BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT GTU adalah salah satu perusahaan pembuat ban di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 1951 dengan memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda. Selanjutnya perusahaan berkembang memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga pada tahun Awal tahun 90-an, Perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk. Pada saat ini PT. GTU mengoperasikan 5 pabrik ban dan ban dalam untuk memproduksi ban radial, ban bias dan ban sepeda motor, serta 2 pabrik yang memproduksi kain ban dan SBR (Styrene Butadiene Rubber) yang terkait dengan fasilitas produksi ban. Kelima pabrik ban dan pabrik kain ban ini berlokasi di Tangerang, sekitar 30 kilometer disebelah barat Jakarta. Sedangkan pabrik SBR berlokasi di komplek Industri Kimia di Merak, Banten, sekitar 90 km disebelah barat Jakarta. 31

2 Urutan sejarah singkat PT GTU berdasarkan tahun adalah sebagai berikut : PT GTU didirikan untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda Persetujuan bantuan teknik ditandatangani dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor Perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Company, Jepang PT GTU Tbk terdaftar di Bursa Efek Jakarta and Surabaya PT GTU Tbk mengakuisisi GT Petrochem Industries, sebuah produsen kain ban (TC) dan benang nilon Perusahaan mulai memproduksi secara komersial ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan PT GTU Tbk mengakuisisi Langgeng Baja Pratama (LBP), produsen kawat baja PT GTU Tbk mengakuisisi Meshindo Alloy Wheel Corporation, produsen velg aluminium terbesar kedua di Indonesia. PT GT Petrochem Industries, anak

3 33 perusahaan PT GTU Tbk, memperluas lingkup operasinya dengan memproduksi karet sintetis, etilena glikol, benang poliester dan serat poliester Perusahaan membuat perjanjian produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah perusahaan manufaktur ban terkemuka yang berbasis di Finlandia, untuk memproduksi beberapa jenis ban mobil penumpang, termasuk ban untuk musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia PT GTU Tbk menyelesaikan restrukturisasinya karena timbulnya krisis keuangan Asia, yang memungkinkan Perusahaan untuk menurunkan beban hutangnya lebih dari US$ 200 juta dan mengkonversi hutang ke FRN Selesainya restrukturisasi Perusahaan dengan terlaksananya dekonsolidasi laporan keuangan Perusahaan dengan PT GT Petrochem Industries dan pada saat bersamaan mengakuisisi aset TC and SBR. - Divestasi saham Langgeng Bajapratama yang merupakan produsen kawat baja. - Dimulainya perjanjian off-take dengan Michelin yang mana PT. GTU akan memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga tahun Peluncuran gerai-gerai TireZone.

4 Perusahaan menerbitkan Obligasi Global senilai US$ 325 juta. Dana hasil dari obligasi tersebut digunakan untuk membeli kembali sejumlah wesel bayar dan untuk membiayai ekspansi perusahaan. - Divestasi saham Meshindo Alloy Wheel yang merupakan produsen velg aluminium. - Dimulainya produksi ban untuk Michelin melalui program off-take PT GTU Tbk menerima penghargaan "Best Managed Company in Indonesia" dari Euromoney Magazine Tambahan dana sebesar US$ 95 juta berasal dari penawaran tambahan obligasi global untuk membiayai ekspansi yang sedang berjalan dan untuk pengeluaran modal guna membiayai riset dan pengembangan produk baru. Perusahaan juga kembali memasuki pasar modal dengan melakukan emisi saham dengan perbandingan 10:1 4.2 Bahan Baku Secara umum, semua perusahaan produsen ban menggunakan bahan baku utama bernama Compound yang merupakan hasil formulasi antara karet mentah ( karet alam maupun sintetis ) dengan bahan-bahan kimia penyusun karet lainnya. Berikut ini adalah bahan-bahan penyusun sesuai dengan kategori dan fungsinya sebagai pembentuk compound :

5 35 1. Bahan pemvulkanisasi ( vulcanizing agent ) Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada karet yang membentuk ikatan silang antar molekul karet. Bahan pemvulkanisasi paling umum digunakan adalah belerang ( soluble sulphur ). 2. Bahan pencepat ( Accelerator ) Adalah senyawa-senyawa kimia yang apabila ditambahkan pada kompon karet sebelum proses vulkanisasi akan mempercepat proses vulkanisasi. Yang sering digunakan adalah jenis aldehis amin, guanidine, thiazol, sulfenamida dan golongan senyawa lainnya. 3. Bahan penggiat ( Activator ) Adalah bahan kimia ( ZnO, Asam Stearat/bahan anti lengket ) yang dapat meningkatkan proses vulkanisasi, sehingga produk karet yang dihasilkan memiliki sifat fisis dan kimiawi yang lebih stabil. 4. Anti Oksidan / Anti Degradan Penambahan anti oksidan pada kompon karet akan menghambat kerusakan karet karena oksidasi, sinar matahari, dan ozon. Karet tanpa anti oksidan akan mudah teroksidasi sehingga menjadi lunak kemudian lengket dan akhirnya menjadi keras dan retak-retak (aging). 5. Bahan Pengisi ( Filler ) Adalah bahan yang berfungsi untuk mengubah atau memperbaiki sifat fisis barang jadi karet, seperti daya tahan terhadap gesekan, irisan. 6. Bahan Pelunak ( Softener )

6 36 Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, ester, dsb. 7. Bahan bahan khusus lainnya. 4.3 Proses Produksi dan Permesinan Dalam proses produksi ban, perusahaan menggunakan mesin mesin dengan teknologi mutakhir yang memiliki berbagai macam fitur dan instrumen. Komponen dan instrumen tersebut membutuhkan suplai listrik maupun angin. Kebutuhan akan angin ini dipenuhi oleh mesin kompressor. Output angin digunakan di area produksi dan beberapa area lain dan ditujukan untuk hal hal berikut : - Sebagai penggerak sistem pneumatic mesin mesin - Sebagai sumber energi untuk instrumen mesin - Sebagai sumber penggerak komponen mesin - Sebagai sarana cleaning/pembersihan yang membutuhkan angin bertekanan - Sebagai pelengkap sarana di luar area produksi, seperti untuk pengisian ban ban di area perusahaan. Terhentinya sumber energi angin bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Karena itu harus ada jaminan ketersediaan angin selama 24 sehari agar produksi tetap lancar.

7 Mesin Kompresor Sistem Rotary Screw Di PT. GTU terdapat beragam jenis mesin kompresor dengan spesifikasi dan merk yang berbeda. Hal ini terjadi karena kebutuhan produksi dan keputusan manajemen disamping juga karena faktor teknologi mesin tersebut. Jenis dan type mesin kompresor yang ada di PT. GTU adalah sebagai berikut : 1) Compressor Atlas Copco type GR 1520 W Merk Kapasitas E.M Power Made in Jumlah di PT. GTU : Atlas Copco : 19 m 3 / min : 200 KW : Belgia : 8 unit 2) Compressor IR type C70031MX3 Merk Kapasitas E.M Power Made in Jumlah di PT. GTU : Ingersoll Rand : 5117,44 m 3 / h : 700 HP : USA : 16 unit 3) Compressor Cooper type TA 3000 Merk Kapasitas E.M Power : Cooper : 3650 m 3 / h : 450 HP

8 38 Made in Jumlah di PT. GTU : USA : 8 unit 4) Compressor IHI type TA 26 Merk Kapasitas E.M Power Made in Jumlah di PT. GTU : IHI : 3800 m 3 / h : 470 KW : Jepang : 8 unit Di PT. GTU terdapat 6 plant yang khusus untuk mesin mesin utility atau pemasok suplai energi bagi proses produksi. Seperti energi steam, air, angin, listrik dan N2. Plant Utility terpisah dengan departemen produksi. Sistem kerja compressor Atlas Copco berbeda dengan sistem kerja merk lainnya karena Compressor Atlas Copco menggunakan sistem rotary Screw dalam memperoleh atau merubah masukan angin menjadi angin bertekanan. Kelemahan sistem ini adalah bercampurnya oli dengan udara yang masuk. Udara awal disaring terlebih dahulu oleh air filter, lalu udara ini kemudian bercampur dengan oli di komponen screw. Aliran angin + oli ini kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya, yang kemudian menghasilkan angin bertekanan yang berbeda, antara angin LP dan angin HP.

9 39 Gambar. 4.1 Compressor Atlas Copco Type GR 1520 W Sedangkan untuk skema urutan sistem kerja dari Compressor Atlas Copco yaitu aliran angin dan oli dalam mesin, digambarkan dalam skema berikut :

10 40 Gambar. 4.2 Sistem Kerja Compressor Atlas Copco Type GR 1520 W Skema Diagram urutan sistem kerja dari Compressor Atlas Copco yaitu aliran angin dan oli dalam mesin, secara sederhana digambarkan dalam skema berikut :

11 41 Gambar. 4.3 Diagram Sederhana Sistem Kerja Atlas Copco Type GR 1520 W 4.5 Pengumpulan Data Data kerusakan dan atau permintaan perbaikan dari pihak Operator kepada pihak engineering melalui EJO (Engineering Job Order) dikumpulkan sebagai

12 42 data untuk penelitian ini. History data yang diambil adalah data antara januari 2011 hingga januari Data kerusakan mesin diperoleh juga dari data Work Order Oracle, MTTR maupun Catatan Perbaikan Mesin periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2011 yang direcord dalam sistem informasi terpadu, Eam Oracle. Semua data ini nantinya akan digabung dan dipadukan sehingga menghasilkan fakta lapangan sebagai sumber perhitungan perhitungan. Dalam sistem oracle juga bisa diperoleh informasi tentang daftar karyawan/tenaga kerja, jumlah material/spare part, biaya material dan jumlah jam kerjanya. Sedangkan EJO merupakan form manual yang dibuat oleh pihak operator sebagai informasi kepada pihak engineering bahwa ada kerusakan mesin yang membutuhkan penanganan Data Kerusakan Data kerusakan mesin khususnya pada komponen filter ini ditandai dengan matinya mesin kompresor karena tekanan oli meningkat yang nilainya di luar batas operasi mesin, sehingga secara otomatis mesin akan mati. Penyumbatan dalam filter oli ini kemudian ditangani oleh pihak engineering dengan cara menggantinya dengan filter yang baru. Berikut adalah data kerusakan dan perbaikan serta penggantian filter oli, periode Januari 2011 hingga Desember 2011.

13 43 Tabel. 4.1 Data Perbaikan dan Penggantian Filter Oli kompresor No. No. Mesin No. EJO/WO Bulan Waktu Pelaksanaan Perbaikan (menit) Jumlah Filter yang diganti Jumlah Pelaksana (orang) 1 ACU.09 ACU/002/01/11 Januari ACU.08 ACU/004/01/11 Januari ACU.11 ACU/008/01/11 Januari ACU.10 ACU/001/02/11 Februari ACU.09 ACU/003/02/11 Februari ACU.11 ACU/006/02/11 Februari ACU.08 ACU/001/03/11 Maret ACU.10 ACU/003/03/11 Maret ACU.09 ACU/004/03/11 Maret ACU.11 ACU/001/04/11 April ACU.08 ACU/002/04/11 April ACU.10 ACU/004/04/11 April ACU.09 ACU/007/04/11 April ACU.08 ACU/002/05/11 Mei ACU.10 ACU/005/05/11 Mei ACU.11 ACU/006/05/11 Mei ACU.09 ACU/002/06/11 Juni ACU.10 ACU/003/06/11 Juni ACU.11 ACU/004/06/11 Juni ACU.08 ACU/006/06/11 Juni ACU.10 ACU/001/07/11 Juli ACU.09 ACU/003/07/11 Juli ACU.11 ACU/002/08/11 Agustus ACU.08 ACU/004/08/11 Agustus ACU.10 ACU/007/08/11 Agustus ACU.09 ACU/002/09/11 September ACU.08 ACU/007/09/11 September ACU.11 ACU/003/10/11 Oktober ACU.10 ACU/005/10/11 Oktober ACU.09 ACU/002/11/11 Oktober ACU.08 ACU/005/11/11 November ACU.11 ACU/006/11/11 November ACU.10 ACU/008/11/11 November ACU.08 ACU/012/11/11 November ACU.09 ACU/001/12/11 Desember ACU.11 ACU/002/12/11 Desember ACU.10 ACU/004/12/11 Desember ACU.08 ACU/007/12/11 Desember Total

14 Dari data tabel di atas, rincian kerusakan dan penggantian per mesin adalah sebagai berikut : 44 Tabel. 4.2 Data Perbaikan dan Penggantian Filter Oli kompresor Per Mesin No. No. Mesin Total Stop Total Waktu Perbaikan (menit) Total Filter yang diganti Jumlah Pelaksana (Orang) 1 ACU ACU ACU ACU TOTAL Dari data tabel di atas, dapat diperoleh data rincian sebagai berikut : Total waktu perbaikan dalam jam : 2660/60 = 44 jam 20 menit Dalam pelaksanaan penggantian filter oli, pasti terjadi terbuangnya oli karena filter oli lama menampung kurang lebih 2 4 liter oli di dalamnya. Di sini diasumsikan rata rata terbuangnya oli dalam satu kali penggantian filter adalah 3 liter. Tabel. 4.3 Data Oli yang ikut terbuang saat penggantian Filter Oli No. No. Mesin Total Stop dan Penggantian Filter Total Oli yang Terbuang (liter) 1 ACU ACU ACU ACU TOTAL

15 Analisa Kerugian Data kerusakan mesin dan penggantian filter oli selama Januari 2011 hingga Desember 2011 memberikan angka angka yang kemudian dikonversi ke dalam nilau mata uang, dimana penggantian ini masuk ke dalam komponen modal/biaya produksi secara keseluruhan. Dari data costing diperoleh data bahwa untuk harga : Filter Oli Compressor Atlas Copco Oli Compressor Atlas Copco merk Giolube : Rp ,- / 1 pcs : Rp ,- / 1 liter Untuk biaya tenaga kerja, karena karyawan pelaksana berbeda beda dan dengan upah yang berbeda pula, maka asumsi rata rata biaya tenaga kerja perjam adalah Rp ,- / 1 orang. Jadi dari data tabel dan keterangan harga harga di atas, dapat diperoleh jumlah biaya total dalam pelaksanaan perbaikan dan penggantian filter oli selama Januari 2011 sampai Desember 2011 (1 tahun) adalah sebagai berikut : 1) Biaya Penggantian Spare Part Filter Oli : Total : Jumlah Filter Total x Harga Filter Baru : 114 x Rp = Rp (per tahun untuk 4 Mesin) Selama 1 tahun, biaya untuk pengadaan dan penggantian Filter Oli adalah Rp untuk 4 mesin. Jadi : Biaya Filter oli untuk 1 mesin selama setahun adalah : Rp / 4 = Rp ( per mesin per tahun ) Biaya Filter oli untuk 1 mesin selama sebulan adalah : Rp / 12 = Rp (per mesin per bulan)

16 46 2) Biaya Penggantian Oli yang Terbuang : Total : Jumlah Total Oli x Harga Oli Per Liter :114 (liter) x Rp = Rp (per tahun untuk 4 mesin) Selama 1 tahun, biaya untuk pengadaan dan penggantian Oli adalah Rp untuk 4 mesin. Jadi : Biaya ganti oli untuk 1 mesin selama setahun adalah : Rp / 4 = Rp ( per mesin per tahun ) Biaya ganti oli untuk 1 mesin selama sebulan adalah : Rp / 12 = Rp (per mesin per bulan) 3) Biaya Tenaga Kerja : Total : Jumlah Tenaga Kerja x Upah per Jam x Waktu Pelaksanaan (jam) Dari data tabel di atas diperoleh waktu pelaksanaan selama menit. Jika dikonverikan dalam satuan jam = 2660/60 = 44 jam 20 Menit. Dengan melakukan pembulatan ke atas maka diperoleh waktu total perbaikan selama 1 tahun adalah : 45 jam Total : 76 (orang) x Rp (Rp/jam) x 45 (jam) = Rp per tahun untuk 4 mesin Selama 1 tahun, biaya tenaga kerja untuk pengadaan dan penggantian Oli adalah Rp untuk 4 mesin. Jadi : Biaya tenga kerja untuk 1 mesin selama setahun adalah :

17 47 Rp / 4 = Rp ( per orang per mesin per tahun ) Biaya tenga kerja untuk 1 mesin selama sebulan adalah : Rp / 12 = Rp (per orang per mesin per bulan) Dari ke 3 komponen biaya di atas, maka jika digabungkan akan memiliki total biaya dalam pelaksanaan perbaikan dan penggantian filter oleh sebagai berikut : Total Biaya Spare Part + Total Biaya Ganti Oli + Total Biaya Tenaga kerja = Rp Rp Rp = Rp per tahun (untuk 1 Plant) Jumlah total biaya ini hanya berlaku untuk Utility Plant A yang memiliki 4 mesin Compressor Atlas Copco. Penelitian ini tidak mengambil data dari Utility Plant B yang memiliki Compressor Atlas Copco dengan jumlah yang sama dengan Plant A yaitu 4 mesin, maka jika diasumsikan total kerusakan dan penggantian filter oli ini mempunya biaya keseluruhan bagi beban perusahaan adalah : 2 (plant) x (Total Biaya Spare Part + Total Biaya Ganti Oli + Total Biaya Tenaga kerja) = 2 x Rp = Rp per tahun = Rp per bulan

18 48 4) Kerugian Stop Mesin Compressor terhadap Jumlah Target Produksi : Dengan adanya strategy manajamen khususnya di departemen Utility PT. GTU yang salah satunya adalah menjaga berlangsungnya proses produksi selama 24 jam, maka mesin mesin penghasil energy sudah disediakan mesin cadangannya yang sewaktu waktu membackup manakala terjadi kekurangan suplai energi. Untuk kompressor sendir, khususnya merk Atlas Copco, sudah ada mesin cadangan yang siap dioperasikan manakal dibutuhkan. Jadi misalnya mesin yang sedang operasi ACU.08, ACU.10 dan ACU.11 maka jika terjadi kerusakan pada mesin ACU.10, mesin ACU.09 bisa diopersikan dan bisa menangani kebutuhan energi angin untuk produksi. Namun ada kalanya mesin spare tidak bisa beroperasi normal di saat mesin lain mengalami kerusakan, misalnya saat mesin yang sedang operasi ACU.08, ACU.10 dan ACU.11 kemudian terjadi kerusakan pada mesin ACU.11 dan yang seharusnya mengcover adalah ACU.09 tapi ternyata ACU.09 bermasalah. Hal ini menjadi penyebab terhentinya beberapa saat proses produksi. Akibatnya terjadi produk cacat atau target produksi tidak tercapai.

19 49 Tabel. 4.4 Data Cacat Produk Akibat Kekurangan Suplai Angin No. No. Mesin (Penyebab Suplai Angin Kurang) Bulan Jumlah Target Produksi per Hari (pcs) Jumlah Cacat Produk (pcs) 1 ACU.09 Januari ACU.11 Januari ACU.10 Maret ACU.08 April ACU.10 Juli ACU.09 Juli ACU.09 Oktober ACU.10 November ACU.10 Desember Total 603 Keterangan Jika dikonversikan ke dalam nilai uang, maka : Harga Rata Rata per 1 ban = Rp Maka selama 1 tahun jumlah kerugian cacat produksi akibat kekurangan pasokan angina adalah : : Total Jumlah Ban Cacat x Harga Ban : 603 x = Rp ,- Atau Rp per bulan. 4.6 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menganalisa berdasarkan fakta lapangan. Data yang diolah adalah data bulan Januari 2011 sampai dengan data bulan Desember Dari data data ini diperolah sumber sumber informasi yang

20 50 menjadi input dalam pengembangan dan perbaikan fungsi kompresor khususnya komponen filter oli. Dari data yang diperolah maka dilakukan analaisa : 1) Penyebab utama kerusakan mesin. Penyebab ini nantinya akan dianalisa sehingga diperoleh gambaran kerusakan umum yang mempengaruhi terhadap kinerja kompresor khusunya komponen filter oli. 2) Menghitung total kerugian dan juga total biaya yang berhubungan dengan kerusakan dan penanganan mesin kompresor ini. 3) Melakukan analisa keefektifan mesin secara menyeluruh dengan menggunakan alat ukur overall equipment effectiveness ( OEE ) Sebab Sebab Kerusakan Mesin Setelah dianalisa secara langsung, bahwa sebab sebab utama kerusakan mesin khususnya komponen filter secara umum adalah sebagai berikut : Udara yang bercampur dengan oli secara langsung Filter Oli yang tidak dapat dicleaning dan sistem sekali pakai Filter angin tidak bisa menyaring kotoran secara penuh Kondisi lingkungan yang kotor dan berdebu Dari ke empat faktor diatas, maka diperoleh alternatif alternatif untuk mengatasinya, yaitu : Udara yang bercampur dengan oli sudah tidak bisa ditawar tawar dan tidak ada alternatif lagi karena hal ini merupakan sistem kerja utama kompresor jenis rotary screw

21 51 Filter oli bawaan/standar Compressor Atlas Copco diganti dengan filter yang bisa dipakai ulang (reusable) dengan cara dicleaning dengan cairan tertentu sehingga bisa bersih seperti baru. Filter lama yang tidak bisa dibongkar, diganti dengan sebuah sistem filter dimana filter element bisa diganti dan dibersihkan saja dan bisa dipasang kembali. Alternatif untuk modifikasi filter angin sebagai penyaring pertama dari angin yang masuk, juga sudah tidak bisa dilakukan lagi, karena kerapatan filter angin yang masuk sudah merupakan standar pabrikan. Jika kerapatan filter ini dirapatkan lagi, maka akan mengakibatkan suplai input angin berkurang dan filter angin cepat rusak. Kondisi ruangan kompresor yang berdebu karena berada di pinggir jalan, sudah diatasi dengan memasang plat besi setinggi 3 meter di sepanjang pagar bangunan di sisi jalan raya. Sehingga udara kotor tidak langsung menuju ruang kompresor Menghitung Total Kerugian Dari data perhitungan kerugian yang sudah paparkan di atas, maka bisa dirangkum beberapa kerugian akibat rusaknya komponen filter oli. Jumlah kerugian ini didapatkan dari data selama 1 tahun, sehingga data yang ditampilkan adalah data kerugian untuk 1 tahun. Satuan kerugian dari kerusakan ini adalah dalam satuan mata uang (Rupiah), jumlah cacat produk (pcs) dan satuan Waktu (jam).

22 52 1) Biaya Penggantian Spare Part Filter Oli : Rp ) Biaya Penggantian Oli yang Terbuang : Rp ) Biaya Tenaga Kerja : Rp ) Jumlah Cacat Produk : 603 pcs ban 5) Total Rupiah Cacat Produk : Rp ) Total Waktu Perbaikan : 44 jam 20 menit Menggunakan alat ukur overall equipment effectiveness ( OEE ) Penggunaan tool alat ukur overall equipment effectiveness ( OEE ) akan dijabarkan di BAB selanjutnya karena hasil dari pengembangan sistem filter baru akan ditampilan juga keuntungan keuntungan baik dalam jumlah satuan uang maupun waktu sehingga bisa diketahui nilai persentasi efektifitas dari modifikasi filter ini.

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Modifikasi Filter Oli Dari data data yang ada di BAB sebelumnya, sudah bisa diketahui bahwa kerusakan mesin khususnya komponen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perjalanan menuju perusahaan yang dewasa membutuhkan landasan yang kuat. Jika pada tahun 2012 PT Gajah Tunggal Tbk telah merayakan 61 tahun perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil. komoditas perkebunan karet ke beberapa negara.

BAB I PENDAHULUAN. karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil. komoditas perkebunan karet ke beberapa negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil komoditas perkebunan karet ke beberapa negara. Karet merupakan

Lebih terperinci

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah PT Gajah Tunggal tbk. Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa. dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa. dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Brief History 1951 PT Gajah Tunggal didirikan untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda. PT Gajah Tunggal was established to produce and distribute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermotor telah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk menjalini aktifitas. mempersingkat jarak dan waktu tempuh untuk sampai ke tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bermotor telah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk menjalini aktifitas. mempersingkat jarak dan waktu tempuh untuk sampai ke tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diera moderen sekarang ini kebutuhan akan kendaraan bermotor telah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk menjalini aktifitas. Dalam menjalini aktifitas membutuhkan alat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Gajah Tunggal, Tbk PT. Gajah tunggal, Tbk merupakan perusahaan dalam lingkungan Gajah Tunggal grup. pada uumnya dalam hal pengelolaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kendaraan bermotor dan alat transportasi yang diproduksi di Indonesia, semakin banyak pula jumlah spare part yang diproduksi sebagai pengganti komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan produsen karet nomor dua terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (2,97 juta ton).

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE. Pendirian Perusahaan. Establishment

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE. Pendirian Perusahaan. Establishment PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE Pendirian Perusahaan Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan tumbuh menjadi produsen ban terpadu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan permukaan jalan. Seiring berkembangnya jenis-jenis

Lebih terperinci

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI Lieke Riadi PUSAT STUDI LINGKUNGAN, JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Jl. RAYA KALIRUNGKUT,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan peneliti untuk

BAB IV PEMBAHASAN. dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan peneliti untuk BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan peneliti

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR PENGARUH PENDINGINAN TERHADAP WAKTU DAN SHRINKAGE PADA PEMBUATAN RUBBER ENGINE MOUNTING DENGAN BAHAN CAMPURAN KARET ALAM DAN STYRENE BUTADIENE RUBBER (SBR) Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Lebih dari 20 tahun, PT Gajah Tunggal Tbk sebagai produsen ban kendaraan bermotor (PMDN) telah sadar untuk membangun teknologi yang solid dan mandiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua di dunia setelah Thailand. Produksi karet alam Indonesia tahun 2007 mencapai 2,55 juta ton dengan luas lahan perkebunan

Lebih terperinci

1. BAB II 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. BAB II 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. BAB II 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Perusahaan Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk. Memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan bertumbuh menjadi produsen ban terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis. (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.

BAB I PENDAHULUAN. utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis. (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya. Pada dasarnya karet bisa

Lebih terperinci

KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI

KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI Nofi Erni Dosen Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta nofi.erni@indonusa.ac.id Abstrak Tulisan ini merupakan hasil studi pustaka dalam rangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. 5. Keuntungan 3 tahun terakhir? Tahun. Net Income per Tahun (dalam juta) 2007 Rp Rp Rp 175.

LAMPIRAN WAWANCARA. 5. Keuntungan 3 tahun terakhir? Tahun. Net Income per Tahun (dalam juta) 2007 Rp Rp Rp 175. L1 LAMPIRAN WAWANCARA PT. Multistrada Arah Sarana (kantor perwakilan Jakarta) Alamat: WISMA ACHILLES, Jl. Raya Panjang No. 29, Kedoya Utara, Jakarta Barat Tanggal : 27 September 2010 Dengan Bpk. Glen Marketing

Lebih terperinci

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY PENULISAN ILMIAH Arief Wibowo 21411117 Teknik Mesin Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST,. MT. PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY Latar Belakang Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik di laksanakan di PT. Hino Motor Sales Indonesia Tangerang, perusahaan ini bergerak dalam bidang Sales, Service, Spare parts

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bridgestone Tire Indonesia, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk ban. Agar perusahaan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Balakang Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Laju perkembangan industri Otomotif masyarakat Indonesia saat ini relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi pasar bebas masyarakat ekonomi Asean pada 2015, pabrikan komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi lebih kompetitif,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan:

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan: BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan: Perusahaan XYZ adalah inisial perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi Ban Mobil ( Ligth Ttruck, Off The Road, Truck and Bus,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke tiga di dunia setelah Thailand dan Malaysia. Karet spesifikasi teknis (Technically Specified Rubber)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA Presentasi dalam Rapat Kerja Tahunan Kementerian Perdagangan Indonesia Jakarta, 20 Februari 2017 Gajah Tunggal Saat Ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1 ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1 Ir Naryono 1, Lukman budiono 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

Ir. Imam Syafril, MT NIP

Ir. Imam Syafril, MT NIP Disusun Oleh : Genta Arias 2308 030 084 Ade Irza Pristiandana 2308 030 086 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT NIP. 19570819 198601 1 001 Styrene Monomer Styrene Monomer (SM) adalah suatu senyawa monomer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan komposit partikel ijuk bermatrik karet dan menghitung jumlah komposisi kimia pendukungnya serta mengetahui

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. XYZ Disusun oleh : Nama : Dadan Dani NPM : 30407223 Pembimbing

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, manusia senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam yang ada di Indonesia digunakan dalam berbagai hal, seperti: sumber energi (bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan. jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang mudah rusak saat

BAB I PENDAHULUAN. indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan. jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang mudah rusak saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini jalan cor/semen mulai banyak digunakan di indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Produksi karet alam Indonesia sekitar ton di tahun 2011 dan

BAB I. PENDAHULUAN. Produksi karet alam Indonesia sekitar ton di tahun 2011 dan BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produksi karet alam Indonesia sekitar 3.088.000 ton di tahun 2011 dan diekspor ke luar negeri dengan berbagai tipe dan grade adalah sekitar 2.555.739 ton atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Federal Motor merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor Honda. Pada 1990 PT Federal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha, perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan industri yang semakin pesat ini, setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kepuasan dan menjaga kepercayaan konsumennya. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat. Ditambah lagi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Pelaksanaan Retrofit Jika merujuk pada tabel 5.4 data pencapaian target tahun 2010 tertulis bahwa target kerusakan mesin yang

Lebih terperinci

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA Pada bab yang ketiga ini akan membahas mengenai daya saing industi otomotif Indonesia. Daya saing ini akan dilihat dari sisi kekuatan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses mastikasi dan penggilingan karet mempengaruhi dispersi carbon black,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 54

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 54 BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 54 tanggal 24 Agustus 1951 dari Raden Meester Soewandi, SH,notaries

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pengendalian kualitas pada perusahaan manufaktur sangat diperlukan. Perusahaan harus menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar dapat diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Pelumas berkembang dengan pesatnya, terutama setelah pemerintah membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan produknya di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia otomotif saat ini yang kian tumbuh pesat sehingga menjadikan persaingan diantara produsen otomotif semakin ketat dalam menciptakan

Lebih terperinci

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi METODE PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan luas perairan 5,8 juta kilometer persegi dan garis pantai 50 ribu mil kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan luas perairan 5,8 juta kilometer persegi dan garis pantai 50 ribu mil kedua 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan luas perairan 5,8 juta kilometer persegi dan garis pantai 50 ribu mil kedua terpanjang di dunia, Indonesia merupakan lahan subur bagi rumput laut. Di perairan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK. PT. INDO ACIDATAMA Tbk. UNIT ETHYL ACETATE (UNIT 500) KARANGANYAR. dengan TUGAS KHUSUS NERACA MASSA TOTAL DAN KOMPONEN DA-502

LAPORAN KERJA PRAKTEK. PT. INDO ACIDATAMA Tbk. UNIT ETHYL ACETATE (UNIT 500) KARANGANYAR. dengan TUGAS KHUSUS NERACA MASSA TOTAL DAN KOMPONEN DA-502 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. INDO ACIDATAMA Tbk. UNIT ETHYL ACETATE (UNIT 500) KARANGANYAR dengan TUGAS KHUSUS NERACA MASSA TOTAL DAN KOMPONEN DA-502 Disusun Oleh : Panji Prawidya NIM : 021070002 PROGRAM

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG II. PARA PIHAK

LATAR BELAKANG II. PARA PIHAK PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 09/KPPU-Pat//V/2017 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI) KCM CORPORATION. OLEH HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY CO. LTD I. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. utama semen berkualitas dan terbesar kedua di Indonesia. Jasa PT Sumber

BAB IV PEMBAHASAN. utama semen berkualitas dan terbesar kedua di Indonesia. Jasa PT Sumber BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penggolongan PT Sumber Kencana Ekpressindo merupakan perusahaan yang mengirimkan atau mendistribusikan semen tiga roda dari PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Perusahaan tersebut

Lebih terperinci

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM PENEMPATAN TANKI PADA KENDARAAN BAGIAN-BAGIAN TANKI DAN NAMA KOMPONEN ALUR LAJU BAHAN BAKAR MOTOR

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga Pemakaian Pelumas Rekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Pelumas : campuran base oil (bahan dasar pelumas) p ( p ) dan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN

PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RIKI HENDARTO NIM : D 200 080 063 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan Jepang atas Amerika Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Toyota Auto Body - Tokai Extrusion merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi komponen kendaraan dengan bahan baku utama karet dan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI BELERANG TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN ASPAL

PENGARUH KOMPOSISI BELERANG TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN ASPAL Pengaruh Komposisi Belerang terhadap Kekerasan dan Keausan (Purboputro) PENGARUH KOMPOSISI BELERANG TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN ASPAL Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Impor September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Perkembangan Ekspor Impor September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 66/11/52 Th. VII, 16 Oktober 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nilai kumulatif ekspor barang non tambang tahun 2017 meningkat lebih dari 100% dibandingkan dengan nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Saat ini Asia menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1.Data Umum Perusahaan PT. IRC Inoac Indonesia Rubber Goods Division, merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Gajah Tunggal Group Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional maka Mail Prosessing Center selanjutnya disingkat MPC adalah. pengantaran kiriman pos secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. internasional maka Mail Prosessing Center selanjutnya disingkat MPC adalah. pengantaran kiriman pos secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT POS Indonesia adalah perusahan jasa dibidang layanan pos yang merupakan sebuah badan usaha milik negara. Dalam menjalankan fungsi pengorganisasian, pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK Oleh: Teguh Sunyoto 2107 030 027 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEngSC PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kebutuhan energy di Indonesia merupakan masalah yang serius dalam kehidupan manusia.energy merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena

Lebih terperinci

Artificial Photosynthesis : Energi Masa Depan

Artificial Photosynthesis : Energi Masa Depan Artificial Photosynthesis : Energi Masa Depan Artikel oleh Intan Prameswari (27109054) Jakarta adalah salah satu kota dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis). Lateks alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KARET ALAM DIBANDING KARET SINTETIS. Oleh Administrator Senin, 23 September :16

KEUNGGULAN KARET ALAM DIBANDING KARET SINTETIS. Oleh Administrator Senin, 23 September :16 Karet alam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya dalam perekonomin Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Kompaki Amin Bjaya didirikan oleh Pak Aminuddin di jl. Aluminium Raya Gg. Banten No. 30 Tanjung Mulia - Medan pada Tahun 2004. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL

PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL 1 PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk. PUBLIC EXPOSE 27 Juni 2008 HOTEL EQUATOR Jl. Pakis Argosari 47 Surabaya 2 PENGANTAR Untuk menjalin komunikasi antara Perseroan dengan para pelaku pasar modal, maka

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci