga yang menggunakannya untuk masalah logistik di kantor. Tujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM BERKAS SUBDIT PENGANGKUTAN DIREKTORAT JENDERAL MIGAS REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM BERKAS SUBDIT PENGANGKUTAN DIREKTORAT JENDERAL MIGAS REPUBLIK INDONESIA Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM BERKAS SUBDIT PENGANGKUTAN DIREKTORAT JENDERAL MIGAS REPUBLIK INDONESIA 1 Purba Daru Kusuma 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi belajar matematika untuk anak sekolah dasar kelas 5 SD. Tahap analisis adalah tahap awal dalam membangun sebuah aplikasi. Pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi ancang bangun modul pembelajaran matematika untuk kelas II SD, tahap analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

CLUSTERING BUSINESS PROCESS MODEL PETRI NET DENGAN COMPLETE LINKAGE

CLUSTERING BUSINESS PROCESS MODEL PETRI NET DENGAN COMPLETE LINKAGE JURNAL ITSMART Vol 3. No 2. Desember 24 ISSN : 23 72 CLUSTERING BUSINESS PROCESS MODEL PETRI NET DENGAN COMPLETE LINKAGE Fakhrunnisak Nur Aini fakhrunnisak@students.uns.ac.id Sarngadi Palgunadi palgunadi@uns.ac.id

Lebih terperinci

# 1.2 Rumusan Masalah Pada saat ini, setelah penulis melakukan penelitian pada proses bisnis yang sedang berjalan, maka permasalahan yang sering terja

# 1.2 Rumusan Masalah Pada saat ini, setelah penulis melakukan penelitian pada proses bisnis yang sedang berjalan, maka permasalahan yang sering terja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina Corporate University berada dibawah kendali Direktorat SDM, Teknologi Informasi & Umum yang merupakan unit operasional PT. Pertamina (Persero) yang dirancang

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MODEL ANALISIS. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH ELEMEN MODEL ANALISIS. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH ELEMEN MODEL ANALISIS NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 PEMODELAN ANALISIS

Lebih terperinci

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Terjemahan model analisis menjadi desain software Entity- Relationship Diagram Data Dictionary Data Flow Diagram procedural design interface design architectural design

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus

Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya ISBN : 978-62-17146--7 Surabaya 24 November 212 Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Abstrak 1 Dwina

Lebih terperinci

Panduan Standar Rancangan Program e-learning

Panduan Standar Rancangan Program e-learning Panduan Standar Rancangan Program e-learning 1. Rancangan program e-learning terdiri dari a. Peta pembelajaran yang memuat i. Peta capaian pembelajaran (learning outcome pembelajaran) ii. Peta kajian atau

Lebih terperinci

1. Konsep dan Prinsip Analisa

1. Konsep dan Prinsip Analisa 1. Konsep dan Prinsip Analisa Pendataan industri dan perdagangan merupakan salah satu bagian dari ketersediaan data statistik industri dan perdagangan. Data yang mencakup di dalamnya yaitu : data kecamatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk menunjang pembuatan tugas akhir membangun sistem pengolahan data absensi karyawan pada PT.Solusi Coporindo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Pengembangan Portal Belajar Online

Pengembangan Portal Belajar Online Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T.

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Model-Model Perusahaan Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Alat-alat Pemodelan Proses Bisnis Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memodelkan proses bisnis Phalp, K.T. (1998), The CAP framework

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA.

PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA. PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA oleh Raden Ayu Kristi Kurniawati, NIM 1015057127 Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN GAME EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT BELAJAR PADA ANAK USIA DINI

PENERAPAN GAME EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT BELAJAR PADA ANAK USIA DINI PENERAPAN GAME EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT BELAJAR PADA ANAK USIA DINI Sri Rahmawati, Silfia Andini, Zefriyenni Universitas P utra Indonesia YPTK Padang E-mail: adryan_hd@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Aplikasi Graf untuk Pendeteksian Spammer

Aplikasi Graf untuk Pendeteksian Spammer Aplikasi Graf untuk Pendeteksian Spammer Email Natan (13513070) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1

Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1 Pengembangan Perangkat Lunak Tes Berbasis Komputer untuk Fisika SMA Kelas X Semester 1 Inayati Juwita Sari 1,a), Fauzi Bakri 1,b), A. Handjoko Permana 1,c) dan Dewi Muliyati 1,d) 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH

PERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH PERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH Natalia Limantara; Fredy Jingga Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM Disusun Oleh : Fadhilla Eka Hentino / 41813120051 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar ini dapat dikelola dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar ini dapat dikelola dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan [Type here] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam memperoleh ilmu pengetahuan, belajar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem Model Pendekatan Pendekatan terstruktur Mempertimbangkan data dan proses yang mentransformasikan data sebagai

Lebih terperinci

Penilaian Kualitas Sistem Elearning dengan menggunakan ISO Andharini Dwi Cahyani

Penilaian Kualitas Sistem Elearning dengan menggunakan ISO Andharini Dwi Cahyani Penilaian Kualitas Sistem Elearning dengan menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani 5107 201 005 Latar Belakang Pesatnya penggunaan sistem elearning Pentingnya standarisasi sistem elearning Pentingnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATAKULIAH PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Heru Wahyu Herwanto, Ruth Ema Febrita

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATAKULIAH PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Heru Wahyu Herwanto, Ruth Ema Febrita Wahyu Herwanto, Ema Febrita; Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Matakuliah Pemrograman Berorientasi Objek PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATAKULIAH PEMROGRAMAN BERORIENTASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan

Lebih terperinci

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI Wiranto 1), Edi Winarko 2) 1) Jurusan Teknik Informatika, Universitas Sebelas Maret E-mail : wir@uns.ac.id 2) Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK SEMESTER: 3 KODE: SKS: 3 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF-ITS DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : Mahasiswa memiliki pengetahuan terhadap metodologi

Lebih terperinci

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI

KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI KONSEP MULTICRITERIA COLLABORATIVE FILTERING UNTUK PERBAIKAN REKOMENDASI Wiranto 1, Edi Winarko 2 1 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Gajah

Lebih terperinci

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil

Lebih terperinci

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kenapa Analisis Kebutuhan Analysis Modeling 1 Definisi Analisis Kebutuhan Definisi Analisis Kebutuhan Penguraian kebutuhan-kebutuhan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada era ini menyebabkan perubahan pada sistem belajar mengajar di berbagai instansi pendidikan. Perkembangan teknologi tersebut

Lebih terperinci

Model Expertise Management System di Universitas Negeri Semarang

Model Expertise Management System di Universitas Negeri Semarang Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No. 2, November 2014 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Model Expertise Management System di Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK META INDUSTRI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK META INDUSTRI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK META INDUSTRI Fritz Gamaliel Program Studi Teknik Komputer, Politeknik META Industri Cikarang Cikarang TechnoPark Building Jalan Inti 1 Blok C1 No.7

Lebih terperinci

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan )

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) BEDA DFD DAN UML DFD ORIENTASI DATA UML INTERAKSI AKTOR O Kotak/Entitas O, Aktor Entitas

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Specification of Requirements Models Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR MODUL PROGRAM...

DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR MODUL PROGRAM... ABSTRAK Saat ini media informasi di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta masih menggunakan metode konvensional. Hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB STEVIE GIOVANNI NIM : 13506054 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln, Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys

Lebih terperinci

EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE

EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE M. Udin Harun Al Rasyid, Setiawardhana Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik ELektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS E-mail:

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada dalam ruang lingkup Universitas khususnya pada tiap

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Aplikasi (2)

Perangkat Lunak Aplikasi (2) Perangkat Lunak Aplikasi (2) Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan macam-macam perangkat lunak aplikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahap analisa merupakan tahap awal penulis dalam pembuatan aplikasi perangkat lunak. Dalam membangun program Aplikasi Simulasi Pembelajaran Jaringan Protokol

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI SELF ASSESSMENT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI SELF ASSESSMENT DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI SELF ASSESSMENT Novi Sofia Fitriasari Jurusan Teknik Informatika Politeknik Pos Indonesia Jalan Terusan Sariasih No 54 Bandung, Telp: (022)2009562, Fax :(022)2009568, e-mail:

Lebih terperinci

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN DIDIK ARIBOWO 2210 203 009 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Achmad Affandi, DEA Pasca Sarjana Bidang Keahlian Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA, KONSEP DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahap analisis merupakan tahapan awal dalam membuat sebuah perangkat lunak dimana penulis menganalisa kebutuhan dasar dari sistem yang akan dibuat.

Lebih terperinci