ANALISIS STRUKTUR PERSAINGAN INDUSTRI JASA PENDIDIKAN TINGGI KOMPUTER UNTUK MENENTUKAN MODEL STRATEGI BERSAING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTUR PERSAINGAN INDUSTRI JASA PENDIDIKAN TINGGI KOMPUTER UNTUK MENENTUKAN MODEL STRATEGI BERSAING"

Transkripsi

1 ANALISIS STRUKTUR PERSAINGAN INDUSTRI JASA PENDIDIKAN TINGGI KOMPUTER UNTUK MENENTUKAN MODEL STRATEGI BERSAING Harjanto Prabowo 1 ; Bahtiar Saleh Abbas 2 ; Margaret 3 ABSTRACT The purposes of this research is to know how high is the competition level in a computer high education service industry. Based on analysis, it can be concluded that the competition level in a computer high education service industry in Java Island is increasing in the future. But, the bargaining power in a computer high education service industry is getting weaker to the customer. Based on the competition level, the right strategy to perform is differentiate strategy focus. Keywords: competition, education, competition strategy model ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persaingan dalam industri jasa pendidikan tinggi komputer. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi persaingan industri jasa perguruan tinggi komputer di Pulau Jawa di masa yang akan datang akan semakin meningkat. Namun, kekuatan menawar perguruan tinggi komputer akan semakin lemah terhadap konsumennya. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus strategi diferensiasi. Kata kunci: persaingan, pendidikan, model strategi bersaing 1&2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta 3 Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 157

2 PENDAHULUAN Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak meningkatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa mungkin atau tidak, tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, variabilitas, dan tidak tahan lama. Karakteristik penting dalam jasa pada lembaga pendidikan tinggi, antara lain sebagai berikut. 1. Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni (pure services) dan pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti, ruangan kelas, kursi, meja, dan buku. 2. Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa). Jadi, disini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meskipun dalam perkembangannya ada juga yang menawarkan program distance learning, universitas terbuka, kuliah jarak jauh, dan lain-lain). 3. Penerima jasa adalah orang. Jadi, merupakan pemberian jasa yang berbasis orang sehingga berdasarkan hubungan dengan pengguna jasa (pelanggan/mahasiswa) adalah high contact system, yaitu hubungan pemberian jasa dengan pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut. 4. Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship dan pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus-menerus dan teratur sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Menurut Hunger dan Wheelen (2001:245), strategi bersaing adalah strategi bisnis yang berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan dan mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri. Menurut Rangkuti (2003:5), keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Cravens (1996:31) dalam buku Pemasaran Strategis, mengutip pendapat Day dan Wensley yang mengemukakan bahwa keunggulan bersaing seharusnya dipandang sebagai suatu proses dinamis daripada hasil akhir. Prosesnya terdiri atas sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi hasil akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan. 158 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

3 1. Sumber Keunggulan Analisis keunggulan bersaing menunjukkan perbedaan dan keunikannya di antara para pesaing. Sumber keunggulan bersaing itu sebagai berikut. a. Keterampilan. b. Sumber daya. c. Pengendalian yang superior. Sumber Keunggulan - Keterampilan superior - Sumber daya superior - Pengendalian superior Keunggulan Posisi - Nilai konsumen superior - Biaya yg relatif rendah Prestasi Hasil Akhir - Kepuasan - Kesetiaan - Pangsa pasar - Kemampuan menghasilkan laba Investasi laba untuk mempertahankan keunggulan Gambar 1 Proses Keunggulan Bersaing Sumber: Cravens, Keunggulan Posisi Keunggulan posisi merupakan hasil produksi dengan biaya rendah (cost leadership) atau diferensiasi yang memberikan keunggulan nilai bagi konsumen. Biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan memberikan nilai yang superior dengan pemberian harga yang lebih rendah daripada pesaing untuk produk yang sama. Perbedaan penampilan produk yang sesuai dengan preferensi pembeli menghasilkan manfaat unik yang dapat menutupi harga tinggi. Faktor penting dalam mencari keunggulan adalah bagaimana mengambil keputusan dan bersaing. 3. Prestasi Hasil Akhir Pada saat keterampilan organisasi, sumber daya, dan pengendalian digunakan untuk memperoleh nilai dan atau efisiensi biaya, keunggulan posisi telah menuju pada prestasi hasil akhir (kepuasan konsumen, kesetiaan terhadap merek, pangsa pasar, dan kemampuan mendapatkan laba). Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 159

4 4. Investasi Laba Keunggulan bersaing merupakan sarana yang selalu berubah. Oleh karena itu, harus mempergunakan sebagian labanya untuk mempertahankan keunggulan tersebut. Jadi, keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Keunggulan bersaing bersumber dari banyak ragam kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mendesain, membuat, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung produknya. Dalam buku Manajemen Strategis, David (2002:129) menguraikan tentang model lima kekuatan Michael E. Porter, sebagai berikut. Pendatang Baru Supplier Rivalitas dalam industri Pembeli/ Konsumen Substitusi Gambar 2 Five Force Analysis Sumber: David, 2002 Menurut Robinson (1997), strategi generik sebagai strategi keunggulan bersaing (competitive advantage) dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, berdasarkan skema yang dikembangkan oleh Michael E. Porter, sebagai berikut. 1. Mencapai kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership) dalam industri. 2. Menciptakan dan memasarkan produk unik (khas) bagi berbagai kelompok pelanggan melalui diferensiasi (differentiation). 3. Melayani kebutuhan khusus satu atau beberapa kelompok konsumen atau pembeli industrial, dengan fokus biaya dan fokus diferensiasi. 160 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

5 TINGKAT STRATEGIS KEUNGGULAN STRATEGIS Sasaran luas Cakupan Persaingan Sasaran sempit Biaya Rendah Diferensiasi 1. Keunggulan biaya 2. Diferensiasi 3A. Fokus biaya 3B. Fokus Diferensiasi Gambar 3 Tiga Strategi Generik Sumber: Porter, 1994 Jadi, strategi bersaing Porter merupakan hierarki business level strategy yang memfokuskan bagaimana perusahaan bersaing dalam industrinya dan bila perusahaan ingin menjadi produsen biaya rendah maka perusahaan dapat menggunakan kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership). Bila perusahaan ingin menjadi unik dan berbeda dari pesaing, dapat menggunakan diferensiasi (differentiation). Jika perusahaan ingin menggarap segmen pasar tertentu saja, perusahaan dapat menggunakan fokus (focus). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Pendidikan tinggi itu dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Perguruan Tinggi Negeri-PTN, departemen atau lembaga pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi Kedinasan-PTK), atau oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta-PTS). Awal tahun 1990, Perguruan Tinggi (PT) Komputer menemukan masa keemasan, jumlah peminat sangat tinggi sehingga jumlah PT Komputer berkembang sangat pesat. Pada pertengahan tahun 2002, jumlah PT Komputer (PTN dan PTS) mencapai 150-an dengan jumlah mahasiswa mencapai Diperkirakan pada 5 tahun ke depan, jumlah PT Komputer akan mencapai 350 dan menampung hampir mahasiswa. Jumlah PT Komputer yang besar dan mahasiswa yang banyak bukanlah jaminan mutu pendidikan komputer di Indonesia, banyak faktor lain yang menentukannya dan disadari bahwa mutu pendidikan komputer di PT Komputer merupakan salah satu dari sekian faktor yang harus diperhatikan dalam menghadapi persaingan di masa depan. Beberapa pertanyaan mendasar yang akan dihadapi industri jasa pendidikan tinggi komputer adalah sebagai berikut. Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 161

6 1. Dalam level perguruan tinggi komputer (sebagai sebuah firm). a. Berapa besar tingkat daya serap pasar (employability) terhadap lulusan perguruan tinggi komputer dalam lima tahun mendatang. b. Berapa lama waktu tunggu seorang lulusan perguruan tinggi komputer untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai atau usaha mandiri yang sesuai. c. Faktor yang mempengaruhi tingkat employability perguruan tinggi komputer sehingga jika diketahui faktor tersebut maka dapat dilakukan usaha untuk meningkatkannya. 2. Dalam level industri. a. Bagaimana ukuran tingkat keunggulan bersaing untuk industri jasa pendidikan komputer? b. Faktor yang mempengaruhi tingkat keunggulan bersaing tersebut. c. Upaya, baik dari pengelola perguruan tinggi komputer maupun pemerintah, dalam meningkatkan keunggulan bersaing sehingga mampu bersaing dengan pendidikan tinggi lainnya maupun pendidikan tinggi komputer dari negara lain. Dalam menjawab pertanyaan mendasar tersebut, diperlukan analisis struktur industri jasa pendidikan tinggi komputer sehingga model uji untuk keunggulan bersaing dapat dirumuskan untuk level industri maupun level perguruan tinggi. Penelitian bertujuan untuk melakukan hal berikut. 1. Melakukan analisis struktur industri jasa pedidikan tinggi komputer di Indonesia. 2. Mengetahui kondisi 5 (lima) komponen keunggulan bersaing dari Michael Porter terhadap struktur industri pendidikan tinggi komputer untuk 5 tahun mendatang. 3. Memberikan rekomendasi untuk rancangan model uji Compettive Advantage pendidikan komputer pada level industri dan level perguruan tinggi. Hasil penelitian akan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai model dalam penyusunan strategi bersaing bagi perguruan tinggi komputer, dengan menambahkan informasi kekuatan internal yang dimilikinya. 2. Rekomendasi model uji competitive advantage akan digunakan untuk penelitian selanjutnya atau pengembangan ilmu. Objek penelitian adalah Perguruan Tinggi Komputer di pulau Jawa dengan tujuan ingin mendapatkan deskripsi tentang struktur industri jasa pedidikan tinggi komputer di Pulau Jawa dan mengetahui kondisi 5 (lima) komponen keunggulan bersaing dari Michael Porter terhadap struktur industri pendidikan tinggi komputer untuk 5 tahun mendatang. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian descriptive survey. Unit analisis yang diambil adalah organisasi perguruan tinggi komputer di pulau Jawa. Operasionalisasi variabel secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut. 162 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

7 Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Perseteruan diantara Pengukuran tingkat - Pertumbuhan jumlah PT perusahaan yang Persaingan antar PT Komputer terhadap jumlah bersaing Komputer Peminat - Ragam produk program yang ditawarkan Potensi pengembangan Informasi tentang substitusi - Tingkat substitusi dalam produk pengganti Pendidikan komputer yang peta product-market dapat dilakukan peserta didik - Daftar program Masuknya pesaing baru Informasi tentang peluang - Jumlah PT Komputer baru masuknya PT Komputer - Tingkat "barrier to entry" baru dalam persaingan Kekuatan menawar Informasi tentang mahasiswa - Tingkat keberhasilan studi, dari konsumen baru, prestasi akademik, kegagalan studi peraturan akademik - Tingkat kompetisi dalam seleksi mahasiswa baru Kekuatan menawar Informasi tentang kualitas - Jumlah dosen dan dari pemasok tenaga pengajar dan Komposisinya dihubungkan dengan tingkat - Prestasi akademik dosen ketergantungan PT Komputer terhadap dosen Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder, seperti dalam Tabel 2. Tabel 2 Jenis dan Sumber Data Jenis data Profile peguruan tinggi komputer Profile manajer perguruan tinggu Penggunaan teknologi informasi Profile lulusan dan penyerapan di pasar tenaga kerja Kondisi perkuliahan, praktikum, dan ujian Informasi mengenai kurikulum Informasi penerimaan mahasiswa baru Informasi kegiatan dosen selain mengajar Sumber data Profile perguruan tinggi didalam dokumen masing-masing perguruan tinggi Buku katalog masing-masing perguruan tinggi Pengelola perguruan tinggi Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing Buku katalog masing-masing perguruan tinggi Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 163

8 Tabel 2 Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Informasi layanan akademik dan non akademik Renstra PT komputer Informasi mengenai biaya pendidikan dari PT Komputer dan biaya pendidikan dari mahasiswa selama studi Policy pemerintah Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing, dan melakukan survey awal kepada sampel mahasiswa untuk mendapatkan komponen biaya studi Undang-undang, SK, Surat Edaran yang pernah dikeluarkan pemerintah Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data yang terdiri dari sebagai berikut. 1. Penyebaran kuesioner kepada pimpinan perguruan tinggi komputer. 2. Wawancara dengan pimpinan perguruan tinggi komputer yang dipilih secara random dari populasi yang ada. Observasi dilakukan terhadap sumber data sesuai dengan unit observasi/analisis yang telah disebutkan dan juga didapatkan data sekunder dari berbagai sumber, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Pendidikan Nasional (DepDikNas), Perguruan Tinggi Komputer yang bersangkutan, informasi dari internet, dan sumber lainnya. Tahap analisis dimulai dari pengenalan faktor yang mempengaruhi tingkat keunggulan bersaing kemudian mengukur tingkat keunggulan bersaing untuk industri jasa pendidikan komputer menggunakan Five Force Analysis dari Michael E. Porter. PEMBAHASAN Perguruan tinggi komputer saat ini memiliki banyak pilihan program studi, antara lain sebagai berikut. 1. Ilmu KomputerTeknik Informatika 2. Sistem Informasi/Manajemen Informatika 3. Sistem Komputer/Teknik Komputer 4. Komputerisasi Akuntansi Di beberapa perguruan tinggi komputer yang ada di Pulau Jawa, program studi komputer tersebut disertai dengan program peminatan yang berbeda-beda. Program peminatan yang berbeda-beda tersebut merupakan salah satu bentuk keunggulan yang dapat ditunjukkan oleh masing-masing perguruan tinggi sehingga mampu menarik perhatian para calon mahasiswa. 164 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

9 Analisis Persaingan Model Michael Porter 1. Rivalitas/Perseteruan di Antara Perguruan Tinggi Komputer yang Bersaing Berdasarkan data syang telah dikumpulkan, jumlah Perguruan Tinggi Komputer di Pulau Jawa sampai tahun 2002 mencapai 134 perguruan tinggi dengan daya tampung mahasiswa yang tersebar di lima wilayah Pulau Jawa, yaitu 42 Perguruan Tinggi Komputer di DKI Jakarta, 31 di Jawa Barat, 18 di Jawa Tengah, 26 di Jawa Timur, dan 17 Perguruan Tinggi Komputer di DI Yogyakarta. Dengan semakin banyaknya Perguruan Tinggi Komputer yang ada di Pulau Jawa maka tingkat persaingan yang terjadi di antara Perguruan Tinggi tersebut akan semakin ketat. Tingkat persaingan antar PT Komputer yang ada di Pulau Jawa dapat diukur dari pertumbuhan jumlah PT Komputer terhadap jumlah peminatnya, dengan indikator perbandingan jumlah pendaftar dengan jumlah kapasitas yang tersedia (daya tampung). Selain itu, tingkat persaingan antar PT Komputer tersebut juga dapat diukur dari ragam produk program yang ditawarkan, yaitu dengan melihat banyaknya program studi yang ditawarkan disertai peminatan yang bervariasi di masing-masing PT Komputer. Data yang dapat dikumpulkan selama penelitian sebagai berikut. Parameter Rasio mahasiswa mendaftar dengan daya tampung Keterangan pendaftar / target Tabel 3 Rasio Mahasiswa Mendaftar dengan Daya Tampung Kondisi Program S1 Total % 21 30% % % <80% 9 13% : 100% : 90% : : 69 Kondisi Program D3 Total % 14 20% % % <80% 10 14% 69 : 100% : 90% : : Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003 Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 165

10 Gambar 4 Grafik Rasio Mahasiswa Pendaftar dengan Daya Tampung Dari data tersebut terlihat bahwa persentase terbanyak untuk rasio jumlah pendaftar terhadap jumlah kapasitas yang tersedia (target) sebesar 35% pada jenjang S1 dan 41% pada jenjang D3. Hal itu menggambarkan bahwa total target atau kapasitas yang tersedia di PT Komputer secara keseluruhan masih lebih besar dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang mendaftar. Hal itu akan mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi diantara PT Komputer yang ada di Pulau Jawa, dengan tingkat persaingan yang terjadi saat ini adalah sebesar 80%-90%. Dengan jumlah mahasiswa pendaftar yang masih lebih kecil dibandingkan daya tampung yang tersedia, juga menyebabkan setiap PT Komputer harus semakin gencar dalam mempromosikan perguruan tinggi mereka. 2. Potensi Ancaman Pengembangan Produk Pengganti (Substitusi) Substitusi yang dimaksud adalah program studi selain program studi komputer yang dapat dijadikan sebagai program pengganti bagi para calon mahasiswa, bila mereka merasa tidak terlalu berminat ataupun tidak berhasil diterima di program studi komputer. Tabel 4 Jumlah Mahasiswa di Pulau Jawa Mahasiswa Tahun 2002 PT Komputer : - Program studi komputer Program studi non komputer PT Non Komputer Sumber: Biro Pusat Statistik 166 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

11 Tabel 4 menunjukkan total mahasiswa komputer dan total mahasiswa secara keseluruhan yang terdaftar di Pulau Jawa pada tahun Total mahasiswa program studi komputer adalah mahasiswa dan total mahasiswa keseluruhan di Pulau Jawa adalah mahasiswa. Jumlah mahasiswa komputer yang hanya mencapai 15,9% dari total seluruh mahasiswa di Pulau Jawa menggambarkan bahwa tingkat substitusi cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih program studi nonkomputer, seperti Manajemen, Akuntansi, Hukum, Desain Grafis, dan lain sebagainya. 3. Potensi Ancaman Masuknya Pesaing Baru Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya di bidang komputerisasi dan banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang komputer, mendorong berdirinya PT Komputer baru. Alasan lainnya yang juga mendorong berdirinya PT Komputer baru adalah banyaknya minat dari calon konsumen, yaitu para calon mahasiswa yang memilih program studi komputer. Pertumbuhan jumlah PT Komputer baru terlihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Pertumbuhan PT Komputer di Pulau Jawa Tahun DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Yogyakarta Total Sumber: Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 167

12 Jumlah Tahun Tingkat Pertumbuhan Gambar 5 Pertumbuhan Perguruan Tinggi komputer di Pulau Jawa Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa pertumbuhan PT Komputer baru yang semakin meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah PT Komputer yang semakin meningkat selama tahun 1990 sampai tahun Kekuatan Menawar dari Konsumen Tingkat kekuatan menawar konsumen dapat diukur berdasarkan seleksi dalam penerimaan mahasiswa baru, yaitu menggunakan indikator perbandingan total mahasiswa yang mendaftar ulang dengan total mahasiswa yang diterima. Berikut ini merupakan data yang telah dikumpulkan. Tabel 6 Rasio Mahasiswa yang Daftar Ulang dengan yang Diterima Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003 Parameter Rasio mahasiswa diterima dengan yang mendaftar Keterangan calon mhs. Daftar ulang / lulus test masuk Kondisi Program S % % % 70% 9 13% 100% : 90% : 80% : : Kondisi Program D % % % 70% 8 12% 100% : 90% : 80% : : Total 69 Total INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

13 2003 Gambar 6 Grafik Rasio Mahasiswa yang Daftar Ulang dengan yang Diterima Berdasarkan tabel tersebut, rasio yang paling besar adalah 80-90%. Rasio tersebut menyatakan bahwa tingkat kekuatan menawar konsumen saat ini masih cukup kuat. Akan tetapi, jika rasio mencapai 100% maka kekuatan konsumen akan lemah yang ditandai dengan total jumlah mahasiswa yang diterima sebanding dengan total jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang. Sebagai calon mahasiswa, seseorang dapat memilih lebih dari satu perguruan tinggi. Dalam hal ini, kekuatan konsumen akan lebih kuat jika calon mahasiswa tersebut telah diterima di lebih dari satu perguruan tinggi karena mahasiswa tersebut mempunyai kebebasan untuk mendaftar ulang di perguruan tinggi pilihannya. Untuk itu, bila seorang calon mahasiswa telah menentukan pilihannya maka tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh calon mahasiswa tersebut adalah mendaftar ulang pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Simpulan yang didapat adalah jika rasio pada tabel tersebut semakin kecil maka kekuatan konsumen akan semakin kuat. Dalam artian calon mahasiswa tersebut lebih memilih perguruan tinggi lain sebagai tempat kuliahnya. Dengan cukup kuatnya daya tawar konsumen, menunjukkan bahwa kekuatan menawar perguruan tinggi lemah. Selain itu, tingkat kekuatan menawar konsumen juga dapat diukur dari pertumbuhan kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya yang berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat besarnya rata-rata persentase kenaikan biaya kuliah mencapai 33%. Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 169

14 5. Kekuatan Menawar Pemasok Dalam industri jasa perguruan tinggi komputer, dosen merupakan pemasok utama yang mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar di sebuah perguruan tinggi. Berikut ini adalah data yang berhasil dikumpulkan mengenai rasio jumlah mahasiswa terdaftar dan dosen tetap. Parameter Keterangan Rasio mahasiswa jumlah terdaftar / mahasiswa Dosen tetap terdaftar dan dosen tetap Tabel 7 Rasio Mahasiswa Terdaftar dengan Dosen Tetap Kondisi Program S : 21 30% : 14 20% : 18 26% > % : Kondisi Program D : 21 30% : 25 36% : 12 17% > % : Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003 Total 69 Total 69 Jenjang S1, Questioner disebar ke 69 responden Jenjang D3, Questioner disebar ke 69 responden Gambar 7 Grafik Rasio Mahasiswa Terdaftar dengan Dosen Tetap Dengan melihat data yang ditampilkan pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa persentase terbesar untuk rasio jumlah mahasiswa terdaftar terhadap jumlah dosen tetap yang mengajar sebesar 30% pada jenjang S1 dan 36% pada jenjang D3. Jumlah dosen tetap yang cenderung sedikit, menandakan bahwa kekuatan menawar dari pemasok yang 170 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

15 kuat. Dengan kata lain, kekuatan menawar perguruan tinggi terhadap tingkat kebutuhan tenaga pengajar masih lemah. Selain itu, pendidikan seorang dosen juga mempengaruhi kekuatan menawar dari pemasok. Kualitas seorang dosen biasanya dapat dilihat dari prestasi akademik yang telah dicapainya, baik S1, S2, maupun S3. Semakin tinggi gelar seorang dosen, dapat dikatakan bahwa kualitas dosen tersebut akan semakin tinggi. Dengan demikian, hal itu akan meningkatkan kekuatan menawar dari pemasok. Peta Kondisi Persaingan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan model Five Force Analysis dari Michael E. Porter, dapat disimpulkan bahwa kondisi persaingan diantara PT Komputer saat ini semakin tinggi. Kondisi persaingan yang semakin tinggi pada industri jasa perguruan tinggi komputer di Pulau Jawa dapat dilihat melalui tabel berikut. Tabel 8 Peta Persaingan Kekuatan Persaingan di antara perusahaan yang bersaing Ancaman potensi pengembangan produk pengganti Ancaman masuknya pesaing baru Daya tawar dari konsumen Daya tawar dari pemasok Tingkat Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Lemah Perkiraan Kondisi untuk 5 Tahun ke Depan Tabel 9 Peta Persaingan 5 Tahun ke Depan Kekuatan Persaingan di antara perusahaan yang bersaing Ancaman potensi pengembangan produk pengganti Ancaman masuknya pesaing baru Daya tawar dari konsumen Daya tawar dari pemasok Tingkat Tinggi Tinggi Tinggi Lemah Cukup Tinggi Peramalan kondisi persaingan industri PT Komputer di atas dilakukan secara kualitatif dengan melihat perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun, baik dari jumlah mahasiswa secara keseluruhan yang semakin meningkat, jumlah tenaga pengajar tetap Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 171

16 yang semakin banyak, maupun pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang semakin pesat di berbagai propinsi di Indonesia. Usulan Strategi Keunggulan Bersaing PT Komputer harus memilih strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan semakin meningkat di antara PT Komputer yang ada. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus diferensiasi. Pada situasi persaingan di masa mendatang, PT Komputer yang ada di Pulau Jawa harus berfokus pada target pasar yang berada di Pulau Jawa karena diperkirakan di masa mendatang PT Komputer di luar Pulau Jawa akan semakin meningkat. Selain melakukan strategi fokus, PT Komputer juga harus melakukan strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi dapat digunakan karena tingkat kebutuhan konsumen akan produk yang lebih bervariasi semakin tinggi sehingga PT Komputer dapat mencapai keunggulan kompetitif. PT Komputer harus mampu melakukan diferensiasi pada produk yang ditawarkannya. Untuk melakukan diferensiasi tersebut, terdapat beberapa atribut diferensiasi yang harus diperhatikan, yaitu diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran, dan diferensiasi citra. Diferensiasi produk yang dapat dilakukan oleh PT Komputer adalah dengan menciptakan program peminatan baru yang merupakan pengembangan program studi yang sudah ada. Diferensiasi pelayanan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas layanan terhadap mahasiswa, misalnya dengan menciptakan sistem pembelajaran secara on-line atau dengan memberikan fasilitas yang dapat mendukung proses perkuliahan. Diferensiasi personel dilakukan dengan cara mempekerjakan orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka, khususnya tenaga pengajar. Diferensiasi saluran dapat dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan perusahaan agar para lulusan PT Komputer dapat disalurkan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Diferensiasi citra yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan citra yang berbeda dari pesaingnya. PT Komputer harus mampu menghasilkan lulusan yang terbaik sehingga membentuk citra yang baik di masyarakat. Usulan Model Uji Keunggulan Bersaing Berdasarkan struktur industri, frame work competitive advantage dan tantangan PT Komputer, dikembangkan model competitive advantage untuk industri jasa pendidikan tinggi komputer di Indonesia serta untuk tingkat lembaga (perguruan tinggi). Model itu merupakan model uji yang perlu diteliti lebih lanjut. 1. Model Competitive Advantage Perguruan Tinggi Komputer Berdasarkan frame-work competitive advantage, ditekankan pada faktor Value Created Relative to Competitor, yaitu kemampuan memberikan benefit dan efisiensi biaya yang lebih baik dibandingkan kompetitor. 172 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

17 Paradigma atau model keterkaitan masing-masing faktor dengan tingkat employability, seperti gambar di bawah ini. Quality of academic atmosphere Curriculum & Teaching Materials Teaching/Learning Process Employability Quality of academic management & services Ratio & distributing entrance Gambar 8 Model Employability Perguruan Tinggi Komputer 2. Model Competitive Advantage Industri Jasa Pendidikan Komputer Paradigma atau model keterkaitan masing-masing faktor dengan tingkat employability, seperti gambar di bawah ini. Strategi produk Employability Ratio & distributing entrance Competitive advantage level Cost structure On time delivery Gambar 9 Model Competititive Advantage PT Komputer PENUTUP Kondisi persaingan diantara PT Komputer saat ini semakin tinggi. Perseteruan diantara perguruan tinggi yang bersaing semakin meningkat disebabkan oleh semakin banyaknya perguruan tinggi baru yang didirikan akhir-akhir ini dan pada tahun mendatang. Hal tersebut juga menyebabkan potensi pengembangan produk pengganti Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 173

18 semakin tinggi karena perguruan tinggi tersebut akan menjadi pesaing yang memiliki keunggulan yang berbeda-beda, seperti program peminatan yang semakin beragam. Namun, kekuatan menawar perguruan tinggi komputer akan semakin lemah terhadap konsumennya. Hal itu karena semakin banyaknya PT Komputer yang berdiri dengan menawarkan ragam PS yang berbeda sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Kekuatan menawar PT Komputer terhadap tenaga pengajar tetap akan semakin kuat karena semakin banyaknya pemasok yang berasal dari para lulusan PT Komputer pada tahun sebelumnya. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus diferensiasi. Pada situasi persaingan di masa mendatang, PT Komputer di Pulau Jawa harus berfokus pada target pasar yang berada di Pulau Jawa karena diperkirakan di masa mendatang PT Komputer di luar Pulau Jawa akan semakin meningkat. Semakin meningkatnya jumlah PT Komputer di luar Pulau Jawa akan menyebabkan semakin berkurangnya target pasar PT Komputer yang ada di Pulau Jawa. Selain melakukan strategi fokus, PT Komputer juga harus melakukan strategi diferensiasi agar mampu bertahan pada kondisi persaingan yang semakin tinggi di masa mendatang. Strategi diferensiasi dapat digunakan karena tingkat kebutuhan konsumen akan produk yang lebih bervariasi semakin tinggi sehingga PT Komputer dapat mencapai keunggulan kompetitif. PT Komputer harus mampu melakukan diferensiasi pada produk yang ditawarkannya. Untuk melakukan diferensiasi tersebut, terdapat beberapa atribut diferensiasi yang harus diperhatikan, yaitu diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran, dan diferensiasi citra. Berdasarkan struktur industri, frame work competitive advantage dan tantangan PT Komputer yang telah dijelaskan, maka akan dikembangkan model competitive advantage untuk industri jasa pendidikan tinggi komputer di Indonesia serta untuk tingkat lembaga (perguruan tinggi). Model itu merupakan model uji yang perlu diteliti lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Bina Nusantara. 2003/2004. Jakarta.. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Bina Nusantara. 2004/2005. Jakarta.. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Tarumanagara. 2003/2004. Jakarta.. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Tarumanagara. 2004/2005. Jakarta. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 174 INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004:

19 Biro Pusat Statistik Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia Jakarta Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia Jakarta Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia Jakarta. Cravens, David W Pemasaran Strategis. Edisi Keempat. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. David, Fred R Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: Prenhallindo. Hunger, D. and Thomas L. Wheelen Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 1. Jakarta: Prenhallindo Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 2. Jakarta: Prenhallindo. Porter, Michael E Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta: Erlangga Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Binarupa Aksara. Prabowo, Harjanto Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional. APTIKOM. Jakarta. Purnama, Lingga Strategic Marketing Plan: Panduan Lengkap dan Praktis Penyusunan Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Robinson, Pearce Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Umar, Husein Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Analisis Struktur Persaingan Industri (Harjanto Prabowo; dkk) 175

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997)

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997) Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter (Five Forces) Analisis ini menggunakan teori Michael Porter mengenai 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi perusahaan dalam dunia bisnis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING

BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING A. Strategi Keunggulan Bersaing Penulis menguraikan beberapa teori tentang Strategi Keunggulan Bersaing yang telah dikemukakan oleh tokoh terkenal. Hal ini sangat penting

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa

PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa PENGUATAN KELEMBAGAAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH (STUDI KASUS DI MIM PK WIROGUNAN) Liana Mangifera, Muzakar Isa ABSTRAK MI Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Desa Wirogunan Kecamatan Kartasura Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada abad ke-21 telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia juga semakin banyak. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan kecil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA BAB 2 TELAAH PUSTAKA Sumber informasi mengenai strategi bersaing telah banyak tersedia, meski begitu sebagian besar dari sumber tersebut tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KARAKTERISTIK KEKUATAN PERSAINGAN PORTER TERHADAP KINERJA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Robertus Sidartawan 1

ANALISA PENGARUH KARAKTERISTIK KEKUATAN PERSAINGAN PORTER TERHADAP KINERJA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Robertus Sidartawan 1 Robertus Sidartawan, Jurnal ROTOR, Volume 4 Nomor1, Januari 2011 16 ANALISA PENGARUH KARAKTERISTIK KEKUATAN PERSAINGAN PORTER TERHADAP KINERJA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Robertus Sidartawan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Menganalisis lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis. kita dapat menggunakan analisis SWOT.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Menganalisis lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis. kita dapat menggunakan analisis SWOT. BAB II LANDASAN TEORI A. Menganalisis lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis 1. Analisis SWOT Faktor utama yang perlu kita fahami dalam membangun keunggulan bersaing adalah pesaing. Dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR

Lebih terperinci

3 Strategi-Strategi Perusahaan

3 Strategi-Strategi Perusahaan Information System Strategic Design 3 Strategi-Strategi Perusahaan Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Tingkatan Strategi Di perusahaan-perusahaan terdiversifikasi,

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : restoran yang sudah ada sebelumnya di Kota Bandung.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : restoran yang sudah ada sebelumnya di Kota Bandung. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab 5, maka penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Unsur pembentuk keunggulan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

ANALISIS GENERIC STRATEGY MODEL MICHAEL PORTER PADA PT. CAHAYA MURNI BORNEO TIMUR UNTUK MENENTUKAN PILIHAN STRATEGI DI BALIKPAPAN

ANALISIS GENERIC STRATEGY MODEL MICHAEL PORTER PADA PT. CAHAYA MURNI BORNEO TIMUR UNTUK MENENTUKAN PILIHAN STRATEGI DI BALIKPAPAN ANALISIS GENERIC STRATEGY MODEL MICHAEL PORTER PADA PT. CAHAYA MURNI BORNEO TIMUR UNTUK MENENTUKAN PILIHAN STRATEGI DI BALIKPAPAN Oleh: Syahril H dan Bachtiar Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Tjiptono (2002, p3) istilah Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategeia yang artinya seni atau ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator

Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator Solikin, M.T STMIK AMIK Bandung Falahah Sekolah Bisnis dan Manajemen, ITBI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas. dunia perdagangan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas. dunia perdagangan pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas. dunia perdagangan pemasaran secara otornatis akan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Selain itu kondsi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES

ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES AGORA Vol. 3, No.1, (2015) 736 ANALISIS STRATEGI PADA PERUSAHAAN PLASTIK DENGAN PORTER FIVE FORCES Paskalino Jimmy Foris dan Ronny H. Mustamu. Program Manajemen Bsinis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bantuan dan rahmat-nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bantuan dan rahmat-nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bantuan dan rahmat-nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Setelah memperoleh bekal pendidikan selama masa perkuliahan,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 68 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari analisis yang telah dilakukan penulis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Posisi Bimbingan Belajar Active Smart dalam peta SWOT berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global yang sangat kompetitif, menuntut setiap individu untuk selalu berfikir dan bertindak kreatif, inovatif yang dilakukan secara professional

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar bebas pada era abad ke 21 ini mengakibatkan persaingan sudah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar bebas pada era abad ke 21 ini mengakibatkan persaingan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin meningkat seiring dengan berlakunya sistem pasar bebas pada era abad ke 21 ini mengakibatkan persaingan sudah sangat kompetitif

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love.

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love. Modul ke: IMC 2 Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si Red tulips are associated with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif beberapa tahun terakhir ini menunjukkan berkembangan yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penjualan mobil baru

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN BANDI bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 IMPLEMENTASI STRATEGI BERSAING, PEMASARAN PELAYANAN KESEHATAN Sesi 3 bandi.staff.fe.uns.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DALAM MENCIPTAKAN SRATEGI BISNIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PT. ELECTRONIC INDONESIA

ANALISIS SWOT DALAM MENCIPTAKAN SRATEGI BISNIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PT. ELECTRONIC INDONESIA ANALISIS SWOT DALAM MENCIPTAKAN SRATEGI BISNIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PT. ELECTRONIC INDONESIA Williamto Siwu Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat 11530

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SAMSUNG GALAXY YOUNG S 6310 (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Ditandai dengan. berkurangnya keluhan (complaint). Dalam memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Ditandai dengan. berkurangnya keluhan (complaint). Dalam memperoleh kepuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasai ini persaingan bisnis semakin ketat. Dengan semakin ketatnya persaingan perusahaan dituntuk untuk memaksimalkan, mewujudkan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB6. SIMPU LAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: a. Posisi strategik

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panduan dalam sebuah bisnis dan strategi pemasaran (Cravens, 1996). Pasar selalu

BAB I PENDAHULUAN. panduan dalam sebuah bisnis dan strategi pemasaran (Cravens, 1996). Pasar selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengetahuan mengenai pasar dan keunggulan bersaing merupakan panduan dalam sebuah bisnis dan strategi pemasaran (Cravens, 1996). Pasar selalu bertambah kompleks,berturbulensi

Lebih terperinci

Perencanaan Strategi Pemasaran (Studi Kasus : STIKOM Bali)

Perencanaan Strategi Pemasaran (Studi Kasus : STIKOM Bali) 120 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Perencanaan Strategi Pemasaran (Studi Kasus : STIKOM Bali) I Wayan Kayun Suawastika Sistem Informasi STIKOM Bali Jl. Raya Puputan no 86 Renon - Denpasar e-mail: kayun_suwastika@yahoo.com

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Pada PT. HIMALAYA EVEREST JAYA Umum 1. Sejarah (company profile) terbentuknya PT. HIMALAYA EVEREST JAYA. 2. Struktur organisasi PT. HIMALAYA EVEREST JAYA, berikut

Lebih terperinci

Menangkan Persaingan dengan Business Intelligent

Menangkan Persaingan dengan Business Intelligent Menangkan Persaingan dengan Business Intelligent Posted by Target Pembaca : Silvi Eka Susanty -Mahasiswaa Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya- : Pihak Eksekutif/Manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam lingkungan bisnis saat ini semakin ketat, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk meningkatkan jumlah konsumen di pasar

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara PEMETAAN STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU) PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DI PT. MAHA KERAMINDO PERKASA

Universitas Bina Nusantara PEMETAAN STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU) PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DI PT. MAHA KERAMINDO PERKASA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Ganjil 2004/2005 PEMETAAN STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU) PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

S E M I N A R M A N A J E M E N SAP 6 : DINAMIKA LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGELOLAAN DAN KINERJA ORGANISASI

S E M I N A R M A N A J E M E N SAP 6 : DINAMIKA LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGELOLAAN DAN KINERJA ORGANISASI S E M I N A R M A N A J E M E N SAP 6 : DINAMIKA LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGELOLAAN DAN KINERJA ORGANISASI Oleh: I GEDE ANGGA PRASETYA BANDEM 1515251155 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM Analisis Lingkungan Industri Five Competitive Forces by Michael E. Porter (Model 5 Kekuatan Persaingan) Porter s Five Competitive Forces/Model

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju perkembangan suatu rumah tangga perusahaan dalam rangka pembangunan bangsa ditentukan oleh kemampuan investasi, mutu produksi, efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan 94 BAB. VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam empat perspektif kemudian merubahnya menjadi tindakan yang lebih

Lebih terperinci

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN UNTUK PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

STRATEGI PEMASARAN UNTUK PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA STRATEGI PEMASARAN UNTUK PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA Dessy Ambarsari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Madiun email: dessy.ambarsari@yahoo.com ABSTRACT This article aim to examine the marketing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsepsi Pemasaran Pengertian dari pemasaran menurut Philip Kotler (Kotler 2006: 6) dibagi menjadi dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi sosial lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING

ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING SKRIPSI Oleh Emier Arya Pratama 1100015565 Email : emierarya@gmail.com Rezki Ramadhansyah - 1100024804 Email

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. 71 DAFTAR PUSTAKA Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. and Emory, C.E., 1992. Business Research Methods, 2 nd Edition, Richard D. Irwin. Inc. David,

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT. Mind Mapping Anaysis. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

ACCOUNT MANAGEMENT. Mind Mapping Anaysis. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: Mind Mapping Anaysis SUHENDRA, S.E., M.Ikom Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id 1. Analisis Competitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL Hana Mareta Rachmawati 1*, Ahmad Juang Pratama 1 1 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Proses merumuskan strategi melibatkan beberapa konsep teoritis yang menyampaikan informasi mengenai objek dan berperan sebagai dasar yang umum dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN PERSAINGAN BISNIS RITEL MODERN DI PEKANBARU (SEBAGAI SUATU FORMULASI STRATEGI BERSAING) Kasmiruddin 1

ANALISIS KEKUATAN PERSAINGAN BISNIS RITEL MODERN DI PEKANBARU (SEBAGAI SUATU FORMULASI STRATEGI BERSAING) Kasmiruddin 1 ANALISIS KEKUATAN PERSAINGAN BISNIS RITEL MODERN DI PEKANBARU (SEBAGAI SUATU FORMULASI STRATEGI BERSAING) Kasmiruddin 1 ABSTRACT Currently the retail industry presence in Pekanbaru has shown its peak,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22), manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci