ANALISIS DAN PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH BERBASIS SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KABUPATEN POHUWATO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH BERBASIS SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KABUPATEN POHUWATO)"

Transkripsi

1 1

2 2 ANALISIS DAN PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH BERBASIS SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KABUPATEN POHUWATO) Dediyanto Igirisa 1 ; Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd 2 ; Supartin, S.Pd, M.Pd 2 Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi 1 Dosen Program Studi Geografi 2 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Dediyanto Igirisa. Analisis Dan Pemetaan Sebaran Sekolah Berbasis Sistem Informasi Geografis, Studi Kasus Kabupaten Pohuwato (dibimbing oleh Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd, dan Supartin, S.Pd, M.Pd). Pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu masalah pendidikan nasional yang masih belum dapat diselesaikan sampai saat ini. Pemerintah Kabupaten Pohuwato misalnya, sampai saat ini belum dapat menyelesaikan masalah pendidikan nasional tersebut. Hal itu disebabkan karena kurangnya media informasi yang dapat menyajikan informasi secara visual tentang analisi sebaran sekolah dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sebaran sekolah terhadap partisipasi anak usia sekolah (AUS) serta memetakannya dalam bentuk Sistem Informasi Geografis dengan analisis sebaran sekolah dan angka partisipasi AUS berdasarkan desa, kecamatan dan kabupaten. Berdasarkan analisis sebaran sekolah dan analisis angka partisipasi kasar (APK), dan angka partisipsi murni (APM), maka dapat dilihat bahwa sebaran sekolah di kabupaten pohuwato belum merata untuk tingkat kecamatan dan desa karena cenderung terpusat pada tempat-tempat tertentu saja. Selain itu, diperoleh suatu hubungan yang menunjukan bahwa semakin tinggi jumlah siswa dan semakin rendah jumlah AUS yang sekolah maka APK akan semakin besar, semakin tinggi jumlah AUS yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai maka semakin tinggi nilai APM. Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Peta Sebaran Sekolah, Angka Partisipasi

3 3 ABSTRACK Dediyanto Igirisa. Analysis and Distribution of School Based Mapping Geographic Information Systems, Case Study Pohuwato ( mentored by Dr.Masri Kudrat Umar, S. Pd, M.Pd, dan supartin, S.Pd, M.Pd Equitable distribution of learning opportunities is one of the national education issues unresolved to date. Government Pohuwato for example, has yet to be able to solve the problem of national education. It is caused due to lack of information media that can visually present information about the analysis of the distribution of school and community participation in education. The purpose of this study was to analyze the distribution of the participation of school children of school age ( AUS ) and map them in the form of Geographic Information Systems analysis and distribution of school enrollment AUS by village, district and county. Based on the analysis and the analysis of the distribution of school gross enrollment rate (APK ), and pure partisipsi rate ( APM ), it can be seen that the distribution of schools in Pohuwato not evenly distributed to district and village level as tends to be concentrated in certain places only. In addition, a relationship is obtained which shows that the higher the number the lower the number of students and the school AUS then APK will be even greater, the higher the number the school AUS at the appropriate level of education, the higher the value of APM. Keywords : Geographic Information Systems, Distribution Map of Schools, Enrollment 1. PENDAHULUAN Kabupaten Pohuwato adalah salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.244,31 km² (35,46% dari luas Provinsi Gorontalo) dan berpenduduk sebanyak jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk jiwa/km² (BPS Kabupaten Pohuwato, 2010) dan jumlah penduduk pada tahun 2000 sebanyak 93,505 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk kabupaten pohuwato selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun adalah 3.25%. Kabupaten pohuwato sebuah kabupaten yang sedang berkembang menjadi kabupaten yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan pertumbuhan penduduknya yang cukup tinggi. Seiring dengan laju pertumbuhan yang meningkat ini maka kebutuhan akan pendidikan juga pasti meningkat. Pemerintah kabupaten Pohuwato dalam hal ini sudah cukup

4 4 peka dengan keadaan tersebut, buktinya dengan tersedianya sarana pendidikan yang cukup memadai, dimana jumlah sekolah baik negeri maupun swasta yang tersebar di wilayah Kabupaten Pohuwato sebanyak 171 unit. Namun pertanyaannya kemudian apakah sebaran sekolah di Kabupaten Pohuwato sudah dapat memenuhi banyaknya jumlah Anak Usia Sekolah (AUS)? Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk menurut kelompok umur dan status sekolah adalah 18,47 % orang kelompok umur 7-12 tahun, 6.82% orang pada kelompok umur tahun dan 6.59% orang kelompok tahun yang berstatus bersekolah. Sedangkan jumlah sekolah yang ada berdasarkan jenjang pendidikan dan jumlah siswa, SD/sederajat berjumlah 119 unit dengan jumlah siswa , SMP/sederajat berjumlah 38 unit dengan jumlah siswa dan untuk SMA/sederajat berjumlah 14 unit dengan jumlah siswa (BPS Kabupaten Pohuwato, 2010). Artinya rata-rata penyebaran sekolah berdasarkan jenjang pendidikan di tiap kecamatan di Kabupaten Pohuwato yaitu 9,15% untuk SD/sederajat, 2,92% untuk SMP/sederajat dan 1,07% untuk SMA/sederajat. Hal tersebut menunjukan bahwa pemerataan sebaran sekolah berdasarkan jenjang pendidikan di kabupaten pohuwato masih belum merata, karena ada beberapa kecamatan yang belum ada sekolah SMP dan SMA serta masih banyaknya penduduk usia sekolah yang belum sekolah. Namun belum bisa dipastikan apakah jumlah penduduk yang belum sekolah dapat tertampung dengan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Pohuwato. Permasalahan tersebut disebabkan karena informasi yang diperoleh pemerintah belum cukup dan kurangnya media informasi yang dapat menyajikan informasi sebaran sekolah di Kabupaten Pohuwato, serta jumlah anak usia sekolah (AUS) yang belum tertampung, sehingga pemerintah daerah sulit mengontrol dan mengambil keputusan dalam meningkatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya anak usia sekolah (AUS). Oleh karena itu pemerintah harus memiliki suatu sistem informasi yang dapat menyajikan informasi sebaran pendidikan formal tersebut sehingga dapat memberikan masukan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam pengembangan pendidikan di kabupaten pohuwato. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menganalisa sebaran sekolah tingkat SMA/SMK/MA di kabupaten pohuwato terhadap banyaknya jumlah anak usia sekolah (AUS) dan memetakan penyebaran sekolah yang terdapat di Kabupaten Pohuwato berbasis sistem informasi geografis yang secara terintegrasi mampu mengolah data spasial (keruangan) maupun data non spasial, serta dapat menganalisis anak usia sekolah (AUS) yang belum tertampung di Kabupaten Pohuwato.

5 5 2. KAJIAN TEORI Permasalahan Pendidikan Indikator pemerataan kesempatan belajar adalah rasio daya tampung sekolah pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Indikator ini berguna untuk menunjukkan tingkat pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan untuk masyarakat pada suatu wilayah tertentu (Sumarno, 2009) Indikator pemerataan kesempatan belajar bernilai terpenuhi apabila jumlah daya tampung sekolah pada jenjang pendidikan tertentu lebih besar daripada jumlah penduduk kelompok usia pada jenjang pendidikan tersebut. Indikator pemerataan kesempatan belajar bernilai tidak terpenuhi apabila jumlah daya tampung sekolah pada jenjang pendidikan tertentu lebih kecil daripada jumlah penduduk kelompok usia pada jenjang pendidikan tersebut. Berikut adalah klasifikasi umur AUS berdasarkan jenjang pendidikan : a. Tingkat SD/MI : kelompok usia 7-12 tahun. b. Tingkat SMP/MTs : kelompok usia tahun. c. Tingkat SMA/MA/SMK : kelompok usia tahun. Dalam penelitian ini hanya mengambil 3 (tiga) faktor pokok untuk analisa data guna mencapai tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) Melalui indikator Angka Partisipasi Kasar (APK), dapat disusun suatu perencanaan untuk mengatasi masalah pemerataan pada masing-masing jenjang pendidikan. APK berguna untuk mengetahui banyaknya AUS yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu dan untuk menunjukkan tingkat partisipasi hsecara umum di suatu jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan (Wahyudin, 2009). Gambar 2.1 Rumus Angka Partisipasi Kasar (sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Tahun 2005) keterangan : APK H t = E H t t 100% P H,a t = Tahun

6 6 h E H t = Jenjang Pendidikan = Jumlah penduduk pada tahun t, dari kelompok usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h P t H,a = Jumlah penduduk pada tahun t, pada kelompok usia a, pada jenjang pendidikan h. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah di jenjang pendidikan tertentu. Nilainya APK bisa lebih besar dari 100% karena adanya siswa di luar usia sekolah, daerah Kota, atau daerah perbatasan. 2. Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan yang sesuai. Nilai ideal APM = 100 % dan tidak mungkin akan lebih dari nilai ideal tersebut (Wahyudin, 2009). Gambar 2.2 Rumus Angka Partisipasi Kasar (sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri RI tahun 2000) Keterangan : APM H t = P H t t 100% E H,a t h = Tahun = Jenjang Pendidikan t E H,a = Jumlah siswa penduduk usiaa yang bersekolah pada jenjang pendidikan h pada tahun t. P t H = Jumlah penduduk pada tahun t pada jenjang pendidikan h. 3. Daya Tampung atau Kapasitas Sekolah Kapasitas atau daya tampung sekolah adalah kemampuan menampung siswa. Nilai ideal daya tampung sekolah yaitu 40 (empat puluh), yang merupakan jumlah maksimum siswa yang berada pada 1 (satu) kelas, yang dirumuskan sebagai berikut : Daya Tampung Sekolah =Jumlah Ruang Kelas * 40 (Sumber : Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007)

7 7 Pemetaan ` Menurut Soekidjo (1994), Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat (dalam Ahaliki, 2012). Berdasarkan definisi diatas dan disesuaikan dengan penelitian ini maka pemetaan merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran kondisi alamiah tertentu secara meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan dengan penggunaan skala peta. Menurut Indarto (2010), tujuan utama pemetaan adalah untuk menyediakan: deskripsi dari suatu fenomena geografis, informasi spasial dan non spasial, informasi tentang jenis fitur (titik, garis, dan poligon). Proses pemetaan Proses pemetaan yaitu tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Adapun tahap proses pemetaan yang dilakukan yaitu : a. Tahap pengumpulan data b. Tahap penyajian data c. Tahap penggunaan peta ArcGIS Sejak akhir Tahun 1990-an, aplikasi sistem informasi informasi geografi (SIG) telah berkembang begitu pesat dengan hadirnya produk-produk baru. Salah satu produk yang paling menonjol sejak pertengahan Tahun 2000-an adalah software ArcGis beserta kosep dan implementasi Geodatabasenya. Prahasta (2011: 1) bahwa: ArcGis adalah produk sistem software yang merupakan kumpulan (terintegrasi) dari produk-produk software lainnya dengan tujuan untuk membangun sistem informasi geografi (SIG) yang lengkap. ArcGis merupakan software SIG yang dibuat oleh ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, United State Amerika (USA). Software ini sangat populer di kalangan pengguna SIG, dan merupakan salah satu software SIG yang paling banyak digunakan diseluruh dunia. Saat ini, ArcGis telah dirilis hingga versi Arcgis 10. Sistem Informasi Geografis

8 8 Sistem Informasi Geografis atau sering juga disebut dengan Sistem Informasi Geospasial merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk menyusun, menyimpan, merevisi dan menganalisa data dan atribut yang bereferensi kepada lokasi atau posisi obyekobyek di bumi (Sukarsa, 2009). Artinya, data atau informasi yang bereferensi kepada lokasi atau posisi obyek-obyek di bumi diistilahkan sebagai data atau informasi spasial, sementara atribut menggambarkan karakteristik dari data spasial tersebut. Lebih jelasnya, komponenkomponen data spasial meliputi posisi/lokasi geografis, data atribut, hubungan spasial dan waktu. 3. METODEOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Pengumpulan Data Pada tahapan ini peneliti melakukan pengumpulan data agar nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis data sebaran sekolah terhadap pengalokasian AUS. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut : a. Wawancara Pada teknik wawancara, penulis melakukan wawancara secara langsung atau tatap muka dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan sekolahsekolah yang merupakan objek penelitian guna mendapatkan informasi tentang keadaan objek serta mendapatkan gambaran tentang upaya dan perencanaan pendidikan di Kabupaten Pohuwato. b. Kepustakaan Dalam teknik ini, peneliti mencari dan mempelajari literatur yang ditulis oleh para ahli yang berhubungan masalah yang sedang diteliti seperti perancangan aplikasi SIG, permasalahan pendidikan yang ditemukan baik dari buku, internet, perpustakaan dan literature lainnya. c. Pengambilan Titik Koordinat Pada tahap ini, peneliti turun lapangan untuk menentukan titik koordinat lokasi sekolahsekolah dengan menggunakan alat penentuan koordinat, dalam hal ini digunakan GPS. 2. Analisa dan Pengolahan Data Dalam tahap ini, penulis melakukan analisa terhadap sebaran sekolah di kabupaten Pohuwato, mulai dari analisa daya tampung sekolah, perhitungan APK dan APM berdasarkan yang telah dibatasi dalam ruang lingkup masalah, kemudian diklasifikasikan dalam bentuk tabel dan grafik agar data siap dimasukan dalam peta. 4. PEMBAHASAN

9 9 Berdasarkan hasil analisis sebaran sekolah di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten pohuwato, Maka untuk rekapan data keseluruhannya dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut : Tabel 4.14 Analisis Sebaran Sekolah Kabupaten Pohuwato Berdasarkan hasil dari tabel 4.14 diatas, Untuk tingkat kabupaten pohuwato menunjukan bahwa perbandingan daya tampung SD dengan jumlah AUS 7-12 tahun yaitu 1.6 : 1, daya tampung SMP dengan jumlah AUS tahun 1.4 : 1 dan daya tampung SMA dengan jumlah AUS tahun yaitu 1.2 : 1. Artinya daya tampung SD lebih besar hampir satu kali lipat dari jumlah AUS 7-12 tahun, daya tampung SMP setengah lebih besar dari jumlah AUS tahun dan daya tampung SMA hampir setengah lebih besar dari jumlah AUS tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa seharusnya kekurangan unit sekolah pada tiap-tiap kecamatan tidak terjadi apabila pembangunan direncanakan dengan baik. Secara umum memang terlihat sebaran sekolah di kabupaten pohuwato sudah merata, Namun apabila lebih spesifik lagi dilihat per-kecamatan, Maka sebenarnya sebaran sekolah di kabupaten pohuwato masih belum merata dan perlu diadakannya perencanaan yang matang untuk memecahkan masalah diatas.

10 10 Peta Sebaran Sekolah Analisis Angka Partisipasi Kasar (APK) Analisis APK ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak AUS yang bersekolah pada suatu jenjang tertentu berdasarkan klasifikasi umur dan jenjang pendidikan yang sesuai. Rumus APK dapat dilihat pada BAB II. Hasil analisis APK tiap kecamatan di kabupaten pohuwato dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15 Analisis APK Tiap Kecamatan di Kabupaten Pohuwato NO Kecamatan APK SD SMP SMA 1 Paguat 95.78% % % 2 Dengilo 82.53% 52.74% 67.90% 3 Marisa 133% % 150% 4 Taluditi % % 53.62% 5 Duhiadaa % 83.68% 54.25% 6 Buntulia 99.61% 72.01% % 7 Patilanggio 98.79% % 74.94% 8 Randangan 111% % % 9 Wanggarasi 72.22% 73.76% 32.16% 10 Lemito % 99.84% 90.70% 11 Popayato % 92.99% % 12 Popayato Barat 97.87% % 30.14% 13 Popayato Timur 76.50% % 0% Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukan pada tabel 4.15 diatas, APK SD pada kecamatan Marisa, Taluditi, Duhiadaa, Randangan, Lemito, dan Popayato lebih dari 100 %, artinya ada masing-masing 33%, 7.48%, 21.63%, 11%, 2.17%, dan 20.94% siswa yang sudah pasti bersekolah di kecamatan tersebut berasal dari luar kecamatan itu sendiri. Sedangkan APK SD untuk kecamatan paguat, dengilo, buntulia, patilangio, wangarasi, popayato barat, dan popayato timur kurang dari 100% ada 4.22% untuk paguat, dengilo 17.47%, buntulia 0.39%, patilangio 1.21%, wangarasi 27.78%, popayato barat 2.13%, dan popayato timur

11 %. AUS 7-12 tahun yang tidak bersekolah, bersekolah di jenjang pendidikan lain atau bersekolah di luar kecamatan itu sendiri. Hasil APK SMP menunjukan pada kecamatan paguat, marisa, taluditi, patilangio, randangan, popayato barat dan popayato timur masing-masing ada 6.90%, 43.26%, 46.46%, 6.09%, 29.62%, 5.37% dan 4.27% siswa SMP di kecamatan tersebut yang sudah pasti berasal dari luar kecamatan itu sendiri. Sedangkan untuk dengilo, duhiadaa, buntulia, wangarasi, lemito dan popayato masing-masing ada 47.26%, 16.32%, 27.99%, 26,24%, 0.16% dan 7.01% AUS umur tahun yang tidak bersekolah, bersekolah di jenjang pendidikan lain atau bersekolah di luar kecamatan itu sendiri. Hasil APK untuk semua jenjang pendidikan di kabupaten pohuwato dapat dilihat pada tabel 4.16 dan gambar 4.1 berikut : Tabel 4.16 APK Kabupaten Pohuwato Jenjang Pendiidkan APK SD % SMP % SMA 94.13% Peta Angka Parsitifasi Kasar (APK) Analisis Angka Partisipasi Murni (APM) Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya AUS yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Rumus APM dapat dilihat pada BAB II. Hasil analisis APM Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini: Berdasarkan hasil yang ditunjukan pada tabel 4.17 diatas, APM SD untuk pada kecamatan paguat, dengilo, marisa, taluditi, duhiadaa, patilanggio, randangan, lemito, popayato, popayato barat, popayato timur lebih dari 100% yang artinya masing-masing ada

12 12 11%, 3%, 40%, 11%, 14%, 15%, 12 %, 12%, 18%, 6% dan 9% AUS 7-12 tahun, siswa yang sudah pasti bersekolah di kecamatan tersebut berasal dari luar kecamatan itu sendiri. Sedangkan APM SD pada kecamatan buntulia dan wanggarasi sudah sebanding antara jumlah siswa 7-12 tahun yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk umur 7-12 tahun. Hasil APM SMP untuk masing-masing kecamatan adalah 182%, 50%, 94%, 110%, 17%, 63%, 123%, 131%, 44%, 98%, 60%, 35% dan 49% AUS tahun siswa yang sudah pasti bersekolah di kecamatan tersebut berasal dari luar kecamatan itu sendiri. Hasil APM untuk kabupaten pohuwato dapat dilihat pada tabel 4.18 dan gambar 4.2 berikut : Tabel 4.18 APM Kabupaten Pohuwato Jenjang Pendiidkan APM SD % SMP % SMA % Peta Angka Parsitifasi Murni (APM) Peta Sebaran Anak Usia Sekolah

13 13 5. PEMBAHASAN HASIL Berdasarkan hasil penelitian, sebaran sekolah di kabupaten pohuwato terlihat dari data yang ada, keseluruhan AUS yang ada di akubupaten pohuwato sudah tertampung apabila di lihat dari data jumlah keseluruhan AUS 7-12, AUS 13-15, dan AUS tahun yang ada, daya tampung untuk SD sederajat 30840, SMP sederajat 9640, dan SMA sederajat 8400 sedangkan untuk jumlah penduduk AUS yang berumur 7-12 tahun 18468, AUS tahun 6862 dan AUS tahun Maka untuk perbandingan antara daya tampung dan AUS 7-12 tahun 1.6 : 1, AUS tahun 1.4 : 1 dan AUS tahun 1.2 : 1 yang artinya daya tampung lebih besar dari jumlah penduduk AUS, akan tetapi apabila dilihat dari data per kecamatan yang ada di kabupaten pohuwato belum semua kecamatan bisa menampung AUS karena ada 6 kecamatan di kabupaten pohuwato yang masih membutukan ruang kelas baru (RKB) dan unit sekolah baru (USB), kecamatan dengilo dan wanggarasi masih membutukan 2 RKB untuk jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) kecamatan dengilo sedangkan sekolah menengah atas (SMA) kecamatan wanggarasi, kecamatan duhiadaa, patilangio dan popayato barat masih perlu pembangunan 1 USB untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA), dan kecamatan popayato timur tidak ada sama sekali sekolah menengah atas (SMA) dan membutukan 4 USB. APK Kabupaten Pohuwato berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa APK SD untuk Kabupaten Pohuwato menunjukan ada 4.33% siswa yang sudah pasti berasal dari luar Kabupaten Pohuwato. APK SMP Kabupaten Pohuwato menunjukan, ada 5.04% siswa yang sekolah di Kabupaten Pohuwato yang sudah pasti berasal dari luar Kabupaten Pohuwato. Hasil APK SMA menunjukan untuk Kabupaten Pohuwato, ada 5.87% AUS umur tahun yang tidak bersekolah, bersekolah di jenjang pendidikan lain atau bersekolah di luar Kabupaten Pohuwato. APM kabupaten pohuwato menujukan bahwa APM SD untuk kabupaten pohuwato menunjukan ada 14.44% AUS 7-12 tahun siswa yang sudah pasti bersekolah di kabupaten tersebut tersebut berasal dari luar kabupaten itu sendiri. APM SMP untuk kabupaten pohuwato, menunjukan ada 87.56% AUS tahun siswa yang sudah pasti bersekolah di kabupaten pohuwato tersebut berasal dari luar kabupaten pohuwato. Hasil APM SMA untuk kabupaten pohuwato menunjukan ada % AUS tahun siswa yang sudah pasti bersekolah di kabupaten pohuwato tersebut berasal dari luar kabupaten pohuwato. APM ini sangat berhubungan erat dengan jumlah AUS yang sedang bersekolah sesuai dengan

14 14 klasifikasi umur dan jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi AUS yang bersekolah di daerah itu pada jenjang pendidikan yang sesuai, maka semakin tinggi pula APM pada daerah itu. 6. PENTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : Hasil dari analisis sebaran sekolah di Kabupaten Pohuwato dilihat secara umum sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hal tersebut berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa untuk tingkat Kabupaten Pohuwato, daya tampung sekolah baik SD, SMP dan SMA dapat menampung seluruh AUS yang ada. Namun untuk tingkat kecamatan dan kelurahan masih ada 1 (satu) kecamatan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan SMP, dan 5 (lima) kecamatan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan SMA dan keseluruhan kecamatan yang perlu diperhatikan perancanaan pembangunan sebanyak 6 kecamatan yang terdiri dari kecamatan dengilo dan wanggarasi masih membutukan 2 RKB untuk jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) kecamatan dengilo sedangkan sekolah menengah atas (SMA) kematan wanggarasi, kecamatan duhiadaa, patilangio dan popayato barat masih perlu pembangunan 1 USB untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA), dan kecamatan popayato timur tidak ada sama sekali sekolah menengah atas (SMA) dan membutukan 4 USB. Untuk angka partisipasi pendidikan (APK, APM dan APS) Kabupaten Pohuwato dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin rendah angka partisipasi AUS.

15 15 Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang penulis harapkan yaitu sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperluas ruang lingkup penelitian sebaran sekolah sampai pada analisis keterjangkauan masyarakat, sarana dan prasarana serta informasi yang dihasilkan lebih rinci lagi sampai pada keadaan sekolah, keadaan tiap kelurahan dan kecamatan yang ada. 2. Untuk pemerinta Kapupaten Pohuwato agar memperhatikan pembangunan sekolah kedepan dengan melihat jumlah AUS yang ada di desa maupun di kecamatan itu sendiri, Sehingga seluruh AUS yang ada dapat tertampung dan dapat megurangi anggka anak putus sekolah yang ada di Kabupaten Pohuwato.

16 16 DAFTAR PUSTAKA Alimah Permasalahan Pendidikan di Indonesia. (online), ( di akses tanggal 07 November 2013). Badan Pusat Statistik kabupaten pohuwato, Kabupaten pohuwato Dalam Angka. Pohuwato : Badan Pusat Statistik. Fariza, A & Qolis, N Pemetaan Dan Analisa Sebaran Sekolah Untuk Peningkatan Layanan Pendidik An Di Kabupaten Kediri Dengan GIS. (Online), ( diakses tanaggal 07 November 2013). Indarto Dasar-dasar Sisitem Informasi geografis. Jawa Timur: Jember University Press. Novianti Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pendidikan Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS. (online), ( diakses tanggal 07 November 2013). Puspita, Yuni Penggunaan Arcview Gis 3.3 Pada Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Di Wilayah Kota Bogor. (Online), ( diakses tanggal 07 November 2013). Prahasta, Eddy Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung: Informatika. Prahasta, Eddy Tutorial ArcGIS Dekstop untuk & Geomatika. Bandung: Informatika. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2000 Tentang Perubahan atas peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 Tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Sukarsa, I Made Pemetaan Kualitas Pendidikan Di Propinsi Bali Berbasis Spatial. Jurnal Teknologi Ekelktro, (online), volume 8, No. 1, ( diakses tanggal 10 November 2013).

Dari Gorontalo Untuk Indonesia

Dari Gorontalo Untuk Indonesia Dari Gorontalo Untuk Indonesia PENGANTAR Laporan eksekutif Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 Angka sementara Kabupaten Pohuwato ini menyajikan agregat data dasar penduduk yang diperoleh dari pelaksanaan

Lebih terperinci

Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara Berbasis Web ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara Berbasis Web ABSTRAK 1. PENDAHULUAN 1 Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara Berbasis Web Feriyanto I. Djou 1 ; Dr. Fitryane Lihawa, M.Si 2 ; Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T 2 Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi 1 Dosen Program Studi Geografi

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015 ANALISIS DAYA TAMPUNG FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Widya Prajna, Sutomo Kahar, Arwan Putra Wijaya *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan tempat dimana seseorang melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH

PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN 0913034061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan) 1 KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan) Wiranda Adam 1, Dr. Nawir Sune, M.Si, 2, Daud Yusuf, S.Kom, M.Si

Lebih terperinci

PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Bagus Satria Aditama 1, Slamet Sudaryanto N. 2 Jurusan Tehnik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl.

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (43 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PADA MASYARAKAT PESISIR DAN PERAN ORANG TUA DALAM

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il Textual information AGGREGATION ON GIS AND SPATIAL Indriani Putri, Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pemetaan digital Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pemetaan digital Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dan teknologi ini, paradigma pemetaan juga berkembang pesat, kegiatan-kegiatan yang dulunya dikerjakan secara manual yang memakan waktu dan

Lebih terperinci

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. a. Urusan Pendidikan 1) Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan tolok ukur capaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 sedunia yaitu 237.641.326 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Dengan jumlah

Lebih terperinci

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%.

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%. b. 2010 target penurunan 5.544 RTM (3,00%) turun 18.966 RTM (10,26%) atau menjadi 40.370 RTM (21,85 %) dari target 28,3%. c. 2011 target penurunan 5.544 RTM (3,00%) turun 760 RTM (2,03%) atau menjadi 36.610

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ)

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ) Julian Mukhtar 00, 0. Analisis Keunggulan Komoditi Jagung Dengan Pendekatan Ekonomi Wilayah Di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat serta berperan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Wilayah Kabupaten Pohuwato dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2017 Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2017 Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan KATA PENGANTAR Pusat Data dan Statistik (PDSPK) sebagai pengelola Data Warehouse data pendidikan dan kebudayaan di tingkat kementerian menyajikan Sistem Informasi APK-APM yang merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak TELEMATIKA, Vol. 13, No. 02, JULI, 2016, Pp. 69 79 ISSN 1829-667X ANALISIS HASIL PERTANIAN DI KOTA DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Ni Nyoman Supuwiningsih Program Studi Sistem Komputer

Lebih terperinci

KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL

KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL Hismur Salam, Haryani, Ezra Aditia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai

Lebih terperinci

PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOALEMO

PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOALEMO PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOALEMO Herlina M. Dai, Fitryane Lihawa*, Nurfaika** Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Geografi (S1) F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email: herlinadai@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu kunci dari keberhasilan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari indikator sumberdaya manusianya. Kualitas sumberdaya manusia yang unggul

Lebih terperinci

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB Arif Kurniawan, Fitryane Lihawa*, Daud Yusuf** Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Geografi (S1) F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer berkembang seiring dengan perjalanan waktu. Berbagai aplikasi telah atau sedang dikembangkan untuk memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai

Lebih terperinci

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM Uning Lestari1), Joko Triyono2), Jepri Ardianto3) 1,2, 3) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH oleh ERLIYANA DEVITASARI M0111029 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web Rastuti 1, Leon Andretti Abdillah 2, Eka Puji Agustini 3 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya dan aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Agus Santoso Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang bigsevencode@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan penjabaran dan pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

Lebih terperinci

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR Mukmin Al Kahfi mukminalkahfi@gmail.com Dyah Widiyastuti dwidiyastuti@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Fentha Lari Lesmana 10.11.3974 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK INVENTARISASI DAN EVALUASI ASET BANGUNAN MILIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : SURABAYA PUSAT)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK INVENTARISASI DAN EVALUASI ASET BANGUNAN MILIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : SURABAYA PUSAT) APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK INVENTARISASI DAN EVALUASI ASET BANGUNAN MILIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : SURABAYA PUSAT) Muhammad Taufik 1, Adindha Surya Anugraha 1 1 Departemen

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN DAN PENCARIAN SEKOLAH SD-SMP-SMA SEDERAJAT TINGKAT KAB. KUDUS. (Studi Kasus : Kec.

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN DAN PENCARIAN SEKOLAH SD-SMP-SMA SEDERAJAT TINGKAT KAB. KUDUS. (Studi Kasus : Kec. LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN DAN PENCARIAN SEKOLAH SD-SMP-SMA SEDERAJAT TINGKAT KAB. KUDUS (Studi Kasus : Kec. Kota) Oleh : AINUR RINDHO 2011-51-156 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ELON FADILAH SETIAWAN 3510100052 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D

PENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D Web-Based Information System of Tuberculosis Patients Distribution in Depok Chandra Halimy *), Johan Harlan **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum tentang penelitian yang penulis lakukan yakni meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian tugas akhir, lingkup masalah, metodologi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data 50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota, Jawa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN TEKNIK GEODESIGN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KECAMATAN BEKASI TIMUR Dr. Lintang Yuniar B., MSc *), Novitasari Kuswidyandari **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan batasan masalah yang disusun sebagai laporan penelitian Sistem Informasi Geografis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional yang bergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

peta didefinisikan sebagai gambaran dari Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas b. Jenis Jenis Peta a. Peta Dasar

peta didefinisikan sebagai gambaran dari Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas b. Jenis Jenis Peta a. Peta Dasar PEMETAAN PERSEBARAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEDERAJAT DI KABUPATEN GORONTALO UTARA Isramayanti Gobel, Fitri Lihawa *, Daud Yusuf ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Kondisi Wilayah 1. Kondisi Geografis 1 Kabupaten Pohuwato merupakan kabupaten yang berada di ujung Barat Provinsi Gorontalo dengan letak Geografis antara 0 0.22 0 0 0.57

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALUR TRAYEK BUS DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALUR TRAYEK BUS DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALUR TRAYEK BUS DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS SKRIPSI Oleh : FAJRI MUSTAQIM J2A 606 022 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi profil sekolah a. Akreditasi sekolah Dari keseluruhan sampel sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti, terdapat sebanyak 11

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 LUH PUTU LINA WIDYASTITI

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya. INDIKATOR PENDIDIKAN Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya. 4 Lokasi: Kantor Bupati OKU Selatan Pemerintah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI SIG DALAM PENGOLAHAN DATA JUMLAH PENDUDUK BERBASIS WEB

IMPLEMENTASI APLIKASI SIG DALAM PENGOLAHAN DATA JUMLAH PENDUDUK BERBASIS WEB IMPLEMENTASI APLIKASI SIG DALAM PENGOLAHAN DATA JUMLAH PENDUDUK BERBASIS WEB I Made Andi Pramartha Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP Monny Retno Dwi Sushanty 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K3513007)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K3513007) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K3513007) Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

SKRIPSI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SKRIPSI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG APLIKASI MODEL REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG PENDIDIKAN SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: Restu Dewi Kusumo Astuti NIM : J2E009002 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi saat ini terasa sangat pesat, hampir di semua aspek kegiatan telah menggunakan teknologi sistem informasi sebagai penunjang

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2016

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2016 ANALISIS PERSEBARAN TEMPAT IBADAH DAN KAPASITASNYA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus 5 Kecamatan di Kota Semarang) Kartiko Ardhi Widananto, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya* )

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT 1 EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Muhamad Nur Ichwanuddin 1, Buchori Asyik 2, Zulkarnain 3 ABSTRACT This study aims to investigate the conformity of

Lebih terperinci

Oki Ria Hermawan 1), Harjono 2) Jl. Raya Dukuhwaluh PO. Box 202 Purwokerto )

Oki Ria Hermawan 1), Harjono 2) Jl. Raya Dukuhwaluh PO. Box 202 Purwokerto ) Sistem Informasi Geografis Tempat Wisata di Kabupaten Banyumas Berbasis Android (Geographic Information System of Tourist Sites in Banyumas Regency Based on Android) Oki Ria Hermawan 1), Harjono 2) 1)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : google map API, internet, lokasi, pendaftaran online, sebaran. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : google map API, internet, lokasi, pendaftaran online, sebaran. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada era globalisasi ini perkembangan aplikasi web semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan bertambah banyaknya website. Banyak instansi yang menggunakan website sebagai media Informasi. Aplikasi

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH Geo Image 1 (1) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH Siti Masitoh

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG

1. Pendahuluan PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 37-41 PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG ARCGIS ONLINE UTILIZATION AS MEDIA SUBMISSION OF THE SPATIAL

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PERTEMUAN : 1 Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjeneralisasikan dasar-dasar data beserta perkembangan Sistem Informasi Geografis. Indikator : 1. Mahasiswa dapat menerangkan dasar-dasar SIG dan Pemanfaatannya.

Lebih terperinci

WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DASAR KECAMATAN RANGKUI MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI DINAS PENDIDIKAN PANGKALPINANG

WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DASAR KECAMATAN RANGKUI MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI DINAS PENDIDIKAN PANGKALPINANG WEB SISTEM INFRMASI GEGRAFIS SEKLAH DASAR KECAMATAN RANGKUI MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI DINAS PENDIDIKAN PANGKALPINANG Muhammad Supriyadi Teknik Informatika STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jl. Jend. Sudirman,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif Gde Sastrawangsa STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan no

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat diantaranya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu keadaan penduduk yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Ahmad Hasanuddin, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut (Sugiyono,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut (Sugiyono, 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah wilayah yang berpotensi dibukanya suatu usaha di Kabupaten Bolaang Mongondow. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kerangka pemikiran dan hipotesa yang akan digunakan untuk penelitian. Pada pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan perlu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan. Keberadaan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB. Oleh: FERRY ANDRIAWAN

SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB. Oleh: FERRY ANDRIAWAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB Oleh: FERRY ANDRIAWAN 2011-51-091 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif dalam kehidupan menyangkut kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di semua jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah

Lebih terperinci

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 14-20 ISSN 2338-350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau FERI NALDI, INDRIANAWATI Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk dan Layanan. Gambar 1.1 Data Produk dan Tabungan Sumber : Dokumentasi Bank Muamalat Indonesia.2011

BAB I PENDAHULUAN. Produk dan Layanan. Gambar 1.1 Data Produk dan Tabungan Sumber : Dokumentasi Bank Muamalat Indonesia.2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kota Denpasar)

ANALISIS HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kota Denpasar) ANALISIS HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kota Denpasar) Ni Nyoman Supuwiningsih Sistem Komputer, STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No.86 Renon Denpasar Bali,

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat oleh pemerintah ditandai dengan dicanangkannya program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas)

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJAR PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap Berlaku mulai: Genap/2010 MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KODE MATA KULIAH : 410103097 / 3 SKS MATA KULIAH

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web E-journal Teknik Informatika, volume 6, No. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web Jenry Jimmy Masudara 1), Yaulie D. Y. Rindengan 2), Xaverius B.

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB DI KECAMATAN TAYU

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB DI KECAMATAN TAYU LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS WEB DI KECAMATAN TAYU ARIEF ROCHMANA SYAKRI NIM. 201051155 DOSEN PEMBIMBING Rina Fiati, ST, M.Cs Ratih Nindyasari, S.Kom

Lebih terperinci

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014 1 PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014 Gusti Bina Sari 1), Yarmaidi 2), Dedy Miswar 3) This research purpose to describe the distribution and needs of high school

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakteristik pendidikan Propinsi Jawa Timur secara umum pada tahun 2007

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal

Lebih terperinci

KARTIKA HITASARI NIM : JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

KARTIKA HITASARI NIM : JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN JENJANG SMA/MA/PAKET C DENGAN FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING SKRIPSI Oleh: ONNY KARTIKA HITASARI NIM : 24010210120026

Lebih terperinci

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) diantara angka 1,54 1,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada guru yang harus bertanggungjawab pada lebih dari 1 (satu) rombongan belajar (kelas). 2) Pendidikan Menengah Fokus pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Muhammad Solikhul Ihsan 1*, Nataniel Dengen 2, Ummul Hairah 3 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan

Lebih terperinci